• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan manajerial yang dilakukan penulis pada saat melakukan kegiatan magang di PT EGF meliputi pendamping kepala regu, pendamping koordinator, dan pendamping kepala bagian.

Pendamping Kepala Regu

Kepala regu merupakan seseorang yang bertugas memimpin dan mengarahkan kegiatan fungsi pelaksana atau operator bagiannya agar sesuai dengan prosedur serta kebijakan yang telah ditetapkan. Pada PT EGF khususnya di bagian produksi tanaman, terdapat 10 orang kepala regu diantaranya 1 orang kepala regu outflask, 2 orang kepala regu repotting, 3 orang kepala regu pemeliharaan tanaman dan 3 orang kepala regu grading tanaman yang diantaranya terdiri dari kepala regu grading tanaman 1.5”, kepala regu grading tanaman 2.5”, dan kepala regu grading tanaman 3.5”.

Kegiatan yang dilakukan penulis ketika menjadi kepala regu pada umumnya sama yaitu membantu koordinator dalam mengatur atau mengarahkan dan melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan bagian dan tugasnya. Selain itu, pada saat menjadi pendamping kepala regu penulis juga belajar membuat laporan-laporan yang berkaitan dengan tugasnya diantaranya laporan-laporan harian penanaman bibit, laporan harian repotting, laporan penggunaan bahan kimia, data grading tanaman, dan laporan kegiatan kerja operator per hari yang kemudian diserahkan kepada masing-masing koordinator setiap minggu. Laporan yang telah dibuat kemudian diinput oleh kepala regu untuk pengambilan data oleh PPIC. Kepala regu bertanggung jawab atas laporan yang telah dibuat, atas pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan, dan bertanggung jawab atas hasil yang dilakukan oleh bagiannya.

Pengawasan kerja operator dilakukan langsung oleh kepala regu. Setiap kepala regu bertugas mengawasi 4 sampai 6 orang operator. Sebelum bekerja, operator diberi pengarahan mengenai kode tanaman yang akan ditanam untuk aklimatisasi (outflask) dan repotting, jumlah bed yang akan disiram oleh operator serta kecukupan kebutuhan pupuk dan bahan kimia yang akan digunakan oleh

operator pemeliharaan tanaman. Pada grading tanaman, kepala regu lebih mengarahkan pada kode tanaman yang akan dilakukan grading. Grading yang dilakukan oleh operator seperti grading bulanan, grading untuk repotting dan grading untuk ekspor. Pekerjaan yang ada dilapang lebih fleksibel tidak sepenuhnya tetap dan pekerjaan disesuaikan dengan kondisi lapang dan keadaan tanaman. Disamping itu, seorang kepala regu harus selalu berkoordinasi dengan semua bagian dalam usaha meningkatkan keefektifan dalam bekerja dan menghasilkan tanaman dengan kondisi yang baik dan optimum.

Pendamping Koordinator

Seorang koordinator berfungsi mengkoordinir, mengawasi serta mengarahkan kegiatan fungsi kepala regu dan pelaksana atau operator bagiannya, agar sesuai dengan prosedur serta kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Koordinator atau supervisor mempunyai wewenang untuk meminta informasi dan kelengkapan data dari bagian lain yang berhubungan dengan kegiatannya, menilai prestasi kerja dan mengusulkan untuk mengangkat atau mempromosikan, memutasikan dan memutuskan hubungan kerja bawahannya. Selain itu, koordinator berwewenang untuk menegur, memberi pengarahan terhadap bawahan (kepala regu dan pelaksana atau operator) apabila bertindak diluar prosedur yang telah ditetapkan, melarang setiap bagian lain yang tidak berkepentingan melakukan tindakan atau aktivitas yang dapat mengganggu fungsi bagiannya serta memberikan saran atau usulan perbaikan untuk kelancaran kerja, baik lingkup produksi maupun perusahaan.

Disamping itu, koordinator harus bertanggung jawab atas kondisi lingkungan tempat kerja bagiannya, atas arahan yang diberikan kepada bawahan, atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan bagiannya, atas hasil yang dilakukan oleh bagiannya dan bertanggung jawab atas laporan yang telah dibuat.

Pada bagian produksi tanaman terdiri atas empat orang koordinator yaitu, koordinator outflask dan repotting, koordinator pemeliharaan tanaman, koordinator grading tanaman, dan koordinator packing tanaman.

