• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pelaksanaan Tindakan

Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.

1. Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (2x35 menit). Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Februari 2011 (pertemuan 1) dan Jumat,18 Februari 2011 (pertemuan 2). Tahapan-tahapan pada siklus I adalah sebagai berikut:

commit to user

70 a. Perencanaan Tindakan

Peneliti dan guru kelas V mendiskusikan rencana tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian siklus I ini untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai harapan bahwa target yang akan dicapai adalah meningkatnya kualitas proses pembelajaran dan sebesar 70 % siswa tuntas dari hasil tes unjuk kerja keterampilan berbicara. Tahap-tahap perencanaan pada siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut :

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas V semester II tahun 2007 materi keterampilan berbicara. Perencanaan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dirancang dengan 2 kali pertemuan. Alokasi waktu setiap pertemuan adalah 2x35 menit, sehingga dalam satu siklus terdapat alokasi waktu 4x35 menit. Rancangan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat mencakup penentuan: identitas RPP, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, pembelajaran, model dan metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan (skenario) pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, dan teknik penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dapat dilihat pada lampiran 4.

2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah: a) Ruang kelas, ruang kelas yang digunakan adalah kelas V yang biasa

digunakan setiap hari. Ketika diskusi berlangsung, tempat duduk atau kursi diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat melakukan diskusi dengan baik.

b) Materi pembelajaran, materi pertemuan I mempelajari tentang cara menyusun naskah drama pendek. Sebagai hasilnya adalah siswa dapat merancang kerangka naskah drama untuk dikembangkan menjadi naskah drama pendek. Sedangkan materi pada pertemuan II mempelajari tentang hal-hal yang harus diperhatikan ketika bermain peran dalam drama

commit to user

71

dengan produk siswa yakni siswa bermain peran (role playing) berdasarkan naskah drama yang telah dibuat sebelumnya. Materi pembelajaran terdapat pada RPP siklus I lampiran 4.

c) Mempersiapkan media pembelajaran, media pembelajaran yang digunakan adalah media cerita bergambar yakni gambar yang memuat ringkasan cerita pendek. Media pembelajaran pada siklus I berupa cerita EHUMXGXO ³.HKLGXSDQ 1HOD\DQ´ \DQJ GL GDODPQ\D WHUGDSDW WRNRK-tokoh pemerannya. Foto media pembelajaran yang digunakan dapat dilihat pada lampiran 29.

3) Menyiapkan Lembar Observasi: RPP, Pelaksanaan Pembelajaran Guru, dan Penilaian Proses Siswa

Penggunaan lembar observasi akan mempermudah menentukan hal-hal apa saja yang harus lebih diutamakan dalam pengamatan. Lembar observasi RPP dibuat untuk menilai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran peneliti oleh guru kelas V. RPP merupakan kerangka prosedural yang sangat penting dalam perancanaan pembelajaran sehingga perlu dibuat penilaian. Lembar pengamatan penilaian proses siswa lebih diutamakan pada minat, keaktifan, kerjasama, dan kesungguhan dalam proses pelaksanaan pembelajaran berbicara. Pengamatan siswa ini berfungsi sebagai hasil penilaian nontes kualitas proses. Sedangkan lembar observasi yang dibuat untuk guru lebih diutamakan pada persiapan, jalannya kegiatan, dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Ketiga lembar observasi ini dapat dilihat pada lampiran 16,17, dan 18.

4) Menyiapkan Instrumen Penilaian

Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian yang berupa penilaian tes dan nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil tes unjuk kerja (praktik) berbicara siswa dalam bentuk bermain peran (role playing) sesuai kompetensi dasar yang ingin dicapai. Lembar penilaian tes keterampian berbicara terdapat pada lampiran 11 dan rubrik penilaian tes unjuk kerja keterampilan berbicara siswa terdapat pada lampiran 12. Untuk instrumen nontes dinilai berdasarkan hasil observasi penilaian proses siswa yang

commit to user

72

dilakukan oleh peneliti dengan berdasarkan lembar penilaian proses siswa dalam pembelajaran berbicara yang meliputi: (a) minat, (b) keaktifan, (c) kerja sama, dan (d) kesungguhan siswa selama pembelajaran berlangsung. Lembar penilaian proses siswa dapat dilihat pada lampiran 18.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Februari 2011 dan pertemuan kedua pada hari Jumat, 18 Februari 2011. Pelaksanaan tindakan tersebut dilaksanakan di ruang kelas V SD Negeri Pandak I.

