• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Diagram 4.12 Rata-rata Kemampuan Membaca

Diagram di atas menunjukkan rata-rata kemampuan membaca siswa. Dari keseluruhan siswa teerdapat 32 siswa dengan kemampuan membaca antara

0 10 20 30 40 50 60 70 5 ─ 32 33 - 59 60 - 86 87 - 113 114 -140

Rata-rata Kemampuan Membaca 32 69 26 6 3

B a ny a k s is w a

5 – 32 KPM, 69 siswa memiliki kemampuan membaca antara 33 – 59 KPM, 26 siswa memiliki kemampuan membaca antara 60 – 86 KPM, 6 siswa memiliki kemampuan membaca antara 87 – 113 KPM, dan 3 siswa memiliki kemampuan membaca antara 114 – 140 KPM. Rata-rata kemampuan membaca dari kedua tes membaca yang telah dilakukan berpusat pada 33 – 59 KPM. Dari hasil perhitungan rata-rata kemampuan membaca seluruh siswa sebesar 49 kata per menit. Hal ini menunjukkan kemampuan membaca siswa tergolong rendah.

Dengan demikian hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan membaca siswa kelas 4 gugus Plangkawati dilihat dari hasil rata-rata tes membaca pertama dan kedua belum menunjukkan kemampuan membaca yang tinggi. Dalam arti siswa belum sepenuhnya memahami dan menguasai isi suatu bacaan yang dibaca. Selain itu, siswa belum mencapai kemampuan membaca untuk kelas 4 yaitu 150 – 160 kata per menit.

4.1.4 Uji Analisis Data 4.1.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui dan menentukan teknik statistik apa yang digunakan selanjutnya, apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas didapat dari uji One- Sample Kolmogorov Smirnov dengan berbantuan IBM SPSS versi 23, yang membandingkan test statistic dibandingkan dengan Asymp. Sig. (2- tailed) dari distribusi normal. Jika data berdistribusi normal, maka nilai

test statistic > Asymp. Sig. (2-tailed) nya atau dengan kata lain Ho di terima dan Ha ditolak.

Tabel 4.5 Uji Normalitas Sampel

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

PP 01 A PP 01 B PP 02

N 44 45 45

Normal Parametersa,b Mean 71,273 67,84 72,58

Std. Deviation 14,3444 12,474 9,960

Most Extreme Differences Absolute ,207 ,155 ,177

Positive ,114 ,076 ,138

Negative -,207 -,155 -,177

Test Statistic ,207 ,155 ,177

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000c ,008c ,001c

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Dari tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test di atas dapat dilihat bahwa hasil test statistic > Asymp. Sig. (2-tailed). Ini menunjukkan kelompok sampel berdistribusi normal yang artinya Ho diterima dan Ha ditolak. Terlihat dari nilai test statistic pada tabel di atas yang diperoleh untuk SDN Pudakpayung 01 kelas 4-A sebesar 0,207 dan kelas 4-B sebesar 0,155 sedangkan untuk SDN Pudakpayung 02 sebesar 0,177 yang nilainya lebih besar dari nilai signifikansinya.

4.1.4.2 Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengui kesamaan varians setiap kelompok data. Pengujian homogenitas sampel menggunakan uji Bartlett diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.6 Homogenitas Sampel

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil ᵡ2 hitung sebesar 5,038 kurang dari ᵡ(0,95) (2) sebesar 5,99 atau 5,038 < 5,99. Maka ini menunjukkan ketiga kelompok sampel homogen yang artinya Ho diterima dan H1 ditolak. 4.1.5 Uji Hipotesis

4.1.5.1 Uji Korelasi Product Moment

Pengujian korelasi product moment bertujuan mengetahui hubungan antara variabel X (tes membeca berdasarkan standar PIRLS) terhadap variabel Y (kemampuan membaca). Pengujian korelasi product moment dalam penelitian ini dihitung menggunakan bantuan program IBM SPSS versi 23. Hasil perhitungan uji koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7 Analisis Korelasi

Correlations Rata-rata nilai tes membaca Rata-rata KPM Rata-rata nilai tes membaca Pearson Correlation 1 ,860** Sig. (2-tailed) ,000 N 136 136

