• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja di

1. Syarat dan Jumlah Peserta yang Diikutsertakan Dalam Program Jamsostek.

Sebagai syarat pekerja yang diikutkan program jamsostek adalah mereka yang telah lulus dalam masa percobaan atau masa training, jumlah yang diikutkan program jamsostek saat ini sejumlah 92 orang, kecuali mereka yang sedang dalam masa percobaan.

Pekerja tetap adalah pekerja yang diberikan upah tetap setiap bulannya, tidak tergantung dari jumlah pekerjaan yang telah diselesaikan. Pekerja staf adalah karyawan yang diberikan upah tetap setiap bulannya, yang tugasnya mengatur dan mengawasi pekerja borongan dan pekerja harian baik dalam kegiatan produksi maupun kedisiplinannya.

Bila dikaitkan dengan Pasal 2 ayat (3) Peraturan Pemerintah nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jamsostek yang menetapkan bahwa pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 (sepuluh) orang atau lebih, atau membayar upah paling sedikit Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah) sebulan, wajib mengikut sertakan tenaga kerjanya dalam program Jamsostek. PT Widya Duta Grafika Surakarta sudah mengikutsertakan seluruh pekerjanya dalam program Jamsostek sedangkan untuk program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan sudah diselenggarakan sendiri, namun belum sesuai dengan Pasal 2 ayat (4) Peraturan Pemerintah nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jamsostek, karena yang ditanggung hanya para pekerja, untuk keluarga pekerja tidak ditanggung oleh perusahaan. Sehingga hal ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Jamsostek terutama Pasal 2 ayat (4) tentang Persyaratan Kepesertaan.

2. Pembayaran Iuran

Besarnya iuran program Jamsostek di PT. Widya Duta Grafika Surakarta adalah sebagai berikut:

commit to user

5) Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) yang rincian besarnya iuran

berdasarkan kelompok jenis usaha, adalah sebagai berikut :

Kelompok I : 0,24 % (nol koma dua puluh empat persen) dari

upah sebulan;

Kelompok II : 0,54 % (nol koma lima puluh empat persen) dari

upah sebulan;

Kelompok III : 0, 89 % (nol koma delapan puluh sembilan persen) dari upah sebulan;

Kelompok IV : 1,27 % (satu koma dua puluh tujuh persen) dari

upah sebulan;

Kelompok V : 1,74 % (satu koma tujuh puluh empat persen) dari

upah sebulan;

PT. Widya Duta Grafika Surakarta merupakan perusahaan yang bergerak dibidang penerbitan dan percetakan sehingga masuk dalam golongan kelompok III dengan pembayaran premi sebesar 0, 89 % (nol koma delapan puluh sembilan persen) dari upah sebulan.

6) Jaminan Hari Tua (JHT) sebesar 5,70% (lima koma tujuh puluh

persen) dari upah sebulan, sebesar 3,70% (tiga koma tujuh puluh persen) ditanggung oleh Pengusaha dan 2% (dua persen) ditanggung oleh tenaga kerja;

7) Jaminan Kematian (JKM) sebesar 0,30% (nol koma tiga puluh persen) dari upah sebulan;

Dasar perhitungan iuran Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) dari upah sebulan setinggi-tingginya Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah). Perbedaan besarnya iuran Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi tenaga kerja yang sudah berkeluarga dan yang belum berkeluarga dimaksudkan agar ada keseimbangan antara kewajiban pengusaha dan pelayanan yang diberikan kepada tenaga kerja itu sendiri.

commit to user

Dalam hal pembayaran iuran peserta program Jamsostek, prosedur yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah :

a. Iuran lanjutan wajib dibayar perusahaan setiap bulan paling lambat tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya, dengan melampirkan :

1) Formulir Jamsostek 2 bila tidak terjadi perubahan upah dan jumlah tenaga kerja maupun tertanggung peserta JPK.

2) Formulir Jamsostek 2 dan Formulir Jamsostek 2a serta Formulir Jamsostek pendukung lainnya bila terjadi perubahan upah, tenaga kerja maupun tertanggung peserta JPK.

b. PT Jamsostek (Persero) wajib memberitahukan atau mengingatkan

perusahaan secara tertulis, paling lambat 7 (tujuh) hari setelah :

1) Batas akhir pembayaran iuran bagi perusahaan belum memenuhi kewajibannya.