Koordinator Outflask dan Repotting

Kegiatan yang dilakukan koordinator outflask dan repotting setiap harinya sama yaitu mengecek kehadiran kepala regu setiap pagi, memberi instruksi dan pengarahan kepada kepala regu outflask dan repotting mengenai kode tanaman yang akan dilakukan grading sesuai dengan instruksi kepala bagian atau instruksi langsung dari manajer produksi. Selanjutnya kepala regu outflask berkoordinasi dengan PJ laboratorium mengenai bibit dalam botol yang akan ditanam. Koordinator outflask dan repotting akan berkoordinasi langsung dengan koordinator pemeliharaan tanaman untuk mengetahui ketersediaan tempat untuk tanaman yang telah ditanam dan dipindah tanam.

Selain itu, koordinator memeriksa kebutuhan media tanam (spaghnum moss), pot plastik bening dan talam yang dibutuhkan operator setiap harinya dan berkoordinasi langsung dengan pertugas ware house. Koordinator outflask dan repotting harus memeriksa hasil penanaman yang dilakukan oleh operator sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh quality control. Hasil penanaman yang diperiksa akan dicatat sebagai prestasi operator dan apabila terdapat penanaman yang tidak sesuai dengan standar maka koordinator harus mengevaluasi dan memberitahu kepada operator yang bersangkutan.

Setiap minggunya koordinator menerima laporan kegiatan dari masing-masing kepala regu kemudian koordinator membuat laporan kegiatan operator setiap bulan yang kemudian laporan tersebut diserahkan kepada administrasi produksi untuk selanjutnya diserahkan pada kepala bagian produksi. Penulis menjadi pendamping koordinator outflask dan repotting selama tujuh hari. Selama menjadi pendamping koordinator, penulis mengawasi 4 orang kepala regu dan 16 orang operator.

Koordinator Pemeliharaan Tanaman

Setelah bibit dan tanaman ditanam oleh operator outflask dan repotting, tanggung jawab selanjutnya diserahkan pada bagian pemeliharaan tanaman. Seorang koordinator pemeliharaan tanaman harus menguasai permasalahan yang ada dilapang dan mengetahui keadaan tanaman yang dipelihara. Aplikasi pemeliharaan pada tanaman harus tepat dan sesuai dengan kebutuhan agar

pertumbuhan tanaman optimal dan hasilnya dapat sesuai dengan target produksi. Oleh karena itu, koordinator pemeliharaan tanaman harus selalu memeriksa langsung keadaan tanaman setiap hari. Kegiatan pemeliharaan tanaman di PT EGF meliputi kegiatan sterilisasi rak besi (bed) dan tanaman, penyiraman, pemupukan, pemeriksaan ”bapiketeng”, sortasi tanaman, sanitasi tanaman, ”bed transfer” dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT). Kegiatan pemeliharaan oleh operator pemeliharaan dilakukan selama tujuh jam mulai pukul 07.30-16.00 WIB, dengan istirahat sebanyak dua kali yaitu pada pukul 09.30 dan 12.00-13.00 WIB. Sedangkan koordinator bertugas mengawasi pekerjaan operator secara langsung dan pukul 16.00 WIB berada di kantor untuk membuat laporan kegiatan. Pada kegiatan pemeliharaan tidak terdapat target kerja yang ditetapkan oleh perusahaan. Kegiatan pemeliharaan lebih mengacu pada kondisi atau keadaan tanaman.

Koordinator pemeliharaan harus memeriksa kehadiran operator, memeriksa kondisi tanaman yang akan disiram, mengawasi kegiatan penyiraman yang dilakukan oleh operator dan memeriksa hasil penyiraman tanaman. Selain itu, koordinator pemeliharaan membagi tim kerja dalam kegiatan penyemprotan pestisida yang dilakukan dua minggu satu kali dan mengawasi jalannya kegiatan mulai dari persiapan sampai dengan selesai. Koordinasi dengan koordinator lainnya harus berjalan dengan baik, seperti koordinasi dengan koordinator outflask dan repotting dalam hal penyiapan tempat hasil penanaman, koordinator grading dalam aplikasi pestisida tanaman yang setelah grading dan koordinator packing dalam pengambilan tanaman yang telah dikemas dalam keranjang dari bed untuk diletakan ke ruang packing.

