• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENELITIAN

4.1.2 Pelaksanaan Tes Membaca Berdasarkan Standar PIRLS

Tes membaca berdasarkan PIRLS dilakukan melalui 2 tahap yaitu pengisian angket dan melakukan tes membaca. Angket diisi oleh siswa dalam waktu 15 menit. Kemudian diberikan jeda waktu 5 menit untuk istirahat dan dibagikan teks bacaan untuk melakukan tes membaca. Angket dan teks bacaan yang dibagikan kepada siswa di ambil dari PIRLS Framework. Setelah semua siswa mendapatkan teks bacaan, siswa diminta bersiap untuk membaca teks dan dihitung lama waktu membacanya. Selanjutnya setelah selesai membaca, teks bacaan dikumpulkan kembali dan di berikan lembar pertanyaan untuk dijawab siswa sesuai teks yang di baca. Instrumen yang digunakan berasal dari PIRLS. Peneliti menggunakan instrumen dari PIRLS karena teks bacaan yang digunakan tidak hanya untuk mengetahui kecepatan membaca siswa tetapi juga kemampuan membaca pemahaman siswa, pencapaian tujuan membaca dan

proses membaca siswa yang telah dirumuskan dalam PIRLS. Selain itu, melalui pengisian angket siswa dapat diketahui kebiasaan siswa dalam membaca.

Deskripsi variabel tes membaca berdasarkan standar PIRLS diperoleh melalui perhitungan persentase terhadap skor jawaban responden dapat dilakukan dengan analisis deskritif persentase. Tes membaca PIRLS memiliki tiga aspek literasi yaitu tujuan membaca, proses pemahaman dan kebiasaan membaca. Menurut hasil perhitungan tes membaca yang telah dilakukan berkaitan dengan tujuan membaca dalam bentuk diagram pie dari 136 siswa yang menjadi yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat di lihat sebagai berikut.

Diagram 4.1 persentase Tujuan Membaca

Tujuan membaca PIRLS dibagi menjadi dua bagian yaitu pengalaman sastra dan memperoleh dan menggunakan informasi dimana masing-masing bagian tersebut memiliki persentase 50%. Hasil analisis deskritif persentase menujukkan bahwa pencapaian pengalaman sastra

18% 32% 22% 28% Tujuan Membaca Pengalaman Sastra Memperoleh dan menggunakan informasi Belum tercapai

sebesar 18%. Sedangkan untuk tujuan memperoleh dan menggunakan informasi sebesar 22%.

Pada proses pemahaman dibagi menjadi empat aspek yang terdiri dari fokus pengambilan informasi secara eksplisit; membuat kesimpulan sederhana; menginterpretasi dan mengintegrasikan ide-ide dan informasi; dan memeriksa, mengevaluasi konten, bahasa dan elemen tekstual. Masing- masing dari keempat aspek tersebut memiliki kontribusi sebesar 20%, 30%, 30%, dan 20%. Berikut disajikan persentase pencapaian dari aspek-aspek tersebut.

Diagram 4.2 persentase Proses Membaca

Menurut hasil perhitungan yang tampak pada diagram pie di atas, pada proses membaca yang terdiri dari empat aspek pencapaian untuk fokus pengambilan informasi secara eksplisit sebesar 10%; membuat kesimpulan sederhana sebesar 14%; menginterpretasi dan mengintegrasikan ide-ide dan informasi 12%; dan memeriksa, mengevaluasi konten, bahasa dan elemen tekstual sebesar 7%. persentase pencapaian keempat aspek tersebut masih

10% 10% 14% 16% 12% 18% 7% 13% Proses Membaca Fokus pengambilan informasi secara eksplisit Membuat kesimpulan sederhana Menginterpretasi dan mengintegrasikan ide-ide dan informasi Memeriksa, mengevaluasi konten, bahasa dan elemen tekstual Belum tercapai

tergolong rendah. Skor jawaban responden pada proses membaca terpusat pada membuat kesimpulan sederhana.

Variabel tes membaca dalam penelitian ini meliputi taraf kesukaran soal yang terdiri dari soal mudah, soal sedang dan soal sukar. Deskripsi taraf kesukaran soal diperoleh melalui perhitungan persentase taraf kesukaran soal terhadap skor jawaban responden seperti yang tercantum pada lampiran. Menurut perhitungan, diperoleh hasil seperti tampak pada tabel berikut.