Dalam pelaksanaan tindakan I ini, peneliti bertindak sebagai guru/ pengajar proses kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan metode role playing, sedangkan guru kelas V (bapak Sri Kuncoro, Ama. Pd) melakukan observasi atau pengamatan terhadap jalannya proses pembelajaran. Peneliti bertindak sebagai partisipan aktif yang mengendalikan dan mengamati jalannya pembelajaran keterampilan berbicara di dalam kelas.

Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus I adalah sebagai berikut: Pertemuan I (2x35 menit)

Pada pertemuan pertama yang diajarkan kepada siswa kelas V terlebih dahulu adalah mengenai materi cara menyusun naskah drama pendek yang meliputi: penjelasan materi drama, cara membuat kerangka drama dari cerita bergambar, dan mengembangkan kerangka menjadi naskah drama pendek.

Kegiatan awal menghabiskan waktu kurang lebih 10 menit. Kegiatan yang guru (peneliti) lakukan yakni membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dilanjutkan dengan mengkondisikan kelas sebagai tindakan preventif (pencegahan) terhadap penghambat jalannya proses pembelajaran. Kemudian berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas dan diadakan presensi kehadiran siswa untuk lebih mengenal dan mengetahui jumlah siswa yang masuk maupun yang tidak masuk pada hari itu. Pertemuan pertama, siswa masuk semua sesuai jumlah siswa kelas V yaitu ada 21 siswa. Guru juga menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa secara singkat dan jelas sehingga anak akan

commit to user

73

memiliki gambaran arah yang jelas pula hal yang akan dipelajarinya. Tujuan pembelajaran pada pertemuan pertama yaitu siswa mampu menyebutkan cara menyusun naskah drama dengan benar dan siswa mampu menyusun naskah drama pendek dengan baik berdasarkan permasalahan cerita bergambar. Setelah itu, guru memberikan apersepsi sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dan menyamakan pandangan tentang materi drama yang akan dipelajari siswa. Apersepsi diberikan dengan dua cara, pertama dengan bersama-sama menyanyikan lagu berlirikkan materi drama dengan nada seperti lagu naik-naik ke puncak gunung, lagunya sebagai berikut :

0DULNDZDQEHUPDLQGUDPDVXQJJXKDV\LNVHNDOL« 0DULNDZDQEHUPDLQGUDPDVXQJJXKDV\LNVHNDOL« %DJDLPDQDEHUPDLQGUDPDDNX«LQJLQPHQJHUWL« %DJDLPDQDEHUPDLQGUDPDDNX«LQJLQPHQJHUWL«

Apersepsi yang kedua dengan cara tanya jawab seputar lagu tersebut. Misalnya, ³'DULODJXWHUVHEXWNLWDDNDQPHPSHODMDULDSDDQDN-DQDN"´

Langkah selanjutnya masuk pada inti pembelajaran dengan durasi waktu sekitar 50 menit. Kegiatan yang dilakukan guru dalam inti pembelajaran terdapat tiga (3) bentuk tindakan nyata yakni eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Secara sistematika awal inti pembelajaran dilakukan tindakan eksplorasi agar siswa mampu menggali pemahaman awal yang ada pada dirinya. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa seperti berikut :

- Anak-DQDN«VLDSD\DQJSHUQDKPHQRQWRQSHUWXQMXNDQGUDPD"'LPDQD" - Apa saja yang anak-anak lihat dari pertunjukan drama itu ?

Siswa selanjutnya ditanya tentang pengertian drama agar siswa lebih berpikir tentang pengertian drama yang mereka ketahui. Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi dengan pendalaman materi kerja sama timbal balik dalam pembelajaran antara guru dan siswa. Dalam kegiatan elaborasi ini siswa menyimak penjelasan dari guru tentang materi yang berkaitan dengan drama, cara merancang kerangka naskah drama, dan kemudian menyusun naskah drama dengan mengembangkan dari kerangka yang telah dibuatnya. Secara ringkas, isi materi pada pertemuan pertama dapat dilihat pada bagian RPP Siklus I lampiran 4.

commit to user

74

Guru menjelaskan materi ini dengan menggunakan media cerita bergambar EHUMXGXO³.HKLGXSDQ1HOD\DQ´ Dalam media ini, berisikan ringkasan cerita yang dapat dikembangkan menjadi sebuah naskah drama pendek. Setelah diperlihatkan kepada siswa dan ditempelkan, salah satu siswa diminta maju untuk membacakan dengan nyaring ringkasan cerita bergambar tersebut. Guru menjelaskan dengan memberikan contoh di papan tulis cara menyusun naskah drama dari media tersebut secara jelas. Sebelum siswa menyusun naskah drama pendek, guru menanyakan kesulitan dan kejelasan dari materi yang sudah dijelaskan.

