• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TRADISI ZIARAH KUBUR DI MAKAM SYEH QURO

B. Pelaksanaan ziarah kubur di makam Syeh Quro

Ziarah kubur di komplek makam Syeh Quro dalam penyelenggaraan dan upaya kenyamanan ziarah maka pengelola makam membuat tata tertib administrasi, antara lain adminitrasi kunjungan ziarah yang diantaranya

mempunyai beberapa tatacara yang harus dilakukan oleh peziarah yaitu Pertama,

Peziarah harus laporan kepada petugas untuk pendataan di pos jaga yang sudah ada di gerbang pintu masuk utama dengan menyerahkan KTP asli kepada petugas (tidak bisa menggunakan Foto Copy KTP), semua pendataan yang masuk didata dan masuk pada pendataan Desa. Jadi setiap harinya data pengunjung yang masuk akan ada datanya, dimana data tersebut masuk laporan ke desa karena merupakan asset desa yang termasuk dalam wisata ziarah. Dan bagi pengunjung yang akan menginap harus memberikan keterangan berapa lama ia akan menginap kepada petugas di komplek makam, batasan waktu yang di berikan oleh petugas kepada pengunjung untuk menginap paling lama hanya 7 hari, jika lebih dari 7 hari peziarah harus membawa surat keterangan dari desa tempat asal mereka berikut dengan jelas alasannya, sebagian peziarah yang lain datang pada 41 malam berturut-turut sebenarnya tidak ada peraturannya.

Peziarah yang datang ziarah ke makam Syeh Quro ada yang mempercayai 41 malam sabtu berturut-turut, bagi peziarah yang mempercayai 41 malam sabtu berturut akan di kabulkan segala permintaannya, sebab bagi orang yang

60

mempercayai hal itu jika berhalangan dalam satu malam sabtu harus mengulang

dari awal, karena mereka beranggapan semuanya harus diulang kembali.135

Peziarah yang datang di makam Syeh Quro tidak sembarangan masuk

karena semuanya harus berdasarkan tata tertib peraturan. Kedua, peziarah yang

datang harus memberikan laporan dengan menyebutkan tujuan ziarahn kepada juru kunci, juru kunci yang menyampaikan doa kepada Allah. Lalu memberikan keterangan kepada juru kunci apakah akan dipandu atau tidak oleh juru kunci dalam kegiatan ziarahnya, sebab jika tidak memberikan keterangan tersebut

dikhawatirkan akan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan (kemusyrikan). Ketiga,

mengucapkan salam, kirim surat Al-fatihah kepada sohibul makam.136

Peziarah menyampaikan keinginannya kepada juru kunci kemudian juru kunci menyebutkan nama peziarah serta menyampaikan apa yang dia inginkan. Setelah juru kunci selesai menyampaikan keinginan dari peziarah maka mereka memberikan amplop kepada juru kunci, serta melemparkan uang koin kehadapan makam dengan sebutan sebagai tanda ngembang atau ada juga yang mengatakan sebagai sedekah.

Inti dari bacaan dalam berziarah memberikan hadiah fatihah kepada

sohibul makam, syahadat, shalawat, istighfar lalu memohon kepada Allah.137

Kalau untuk shalawatnya tidak ada bacaan shalawat yang khusus, hanya membaca

135

Wawancara Pribadi dengan bapak Jojo, sebagai Kuncen Makam Syeh Quro pada hari Sabtu 08 Maret 2014, pukul 13.00.

136

Wawancara pribadi dengan bapak Jojo, Juru kunci Makam Syeh Quro pada Hari Sabtu 08 Maret 2014, pukul 13.00.

137

Wawancara Pribadi dengan bapak Jojo, sebagai Kuncen Makam Syeh Quro pada hari Sabtu 08 Maret 2014, pukul 13.00.

61

shalawat kepada nabi yang sering di baca. Dan untuk kegiatan seterusnya terserah pada yang ziarah apa akan membaca yasin atau tidak.

Bacaan yang harus dibaca oleh peziarah yaitu yang pertama harus mengucapkan salam pada shohibul makam, mengirimkan al-fatihah pada shohibul

makam138. Lalu memohon apa yang kita inginkan.