2) Perusahaan membayar iuran, tetapi terdapat kekurangan atau

kelebihan iuran.

c. Pengusaha wajib menyelesaikan kekurangan atau kelebihan iuran dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah diterimanya pemberitahuan dari PT Jamsostek (Persero), selambat-lambatnya bersamaan dengan pembayaran iuran bulan berikutnya.

d. Pengusaha wajib membayar iuran setiap bulan secara berurutan, apabila tidak berurutan PT Jamsostek (Persero) dapat memperhitungkan sebagian atau seluruh iuran pada bulan berikutnya untuk melunasi iuran yang belum dibayarkan atau kekurangan iuran bulan sebelumnya. e. Iuran Jaminan Hari Tua dan hasil pengembangannya baru dapat dirinci

dan dihitung serta dimasukkan dalam akun individu masing-masing peserta setelah iuran yang dibayarkan jumlahnya/ besarnya sama dengan rincian iuran tenaga kerja (Formulir Jamsostek 2a).

f. Iuran dan atau kekurangan iuran yang belum dibayarkan oleh

perusahaan dikenakan denda sesuai ketentuan yang berlaku dan merupakan piutang PT Jamsostek (Persero) kepada perusahaan yang bersangkutan.

commit to user

Dalam hal pengusaha menunggak iuran 1 (satu) bulan maka :

a. Pengusaha wajib membayar terlebih dahulu jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian yang menjadi hak tenaga kerja.

b. Pengusaha wajib memberikan terlebih dahulu pelayanan pemeliharaan kesehatan kepada tenaga kerja.

c. Badan Penyelenggara akan mengganti jaminan yang menjadi hak

tenaga kerja kepada pengusaha sesuai dengan ketentuan yang berlaku setelah pengusaha membayar seluruh tunggakan iuran beserta dendanya.

d. Permintaan penggantian jaminan yang menjadi hak tenaga kerja oleh pengusaha kepada Badan Penyelenggara sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu), tidak boleh melebihi jangka waktu 3 (tiga) bulan.

e. Badan Penyelenggara wajib membayar penggantian jaminan

sebagaimana dimaksud pada angka 4 (empat) paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak dokumen pendukung dinyatakan lengkap.

D. Hambatan yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan Program Jamsostek Sudah menjadi kodrat, bahwa manusia itu berkeluarga dan berkewajiban menanggung keluarganya. Oleh karenanya, kesejahteraan yang dikembangkan bukan hanya bagi tenaga kerja sendiri, tetapi juga bagi keluarganya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti luas, yang harus tetap terpelihara termasuk pada saat tenaga kerja kehilangan sebagian atau seluruh penghasilannya sebagai akibat terjadinya resiko – resiko sosial antara lain kecelakaan kerja, sakit, meninggal dunia, dan hari tua.

Salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya adalah melalui program jaminan sosial tenaga kerja, yaitu jaminan yang menjadi hak tenaga kerja berbentuk tunjangan berupa uang, pelayanan dan pengobatan yang merupakan pengganti penghasilan yang hilang atau berkurang sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, meninggal dunia dan menganggur.

commit to user

Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Pasal 2 ayat (3) menetapkan bahwa : Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 (sepuluh) orang atau lebih, atau membayar upah paling sedikit Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) sebulan, wajib mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

PT. Widya Duta Grafika Surakarta sebagai salah satu perusahaan swasta yang telah memenuhi syarat yang telah ditentukan, dimana mempunyai pekerja sejumlah 102 telah ikut dalam Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja, namun dalam pelaksanaan program tersebut masih ada beberapa hambatan yang dialami oleh perusahaan dan pekerja sebagai peserta jamsostek.

Menurut klarifikasi data yang penulis peroleh dari Ibu Ike Dhanik ( Manager Persediaan dan Keuangan PT. Widya Duta Grafika Surakarta yang menangani program Jamsostek di perusahaan ) hambatan-hambatan tersebut antara lain :

1. Sebagian pekerja kurang mengerti akan hak-haknya sehingga

menimbulkan keterlambatan administrasi.

