• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Tindakan pada Siklus II

BAB IV HASIL PENELITIAN

C. Deskripsi Tindakan

2. Pelaksanaan Tindakan pada Siklus II

Pada tahapan pelaksanaan tindakan ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan termasuk penggunaan media, dan melakukan evaluasi pembelajaran.

3) Observasi

Tahapan ini adalah tahapan mengisi lembar observasi dari hasil pengamatan yang dilakukan. Pengamatan dilakukan oleh guru sebaya atau teman sejawat atau bertindak sebagai observer.

4) Refleksi

Tahapan ini adalah tahapan dimana data dikumpulkan guna mengetahui seberapa jauh pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam tahapan perencanaan. Selanjutnya data ini dianalisis.

b. Siklus II Meliputi:

1) Perencanaan

Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan adalah membuat rencana Pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan lembar observasi dan merancang alat evaluasi.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang telah dibuat dalan RPP, menggunakan media pembelajaran untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

serta mengukur pencapaian tujuan pembelajaran dengan menggunakan alat evaluasi yang telah dibuat.

3) Observasi

Pada tahapan ini digunakan untuk mengisi lembar observasi dari pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat.

4) Refleksi

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkn data kemudian menganalisis data tersebut untuk mengetahui sejauh mana pencapaian dan perkembangan kemajuan dari siklus I dibandingkan dengan siklus II.

c. Siklus III Meliputi:

1) Perencanaan

Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan adalah membuat Rencana Pelaksanaan Pembalajaran (RPP), menyiapkan lembar observasi, dan merancang alat evaluasi.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang telah dibuat dalan RPP, menggunakan media pembelajaran untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, serta mengukur pencapaian tujuan pembelajaran dengan menggunakan alat evaluasi yang telah dibuat.

3) Observasi

Pada tahapan ini digunakan untuk mengisi lembar observasi dari pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat.

4) Refleksi

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkn data kemudian menganalisis data tersebut untuk mengetahui sejauh mana pencapaian dan perkembangan kemajuan dari siklus II dibandingkan dengan siklus III.

commit to user

C. Sumber Data

Menurut HB. Sutopo (1990:2) “Sumber data penelitian dapat berupa manusia, peristiwa dan tingkah laku, dokumen, dan arsip serta berbagai benda lain.”

Peneliti ini menggunakan berbagai sumber data. Adapun sumber data yang digunakan adalah:

1. Informan yang terdiri dari Guru kelas I, Guru sejawat, kepala sekolah dan seluruh karyawan SD Negeri Mijen II tersebut.

2. Dokumen diperoleh dari nilai membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada setiap akhir pembelajaran.

3.Arsip berupa kurikulum 2006 tentang Standart ISI kelas I. 4.Test hasil belajar

D. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode atau tehnik mengumpulkan data untuk mendapatkan informasi dan data yang dibutuhkan. Sesuai dengan metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas maka tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah;

1. Observasi, adalah “Penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak langsung” (Muhamad Ali, 1985:19). Jadi tehnik ini untuk mengamati aktivitas objek maupun kondisi setting penelitian, baik formal maupun non formal. Dalam penelitian ini yang diamati adalah keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran membaca permulaan melalui permainan bahasa.

2. Tes hasil belajar adalah “Pengukuran yang dapat memberikan gambaran secara lengkap terhadap kemajuan, keberhasilan dan kebutuhan belajar siswa” (Routman, 1991:307). Dalam tehnik pengumpulan data yang menggunakan tehnik test hasil belajar membaca permulaan dengan permainan bahasa dilakukan dengan cara melakukan test pengukuran sebelum dan sesudah tindakan dari siklus I sampai dengan siklus III yang mana masing-masing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

siklus tiga kali pertemuan. Setiap akhir pertemuan selalu mengadakan tes formatif.

3. Analisis dokumentasi. Informasi dokumenter sangat relevan dengan semua bentuk studi kasus, sehingga metode ini juga menjadi salah satu acuan pengumpulan data pada penelitian. Dalam penelitian ini dokumen diperoleh dari nilai formatif membaca permulaan dengan permainan bahasa untuk data sebelum dan sesudah tindakan.

