• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Transaksi 126 Pasal 10

Dalam dokumen Likuiditas Valuta Asing (Halaman 110-119)

15/17/PBI/2013

SE 16/2/DPM 2014

Butir B.4.a

(1) Bank Indonesia mengumumkan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia pada setiap hari kerja melalui sarana informasi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

(2) Bank Indonesia dapat meniadakan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia, kecuali dalam rangka perpanjangan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia.

Bank Indonesia akan mengumumkan ketiadaan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan transaksi antara lain melalui sarana informasi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Pengumuman dan pelaksanaan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia

1) Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia dilakukan pada setiap hari kerja.

SE 16/2/DPM 2014

Butir D

2) Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia dapat memiliki jangka waktu 3 (tiga) bulan, 6 (enam) bulan, atau 12 (dua belas) bulan, yang dihitung sejak 1 (satu) hari setelah tanggal setelmen sampai dengan tanggal jatuh waktu.

3) Bank Indonesia mengumumkan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia paling lambat 1 (satu) jam sebelum window time transaksi dibuka melalui sistem Laporan Harian Bank Umum (LHBU) atau sarana informasi lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

4) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada angka 3) paling kurang meliputi:

a) jangka waktu swap; b) premi swap; c) tanggal transaksi; d) window time transaksi;

e) tanggal setelmen (tanggal valuta); dan f) kurs JISDOR.

5) Bank dapat melakukan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia mulai pukul 14.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB, atau waktu lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Peniadaan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia

1. Bank Indonesia dapat meniadakan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia, kecuali dalam rangka perpanjangan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia.

2. Pengumuman peniadaan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia, akan diumumkan Bank Indonesia paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum tanggal peniadaan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia melalui sistem LHBU atau sarana informasi lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

127 Pasal 11

15/17/PBI/2013

Pelaksanaan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia diatur sebagai berikut:

a. Bank Indonesia mengumumkan tingkat premi atau diskon Transaksi Swap Lindung Nilai pada hari pelaksanaan Transaksi Swap Lindung Nilai, melalui sarana informasi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

b. Bank dapat melakukan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia melalui media komunikasi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. c. Pada setiap perpanjangan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank

Indonesia, Bank wajib mencantumkan pada deal conversation nomor referensi Kontrak Lindung Nilai yang sesuai.

Bank Indonesia memberikan nomor referensi Kontrak Lindung Nilai kepada Bank setelah Bank Indonesia menerima Kontrak Lindung Nilai dari Bank.

Nomor referensi Kontrak Lindung Nilai digunakan untuk

mengidentifikasikan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia

dan kaitannya dengan dokumen Underlying Transaksi yang

ditatausahakan oleh Bank maupun sebagai dasar bagi perpanjangan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia.

SE 16/2/DPM 2014 Butir B.4.c.1) - B.4.c.5) SE 16/2/DPM 2014 Butir B.4.d

Pengajuan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia

1) Bank mengajukan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia secara langsung tanpa melalui lembaga perantara.

2) Pengajuan transaksi sebagaimana dimaksud pada angka 1) dilakukan melalui RMDS atau sarana komunikasi lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

3) Pengajuan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia paling kurang meliputi informasi:

a) nama Bank;

b) jangka waktu dan nominal Underlying Transaksi yang tercantum pada Kontrak Lindung Nilai;

c) tanggal transaksi; d) tanggal valuta;

e) jangka waktu Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia; f) tanggal jatuh waktu;

g) nilai nominal; dan

h) nomor rekening Bank di bank koresponden.

4) Setiap pengajuan Kontrak Lindung Nilai, sebagaimana dimaksud dalam butir 4.b (Paragraf 120 Kodifikasi ini) disertai juga dengan informasi yang berisi pernyataan Bank bahwa seluruh persyaratan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia telah dipenuhi.

Contoh pernyataan Bank mengenai pemenuhan persyaratan Transaksi

Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia tercantum pada Lampiran II

(Lampiran 15 Kodifikasi ini).

5) Setelah diterimanya pengajuan Kontrak Lindung Nilai sebagaimana dimaksud dalam butir b.3) (butir 3) Paragraf 120 Kodifikasi ini) dan pengajuan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam angka 3), Bank Indonesia akan memberikan nomor referensi kepada Bank untuk setiap Kontrak Lindung Nilai.

