• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengorganisasian Kebun

Struktur organisasi PT National Timber and Forest Product berbentuk

garis (line organization), lini satu dengan lini yang lain dalam stuktur organisasi

tersebut dihubungkan oleh garis komando. Pendelegasian wewenang dalam orga-nisasi lini dilakukan secara vertikal melalui garis terpendek dari seorang atasan kebawahannya (Sumarni dan Soeprihanto, 1993). Pelaporan tanggung jawab dari bawahan ke atasan juga dilakukan melalui garis vertikal terpendek.

Ciri – ciri organisasi lini : Organisasi relatif kecil dan sederhana, hubungan antara atasan dan bawahan relatif langsung, puncak pimpinan biasanya pemilik perusahaan, jumlah karyawan sedikit dan saling kenal, tingkat spesialisasi kurang begitu tinggi dan alat yang digunakan tidak beranekaragam, puncak pimpinan merupakan satu-satunya sumber kekuasaan, keputusan dan kebijaksanaan organi-sasi, masing–masing kepala unit memiliki tanggung jawab penuh atas bidang pe-kerjaan yang ada di dalam unit kerjanya.

Kelebihan yang dimiliki organisasi lini: kesatuan komando tetap diperta-hankan, garis komando dan pengendalian tugas tidak mungkin terjadi kesim-pangsiuran karena pimpinan langsung berhubungan dengan karyawan, proses pengambilan keputusan, kebijaksanaan dan instruksi berjalan cepat dan tidak ber-tele-tele. Pengawasan melekat secara ketat terhadap kegiatan karyawan dapat dilaksanakan, kedisiplinan dan semangat kerja karyawan umumnya baik, koordi-nasi umumnya mudah dilaksanakan, rasa solidaritas karyawan umumnya tinggi karena masih saling mengenal.

Kekurangan yang dimiliki organisasi lini: tujuan pribadi puncak pimpinan dengan tujuan organisasi seringkali tidak dapat dibedakan, ada kemungkinan pun-cak pimpinan untuk bertindak secara otoriter, maju/mundur organisasi tergantung kepada kecakapan puncak pimpinan saja, organisasi secara keseluruhan bergan-tung kepada satu orang saja, jika pimpinan tidak mampu, organisasi terancam hancur, kaderisasi dan pengembangan bawahan kurang mendapat perhatian.

Pimpinan puncak di PT. National Timber and Forest Product dipegang oleh deputi direktur. Diputi direktur memiliki wewenang tertinggi untuk

memim-pin mengelola dan melakukan pengawasan secara tidak langsung terhadap kinerja kebun. Asisten manejer secara langsung bertanggung jawab kepada manejer lapa-ngan atas pelaksanaan pengelolaan kebun. Kepala bagian memberikan instruksi, bimbingan dan pengarahan kepada kepala seksi atas pengelolaan kebun.

Pengelolaan kebun di PT National Timber and Forest Product Unit HTI Murni Sagu dilaksanakan secara sektoral, artinya wilayah perkebunan ini dibagi menjadi beberapa bagian yang masing–masing dipimpin oleh kepala bagian. Kepala bagian bertanggung jawab terhadap pelaksanaan teknis dan menejerial bagian yang dipimpinnya. Terdapat lima bagian dalam stuktur organisasi PT. National Timber and Forest Product Unit HTI murni sagu yaitu administrasi, pengembangan infrastuktur, persiapan lahan dan penanaman, pemeliharaan serta bagian umum. Kepala seksi berada dibawah garis komando kepala bagian. Kepala seksi mengelola kebun seluas satu fasa (1 000 hektar) dan mengelola karyawan di areal tersebut. Dalam mengelola fasa, kepala seksi dibantu oleh wakil kepala seksi dan berberapa orang pengawas.

Deskripsi Kerja Karyawan

Karyawan Harian Kontrak

Karyawan harian kontrak di PT National Timber and Forest Product Unit HTI Murni Sagu berasal dari Pacitan, Jawa Timur. Karyawan harian kontrak bertugas melaksanakan seluruh kegiatan teknis langsung di lapang. Masa kontrak karyawan selama lima bulan, setelah masa kontrak berakhir karyawan dapat melanjutkan masa kontrak (sambung kontrak) apabila perusahaan menilai kerja karyawan bagus dan karyawan yang bersangkutan bersedia.