Setiap minggu, koordinator menerima laporan kegiatan kerja dan laporan penggunaan bahan kimia dari kepala regu yang setiap bulannya koordinator membuat laporan bulanan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan operator untuk diserahkan kepada administrasi produksi untuk selanjutnya diserahkan pada kepala bagian produksi. Penulis menjadi pendamping koordinator pemeliharaan tanaman selama tujuh hari dengan jumlah kerja yang diawasi 13 operator dan 3 kepala regu.

Koordinator Grading Tanaman

Koordinator grading tanaman bertugas untuk mengkoordinir, mengawasi serta mengarahkan kegiatan fungsi kepala regu dan pelaksana atau operator grading tanaman agar sesuai dengan standar dan prosedur serta kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan. Kegiatan grading tanaman dimulai dari pembibitan hingga tanaman besar dan siap jual baik ekspor maupun lokal. Oleh karena itu, kegiatan grading merupakan salah satu hal yang penting dalam budidaya tanaman anggrek.

Kegiatan koordinator grading tanaman setiap pagi adalah mengarahkan dan menginstruksikan mengenai kegiatan yang akan dilakukan pada hari itu kepada kepala regu. Kemudian kepala regu meneruskan instruksi yang diberikan dari koordinator kepada operator grading tanaman. Selain memberi pengarahan dalam grading tanaman, koordinator grading tanaman juga mempersiapkan dalam kegiatan ekspor yaitu setelah dilakukan grading tanaman oleh tim grading tanaman ekspor, dilakukan kegiatan bed transfer ke GH 2 (GH persiapan ekspor). Koordinator membagi tim per kode tanaman dan peletakannya dalam GH untuk ditransfer ke GH 2. Kemudian koordinator grading membuat label kode tanaman yang akan ditransfer. Kegiatan bed transfer harus sesuai dengan packing list yang telah dibuat oleh manager produksi dan diketahui oleh kepala bagian produksi.

Penulis menjadi koordinator grading tanaman selama satu minggu dengan jumlah kepala regu yang diawasi 2 orang dan 16 operator. Selama menjadi pendamping koordinator grading tanaman, penulis belajar membuat laporan kegiatan grading per bulan yang setiap minggunya dilaporkan dari masing-masing kepala regu. Laporan tersebut berisi uraian pekerjaan masing-masing tim grading tanaman, waktu pelaksanaan, jumlah HOK dan volume hasil pencapaian. Laporan ini diserahkan kepada administrasi produksi dengan sepengetahuan dari kepala bagian produksi.

Selain itu, penulis juga belajar membuat pengajuan kode tanaman siap ekspor yang akan dibuat packing list oleh manager produksi. Pengajuan kode tanaman siap ekspor ini sesuai dengan grading tanaman yang jumlahnya telah ditentukan oleh pembeli. Pengajuan ini kode tanaman ini dibuat oleh kepala regu grading tanaman 2.5” dan 3.5” kemudian dianalisis dan diperiksa keadaan

tanaman oleh koordinator dan kepala bagian produksi. Selanjutnya pengajuan daftar tanaman siap ekspor diserahkan kepada manager produksi setiap tanggal 20 setiap bulannya dan manager produksi akan membuat packing list tanaman ekspor 3 minggu sebelum tanaman di ekpor.

Koordinator Packing Tanaman

Kegiatan dan tugas dari koordinator packing tanaman pada umumnya tidak jauh berbeda dengan koordinator lainnya yaitu mengkoordinir, mengawasi serta mengarahkan kegiatan fungsi pelaksana atau operator packing tanaman. Kegiatan pengemasan (packing) tanaman oleh operator langsung diawasi oleh koordinator yang sekaligus merangkap sebagai kepala regu packing tanaman. Kegiatan pengemasan(packing) tanaman yang ada di PT EGF ini terdiri atas dua macam, yaitu pengemasan tanaman ekspor dan pengemasan tanaman lokal untuk dikirim ke Cipamingkis ataupun penjualan lokal. Tanaman yang akan dikemas berdasarkan dari lembar rencana penjualan dan pengiriman dari kepala bagian produksi.

Kegiatan pengemasan tanaman dilakukan oleh tiga tim dan masing-masing tim terdiri dari dua sampai tiga operator. Tiap operator memiliki target pengemasan tanaman yang tidak tetap dan sesuai dengan target pengiriman tanaman tiap minggunya. Target pengiriman tanaman berdasarkan jadwal dari PPIC, pemasaran dan penjualan.