Kegiatan tawasul di makam Syeh Quro di mulai pukul 24.00-02.00, Karena pada jam tersebut Insya Allah akan di Kabul oleh Allah, dalam acara tawasul ini banyak peziarah yang memasuki lingkungan makam, setiap acara

tawasul dimulai tempatnya selalu penuh dan berdesak-desakan antara jamaa‟ah

yang satu dengan jama‟ah yang lainnya. Kegiatan tawasulan di makam Syeh Quro

selalu tepat waktu pukul 12 malam tidak pernah lebih atau kurang dari pukul 12 malam.

Sebelum dilakukannya tawasul, ada pembukaan pembacaan hadiah arwah atau membacakan atas apa yang yang diharapkan oleh para peziarah oleh pembuka acara yang memimpin acara tersebut. Pada sesi awal sebelum pembacaan hadiah arwah dan dibacakannya keinginan peziarah, dibuka dengan menceritakan tentang riwayat Syeh Quro dari awal hingga ditemukannya makam yang sering banyak di kunjungi oleh peziarah.

Pada saat jeda waktu sebelum tawasul dimulai, para peziarah banyak melakukan kegiatan lain seperti halnya berbincang bincang antar peziarah lainnya, diskusi, solat dan bahkan ada pula yang beristirahat sejenak sampai

138

62

menunggu waktu tawasulan tiba di makam Syeh Quro dan makam Syeh Bentong (murid dari Syeh Quro).

Dari kegiatan tawasulan tersebut, banyak berbagai macam do‟a yang di

panjatkan misalnya harapan ingin mendapatkan jabatan di Pemeritahan terutama

untuk di tahun-tahun ini139 banyak para calon Legeslatif yang minta di doakan

agar sukses pada masa pemilihannya. Ada juga yang berdoa meminta di berikan kemudahan dalam mencari rezeki dan keberkahan dalam hidupnya. Banyak hal yang di harapakan oleh peziarah ketika berdoa di sekitar makam, tentunya dengan hati dan niat yang lurus.

Di Pulobata selain ada makam Syeh Quro dan Syeh Bentong terdapat pula sumur awisan yang menurut orang sunda artinya nyadiaan (menyediakan) misalnya untuk berkah dalam berdagang, yang belum dapat jodoh agar cepat bisa dapat jodoh. Air tersebut sudah berada tepat di samping makam Syeh Quro, menurut bapak Jojo, bahwa air tersebut apabila ada peziarah yang menginginkan, maka dipersilahkan untuk membawa air yang sudah disediakan di dalam botol aqua yang berukuran kecil, air tersebut tidak dijual tapi bila ada yang memberikan uang diterima, karena dari uangnya tersebut digunakan sebagai perawatan tempat serta untuk membayar listrik, sumur awisan sudah mengalami renofasi tempat airnya.

Pohon-pohon yang dikeramatkan (yang sudah ada sejak jaman dahulunya) dijaga dan dilestarikan oleh pengurus makam Syeh Quro, pohon tersebut tengah-tengahnya diberi kain yang berwarna putih sebagai tanda bahwa pohon tersebut

139

Yang dimaksudkan dengan tahun-tahun ini adalah dikarenakan waktu penelitian bertepatan dengan masa kegiatan pemilihan umum 2014.

63

harus dijaga dan dilestarikan, jika pohon tersebut ada yang sudah tua usianya kemudian jatuh pohon tersebut kayunya dibawa ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Balai Pengelolaan Kepurbakalaan Sejarah dan Nilai-nilai Tradisional, untuk disimpan. Setiap bulannya harus ada laporan ke pemerintah pusat Provinsi mengenai keadaan pohon, yang melaporkannya adalah

bapak Dedi.140

Untuk perenofasian makam sudah beberapa kali dilakukan tapi ada satu yang tidak pernah diganti atau dihilangkan yaitu alang-alang yang ada di atas makam Syeh Quro dan Syeh Bentong yang sudah ada sejak dahulu, dan sampai saat ini masih dipakai yakni alang-alang. Untuk perenofasiannya dilakuakan Sepuluh tahun sekali bahkan lima tahun sekali, dan tergantung pada kerusakannya. Renofasi makam-makam tersebut mengunakan dana dari APBD, bahkan ada juga bantuan dari tingkat Provinsi tapi dari jamaah yang nadzarnya terkabul mereka juga ikut membantu renofasinya.