Selanjutnya, guru membagi jumlah siswa ke dalam 5 kelompok secara acak dari 21 siswa. Namun, pembagian kelompok juga memperhatikan jumlah dan karakter tokoh naskah drama yang akan dibuat siswa. Guru membentuk diskusi kelompok siswa dengan duduk saling berhadapan. Guru membagikan media cerita bergambar kepada masing-masing kelompok dengan tema yang berbeda-beda. Siswa diminta untuk menyusun naskah drama pendek berdasarkan cerita bergambar yang diberikan, caranya seperti yang sudah dijelaskan oleh guru sebelumnya. Melalui diskusi kelompok, siswa mulai menyusun naskah drama pendek. Guru membimbing dan mengarahkan diskusi kelompok siswa. Setelah naskah drama pendek selesai dibuat, masing-masing kelompok membacakan naskah drama yang dibuat di depan kelas dan sekaligus dibentuk pembagian peran (tokoh drama). Siswa yang lain menanggapi presentasi kelompok yang maju.

Kegiatan inti pada konfirmasi, guru memberian reward (penguatan) kepada masing-masing kelompok. Siswa diberikan kesempatan untuk menyatakan kesulitan yang dihadapi. Guru memberikan konfirmasi hasil belajar siswa dalam menyusun naskah drama. Siswa dimotivasi agar lebih semangat dan berpartisipasi aktif.

Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit. Siswa bersama guru mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi yang dilakukan guru. Kemudian siswa diberikan tugas untuk memainkan peran (role playing) pada pertemuan II dari naskah drama pendek yang telah dibuat. Hal ini merupakan tindak lanjut yang diberikan guru. Guru juga menyampaian pesan-pesan moral

commit to user

75

kepada siswa berupa motivasi untuk giat belajar dan bersikap yang baik dalam kehidupan. Terakhir, guru menutup proses pembelajaran dengan salam.

Pertemuan 2 (2x35 menit)

Pertemuan kedua materi yang disampaikan berkaitan dengan cara bermain peran (role playing) dari naskah drama yang dibuat pada pertemuan I. Tujuan utama pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan II ini yaitu siswa mampu memainkan peran sesuai karakter tokoh dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.

Kegiatan awal pembelajaran menghabiskan waktu kurang lebih 5 menit. Kegiatan awal yang guru (peneliti) lakukan tidak berbeda jauh dari pertemuan I karena dimulai awal masuk sekolah (jam pertama) yakni membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, dilanjutkan dengan mengkondisikan kelas sebagai tindakan preventif (pencegahan) terhadap penghambat jalannya proses pembelajaran. Kemudian berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas dan diadakan presensi kehadiran siswa untuk lebih memahami dan mengetahui jumlah siswa yang masuk maupun yang tidak masuk pada hari itu. Jumlah siswa yang hadir lengkap ada 21 siswa. Guru juga menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa secara singkat dan jelas sehingga anak akan memiliki gambaran arah yang jelas pula hal yang akan dipelajarinya. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa mampu menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan bermain peran (role playing) dalam drama secara tepat dan mampu memainkan peran tokoh drama pendek dengan lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang sesuai karakter tokoh secara tepat. Setelah itu, guru memberikan apersepsi sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dan menyamakan pandangan tentang materi drama yang akan dipelajari siswa. Apersepsi diberikan dengan tepuk drama bersama-sama sebagai berikut :

6LDSDVXNDGUDPDWHSXNWDQJDQ« 6LDSDVXNDGUDPDWHSXNEDKX« 6LDSDVXNDGUDPDWHSXNSDKD«

6LDSDVXNDGUDPDGDQVXNDVHPXDQ\D« 6LDSDVXNDGUDPDVHPXDQ\D«

commit to user

76

Kemudian guru mengadakan tanya jawab setelah tepuk drama tersebut untuk mengetahui tingkat kepekaan siswa.

