commit to user
i
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA PADA
PT WIDYA DUTA GRAFIKA SURAKARTA DALAM
BIDANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
Penulisan Hukum
(Skripsi)
Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan guna
Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada
Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh
ARIFIN DWI SUSILO NIM. E1107012
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
commit to user
commit to user
iv
Nama : Arifin Dwi Susilo
NIM : E1107012
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul:
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA PADA PT WIDYA DUTA GRAFIKA SURAKARTA DALAM BIDANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar
pustaka. Apabila kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi)
dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.
Surakarta, Maret 2011
yang membuat pernyataan
Arifin Dwi Susilo
commit to user
v
ARIFIN DWI SUSILO. E1107012. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA PADA PT WIDYA DUTA GRAFIKA SURAKARTA DALAM BIDANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA. Penulisan Hukum (Skripsi). Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret. 2011
Peran serta tenaga kerja dalam pembangunan nasional semakin meningkat dengan disertai berbagai tantangan dan resiko yang dihadapinya. Oleh karena itu kepada tenaga kerja perlu diberikan perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraannya, sehingga pada gilirannya akan dapat maningkatkan produktivitas nasional.
Sudah menjadi kodrat, bahwa manusia itu berkeluarga dan berkewajiban menanggung keluarganya. Oleh karenanya, kesejahteraan yang dikembangkan bukan hanya bagi tenaga kerja sendiri, tetapi juga bagi keluarganya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti luas, yang harus tetap terpelihara termasuk pada saat tenaga kerja kehilangan sebagian atau seluruh penghasilannya sebagai akibat terjadinya resiko – resiko sosial antara lain kecelakaan kerja, sakit, meninggal dunia, dan hari tua.
Resiko-resiko sosial tersebut apabila tidak ada yang menangani, menjamin, melindungi para pekerja dari resiko-resiko tersebut pasti pekerja akan kesulitan untuk mendapatkan biaya perawatan dan pengobatannya, agar para pekerja bisa merasa lebih aman dalam melaksanakan pekerjaannya, sudah sepantasnya mereka mendapat perlindungan hukum yang memadai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaturan dan prosedur kepesertaan perlindungan hukum terhadap pekerja pada PT. Widya Duta Grafika Surakarta dalam bidang jaminan sosial tenaga kerja serta untuk mengetahui pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja oleh PT. Widya Duta Grafika Surakarta dan untuk mengetahui hambatan yang dihadapi oleh pengusaha dan tenaga kerja dalam melaksanakan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Penulisan hukum ini termasuk dalam penulisan hukum normatif yang bersifat preskriptif. Data yang diperoleh adalah wawancara, studi pustaka, informasi dari PT. Widya Duta Grafika Surakarta dan dianalisa sesuai dengan informasi dan teori-teori yang dipilih. Data ini meliputi gambaran umum lokasi penelitian, pengaturan dan prosedur kepesertaan program jamsostek yang diikuti perusahaan, pelaksanaan dan jenis program jamsostek yang diikuti perusahaan, serta hambatan yang dialami oleh pengusaha dan pekerja dalam pelaksanaan program jamsostek.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa PT Widya Duta Grafika Surakarta telah melaksanakan Program Jamsostek yang terdiri dari Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua. Sedangkan untuk Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan diselenggarakan sendiri oleh PT. Widya Duta Surakarta, sehingga pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi pekerja di PT Widya Duta Grafika Surakarta, sudah berjalan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
commit to user
vi
ARIFIN DWI SUSILO. E1107012. LEGAL PROTECTION OF WORKERS AT PT. WIDYA DUTA GRAFIKA SURAKARTA IN THE FIELD OF SOCIAL SECURITY MANPOWER. Legal Writing (Thesis). Faculty of Law, Sebelas Maret University. 2011.
The participation of labor in national development has increased along with the various challenges and risks it faces. Therefore, to the work force needs to be given protection, maintenance and improvement of their welfare, so that in turn will be able increase national productivity.
Already a nature, that man was married and is obliged to support their families. Therefore, well-being developed not only for its own workforce, but also for their families in order to improve the welfare of the community in a broad sense, which must be maintained during labor had loss some or all of their income as a result of social risks that they get from accident work, illness, death, and old age.
That if social security there is no body handle it, to guarantee, and to protect the workers from that risks, they would be difficult to get the cost of their care and treatment,so that workers can be feel more secure in his job, it’s appropriate that they get legal protection adequate.
This study aim to determine the settings and procedures for legal protection of workers participation in PT. Widya Duta Grafika Surakarta in the field of social security program to know the implementation of social security program by PT. Widya Duta Grafika Surakarta and to identify barriers faced by entrepreneurs and workers in implementing the employees social security.
This legal writing is include in the normative legal writing type and it’s prescriptive. The data obtained are interviews, library research, information from the PT. Widya Duta Grafika Surakarta and analyzed according to the information and theories have ben choosen. This data includes an overview of the research location, arrangement and the procedures for security social program has ben joined by the company, execution and type of social security has ben joined by the company, and obstacle experienced by entrepreneurs and workers in the implementation of employees social security programs.
Based on the results obtained that PT. Widya Duta Grafika Surakarta has implemented social security program of work accident insurance, death benefit, old age benefit. As for the health care security program have ben held its own by PT. Widya Duta Grafika Surakarta, so the implementation of the manpower social security program for workers at PT. Widya Duta Grafika Surakarta, has ben running in accordance with Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek and Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jamsostek.
commit to user
vii MOTTO
Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak
adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
( QS. Al-Maidah : 8 )
Sesungguhnya ALLAH SWT tidak akan merubah nasib suatu kaum
apabila mereka sendiri tidak merubahnya
(QS. AR-Ro’ad :11)
Ilmu bila tidak diamalkan, seperti pohon yang tidak berbuah.
(Hadist)
Kita tak akan pernah bisa melakukan hal-hal besar. Tetapi kita bisa melakukan hal-hal
kecil dengan cara yang besar.
(Sean Covey)
Usaha yang telah dimulai dengan baik tak boleh ditinggalkan,
hingga tercapai segala kemungkinan
(William Shakespere)
Tak selalu orang terpintar yang mendapatkan yang terbaik, orang yang mempunyai
kegigihan, orang yang terus bertahan dan tak pernah menyerah dalam mencapai
sukses akan mendapatkan yang terbaik
commit to user
viii
Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, kupersembahkan karya kecil ini
kepada :
• Kedua orang tuaku, dan saudara-saudaraku yang sangat kusayangi.
• Para pembimbing skripsiku yang telah membimbing dan memberi data.
• Sahabat serta Almamater Fakultas Hukum UNS.
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur dan sembah sujud penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
pemilik segala Dzat dan penentu atas segala hal. Atas ridhoNYA, akhirnya penulis
berhasil menyelesaikan penulisan hukum (Skripsi) ini dengan lancar. Tidak lupa,
shalawat serta salam kepada Baginda Rasul, Muhammad SAW.
Penyusunan penulisan hukum skripsi ini mempunyai tujuan yang utama untuk
melengkapi salah satu syarat dalam mencapai derajat sarjana (S1) dalam bidang ilmu
hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan hukum ini tidak luput dari
kekurangan, baik dari segi materi yang disajikan maupun dari segi analisanya, namun
penulis berharap bahwa penulisan hukum ini mampu memberikan manfaat baik bagi
penulis maupun bagi pembacanya.
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan rasa terima kasih yang
tulus kepada :
1. Bapak Mohammad Jamin, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Harjono, S.H., M.H., selaku Ketua Program Non Reguler Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ibu Dr. I Gusti Ayu Ketut Rachmi H, S. H., M.M., selaku Ketua Bagian Hukum
Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Ibu Rahayu Subekti, S.H., M.Hum., selaku pembimbing penulisan skripsi yang
telah bersedia menyediakan waktu dan pikirannya untuk memberikan bimbingan
dan arahan bagi penulis.
5. Bapak H. Prathita Widyasakta, S.E., selaku Direktur Utama PT. Widya Duta
Grafika Surakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan
penelitian.