4. Perekaman. Menurut H.B Sutopo (1996:71) alat kamera foto, film, vidio sering digunakan didalam penelitian karena bisa membantu didalam pengumpulan data. Perekaman yang berupa foto-foto untuk mengetehui secara tehnis pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan melalui permainan bahasa.

E. Tehnik Analisis Data

Analisa data dalam penelitian dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data sampai diperoleh suatu kesimpulan, sehingga analisa data tersebut dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Moleong (2002: 103). Analisa data adalah “proses pengorganisasian dan pengurutan data dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar hingg dapat ditemukan tema dan dirumuskan hipotesis.kerja seperti yang disarankan oleh data”. Jadi analisa data diperoleh dengan mengorganisasikan dan mengurutkan data tersebut ke dalam kelompok tertentu.

Penelitian ini menggunakan analisis data model interactif (Intractive of Analysis). Menurut Miles dan Huberman yang dikutip H.B Sutopo (2002:94) bahwa” Analisis data terdiri dari empat komponen pokok yaitu pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Ketiga hal tersebut merupakan sesuatu yang menjalin dalam bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis.”

commit to user

1. Pengumpulan Data

Proses analisis data dimulai dengan pengumpulan data, sesuai dengan tehnik pengumpulan data seperti dikemukakan di atas, maka pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan observasi, tes hasil belajar, analisis dokumentasi, dan perekaman kamera foto. Seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber data tersebut dibaca, dipelajari, dan ditelaah. Analisis data dapat dilakukan sejak pengumpulan data awal, analisis data akhir, dan penarikan kesimpulan.

2. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses penilaian, pemusatan perhatian kepada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis yang diperoleh di lapangan. Reduksi data berlangsung secara terus menerus sampai laporan akhir tersusun lengkap. Dalam proses penilaian, nilai yang diperoleh selanjutnya dibuat data frekuensi, dibuat grafik, dan membuat prosentase ketuntasan belajar dari sebelum tindakan, tindakan pada siklus I sampai dengan siklus III.

3. Sajian Data

Penyajian data bertujuan untuk mengorganisir informasi secara sistematis yaitu penyajian data nilai, tabel data frekuensi nilai, grafik nilai, rekapitulasi nilai rata-rata dan prosentase nilai ketuntasan. Hal ini untuk mempermudah penelitian dalam menggabungkan dan merangkai keterkaitan dalam menyusun penggambaran proses serta memahami fenomena yang ada pada obyek penelitian. Melalui penyajian data akan memungkinkan peneliti untuk menginterpretasikan fenomena-fenomena tersebut.

4. Penarikan Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, peneliti bisa menarik kesimpulan. Kesimpulan mula-mula belum jelas dan masi bersifat sementara, kemudian meningkat sampai pada kesimpulan yang mantap, yaitu pernyataan yang telah memiliki landasan yang kuat dari proses analisis data yang dilakukan. Data yang diperoleh dari hasil observasi, tes hasil belajar, analisis dokumentasi, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

perekaman yang berupa foto-foto dapat ditarik kesimpulan, sehingga diproleh kesimpulan yang mantap.

Prosedur analisis dengan model analisis interaktif dapat ditunjukkan dengan bagan pada gambar 2:

Gambar 2: Bagan Tehnik Analisis Data

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan tahapan yang ditempuh dalam penelitian dari awal sampai akhir. Dalam kegiatan ini dimulai sejak pembuatan proposal penelitian, mengurus perijinan, pelaksanaan penelitian di lapangan, analisis data dan pembuatan laporan serta penggndaan laporan. Prosedur penelitian ini dimulai dengan analisis awal, kemudian dilanjutkan anaisis data akhir dan penarikan kesimpulan.

Prosedur penelitian dalam penelitian ini terdiri atas siklus-siklus engan 4 langkah sebagai berikut:

1. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2. Pelaksanaan tindakan dari rencana pembelajaran yang dibuat.