Langkah selanjutnya masuk pada inti pembelajaran dengan durasi waktu sekitar 55 menit. Kegiatan yang dilakukan guru dalam inti pembelajaran terdapat tiga (3) bentuk tindakan yakni eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Secara sistematika awal inti pembelajaran dilakukan tindakan eksplorasi agar siswa mampu menggali pemahaman awal yang ada pada dirinya. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa seperti berikut :

- Anak-DQDN«VXGDKVLDSEHUPDLQ drama seperti yang bapak tugaskan kemarin? - Siapa yang pernah bermain peran, misalnya dalam kegiatan drama ?

- Apakah keterampilan berbicara dalam memerankan tokoh drama menentukan penilaian atau keberhasilan dalam drama ?

Siswa memberikan feedback berupa jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh guru. Untuk memperdalam kegiatan berpikir, siswa diberikan pertanyaan dengan memancing jawaban siswa terkait cara melakukan role playing dengan memperhatikan keterampilan berbicara yang benar dan baik.

- Bagaimana cara kita bermain peran yang baik dan benar agar mendapat nilai baik dan menghibur? (siswa berpikir)

Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi dengan melakukan proses kerjasama dalam pembelajaran antara guru dan siswa. Dalam kegiatan elaborasi siswa dijelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan saat bermain peran dalam drama, diantaranya faktor-faktor penunjang keefektifan berbicara. Penjelasan dilakukan dengan menggunakan metode demonstrasi yaitu memperagakan tentang materi yang disampaikan. Secara ringkas, isi materi pada pertemuan kedua ini dapat dilihat pada bagian RPP siklus I lampiran 4. Sebelum siswa mencoba memainkan peran dari tokoh drama pendek, guru menanyakan kejelasan dari materi yang sudah dijelaskan. Kemudian, guru mengkondisikan tempat duduk seperti pelaksanaan diskusi pada pertemuan I dengan duduk saling berhadapan sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Siswa diberikan waktu 5 menit untuk mempersiapkan diri dengan kelompoknya sebelum maju bermain peran (role

commit to user

77

memerankan dari naskah drama pendek yang sudah dipersiapkan siswa. Kegiatan bermain peran ini penilaiannya hanya difokuskan pada keterampilan berbicara. Tugas guru yaitu bertindak sebagai fasilitator dan memberikan penilaian. Dengan lembar penilaian, dilakukan penilaian keterampilan berbicara siswa oleh guru secara individu. Kegiatan konfirmasi, guru memberikan reward (penguatan) kepada masing-masing kelompok dan pemberian hadiah kepada kelompok terbaik. Siswa diberikan kesempatan untuk menyatakan kesulitan yang dihadapi. Guru memberikan konfirmasi hasil belajar siswa dalam bermain peran drama. Siswa dimotivasi agar lebih semangat dan berpartisipasi aktif.

Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi yang dilakukan guru. Siswa diberikan tugas rumah untuk belajar kelompok berlatih memainkan peran (role playing) agar semakin terbiasa sehingga penampilan berikutnya akan lebih baik lagi. Hal ini merupakan tindak lanjut yang diberikan guru mengingat penampilan bermain peran siswa masih kurang memuaskan. Guru juga menyampaikan pesan-pesan moral kepada siswa berupa motivasi untuk giat belajar, hidup rukun, membantu orang tua, dan bersikap yang baik dalam kehidupan. Terakhir, guru menutup proses pembelajaran dengan salam.

c. Observasi

Tahap observasi siklus I pada hari Rabu dan Jumat, 16-18 Februari 2011 yaitu dilakukan pengamatan terhadap kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran. Proses pengamatan dilakukan oleh guru kelas V terhadap RPP, pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru, dan penilaian proses siswa ketika mengikuti pembelajaran berbicara dengan metode role playing. Kegiatan pengamatan ini menggunakan lembar observasi yang sudah dipersiapkan.