Peziarah yang keinginannya terkabulkan dan mempunyai Nadzar. Mereka membawa Kambing, Sapi, untuk kambing dan sapi yang sudah diberiakan oleh peziarah biasanya diserahkan kepada pengurus makam dari pengurus makam terlebih dahulu dilaporkan ke pemerintah Desa Pulokalapa, lalu dikumpulkan. Kambing dan Sapi dari nadzar peziarah tersebut biasanya digunakan untuk dua acara besar yang sering di adakan di Pulobata yakni pada saat acara Haul di Makam Syeh Quro dan pada saat acara Muludan yang bertepatan dengan 14 Mulud, dua acara besar tersebut selalu diadakan di makam Syeh Quro, kambing

140

64

dan sapi tersebut juga biasanya diberikan ke majlis ta‟lim-majlis ta‟lim yang ada

di dekitar Desa Pulokalapa pada saat acara Peringatan Hari Besar Islam seperti

Muludan (bulan Mulud) dan acara Rajaban (Isro Mi‟raj) di majlis Ta‟lim.

Selain membawa Kambing dan Sapi, peziarah yang nadzarnya terkabulkan ada yang membawa makanan seperti nasi uduk, Bakakak Hayam (ayam bakar) dan lain-lainnya. Dan ada pula peziarah yang membawa sesajen, bentuk sesajen yang dibawa oleh peziarah tidak aneh, Sesajen yang dibawa tidak di tempatkan ditempat yang khusus, karena pihak pengurus makam tidak menyediakan tempatnya. Jadi peziarah membawa tempat dengan sendirinya.

B.1. Persiapan sebelum ziarah

Perlengakapan yang dibawa oleh mereka pada saat ziarah yakni mereka membawa air di dalam botol akua, ada yang membawa di botol yang ukuran besar dan ada juga yang membawanya di ukuran sedang. Saat mereka berziarah botol akua tersebut dibuka untuk di doakan oleh juru kunci yang mereka yakini akan membawa berkah dari air tersebut. Lalu air tersebut di putar diatas kemenyan oleh juru kunci. Peziarah yang datang pun kalau sudah selesai berdoa mereka mengusap mukanya dengan kebulan asap dari kemenyan yang dibakar sebanyak tiga kali yang diyakini oleh mereka akan mendapatkan keberkahan dalam hidupnya, dan ada juga yang membawa sedikit kemenyan tesebut lalu di bawa pulang oleh mereka.

65

Ada pula yang membawa bunga,141 bunga yang mereka bawa lalu ditaburi

disekitar tempat kemenyan, ada juga yang membawa kemenyan. sedangkan untuk bakar kemenyan ada yang pakai dan ada juga yang tidak pakai.

Semua perlengkapan yang mereka bawa sifatnya tidak diwajibkan oleh pengurus makam, karena biasanya ada yang membawa dan ada juga yang tidak membawa.

Sebelum berdoa mereka membisikan keinginan apa yang mereka inginkan kepada juru kunci makam, ada yang mengaharapkan jodoh, ada yang mengaharapakan agar pekerjaannya lancar dan sukses, bahkan ada juga yang ingin mendapatkan anak, serta ada para caleg (calon Legeslatif) yang datang agar berhasil ketika pada masa pemilu yang akan datang. Para caleg yang meminta doa serta dukungannya yang datang hanya diwakili oleh perwakilannya (pada acara malam sabtuan, baik malam sabtuan biasa atau pun malam sabtu kliwon).

Ada mitos yang sering dilakukan oleh peziarah di makam Syeh Bentong yaitu mengukur rezeki kehidupan mereka lewat sebatang bambu panjang yang ada di tempat tersebut, untuk mengukur rezeki kehidupan mereka harus membayar sebesar Rp. 2.000 dan harus antri terlebih dahulu.

Mitosnya jika tangan kita yang di ukur lebih panjang dari sebatang bambu tersebut makam rezeki kita akan panjang, tapi saat di ukur oleh bambu tersebut ada juga yang kurang panjang dari bambunya. Sebenarnya jika dilihat dari dekat ukuran bambu dan bentuk bambu sama dengan bambu-bambu yang lainnya, jadi tidak ada bambu khusus yang membedakan dengan bambu yang lain.