6. Ibu Tarina, Ibu Dhanik, Ibu Riyatmi dan seluruh staff PT. Widya Duta Grafika
Surakarta yang telah banyak membantu memberikan arahan dan data untuk
terwujudnya skripsi ini.
commit to user
x
9. Bapak Sriyanto, B.A dan Ibu Hj. Sri Lestari, S.H., selaku kedua orang tuaku yang
selalu memberikan cinta, kepercayaan, nasehat, dorongan, bantuan dan doa yang
tiada henti.
10. Mas Deni, Mas Yusuf dan Mbak Ila, kakak-kakakku yang telah memberikan
dukungan dalam pembuatan skripsi ini.
11. Seluruh keluarga besar H. Muhammad Syahir yang selalu memberikan semangat
kepadaku untuk cepat lulus.
12. Para teman dan sahabat baikku A.R.M.K Comunity : Angga, Engga, Condro,
Nopiyan, Mustofa dan Wahyu, hidup selalu penuh warna dan terasa indah ketika
bersama kalian, dengan canda tawa yang selalu ada.
13. Para teman dan sahabat baikku di Fakultas Hukum UNS : Angga B. P., Hengky,
Mahendra S.W., Ganyot, Arip Bayat, Lia, Risky dan Wiwik terimakasih untuk
kerjasama dan bantuannya selama ini. Teman-teman Magang Periode X Pemkot
Surakarta, Team Futsal Hukum Nonreg, teman P.E.S. Comunity,
teman-teman lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih untuk
kebersamaannya selama ini.
14. Seluruh mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Marilah dengan bangga kita teriakkan ”Viva Justisia !!!!!”
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan hukum ini masih jauh dari
sempurna, mengingat keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu dengan
lapang dada penulis mengharapkan segala saran dan kritik yang bersifat membangun
dari semua pihak untuk kesempurnaan penulisan hukum ini
Surakarta, Maret 2011
commit to user
xi
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... iii
PERNYATAAN ... iv
1. Tinjauan tentang Perlindungan Hukum ... 13
2. Tinjauan tentang Hukum Ketenagakerjaan ... 20
3. Tinjauan tentang Ketenagakerjaan ... 23
4. Tinjauan tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja……… 25
B. Kerangka Pemikiran... 37
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 39
B. Pengaturan dan Prosedur Jaminan Sosial Tenaga Kerja di PT. Widya Duta Grafika Surakarta ... 50
commit to user
xii BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ... 59
B. Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 62
commit to user
xiii
commit to user
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, sedang giat
melaksanakan pembangunan, yang mencoba bangkit dari keterpurukan akibat
krisis multidimensi yang menghantam bangsa Indonesia. Pembangunan nasional
yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia bertujuan dalam rangka untuk
melakukan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan
masyarakat Indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera,
adil, makmur, yang merata, baik materil maupun spiritual berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pembangunan sebagai suatu cara mengubah masyarakat yang terpola dan
teratur dimaksudkan untuk meningkatkan peradaban manusia, kualitas hidup,
manusia baik kesehatan, intelektualitas kesejahteraan maupun kesenangan hidup
(Lili Rasyidi dan I. B. Wiyasa Putera, 1993 : 120).
Pelaksanaan pembangunan nasional tersebut, tenaga kerja mempunyai
peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan
pembangunan dan dituntut dapat berpartisipasi dan berperan aktif bersama
pengusaha dalam upaya menuju perbaikan dan peningkatan taraf hidup bangsa
dengan jalan meningkatkan produksi dan produktifitas kerja.
Peningkatan produksi dan produktifitas kerja serta kelangsungan kegiatan
usaha secara kesinambungan hanya dimungkinkan apabila telah terbentuk suatu
hubungan kerja yang dinamis, harmonis, selaras, serasi dan seimbang antara
pengusaha dan pekerja sehingga tercipta ketenangan usaha dan ketenangan kerja
sesuai asas hubungan industrial yang terbuka, transparan dan komunikatif.
Adapun kewajiban dari pengusaha adalah sebagai berikut:
1. Membayar upah pekerja.
2. Memberi istirahat mingguan dan hari libur.
3. Mengatur tempat kerja dan alat-alat kerja yang bertujuan menghindari
commit to user
4. Memberi surat keterangan atas dasar permintaan dari pekerja pada waktu
berakhirnya hubungan kerja antara pengusaha dan pekerja.
5. Bertindak sebagai pengusaha / majikan yang baik.
6. Memberi pengobatan dan perawatan kepada pekerja yang sakit atau mendapat
kecelakaan.
Sedangkan kewajiban dari pekerja antara lain :
1. Melakukan pekerjaan yang diperjanjikan sesuai dengan kemampuannya.
2. Mentaati tata tertib perusahaan sesuai yang tercantum dalam peraturan
perusahaan.
3. Wajib membayar denda atau ganti rugi, terbatas pada kerugian yang terjadi
karena perbuatannya yang disengaja atau karena kelalaiannya.
4. Bertindak sebagai pekerja yang baik yaitu melakukan atau tidak melakukan
segala sesuatu yang seharusnya dilakukan atau tidak dilakukan oleh pekerja
yang baik dalam keadaan sama.
Ketenangan usaha dan ketenangan Pekerja hanya dapat dicapai apabila
pengusaha dan pekerja dapat memahami dan menghayati hak dan kewajibannya
masing-masing sehingga menumbuhkan rasa saling mengerti, saling menghargai,
dan menghormati dengan tidak mengabaikan nilai-nilai rasionalitas dan
akuntabilitas.
Pembangunan sektor ketenagakerjaan sebagai bagian dari upaya
pembangunan sumber daya manusia merupakan salah satu bagian yang tidak
terpisahkan dengan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila, dan
pelaksanaan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
diarahkan pada peningkatan harkat, martabat, dan kemampuan manusia, serta
kepercayaan pada diri sendiri dalam rangka mewujudkan masyarakat sejahtera,
adil, dan makmur baik materiil maupun spiritual.
Peran serta tenaga kerja dalam pembangunan nasional semakin meningkat
dengan disertai berbagai tantangan dan resiko yang dihadapinya. Oleh karena itu
kepada tenaga kerja perlu diberikan perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan
kesejahteraannya, sehingga pada gilirannya akan dapat meningkatkan
commit to user
Penyelenggaraan perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan merupakan salah satu tanggung jawab dan kewajiban negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan negara, Indonesia seperti halnya berbagai negara berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor formal (Thoga M. Sitorus, Jaminan Sosial dan Perkembangannya, www.kompas.com, diakses tanggal 10 Oktober 2010, pukul 21.00 WIB ). Penyelenggaraan perlindungan tenaga kerja yang kerap kali menjadi
perhatian oleh publik atau menjadi sorotan adalah jaminan sosial tenaga kerja
(JAMSOSTEK).
Jamsostek atau jaminan sosial tenaga kerja adalah program pemerintah, untuk memberikan perlindungan dasar bagi tenaga kerja, guna menjaga harkat dan mertabatnya sebagai manusia, dalam mengatasi risiko-risiko yang timbul di dalam hubungan kerja. Jamsostek memberi kepastian jaminan dan perlindungan terhadap risiko sosial-ekonomi, yang ditimbulkan kecelakaan kerja, cacat, sakit, hari tua dan meninggal dunia (
Sastrio Aris Munandar, Prospek dan Tantangan Terhadap Peran
Jamsostek Dalam Melindungi dan Meningkatkan Kesejahteraan Pekerja, http://www.hukumonline.com, diakses tanggal 10 Oktober 2010, pukul 21.00 WIB ).
Sudah menjadi kodrat, bahwa manusia itu berkeluarga dan berkewajiban
menanggung keluarganya. Oleh karenanya, kesejahteraan yang dikembangkan
bukan hanya bagi tenaga kerja sendiri, tetapi juga bagi keluarganya dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti luas, yang harus tetap
terpelihara termasuk pada saat tenaga kerja kehilangan sebagian atau seluruh
penghasilannya sebagai akibat terjadinya resiko – resiko sosial antara lain
kecelakaan kerja, sakit, meninggal dunia, dan hari tua.
