4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH)
Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Gampong (RPJMG) Serba Jadi tahun 2013
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH)
PKH adalah satu program penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga yang dalam target jangka pendeknya bertujuan terlaksananya pemanfaatan
fasilitas pendidikan ataupun fasilitas kesehatan oleh RTSM peserta PKH. Dalam jangka panjang, PKH bertujuan untuk mengurangi angka dan memutus rantai kemiskinan, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, serta merubah perilaku RTSM yang relatif kurang mendukung peningkatan kesejahteraan, (Modul Diklat PKH 2013).
Desa Serba Jadi merupakan salah satu desa di Kecamatan Darul Makmur yang berada di wilayah Aceh Barat Selatan Kabupaten Nagan Raya. Jarak Desa Serba jadi dengan ibukota kabupaten sejauh 26 km atau dapat ditempuh kurang lebih selama 1 jam perjalanan dengan kendaraan bermotor. (Profil Desa Serba Jadi, 2013).
(a) Peserta PKH
Peserta PKH di Kecamatan Darul Makmur khususnya di Desa Serba Jadi di Kabupaten Nagan Raya pada tahun 2013 jumlah peserta PKH di Desa Serba Jadi sebesar 130 RTSM. Dari jumlah RTSM peserta PKH tersebut terdapat 88 RTSM di Fasdik dan 42 di Faskes. Dilihat dari jumlah kartu keluarga di Gampong Serba Jadi yang berjumlah 787 KK, maka persentase penerima PKH di Gampong Serba Jadi sebesar 6,1% dari jumlah KK.
RTSM peserta PKH di Desa Serba Jadi sudah sesuai dengan sasaran. Berdasarkan wawancara dengan tiga RTSM masing-masing dengan nama Julaida, Warsini dan Rosnidar, mereka semua pada intinya berpendapat:
“Semua RTSM peserta PKH di Gampong Serba Jadi memang layak mendapatkan bantuan dana PKH” (wawancara tanggal 11 juni 2014). Hasil konfirmasi kepada pendamping PKH yaitu Sani, ternyata tidak semua RTSM dapat diakomodir karena keterbatasan dana.
“Penentuan PKH untuk tahun 2013 dilaksanakan dengan open system, sehingga peserta yang tidak memenuhi syarat dikeluarkan, kemudian diusulkan peserta baru. Tetapi karena kuota yang ditentukan terbatas, sehingga memang ada rumah tangga yang sebenarnya layak mendapatkan dana PKH tidak dapat dijadikan peserta. Kami pernah didatangi warga untuk minta dijadikan peserta PKH dan setelah kami cek kondisi rumah tangga, memang layak mendapatkan. Tetapi sudah tidak ada lagi kuota, kami hanya mengusulkan. RTSM peserta PKH semua ditetapkan oleh pusat” (Wawancara tanggal 11 juni 2014).
Berikut data tabel penerima PKH di fasdik dan faskes. Tabel 4.3 Penerima PKH untuk Fasdik
NO NAMA ANAK NO NAMA ANAK
1 Salian Amirmayu 45 Ilham Ramadhan
2 Nesi Firlianti 46 Arya
3 Irfan Riyansyah 47 Puput
4 Lusianio 48 Ahmad Arif
5 Mahfud Sidiq 49 Putra Hardia
6 Arival Agustiawan 50 Alif Mahadi
7 Mahendri Safrizal 51 Sukma April Yanda
8 Nadia Melani Putri 52 Rio Ramadhani
9 Anugrah 53 Okta Mega Sari
10 Surtika 54 Puput Ardiansyah
11 Anita Safitri 55 Nopitaria
12 Irfan Anggara 56 Nur Herliana
13 Bayu Saputra 57 Dedek Sri Devi
14 Imam Dwi Pareja 58 Lusi Nirwanawati
15 Ar’a Joni Prananda 59 Diana Puspita
16 Edo Mulia 60 Melia Adha
17 Meliani Putri 61 Zulfiandi
18 Ariya Bagaskara 62 Fira Nanda Erika