3. Observasi proses dan hasil dari pelaksanaan tindakan atau proses pembelajaran.

4. Refleksi dengan melakukan perbandingan keadaan siswa sebelum siklus dan sesudah siklus.

Pengumpulan Data Sajian Data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Sumber Wibowo (2003:17) Gambar 3 : Bagan Prosedur Penlitian Refleksi Rencana I Rencana II Refleksi Observasi Siklus II Tindakan II Tindakan I Observasi

Siklus I Rekomendasi Siklus III Tindakan III

Rencana III

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta Sekolah Dasar Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta didirikan pada tahun 1985 dengan Instruksi Presiden No. Pada awalnya SD Negeri Mijen II ini belum memiliki banyak peserta didik. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya adalah lokasi SD Negeri Mijen II ini berdekatan dengan sekolah lain sehingga tingkat kompetisi untuk merekrut siswa baru sangatlah tinggi. Selain itu faktor sarana dan prasara yang masih serba terbatas juga turut andil dalam persaingan untuk mendapatkan siswa yang lebih banyak.

Seiring dengan perjalanan waktu SD Negeri Mijen II yang berlokasi di jalan Kalimadahan NO. 50 kelurahan Jagalan, kecamatan Jebres Kota Surakarta turus melakukan pembenahan. Diawali dengan pembenahan menejemen dan kelengkapan sarana prasarana dibawah kepemimpinan ibu kepala sekolah yaitu Ibu Tiek Suparti SD Negeri Mijen II mengalami kemajuan-kemajuan. Kemajuan yang tampak adalah pada kelengkapan administrasi sekolah yang relatif tertib dari tahun ke tahun., sehingga pernah mendapatkan juara kelengkapan administrasi tingkat kecamatan. Ibu Tiek Suparti memimpin SD Negeri Mijen II pada periode tahun 1985 – 1998.

Setelah beliau purna digantikan oleh bapak Ngalim Ahmadi yang memimpin dari tahun 1998-2002. Di bawah kepemimpinan bapak Ngalim ini SD Negeri Mijen II tampakya cukup stabil dalam hal kualitas dan SDM. Mutasi dan purna adalah hal biasa terjadi dalam kedinasan. Setelah kurang lebih empat tahun bapak Ngalim memimpin akhirnya karena faktor usia beliau harus purna tugas digantikan oleh ibu Eni Jatmikaningtyastuti.

Di bawah kepemimpinan Ibu Eni SD Negeri Mijen II masih terus berjuang untuk dapat menghasilkan output yang baik. Sehingga melaui perjuangan yang cukup melelahkan SD Negeri Mijen II berhasil meraih ranking sepuluh besar.

commit to user

tingkat kecamatan untuk kelulusannya. Perlu disampaikan juga bahwa Ibu Eni juga merangkap jabatan kepala sekolah di SD Negeri Mijen I yang mana lokasinya persis berhadapan dengan lokasi SD Negeri Mijen II. Dari hasil lulusan yang cukup menggembirakan karena masuk sepuluh besar tingkat kecamatan tentunya menjadi angin segar bagi SD Negeri Mijen II untuk mendapatkan perhatian dari masyarakat sekitar. Sehingga SD Negeri Mijen II mengalami kemajuan dalam pendaftaran siswa baru. Ibu Eni memimpin dari tahun 2002-2003.

Sebagai pengganti Ibu Eni adalah Ibu Ch. Th. Supriyati, S. Pd. Di bawah kepemimpinan beliau inilah SD negeri Mijen II semakin mengalami kemajuan-kemajuan dari hasil lulusan yang semakin meningkat sampai pada keberhasilan meraih juara dalam beberapa event lomba baik lomba pekan seni, mapsi, dan dibidang kepramukaan. Tidak heran jika pendaftaran siswa baru semakin mengalami peningkatan. Sehingga dari tahun ke tahun SD Negeri Mijen II selalu bertambah jumlah siswanya. Dari data yang diperoleh pada tahun pelajaran 2003/2004 jumlah siswa kelas I sampai dengan kelas VI 112 siswa hingga tahun pelajaran 2007/2008 jumlah siswa mengalami peningkatan menjadi 197 siswa.