Resiko-resiko sosial tersebut apabila tidak ada yang menangani,
menjamin, melindungi para pekerja dari resiko-resiko tersebut pasti pekerja akan
kesulitan untuk mendapatkan biaya perawatan dan pengobatannya, agar para
pekerja bisa merasa lebih aman dalam melaksanakan pekerjaannya, sudah
sepantasnya mereka mendapat perlindungan hukum yang memadai.
Pasal 99 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
commit to user
1) Setiap pekerja / buruh dan keluarganya berhak untuk memperoleh jaminan
sosial tenaga kerja
2) Jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penyelenggara program Jaminan Sosial Tenaga kerja dilakukan oleh
Badan Usaha Milik Negara, yaitu PT. Jamsostek ( Persero ), yang dalam
pelayanannya mengutamakan pelayanan kepada peserta. Program Jamsostek
diprioritaskan kepada tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan, sedang bagi
tenaga kerja diluar hubungan kerja atau tidak bekerja pada perusahaan diatur
dalam peraturan tersendiri.
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Pasal 2 ayat (3) menetapkan bahwa :
Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 (sepuluh) orang atau
lebih, atau membayar upah paling sedikit Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah)
sebulan, wajib mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam Program Jaminan Sosial
Tenaga Kerja.
PT. Widya Duta Grafika Surakarta sebagai salah satu perusahaan swasta
yang telah memenuhi syarat yang telah ditentukan, dimana mempunyai pekerja
sejumlah 102 orang maka wajib ikut Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja, dan
untuk mengetahui bagaimanakah perlindungan hukum terhadap pekerja dalam
bidang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang ada di perusahaan tersebut, maka
penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam dan meneliti dengan mengambil
judul:
commit to user
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah adalah objek yang menjadi dasar pertanyaan
berdasarkan uraian latar belakang permasalahan. Rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaturan dan prosedur kepesertaan perlindungan hukum terhadap
pekerja pada PT. Widya Duta Grafika Surakarta dalam bidang jaminan sosial
tenaga kerja ?
2. Apakah PT. Widya Duta Grafika Surakarta sudah melaksanakan seluruh
program jaminan sosial tenaga kerja ?
3. Hambatan apa yang dihadapi dalam melaksanakan Program Jaminan Sosial
Tenaga Kerja oleh pengusaha dan pekerja?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan arah jawaban dalam penelitian itu sendiri.
Berdasarkan penelitian hukum ini, maka tujuan yang hendak dicapai meliputi dua
tujuan, yaitu :
1. Tujuan Obyektif
a. Untuk mengetahui pengaturan dan prosedur kepesertaan perlindungan
hukum terhadap pekerja pada PT. Widya Duta Grafika Surakarta dalam
bidang jaminan sosial tenaga kerja.
b. Untuk mengetahui pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja oleh
PT. Widya Duta Grafika Surakarta.
c. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi oleh pengusaha dan tenaga
kerja dalam melaksanakan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
2. Tujuan Subyektif
a. Untuk memperluas pengetahuan hukum bagi penulis melalui suatu
penelitian hukum, dalam bidang Hukum Administrasi Negara yang
mencakup permasalahan perlindungan hukum terhadap pekerja pada PT.
commit to user
b. Untuk memperoleh data-data yang akan penulis gunakan dalam menyusun
skripsi sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana dalam bidang Ilmu
Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
c. Untuk menambah dan memperluas wawasan pengetahuan bagi penulis serta
memberikan masukan bagi penulis mengenai Ilmu Hukum pada umumnya
serta hukum ketenagakerjaan dan jamsostek pada khususnya.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan harapan dari hasil dan pembahasan suatu
penelitian. Manfaat dari penulisan hukum ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan sumbangan pengetahuan dan pemikiran di bidang ilmu hukum
pada umumnya dan bermanfaat bagi perkembangan hukum
ketenagakerjaan dan jamsostek yang ada di Indonesia pada khususnya.
b. Memberikan masukan dan penjelasan mengenai perlindungan hukum
terhadap pekerja pada PT. Widya Duta Grafika Surakarta dalam bidang
jaminan sosial tenaga kerja.
c. Memberikan sumbangan dalam memperbanyak referensi ilmu di bidang
hukum ketenagakerjaan dan jamsostek.
2. Manfaat Praktis
a. Meningkatkan daya kritis, mengembangkan penalaran, membentuk pola
pikir dinamis serta untuk menerapkan ilmu yang penulis peroleh selama di
bangku kuliah.
b. Memberikan masukan pemikiran bagi pihak-pihak yang terkait serta
tambahan pengetahuan bagi para pihak yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti serta bermanfaat bagi para pihak yang berminat pada masalah
yang sama.
c. Memberikan pengetahuan bagi masyarakat mengenai perlindungan hukum
commit to user
E. Metode Penelitian
Penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum,
prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum
yang dihadapi. Penelitian hukum dilakukan untuk menghasilkan argumentasi,
teori atau konsep baru sebagai preskripsi dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapi (Peter Mahmud Marzuki, 2006: 35).
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis dalam penelitian ini menggunakan
metode penulisan antara lain sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian normatif adalah penelitian hukum
normatif atau penelitian hukum kepustakaan, yaitu penelitian hukum yang
terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum
tersier. Bahan-bahan tersebut disusun secara sistimatis, dikaji, kemudian ditarik
suatu kesimpulan dalam hubungan dengan masalah yang diteliti.
Penelitian hukum normatif adalah suatu prosedur penelitian ilmiah untuk
menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi
normatifnya (Johnny Ibrahim, 2006: 57).
Penelitian hukum normatif memiliki definisi yang sama dengan
penelitian doktrinal (doctrinal research) yaitu penelitian berdasarkan
bahan-bahan hukum (library based) yang fokusnya pada membaca dan mempelajari
bahan-bahan hukum primer dan sekunder (Johnny Ibrahim, 2006: 44).
Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti tentang perlindungan hukum
terhadap pekerja pada PT. Widya Duta Grafika Surakarta dalam bidang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
2. Sifat Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis mempunyai sifat sebagai ilmu
yang preskriptif dan terapan. Sebagai ilmu yang bersifat preskriptif, ilmu
hukum mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai keadilan, validitas aturan hukum,
konsep-konsep hukum, dan norma-norma hukum. Sifat preskriptif keilmuan
commit to user
tidak akan mungkin dapat dipelajari oleh disiplin lain yang obyeknya juga
hukum (Peter Mahmud Marzuki, 2006:22).
Dalam penelitian ini diharapkan mampu memberikan saran bagaimana
seharusnya pemberian perlindungan hukum dalam bidang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja terhadap para pekerja oleh PT. Widya Duta Grafika Surakarta.
3. Pendekatan Penelitian
Di dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan. Dengan
pendekatan tersebut, peneliti akan mendapatkan informasi dari berbagai aspek
mengenai isu hukum yang sedang dicoba untuk dicari jawabannya. Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian hukum adalah pendekatan undang-undang
(statue approach), pendekatan kasus (case approach), pendekatan historis
(historical approach), pendekatan komparatif (comparative approach), dan
pendekatan konseptual (conceptual approach).
Dalam penelitian ini maka pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan perundang-undangan (statute approach). Pendekatan
undang-undang (statute approach) dilakukan dengan menelaah semua undang-undang
dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani
untuk menelaah unsur filosofis adanya suatu peraturan perundang-undangan
tertentu yang kemudian dapat disimpulkan ada atau tidaknya benturan filosofis
antara undang-undang dengan isu hukum yang ditangani. Selain itu juga
digunakan berbagai pendekatan terhadap masalah yang ingin dicari pemecahan
dan jalan keluarnya akan diuraikan lebih lanjut dalam pembahasan (Peter
Mahmud Marzuki, 2006: 93).
Pendekatan penelitian dalam penulisan hukum ini adalah menggunakan
pendekatan perundang – undangan, yaitu menggunakan kaidah – kaidah hukum
serta ketentuan peraturan perundang – undangan mengenai perlindungan
hukum tenaga kerja pada pekerja dalam bidang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (
Jamsostek ). Dalam hal ini Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 jo. Peraturan
commit to user
Sosial Tenaga Kerja dan Peraturan Perusahaan PT. Widya Duta Grafika
Surakarta.