19 M. Zaini Azhar 63 Arjun Prima
20 Dana Joelianti 64 Jepri Pranata
21 Selvia Indah Wati 65 Sri Agustina
22 Neli Handayani 66 Juliani
23 Riduan 67 Ilham Fajar Setiawan
25 Ega Trisna Ardana 69 Anang Azhar
26 Sri Yanti 70 Silvi Afriani
27 Diana Safitri 71 Sri Rahayu
28 Novel Angelia 72 Riana
29 Vela Gustiya Ningsih 73 Ririn Dasari
30 Serly Surliani 74 Susanti
31 M. Kaddafi 75 Repi Rinaldi
32 Kanaya 76 Swri Muya Lestari
33 Siska Purnamasari 77 Yana Yulita
34 Aldi Setiawan 78 Fitriana Sari
35 Trianda 79 Abi Mayu
36 Rani Puspita 80 Amalin
37 Yuki Melan Amelia 81 M. Edwin
38 Aris Fadli 82 Noviana Karliana
39 Dwi Ananta Siahaan 83 Puput Karlina
40 Mustedi 84 Joshua Cornel Roni
41 Wardan Safitra 85 Sartika Nurfiani
42 Wahyu Lanilo 86 Aris Munandar
43 Irwansyah 87 Reza Alfiandri
44 Peri Sandria 88 Putra Hardian
Tabel 4.4 Penerima PKH untuk Faskes
NO NAMA ANAK NO NAMA ANAK
1 Nurnaisah 22 Ferlita Fahzuri
2 Moh Alsidiq 23 Kanaya
3 Ade Bahrul Ilmi 24 Finza
4 Dicky Trialfiansyah 25 Safriki Irwansyah
5 Afrida Aulia Sari 26 Refa Liana Safitri
6 Sekar 27 Riki Pradana Sukuma
7 Fitri Ratna Dewi 28 Muftazul Fikri
8 Nesila Putri 29 Fajar Afrino
9 Alda Pratiwi 30 Yufika Nabila
10 Irfander Ikiwijaya 31 Arjuna Wati
11 Juwita Kailansyah 32 Finza Pratama
12 Amelia Putri 33 Nova Aulia
13 Wira Riski Putra 34 Yuanda Siahaan
15 Nazatul Ulfa 36 Maulizar
16 Alif Dermawan 37 M. Fahri
17 Risma Asriani 38 Sandi Saputra
18 Andre Suhermansayah 39 Meilisa Audril
19 Diana Safa 40 Diki Firansyah
20 Amelisa 41 Salviani
21 Refaen Oktavia 42 Gadis Solehah
(b) Ketersediaan Fasilitas
Di Gampong Serba Jadi terdapat 1 posyandu, sedangkan jumlah balita dan ibu hamil RTSM yang mendapat pelayanan sebanyak 42 orang yang terdiri dari ibu hamil dan balita, dan berarti setiap posyandu rata-rata harus melayani 42 orang. Keadaan ini dapat dikatakan kurang memberikan kenyamanan dalam pelayanan kesehatan.
Berdasarkan wawancara peneliti dengan Suriani, peserta PKH mengeluhkan keadaan ini, dan dibenarkan oleh sejumlah peserta PKH lainnya.
“Kami tidak mempermasalahkan kewajiban peserta PKH untuk mengikuti kegiatan di posyandu, tapi kegiatan di Posyandu itu membosankan. Bagaimana tidak, kami harus meninggalkan pekerjaan di rumah, harus bersusah payah membawa kedua anaknya ke posyandu, sesampainya di Posyandu, masih fokus menunggu antri lama. Setelah menunggu cukup lama baru dipanggil oleh petugas”. (Wawancara tanggal 11 juni 2014).
Ketidaknyamanan pelayanan posyandu itu diakui oleh petugas yaitu Erna Wati yang bertugas memberikan pelayanan.
“Idealnya, untuk kondisi posyandu seperti yang ada di lokasi penelitian Gampong Serba Jadi seharusnya cukup melayani 10 orang per hari agar stamina petugas tetap terjaga sampai pekerjaan selesai dan juga semua pengunjung dapat dilayani dengan baik, sehingga memperoleh proses kegiatan di posnyandu terlaksana dengan baik” (wawancara tanggal 12 juni 2014).
Sedangkan untuk fasilitas pendidikan untuk peserta PKH, hasil verifikasi menunjukkan kapasitas yang tersedia untuk SD dan SLTP lebih dari cukup. Pada
beberapa kasus SD di mana peserta PKH bermukim, bahkan cenderung kekurangan murid.