Dengan bertambahnya pendaftaran siswa baru ini secara langsung maupun tidak langsung jumlah siswa kelas I pastinya bertambah. Dari data yang diperoleh pada tahun pelajaran 2003/2004 siswa kelas I hanya berjumlah 27 siswa hingga tahun 2007/2008 siswa kelas I menjadi 44 siswa. Dengan bertambahnya siswa kelas I, maka permasalahan-permasalahan yang ada pun semakin kompleks. Terutama masalah pembelajaran membaca permulaan guru sering kali mengalami masalah dalam hal metode pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Selain dari itu kelengkapan sarana dan prasarana demi kemajuan yang menunjang kelancaran proses pembelajaran juga sangat penting untuk diutamakan.

Namun dengan berbekal kesungguhan dan loyalitas dari pihak menejemen, guru dan peran serta masyarakat masalah pembelajaran dapat diatasi. Demikian kesungguhan pihak menejemen sekolah dibawah kepemimpinan Ibu Ch.Th. Supriyati, S. Pd. Beliau menjabat kepala sekolah dari tahun 2003 – 2008. Tepatnya bulan April 2008 beliau dimutasi ke SD Negeri Gandekan. Sebagai pengganti Ibu Pri adalah Ibu Sri ramtini, S. Pd. Yaitu periode tahun 2008-sekarang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

2. Daftar Kepala SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Surakarta

Beberapa kepala sekolah yang pernah dan masih menjabat di SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Surakarta dari tahun 1985 sampai sekarang adalah dipaparkan pada tabel 1:

No. Nama Kepala Sekolah Periode Tahun

1. Tiek Suparti 1985 - 1998

2. Ngalim Ahmadi 1998 - 2002

3. Eni Jatmikaningtystuti 2002 - 2003

4. Ch.Th. Supriyati, S. Pd. 2003 – 2008

5. Sri Ramtini, S. Pd. 2008 - Sekarang

Tabel 1. Tabel Daftar Kepala SD Negeri Mijen II kec. Jebres Surakarta

3. Profil Sekolah

a. Nama Sekolah : Sekolah Dasar Negeri Mijen II

Cabang Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kecamatan Jebres.

Tahun berdiri : 1 Juli 1984 Nomor Induk Sekolah : 100370

Nomor Statistik Sekolah : 101036104066 Kecamatan : Jebres

Kota : Surakarta

Provinsi : Jawa Tengah b. Kepala Sekolah :

Nama : Sri Ramtini, S.Pd.

N I P : 131442368

Pangkat/Golongan : Pembina /IV A c. Keadaan Siswa Lima Tahun Terakhir Tahun 2003/2004 jumlah siswa 155 siswa Tahun 2004/2005 jumlah siswa 154 siswa Tahun 2005/2006 jumlah siswa 172 siswa

commit to user

Tahun 2006/2007 jumlah siswa 189 siswa Tahun 2007/2008 jumlah siswa 191 siswa d. Keadaan Guru

Guru tetap (Pegawai Negeri Sipil) 9 orang

Guru Calon Pengawai Negeri Sipil (Capeg) 1 orang. Guru Tidak Tetap (GTT) 3 orang

Penjaga 1 orang

e. Keadaan Gedung dan Lingkungan Sekolah Ruang kelas 6 ruang

Ruang guru atau kantor 1 ruang Ruang Perpustakaan tidak ada

Ruang agama Kristen dan Katholik 1 ruang Kantin sekolah 1 lokal

WC guru 1 lokal WC murid 2 lokal

Rumah Dinas Penjaga 1 lokal Rumah dinas guru 2 lokal Luas halaman 676 meter persegi. Luas Bangunan 804 meter persegi Luas tanah 1480 meter persegi.