4. Jenis Data
Berkaitan dengan jenis penelitian yang dilakukan penulis yang
merupakan penelitian normatif, maka jenis data yang digunakan di dalam
penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang
diperoleh dari buku-buku, literatur, peraturan perundang-undangan, makalah,
artikel, media massa, bahan-bahan dari internet, hasil – hasil penelitian yang
berbentuk laporan dan sumber lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Juga
bisa diperoleh dari peneliti yang sebelumnya telah diolah oleh orang lain.
5. Sumber Data
Berkaitan dengan jenis data yang digunakan di dalam penelitian ini,
maka sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Namun, dalam
bukunya Penelitian Hukum, Peter Mahmud Marzuki mengatakan bahwa pada
dasarnya penelitian hukum tidak mengenal adanya data sehingga yang
digunakan adalah bahan hukum. Dalam hal ini adalah bahan hukum primer dan
bahan hukum sekunder.
a. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat
autoritatif artinya mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer terdiri
dari perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam
pembuatan perundang-undangan dan putusan-putusan hakim (Peter
Mahmud Marzuki, 2006: 141).
Bahan hukum primer adalah menggunakan bahan hukum yang
mengikat, maka yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : Undang
– Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan peraturan
pelaksananya, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan
Sosial Tenaga Kerja, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 jo.
Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Peraturan Perusahaan PT. Widya
commit to user
b. Bahan Hukum SekunderBahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang
bukan merupakan dokumen-dokumen resmi. Publikasi tentang hukum
meliputi buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, dan
komentar-komentar atas putusan pengadilan (Peter Mahmud Marzuki, 2006:
141).
Bahan hukum sekunder yang akan digunakan di dalam penelitian ini
yaitu buku-buku teks yang ditulis para ahli hukum, jurnal hukum, artikel,
internet, dan sumber lainnya yang memiliki korelasi dengan isu hukum yang
akan diteliti di dalam penelitian ini.
Bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum yang erat
hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu
menganalisa dan memahami bahan hukum primer. Bahan hukum sekunder
sebagai pendukung data primer yang akan digunakan dalam penelitian ini
antara lain : buku-buku yang terkait, literatur – literatur yang terkait, karya
ilmiah, makalah, artikel, dan lain-lain.
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah dengan pengumpulan bahan hukum
primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier, serta bagaimana
bahan hukum tersebut diinventarisasi dan diklarifikasi dengan menyesuaikan
dengan masalah yang dibahas. Untuk tujuan ini, sering digunakan sistem kartu.
Bahan hukum yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dipaparkan,
disistemisasi, kemudian dianalisis untuk menginterpretasikan hukum yang
berlaku (Johnny Ibrahim, 2006: 296).
Berkaitan dengan jenis penelitian maka teknik yang digunakan adalah
studi kepustakaan adalah mengumpulkan data sekunder. Penulis
mengumpulkan data sekunder dari peraturan perundang-undangan, buku-buku,
karya ilmiah, makalah, artikel, koran, dan bahan kepustakaan lain yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti serta beberapa data dimintakan
commit to user
7. Teknik Analisis DataLangkah-langkah yang berkaitan dengan pengolahan terhadap
bahan-bahan hukum yang telah dikumpulkan untuk menjawab isu hukum yang telah
dirumuskan dalam rumusan masalah. Tentu juga menyangkut kegiatan
penalaran ilmiah terhadap bahan-bahan hukum yang dianalisis, baik
menggunakan penalaran induksi, deduksi, maupun abduksi (Johnny Ibrahim,
2006: 297).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan silogisme deduksi
(inteprestasi) dengan menginteprestasikan hukum yang berhubungan dengan
masalah yang dibahas dipaparkan, disistemisasi, kemudian dianalisis untuk
menginterpretasikan hukum yang berlaku.
F. Sistematika Penulisan Hukum
Penelitian ini akan diuraikan tentang sistematika penulisan sebagai
gambaran tentang penulisan ilmiah ini secara keseluruhan, artinya pada sub bab
ini akan diuraikan secara sistematis keseluruhan isi yang terkandung dalam skripsi
ini, yang dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan
hasil penelitian ini. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah yang
berisi tentang isu hukum tentang jaminan sosial tenaga kerja
(JAMSOSTEK); rumusan masalah berisi tentang pengaturan dan
prosedur kepesertaan perlindungan hukum terhadap pekerja pada
PT. Widya Duta Grafika Surakarta dalam bidang Jamsostek,
pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK) di PT
Widya Duta Grafika Surakarta serta hambatan-hambatan yang
terjadi dalam pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(JAMSOSTEK); tujuan penelitian berisi tujuan obyektif dan
subyektif, manfaat penelitian berisi manfaat teoritis dan praktis,
metode penelitian berisi jenis penelitian, sifat penelitian,
commit to user
pengumpulan data, teknik analisis data; dan sistematika penulisan
hukum berisi deskriptif dari skripsi yang dibuat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini berisi kerangka teori dan kerangka pemikiran yang
diuraikan mengenai kajian pustaka berkenaan dengan judul dan
masalah yang diteliti yang memberikan landasan, yaitu tinjauan
tentang perlindungan hukum (pengertian dan tujuan), tinjauan
tentang hukum ketenagakerjaan (pengertian, sifat, sumber),
tinjauan tentang ketenagakerjaan dan tinjauan tentang Jaminan
Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) (pengertian, jenis-jenis,
pengaturan, sifat dan manfaat).
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi laporan hasil penelitian yang diperoleh yang
disertai dengan pembahasan yang dikaitkan dengan permasalahan,
kerangka teori, kerangka pemikiran, dengan teknik analis data yang
telah ditentukan dalam metode penelitian yaitu, gambaran umum
tentang PT Widya Duta Grafika Surakarta, pengaturan dan
prosedur program Jaminan Sosial Tenaga Kerja, pelaksanaan
program Jaminan Sosial Tenaga Kerja di PT Widya Duta Grafika
Surakarta, hambatan dalam pelaksanaan program Jaminan Sosial
Tenaga Kerja di PT Widya Duta Grafika Surakarta
BAB IV PENUTUP
Dalam bab ini berisi kesimpulan yang intinya bahwa pelaksanaan
Program Jaminan Kesehatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi
pekerja di PT Widya Duta Grafika Surakarta, sudah berjalan sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek
sehingga telah memenuhi aspek perlindungan hukum bagi pekerja
dan saran-saran yang ditujukan pada pihak-pihak terkait dengan
permasalahan penelitian untuk kepentingan bersama.
commit to user
13 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori 1. Tinjauan tentang Perlindungan Hukum
a. Pengertian Hukum
Kata “hukum” mengandung makna yang luas meliputi semua
peraturan atau ketentuan tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur
kehidupan masyarakat dan menyediakan sanksi terhadap pelanggarnya.
Para ahli sarjana hukum memberikan pengertian hukum dengan melihat
dari berbagai sudut yang berlainan dan titik beratnya. Berbeda-beda antara
ahli yang satu dengan yang lain, karena itu tidak ada kesatuan atau
keseragaman tentang definisi hukum, antara lain di bawah ini:
1) Menurut Van Kan
Hukum merupakan keseluruhan peraturan hidup yang bersifat memaksa
untuk melindungi kepentingan manusia di dalam masyarakat.
2) Menurut Utrecht
Hukum merupakan himpunan peraturan (baik berupa perintah maupun
larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat dan
seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan. Oleh
karena itu pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat menimbulkan
tindakan dari pihak pemerintah.
3) Menurut Wiryono Kusumo
Hukum adalah merupakan keseluruhan peraturan baik yang tertulis
maupun tidak tertulis yang mengatur tata tertib di dalam masyarakat
dan terhadap pelanggarnya umumnya dikenakan sanksi.
Pendapat para ahli hukum belum terdapat satu kesatuan mengenai
pengertian hukum, namun dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hukum
memiliki beberapa unsur yaitu :
1) Adanya peraturan/ketentuan yang memaksa.
commit to user
3) Mengatur kehidupan masyarakat.4) Mempunyai sanksi.