Tabel 4.2 persentase Tingkat Kesulitan Soal No. Tingkat Kesulitan Frekuensi %

1. Mudah 686 8,6

2. Sedang 2336 33,37

3. Sukar 311 3,9

Tabel di atas menunjukkan bahwa skor jawaban responden menurut taraf kesukaran soal terpusat pada soal sedang yaitu sebesar 33,37% dari seluruh responden. Pada soal dengan kategori mudah responden yang dapat menjawab benar sebanyak 8,6%. Sedangkan soal dengan kategori sukar responden yang dapat menjawab benar sebesar 3,9%. Temuan penelitian ini menunjukkan dalam proses pemahaman terhadap isi teks bacaan dengan kategori soal sukar tergolong rendah, siswa masih kesulitan dalam menjawab soal terkait isi bacaan yang memerlukan pemahaman yang cukup mendalam.

Dari hasil tabulasi data perolehan nilai tes membaca melalui pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa dari teks bacaan yang telah dibaca berdasarkan skor yang diperoleh seperti tercantum pada lampiran dengan kategori pada tabel di bawah ini diperoleh hasil yang dapat dilihat pada halaman selanjutnya.

Tabel 4.3 Kriteria Penilaian No. Interval Nilai Kriteria

1 0 – 20 Sangat Rendah 2 21 – 40 Rendah 3 41 – 60 Cukup/sedang 4 61 – 80 Baik 5 81 – 100 Sangat Baik

Diagram 4.3 Nilai Tes Membaca Pertama

Diagram di atas menunjukkan nilai tes membaca yang pertama dilaksanakan. Dari diagram di atas dapat diketahui 15 siswa memperoleh nilai kurang dari 20, 70 siswa mendapatkan nilai antara 21 – 40, 36 siswa mendapatkan nilai antara 41 – 60, 14 siswa memperoleh nilai antara 61 – 80, dan 1 siswa mendapat nilai antara lebih dari 81. Nilai tes membaca yang

0 10 20 30 40 50 60 70 0 - 20 21 - 40 41 - 60 61 - 80 81 - 100

Nilai Tes Membaca Pertama 15 70 36 14 1

B a ny a k Sis w a

pertama mayoritas siswa mendapatkan nilai antara 21 – 40. Hasil ini tergolong rendah.

Diagram 4.4 Nilai Tes Membaca Kedua

Sedangkan pada tes membaca yang kedua diperoleh hasil seperti diagram 4.4 pada halaman sebelumnya. Dari 136 siswa terdapat 14 siswa yang memperoleh nilai kurang dari 20, 40 siswa memperoleh nilai antara 21

– 40, 66 siswa memperoleh nilai antara 41 – 60, 14 siswa memperoleh nilai antara 61 – 80, dan 2 siswa memperoleh nilai di atas 81. Pada tes membaca kedua mayoritas siswa memperoleh nilai antara 41 – 60 yang dapat dikategorikan sedang. Bila dibandingkan antara tes membaca yang pertama dengan tes membaca yang kedua, pada tes membaca yang kedua ada peningkatan perolehan nilai.

0 10 20 30 40 50 60 70 0 - 20 21 - 40 41 - 60 61 - 80 81 - 100

Nilai Tes Membaca Kedua 14 40 66 14 2

B a ny a k s is w a

Diagram 4.5 Rata-rata Tes Membaca

Setelah dilaksanakan tes membaca sebanyak 2 (dua) kali, perolehan nilai pertama dan kedua yang selanjutnya di rata-rata sebagaimana yang terlampir berdasarkan perhitungan diperoleh hasil seperti pada diagram di atas. Dari keseluruhan siswa yang mengikuti tes membaca hasil akhir yang diperoleh dari rata-rata tes membaca yang pertama dan kedua terdapat 9 siswa yang memperoleh nilai kurang dari 20, 58 siswa memperoleh nilai antara 21 – 40, 54 siswa memperoleh nilai antara 41 – 60, 14 siswa memperoleh nilai antara 61 – 80, dan 1 siswa memperoleh nilai di atas 81. Diagram di atas menunjukkan mayoritas hasil akhir siswa terletak pada nilai antara 21 – 40 dan 41 – 60 yang dapat dikategorikan sedang. Dan rata-rata nilai tes membaca keseluruhan siswa sebesar 40,63.

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa hasil tes membaca pada siswa kelas 4 gugus Plangkawati, termasuk sedang. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata nilai tes membaca siswa yang termasuk kategori sedang. Rendah atau tingginya hasil tes membaca pada penelitian ini dipengaruhi faktor lain .

