• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4. Tinjauan tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Tenaga kerja mempunyai peranan dan arti yang penting sebagai suatu unsur penunjang untuk berhasilnya pembangunan nasional, sehingga sudah sewajarnya kepada mereka diberikan perlindungan, pemeliharaan dan pengembangan terhadap kesejahteraannya.

Salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya adalah melalui program jaminan sosial tenaga kerja, yaitu jaminan yang menjadi hak tenaga kerja berbentuk tunjangan berupa uang, pelayanan dan pengobatan yang merupakan pengganti penghasilan yang hilang atau berkurang sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, meninggal dunia dan menganggur. ( Sendjun H. Manulang, 2001 : 131 )

Hak setiap tenaga kerja yang sekaligus merupakan kewajiban dari majikan. Pada hakikatnya program jaminan sosial tenaga kerja dimaksud untuk memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga yang sebagian yang hilang. ( Lalu Husni, 2005 : 122 )

commit to user

Pengertian tentang jaminan sosial tenaga kerja di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pada hakekatnya jaminan sosial tenaga kerja merupakan program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja dalam menghadapi resiko sosial-ekonomi tertentu. Unsur-unsur utama dalam pengertian ini menyangkut :

1) Program Publik

Jaminan Sosial merupakan program publik, yaitu program yang memberikan hak dan kewajiban secara pasti bagi pengusaha dan tenagakerja berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992. Hak yang diberikan berupa santunan tunai dan pelayanan medis bagi tenaga kerja dan keluarganya, sedang kewajibannya adalah berupa kepesertaan dan pembiayaan dalam program ini.

2) Perlindungan

Jaminan Sosial memberikan perlindungan yang bersifat dasar dengan maksud menjaga harkat dan martabat manusia jika mengalami resiko sosial ekonomi dengan pembiayaan yang dapat dijangkau oleh setiap pengusaha atau tenaga kerja itu sendiri.

3) Resiko Sosial Ekonomi

Resiko sosial ekonomi yang ditanggulangi terbatas pada peristiwa-peristiwa kecelakaan, sakit, hamil, cacat, hari tua dan meninggal dunia yang mengakibatkan berkurangnya atau terputusnya penghasilan tenaga kerja dan atau membutuhkan perawatan medis.

Disamping itu program jaminan sosial tenaga kerja mempunyai beberapa aspek antara lain :

1) Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup

minimal bagi tenaga kerja beserta keluarganya.

2) Merupakan penghargaan kepada tenaga kerja mendidik kemandirian pekerja sehingga pekerja tidak harus meminta belas kasihan orang lain jika dalam hubungan kerja terjadi resiko – resiko seperti kecelakaan kerja, sakit, hari tua dan lainnya.

commit to user

Program Jaminan Sosial mempunyai beberapa karakteristik dan struktur, antara lain :

1) Program Jaminan Sosial yang merupakan bagian dari program

keamanan ekonomis warga negara mempunyai karakteristik ditetapkan dengan undang-undang. Dan program ini umumnya menyediakan pembayaran tunai sebagai pengganti sebagian atau seluruh kehilangan pendapatan warga negara.

2) Jaminan Sosial yang merupakan tanggung jawab negara terhadap

warganya dibedakan berdasar pada sumber pembebanan dan layanannya, yaitu :

a) Asuransi Sosial dengan pembebanan bukan dari pendapatan negara, dengan karakteristik :

(1) Kepesertaan bersifat wajib, artinya seluruh warga negara menjadi peserta program asuransi sosial;

(2) Sebagian besar atau seluruhnya bersumber dari masyarakat, pemberi kerja dan atau bersama pegawai dalam bentuk iuran khusus untuk itu;

(3) Iuran ini dibukukan secara terpisah dari akun negara atau pemerintah yang umum dan pembayaran manfaat asuransi sosial bersumber dari akumulasi iuran;

(4) Hak untuk memperoleh manfaat biasanya diperhitungkan atau berkaitan dengan iuran yang telah dilakukan atau kepesertaan liputan dan manfaat dan iuran tiap peserta tidak sama

b) Bantuan Sosial yang sepenuhnya beban negara biasanya diberikan kepada perorangan warga negara yang dibuktikan membutuhkannya dan diberikan dalam jangka waktu tertentu.

c) Layanan masyarakat sepenuhnya menjadi beban negara yang

diberikan kepada perorangan yang memenuhi kategori tertentu yang berhak menerimanya (Didi Achdiyat, 2005 : 11-12 ).