Rata-rata KPM Pearson Correlation ,860**

1

Sig. (2-tailed) ,000

N 136 136

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Menurut hasil perhitungan pada tabel di atas diperoleh koefisien korelasi antara variabel tes membaca berdasarkan standar PIRLS (X)

sampel dk 1/dk s2 log s2 [dk] log s2 var gab log s2 B x2 hitung X 0,95 (2) PP 01 4A 43 0,0232558 205,761099 2,3133633 99,474621

PP 01 4B 43 0,0232558 159,207235 2,2019628 94,6844 PP02 44 0,0227273 99,2040404 1,9965294 87,847292

dengan variabel kemampuan membaca (Y) sebesar 0,860. Koefisien tersebut apabila dilihat pada tabel 5 ada pada kategori hubungan yang kuat, karena terletak antara nilai 0,70 – 0,89. Dapat disimpulkan bahwa tingkat keeratan hubungan tes membaca berdasarkan standar PIRLS terhadap kemampuan membaca siswa kelas 4 gugus Plangkawati adalah kuat.

4.1.5.2 Uji signifikasi

Pengujian signifikasi digunakan untuk mengetahui berarti tidaknya hubungan antara variabel-variabel yang diteliti hubungannya. Kriteria yang digunakan adalah apabila nilai ρ (rho) lebih besar dari nilai α tertentu maka Ho diterima yang artinya tidak terdapat hubungan yang berarti antara variabel X dan variabel Y. Sebaliknya apabila nilai ρ (rho) lebih kecil dari nilai α tertentu maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan yang berarti antara variabel X dan variabel Y. Hasil perhitungan signifikasi diperoleh hasil seperti pada tabel berikut.

Tabel 4.8 Analisis Korelasi

Correlations Rata-rata nilai tes membaca Rata-rata KPM Rata-rata nilai tes membaca Pearson Correlation 1 ,860** Sig. (2-tailed) ,000 N 136 136 Rata-rata KPM Pearson Correlation ,860** 1 Sig. (2-tailed) ,000 N 136 136

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program IBM

SPSS Statistics versi 23 di atas, tampak nilai ρ lebih kecil daripada nilai α yang digunakan yaitu 0,01 atau 0,000 < 0,001, maka pada pengujian hipotesis Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian artinya dapat disimpulkan terdapat hubungan yang berarti antara tes membaca berdasarkan standar PIRLS terhadap kemampuan membaca pada siswa kelas 4 gugus Plangkawati.

4.1.5.3 Uji koefisien determinasi

Besarnya pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi. Hasil perhitungan koefisien determinasi diperoleh hasil sebagai berikut.

0,7396 x 100% KD = 73,96 %

Koefisien korelasi antara tes membaca berdaarkan standar PIRLS (X) dengan kemampuan membaca (Y) sebesar 0,860 tergolong kuat. Kontribusi besarnya pengaruh tes membaca berdasarkan standar PIRLS terhadap kemampuan membaca pada siswa kelas 4 gugus Plangkawati sebesar 73,96%, sedangkan 26,04% besarnya nilai kemampuan membaca ditentukan oleh fakor (variabel) lain.

4.2 PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara tes membaca berdasarkan standar PIRLS terhadap kemampuan membaca pada siswa kelas 4 gugus Plangkawati. Dari ketiga kelas yang diteliti ditemukan berbagai perbedaan dilihat dari kemampuan dalam membaca. Terdapat siswa yang membaca sangat cepat, sedang, dan ada juga yang membutuhkan waktu lama. Siswa yang membaca dengan cepat belum tentu mengusai isi bacaan dengan baik, begitu pula dengan yang membutuhkan waktu yang lama. Tetapi ada juga dengan waktu yang cepat dalam membaca, sudah dapat menguasai isi bacaan. Kemampuan membaca adalah perpaduan antara kecepatan membaca dan pemahaman isi bacaan.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan pengujian normalitas dan homogenitas sampel yang akan digunakan untuk penelitian. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas diketahui data berdistribusi normal yang dibuktikan dari hasil test statistic siswa kelas 4 SDN Pudakpayung 01 sebesar 0,207 dan 0,155 sedangkan untuk kelas 4 SDN Pudakpayung 02 sebesar 0,177 yang lebih besar dari Asymp. Sig (2-tailed) yaitu 0,000 , 0,008 dan 00,1. Data tersebut menerangkan bahwa syarat pengujian hipotesis telah terpenuhi. Pada uji homogenitas diketahui bahwa ketiga kelas penelitian homogen yang dibuktikan dengan nilai ᵡ2 hitung sebesar 5,710 lebih kecil dari ᵡ0,95 (2) pada tabel sebesar 5,99 atau dapat ditulis 5,710 < 5,99.