0 10 20 30 40 50 60 0 - 20 21 - 40 41 - 60 61 - 80 81 - 100

Rata-rata Nilai Tes Membaca 9 58 54 14 1

B a ny a k s is w a

Faktor lain pada variabel tes membaca berdasarkan standar PIRLS dalam penelitian ini meliputi kebiasaan atau perilaku membaca. Deskripsi kebiasaan atau perilaku tersebut diperoleh dari tanggapan siswa melalui kuisioner (angket). Deskripsi kebiasaan atau perilaku membaca siswa diperoleh melalui perhitungan persentase terhadap skor jawaban siswa sebagaimana tercantum pada lampiran. Hasil perhitungan jawaban pada angket tidak terperinci karena perhitungan terperinci terpusat pada hasil tes membaca dan kemampuan membaca siswa.

Angket siswa diisi oleh 136 siswa yang terdiri dari 63 siswa laki- laki dan 73 siswa perempuan. Dari keseluruhan siswa yang berjumlah 136 siswa terdiri dari 40,44% (55 siswa) berumur 10 tahun; 55,14% (75 siswa) berumur 11 tahun; dan 4,41% (6 siswa) berumur 12 tahun. Dalam komunikasi sehari-hari di rumah siswa berbicara ada yang menggunakan bahasa indonesia dan bahasa daerah, diketahui 0,73% (1 siswa) berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia; 58,08% (79 siswa) berkomunikasi menggunakan bahsa Indonesia dan bahasa daerah; dan 41,17% (56 siswa) ketika di rumah berkomunikasi tidak pernah menggunakan bahasa Indonesia. Kegemaran siswa dalam membaca dilihat dari kepemilkan buku yang di miliki diumah sebanyak 23,52 % (32 siswa) memiliki buku yang sangat sedikit atau kurang dari 10 buku; 57,35% (78 siswa) memiliki buku sebanyak 11-25 buku yang cukup mengisi setengah rak buku; 16,17% (22 siswa) memiliki buku sebanyak 26-100 buku yang

cukup mengisi satu rak buku; dan 2,94% (4 siswa) memiliki buku sebanyak 101-200 buku taucukup mengisi dua rak buku.

Selain buku setiap siswa di rumah memiliki benda-benda pribadi seperti meja belajar, kamar tidur, dll. Berdasarkan jawaban siswa mengenai kepemilikan benda pribadi diketahui 36,02% (49 siswa) memiliki kompu- ter/laptop di rumah; 90,44% (123 siswa) memiliki meja belajar yang diguna- kan untuk belajar; 80,88% (110 siswa) memiliki buku-buku tambahan selain buku dari sekolah; 65,44% (89 siswa) tidur dikamarnya sendiri; dan 37,5% (51 siswa) memiliki koneksi ke jaringan internet di rumah. Sebagian siswa memiliki komputer dan koneksi ke jaringan internet di rumah yang bisa di gunakan oleh siswa untuk mencari pengetahuan-pengetahuan baru dari in- ternet. Selain di rumah komputer dan internet dapat tersedia ditempat lain seperti sekolah dan warnet. Intensitas penggunaan komputer siswa disetiap tempat diketahui 51,1% menggunakan komputer disekolah; 31,06% tidak pernah menggunakan komputer disekolah; dan 46,88% menggunakan kom- puter di tempat lain seperti warnet. Komputer dapat digunakan siswa se- bagai sumber referensi pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru. Peng- gunaan komputer dan pengerjaan pekerjaan rumah baiknya diawasi oleh orang tua. Dari jawaban siswa beberapa hal sering terjadi di rumah dianta- ranya 85,11% orang tua se-ring bertanya tentang yang telah dipelajari di se- kolah, 74,63% siswa bercerita mengenai tugas sekolah kepada orang tua, 79,22% orang tua siswa memastikan anaknya mengerjakan pekerjaan ru- mah, dan 82,53% orang tua siswa memeriksa pekerjaan rumah anaknya.

Sekolah merupakan tempat siswa belajar, memperoleh pendidikan, berkumpul dan bermain. Setiap siswa memiliki pendapat yang berbeda me- ngenai sekolah mereka. Dari pendapat jawaban siswa mengenai sekolah me- reka diketahui 90,07% siswa merasa senang berada disekolah; 86,94% me- rasa aman ketika disekolah; dan 74,81% merasa memliki sekolah. Selain be- lajar, di sekolahsiswa juga bermain dan melakukan banyak hal bersama teman-temannya. Beberapa hal yang sering terjadi di sekolahantara lain 58,08% dijadikan olok-olok oleh siswa lain; 40,99% ditinggalkan bermain sendiri; 41,91% menyebarkan kebohongan tentang siswa lainnya; 38,05% merasa beberapa barang diambil oleh teman lain seperti pensill, penghapus, dan pulpen; 39,15% dipukul/terluka oleh siswa lain biasanya dialami siswa laki-laki yang sering bertengkar; 35,84% merasa dibuat melakukan sesuatu yang tidak ingin dilakukan.