Social Security is a social insurance program that is funded through dedicated payroll taxes called Federal Insurance Contributions Act (FICA). Tax deposits are formally entrusted to the Federal Old-Age and

commit to user

Survivors Insurance Trust Fund, the Federal Disability Insurance Trust Fund, the Federal Hospital Insurance Trust Fund, or the Federal Supplementary Medical Insurance Trust Fund. (Jaminan Sosial adalah program asuransi sosial yang didanai melalui pajak gaji khusus disebut Federal Asuransi Kontribusi Act (FICA). Deposito pajak secara formal dipercayakan ke Federal Tua dan Dana Perwalian Asuransi Korban, Dana Perwalian Asuransi Cacat Federal, Dana Perwalian Asuransi Rumah Sakit Federal, atau Dana Perwalian Federal Tambahan Asuransi Kesehatan ). (Alexander Gerard Cozzaglio, 2006 : 402).

b. Jenis-jenis Jaminan Sosial Tenagakerja

Jaminan sosial tenaga kerja secara umum terbagi menjadi empat macam, yaitu :

1) Jaminan Kecelakaan Kerja

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) adalah santunan berupa uang sebagai pengganti biaya pengangkutan, pemeriksaan, biaya pengobatan dan/atau perawatan, biaya rehabilitasi serta santunan sementara tidak mampu bekerja, santunan cacat sebagian untuk selama-lamanya baik fisik, maupun mental, santunan kematian sebagai akibat peristiwa berupa kecelakaan kerja.

Kecelakaan Kerja maupun penyakit akibat kerja merupakan resiko yang dihadapi oleh tenaga kerja yang melakukan pekerjaan. Untuk menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh penghasilannya yang diakibatkan oleh kematian atau cacat karena kecelakaan kerja baik fisik maupun mental, maka perlu adanya jaminan kecelakaan kerja.

Accidents to employees are common in the factories. However, when an employee is involved in an employment injury, he or she has numerous benefits. These benefits provide cash payments to the employee or his or her survivors reflecting income loss and payments for medical care. The general benefits available are allowances, hospital or medical expenses, rehabilitation and other care costs. ( Kecelakaan kerja merupakan hal yang biasa dalam pabrik. Bagaimanapun juga, ketika seorang pekerja ikut dalam kecelakaan kerja, dia memiliki banyak keuntungan. Keuntungan ini menyediakan pembayaran tunai kepada pekerja mewakili pendapatannya yang hilang dan pembayaran untuk pengobatan. Keuntungan umum yang disediakan berupa pemberian uang, biaya rumah sakit atau pengobatan, rehabilitasi dan biaya lainnya). ( Rooshida Merican Binti Abdul Rahim Merican, 2010 : 27).

commit to user

Kecelakaan yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai kecelakaan kerja ( Redaksi Sinar Grafika, 1992 : 4 ) :

a) Kecelakaan yang terjadi pada waktu cuti yaitu yang bersangkutan sedang bebas dari urusan pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.

b) Kecelakaan yang terjadi di mes / perkemahan yang tidak berada di lokasi / tempat kerja.

c) Kecelakaan yang terjadi dalam rangka melakukan kegiatan yang bukan merupakan tugas dari atasan. Untuk kepentingan perusahaan.

d) Kecelakan kerja yang terjadi pada waktu yang bersangkutan

meninggalkan tempat kerja untuk kepentingan pribadi. Contohnya pergi makan tidak dianggap sebagai kecelakan kerja jika perusahaan menyediakan fasilitas makan.

2) Jaminan Kematian

Jaminan Kematian (JKM) adalah santunan kematian berupa uang tunai dan santunan berupa uang untuk pengganti biaya pemakaman, seperti pembelian tanah (sewa / retribusi ), peti jenazah, kain kafan, transportasi dan lain-lain yang berkaitan dengan tata cara pemakaman sesuai dengan adat istiadat, agama dan Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa serta kondisi daerah masing-masing dari tenaga kerja yang bersangkutan. ( Zulaini Wahab, 2001 : 144 )

Tenaga kerja yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja akan mengakibatkan terputusnya penghasilan, dan sangat berpengaruh pada kehidupan sosial ekonomi bagi keluarga yang ditinggalkan. Oleh karena itu, diperlukan jaminan kematian dalam upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun santunan berupa uang.

commit to user

3) Jaminan hari Tua

Jaminan Hari tua (JHT) adalah santunan berupa uang yang dibayarkan secara sekaligus atau berkala atau sebagian dan berkala kepada tenaga kerja karena ;

a) Telah mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun; atau b) Cacat total tetap setelah ditetapkan oleh dokter.