Peraturan yang mengatur kehidupan masyarakat mempunyai dua
bentuk yaitu tertulis dan tidak tertulis. Peraturan yang tertulis sering
disebut perundang undangan tertulis atau hukum tertulis dan
kebiasan-kebiasaan yang terpelihara dalam kehidupan masyarakat. Sedang
Peraturan yang tidak tertulis sering disebut hukum kebiasaan atau hukum
adat.
b. Tujuan Hukum
Pergaulan masyarakat terdapat aneka macam hubungan antara
anggota masyarakat,yakni hubungan yang ditimbulkan oleh
kepentingan-kepentingan anggota masyarakat itu.
Banyak aneka ragamnya hubungan itu ,para anggota masyarakat
memerlukan aturan aturan yang dapat menjamin keseimbangan agar dalam
hubungan hubungan itu tidak terjadi kekacauan dalam masyarakat.Untuk
itu diperlukan aturan aturan hukum yang diadakan atas kehendak dan
kesadaran tiap-tiap anggota masyarakat itu.
Peraturan peraturan hukum yang bersifat mengatur dan memaksa
anggota masyarakat untuk patuh mentaatinya,menyebabkan terdapatnya
keseimbangan dalam tiap perhubungan dalam masyarakat.Setiap hubungan
kemasyarakatan tak boleh bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam
peraturan hukum yang berlaku dalam masyarakat.
Setiap pelanggar hukum yang ada, akan dikenakan sanksi berupa
hukuman sebagai reaksi terhadap perbuatan yang melanggar hukum yanag
dilakukan. Untuk menjaga agar peraturan-peraturan hukum itu dapat
berlangsung terus menerus dan diterima oleh anggota masyarakat,maka
peraturan peraturan hukum yang ada harus sesuai dan tidak boleh
bertentangan dengan asas asas keadilan dari masyrakat tersebut.
Dengan demikian, hukum bertujuan menjamin adanya kepastian
hukum dalam masyarakat dan hukum itu harus pula bersendikan pada
commit to user
c. Pengertian Perlindungan Hukum“Perlindungan hukum adalah jaminan perlindungan pemerintah
dan atau masyarakat kepada warga negara dalam melaksanakan fungsi,
hak, kewajiban, dan peranannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku” ( http://www.d-forin.com, diakses
tanggal 4 November 2010, pukul 19.00 WIB).
Philipus M. Hadjon ( 1987 : 2 ) menjelaskan bahwa perlindungan
hukum dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1) Perlindungan Hukum Preventif
Perlindungan hukum preventif, kepada rakyat diberikan kesempatan
untuk mengajukan keberatan ( inspraak ) atau pendapatnya sebelum
suatu keputusan pemerintah mendapat bentuk yang definitif.
Perlindungan hukum preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya
sengketa.
2) Perlindungan Hukum Represif
Perlindungan hukum preventif sangat besar artinya bagi pemerintahan
yang didasarkan kepada kebebasan bertindak karena dengan adanya
perlindungan yang preventif pemerintah terdorong untuk bersikap
hati–hati dalam mengambil keputusan yang didasarkan pada diskresi.
Perlindungan ini bertujuan untuk menyelesaikan sengketa.
Dengan pengertian demikian, penanganan perlindungan hukum bagi
rakyat oleh Peradilan Umum di Indonesia termasuk kategori
perlindungan hukum yang represif; demikian juga halnya dengan
Peradilan Administrasi Negara andaikata satu-satunya fungsi peradilan
negara adalah fungsi “peradilan” (justitiele functie – judicial function).
d. Perlindungan Pekerja
Perlindungan pekerja dapat dilakukan, baik dengan jalan
memberikan tuntunan, maupun dengan jalan meningkatkan pengakuan
hak-hak asasi manusia, perlindungan fisik dan teknis serta sosial dan
commit to user
demikian maka perlindungan pekerja ini akan mencakup (Zainal Asikin
dkk, 2008 : 43-44 ) :
1) Norma Keselamatan Kerja : yang meliputi keselamatan kerja yang
bertalian dengan mesin, pesawat, alat-alat kerja bahan dan proses
pengerjaannya, keadaan tempat kerja dan lingkungan serta cara-cara
melakukan pekerjaan;
2) Norma Kesehatan Kerja dan Heigiene Kesehatan perusahaan yang
meliputi : pemeliharaan dan mempertinggi derajat kesehatan pekerja,
dilakukan dengan mengatur pemberian obat-obatan, perawatan pekerja
yang sakit; mengatur persediaan tempat, cara dan syarat kerja yang
memenuhi heigiene kesehatan perusahaan dan kesehatan pekerja untuk
mencegah penyakit, baik sebagai akibat bekerja atau penyakit umum
serta menetapkan syarat kesehatan bagi perumahan pekerja;
3) Norma Kerja yang meliputi : perlindungan terhadap tenaga kerja yang
bertalian dengan waktu bekerja, sistem upahan, istirahat, cuti, kerja
wanita, anak, kesusilaan ibadah menurut agama keyakinan
masing-masing yang diakui oleh pemerintah, kewajiban sosial kemasyarakatan,
dan sebagainya guna memelihara kegairahan dan moril kerja yang
menjamin daya guna kerja yang tinggi serta menjaga perlakuan yang
sesuai dengan martabat manusia dan moral;
4) Kepada Tenaga Kerja yang yang mendapat kecelakaan dan/atau
menderita penyakit kuman akibat pekerjaan, berhak atas ganti rugi
perawatan dan rehabilitasi akibat kecelakaan dan atau penyakit akibat
pekerjaan, ahli warisnya berhak mendapat ganti kerugian.
Secara teoritis dikenal ada tiga jenis perlindungan kerja yaitu
sebagai berikut (Zaeni Asyhadie, 2007 : 78 ):
1) Perlindungan sosial, yaitu suatu perlindungan yang berkaitan dengan
usaha kemasyarakatan, yang tujuannya untuk memungkinkan
pekerja/buruh mengenyam dan mengembangkan kehidupannya
commit to user
masyarakat dan anggota keluarga. Perlindungan sosial disebut juga
dengan kesehatan kerja.
2) Perlindungan teknis, yaitu jenis perlindungan yang berkaitan dengan
usaha-usaha untuk menjaga agar pekerja/buruh terhindar dari bahaya
kecelakaan yang ditimbulkan oleh alat-alat kerja atau bahan yang
dikerjakan. Perlindungan ini lebih sering disebut sebagai keselamatan
kerja.
3) Perlindungan ekonomis, yaitu suatu jenis perlindungan yang berkaitan
dengan usaha-usaha untuk memberikan kepada pekerja/buruh suatu
penghasilan yang cukup guna memnuhi keperluan sehari-hari baginya
dan keluarganya, termasuk dalam hal pekerja/buruh tidak mampu
bekerja karena sesuatu diluar kehendaknya. Perlindungan jenis ini
biasanya disebut dengan jaminan sosial.
Ketiga jenis perlindungan di atas akan di uraikan sebagai berikut :
1) Perlindungan Sosial atau Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja sebagaimana telah dikemukakan di atas termasuk
jenis perlindungan sosial karena ketentuan-ketentuan mengenai
kesehatan kerja ini berkaitan dengan sosial kemasyarakatan, yaitu
aturan-aturan yang bermaksud mengadakan pembatasan-pembatasan
terhadap kekuasaan pengusaha untuk memperlakukan pekerja/buruh
”semaunya” tanpa memperhatikan norma-norma yang berlaku, dengan
tidak memandang pekerja/buruh sebagai mahluk Tuhan yang
mempunyai hak asasi.
Karena sifatnya yang hendak mengadakan ”pembatasan”
ketentuan-ketentuan perlindungan sosial dalam Undang-Undang Nomor
13 Tahun 2003, Bab X Pasal 68 dan seterusnya bersifat ”memaksa”,
bukan mengatur. Akibat adanya sifat memaksa dalam ketentuan
perlindungan sosial UU No. 13 Tahun 2003 ini, pembentuk
undang-undang memandang perlu untuk menjelaskan bahwa ketentuan yang
commit to user
(Publiek-rechtelijk) dengan sanksi pidana. Hal ini disebabkan beberapa
alasan berikut (Zaeni Asyhadie, 2007 : 80 ):
(a) Aturan-aturan yang termuat di dalamnya bukan bermaksud
melindungi kepentingan seorang saja, melainkan bersifat aturan
bermasyarakat.