Kegiatan penelitian dilakukan sebanyak dua kali disetiap kelas sampel. Dalam penelitian ini menggunakan tes membaca, dimana siswa diberikan teks bacaan kemudian membaca teks tersebut dan dihitung berapa lama waktu yang digunakan membaca. Selanjutnya teks bacaan tersebut dikumpulkan kembali dan siswa diberikan pertanyaan terkait isi teks yang telah dibaca. Berdasarkan lama waktu membaca dan hasil jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kemudian dihitung kemampuan membaca siswa. Tes membaca yang digunakan diambil dari PIRLS. PIRLS mempunyai beberapa pencapaian yaitu tujuan membaca dan proses pemahaman.

Dari hasil yang diperoleh peneliti untuk tujuan membaca yang dirumuskan PIRLS yaitu (1) pengalaman sastra dan (2) memperoleh dan menggunakan informasi hasil yang dicapai sebesar 18% dan 22%. Hasil tersebut tergolong rendah bila dilihat pencapaian maksimum yang diharapkan masing-masing sebesar 50%. Pada proses pemahaman yang terdiri dari 4 aspek pencapaiannya yaitu fokus pengambilan informasi sebesar 10% dari pencapaian maksimum 20%, membuat kesimpulan sederhana sebesar 14% dari 30%, mengintepretasi dan mengintegrasi ide-ide dan infomasi sebesar 12% dari 30%, dan memeriksa, mengevaluasi konten, bahasa dan elemen tesktual sebesar 7% dari 20%. Apabila hasil proses pemahaman ditotal jumlahnya sebesar 43% tergolong cukup.

Hasil penilaian jawaban dari tes membaca yang berupa pertanyaan pilihan ganda dan isian, 58 siswa mendapatkan hasil antara 21 – 40 dan 54

siswa mendapatkan 41 – 60. Jika hasil nilai tersebut dihitung menurut KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) termasuk hasil yang rendah. Secara keseluruhan, rata-rata hasil tes membaca sebesar 40,63 yang masih tergolong rendah. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil tes membaca yang telah dilakukan. Salah satunya bila dilihat dari panjang teks bacaan yang dibaca. Teks yang dibaca cukup panjang dan memiliki beberapa halaman, selain itu siswa tidak terbiasa membaca teks yang bacaannya cukup panjang.

Dari hasil perhitungan kemampuan membaca siswa diperoleh hasil yang beragam. Mayoritas siswa sebanyak 69 siswa memiliki kemampuan membaca antara 33 – 59 kata per menit. Sedangkan rata-rata kemampuan membaca seluruh siswa sebesar 49 kata per menit. Angka ini termasuk rendah karena kemampuan membaca yang siswa kelas 4 harusnya miliki antara 150 – 160 kata per menit.

Tes membaca merupakan tes yang tepat digunakan untuk mengetahui kemampuan membaca yang telah dicapai siswa. Tes membaca berdasarkan standar PIRLS memiliki hubungan dengan kemampuan membaca siswa. Hal ini dibuktikan dengan uji hipotesis. Hasil uji hipotesis diperoleh dengan analisis korelasi dengan hasil r hitung sebesar 0,860 dengan r tabel (ρ) pada taraf α = 0,01 sebesar 0,000 pada nilai Sig. (2-tailed), r hitung bila dibandingkan dengan tabel 5 berada pada kategori yang memiliki hubungan yang kuat yang bersifat positif. Menurut hipotesis penelitian ini jika nilai ρ lebih kecil dari nilai α yang digunakan atau ρ < α maka Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat hubungan yang berarti

antara tes membaca berdasarkan standar PIRLS terhadap kemampuan membaca siswa kelas 4 gugus Plangkawati. Pada hasil determinasi tes membaca berdasarkan standar PIRLS memberikan pengaruh pada kemampuan membaca sebesar 73,96% dan hasil kemampuan membaca sebesar 26,04% dipengaruhi faktor yang lain.