Hari tua dapat mengkibatkan terputusnya upah karena tidak lagi mampu bekerja. Akibat terputusnya upah tersebut dapat menimbulkan kerisauan bagi tenaga kerja dan mempengaruhi ketenaga kerjaan sewaktu masih bekerja, terutama bagi mereka yang penghasilannya rendah. Jaminan hari tua memberikan kepastian penerimaan yang dibayarkan sekaligus dan atau berkala pada saat tenaga kerja mencapai usia 55 ( lima puluh lima ) tahun atau memenuhi persyaratan tersebut.

Hal tenaga kerja meninggal dunia, Jaminan Hari Tua (JHT) dibayarkan kepada Janda Atau Duda atau Anak Yatim Piatu. Yang dimaksud dengan yatim piatu adalah anak yatim atau anak piatu, yang pada saat janda atau duda tersebut meninggal dunia masih menjadi tanggungan janda atau duda tersebut.

4) Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) adalah jaminan berupa pelayanan kesehatan yang diberikan kepada tenaga kerja atau suami atau istri yang sah dan anak yang bersifat menyeluruh dan meliputi pelayanan peningkatan kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit, serta pemulihan kesehatan.

Pemeliharaan kesehatan dimaksudkan unutk meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga dapat melaksankan tugas sebaik-baiknya dan merupakan upaya kesehatan dibidang penyembuhan( kuratif ).

Oleh karena, upaya penyembuhan memerlukan dana yang tidak sedikit dan memberatkan jika dibebankan kepada perorangan, maka

commit to user

sudah selayaknya diupayakan penggulangan kemampuan masyarakat melalui program jaminan sosial tenaga kerja.

Disamping itu pengusaha tetap berkewajiban mengadakan pemeliharaan kesehatan tenaga kerja yang meliputi upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif).

c. Pengaturan Jaminan Sosial Tenaga kerja

Jaminan Sosial tenaga Kerja diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Lembaran Negara Nomor 14 Tahun 1992 yang mulai berlaku 17 Februari 1992. Undang-Undang ini dilaksanakan deengan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja mulai berlaku 27 Februari 1993.

Jaminan Sosial Tenaga kerja termasuk jenis asuransi wajib (compulsory insurance). Dikatakan asuransi wajib karena (Abdul Kadir M, 2002 : 223 ):

1) Berlakunya Jaminan Sosial Tenaga Kerja diwajibkan oleh undang-undang, bukan berdasarkan perjanjian.

2) Pihak penyelenggara Jamsostek adalah pemerintah yang didelegasikan kepada Badan Usaha Milik Negara (Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992).

3) Jamsostek bermotif perlindungan masyarakat (social security), yang dananya dihimpun dari masyarakat tenaga kerja dan digunakan untuk kepentingan masyarakat tenaga kerja dan digunakan untuk kepentingan masyarakat tenaga kerja yang diancam bahaya kecelakaan kerja. 4) Dana yang sudah terkumpul dari masyarakat tenaga kerja, tetapi belum

digunakan sebagai dana kecelakaan kerja dimanfaatkan untuk kesejahteraan tenaga kerja melalui program investasi.

d. Sifat dan manfaat Jaminan Sosial Tenaga Kerja Sifat dari Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah :

commit to user

1) Pengusaha dan tenaga kerja wajib menjadi peserta untuk menjamin ketidakpastian masa depan.

2) Perlindungan dasar terhadap resiko kecelakaan, cacat, pemeliharaan kesehatan, hari tua dan meninggal dunia.

3) Gotong royong antar resiko, antar generasi dan antar golongan

penghasilan dalam pembiayaan Jaminan.

4) Menjaga harkat dan martabat manusia dalam menghadapi resiko-resiko sosial ekonomi.