141

Bunga yang dibawa oleh peziarah biasanya dibeli dari penjual bunga yang ada disekitar komplek makam, penjual bunga tersebut mendapatkan bungannya dengan hasil menanam.

66

Sedangkan di makam Syeh Quro tidak ada bambu pengukur rezeki kehidupan, jadi menurut pengamatan penulis hanya ada di makam Syeh Bentong. Setelah mereka selesai melakukan nyekar di makam ada juga yang melakukan dzikir bersama-sama, ada juga yang secara individu. Bahkan ada juga yang beristirahat sejenak untuk menunggu waktu di mulainya tawasul di makam Syeh Bentong, tawasul di makam Syeh Bentong dimulai jam 22.30-24.00.

Lingkungan di makam Syeh Bentong atau Syeh Quro pada malam sabtu kliwon penuh di setiap tempatnya. Baik di samping kanan kiri di depan belakang, bahkan di area yang luas seperti lapangan pun penuh oleh peziarah yang menginap. Pedagang yang berjualan umumnya mereka menjual perelengkapan ziarah, oleh-oleh bagi para peziarah, kopi, makanan dan lain-lain.

B.2. Waktu dan Penyelenggaran ziarah

Mulainya ziarah di makam Syeh Quro yaitu sejak diketemukan makam, pada awalnya pengunjung yang datang hanya beberapa orang, akan tapi sejak di adakan tawasulan malam sabtu sudah terlihat ramai yang datang di makam Syeh Quro, Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa kenapa dikatakan malam sabtuan, karena diketemukannya makam pada malam sabtu. Di adakan tawasul di makam Syeh Quro sudah lebih awal ada dari pada di makam Syeh Bentong

Ketika baru ditemukannya makam Syeh Quro banyak orang yang belum datang ke Pulobata, karena belum mengetahui tentang tokoh penyebar agama Islam pertama di Pulau Jawa, jadi hanya beberapa orang yang datang tetapi ketika mereka sudah mengetahuinya banyak yang berdatangan, biasanya mereka yang sudah mengetahui tentang adanya makam tokoh penyebar agama Islam pertama di

67

Jawa Barat khusunya Karawang melalui cerita sejarah dan pembicaraan dari orang ke orang.Menurut bapak Jojo bahwaawal mula ramainya peziarah datang ke Pulobata sekitar tahun 1970-an, tetapi semakin kesini semakin banyak pendatangnya karena tujuan dan keinginan mereka terkabul oleh aura karomahnya Syeh Quro.

Makam Syeh Quro ditemukan oleh Raden Soemaredja alias Panganten Sambri keturunan Munding Kawangi. Pada waktu itu Raden Soemardeja diminta bantuan oleh Kesultanan Cirebon untuk mencari dimana tempatnya makom Syeh

Quro berada.pada waktu itu bertepatan di hari Jum‟at malam Sabtu Kliwon akhir bulan Sya‟ban.

Setelah ditemukannya makam kemudian Raden Somardeja melaporkan kepada Keslutanan Cirebon, sehingga para ulama dari Kraton Cirebon berkunjung

ke Tempat tersebut untuk melakukan Doa‟bersama. kemudian tempat itu diberi

tanda dengan batu jahul atau batu nisan dari Cirebon.142

Dengan adanya makam tersebut diperkuat oleh Sunan Kanoman Cirebon yaitu Pangeran Haji Raja Adipati Jalaludin saat berkunujung ke makom dengan membawa surat pernyataan dari Putra Mahkota Pangeran Jakyakarta Adiningrat XII Nomor : P- 062/KB/PMPJA/XII/11/1992 pada tanggal 05 November 1992

yang ditunjukan kepada kepala Desa Pulokalapa. 143

Adapun ciri khas yang membedakan ziarah di makam Syeh Quro dengan tempat yang lainnya adalah adanya malam sabtu kliwon, dimana setiap malam

142

Syamsurizal, Ikhtisar Sejarah singkat Syeh Qurotul'ain, (Karawang: Mahdita, 2009), h. 16

143

68

sabtu kliwon banyak para peziarah yang datang untuk berziarah, umumnya yang datang pada malam sabtu kliwon dari berbagai tempat.

