• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. ANALISA DATA

5.2. Pelaksanaan Program Kecakapan Hidup bagi Warga Binaan

Pelaksanaan program kecakapan hidup terhadap anak asuh dapat dilihat dari keterlibatan responden dalam mengikuti program, mengenai kecukupan lama waktu pelatihan, cara mengajar yang dilakukan oleh pengajar, kejelasan materi yang di ajarkan, dan kelengkapan buku yang diberikan. Hasil penelitian dari pelaksanaan program kecakapan hidup bagi warga binaan oleh Yayasan Al Jam’iyatul Washliyah Binjai diuraikan pada sebagai berikut :

Tabel 5.7

Distribusi Responden Mengikuti Program Keterampilan Hidup No. Mengikuti Program Life

Skill Frekuensi % 1. 2. Sering Kadang-kadang 17 3 85,00 15,00 Jumlah 20 100,00

Sumber : Hasil penelitian Tahun 2010

Data yang disajikan pada tabel 5.7, dapat kita lihat bahwa 17 orang responden atau 85,00% menginformasikan sering mengikuti program kecakapan hiduptersebut. Hal ini menunjukkan anak asuhingin mendapatkan pembelajaran baru di luar pembelajaran sekolah, serta tingginya antusias responden dalam mengikuti pelatihan program kecakapan hidup. Mereka juga menyenangi pembimbing yang memberikan materi pelatihan. Selanjutnya terdapat 3 orang responden atau 15,00% yang menyatakan kadang-kadang dalam mengikuti program pelatihan life skill

tersebut karena mereka tidak pernah mengikuti kegiatan tersebut dikarenakan alasan sakit.

Tabel 5.8

Distribusi Responden Mengenai Kecukupan Lama Waktu Pelatihan Progam Life Skill

No Lama Waktu Pelatihan Frekuensi % 1. 2. Cukup Kurang cukup 15 5 75,00 25,00 Jumlah 20 100,00

Sumber : Hasil penelitian Tahun 2010

Data yang disajikan pada tabel 5.8 menunjukkan bahwa 15 orang responden atau 75,00% menjawab lama waktu pelatihan sudah cukup. Mereka menyatakan apabila waktu pelatihan yang terlalu lama akan membuat mereka merasa capek dan bosan. Kemudian 5 orang responden atau 25,00% menyatakan lama waktu pelatihan kecakapan hidup kurang cukup. Karena sebaliknya responden menginformasikan pelatihan tersebut sangat berguna dan mereka menyukai pelatihan yang diberikan oleh yayasan tetapi menurut mereka lama waktu yang diberikan kurang mencukupi.

Tabel 5.9

Distribusi Responden Mengenai Cara Mengajar yang Dilakukan oleh Pengajar No Cara Pengajar yang

Dilakukan oleh Pengajar Frekuensi % 1. 2. Praktis Kurang praktis 15 5 75,00 25,00 Jumlah 20 100,00

Sumber : Hasil penelitian Tahun 2010

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.9, dapat kita lihat bahwa 15 orang responden atau 75,00% menyatakan bahwa cara mengajar yang dilakukan oleh tenaga pengajar lebih praktis. Responden merasa bahwa pembimbing program kecakapan hidup sangat berbeda dengan pembimbing sekolah, karena pembimbing yang masih berusia muda sehingga mengajarnya lebih praktis, lebih mengerti keadaan dan keinginan peserta bimbingan penerima pelatihan program kecakapan hidup tersebut. Sedangkan lainnya ada 5 orang responden atau 25,00% yang menyatakan kurang praktis.

Tabel 5.10

Distribusi Responden Mengenai Kejelasan Materi yang Diajarkan Tenaga Pengajar

No. Materi yang Diajarkan Tenaga Pengajar Frekuensi % 1. 2. Jelas Kurang jelas 15 5 75,00 25,00 Jumlah 20 100,00

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.10 diketahui terdapat 15 orang responden atau 75,00% menjawab materi yang disampaikan oleh tenaga pengajar dapat dimengerti dengan jelas. Responden merasa pengajar menyampaikan materi-materi yang tidak sulit dan mudah dimengerti sehingga responden lebih memahami dengan jelas. Selanjutnya yang menyatakan kurang jelas berjumlah 5 orang responden atau 25%. Responden menyatakan materinya tidak sulit tetapi cara penyampaian pengajar kepada mereka terlalu cepat sehingga mereka kurang jelas memahaminya. Berikut ini hasil wawancara peneliti dengan salah satu responden mengenai kurang jelas materi yang disampaikan pengajar yaitu saudara Wawan :

“Saya merasa materinya kurang jelas yang diberikan bapak guru, karena terlalu cepat dalam menyampaikannya jadi saya tidak dapat menangkap materi pelajaran tersebut dengan baik. Saya lebih suka apabila langsung praktek daripada dijelasin sama bapak guru”.