Adapun manfaat dari Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah : 1) Bagi Pengusaha :

(a) Menciptakan rasa aman dan ketenangan usaha, kondisi ini akan meningkatkan produktivitas perusahaan.

(b) Pengeluaran biaya dari perusahaan untuk menjamin tenaga kerja bisa terkendali / bisa diatur karena pengeluarannya secara rutin pada tiap bulan, kepada badan penyelenggara Jamsostek.

2) Bagi Tenaga Kerja :

(a) Adanya kepastian jaminan berupa santunan atas penghasilan yang hilang atau berkurang pada waktu mengalami kecelakaan, cacat, hari tua dan meninggal dunia.

(b) Adanya jaminan pelayanan pemeliharaan kesehatan bagi tenaga kerja dan keluarganya.

e. Kepesertaan

Pasal 3 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek dan Pasal 117 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1997 jo. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, setiap tenaga kerja berhak atas Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Bagi pengusaha yang telah menyelenggarakan sendiri program pemeliharaan kesehatan bagi tenaga kerja dengan manfaat yang lebih baik dari Paket Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Dasar, tidak wajib ikut dalam Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) yang diselenggarakan oleh PT. Jamsostek. Di samping itu, dalam hal perusahaan belum ikut serta

commit to user

dalam program Jamsostek, Pengusaha wajib memberikan Jaminan Kecelakaan Kerja bagi tenaga kerjanya. Pengusaha harus secara aktif (wajib) mendaftarkan perusahaan dan tenaga kerja sebagai peserta program Jamsostek pada PT. Jamsostek.

Sehubungan dengan kepesertaan Jamsostek, Badan Penyelenggara dalam hal ini PT. Jamsostek berkewajiban untuk menyampaikan :

1) Sertifikat kepesertaan untuk masing-masing perusahaan sebagai tanda kepesertaan;

2) Kartu peserta untuk masing-masing tenaga kerja sebagai tanda

kepesertaan dalam program Jamsostek;

3) Kartu Pemeliharaan Kesehatan untuk masing-masing tenaga kerja

bagi yang mengikuti program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan.

Kepesertaan perusahaan dan tenaga kerja dalam program Jamsostek berlaku sejak pendaftaran dan pembayaran iuran pertama dilakukan oleh Pengusaha.

f. Iuran / premi Jamsostek

Untuk iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), iuran Jaminan Kematian (JKM), iuran Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JKP) ditanggung oleh Pengusaha, sedang iuran Jaminan Hari Tua (JKT) ditanggung oleh Pengusaha dan tenaga kerja.

Pengusaha wajib membayar iuran dan melakukan pemungutan iuran yang menjadi kewajiban tenaga kerja melalui pemotonganupah tenaga kerja serta membayarkan kepada Badan Penyelenggara, pada setiap bulan dan disetor secara lunas paling lambat tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya dari bulan iuran yang bersangkutan.

Keterlambatan pembayaran akan dikenakan denda sebesar 2 % (dua persen) untuk setiap bulan keterlambatan yang dihitung dari iuran yang seharusnya dibayar. Besarnya iuran program Jamsostek adalah sebagai berikut:

1) Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) yang rincian besarnya iuran

commit to user

Kelompok I : 0,24 % (nol koma dua puluh empat persen) dari

upah sebulan;

Kelompok II : 0,54 % (nol koma lima puluh empat persen) dari

upah sebulan;

Kelompok III : 0, 89 % (nol koma delapan puluh sembilan persen) dari upah sebulan;

Kelompok IV : 1,27 % (satu koma dua puluh tujuh persen) dari

upah sebulan;

Kelompok V : 1,74 % (satu koma tujuh puluh empat persen) dari

upah sebulan;

2) Jaminan Hari Tua (JHT) sebesar 5,70% (lima koma tujuh puluh

persen) dari upah sebulan, sebesar 3,70% (tiga koma tujuh puluh persen) ditanggung oleh Pengusaha dan 2% (dua persen) ditanggung oleh tenaga kerja;

3) Jaminan Kematian (JKM) sebesar 0,30% (nol koma tiga puluh persen) dari upah sebulan;

4) Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) sebesar 6% (enam persen) dari upah sebulan bagi tenaga kerja yang sudah berkeluarga, dan 3% (tiga persen) dari upah sebulan bagi tenaga kerja yang belum berkeluarga.