(b) Pekerja/buruhIndonesia umumnya belum mempunyai
pengertian atau kemampuan untuk melindungi hak-haknya
sendiri.
Kesehatan kerja bermaksud melindungi atau menjaga
pekerja/buruh dari kejadian/keadaan hubungan kerja yang merugikan
kesehatan dan kesusilaannya dalam hal pekerja/buruh melakukan
pekerjaannya. Adanya penekanan ”dalam suatu hubungan kerja”
menunjukkan bahwa semua tenaga kerja yang tidak melakukan
hubungan kerja dengan pengusaha tidak mendapatkan perlindungan
sosial sebagaimana ditentukan dalam Bab X Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
2) Perlindungan Teknis Atau Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja termasuk dalam apa yang disebut perlindungan
teknis, yaitu perlindungan terhadap pekerja/buruh agar selamat dari
bahaya yang dapat ditimbulkan oleh alat kerja atau bahan yang
dikerjakan.
Berbeda dengan perlindungan kerja lain yang umumnya ditentukan
untuk kepentingan pekerja/buruh saja, keselamatan kerja ini tidak hanya
memberikan perlindungan kepada pekerja/buruh, tetapi kepada
pengusaha dan pemerintah.
a) Bagi pekerja/buruh, adanya jaminan perlindungan keselamatan
kerja akan menimbulkan suasana kerja yang tentram sehingga
pekerja/buruh dapat memusatkan perhatian pda pekerjaannya
semaksimal mungkin tanpa khawatir sewaktu-waktu akan tertimpa
commit to user
b) Bagi pengusaha, adanya pengaturan keselamatan kerja di dalam
perusahaannya akan dapat mengurangi terjadinya kecelakaan yang
dapat mengakibatkan pengusaha harus memberikan jaminan sosial.
c) Bagi pemerintah (dan masyarakat), dengan adanya dan ditaatinya
peraturan keselamatan kerja, maka apa yang direncanakan
pemerintah untuk mensejahterakan masyrakat akan tercapai dengan
meningkatnya produksi perusahaan baik kualitas maupun kuantitas
(Zaeni Asyhadie, 2007 : 84 ).
Dasar pembicaraan masalah keselamatan kerja ini sampai sekarang
adalah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja. Namun, sebagian besar peraturan pelaksanaan undang-undang
ini belum ada sehingga beberapa peraturan warisan Hindia Belanda
masih dijadikan pedoman dalam pelaksanaan keselamatan kerja di
perusahaan. Peraturan warisan Hindia Belanda itu adalah sebagai
berikut:
a) Veiligheidsreglement, S 1910 Nomor 406 yang telah beberapa kali
dirubah, terakhir dengan S. 1931 Nomor 168 yang kemudian
setelah Indonesia merdeka diberlakukan dengan Peraturan
Pemerintah No. 208 Tahun 1974. Peraturan ini mengatur tentang
keselamatan dan keamanan di dalam pabrik atau tempat bekerja.
b) Stoom Ordonantie, S 1931 Nomor 225, lebih dikenal dengan
peraturan Uap 1930.
c) Loodwit Ordonantie, 1931 Nomor 509 yaitu peraturan tentang
pencegahan pemakaian timah putih kering.
3) Perlindungan ekonomis atau Jaminan Sosial
Penyelenggara program jaminan sosial merupakan salah satu
tangung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan
sosial ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan
keuangan Negara, Indonesia seperti halnya berbagai Negara
berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan sosial
commit to user
oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor
formal.
2. Tinjauan Tentang Hukum Ketenagakerjaan a. Pengertian Hukum Ketenagakerjaan
Hukum ketenagakerjaan merupakan spesies dari genus hukum
umumnya. Sampai saat ini belum ada satu kesatuan pendapat mengenai
pengertian hukum ketenagakerjaan. Akan tetapi, secara umum dapat
dirumuskan bahwa Hukum ketenagakerjaan itu adalah sekumpulan
peraturan yang mengatur hubungan hukum antara pekerja atau organisasi
pekerja dengan majikan atau pengusaha atau organisasi majikan dan
pemerintah, termasuk di dalamnya adalah proses-proses dan
keputusan-keputusan yang dikeluarkan untuk merealisasikan hubungan tersebut
menjadi kenyataan. Dari rumusan tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan,
bahwa hukum ketenagakerjaan itu adalah suatu himpunan peraturan yang
mengatur hubungan hukum antara: pekerja, majikan atau pengusaha,
organisasi pekerja, organisasi pengusaha dan pemerintah.
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa Ketenagakerjaan adalah hal yang
berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan
sesudah masa kerja.
Berdasarkan pengertian ketenagakerjaan tersebut dapat dirumuskan
pengertian hukum ketenagakerjaan adalah semua peraturan hukum yang
berkaitan dengan tenaga kerja baik sebelum bekerja, selama atau dalam
hubungan kerja, dan sesudah hubungan kerja. Hal itu berarti pengertian
hukum ketenagakerjaan lebih luas dari hukum perburuhan yang mengatur
hubungan antara buruh dengan majikan, antara buruh dengan buruh, dan
antara buruh dengan penguasa yang selama ini kita kenal dengan ruang
lingkup yang sempit.
b. Sifat Hukum Ketenagakerjaan
Peraturan perundang-undangan dalam bidang ketenagakerjaan
commit to user
kewajiban pengusaha maupun pekerja atau buruh. Campur tangan
pemerintah dalam bidang ketenagakerjaan melalui Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan telah membawa
perubahan mendasar yakni menjadikan sifat hukum ketenagakerjaan
berubah menjadi ganda yakni sifat privat dan publik (Darwan Prinst,
2000:12). Sifat privat melekat pada prinsip dasar adanya hubungan kerja
yang ditandai dengan adanya perjanjian kerja antara pekerja dengan
pungusaha. Sedangkan sifat publik dari hukum ketenagakerjaan dapat
dilihat dari:
1) Adanya sanksi pidana, sanksi administratif bagi pelanggar ketentuan di
bidang ketenagakerjaan.
2) Ikut campur tangan pemerintah dalam menetapkan besarnya standar
upah (Upah minimum).
c. Sumber Hukum Ketenagakerjaan
Sumber hukum terpenting dalam pembangunan hukum modern
adalah Undang-Undang. Demikian juga halnya dalam bidang hukum
ketenagakerjaan. Berikut ini adalah 11 sumber hukum ketenagakerjaan
adalah sebagai berikut (Lalu Husni, 2005:24):
1) Undang-Undang
Undang-Undang merupakan yang tertinggi dalam hukum
ketenagakerjaan dan sampai saat ini Undang-Undang tertulis sangat
dominan perananya.
2) Peraturan Pemerintah
Peraturan pemerintah dalam istilah sehari-hari sering disebut
Undang-Undang Organik yakni merupakan peraturan pelaksana dari
Undang-Undang Anorganik. Peraturan Pemerintah dibuat oleh
pemerintah (presiden) untuk melaksankan suatu undang-undang. Oleh
karena itu isi dari Peraturan Pemerintah itu tidak boleh bertentangan
commit to user
3) Peraturan MenteriPeraturan Menteri adalah peraturan yang dikeluarkan oleh menteri
yang bidang tugasnya membawahi masalah ketenagakerjaan yang
dikenal dengan menteri ketenagakerjaan. Peraturan menteri tidak boleh
bertentangan dengan peraturan pemerintah karena melaksanakan dari
peraturan pemerintah.
4) Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden
Keputusan presiden dan instruksi presiden merupakan sumber
hukum ketenagakerjaan di bawah peraturan menteri.
5) Keputusan Menteri
Keputusan menteri adalah sumber hukum ketenagakerjaan di
bawah keputusan presiden dan instruksi presiden.