Pengamatan difokuskan pada tiga aspek yaitu: (1) RPP yang dijadikan pedoman mengajar guru (peneliti), (2) berlangsungnya proses pelaksanaan pembelajaran terkait sikap siswa dan kegiatan guru selama pembelajaran berlangsung, (3) hasil penilaian tes unjuk kerja keterampilan berbicara dengan metode role playing oleh siswa. Dalam pengamatan ini, peneliti bertindak sebagai

commit to user

78

partisipan aktif yang mengendalikan proses pembelajaran. Sementara guru kelas V sebagai pengamat inti dengan duduk di tempat paling belakang agar bisa mengamati dan menilai proses pembelajaran yang dipimpin oleh peneliti secara intensif.

Berdasarkan kegiatan observasi tersebut, secara garis besar diperoleh gambaran tentang hasil dan jalannya pembelajaran dari mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang keterampilan berbicara siswa dengan menggunakan metode role playing sebagai berikut:

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran guru

Pengamatan terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar sangat penting karena sebagai prosedur mengajar guru di dalam kelas. RPP guru (peneliti) dinilai oleh guru kelas V dengan lembar pengamatan RPP yang sudah dipersiapkan. Hasil penilaian RPP siklus I dapat dilihat pada lampiran 19. RPP yang digunakan oleh peneliti sudah termasuk kategori sangat baik dengan rata-rata nilai 3,7. Secara garis besar RPP yang disusun sudah relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada dengan sistematika yang runtut dan tujuan pembelajaran yang jelas mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

2) Penilaian Proses (Sikap Siswa)

Hasil pengamatan terhadap sikap siswa pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 24 . Di dalam proses pembelajaran siswa sudah terlihat lebih aktif dan bersungguh-sungguh dibandingkan dengan kondisi awal. Secara klasikal terdapat peningkatan terhadap minat, keaktifan, kerjasama, dan kesungguhan pada diri siswa. Data penilaian proses siswa pada siklus I dapat dimasukkan ke dalam tabel 8 sebagai berikut :

commit to user

79

Tabel 8. Data Penilaian Proses (Sikap Siswa) Pembelajaran Keterampilan Berbicara kelas V SDN Pandak I pada Siklus I

Tabel 8 di atas menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus I mengalami peningkatan dari kondisi awal. Terdapat 13 siswa (61,90%) yang berminat mengikuti pembelajaran berbicara. Siswa yang tercatat aktif sebanyak 15 siswa (71,42%), siswa yang mampu bekerjasama dengan baik sebanyak 15 siswa (71,42%), dan siswa yang bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran berbicara sebanyak 12 siswa (57,14%). Data dalam tabel 8 tersebut dapat disajikan dalam grafik diagram batang pada gambar 7 sebagai berikut :

Gambar 7. Grafik Penilaian Proses Pembelajaran Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Pandak I pada Siklus I

No. Sikap Siswa Frekuensi (siswa) Persentase (%)

1. Minat 13 61,90 2. Keaktifan 15 71,42 3. Kerja sama 15 71,42 4. Kesungguhan 12 57,14 61,9% 71,42% 71,42% 57,14% 0 2 4 6 8 10 12 14 16

Minat Keaktifan Kerjasama Kesungguhan

Freku

ensi

commit to user

80 3) Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran Guru

Hasil pengamatan terhadap kegiatan pelaksanaan pembelajaran oleh guru pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 21. Hasil Pengamatan difokuskan pada tujuh aspek kemampuan guru yaitu: (1) guru di dalam mengelola ruang dan fasilitas pembelajaran kategori baik dengan nilai 3,5, (2) melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan nilai 3,2 dalam kategori baik, (3) mengelola interaksi kelas dalam kategori sangat baik dengan nilai 3,6, (4) bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar dengan nilai 3,5 termasuk kategoi baik, (5) mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran mata pelajaran tertentu dalam kategori sangat baik dengan nilai 3,6, (6) melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar dengan nilai 4 kategori sangat baik dan (7) kesan umum kerja guru masih dalam kategori tidak baik dengan nilai 2,5. Sehingga disimpulkan nilai rata-rata kegiatan pembelajaran guru adalah 3,41 termasuk kategori baik. Sedangkan kekurangan/catatan yang diberikan oleh observer yaitu guru kurang memperhatikan dan menegur siswa yang ramai. Kesan kerja guru masih rendah dan perlu ditingkatkan.