Konfirmasi atas Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia

Bank Indonesia meminta Bank untuk melakukan konfirmasi atas pengajuan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia yang dilakukan oleh Bank melalui RMDS atau sarana lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yang meliputi:

1) nominal transaksi; 2) jangka waktu transaksi;

3) tanggal valuta dan tangga jatuh waktu; 4) kurs JISDOR;

5) kurs forward; 6) premi swap;

7) nomor rekening Bank di bank koresponden; dan 8) nomor rekening giro Bank di Bank Indonesia.

BAB IV

Dokumen Transaksi

128 Pasal 12

15/17/PBI/2013

(1) Bank wajib bertanggung jawab atas kelengkapan dokumen asli Underlying Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia dan dokumen fotokopi Underlying Transaksi swap jual antara Bank dengan nasabah.

SE 16/2/DPM 2014

Huruf A

(2) Dalam hal Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia didasarkan atas Underlying Transaksi yang dimiliki oleh nasabah maka dokumen

Underlying Transaksi berupa kontrak swap jual antara Bank dengan

nasabah.

(3) Dalam hal Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia didasarkan atas Underlying Transaksi yang dimiliki oleh Bank maka dokumen

Underlying Transaksi berupa dokumen Pinjaman Luar Negeri.

1. Dokumen underlying milik Bank dalam Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) Peraturan Bank Indonesia tentang Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia (Paragraf 118 ayat (3) Kodifikasi ini) diatur sebagai berikut:

a. Dalam hal Underlying Transaksi berupa Pinjaman Luar Negeri Bank dalam bentuk perjanjian kredit maka dokumen underlying berupa perjanjian kredit (loan agreement) antara Bank dengan kreditur Bank. b. Dalam hal Underlying Transaksi berupa Pinjaman Luar Negeri Bank

dalam bentuk penerbitan surat utang maka dokumen underlying antara lain berupa laporan penjualan surat utang yang dikeluarkan oleh global custody.

2. Dokumen underlying milik nasabah dalam Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) Peraturan Bank Indonesia tentang Transaksi Swap Lindung Nilai (Paragraf 118 ayat (4) Kodifikasi ini) kepada Bank Indonesia, berupa dokumen transaksi swap jual antara Bank dengan nasabah dalam bentuk deal ticket atau kontrak swap.

3. Dokumen underlying transaksi swap jual antara Bank dengan nasabah diatur sebagai berikut:

a. Underlying transaksi berupa Pinjaman Luar Negeri dalam bentuk perjanjian kredit, maka dokumen underlying transaksi berupa perjanjian kredit (loan agreement) antara nasabah dengan kreditur nasabah.

b. Underlying transaksi berupa Pinjaman Luar Negeri dalam bentuk penerbitan surat utang, maka dokumen underlying transaksi antara lain berupa laporan penjualan surat utang yang dikeluarkan oleh

global custody.

c. Underlying transaksi berupa Investasi Langsung, maka dokumen

underlying transaksi antara lain berupa dokumen terkait dengan

realisasi investasi.

d. Underlying transaksi berupa Devisa Hasil Ekspor (DHE), maka dokumen underlying transaksi antara lain berupa Authenticated

SWIFT message (MT910) yang berisi informasi penerimaan DHE.

e. Underlying transaksi berupa investasi pada infrastruktur pembangunan sarana umum dan produksi, maka dokumen underlying transaksi berupa dokumen kegiatan investasi yang diatur sebagai berikut:

1) dalam hal pemilik proyek infrastruktur adalah pemerintah, maka dokumen kegiatan investasi antara lain berupa dokumen persetujuan proyek dari instansi yang berwenang;

2) dalam hal pemilik proyek infrastruktur adalah lembaga nonpemerintah, maka dokumen kegiatan investasi antara lain berupa dokumen persetujuan proyek dari lembaga pemilik proyek.

f. Underlying transaksi berupa investasi pada surat berharga yang

diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, maka dokumen

underlying transaksi antara lain berupa rencana dan bukti realisasi

investasi pada Surat Berharga Negara.

4. Bank bertanggung jawab atas penatausahaan kelengkapan dokumen asli

Underlying Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia dan

dokumen fotokopi underlying transaksi swap jual antara Bank dengan nasabah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 Peraturan Bank Indonesia tentang Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia (Paragraf 128 Kodifikasi ini).