Diluar sekolah siswa memiliki kegemaran yang berbeda-beda salah satunya yaitu membaca. Banyak waktu yang dihabiskan siswa untuk mem- baca ketika diluar sekolah yaitu 60% (81 siswa) membaca kurang dari 30 menit, 31% (42 siswa) membaca selama 30 sampai 60 menit, 8% (11 siswa) membca selama satu sampai dua jam, dan 1% (2 siswa) menghabiskan wak- tu untuk membaca lebih dari 2 jam. Kegiatan membaca yang dilakukan sis- wa diluar sekolah memiliki alasan yang berbeda satu sama lain. Alasan sis- wa membaca diantaranya 69,85% membaca untuk kesenangan atau sebagai hobi; 66,36% membaca hal-hal yang dipilihnya sendiri; dan 87,86% mem- baca untuk mecari tahu hal-hal yang ingin dipelajari.

Selain waktu dan alasan membaca yang berbeda-beda, buku yang digemari untuk membaca juga berbeda. Berdasarkan skor jawaban siswa diketahui 58,63% membaca buku certa atau novel; 75,55% membaca buku yang menjelaskan sesuatu seperti buku pelajaran; 56,43% lebih suka membaca majalah; dan 58,82% gemar membaca komik. Buku yang dibaca siswa biasanya merupkan buku yang di pinjam dari perpustkaan. Dari keseluruhan siswa intensitas siswa ke perpustakaan yaitu sebanyak 45% (61 siswa) pergi ke perpustakaan seminggu sekali, 21% (29 siswa) pergi ke perpustakaan sekali atau dua kali sebulan, 15% siswa (20 siswa) mengunjungi perpustkaan beberapa kali dalam setahun, dan sebanyak 19% (26 siswa) tidak pernah ke perpustkaan.

Selain diluar sekolah kegiatan membaca dilakukan juga pada pembelajaran disekolah. Beberapa pernyataan telah diajukan pada siswa mengenai pembelajaran membaca siswa dan didapatkan hasil 87,68% suka terhadap yang dibaca di sekolah; 89,52% setuju bahwa gurunya memberi hal menarik untuk dibaca; 84% mengetahui yang diharapkan gurunya untuk dilakukan; 45,77% terkadang memikirkan hal-hal yang tidak berhubungan dengan pelajaran; 85,47% setuju bahwa guru mereka mudah dipahami; 82,9% merasa tertarik pada apa yang disampaikan gurunya; dan 86,21% setuju guru mereka memberikan hal menarik untuk dilakukan. Dapat disimpulkan bahwa siswa merasa senang dan tertarik apabila guru mereka memberikan hal-hal baru yang menarik untuk dibaca dan dilakukan.

Ketika membaca suatu buku bacaan ada hal-hal yang terjadi. Hal- hal yang terjadi diantaranya siswa membaca diam-diam sebesar 50,91% dilakukan oleh siswa dan 75,55% siswa memilih sendiri buku yang akan mereka baca. Siswa memiliki pendapat tentang kegiatan membaca yang mereka lakukan. Beberapa pendapat antara lain 69,85% membaca hanya jika mereka ingin; 70,4% suka membicarakan apa yang telah dibaca dengan orang lain; 85,48% merasa senang apabila diberikan hadiah buku; 43,57% merasa membaca buku membosankan; 83,64% merasa senang apabila memiliki waktu lebih untuk membaca; dan 88,05% menikmati membaca. Hasil perhitungan persentase pada seberapa baik siswa dalam membaca diperoleh hasil 89,15% merasa bisa membaca dengan baik; 90,07% beranggapan membaca itu mudah; 49,26% merasa membaca itu sulit; 69,3% merasa bila buku itu menarik seberapapun sulitnya akan tetap dibaca; 57,9% memiliki masalah dalam membaca cerita yang memiliki kata- kata sulit; 88,05% dianggap oleh gurunya sebagai pembaca yang baik; dan 46,69% merasa membaca itu sulit dariapada hal yang lain. Sedangkan hasil perhitungan persentase perolehan skor pada membaca untuk beberapa alasan berikut sebesar 84,19% membaca hal-hal yang membuat berpikir; 89,34% merasa penting menjadi pembaca yang baik; 91,36% merasa orang tua mereka senang melihat anaknya membaca; 89,89% merasa membaca itu penting untuk masa depan; dan 81,62% senang ketika dapat membayangkan tempat lain dari buku yang dibaca.

Dokumen terkait