f. Visi SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta Unggul dalam prestasi, terampil dan berbudi luhur

g. Misi SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta

1) Melaksanakan pembimbingan secara efektif dan operasional. 2) Membimbing siswa untuk melaksanakan ajaran agama 3) Mengembangkan potensi siswa untuk berprestasi. 4) Meningkatkan kedisiplinan warga sekolah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

4. Data Personal Siswa Tahun Pelajaran 2007/2008 SD Negeri Mijen II

Data personal siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta tahun pelajaran 2007/2008 adalah sebagai berikut:

No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Keterangan

1 2 3 4 5 6 1. Kelas I 12 8 20 2. Kelas II 16 26 42 3. Kelas III 20 13 33 4. Kelas IV 17 12 29 5. Kelas V 15 10 25 6. Kelas VI 15 5 20 Jml 6 104 87 191

Tabel 2. Daftar siswa –siswi SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta.

B. Deskripsi Sebelum Tindakan

Dalam kondisi awal atau sebelum diadakannya tindakan, metode yang digunakan guru dalam pembelajaran membaca permulaan yaitu dengan menggunakan metode mengeja. Peneliti menemukan bahwa siswa yang diajar membaca dengan menggunakan metode mengeja, kemampuan membacanya pada umumnya rendah. Dalam tes membaca untuk siswa kelas I banyak anak yang terlalu sibuk mengeja dan menyuarakan huruf –huruf, sehingga tidak memahami makna kata.

Mereka juga mengalami kesulitan dalam terutama untuk mengeja atau membaca kata-kata yang menggunakan konsonan atau vokal rangkap misalnya bendera, mengganggu, kerbau dan lain-lain. Kesibukan mengeja menghambat kemampuan mereka untuk memahami kalimat atau cerita yang dibacanya. Akibat selanjutnya adalah siswa mengalami kesulitan menjawab pertanyaan mengenai isi

commit to user

cerita. Kalau guru mengajar siswa dengan metode mengeja sesuai dengan bunyi abjad i…. b… u sebenarnya banyak anak yang menjadi bingung, mengapa dibaca “ibu” bukan “ibeu”, begitu pula kalau diajarkannya dengan bunyi “i…eb…u mengapa menjadi “ibu” bukan “iebu”.

Tingkat kesulitan bagi siswa lebih tinggi lagi untuk kata-kata “menyanyi”, “menyiapkan” dan seterusnya. Akibat dari berbagai ksulitan tersebut, kecepatan membaca dan pemehaman siswa sangat rendah. Kebiasaan mengeja juga bisa terbawa sampi dewasa. Pengenalan huruf memang perlu, tetapi penekanan pada mengeja lebih banyak merugikan.

Suasana kondisi awal sebelum diadakannya tindakan pembelajaran membaca permulaan dengan permainan bahasa.

C. Deskripsi Tindakan

Dalam hal ini dibahas mengenai beberapa hal yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III.

1. Pelaksanaan tindakan pada siklus I

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada bulan Mei minggu ke-1 tepatnya 6 Mei 2008. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan pada pelaksanaan tindakan siklus I ini terdiri atas Perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

a. Perencanaan tindakan

Dalam tahap perencanaan ini peneliti mengadakan konsultasi dengan kepala sekolah bahwa peneliti akan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengn judul Peningktan Membaca Permulaan melalui Permainan Bahasa pada Siswa Kelas I SD Negeri Mijen II Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2007/2008.

Dengan berpedoman pada Kurikulum Standart Isi mata pelajaran Bahasa Indonesia maka langkah-langkah yang digunakan untuk merancang model pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya tentang membaca permulaan bagi siswa kelas I adalah sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

1) Membahas Materi pembelajaran

Pada tahapan siklus I materi yang digunakan dalam pembelajaran adalah pembelajaran membaca permulaan dengan permainan bahasa. Adapun alasan peneliti menggunakan permainan bahasa dalam pembelajaran membaca permulaan adalah sebagai berikut:

a) Pembelajaran akan lebih bermakna dan mempermudah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang disampaikan guru.

b) Permainan sangat sesuai dengan tingkat perkembangan siswa yang mana dunia anak-anak adalah dunia bermain.

c) Mewadahi sebagaian besar siswa.

d) Materi yang dikembangkan sesuai dengan standart isi dan harapan siswa maupun orang tua siswa (masyarakat) terhadap hasil belajar siswa.

e) Pertimbangan mengenai ketersediaan sumber belajar dan media pembelajaran yang ada.