5. Dokumen sebagaimana dimaksud dalam angka 4 diterima oleh Bank dari nasabah paling lambat 1 (satu) bulan setelah tanggal Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia.

BAB V

Setelmen Transaksi

129 Pasal 13

15/17/PBI/2013

SE 16/2/DPM 2014

Butir B.4.e

(1) Bank bertanggung jawab atas setelmen Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia.

(2) Bank wajib menyerahkan dana Dolar Amerika Serikat pada first leg dari Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia pada tanggal valuta. (3) Bank wajib menyediakan dana Rupiah pada tanggal valuta di rekening giro

Bank pada Bank Indonesia pada second leg dari Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia.

Setelmen Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia 1) Setelmen first leg

a) Bank Indonesia melakukan setelmen first leg paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah tanggal Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia, dengan mengkredit rekening giro Rupiah Bank sebesar nilai setelmen first leg.

b) Nilai setelmen first leg dihitung sebesar nilai nominal Dolar Amerika Serikat yang diajukan dikalikan dengan kurs JISDOR.

c) Bank wajib menyelesaikan transfer dana Dolar Amerika Serikat ke rekening Bank Indonesia di bank koresponden pada tanggal valuta (tanggal setelmen), sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) Peraturan Bank Indonesia tentang Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia (Paragraf 129 ayat (2) Kodifikasi ini).

d) Dalam hal pada tanggal setelmen first leg, Bank tidak melakukan transfer dana Dolar Amerika Serikat sebesar nilai transaksi yang diajukan, maka Bank wajib menyelesaikan transfer dana Dolar Amerika Serikat sebesar nilai transaksi yang diajukan pada hari kerja berikutnya.

e) Atas keterlambatan penyelesaian kewajiban setelmen sebagaimana dimaksud dalam huruf d), Bank dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam Pasal 15 ayat (2) huruf a dan huruf b angka 1 Peraturan Bank Indonesia tentang Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank

Indonesia (Paragraf 131 ayat (2) huruf a dan huruf b angka 1 Kodifikasi ini).

2) Setelmen second leg

a) Pada tanggal Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia jatuh waktu (second leg), Bank Indonesia melakukan transfer dana Dolar Amerika Serikat ke rekening Bank di bank koresponden sebesar nilai nominal Dolar Amerika Serikat pada setelmen first leg.

b) Bank Indonesia mendebet rekening giro Rupiah Bank sebesar nilai nominal Dolar Amerika Serikat pada setelmen first leg dikalikan kurs setelmen second leg.

c) Kurs setelmen second leg adalah kurs JISDOR saat tanggal transaksi ditambah premi swap yang dibayarkan Bank kepada Bank Indonesia. d) Bank wajib menyediakan dana Rupiah pada tanggal valuta (tanggal

setelmen second leg) di rekening giro Rupiah Bank pada Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3) Peraturan Bank Indonesia tentang Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia (Paragraf 129 ayat (3) Kodifikasi ini).

e) Dalam hal pada tanggal setelmen second leg, Bank tidak memiliki dana Rupiah yang cukup untuk memenuhi kewajiban setelmen sebagaimana dimaksud dalam huruf d), maka Bank wajib menyediakan dana Rupiah yang cukup untuk memenuhi kewajiban setelmen pada hari kerja berikutnya.

f) Pembayaran nominal Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam huruf d) dilakukan melalui pendebetan Rekening giro Rupiah Bank di Bank Indonesia.

g) Atas keterlambatan penyelesaian kewajiban setelmen sebagaimana dimaksud dalam huruf e), Bank dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam Pasal 15 ayat (2) huruf a dan huruf b angka 2 Peraturan Bank Indonesia tentang Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia (Paragraf 131 ayat (2) huruf a dan huruf b angka 2 Kodifikasi ini).

3) Dalam hal setelah terjadinya Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam angka 1) dan angka 2), tanggal setelmen first leg atau tanggal setelmen second leg ditetapkan sebagai hari libur oleh pemerintah, pelaksanaan setelmen dilakukan pada hari kerja berikutnya. 130 Pasal 14 15/17/PBI/2013 SE 16/2/DPM 2014 Butir C.8 – C.13

Setelmen secara netting sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (5) (Paragraf 122 ayat (5) Kodifikasi ini) untuk perpanjangan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia, meliputi:

a. netting untuk nilai nominal yang sama pada setiap perpanjangan;

b. netting untuk nilai nominal yang lebih kecil pada setiap perpanjangan;

atau

c. netting untuk nilai nilai nominal yang sesuai dengan nilai outstanding

Pinjaman Luar Negeri Bank pada setiap periode perpanjangan.