(c) Pendampingan PKH
Pendamping PKH adalah seseorang yang direkrut dan ditetapkan oleh Kementrian Sosial Republik Indonesia (RI) untuk melaksanakan tugas-tugas pendampingan PKH, dan terkait dengan Surat Keputusan Direktur Jaminan Sosial, Ditjen Perlindungan dan Jaminan Sosial, Kementrian Sosial RI, (UPPKH Pusat, Pedoman Umum PKH)
Hasil wawancara dengan ketua kelompok peserta PKH Rosnidar mengatakan bahwa:
“Pendamping untuk Gampong Serba Jadi dilakukan oleh petugas pendamping PKH Kecamatan Darul Makmur. Dalam melaksanakan tugas pendampingan, pendamping PKH itu menyampaikan laporan bulanan setiap wilayah desa/kelurahan kepada UPPKH Kabupaten Nagan Raya. Memperhatikan laporan yang dibuatnya, tampaknya kinerja petugas itu cukup baik dalam melaporkan segala hal yang berkaitan dengan bidang tugasnya. Namun, dari laporannya itu pula tampak bahwa petugas belum mampu mengatasi permasalahan manakala ada kendala di lapangan”. (wawancara tanggal 10 Agustus 2014).
Namun peserta PKH lain Tarmi, mengatakan bahwa:
“Ada laporan bahwa tidak setiap anggota PKH melakukan aktivitas yang berkaitan dengan pemeriksaan kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui ke Posyandu, namun petugas hanya mencatat tetapi tidak melacak mengapa peserta PKH tidak melakukan aktivitas yang seharusnya dilakukan oleh seorang peserta PKH”. (wawancara tanggal 10 Agustus 2014).
Dari hasil wawancara dengan peserta PKH dapat dilacak bahwa satu-satunya peran pendamping yang paling menonjol adalah ketika dilakukan validasi kelengkapan dan proses pencairan bantuan dana program. Mereka mengakui bahwa petugas pendamping PKH selalu hadir dalam setiap pertemuan kelompok
RTSM. Keberadaan pendamping, menurut peserta program, dirasakan sangat membantu kelancaran dalam proses pencairan dana PKH.
Dalam proses pelaksanaan PKH yang dilakukan di Gampong Serba Jadi pada tahun 2013, Ahmad Yani selaku Geuchik Serba Jadi mengatakan bahwa:
“Dalam pelaksanaan PKH di Gampong Serba Jadi untuk saat ini berjalan dengan baik dan lancar, hanya saja dalam pemilihan peserta dan penggunaan dana PKH kurang transparansi artinya adalah 90% baik, dan 10% lagi perlu di perbaiki kembali agar masyarakat tahu dan paham tentang dana yang ada” (wawancara tanggal 12 Juni 2014).
Selanjutnya Kadus Cendrawasih Sugito menjelaskan bahwa cukup besar manfaat yang dirasakan oleh masyarakat, berikut pernyataanya:
“Alhamdulillah pelaksanaan PKH pada tahun 2013-2014 berjalan dengan efektif dan masyarakatpun merasa sangat terbantu dengan program PKH ini maka salah satu keluhan masayarakat tentang bantuan ini adalah mereka berharap bantuan ini akan terus berkelanjutan agar bisa membantu dalam ekonomi dan pendidikan anak mereka” (wawancara tanggal 12 Juni 2014).
Hampir sama dengan yang dikatakan pendamping PKH Sani, beliau berpendapat bahwa:
“Pelaksanaan program PKH pada tahun 2013-2014 ini dilakukan dengan semaksimal mungkin dengan tujuan dapat membantu masayarakat atau rumah tangga sangat miskin dalam bidang kesehatan dan pendidikan, yang berupa uang tunai yang dibeikan di setiap triwulannya, dengan begitu PKH diharapkan mampu mengurangi angka kemiskinan pada masayarakat” (wawancara tanggal 11 Juni 2014).
Selain itu, Khairunas S.Hi yang juga sebagai Koordinator UPPKH Kecamatan Darul Makmur melihat dan menjelaskan bahwa:
“Alhamdulillah, menurut penilaian kami dalam pelaksanaan PKH di Gampong Serba Jadi untuk saat ini sudah cukup baik dan masayarakat pun sangat terbantu karena karena program tersebut benar-benar dirasakan oleh masyarakat, itulah harapan kami dari unit pelayanan program keluarga harapan (UPPKH) dan berharap
bantuan yang di terima oleh KSM dapat dipergunakan dengan sebaiki-baiknya” (wawancara tanggal 11 Juni 2014).
Dari hasil wawancara yang dialakukan oleh peneliti tentang pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Gampong serba Jadi maka bisa disimpulakan bahwa pelaksanaan PKH di Gampong Serba Jadi telah berjalan efektif sesuai dengan prosedur yang elah ditentukan oleh pemerintah.