Faktor lain yang mempengaruhi kemampuan membaca siswa kelas 4 salah satunya adalah kebiasan membaca. Kebiasaan siswa membaca di luar sekolah mayoritas menghabiskan waktu membaca kurang dari 30 menit. Buku bacaan yang dimiliki antara 11 -25 buku. Dari keseluruhan siswa diketahui sebanyak 65% jarang pergi ke perpustakaan untuk membaca ataupun meminjam buku. Di luar sekolah siswa membaca karena tugas membaca yang diberikan guru sebagai pekerjaan rumah. Alasan siswa membaca untuk mengetahui hal yang ingin dipelajari, yang dapat diartikan siswa membaca buku pelajaran. Dalam mengembangkan kemampuan membaca siswa guru memberi pekerjaan rumah membaca. Selain itu, dalam diajarkan berbagai model membaca untuk mempermudah dalam membaca dan menggunakan berbagai bahan cerita yang menarik untuk siswa. Guru sudah berusaha mengembangkan kemampuan membaca siswa, tetapi semua kembali lagi pada kebiasaan yang siswa lakukan. Karena guru tidak bisa memantau semua kegiatan yang siswa lakukan.

76

5.1 SIMPULAN

Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tes membaca berdasarkan standar PIRLS terhadap kemampuan membaca pada siswa kelas 4 gugus Plangkawati Semarang. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan yaitu rata-rata hasil tes membaca yang dilakukan sebagian besar dari keseluruhan siswa mendapatkan hasil antara 21 – 40 dan 41 – 60, dengan rata-rata keseluruhan sebesar 40,63. Data hasil tes membaca ini menunjukkan siswa kelas 4 gugus Plangkawati merasa kesulitan untuk memahami soal-soal tes membaca yang panjang bacaannya beberapa halaman. Hasil perhitungan kemampuan membaca siswa kelas 4 gugus Plangkawati Semarang diperoleh sebanyak 69 siswa dari keseluruhan siswa kemampuan membacanya antara 33 - 59 kata per menit, dan rata-rata kemampuan membaca seluruh siswa sebesar 49 kata per menit. Hasil tersebut tergolong rendah karena masih berada di bawah standar kemampuan membaca yang harusnya dicapai siswa kelas 4 yaitu 150 – 160 kata per menit.

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi menunjukkan bahwa variabel tes membaca berdasarkan standar PIRLS dan kemampuan membaca diperoleh hasil sebesar 0,860 yang artinya memiliki hubungan positif yang kuat. Variabel tes membaca berdasarkan standar PIRLS

berpengaruh terhadap kemampuan membaca pada siswa kelas 4 gugus Plangkawati Semarang sebesar 73,96% dan sisanya 26,04% di pe-ngaruhi faktor lain. Kebiasaan membaca merupakan salah satu faktor lain yang mempengaruhi kemampuan membaca siswa kelas 4 gugus Plangkawati Semarang. Dengan demikian menunjukkan bahwa variabel tes membaca berdasarkan standar PIRLS berpengaruh besar dan memiliki hubungan yang kuat terhadap kemampuan membaca siswa kelas 4 gugus Plangkawati Semarang.

5.2 SARAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih dalam pendidikan. Dari kesimpulan hasil penelitian, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut.

a. Bagi Siswa

Didalam kegiatan belajar baik di sekolah maupun diluar sekolah hen- daknya siswa aktif membaca berbagai buku bahan bacaan bukan hanya buku pelajaran sekolah, meningkatkan kemampuan membaca dengan cara membaca memberikan laporan kecepatan membaca setiap minggu pada guru untuk mencapai target kecepatan membaca, dan kurangi bermain game. Dengan membaca siswa akan memperoleh pengetahuan baru, dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi dimasa sekarang dan masa yang akan datang dengan bijak dan inovatif.

b. Bagi Guru

Guru dapat membuat sudut baca dikelas jika dikelola dengan baik. Sudut baca tersebut dapat digunakan siswa ketika jam istirahat berlangsung yang berisi berbagai macam buku seperti majalah anak, cerita anak, novel, komik, bukan hanya buku pelajaran yang men- dominasi yang membuat siswa tertarik untuk membaca berbagai jenis bacaan. Selain itu guru dapat menagih laporan peningkatan kecepatan membaca siswa setiap minggu.