Koordinator packing tanaman harus selalu memeriksa ketersediaan bed di GH transit untuk tanaman yang akan dikemas, khususnya pengemasan untuk tanaman ekspor. Selain itu, koordinator dan operator packing turut dalam kegiatan quality control tanaman pada kegiatan ekspor tanaman bersama-sama dengan staf QC. Koordinator packing tanaman juga harus selalu berkoordinasi dengan koordinator gudang dan logistik mengenai kebutuhan pengemasan dan melakukan koordinasi dengan bagian servis dan kendaraan (umum) mengenai pengaturan jadwal kendaraan untuk pengiriman dan atas persetujuan kepala bagian produksi melakukan pengiriman tanaman. Pada saat melakukan muat tanaman yang akan dikirim, koordinator bersama-sama dengan operator stok kontrol mengawasi dan memeriksa kembali jumlah keranjang, jumlah tanaman dalam keranjang dan

kesesuain kode tanaman yang akan dikirim. Selain itu, koordinator juga berkoordinasi dengan bagian administrasi produksi mengenai pendataan hasil pengemasan dan stok tanaman yang siap dikemas.

Pembuatan laporan yang dikerjakan oleh koordinator packing tanaman adalah Bukti Pengeluaran Tanaman (BPT) GH dan Bukti Pengeluaran Tanaman untuk surat jalan, membuat laporan kegiatan pengemasan tanaman harian yang kemudian membuat laporan rekapitulasi kegiatan pengemasan dan pengiriman dimana laporan tersebut selanjutnya diserahkan kepada administrasi dan kepala bagian bagian produksi.

Pendamping Kepala Bagian

Kepala bagian yang ada di PT EGF terdiri dari 15 orang dan 4 diantaranya berhubungan langsung dengan proses produksi tanaman anggrek Phalaenopsis yaitu, kepala bagian produksi, PPIC, quality control, dan laboratorium. Tugas dan fungsi kepala bagian pada umumnya sama yaitu, membantu manager, memimpin, mengkoordinir, mengawasi serta mengarahkan kegiatan dari koordinator, kepala regu dan operator pada masing-masing bagiannya agar sesuai dengan prosedur serta kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Seorang kepala bagian bertanggung jawab atas arahan yang diberikan kepada bawahannya, kelancaran kegiatan yang dilakukan bagiannya, bertanggungjawab atas hasil kegiatan yang dilakukan bagiannya serta bertanggung jawab atas laporan yang dibuat dan disampaikan kepada atasannya.

Kepala bagian harus dapat mengambil keputusan secara cepat dan tepat, berhak menentukan prosedur yang tidak melanggar kebijakan yang telah digariskan, mengawasi dan mengevaluasi hasil pekerjaan bawahan, dan mengetahui segenap informasi dan komunikasi yang dilakukan antar bagian lain. Oleh karena itu, rapat antar kepala bagian dan manajer selalu dilakukan agar setiap kegiatan terkoordinir dengan baik. Kepala bagian juga setiap minggunya harus memberikan laporan kepada general manager mengenai kendala yang dihadapi dan alasan terhambatnya pekerjaan serta penyelesaian apa yang dilakukan untuk mengatasinya sehingga diperoleh pencapaian kualitas hasil yang baik.

Kepala Bagian Produksi

Kepala bagian produksi bertugas memimpin, mengkoordinir, mengawasi, serta mengarahkan tugas fungsi para koordinator bagian produksi agar sesuai dengan yang direncanakan. Sedangkan rencana dan jadwal produksi disusun oleh bagian PPIC. Kepala bagian produksi harus mengetahui permasalahan yang terjadi di lapang baik kondisi tanaman ataupun keadaan dari karyawan yang dibawahinya sehingga dapat meningkatkan efesiensi kerja dan produktivitas serta menciptakan iklim kerja yang kondusif. Disamping itu, kepala bagian produksi tanaman juga harus memiliki dan menguasai kegiatan budidaya tanaman baik secara teori maupun praktek sehingga dapat melakukan pembinaan sumber daya manusia di bagian produksi. Oleh karena itu, kepala bagian selalu mengawasi dan melakukan pengamatan kegiatan produksi secara langsung.

