• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN KERJA

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan kebutuhan pokok yang sangat diperlukan oleh masyarakat, sehingga ketersediaannya akan berpengaruh terhadap kestabilan dan keamanan perekonomian di dalam negeri. Oleh karena itu pemerintah menganggap penting untuk menjaga ketersediaan dan pendistribusiannya sampai ke masyarakat. Hingga saat ini masih sering terdengar keluhan, baik dari pelaku usaha maupun konsumen terkait kuantitas BBM yang diterima. Sebagai contoh, pemilik/pengelola SPBU sering mengeluhkan kurangnya BBM yang diterima dari Tangki Ukur Mobil (TUM), sedangkan di kalangan masyarakat pengguna kendaraan sering mengeluhkan tidak sesuainya (kurang) jumlah BBM yang mereka terima.

Oleh karena itu, pemerintah perlu menyiapkan suatu sistem pengawasan yang efisien dan efektif agar dapat mendeteksi penyalahgunaan penggunaan alat-alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya (UTTP) dalam hal ini Meter Arus BBM, Tangki Ukur Mobil dan Pompa Ukur BBM oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Metrologi Legal merupakan kegiatan yang bertujuan untuk melindungi kepentingan umum dalam hal jaminan kebenaran hasil pengukuran serta ketertiban dan kepastian hukum dalam pemakaian satuan ukuran, standar satuan, metode pengukuran dan UTTP.

Pengawasan Meter Arus BBM, Tangki Ukur Mobil dan Pompa Ukur BBM merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melindungi konsumen dan pelaku usaha terhadap pemakaian, penggunaan, dan pemanfaatannya yang tidak sesuai dengan ketentuan.

Peningkatan pengawasan Meter Arus BBM, Tangki Ukur Mobil dan Pompa Ukur BBM merupakan salah satu langkah guna mewujudkan kepastian hukum di bidang pendistribusian BBM dan metrologi legal melalui penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi dengan Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia Nomor ... dan Nomor ... tentang Pengawasan Alat-alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya yang digunakan dalam Pendistribusian Bahan Bakar Minyak. Dalam rangka menindaklanjuti nota kesepahaman tersebut selanjutnya disusun Pedoman Kerja.

B. Dasar

1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Nomor, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor );

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821);

3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4152);

4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5512); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1985 tentang Wajib dan Pembebasan Untuk Ditera dan/atau Ditera Ulang Serta Syarat-Syarat Bagi Alat-Alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3283); 7. Peraturan Pemerintah No. 67 Tahun 2002 Tentang Badan Pengatur

Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 414 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5308); 8. Peraturan Pemerintah No.36 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha

Hilir Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 214, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4436) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor …, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4996);

9. Keputusan Presiden No. 86 Tahun 2002 Tentang Pembentukan Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak Dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5300);

10. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 24);

11. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 25);

12. Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 399); 13. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 08/M-DAG/PER/3/2010

Tentang Alat-alat Ukur Takar Timbang dan Perlengkapannya; 14. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 71/M-DAG/

PER/103/2014 Tentang Pengawasan Alat-alat Ukur Takar Timbang dan Perlengkapannya, Barang Dalam Keadaan Terbungkus dan Satuan Ukuran;

15. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Perubahan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Kegiatan Penyaluran Bahan Bakar Minyak;

16. Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri No. 37 Tahun 2010 Tentang Syarat Teknis Meter Arus Volumetrik;

17. Keputusan Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen No. 134 Tahun 2015 Tentang Meter Bahan Bakar Minyak dan Pompa Ukur Elpiji;

18. Peraturan BPH Migas No. 6 Tahun 2015 Tentang Penyaluran Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus penugasan Kepada Wilayah Yang Belum Terdapat Penyalur.

C. Maksud dan Tujuan 1. Maksud

Maksud Pedoman Kerja ini adalah untuk menindaklanjuti Nota Kesepahaman antara Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi dengan Direkorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dalam rangka melaksanakan kegiatan pengawasan Alat-alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya yang digunakan dalam pendistribusian bahan bakar minyak.

2. Tujuan

Tujuan Pedoman Kerja ini adalah sebagai acuan antara Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi dengan Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dalam rangka melaksanakan kegiatan pengawasan Alat-alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya yang digunakan dalam pendistribusian bahan bakar minyak.

D. Ruang Lingkup

Pengawasan UTTP yang digunakan dalam pendistribusian BBM, dilakukan terhadap:

1. Meter Arus BBM 2. Tangki Ukur Mobil 3. Pompa Ukur BBM E. Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai yaitu:

1. Penggunaan UTTP sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

2. Meminimalisir penyimpangan dan penyalahgunaan Meter Arus BBM, Pompa Ukur BBM dan Tangki Ukur Mobil; serta

3. Terlindunginya konsumen atau produsen dalam pendistribusian bahan bakar minyak.

F. Asas Pengawasan

1. Asas kepastian hukum

Adalah meletakkan hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar dalam setiap kebijakan dan pengendalian di bidang pengawasan.

2. Asas tercapainya tujuan

Adalah pengawasan harus ditujukan ke arah tercapainya tujuan, yaitu dengan mengadakan perbaikan (koreksi) untuk menghindarkan penyimpangan-penyimpangan/deviasi dari perencanaan

3. Asas pengawasan terhadap masa depan

Adalah pengawasan yang efektif harus ditujukan ke arah pencegahan penyimpangan perencanan yang akan terjadi baik pada waktu sekarang maupun masa yang akan datang

4. Asas tindakan

Adalah pengawasan dapat dilakukan apabila ada ukuran-ukuran untuk mengoreksi penyimpangan-penyimpangan rencana, organisasi dan pelaksanaan

5. Asas akuntabel dan transparan

Adalah pelaksanaan kegiatan pengawasan harus dapat dipertanggungjawabkan dan terbuka kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

G. Tata Urut

BAB I PENDAHULUAN

Dokumen terkait