Pada malam sabtu kliwon banyak peziarah yang datang ke Pulobata karena pada malam sabtu kliwon tersebut merupakan hari ditemukannya makam Syeh Quro pada malam sabtu kliwon, sedangkan malam sabtu biasa bukan malam ditemukannya makam Syeh Quro, malam sabtu biasa hanya sebagian dari mereka yang datang dengan tujuan berziarah, dapat dikatakan menurut pengamatan penulis bahwa malam sabtu biasa sepi pendatangnya.

Malam sabtu kliwon di makam Syeh Quro banyak yang datang, bahkan sebagian dari mereka datang dari sebelum malam sabtu kliwon, rata-rata dari mereka datang sebelum malam sabtu kliwon menginap di sekitar komplek makam. Bahkan banyaknya kendaraan yang memadati area tempat tersebut pada malam sabtu kliwon menyebabkan kemacetan dari awal mula pintu masuk kampung Pulokalapa sampai pintu masuk gerbang utama parkiran yang ada dikomplek makam, malam Sabtu kliwon hanya diadakan setiap satu bulan sekali.

Setiap tahun di malam sabtu terakhir bulan Sya‟ban (Rowah) selalu diadakan

acara haul ditemukannya makam Syeh Quro oleh pengurus makam, Pemerintahan Kabupaten, pemerintahan Desa, serta banyak peziarah yang datang dari berbagai wilayah untuk ikut serta dalam acara haul ditemukannya makam Syeh Quro.

Ketika Malam sabtu kliwon banyak peziarah yang datang ke Kampung Pulobata, mereka yang datang dari berbagai wilayah yang ada di sekitar Jawa Barat bahkan ada juga yang datang dari luar Jawa Barat. Mereka sengaja datang pada malam sabtu kliwon karena pada malam Sabtu kliwon tersebut merupakan

69

malam di ketemukannya makam Syeh Quro, yang mereka yakini akan mendapatkan barokahnya Waliyullah.

Sebelum memasuki komplek pemakaman, lingkungan sekitar setiap malam sabtu kliwon penuh untuk di jadikan area parkir bagi para peziarah yang membawa kendaraan, baik kendaraan sepeda motor, bus dan mobil pribadi, kemacetan pun sering terjadi pada malam sabtu kliwon terutama bagi mereka yang ingin melaksanakan tawasulan di Makam Syeh Quro dan Syeh Bentong.

Berbeda dengan malam sabtu biasa yang pengunjungnya sedikit di bandingkan dengan malam sabtu kliwon. Pada malam sabtu biasa pengunjung datang pukul 21.00 dan langsung ikut tawasul di makam Syeh Bentong. Sedangkan malam sabtu kliwon mereka datang lebih awal, semua tempat disekitar makam penuh oleh para peziarah dengan menggelar tikar, untuk pengunjung yang datang ziarah ada yang berombongan, biasanya mereka berombongan dengan menyewa bus dan ada pula yang sendiri(secara individu).

Pada malam sabtu kliwon semakin malam semakin banyak yang datang karena mereka mengejar waktu tawasulan di Makam Syeh Quro, karena tawasulan

di makam Syeh Quro lebih utama dari pada di makam Syeh Bentong.144 Dengan

situasi yang ramai pada malam Sabtu kliwon banyak pedagang dadakan yang berjualan. Umumnya yang berjualan tersebut adalah warga sekitar Pulobata. Sebelum memasuki kampung Pulobata, ada juga warga yang memanfaatkan jalan yang ramai dijadikan tempat untuk meminta sedekah atau jariyah dengan berdiri

144

Wawancara pribadi dengan bapak Jojo, Juru kunci Makam Syeh Quro pada Hari Sabtu 08 Maret 2014, pukul 13.00.

70

di pinggir jalan, banyak juga karcis masuk yang disetiap pintu masuknya bahkan di setiap jalannya pasti selalu ada.

Peziarah yang datang lebih awal biasanya nyekar di makam Syeh Quro atau Syeh Bentong, bahkan ada yang mencari tempat untuk beristirahat sejenak di sekitar makam. Setelah selesai nyekar di makam, ada yang mengikuti acara tawasulan di Makam Syeh Bentong dan ada yang beristirahat sambil menunggu waktu tawasulan di makam Syeh Quro.