1. Setelmen perpanjangan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia dapat dilakukan secara netting.

2. Bank Indonesia meminta Bank untuk melakukan konfirmasi atas pengajuan perpanjangan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank

Indonesia melalui RMDS atau sarana lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yang meliputi:

a. nominal transaksi; b. jangka waktu transaksi;

c. tanggal valuta dan tanggal jatuh waktu; d. kurs JISDOR;

e. kurs forward; f. premi swap;

g. nilai nominal netting baik dalam Dolar Amerika Serikat maupun dalam Rupiah;

h. nomor rekening Bank di bank koresponden; dan i. nomor rekening giro Bank di Bank Indonesia.

3. Setelmen secara netting untuk perpanjangan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia meliputi:

a. netting untuk nilai nominal yang sama pada setiap perpanjangan; b. netting untuk nilai nominal yang lebih kecil pada setiap

perpanjangan; atau

c. netting untuk nilai nominal yang sesuai dengan nilai outstanding Pinjaman Luar Negeri Bank pada setiap periode perpanjangan. 4. Setelmen netting untuk nilai nominal yang sama pada setiap

perpanjangan sebagaimana dimaksud dalam butir 10.a (butir 3.a Kodifikasi ini) dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut:

a. Nilai setelmen netting untuk nominal Rupiah dihitung sebagai berikut:

b. Dalam hal perhitungan dalam huruf a menghasilkan selisih negatif, maka Bank Indonesia akan mengkredit rekening giro Rupiah Bank sebesar hasil perhitungan dalam huruf a.

c. Dalam hal perhitungan dalam huruf a menghasilkan selisih positif, maka Bank Indonesia akan mendebet rekening giro Rupiah Bank sebesar hasil perhitungan dalam huruf a.

Contoh perhitungan setelmen netting untuk nilai nominal yang sama tercantum pada Lampiran III dan Lampiran IV (Lampiran 16 dan Lampiran 17 Kodifikasi ini).

5. Setelmen netting untuk nilai nominal yang lebih kecil pada setiap perpanjangan sebagaimana dimaksud dalam butir 10.b (butir 3.b Kodifikasi ini) dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut:

a. Nilai setelmen netting untuk Dolar Amerika Serikat dihitung sebagai berikut:

b. Bank Indonesia melakukan transfer dana Dolar Amerika Serikat ke rekening Bank di bank koresponden sebesar nilai setelmen netting dalam huruf a.

c. Nilai setelmen netting untuk Rupiah dihitung sebagai berikut:

d. Dalam hal perhitungan dalam huruf c menghasilkan selisih positif, maka Bank Indonesia akan mendebet rekening giro Rupiah Bank sebesar hasil perhitungan dalam huruf c.

e. Dalam hal perhitungan dalam huruf c menghasilkan selisih negatif, maka Bank Indonesia akan mengkredit rekening giro Rupiah Bank sebesar hasil perhitungan dalam huruf c.

Contoh perhitungan setelmen netting untuk nilai nominal yang lebih kecil pada setiap perpanjangan adalah sebagaimana tercantum pada Lampiran V dan Lampiran VI (Lampiran 18 dan Lampiran 19 Kodifikasi ini).

6. Setelmen netting untuk nilai nominal yang sesuai dengan nilai outstanding Pinjaman Luar Negeri Bank pada setiap periode perpanjangan sebagaimana dimaksud dalam butir 10.c (butir 3.c Kodifikasi ini) dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut:

a. Dalam hal Pinjaman Luar Negeri Bank dalam bentuk perjanjian kredit, maka nilai perpanjangan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia disesuaikan dengan nilai outstanding Pinjaman Luar Negeri Bank yang telah berubah sesuai dengan jadwal pembayaran cicilan Pinjaman Luar Negeri Bank kepada kreditur.

b. Dalam hal Pinjaman Luar Negeri Bank dalam bentuk penerbitan surat utang, maka nilai perpanjangan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia disesuaikan dengan nilai outstanding surat utang yang diterbitkan Bank.

c. Mekanisme perhitungan setelmen netting untuk nilai nominal yang sesuai dengan nilai outstanding Pinjaman Luar Negeri Bank pada setiap periode perpanjangan, mengacu pada mekanisme perhitungan setelmen netting untuk nilai nominal yang lebih kecil pada setiap perpanjangan sebagaimana dimaksud dalam angka 12 (angka 5 Kodifikasi ini).

