• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

2) Pelaksanaan tindakan a) Kegiatan pendahuluan

(1) Guru mengucapkan salam dan mengkondisikan kelas secara fisik dan mental supaya siswa berada dalam kondisi siap belajar, kemudian guru melakukan presensi siswa.

(2) Guru memotiasi siswa agar memperhatikan materi yang akan dipelajari, karena hal tersebut akan sangat mempengaruhi pada materi pembelajaran membuat hiasan pada busana (embroidery) selanjutnya.

(3) Guru memberikan apersepsi atau penjelasan singkat mengenai materi membuat hiasan pada busana

129

(embroidery) yang akan dipelajari dan menghubungkan materi pelajaran dengan peristiwa yang ada disekitarnya. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran membuat hiasan pada busana (embroidery) khususnya dalam membuat bordir sasak dan Memberi pertanyaan kepada siswa tentang materi yang sudah dijelaskan.

b) Kegiatan inti

Sebelum pembelajaran dilanjutkan pada tahap ini guru dan peneliti menjelaskan langkah-langkah kerja dalam pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT). Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah sebagai berikut:

(1) Penomoran

Pada tahap ini guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Kelompok dibentuk dari data prestasi siswa dikelas, yaitu dari siswa yang mempunyai prestasi yang baik dalam membuat hiasan busana (embroidery) akan dikelompokan dengan siswa yang mempunyai prestasi yang sedang dan rendah, sehingga setiap kelompok akan terdiri dari siswa dengan kemampuan heterogen. Ada 5 kelompok yang berkemampuan heterogen

130

yang berhasil dibentuk, setiap kelompoknya terdiri dari 6 sampai 7 orang anggota.

Peneliti menjelaskan bahwa kelompok yang sudah dibentuk tidak dapat diganti lagi. Kelompok yang ada sudah dipertimbangkan kemaslahatannya, sehingga akan seimbang dan dapat berkompetisi dengan sehat.

(2) Mengajukan pertanyaan

Setelah kelompok sudah berhasil dibentuk, guru mengajukan soal/pertanyaan tentang materi yang sudah diberikan pada siswa yang sudah dibagi dalam kelompok sesuai dengan nomor, pertanyaan tersebut dikerjakan secara individu, kemudian jawaban yang diperoleh didiskusikan dengan anggota kelompoknya untuk menemukan jawaban yang benar.

(3) Berfikir bersama

Pada tahap ini siswa mulai berdiskusi untuk memperoleh jawaban yang benar dari soal/pertanyaan yang diajukan. Dalam berdiskusi siswa dituntut untuk aktif dan berpartisipasi mengeluarkan ide-ide atau gagasan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan. Hasil diskusi kelompok ini ditulis dalam buku masing-masing anggota kelompok untuk dipresentasikan dengan tidak mengubah jawaban yang telah dikerjakan. Hal ini dilakukan

131

agar siswa dapat mengerti dan membedakan antara pekerjaan pribadinya dengan hasil belajar dengan kelompoknya.

(4) Menjawab pertanyaan

Pada tahap ini guru mengajukan pertanyaan yang sudah diberikan dan memanggil peserta didik yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok, kemudian siswa mengajukan jawaban-jawaban dan mempresentasikannya di depan kelas, kemudian ditanggapi oleh kelompok lain.

(5) Guru meminta siswa mengerjakan praktek membuat hiasan pada busana (embroidery) khususnya membuat variasi bordir sasak.

c) Penutup

Setelah kegiatan belajar mengajar selesai guru bersama siswa mereflesikan pengetahuan yang telah didapat oleh siswa dan guru mengevaluasi sebagian dari hasil pekerjaan siswa bersama-sama sebagai hasil kesimpulan dari materi yang telah di ajarkan.

3) Pengamatan

Pada siklus kedua ini pengamatan dilakukan untuk mengetahui kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa, keaktifan siswa, dan minat belajar siswa dalam membuat hiasan pada busana

132

(embroidery) melalui model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT). Pada siklus kedua ini telah melalui perbaikan pada siklus pertama, ini terlihat guru sudah terbiasa pada penerapan pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT), guru lebih aktif dalam memantau siswa dalam berdiskusi pada masing-masing kelompok. Suasana dan situasi di dalam kelas pada siklus kedua ini terlihat banyak siswa yang sudah ikut berpartisipasi ini ditunjukan dengan siswa aktif bertanya dan mampu bekerja sama pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Hal ini berdampak pada hasil penilaian sikap siswa di kelas selama pembelajaran berlangsung.