2. Transportasi dari tempat kecelakaan kerja ke rumah sakit, selama ini hanya menggunakan kendaraan yang seadanya dan kurang selalu siap ditempat setiap saat, yang memungkinkan tambah parahnya korban kecelakaan. Kecelakaan kerja yang tidak dapat diduga, tidak memungkinkan untuk menyediakan transportasi yang layak atau sesuai sehingga ketika kecelakaan kerja terjadi, transportasi yang digunakan selama ini hanya menggunakan kendaraan yang seadanya yang berada di lokasi kejadian.

commit to user

59 BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan mengkaji bab kesatu sampai bab ketiga dan berpijak pada rumusan masalah, maka dapat diambil kesimpulan :

1. Pengaturan dan prosedur Jaminan Sosial Tenaga Kerja di PT Widya Duta Grafika Surakarta selain berpedoman pada Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek beserta Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jamsostek, PT Widya Duta Grafika Surakarta juga mengaturnya di dalam Peraturan Perusahaan PT. Widya duta Grafika Surakarta, yaitu pada BAB VII tentang Kesejahteraan Karyawan, Pasal 22 tentang Perawatan dan Pengobatan dan Pasal 23 tentang Jamsostek. Dalam hal pendaftaran peserta program jamsostek, prosedur yang harus dilakukan perusahaan adalah :

d. Pengusaha mengisi dan menyampaikan formulir Jamsostek : 1, 1a, 1b dan 1c kepada PT Jamsostek. Formulir Jamsostek 1 mengenai Pendaftaran Perusahaan, memuat antara lain nama Perusahaan, bentuk Badan Hukum, jenis usaha utama, jumlah tenaga kerja, jumlah upah, program yang diikuti dan sebagainya. Formulir Jamsostek 1a untuk pendaftaran tenaga kerja. Formulir Jamsostek 1b untuk pendaftaran susunan keluarga. Formulir Jamsostek 1c untuk daftar tenaga kerja yang keluar. Setelah formulir-formulir itu diisi oleh perusahaan dengan lengkap dan ditandatangani oleh Pimpinan perusahaan kemudian diserahkan pada PT Jamsostek. Kepesertaan dimulai sejak tanggal 1 (satu) pada bulan sebagaimana dinyatakan pada formulir Jamsostek 1 dan iuran telah dibayar secara lunas. e. PT Jamsostek (Persero) menerbitkan Sertifikat Kepesertaan Perusahaan,

Kartu Peserta dan Kartu Pemeliharaan Kesehatan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah iuran dibayar lunas.

f. Dalam waktu 7 (tujuh) hari perusahaan wajib melaporkan kepada PT

commit to user

1) Penambahan tenaga kerja dan identitas tenaga kerja dan susunan keluarga tenaga kerja dengan mengisi formulir Jamsostek 1a.

2) Pengurangan tenaga kerja dengan mengisi formulir Jamsostek 1b.

2. PT Widya Duta Grafika Surakarta telah melaksanakan Program Jamsostek

yang terdiri dari :

a) Jaminan Kecelakaan Kerja; b) Jaminan Kematian;

c) Jaminan Hari Tua.

Sedangkan program pemeliharaan kesehatan untuk tenaga kerjanya, PT. Widya Duta Grafika telah menyelenggarakan sendiri namun belum sesuai dengan Pasal 2 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jamsostek yang menyebutkan bahwa pengusaha yang telah menyelenggarakan sendiri program pemeliharaan kesehatan bagi tenaga kerjanya dengan manfaat yang lebih baik dari Paket Jaminan Pemeliharaan Dasar menurut Peraturan Pemerintah ini, tidak wajib ikut dalam pelaksanaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara. Karena yang ditanggung dalam program jaminan pemeliharaan kesehatan di PT. Widya Duta Grafika Surakarta hanya para pekerja, sedangkan untuk keluarga jaminan pemeliharaan kesehatan tidak ditanggung perusahaan (Pasal 22 dan Pasal 23 Peraturan Perusahaan), maka manfaat yang didapat dari penyelenggaraan program pemeliharan kesehatan secara mandiri oleh perusahaan tersebut tidak lebih baik dari Paket Jaminan Pemeliharaan Dasar menurut Peraturan Pemerintah ini, maka sebenarnya perusahaan wajib ikut dalam pelaksanaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara, agar sesuai dengan Pasal 2 ayat (4) Peraturan Pemerintah nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jamsostek. Jaminan yang diberikan PT Jamsostek dapat mengurangi beban penaggungan biaya pengobatan yang harus dikeluarkan apabila terjadi suatu kecelakaan pada saat bekerja baik bagi korban maupun Pengusaha yang mempekerjakan korban tersebut. Jumlah jaminan juga telah disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

commit to user

3. Hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan Program Jaminan Sosial

Tenaga Kerja oleh pengusaha dan oleh pekerja adalah sebagian pekerja kurang mengerti akan hak-haknya sehingga menimbulkan keterlambatan administrasi , transportasi dari tempat kecelakaan ke rumah sakit, selama ini hanya dengan menggunakan kendaraan yang seadanya dan kurang selalu siap ditempat setiap saat,yang memungkinkan tambah parahnya korban kecelakaan.