Dasar perhitungan iuran Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) dari upah sebulan setinggi-tingginya Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah). Perbedaan besarnya iuran Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi tenaga kerja yang sudah berkeluarga dan yang belum berkeluarga dimaksudkan agar ada keseimbangan antara kewajiban pengusaha dan pelayanan yang diberikan kepada tenaga kerja itu sendiri.

Dalam Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Pasal (13) sampai Pasal (17), dapat dilihat penjelasan mengenai kepesertaan jaminan sosial berikut dengan iuran (premi) yang harus dibayarkan antara lain sebagai berikut :

1) Pemberi kerja wajib bertahap mendaftarkan dirinya dan pekerjaannya sebagai peserta BPJS sesuai program yang diikuti.

commit to user

2) Pemerintah secara bertahap mendaftarkan PBI sebagai peserta kepada BPJS.

3) Setiap peserta wajib membayar iuran (% upah atau nominal).

4) Setiap pemberi kerja wajib memungut iuran dari pekerjanya,

menambahkan iuran yang menjadi kewajibannya dan membayarkan iuran kepada BPJS secara berkala (setiap bulan).

5) Iuran bagi PBI dibayar oleh pemerintah dan pada tahap pertama untuk program jaminan kesehatan (Ibnu Suryadi, 2005 : 39 ).

g. Ketentuan pidana dan sanksi administratif

Berdasarkan Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek, diancam dengan kurungan, selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) apabila :

1) Perusahaan yang termasuk kriteria wajib ikut program Jamsostek, tetapi tidak melaksanakan;

2) Pengusaha yang tidak melaporkan terjadinya kecelakaan kerja dalam waktu tidak lebih 2 (dua) kali 24 jam;

3) Pengusaha yang tidak memiliki daftar tenaga kerja dan tidak

menyampaikan data ketenagakerjaan yang ada, atau data yang disampaikan tidak benar;

4) Perusahaan yang tidak membayar iuran Jamsostek;

5) Badan Penyelenggara (PT Jamsostek) yang tidak membayar jaminan sosial tenaga kerja dalam waktu tidak lebih dari 1 (satu) bulan.

Sanksi administratif berupa pencabutan izin usaha akan dikenakan kepada Pengusaha yang :

1) Tidak mengikutsertakan tenaga kerja pada program Jamsostek;

2) Tidak memberikan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) kepada tenaga

kerja;

3) Tidak menyampaikan kartu peserta program Jamsostek kepada

commit to user

4) Tidak memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan kepada

tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan;

5) Tidak melaporkan kepada Badan Penyelenggara (PT Jamsostek)

perubahan mengenai : a) Alamat perusahaan; b) Kepemilikan perusahaan; c) Jenis atau bidang usaha;

d) Jumlah tenaga kerja dan keluarganya; e) Besarnya upah setiap tenaga kerja.

6) Tidak melaporkan setiap kecelakan kerja dan akibat kecelakaan kerja kepada kantor Depnaker dan Badan Penyelenggara setempat;

7) Tidak melaporkan penyakit yang timbul karena hubungan kerja;

8) Tidak membayar upah tenaga kerja yang mengalami kecelakaan

selama yang bersangkutan belum mampu bekerja.

Sanksi berupa denda uang sebesar 2% (dua persen) dari sebesar iuran yang harus dibayar untuk setiap bulan keterlambatan pembayaran iuran oleh Pengusaha. Sanksi berupa denda sebesar 1% (satu persen) dari jumlah Jaminan Hari Tua (JHT), untuk setiap hari keterlambatan dan dibayarkan kepada tenaga kerja.

Selain penyidik pejabat kepolisian Republik Indonesia, juga kepada pegawai negeri sipil tertentu di departemen yang membidangi ketenagakerjaan diberikan wewenang khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, untuk melakukan penyelidikan tindak pidana terhadap program penyidik.

Penyidik berwenang :

1) Melakukan penelitian atas kebenaran laporan atau keterangan

berkenaan dedengan tindak pidana di bidang Jamsostek;

2) Melakukan penelitian terhadap orang atau badan yang diduga

commit to user

3) Meminta keterangan dan barang bukti dari orang atau badan

sehubungan dengan peristiwa tindak pidana korupsi di bidang Jamsostek.

Dokumen terkait