79

Ahuja, Pramila dan G.C Ahuja. 2004. Membaca Secara Efektif dan Efisien. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Basuki, Imam Agus. 2011. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SD Berdasarkan Tes Internasional dan Tes Lokal. Bahasa dan Seni. Tahun 39 No.2. Universitas Negeri Malang: Tim Pengembangan Jurnal.

Bayat, Seher. 2016. A study of Primary Fourth Grade Students‘ Reading

Comprehension Achievement Levels and Attitudes Toward Reading. International Journal of Scientific Research. Vol 5. h 166-169

Dalman. 2014. Keterampilan Membaca. Jakarta: Rajawali Pers.

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2016. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Cet. ke-3, h.8

Depdikbud. Keputusan Presiden nomor 47 tahun 1979 membentuk Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengujian.

. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 022F/10/1980 membentuk Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengujian.

Farr, Roger. 1981. Reading: Trends and Challenges. Washington D.C.: National Education Association.

Geske, Andrejs dan Antra Ozola. 2008. Problem of Education in The 21st Century: Faktor Influencing Reading Literacy at The Primary School Level. Latvia: University of Latvia. Volume 6. h 71-77

Hardanti, Erizkha. 2015. The Implementation of Guessing Meaning From Context

In Improving Students’ Reading Skill.Vol 4 no 8

Kemendikbud. 2011. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan. http://www.ypab.org/ypab/wp- content/uploads/2015/03/Permen-Nomor-23-Tahun-2006.pdf.

Muhidin, Sambas Ali dan Maman Abdurahman.2011. Analisis Korelasi, regresi dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Kemendikbud. 2013. Survei Internasional PIRLS. http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/survei-internasional-pirls

Kemendikbud. 2015. Pusat Penilaian Pendidikan.

http://litbang.kemdikbud.go.id/.../Mengenal%20Puspendik%205%20Jan %202015-2.pdf.

Muhidin, Sambas Ali dan Maman Abdurahman.2011. Analisis Korelasi, regresi dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Mullis, Ina V.S. dkk. 2009. PIRLS 2011 Assessment Framwork. United States : Boston College.

Nurhadi. 2004. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca: Sutu Teknik Memahami Literatur yang Efisien. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

.2010. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Rahim, Farida. 2011. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: bumi Aksara.

Ratri, Safitri Yosita. 2016. School Factors Influencing Indonesian Student Reading Literacy based on PIRLS Data 2006 and 2011. ICTTE. Vol 1 no 1 h 967-981

Romafi dan Tadkiroatun Musfiroh. 2015. Hubungan Minat Membaca, Fasilitas Orang Tua dan Pemberian Tugas Membaca Dengan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa. LingTera. Vol 2 No 2 h 185-199

Salim, Aminah dkk. 2013. Efektifitas Teknik Cloze Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus. Vol 2 no.3. h166-175

Sudijono, Anas. 2015. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukardi. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Supardi. 2013. Aplikasi Statistik Dalam Penelitian. Jakarta: Change Publication.

Suryaman, Maman. 2015. Analisis Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Literasi Membaca Melalui Studi Internasional (PIRLS) 2011. Litera. Volume 14 nomor 1.

Tampubolon, DP. 2008. Kemampuan Membaca: Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung : Angkasa.

Veenendaal, Nathalie J. 2015. The Contribution of Segmental and Suprasegmental Phonology to Reading Comprehension. International Literacy Association Reading Research Quarterly. Radboud University Nijmegen The Netherlands.