B. Saran-saran.

Berdasarkan kesimpulan di atas dan uraian yang telah dijelaskan

sebelumnya pada bab hasil penelitian dan pembahasan, maka ada beberapa saran sederhana yang disampaikan penulis antara lain :

1. Agar dapat memberikan kemanfaatan yang lebih baik bagi peserta sebaiknya PT Widya Duta Grafika Surakarta secara rutin mengadakan pertemuan, guna mensosialisasikan / melakukan penyuluhan tentang Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Komunikasi antara PT Jamsostek, PT Widya Duta Grafika Surakarta dan para pekerja agar semua pihak khususnya para pekerja mengetahui hak-haknya dalam Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja sehingga tidak terjadi adanya suatu keterlambatan administrasi.

2. Diberikannya suatu pelatihan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) kepada seluruh pekerja di PT Widya Duta Grafika Surakarta agar bisa memperkecil jumlah kecelakaan kerja yang terjadi baik di dalam maupun di luar perusahaan ( kecelakaan lalu lintas ).

3. Agar dapat memberikan kemanfaatan yang lebih baik dan untuk lebih

mensejahterakan para pekerja dan keluarganya sebaiknya PT. Widya Duta Grafika Surakarta juga mengikutkan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan dalam paket program Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang diikuti oleh perusahaan.

commit to user

62

Abdulkadir Muhammad. 2002. Hukum Asuransi Indonesia. Bandung : Citra Aditya Bakti.

Alexander Gerard Cozzaglio. 2006. “Federal Old-Age, Survivors, And Disability Insurance Benefits”. United States Journal Code : Title 42,402. LII / Legal Information Institute : Cornell University Law School.

Darwan Prinst. 2000. Hukum Ketenagakerjaan. Bandung : Citra Aditya Bakti.

Didi Achdiyat. “Undang-undang Sistem Jaminan Sosial Nasional Dampaknya Terhadap Industri Perasuransian Nasional”. Jurnal Asuransi AAMAI, Tahun IX. No. 21-2005. Jakarta : Bidang Penelitian dan Pengembangan AAMAI.

Ibnu Suryadi. “Sistem Jaminan Sosial Tinjauan Substansi dan Implementasi”. Jurnal Asuransi AAMAI, Tahun IX. No. 21-2005. Jakarta : Bidang Penelitian dan Pengembangan AAMAI.

Johny Ibrahim. 2006. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Malang : Bayu Media Publishing.

Lalu Husni. 2005. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Lili Rasyidi dan I. B. Wiyasa Putera. 1993. Hukum Sebagai Suatu Sistem. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2002 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Peter Mahmud Marzuki. 2006. Penelitian Hukum. Jakarta : Kencana.

Philipus M. Hadjon. 1987. Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia. Surabaya : Bina Ilmu.

Redaksi Sinar Grafika. 1992. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Undang-Undang No. 3 Tahun 1992). Jakarta : Sinar Grafika.

commit to user

Rooshida Merican Binti Abdul Rahim Merican. 2010. “Employees’ Rights under the Malaysian Social Security Organisation”. Journal of Politics and Law. Vol. 3, No. 1, March 2010. Faculty of Law : Universiti Kebangsaan Malaysia

Sastrio Arismunandar. Prospek dan Tantangan Terhadap Peran Jaminan Sosial

Tenaga Kerja Dalam Melindungi dan Meneningkatkan Kesejahteraan Pekerja. http://www.hukumonline.com. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2010, pukul 21.00 WIB.

Sendjun H. Manulang. 2001. Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Indonesia.

Jakarta : Rineka Cipta.

Thoga M. Sitorus. Jaminan Sosial dan Perkembangannya. http://www.kompas.com. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2010, pukul 21.00 WIB.

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Zaeni Asyhadie. 2007. Hukum Kerja (Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan

Kerja). Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Zainal Asikin; Agusfian Wahab; Lalu Husni dan Zaeni Asyhadie. 2008. Dasar-Dasar Hukum Perburuhan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Zulaini Wahab. 2001. Dana Pensiun dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja di Indonesia. Bandung : Citra Aditya Bakti.

Dokumen terkait