Contoh perhitungan setelmen netting untuk nilai nominal yang sesuai dengan nilai outstanding Pinjaman Luar Negeri Bank pada setiap periode perpanjangan tercantum pada Lampiran VII (Lampiran 20 Kodifikasi ini). Contoh format deal conversation di RMDS terkait pengajuan Kontrak Lindung Nilai, Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia, dan perpanjangan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia tercantum pada Lampiran VIII (Lampiran 21 Kodifikasi ini).

BAB VI

Sanksi

131 Pasal 15

15/17/PBI/2013

(1) Setiap pelanggaran Bank pada setiap Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2), Pasal 6 ayat (4), Pasal 7, Pasal 11 huruf c, Pasal 12 ayat (1) (Paragraf 118 ayat (2), Paragraf 122 ayat (4), Paragraf 123, Paragraf 127 huruf c, Paragraf 128 ayat (1) Kodifikasi ini), dikenakan sanksi:

a. teguran tertulis; dan/ atau

SE 16/2/DPM 2014

Huruf E

b. kewajiban membayar sebesar 1‰ (satu perseribu) dari nilai Transaksi

Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia dalam denominasi Rupiah

dengan menggunakan kurs JISDOR pada tanggal transaksi dan paling banyak sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) per Transaksi

Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia.

(2) Bank yang tidak memenuhi kewajiban setelmen transaksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) dan ayat (3) (Paragraf 129 ayat (2) dan (3) Kodifikasi ini) dikenakan sanksi:

a. teguran tertulis; dan

b. kewajiban membayar yang dihitung atas dasar :

1. rata-rata suku bunga Fed Fund yang berlaku selama periode keterlambatan ditambah 200 (dua ratus) basis point dikalikan nominal transaksi dikalikan hari keterlambatan dibagi dengan 360 (tiga ratus enam puluh) untuk penyelesaian kewajiban pembayaran dalam valuta Dolar Amerika Serikat;

2. suku bunga kebijakan Bank Indonesia (BI rate) yang berlaku ditambah 200 (dua ratus) basis point dikalikan nominal transaksi dikalikan hari keterlambatan dibagi dengan 360 (tiga ratus enam puluh) untuk penyelesaian kewajiban pembayaran dalam Rupiah.

(3) Penyelesaian sanksi kewajiban membayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan melalui pendebetan rekening giro Rupiah Bank yang bersangkutan pada Bank Indonesia.

(4) Penyelesaian sanksi kewajiban membayar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dilakukan melalui pendebetan rekening giro valuta asing atau Rupiah Bank yang bersangkutan pada Bank Indonesia.

Tata Cara Pengenaan Sanksi

Dalam hal Bank dikenakan sanksi atas pelanggaran setiap Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia dan/atau pelanggaran atas kewajiban setelmen Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 Peraturan Bank Indonesia tentang Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia (Paragraf 131 Kodifikasi ini), mekanisme pengenaan sanksi diatur sebagai berikut:

1. Bank Indonesia mengenakan sanksi berupa teguran tertulis dengan tembusan kepada Otoritas Jasa Keuangan.

2. Pengenaan sanksi kewajiban membayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf b dan Pasal 15 ayat (2) huruf b Peraturan Bank Indonesia tentang Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia (Paragraf 131 ayat (1) huruf b dan ayat (2) huruf b Kodifikasi ini) dilakukan dengan mendebet rekening giro Rupiah atau rekening giro valuta asing Bank yang ada di Bank Indonesia.

132 Pasal 16

15/17/PBI/2013

Dalam hal ditemukan pelanggaran atas Pasal 2 ayat (2), Pasal 6 ayat (4), Pasal 7, dan Pasal 12 ayat (1) (Paragraf 118 ayat (2), Paragraf 122 ayat (4), Paragraf 123, dan Paragraf 128 ayat (1) Kodifikasi ini) pada periode Kontrak Lindung Nilai maka Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia tidak dapat diperpanjang.

Posisi Devisa Neto

Dalam dokumen Likuiditas Valuta Asing (Halaman 110-119)