• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III SOSIALISASI DAN PENYEBARAN INFORMASI A. Objek Sosialisasi

PENGAWASAN METER ARUS BBM, TANGKI UKUR MOBIL DAN POMPA UKUR BBM

C. Pelaksanaan 1. Persiapan

Sebelum melaksanakan kegiatan pengawasan, harus dilakukan rapat persiapan untuk membahas teknis pelaksanaan pengawasan, antara lain:

b. Pembagian tugas anggota tim; c. Metode Pengawasan; dan d. Persiapan lainnya Petugas pengawas harus:

a. Menyiapkan kelengkapan administrasi, antara lain: 1) Surat Pemberitahuan Kegiatan Pengawasan

Surat pemberitahuan kegiatan pengawasan dibuat oleh Direktorat Metrologi ditujukan kepada kepala dinas yang membidangi perdagangan untuk memberitahukan akan dilaksanakan kegiatan pengawasan di wilayahnya. Surat pemberitahuan tersebut ditembuskan kepada Kepala BPH Migas.

Pengiriman surat pemberitahuan pengawasan paling lambat 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan. Konfirmasi dengan dinas dapat dilakukan 1 (satu) hari setelah surat pemberitahuan dikirim agar dapat menyiapkan petugas pendamping yang bertanggungjawab atau memahami kegiatan pengawasan.

2) Surat Perintah Tugas

Surat Perintah Tugas dibuat oleh atasan masing-masing (para pihak) dengan catatan dalam Surat Perintah Tugas petugas metrologi dicantumkan pembiayaan dibebankan kepada BPH Migas. Surat Perintah Tugas berisikan keterangan identitas petugas, tujuan pengawasan dan waktu pelaksanaan kegiatan secara lengkap. Bila terjadi penggantian petugas, maka perlu dibuatkan Surat Perintah Tugas baru. Format Surat Perintah Tugas sebagaimana tercantum dalam Lampiran I.

b. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan

Peralatan dan perlengkapan disiapkan oleh para pihak, antara lain:

1) Tanda pengenal pegawai;

Pemakaian Tanda Pengenal Pegawai dimaksudkan untuk mengetahui identitas seorang pegawai.

2) Pakaian seragam dinas;

Pemakaian seragam dinas dimaksudkan untuk menunjukkan identitas sebagai Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas. Seragam dinas dipakai sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dalam ketentuan yang berlaku;

3) Peralatan yang diperlukan sesuai dengan objek yang diawasi;

4) Formulir cerapan sebagaimana tercantum dalam Lampiran II; 5) Formulir berita acara hasil pengawasan sebagaimana

tercantum dalam Lampiran III; 6) Buku catatan;

7) Sarana transportasi; 8) Sarana dokumentasi; 2. Pelaksanaan Pengawasan

a. Tata Cara Pengawasan

1) Ketua Tim Pengawas menunjukan surat tugas kepada pemilik/pengguna UTTP.

2) Ketua Tim Pengawas memperkenalkan anggota tim. 3) Menjelaskan maksud dan tujuan pengawasan.

a) Menjelaskan secara ringkas kepada pemilik/pengguna UTTP tentang tujuan pengawasan.

b) Menjelaskan dasar hukum kegiatan pengawasan. c) Menyampaikan agenda pengawasan yang telah disusun

sebelumnya, antara lain melakukan pemeriksaan dan pengujian UTTP.

b. Pengumpulan data dan informasi UTTP, dilakukan dengan berbagai cara yaitu melalui tanya jawab, menyalin/mengcopy dokumen Surat Keterangan Hasil Pengujian (SKHP), data teknis UTTP atau data lainnya, merekam audio atau video serta melakukan dokumentasi melalui foto.

c. Melakukan pengawasan berdasarkan kewenangan UU Migas, antara lain: …

d. Melakukan pemeriksaan terhadap penggunaan UTTP, untuk memastikan kebenaran peruntukan UTTP dan cara penggunaan UTTP dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Memeriksa UTTP yang ditempatkan atau digunakan sesuai

dengan peruntukannya.

2) Memeriksa penggunaan UTTP yang setelah dilakukan perbaikan atau perubahan yang dapat mempengaruhi volume atau penunjukkannya, yang sebelum dipakai kembali telah disahkan oleh pegawai yang berhak;

3) Memeriksa bahwa UTTP tidak mempunyai tanda khusus yang memungkinkan orang menentukan takaran menurut dasar dan sebutan selain yang dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan (memeriksa satuan ukuran dan tanda atau keterangan lainnya yang informatif);

4) Memeriksa bahwa UTTP tidak dipasang alat ukur, alat penunjuk, atau alat lainnya sebagai tambahan pada UTTP yang sudah ditera atau yang sudah ditera ulang (memeriksa alat tambahan yang dapat mempengaruhi sifat ukurnya); 5) Memeriksa bahwa UTTP digunakan dengan cara atau

dalam kedudukan yang sesuai dengan seharusnya; 6) Memeriksa bahwa UTTP yang digunakan untuk mengukur,

atau menakar tidak melebihi kapasitas maksimum; dan/ atau

7) Memeriksa bahwa UTTP yang digunakan untuk mengukur, menakar atau menentukan ukuran tidak kurang daripada batas terendah yang ditentukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

e. Melakukan pemeriksaan tanda tera, untuk memastikan UTTP yang digunakan telah bertanda tera sah yang berlaku atau disertai surat keterangan tertulis pengganti tanda sah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Memeriksa masa berlaku tanda tera;