Sebelum masuk makam pengunjung yang datang harus membeli karcis Rp. 2.000 pada penjaga makam, yang menjaganya adalah pengurus makam serta pemerintah desa yang berjaga di depan pintu masuk. Pemasukan uang yang ada, di bagi rata 60 % untuk kas desa dan 40 % untuk pengurus makam. Pas pintu masuk di sebelah kanan dan kiri ada kotak-kotak jariyah yang disediakan oleh pengurus makam, masing-masing dari kotak jariyah tersebut untuk kas pembangunan Makam Raden Soemardja (penemu Makam Syeh Quro), kotak pembangunan Makam Syeh Quro, kotak pembangunan Makam Syeh Bentong, dan kotak pembanguan untuk perenofasian Masjid. Selain itu banyak pengemis yang sudah menunggu di depan pintu masuk dari anak kecil sampai yang sudah tua, baik yang baru datang ataupun yang sudah selesai pasti selalu di pinta oleh para pengemis tersebut.

Karena acara tawasulan di makam Syeh Bentong lebih awal di adakan maka peziarah banyak yang memanfaatkan waktu tersebut untuuk ikut tawasulan di Syeh Bentong, sebelum mereka melakukan tawasulan yang dilakukan oleh mereka adalah nyekar di makam, sebelum nyekar mereka antri untuk bisa masuk

71

ke lingkungan makam Syeh Bentong, setelah bisa masuk mereka pun antri lagi untuk memanjatkan doanya karena pada malam sabtu kliwon penuh dan bisa dikatakan berdesak-desakan.

B.3. Tata ruang makam

Komplek makam berada di sebelah selatan jalan desa, sebelum memasuki komplek makam tepatnya disebelah timur terdapat lahan parkir dan lahan untuk berjualan. Bangunan di komplek pemakaman ini merupakan bangunan baru hasil renovasi. Pada bagian depan terdapat pembatas berupa pagar tembok dengan hiasan lengkung dan setiap puncak lengkung pagar diberi hiasan berupa kubah masjid, sedangkan sisi-sisi lengkungan pagar berhias kaligrafi. Di sebelah barat gerbang terdapat salah satu sumur dari sumur keramat yang berada di komplek

makam, sedangkan disebelah timur gerbang terdapat panil bertuliskan Ingsun titi

masjid langgar lanfakir miskin anak yatim Dhuafa.145 Pada halaman komplek

makam juga terdapat masjid146 dan cungkup makam Syeh Quro.

Bangunan cungkup merupakan bangunan inti yang terbagi dalam tiga bagian, yaitu bagian depan merupakan ruang terbuka, bagian tengah diperuntukan peziarah yang ingin berdoa, dan bagian makam merupakan makam Syeh Quro. Nisan makam terbungkus kain putih. Atap makam Syeh Quro menggunakan alang-alang yang sudah ada sejak zaman dahulu, atap tersebut tidak pernah dibuang, meskipun mengalami beberapa kali renofasi makam. Akan tetapi para

145

Wawancara Pribadi dengan Oman Rohman tulisan itu merupakan pesan Syeh Quro, Karawang 12 Oktober 2013, pukul 13.30 WIB

146“Menurut sumber tradisi, masjid ini oleh Syeh Quro dibungkus saputangan untuk

kemudian dipindahkan ke Cirebon melalui “mata batin”nya. Masjid yang sekarang ada merupakan “replica ulang” dari masjid tersebut, sedangkan masjid pindahan di Cirebon bernama Astana

Gunung Jati” (wawancara pribadi dengan Oman Rohman, kuncen Makam Syeh Quro, 12 Oktober 2013, pukul 13.30 WIB)

72

peziarah tidak diperbolehkan masuk ke ruangan tersebut, biasanya hanya sampai di depan pintu masuk. Sementara dibagian dekat makam terdapat peralatan ziarah seperti tempat pembakaran kemenyan, kotak amal untuk renofasi mushola, botol aqua yang berisi air sumur keramat yang dinamakan sumur awisan.

Menurut wawancara Pribadi penulis dengan bapak Olis147 di sekitar

makam Syeh Bentong terdapat Pohon Khuldi, pohon tersebut hanya ada di dua tempat yaitu di bagian depan Pintu masuk Makam Syeh Bentong dan di belakang

Dokumen terkait