Dalam penelitian tindakan kelas ini, digunakan lembar observasi untuk mengetahui proses belajar siswa, dan lembar angket untuk mengetahui minat belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan melalui lembar observasi terhadap kegiatan belajar yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan terdiri dari 6 aspek yang diamati, kegiatan inti terdiri dari 6 aspek, dan kegiatan menutup pelajaran terdiri dari 3 aspek yang diamati. Dari hasil pengamatan diperoleh ada 4.25% siswa yang mengamati pada kegiatan pendahuluan dalam melakukan kegiatan belajar membuat hiasan pada busana (embroidery), 4.13% siswa yang mengamati pada kegiatan inti dalam melakukan kegiatan belajar membuat hiasan pada busana (embroidery), dan

133

2.19% siswa yang mengamati pada kegiatan menutup pelajaran dalam kegiatan belajar membuat hiasan pada busana (embroidery). Dari hasi pengamatan diperoleh nilai rata-rata (mean) 10.56, dengan nilai tengah (median) 11, dan nilai yang sering muncul (mode) adalah 12.

Penjelasan data diatas merupakan data deskriptif yang diperoleh melalui lembar observasi dan catatan lapangan. Lembar angket minat belajar siswa diberikan ketika pembelajaran siklus pertama untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa kelas XI busana di SMK Karya Rini YHT Kowani Yogyakarta dalam membuat hiasan pada busana (embroidery).

Pada siklus kedua pencapaian skor meningkat, Berdasarkan nilai rata-rata minat siswa dari 32 siswa mengalami peningkatan 23.39% dengan nilai rata-rata (Mean) yang dicapai adalah 91.66 %, dengan nilai tengah (Median) yaitu 92, dan nilai yang sering muncul (Mode) adalah 90 dapat dilihat pada lampiran. Mean terletak pada kategori tinggi yaitu pada kelas interval antara 82 ≤ s ≤ 100. Berdasarkan nilai yang disajikan, hasil minat belajar siswa pada pra siklus dari 32 siswa dapat dikategorikan pada tabel kategori skor minat belajar siswa berikut ini:

134

Table 13. Kategori minat belajar siswa siklus II

No. Interval Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%) 1. 82 ≤ s ≤ 100 Sangat Tinggi 32 100 %

2. 63 ≤ s ≤ 81 Tinggi 0 0

3. 44 ≤ s ≤ 62 Cukup 0 0

4. 25 ≤ s ≤ 43 Rendah 0 0

Jumlah 32 100

Berdasarkan data tabel kategori skor minat belajar siswa pada siklus II, siswa yang mengikuti pembelajaran membuat hiasan pada busana (embroidery) menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan minat belajar siswa dimana siswa yang berjumlah 32 orang atau 100% telah mencapai kategori sangat tinggi dan minat belajar siswa mengalami peningkatan yang sangat baik. Hal ini ditunjukkan juga dengan nilai rata-rata kelas yang meningkat sebesar 23.39%, dimana pada siklus pertama nilai rata-rata yang diperoleh 74.28 dan siklus kedua meningkat menjadi 91.66. ini berarti model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat menarik perhatian siswa, dan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan perasaan senang, penuh perhatian, dan harapan serta memahami bahan belajar membordir sangat mendukung kebutuhan akan penampilan berbusana yang indah dan memiliki bekal ketrampilan dalam membuat hiasan pada busana (embroidery). 4) Refleksi

Refleksi dilakukan berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada siklus I sampai siklus II terlihat bahwa proses

135

belajar mengajar membuat hiasan pada busana (embroidery) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam membuat hiasan pada busana (embroidery) khususnya dalam membuat bordir sasak.

Hasil yang didapat pada siklus II sangat memuaskan sesuai dengan harapan, karena dari hasil pengamatan terlihat guru sudah terbiasa pada penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT, guru lebih aktif dalam memantau siswa dalam berdiskusi pada masing-masing kelompok. Suasana dan situasi di dalam kelas pada siklus kedua ini terlihat banyak siswa berpartisipasi pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Hal ini berdampak pada hasil penilaian sikap siswa di kelas selama pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan refleksi tersebut maka, peneliti yang berkolaborasi dengan guru dan teman sejawat menyimpulkan bahwa pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) dalam membuat hiasan pada busana (embroidery) khususnya bordir sasak dapat meningkatkan minat belajar siswa.

Dengan adanya peningkatan minat belajar siswa pada siklus kedua, sesuai dengan kriteria keberhasilan tindakan yang ingin dicapai yaitu, perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya. Dengan minat

136

belajar yang lebih baik dari yang sebelumnya dan ditunjukkan pada kategori skor minat bahwa 100% siswa sudah mendapatkan skor diatas rata-rata maka penelitian tindakan kelas ini tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya, dan penelitian ini telah dianggap berhasil.

B. Pembahasan