Tabel 5.11

Distribusi Responden Mengenai Kelengkapan Buku Panduan/Diktat yang Diberikan Yayasan

No. Kelengkapan Buku

Panduan Frekuensi % 1. 2. Lengkap Kurang lengkap 16 4 80,00 20,00 Jumlah 20 100,00

Sumber : Hasil penelitian Tahun 2010

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.11, bahwa 16 orang responden atau 80,00% menjawab lengkap untuk buku panduan/diktat yang diberikan oleh

yayasan. Hal ini karena responden menyatakan dengan adanya buku panduan itu sudah cukup bagi mereka. Sedikitnya ada 4 orang responden atau 20,00% menyatakan kurang lengkap. Hal tersebut disebabkan mereka belum mengerti dengan buku yang ada, jadi mereka ingin buku yang lebih mudah dipahami.

Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa keseluruhan responden yaitu 20 orang responden atau 100,00% menyatakan metode yang dipakai oleh tenaga pengajar dalam pelaksanaan pelatihan program kecakapan hidup yang diterapkan sudah sesuai dengan keterampilan.

Tabel 5.12

Distribusi Responden Mengenai Frekuensi Bertanya Responden Terhadap Materi yang Kurang Mengerti

No Bertanya Terhadap Materi

yang Kurang Dimengerti Frekuensi % 1. 2. 3. Sering Jarang Tidak pernah 2 10 8 10,00 50,00 40,00 Jumlah 20 100,00

Sumber : Hasil penelitian Tahun 2010

Data yang disajikan pada tabel 5.12 menunjukkan bahwa keterlibatan responden dalam bertanya kepada pemateri apabila ada materi yang kurang dimengerti. Sebanyak 10 orang responden atau 50,00% menjawab jarang bertanya. Hal ini karena responden sudah mengerti materi yang diberikan pembimbing. Alasan

ini jugalah yang mengakibatkan 8 orang responden atau 40,00% responden lain menyatakan tidak pernah bertanya. Terdapat 2 orang responden atau 10,00% reponden menyatakan sering bertanya. Responden menuturkan bahwa sudah menjadi kebiasaan mereka untuk selalu bertanya di tiap pertemuan. Mereka mengaku masih memiliki pengetahuan yang sangat minim atas materi-materi yang disampaikan karena menurut mereka materi tersebut adalah materi yang baru bagi mereka.

Tabel 5.13

Distribusi Responden Mengenai Tingkat Kesulitan yang Dialami dalam Mengikuti Program Life Skill

No Tingkat Kesulitan Frekuensi %

1. 2. Mudah Sulit 16 4 80,00 20,00 Jumlah 20 100,00

Sumber : Hasil penelitian Tahun 2010

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.13 dapat diketahui terdapat 16 orangresponden atau 80,00% menyatakan mudah dalam mengikuti pelatihan program kecakapan hidup. Hal ini dikarenakan semangat tinggi mereka serta fakor pembimbing yang baik sangat sabar dalam membimbing responden sehingga mereka merasa bahwa setiap materi yang diberikan sangat mudah. Terdapat 4 orang responden atau 20,00% menyatakan sulit mengikuti program kecakapan hidup tersebut. Alasan mereka menyatakan demikian karena materi pelatihan keterampilan tersebut merupakan hal baru yang mereka jumpai dalam pendidikan mereka.

Mereka merasa sulit dalam mengikutinya. Walaupun demikian mereka memiliki semangat yang tinggi untuk tetap dapat mengikuti program kecakapan hidup dan tidak akan menyerah.Berikut ini hasil wawancara peneliti dengan salah satu responden mengenai sulit dalam mengikuti program yaitu saudara Irfan :

“Saya merasa agak sulit dalam mengikuti program ini, karena sebelumnya saya tidak pernah mengikuti program seperti ini dan masih sesuatu hal yang baru bagi saya, mungkin awalnya sulit saya rasakan tetapi apabila saya ikuti dengan serius pastinya akan mudah bagi saya”.