6) Peraturan atau Keputusan Instansi Lain
Putusan instansi atau pejabat tertentu juga menjadi sumber hukum
yang diberi kewenangan untuk mengadakan peraturan atau keputusan
ketenagakerjaan yang berlaku umum.
7) Kebiasaan
Kebiasaan yang menjadi sumber hukum ketenagakerjaan adalah
kebiasaan yang menyangkut masalah ketenagakerjaan.
8) Putusan
Putusan pengadilan adalah juga menjadi sumber hukum
ketenagakerjaan.
9) Perjanjian
Perjanjian kerja dan perjanjian ketenagakerjaan yang dibuat adalah
juga menjadi sumber hukum ketenagakerjaan.
10) Traktat
Traktat adalah perjanjian antar negara mengenai masalah-masalah
tertentu, jadi traktat juga menjadi sumber hukum ketenagakerjaan.
11) Peraturan Internasional
Peraturan-peraturan yang berlaku secara internasional seperti
commit to user
Organization (ILO) adalah juga menjadi sumber hukum
ketenagakerjaan.
3. Tinjauan tentang Ketenagakerjaan
a. Pengertian pekerja / buruh, pemberi kerja, pengusaha dan perusahaan
1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
yang dimaksud pekerja / buruh adalah setiap orang yang bekerja
dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.
2) Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum,
atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan
membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
3) Pengusaha adalah :
a) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang
menjalankan suatu perusahaan milik sendiri;
b) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara
berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;
c) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada
di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
4) Perusahaan adalah :
a) Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang
perseorangan, milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik
negara yang mempekerjakan pekerja / buruh dengan membayar
upah atau imbalan dalam bentu lain;
b) Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai
pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah
atau imbalan dalam bentuk lain.
b. Pengertian tenaga kerja
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang
commit to user
kerja, guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun masyarakat.
Tenaga kerja bisa dikategorikan di dalam tenaga kerja produktif
dan non-produktif. Tenaga kerja produktif adalah individu yang
benar-benar dapat melakukan pekerjaan dengan efisien dan efektif. Yang
termasuk dalam kategori ini adalah mereka yang berusia 15 – 45 tahun.
Sedangkan yang di luar kelompok itu adalah tenaga kerja non-produktif.
Sedangkan ditinjau dari sisi pendidikannya, maka tenaga kerja
dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu :
1) Tenaga kerja terampil / terlatih
Tenaga kerja yang mendapatkan keterampilan praktis yang mampu
mereka terapkan di dalam kehidupan. Contohnya : tukang las,
bengkel, penjahit dan lain-lain.
2) Tenaga kerja terdidik
Tenaga kerja yang mendapatkan ilmu pengetahuan dari bangku
pendidikan formal. Yang termasuk di dalam kategori ini adalah guru,
dokter dan lain-lain.
3) Tenaga kerja tak terdidik dan tak terlatih
Kelompok tenaga kerja yang hanya mengandalkan kemampuan alam,
bakat dari sejak lahir yang berupa tenaga.
Bentuk perlindungan tenaga kerja di Indonesia yang wajib di
laksanakan oleh setiap pengusaha atau perusahaan yang mempekerjakan
orang untuk bekerja pada perusahaan tersebut harus sangat diperhatikan,
yaitu mengenai pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan dimaksud
diselenggarakan dalam bentuk jaminan sosial tenaga kerja yang bersifat
umum untuk dilaksanakan atau bersifat dasar, dengan berasaskan usaha
bersama, kekeluargaan dan kegotong royongan sebagai mana yang
tercantum dalam jiwa dan semangat Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.
Jaminan pemeliharaan kesehatan merupakan jaminan sebagai
commit to user
memerlukan pemeriksaan, pengobatan, dan/atau perawatan termasuk
kehamilan dan persalinan. Pemeliharaan kesehatan dimaksudkan untuk
meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga dapat melaksanakan
tugas sebaik-baiknya dan merupakan upaya kesehatan dibidang
penyembuhan. Oleh karena itu upaya penyembuhan memerlukan dana
yang tidak sedikit dan memberatkan jika dibebankan kepada perorangan,
maka sudah selayaknya diupayakan penanggulangan kemampuan
masyarakat melalui program jaminan sosial tenaga kerja. Para pekerja
dalam pembangunan nasional semakin meningkat, dengan resiko dan
tanggung jawab serta tantangan yang dihadapinya. Oleh karena itu kepada
mereka dirasakan perlu untuk diberikan perlindungan, pemeliharaan, dan
peningkatan kesejahteraannya sehingga menimbulkan rasa aman dalam
bekerja.
4. Tinjauan tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja a. Pengertian Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Tenaga kerja mempunyai peranan dan arti yang penting sebagai suatu
unsur penunjang untuk berhasilnya pembangunan nasional, sehingga sudah
sewajarnya kepada mereka diberikan perlindungan, pemeliharaan dan
pengembangan terhadap kesejahteraannya.
Salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan
keluarganya adalah melalui program jaminan sosial tenaga kerja, yaitu
jaminan yang menjadi hak tenaga kerja berbentuk tunjangan berupa uang,
pelayanan dan pengobatan yang merupakan pengganti penghasilan yang
hilang atau berkurang sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami
oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua,
meninggal dunia dan menganggur. ( Sendjun H. Manulang, 2001 : 131 )
Hak setiap tenaga kerja yang sekaligus merupakan kewajiban dari
majikan. Pada hakikatnya program jaminan sosial tenaga kerja dimaksud
untuk memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan
commit to user
Pengertian tentang jaminan sosial tenaga kerja di atas, maka dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa pada hakekatnya jaminan sosial tenaga
kerja merupakan program publik yang memberikan perlindungan bagi
tenaga kerja dalam menghadapi resiko sosial-ekonomi tertentu.
Unsur-unsur utama dalam pengertian ini menyangkut :
1) Program Publik
Jaminan Sosial merupakan program publik, yaitu program yang
memberikan hak dan kewajiban secara pasti bagi pengusaha dan
tenagakerja berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992. Hak
yang diberikan berupa santunan tunai dan pelayanan medis bagi tenaga
kerja dan keluarganya, sedang kewajibannya adalah berupa
kepesertaan dan pembiayaan dalam program ini.
2) Perlindungan
Jaminan Sosial memberikan perlindungan yang bersifat dasar dengan
maksud menjaga harkat dan martabat manusia jika mengalami resiko
sosial ekonomi dengan pembiayaan yang dapat dijangkau oleh setiap
pengusaha atau tenaga kerja itu sendiri.
3) Resiko Sosial Ekonomi
Resiko sosial ekonomi yang ditanggulangi terbatas pada
peristiwa-peristiwa kecelakaan, sakit, hamil, cacat, hari tua dan meninggal dunia
yang mengakibatkan berkurangnya atau terputusnya penghasilan
tenaga kerja dan atau membutuhkan perawatan medis.
Disamping itu program jaminan sosial tenaga kerja mempunyai
beberapa aspek antara lain :
1) Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup
minimal bagi tenaga kerja beserta keluarganya.
2) Merupakan penghargaan kepada tenaga kerja mendidik kemandirian
pekerja sehingga pekerja tidak harus meminta belas kasihan orang lain
jika dalam hubungan kerja terjadi resiko – resiko seperti kecelakaan
commit to user
Program Jaminan Sosial mempunyai beberapa karakteristik dan
struktur, antara lain :
1) Program Jaminan Sosial yang merupakan bagian dari program
keamanan ekonomis warga negara mempunyai karakteristik
ditetapkan dengan undang-undang. Dan program ini umumnya
menyediakan pembayaran tunai sebagai pengganti sebagian atau
seluruh kehilangan pendapatan warga negara.