Kegiatan yang benar-benar dipantau oleh kepala bagian produksi yaitu kegiatan outflask dan repotting serta kegiatan pengemasan tanaman. Hal ini dikarenakan pada kegiatan tersebut menyangkut masuk dan keluarnya tanaman dalam produksi dimana perencanaannya telah disusun dan sesuai dengan rencana dari bagian PPIC. Kegiatan yang dilakukan penulis selain membantu mengelola kebun pada saat menjadi pendamping kepala bagian produksi juga belajar membuat laporan seluruh kegiatan operator bagian produksi tanaman yang laporan mingguan atau bulanan diterima dari masing-masing koordinator setelah dibuat oleh administrasi produksi. Laporan penilaian kinerja operator tersebut dibuat per semester.

Selain itu, kepala bagian produksi tanaman bersama-sama dengan koordinator grading tanaman memeriksa keadaan tanaman yang layak ekspor kemudian kepala bagian membuat packing list khusus ekspor non Jepang atas rekomendasi kode tanaman dari koordinator grading.

Kepala Bagian PPIC

Secara umum kepala bagian Planning Production Inventory Control (PPIC) berfungsi untuk membantu manager produksi dalam menyusun rencana produksi dan jadwal produksi agar sesuai dengan rencana penjualan yang telah

dibuat oleh bagian pemasaran dan penjualan. Setiap harinya kepala bagian PPIC memeriksa hasil input data transaksi harian oleh kepala regu agar dapat diolah oleh administrasi stok kontrol. Kemudian kepala bagian juga memeriksa status atau beban kerja administrasi stok kontrol berdasarkan input data transaksi harian tersebut. Transaksi harian yang diperiksa terdiri dari transaksi penerimaan bibit, aklimatisasi bibit, repotting, bed transfer, reject atau pemusnahan tanaman, dan grading.

Kegiatan utama yang paling penting sebagai kepala bagian PPIC yaitu membuat laporan mingguan (kuartal) rencana produksi dan realisasinya serta membuat rencana distribusi bibit tiap minggunya. Setelah pembuatan rencana distribusi bibit, keadaan tanaman atau bibit yang akan didistribusikan diperiksa bersama dengan staf dan kepala bagian QC. Apabila keadaan bibit belum memenuhi kriteria walaupun umur tanaman sudah mencukupi maka pendistribusian bibit dapat ditukar dengan bibit dalam umur yang sama yang telah memenuhi kriteria bibit siap distribusi yaitu secara kualitas dan ukuran tanaman. Jumlah bibit yang ditukar ini harus disesuaikan dengan rencana atau target distribusi.

Kegiatan lain yang dikerjakan selama penulis menjadi kepala bagian PPIC ialah melakukan penilaian prestasi kerja karyawan PPIC (operator stok kontrol dan administrasi stok kontrol) berdasarkan akurasi data, akurasi pencatatan dan kedisiplinan operator. Penulis menjadi pendamping kepala bagian PPIC selama lima hari dan mengawasi empat operator dan seorang administrasi.

Kepala Bagian Laboratorium

Bagian laboratorium merupakan tempat memproduksi bibit tanaman anggrek, baik seedling maupun mericlone. Seorang kepala bagian laboratorium harus ahli dan memiliki pengetahuan mengenai kultur jaringan. Selama kegiatan magang sebagai pendamping kepala bagian laboratorium berlangsung, penulis hanya diperbolehkan mengamati kegiatan yang berlangsung di dalam laboratorium dan mempelajari laporan yang dibuat oleh kepala bagian laboratorium. Laporan yang dibuat oleh kepala bagian laboraorium diantaranya laporan distribusi tanaman tiap bulannya, laporan penggunaan media dan laporan

kontaminasi, laporan stok dan rencana pindah tanam serta laporan bulanan pencapaian sasaran mutu yang terdiri dari laporan produktivitas penanaman S01 sampai S2 (bibit/HOK) dan laporan kontaminasi akibat kesalahan kerja (maksimum 1%).

Kepala bagian laboratorium juga harus selalu memeriksa tanaman dalam botol yang akan ditanam (S02-S1) yang dilihat dari kondisi tanaman setiap harinya. Selain itu, kepala bagian laboratorium berperan langsung dalam penanaman bibit tertentu dengan tingkat kesulitan relatif tinggi. Penulis menjadi pendamping kepala bagian laboratorium selama satu hari dan mengawasi dua orang koordinator yaitu koordinator penanaman dalam laboratorium dan koordinator pembuatan media tanam.