Widariyanto, Benny dan Erika Afiani. 2012. Studi Internasional Keterbacaan Pogress in International Reading Literacy Study (PIRLS) 2010. Value Jurnal Evaluasi dan Asesmen Pendidikan. Jakarta: Kemendikbud

LAMPIRAN 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Sekolah : Gugus Plongkowati Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : IV / I

Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi 3. Membaca

Memahami teks agak panjang (150-200 kata), petunjuk pemakaian, makna kata dalam kamus/ensiklopedi.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

3.1. Menemukan pikiran pokok teks agak panjang (150-200 kata) dengan cara membaca sekilas.

Indikator :

3.1.1 Membaca cepat teks bacaan.

3.1.2 Mengukur kemampuan membaca pemahaman. 3.1.3 Menjawab pertanyaan sesuai isi teks.

C. Tujuan Pembelajaran:

1. Melalui teks bacaan dari guru siswa dapat membaca sekilas teks bacaan dengan cepat.

2. Dengan membaca cepat siswa dapat mengukur kemamampuan membaca pemahaman dengan tepat.

3. Melaui membaca cepat teks bacaan dari guru siswa dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan isi teks dengan benar.

Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya, rasa hormat dan perhatian, tekun , tanggung jawab, berani dan ketulusan .

D. Materi Ajar

a. Membaca cepat teks panjang b. Menjawab pertanyaan panjang c. Mmengukur kemampuan membaca

E. Model Pembelajaran

Model Pembelajaran : TPS (Think Pairs Share) Metode Pembelajaran : tanya-jawab, diskusi

F. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu

Pendahuluan a. Pra Kegiatan

1. Mempersiapkan bahan ajar dan media yang

akan digunakan untuk melaksanakan

pembelajaran pada pertemuan ini.

2. Melakukan pengkondisian kelas

3. Mengucapkan salam dan berdoa

4. Melakukan presensi siswa

b. Kegiatan Awal

1. Siswa mendengarkan guru yang sedang

menyampaikan tema dan tujuan

pembelajaran

2. Guru melakukan apersepsi dengan

menyanyikan lagu ―Ibu Kita Kartini‖.

5 menit

Kegiatan Inti a. Eksplorasi

1. Guru meminta siswa untuk berkelompok

dengan teman sebangku.

2. Guru membagikan teks bacaan.

3. Guru menjelaskan setelah siswa

berkelompok selanjutnya siswa membaca teks bacaan yang diberikan secara bergantian dengan teman sebangkunya. Kemudian teman sebangku yang tidak membaca menghitung waktu temannya saat membaca teks bacaan dari guru.

b. Elaborasi

1. Siswa bergantian membaca dan

menghitung waktu membaca dengan teman sebangkunya

2. Siswa mencatat lama waktu masing-

masing saat membaca.

3. Teks bacaan dari guru dikumpulkan

kembali. Siswa diberikan lembar

pertanyaan untuk dijawab sesuai isi bacaan secara tertulis.

4. Siswa bersama guru mengoreksi lembar

jawaban untuk mengetahui jumlah benar..

5. Siswa menghitung kemampuan membaca

pemahaman masing-masing sesuai waktu

membaca dan jumlah benar dari

pertanyaan yang diberikan guru.

c. Konfirmasi

1. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang

belum diketahui siswa.

2. Guru bersama siswa bertanya jawab

meluruskan kesalahan pemahaman,

memberikan penguatan dan

menjawab pertanyaan guru diberi tepuk tangan.

Penutup 1. Guru bersama siswa menyimpulkan

materi yang telah dipelajari.

2. Siswa yang telah menguasai materi pembelajaran diberikan pengayaan dan yang belum tuntas diberikan remedial. 3. Guru memberikan tindak lanjut dengan

memberikan tugas secara individu (PR). 4. Guru menginformasikan materi yang

akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

5. Guru mengakhiri pengajaran dengan do‘a bersama dan memberikan salam kepada siswa.

10 menit

G. Media dan Sumber Belajar Sumber Belajar :

Munson, Derek dan Tara Calahan King. 2000. Enemy Pie. San Francisco : Chronicle Books LLC.

Mullis, Ina V.S., dkk. 2011 .PIRLS 2011 Assessment Framework.Lynch School of Education: Boston College.

Media Belajar: a. Teks bacaan b. Stopwatch

H. Penilaian

1. Prosedur Penilaian a. Penilain Proses

b. Penilaian Hasil Belajar 2. Instrumen Penilaian

a) Penilaian Proses a. Penilaian Kinerja. b. Penilaian Produk. b) Penilaian Hasil Belajar

a. Pilihan ganda. b. Isian singkat. c. Esai atau uraian.

Semarang, 9 Mei 2016 Peneliti

Melisa Indriyanti NIM 1401412449

Dokumen terkait