Karyawan harian kontrak bekerja 7 jam sehari, enam hari seminggu (hari jumat libur, minggu tetap bekerja). Karyawan harian kontrak mulai bekerja pukul 06.00 WIB. Pukul 09.00 WIB karyawan beristirahat selama 15 menit untuk sara-pan, pengawas memberi pengarahan sewaktu istirahat. Karyawan beristirahat kembali pada pukul 11.30 WIB selama satu jam, kemudian bekerja lagi sampai pukul 14.00 WIB.

Upah yang diperoleh karyawan harian kontrak sebesar Rp 26 000 pada masa kontrak pertama dan dibayar jika kontrak berakhir, jika mereka memperpan-jang kontrak akan mendapatkan tambahan gaji sebesar Rp 5 000. Untuk meme-nuhi kebutuhan sehari–hari, karyawan membeli dari koperasi karyawan dengan sistem hutang (bon) yang akan dibayar diakhir kontrak dengan pemotongan upah kontrak. Pemotongan upah tidak diberikan kepada karyawan yang sakit, tetapi jika karyawan tersebut tidak bekerja dengan alasan yang lain, maka dikenakan pemo-tongan hari kerja. Setiap satu hari tidak bekerja dikenakan denda berupa pemoto-ngan gaji dua hari kerja. Bonus sebesar Rp 87 000 diberikan kepada karyawan yang bekerja selama sebulan penuh. Bila kontrak sudah berakhir, maka karyawan harian kontrak akan mendapatkan Rp 500 000 sebagai uang kontrak. Setiap regu karyawan harian kontrak terdiri atas 9-12 orang dan dipimpin oleh seorang kepala regu. Kepala regu memperoleh tambahan upah Rp 50 000 setiap bulannya. Bonus Rp 300 000 diberikan kepada setiap regu yang hasil kerjanya dinilai baik oleh kepala seksi.

Karyawan Harian Lokal dan Karyawan Bulanan

Karyawan harian lokal merupakan tenaga kerja yang direkrut dari masya-rakat disekitar kebun PT National Timber and Forest Product Unit HTI Murni Sagu. Perekrutan karyawan harian lokal dan karyawan bulanan tidak melalui sis-tem kontrak. Karyawan harian lokal dan bulanan diperbantukan untuk mengawasi kerja karyawan harian kontrak.

Pengawas Kebun

Pengawas merupakan orang yang bertugas mengawasi kegiatan yang dilaksanakan oleh karyawan harian kontrak. Untuk menunjang keberhasilan kerja-nya, seorang pengawas harus mampu menyampaikan informasi yang diterimanya dari kepala seksi dan wakil kepala seksi, menegur karyawan harian kontrak bila terjadi kesalahan dan memotivasi karyawan. Pengawas menerima pengarahan dari kepala seksi atau wakil kepala seksi mengenai lokasi kerja dan kegiatan yang akan dilakukan oleh karyawan harian kontrak. Pengawas bekerja 7 jam sehari. Penga-was hadir dilokasi pukul 06.00 WIB untuk melaksanakan absensi. Pada saat

istirahat pukul 09.00 WIB pengawas biasanya memberikan pengarahan singkat kepada harian kontrak mengenai kegiatan yang akan dan sudah dilaksanakan. Pengawas berkoordinasi kepada kepala regu bila ada karyawan harian kontrak yang bekerja tidak sesuai anjuran dan tidak menurut saat dinasehati oleh penga-was. Selain mengawasi kegiatan teknis di kebun, pengawas juga menilai kegiatan karyawan harian kontrak yang dilaksanakan sebagai acuan memberikan intensif pada reguan tersebut. Kategori yang dinilai pengawas dalam pemberian intensif regu adalah kedisipinan sewaktu bekerja, hasil kerja yang diperoleh, dan kepa-tuhan anggota regu kepada instruksi yang diberikan pengawas.

Wakil kepala seksi dan kepala seksi menilai hasil kerja karyawan, penga-was yang hasil kerjanya baik akan memperoleh intensif sebesar 50 000 rupiah per bulan. Wakil kepala seksi atau kepala seksi akan menegur dan memberi peri-ngatan kepada pengawas yang kinerjanya buruk seperti sering terlambat berangkat ke kebun dan meninggalkan kebun sewaktu jam kerja. Pengawas menulis laporan absensi dan hasil kerja karyawan harian kontrak setiap hari. Pengawas juga mela-porkan kendala dan hambatan dalam bekerja kepada wakil kepala seksi.

Dokumen terkait