2) Memeriksa keutuhan segel jaminan pada alat justir dan badan hitung;

3) Memeriksa letak tanda tera pada: a) Meter Arus BBM, pada: - Badan Hitung

- Badan Ukur - Alat Justir

b) Tangki Ukur Mobil, pada: - Plat Nominal TUM - Index penunjuk - Chasis

- Katup penyerahan c) Pompa Ukur BBM, pada: - Badan Hitung

- Badan Ukur - Alat Justir

f. Melakukan pengujian terhadap kebenaran ukuran atau takaran, dilakukan melalui pengujian kebenaran penunjukan

UTTP atau kebenaran hasil pengukuran atau penakaran UTTP dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Lakukan pengujian untuk mengetahui kebenaran penunjukan UTTP dengan berpedoman pada syarat teknis sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

2) Lakukan kegiatan ukur ulang untuk mengetahui kebenaran hasil pengukuran atau penakaran UTTP.

a) Meter arus BBM

• Tidak dilakukan pengujian ulang terhadap Meter Arus BBM tetapi dilakukan pemeriksaan SKHP dan tanda tera.

• Pengujian ulang dapat dilakukan apabila Meter Arus BBM melakukan pengisian pada Tangki Ukur Mobil di lokasi pengisian BBM.

b) Tangki Ukur Mobil

• Tidak dilakukan pengujian ukur ulang terhadap Tangki Ukur Mobil tetapi dilakukan pemeriksaan SKHP, tanda tera dan pengukuran fisik dengan menggunakan meter saku dan tongkat duga.

• Catat hasil pengukuran fisik dalam Cerapan;

• Bandingkan hasil pengukuran dengan SKHP, apabila: - Hasil pengukuran sesuai dengan SKHP, maka Tangki

Ukur Mobil tersebut masih dalam keadaan normal; c) Pompa Ukur BBM

• Dilakukan pengujian ulang menggunakan bejana ukur standar kapasitas 20 L dengan kecepatan alir operasional (ambient) sebanyak 3 (tiga) kali pengujian;

• Perhatikan penunjukan indikator/badan hitung, harga dan totalisator komulatif;

• Catat hasil pengujian pada Cerapan Pengawasan Pompa Ukur BBM (Lampiran…);

• Hitung hasil pengujian, apabila:

- kesalahan penunjukan (E) = -0,5% ≤ E ≤ +0,5%, maka Pompa Ukur BBM tersebut masih dalam keadaan normal;

- kesalahan penunjukan (E) = +0,5% ≤ E ≤ +1,0% tetapi tidak ditemukan adanya alat tambahan yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran, maka Pompa Ukur BBM disegel, dibuatkan berita acara, dan kepada pemilik (pengelola SPBU) diberikan peringatan keras serta dilarang mempergunakan UTTP tersebut untuk transaksi, sebelum ditera ulang;

- kesalahan penunjukan (E) = E < -0,5%, maka Pompa Ukur BBM disegel, dibuatkan berita acara, dan kepada pemilik (pengelola SPBU) disarankan untuk segera dilakukan tera ulang;

- kesalahan penunjukan (E) = +0,5% ≤ E ≤ +1,0% tetapi diketahui dipasang alat tambahan yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran, maka Pompa Ukur BBM disegel, dibuatkan berita acara, dan petugas pengawas wajib melakukan penyidikan;

- kesalahan penunjukan (E) = E > +1,0% baik ditemukan alat tambahan maupun tidak, maka Pompa Ukur BBM disegel, dibuatkan berita acara, dan petugas pengawas wajib melakukan penyidikan.

D. Evaluasi

1. Evaluasi terhadap hasil pengawasan dilaksanakan secara bersama-sama oleh para pihak paling sedikit 1 (satu) kali pada bulan Desember setiap tahun dan apabila diperlukan dapat dilakukan sewaktu-waktu.

2. Evaluasi hasil pengawasan membahas hal-hal sebagai berikut: a. Temuan hasil pengawasan yang sedang ditangani;

b. hambatan dan persoalan yang dihadapi pada saat pelaksanaan kegiatan pengawasan;

c. Sampai sejauh mana penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan;

d. Penyimpangan atau penyalahgunaan penggunaan Meter Arus BBM, Pompa Ukur BBM dan Tangki Ukur Mobil.

3. Evaluasi terhadap hasil pengawasan digunakan sebagai salah satu dasar untuk menentukan kebijakan dalam pendistribusian BBM dan penanganan penggunaan Meter Arus BBM, Pompa Ukur BBM dan Tangki Ukur Mobil dan pengawasan tahun berikutnya.

BAB III

Dokumen terkait