2) Jaminan Sosial yang merupakan tanggung jawab negara terhadap
warganya dibedakan berdasar pada sumber pembebanan dan
layanannya, yaitu :
a) Asuransi Sosial dengan pembebanan bukan dari pendapatan negara,
dengan karakteristik :
(1) Kepesertaan bersifat wajib, artinya seluruh warga negara
menjadi peserta program asuransi sosial;
(2) Sebagian besar atau seluruhnya bersumber dari masyarakat,
pemberi kerja dan atau bersama pegawai dalam bentuk iuran
khusus untuk itu;
(3) Iuran ini dibukukan secara terpisah dari akun negara atau
pemerintah yang umum dan pembayaran manfaat asuransi sosial
bersumber dari akumulasi iuran;
(4) Hak untuk memperoleh manfaat biasanya diperhitungkan atau
berkaitan dengan iuran yang telah dilakukan atau kepesertaan
liputan dan manfaat dan iuran tiap peserta tidak sama
b) Bantuan Sosial yang sepenuhnya beban negara biasanya diberikan
kepada perorangan warga negara yang dibuktikan
membutuhkannya dan diberikan dalam jangka waktu tertentu.
c) Layanan masyarakat sepenuhnya menjadi beban negara yang
diberikan kepada perorangan yang memenuhi kategori tertentu
yang berhak menerimanya (Didi Achdiyat, 2005 : 11-12 ).
commit to user
Survivors Insurance Trust Fund, the Federal Disability Insurance Trust Fund, the Federal Hospital Insurance Trust Fund, or the Federal Supplementary Medical Insurance Trust Fund. (Jaminan Sosial adalah program asuransi sosial yang didanai melalui pajak gaji khusus disebut Federal Asuransi Kontribusi Act (FICA). Deposito pajak secara formal dipercayakan ke Federal Tua dan Dana Perwalian Asuransi Korban, Dana Perwalian Asuransi Cacat Federal, Dana Perwalian Asuransi Rumah Sakit Federal, atau Dana Perwalian Federal Tambahan Asuransi Kesehatan ). (Alexander Gerard Cozzaglio, 2006 : 402).
b. Jenis-jenis Jaminan Sosial Tenagakerja
Jaminan sosial tenaga kerja secara umum terbagi menjadi empat
macam, yaitu :
1) Jaminan Kecelakaan Kerja
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) adalah santunan berupa uang
sebagai pengganti biaya pengangkutan, pemeriksaan, biaya pengobatan
dan/atau perawatan, biaya rehabilitasi serta santunan sementara tidak
mampu bekerja, santunan cacat sebagian untuk selama-lamanya baik
fisik, maupun mental, santunan kematian sebagai akibat peristiwa
berupa kecelakaan kerja.
Kecelakaan Kerja maupun penyakit akibat kerja merupakan resiko
yang dihadapi oleh tenaga kerja yang melakukan pekerjaan. Untuk
menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh penghasilannya yang
diakibatkan oleh kematian atau cacat karena kecelakaan kerja baik
fisik maupun mental, maka perlu adanya jaminan kecelakaan kerja.
commit to user
Kecelakaan yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai kecelakaan
kerja ( Redaksi Sinar Grafika, 1992 : 4 ) :
a) Kecelakaan yang terjadi pada waktu cuti yaitu yang bersangkutan
sedang bebas dari urusan pekerjaan yang menjadi tugas dan
tanggung jawabnya.
b) Kecelakaan yang terjadi di mes / perkemahan yang tidak berada di
lokasi / tempat kerja.
c) Kecelakaan yang terjadi dalam rangka melakukan kegiatan yang
bukan merupakan tugas dari atasan. Untuk kepentingan
perusahaan.
d) Kecelakan kerja yang terjadi pada waktu yang bersangkutan
meninggalkan tempat kerja untuk kepentingan pribadi. Contohnya
pergi makan tidak dianggap sebagai kecelakan kerja jika
perusahaan menyediakan fasilitas makan.
2) Jaminan Kematian
Jaminan Kematian (JKM) adalah santunan kematian berupa uang
tunai dan santunan berupa uang untuk pengganti biaya pemakaman,
seperti pembelian tanah (sewa / retribusi ), peti jenazah, kain kafan,
transportasi dan lain-lain yang berkaitan dengan tata cara pemakaman
sesuai dengan adat istiadat, agama dan Kepercayaan Kepada Tuhan
Yang Maha Esa serta kondisi daerah masing-masing dari tenaga kerja
yang bersangkutan. ( Zulaini Wahab, 2001 : 144 )
Tenaga kerja yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja
akan mengakibatkan terputusnya penghasilan, dan sangat berpengaruh
pada kehidupan sosial ekonomi bagi keluarga yang ditinggalkan. Oleh
karena itu, diperlukan jaminan kematian dalam upaya meringankan
beban keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun santunan
commit to user
3) Jaminan hari TuaJaminan Hari tua (JHT) adalah santunan berupa uang yang
dibayarkan secara sekaligus atau berkala atau sebagian dan berkala
kepada tenaga kerja karena ;
a) Telah mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun; atau
b) Cacat total tetap setelah ditetapkan oleh dokter.
Hari tua dapat mengkibatkan terputusnya upah karena tidak lagi
mampu bekerja. Akibat terputusnya upah tersebut dapat menimbulkan
kerisauan bagi tenaga kerja dan mempengaruhi ketenaga kerjaan
sewaktu masih bekerja, terutama bagi mereka yang penghasilannya
rendah. Jaminan hari tua memberikan kepastian penerimaan yang
dibayarkan sekaligus dan atau berkala pada saat tenaga kerja mencapai
usia 55 ( lima puluh lima ) tahun atau memenuhi persyaratan tersebut.
Hal tenaga kerja meninggal dunia, Jaminan Hari Tua (JHT)
dibayarkan kepada Janda Atau Duda atau Anak Yatim Piatu. Yang
dimaksud dengan yatim piatu adalah anak yatim atau anak piatu, yang
pada saat janda atau duda tersebut meninggal dunia masih menjadi
tanggungan janda atau duda tersebut.
4) Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) adalah jaminan berupa
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada tenaga kerja atau suami
atau istri yang sah dan anak yang bersifat menyeluruh dan meliputi
pelayanan peningkatan kesehatan, pencegahan dan penyembuhan
penyakit, serta pemulihan kesehatan.
Pemeliharaan kesehatan dimaksudkan unutk meningkatkan
produktivitas tenaga kerja sehingga dapat melaksankan tugas
sebaik-baiknya dan merupakan upaya kesehatan dibidang penyembuhan(
kuratif ).
Oleh karena, upaya penyembuhan memerlukan dana yang tidak
commit to user
sudah selayaknya diupayakan penggulangan kemampuan masyarakat
melalui program jaminan sosial tenaga kerja.
Disamping itu pengusaha tetap berkewajiban mengadakan
pemeliharaan kesehatan tenaga kerja yang meliputi upaya peningkatan
(promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif), dan
pemulihan (rehabilitatif).
c. Pengaturan Jaminan Sosial Tenaga kerja
Jaminan Sosial tenaga Kerja diatur dalam Undang-Undang Nomor
3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Lembaran Negara
Nomor 14 Tahun 1992 yang mulai berlaku 17 Februari 1992.
Undang-Undang ini dilaksanakan deengan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun
1992 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
mulai berlaku 27 Februari 1993.
Jaminan Sosial Tenaga kerja termasuk jenis asuransi wajib
(compulsory insurance). Dikatakan asuransi wajib karena (Abdul Kadir M,
2002 : 223 ):
1) Berlakunya Jaminan Sosial Tenaga Kerja diwajibkan oleh
undang-undang, bukan berdasarkan perjanjian.
2) Pihak penyelenggara Jamsostek adalah pemerintah yang didelegasikan
kepada Badan Usaha Milik Negara (Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1992).
3) Jamsostek bermotif perlindungan masyarakat (social security), yang
dananya dihimpun dari masyarakat tenaga kerja dan digunakan untuk
kepentingan masyarakat tenaga kerja dan digunakan untuk kepentingan
masyarakat tenaga kerja yang diancam bahaya kecelakaan kerja.
4) Dana yang sudah terkumpul dari masyarakat tenaga kerja, tetapi belum
digunakan sebagai dana kecelakaan kerja dimanfaatkan untuk
kesejahteraan tenaga kerja melalui program investasi.
d. Sifat dan manfaat Jaminan Sosial Tenaga Kerja