4) Hasil penilaian tes unjuk kerja keterampilan berbicara siswa dengan metode role playing

Setelah diadakan tes tindakan pada siklus I diperoleh data nilai keterampilan berbicara. Daftar nilai keterampilan berbicara siswa siklus I dapat dilihat pada lampiran 14. Data nilai tersebut dikelompokkan ke dalam tabel 9 di bawah ini:

Tabel 9. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Pandak I pada Siklus I

No Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan

1 44-52 3 14,29 Tidak Tuntas 2 53-61 3 14,29 Tidak Tuntas 3 62-70 7 33,33 Tuntas 4 71-79 6 28,57 Tuntas 5 80-88 2 9,52 Tuntas Jumlah 21 100 Nilai rata-rata : 1388 : 21 = 66,09

commit to user

81

Tingkat Ketuntasan : 15 : 21 x 100% = 71,42 %

Tabel 9 di atas menunjukkan persentase siswa yang belum dan sudah tuntas KKM. Dari 21 siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Pandak I Sidoharjo, terdapat sebesar 28,58% siswa belum tuntas KKM yang terbagi dalam kelas 44-52 sebesar 14,29%, dan pada kelas 53-61 sebesar 14,29%. Sisanya sebesar 71,42% siswa sudah tuntas KKM yang terbagi pada kelas 62-70 sebesar 33,33%, pada kelas 71-79 sebesar 28,57%, dan pada kelas 80-88 sebesar 9,52%. Dari tabel 9 tersebut juga dapat diketahui ketuntatasan hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 71,43% atau 15 siswa sudah tuntas. Sedangkan siswa yang tidak tuntas 28,58% atau 6 siswa.

Berdasarkan data pada tabel 9 maka hasil pembelajaran keterampilan berbicara setelah diadakan tindakan siklus I pada siswa kelas V SDN Pandak I dapat disajikan dalam grafik pada gambar 8 dibawah ini :

Gambar 8. Grafik Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Pandak I pada siklus I

Pada gambar 8 di atas ditunjukkan frekuensi dari masing-masing kelas. Pada kelas 44-52 terdapat sebanyak 3 siswa, pada kelas 53-61 terdapat sebanyak 3 siswa, pada kelas 62-70 terdapat 7 siswa, pada kelas 71-79 terdapat

0 1 2 3 4 5 6 7 8 44-52 53-61 62-70 71-79 80-88 Freku ensi Interval Nilai

commit to user

82

sebanyak 6 siswa, dan pada kelas 80-88 terdapat sebanyak 2 siswa. Dengan jumlah keseluruhan 21 siswa, masih terdapat 6 siswa yang belum tuntas KKM. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil keterampilan berbicara VLVZD\DQJPHPSHUROHKQLODL•62 (KKM) pada siklus I belum mencapai 80%, sehingga pembelajaran akan dilanjutkan untuk siklus II.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran berbicara siklus I baik proses maupun hasil telah menunjukkan adanya peningkatan dari kondisi awal (prasiklus).

Keberhasilan proses pembelajaran berbicara siklus I dapat dilihat dari beberapa indikator berikut ini:

1) Minat

Minat siswa terhadap pembelajaran berbicara dengan penerapan metode bermain peran di siklus I, telah menunjukkan peningkatan dari kondisi awal 47,62% menjadi sebesar 61,9%. Siswa tampak tertarik dan lebih antusias mengikuti pembelajaran dengan metode bermain peran, sehingga perhatian siswa pun lebih terfokus pada pelajaran. Adapun indikator pengukuran minat siswa dapat diukur dari jumlah siswa yang menampakkan ketertarikan dan kesungguhannya dalam pembelajaran.

2) Keaktifan

Keaktifan siswa dalam pembelajaran siklus I meningkat. Siswa terlihat lebih aktif untuk bertanya dan mengungkapkaan ide gagasan secara lisan ketika diskusi kelompok serta aktif dalam melakukan bermain peran (role playing) dari drama yang dibuat. Keaktifan siswa dapat diamati selama proses pembelajaran berlangsung. Dari 21 siswa terdapat 15 siswa (71,42%) yang terlihat aktif dalam pembelajaran.

3) Kerjasama

Siswa yang menunjukkan sikap kerja sama yang baik selama mengikuti pembelajaran berbicara sebesar 71,42% atau sebanyak 15 siswa, sedangkan 28,58% atau 6 siswa sisanya tampak belum mampu melakukan kerjasama yang

commit to user

83

baik dengan anggota kelompoknya. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan dari aspek kerja sama siswa dibandingkan pada kondisi awal yang hanya

Dokumen terkait