Tabel 5.14

Distribusi Responden Mengenai Keterampilan Yang Lebih Disukai Responden

No Yang Lebih Disukai Frekuensi %

1. 2. Komputer Sablon 12 8 60,00 40,00 Jumlah 20 100,00

Sumber : Hasil penelitian Tahun 2010

Data yang disajikan pada tabel 5.14 menunjukkan responden memiliki minat lebih tinggi terhadap materi keterampilan komputer yaitu sebanyak 12 orang responden atau 60,00%. Sedangkan 8 orang responden atau 40,00% lebih menyukai materi keterampilan sablon. Hal ini disebabkan beberapa hal dimana responden mengatakan bahwa materi keterampilan komputer merupakan suatu hal yang wajib dikuasai, oleh sebab itu maka mereka lebih berminat dalam materi tersebut. Ada juga yang mengatakan bahwa pembimbing materi keterampilan komputer sangat baik dalam memberikan bimbingan dan materi pembelajarannya tidak membosankan.

Selanjutnya yang menyukai materi sablon juga memiliki alasan yang beragam. Paling utama adalah mereka menyukai keterampilan sablon karena merasa memiliki bakat dalam hal menggambar dan memamg menyukai sablon. Namun ada juga keterampilan sablon karena menurut mereka materi ini lebih mudah dan tidak memerlukan biaya yang besar dalam hal pelaksanaannya kelak ketika akan membuka usaha penyablonan.

Tabel 5.15

Pandangan Responden atas Penggunaan Komputer Satu Unit Setiap Orang Saat Pelatihan

No Setiap Anak 1 Unit 1 Orang Frekuensi % 1. 2. Selalu Kadang-kadang 16 4 80,00 20,00 Jumlah 20 100,00

Sumber : Hasil penelitian Tahun 2010

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.15, terdapat 16 responden atau 80,00% menjawab selalu memakai komputer setiap anak 1 orang 1 komputer. Hal ini dikarenakan yayasan memang sudah menyediakan banyak unit komputer agar anak bimbingan dapat dengan leluasa memakai komputer tanpa harus bergantian atau berkelompok. Kemudian jawaban untuk kadang-kadang dalam memakai 1 komputer 1 orang sedikitnya 4 orang responden atau 20,00%. Hal ini disebabkan komputer kadang mengalami kerusakan atau sedang diperbaiki mengharuskan sebagian anak menggunakan 1 komputer untuk orang.

Tabel 5.16

Pandangan Responden Terhadap Kelengkapan Peralatan untuk Pelatihan Sablon

No Ketersediaan Peralatan Frekuensi % 1. 2. Lengkap Kurang lengkap 17 3 85,00 15,00 Jumlah 20 100,00

Sumber : Hasil penelitian Tahun 2010

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.16diketahui bahwa jawaban untuk menyatakan peralatan pelatihan sablon sudah lengkap berjumlah 17 orang responden atau 85,00%. Sedangkan sedikitnya 3 orang responden atau 15,00% menyatakan kurang lengkap. Selanjutnya tidak ada responden yang menyatakan tidak lengkap. Melalui obsservasi, penulis memperoleh informasi bahwa pelatihan sablon cukup lengkap seperti cetakan, cat, kuas, cetakan, dan lain-lain.

Tabel 5.17

Pandangan Responden Mengenai Kualitas Peralatan Komputer/Sablon No Peralatan Memadai untuk

digunakan Frekuensi % 1. 2. Memadai Kurang memadai 16 4 80,00 20,00 Jumlah 20 100,00

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.17 diketahui bahwa 16 orang responden atau80,00% menyatakan peralatan terhadap pelatihan keterampilan sudah memadai. Menurut mereka peralatan seperti komputer dan peralatan sablon dapat digunakan dan berfungsi dengan baik, dan apabila peralatan rusak, yayasan akan menggantinya dengan yang baru. Apabila masih bisa diperbaiki maka akan diperbaiki kembali. Kemudian 4 orang responden atau 20,00% menyatakan merasa peralatan dalam pelatihan kurang memadai untuk digunakan. Tidak ada responden yang menyatakan bahwa peralatan dalam pelatihan keterampilan komputer/sablon tidak memadai untuk digunakan karena memang hasil observasi terhadap fasilitas peralatan dalam pelatihan keterampilan tersebut memang sudah memadai.

Dokumen terkait