2) Melakukan analisis kompetensi dasar dalam pelajaran Bahasa Indonesia pada aspek membaca dan hasil belajar yang akan dicapai.

3) Menentukan indikator dan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan.

4) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, peneliti mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat pada tahap perencanaan tindakan yang mana guru mengambil tema lingkungan sekitar. Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu tanggal 6, 8, dan 10 Mei 2008 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit setiap pertemuan. Adapun standart kompetensi yang diambil dari kurikulum standar isi adalah memahami teks pendek dengan membaca nyaring, kompetensi dasar membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat. Indiktornya adalah membaca nyaring (mendengar siswa lain) kata demi kata dalam kalimat sederhana yang mudah dipahami dan dimengerti

commit to user

serta menggunakan lafal dan intonasi yang tepat sehingga dapat dipahami orang lain.

Tujuan pembelajaran dari pembelajaran yang akan dilaksanakan ada 3 tujuan yang harus dicapai atau dikuasai siswa yaitu membaca suku kata yang dibuat melalui permainan dengan menyusun kartu huruf, membaca kata yang dibuat melalui permainan dengan menyusun kartu huruf dan kartu suku kata, dan membaca kalimat yang dibuat melalui permainan dengan menyusun kartu huruf, kartu suku kata, dan kartu kata sesuai dengan lafal dan intonasi yang tepat.

1) Pertemuan I

Pertemuan pertama pada kegiatan pembelajaran ini diawali dengan doa bersama dipimpin oleh ketua kelas dan diikuti oleh guru dan seluruh siswa dalam satu kelas. Untuk menumbuhkan motivasi dan semangat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran siswa diajak menyanyikan lagu COCOTNY dengan olah tubuh. Selanjutnya guru menyiapkan media pembelajaran atau alat peraga yang akan digunakan berupa kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata, dan kartu kalimat. Selain itu papan panel dan jarum pentol juga disiapkan untuk kegiatan pembelajaran. Tujuan pembelajaran juga perlu disampaikan kepada siswa agar siswa mempunyai gambaran tentang apa yang akan disampaikan dalam kegiatan pembelajaran maka dalam kegiatan awal ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepaa siswa.

Kegiatan inti dimulai dengan pembagian kelompok yaitu kelas yang terdiri dari 20 siswa yang memiliki kesulitan belajar membaca permulaan dibagi menjadi 5 kelompok terdiri 4 siswa. Masing-masing kelompok diberi kartu huruf, kartu suku kata dan kartu kata. Masing-masing kelompok berkumpul sesuai dengan kelompoknya. Guru memberi informasi tentang cara-cara yang harus dilakukan oleh masing-masing kelompok dalam melakukan kegiatan pembelajaran membaca permulaan dengan permainan bahasa yaitu masing-masing kelompok berlomba menyusun kartu-kartu huruf menjadi suku kata misalnya: ma,mi, mu, na, ni, nu, ba, bi, bu dan seterusnya. Guru membatasi waktu untuk menyusun kartu huruf yang dijadikan suku kata tersebut. Kelompok yang paling banyak dapat menyusun suku kata mendapatkan reward.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Selanjutnya kelompok yang dapat menyusun suku kata paling banyak membacakan hasil pengumpulan suku kata tersebut dengan membacanya secara bersama-sama oleh seluruh anggota kelompok. Ternyata setelah dilakukan kegiatan tersebut kelomok II yang paling banyak mengumpulkan suku kata maka kelopok II yang mendapatkan reward.

Pada saat masing-masing kelompok telah memiliki suku kata, guru

Dokumen terkait