Kepala Bagian Quality Control

Kepala bagian quality contol berfungsi untuk memimpin, mengkoordinir, mengawasi dan mengrahkan kegiatan fungsi staf quality control, agar sesuai dengan kebijakan dan sistem prosedur yang ditetapkan. Kepala bagian quality control bersama dengan staf QC membuat standar atau pedoman quality control (pengawasan mutu) atas hasil produksi sehingga setiap proses pengawasan dan pemeriksaan mutu produk mengacu pada pedoman tersebut. Seorang kepala bagian QC harus selalu melakukan pengamatan langsung proses QC dari mulai pembudidayaan sampai dengan pengiriman.

Selain itu, kepala bagian QC juga harus selalu berkoordinasi dengan pihak lain yang berhubungan dengan kegiatan QC guna pencapaian kualitas hasil yang diperoleh. Kegiatan yang dikerjakan selama penulis menjadi pendamping kepala bagian QC ialah belajar membuat laporan hasil kegiatan QC bulanan dan memeriksa serta mengecek laporan yang dibuat oleh staf QC. Penulis menjadi pendamping kepala bagian QC selama lima hari dan mengawasi dua orang staf QC yaitu staf QC laboratorium dan staf QC Green House.

PEMBAHASAN

Budidaya Tanaman Peruntukan Ekspor

Kondisi tanaman peruntukan ekspor sangat dipengaruhi oleh proses budidaya tanaman. Agar mendapatkan tanaman dengan kualitas yang baik, maka perlu dilakukan teknologi budidaya tanaman yang baik. Terdapat beberapa perbedaan dalam budidaya tanaman anggrek Phalaenopsis peruntukan ekspor dan lokal. Perbedaan ini terlihat mulai dari aklimatisasi hingga pengemasan atau packing tanaman.

Pada proses aklimatisasi (outflask) perbedaan antara tanaman peruntukan lokal dan ekspor terlihat dari asal bibit dan media tanam yang digunakan. Media merupakan tempat tumbuhnya tanaman yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anggrek. Menurut Solvia dan Sutater (1997) media tumbuh bagi pertumbuhan tanaman anggrek dapat berfungsi sebagai tempat tegaknya akar dan batang serta menyimpan air dan unsur hara. Media tanam anggrek Phalaenopsis yang digunakan di PT EGF adalah spaghnum moss atau moss. Selain mengandung 2-3% unsur N, media moss juga memiliki aerasi dan drainase yang baik (Yanti, 2007). Moss yang digunakan pada tanaman peruntukan lokal adalah spaghnum moss China sedangkan tanaman peruntukan ekspor menggunakan spaghnum moss Chili dari Taiwan. Berdasarkan kualitas moss Chili berwarna coklat cerah dengan tekstur yang lembut. Sedangkan moss China berwarna coklat gelap dan memiliki tekstur yang agak kasar. Tekstur pada media tanam akan berpengaruh pada drainase dan pertumbuhan akar. Pada moss Chili drainase lebih baik dibandingkan dengan moss China, kemungkinan serangan cendawan rendah sehingga pertumbuhan akar baik dan jumlahnya pun banyak.

Pada tanaman peruntukan lokal biasanya menggunakan asal bibit seedling (perbanyakan secara generatif) sedangkan pada tanaman peruntukan ekspor menggunakan bibit yang berasal dari mericlone (perbanyakan secara vegetatif). Penggunaan bibit asal mericlone untuk ekspor dikarenakan sifat yang sama dengan induknya dan pertumbuhannya yang seragam khususnya pertumbuhan bunga.

Menurut Thursina (2005), perkembangan perbanyakan anggrek di Eropa ditandai dengan adanya keberhasilan memproduksi klon-klon anggrek secara

komersial atau yang disebut sebagai mericlone yang dihasilkan melalui kultur jaringan dan memiliki sifat-sifat yang sama dengan induknya. Berbeda halnya dengan bibit asal seedling yang diperoleh dari hasil persilangan. Walaupun perbanyakannya lebih mudah dibandingkan dengan bibit asal mericlone, namun hasil tanaman yang didapat tidak selalu sama dengan induknya dan pertumbuhan bunganya tidak diketahui sebelum tanaman tersebut dibungakan. Hal ini sangat merugikan konsumen tujuan ekspor khususnya ekspor tanaman dalam bentuk unspike atau tidak berbunga.

Pada pemeliharaan tanaman peruntukan lokal dan ekspor tidak terdapat

Dokumen terkait