• Tidak ada hasil yang ditemukan

JABATAN NOTARIS

C. Alasan-Alasan Pembenar Bagi Notaris Yang Dapat Dijadikan Dasar Pembelaan

2. Pelanggaran-Pelanggaran yang Dilakukan oleh Notaris

Seorang notaris dalam menjalankan tugasnya dibatasi oleh koridor-koridor aturan. Pembatasan ini dilakukannya. Tanpa adanya pembatasan, seseorang cendrung akan bertindak sewenang-wenang. Demi sebuah pemerataan, pemerintah membatasi wialayah kerja seorang notaris. Undang-undang tentang jabatan notaris juga sudah mengatur bahwa seseorang notaris dilarang menjalankan jabatan di luar wilayah kerja di Yogyakarta tidak dapat membuka praktik atau membuat akta autentik di wilayah Jakarta (batas yuridiksi notaris adalah provinsi).98

97Surabaya Post, Sabtu, 20 Agutus 1983, akan tetap kutipan dari Surat Kabar Surabaya Post ini, didapatkan melalui buku A. Kohar, Notaris Berkomunikasi, (Bandung: Alumni, 1984), hal 148.

98Ira Koesoemawati dan Yunirman Rija, Ke Notaris, Mengenal Profesi Notaris, Memahami

Praktik Kenotariatan, Ragam Dokumen Penting Yang Diurus Notaris, Tips Agar Tidak Tertipu Notaris, (Jakarta: Raih Asa Sukses, 2009), hal 46-47.

Bukan hanya anak sekolah saja yang dihukum karena membolos. Notaris pun akan dikenai sanksi jika meninggalkan wilayah jabatannya lebih dari tujuh hari kerja tanpa alasan yang sah. Seorang notaris tidak dapat seenaknya mengambil waktu untuk rehat karena tugas yang didelegasikan Negara pada dirinya menuntut untuk senantiasa siap melayani mereka yang butuh pembuatan atau penetapan autentik tentang berbagai hal.99

Dapat dibayangkan jika seorang notaris tiba-tiba tidak ada di tempat maka banyak yang akan dirugikan. Jika memang seorang notaris ingin rehat sejenak dari kegiatan kenotariatan di wilayah itu maka ia wajib mengajukan izin cuti kepada Negara. Lebih dari itu, jika di tempat tersebut tidak ada notaris lagi yang bertugas maka dirinya wajib menunjuk seorang notaris pengganti. Notaris penggati ini haruslah yang memiliki pengetahuann hukum yang mumpuni dan pengalaman di dunia kenotariatan.

Rangkap jabatan merupakan hal yang dilarang bagi seorang notaris. Rangkap jabatan tertentu untuk dilakukan. Entah sebagai PNS, sebagai petinggi perusahan Negara atau swasta, sebagai pejabat Negara, sebagai PPAT di luar wilayah yuridiksinya, apalagi juga berperan sebagai advokat. Seorang notaris harus bertindak professional. Profesionalitas tersebut tidak akan tercapai jika terjadi rangkap jabatan dapat membuat si notaris dalam menjalankan tugasnya tidak bertindak netral. Ia akan fokus dalam melayani masyarakat dan akan lebih mendahulukan kepentingan pribadi atau kepentingan yang mengutungkan si notaris terlebih dahulu. Negara sudah

mengakat notaris sebagai pejabat umum Negara dan mendelegasikan kepercayaan serta tugas yang cukup penting. Sudah sepantasnyalah seorang notaris menjalankan tanggung jawab itu dengan kesungguhan hati dan tidak “selingkuh” dengan melakukan rangkap jabatan.100

Notaris sebagai salah satu “pendekar” hukum tentu sangat fasih tentang peraturan hukum yang berlaku di negeri ini. Oleh karena itu seorang “pendekar” hukum juga pasti mengerti risiko jika melakukan pelanggaran hukum. Sewaktu menjalankan tugas ataupun dalam kehidupan sehari-hari, seorang notaris harus menjalaninya sesuai dengan koridor hukum di Indonesia. Pelanggaran terhadap norma-norma yang berlaku akan mencemari kehormatan dan martabat jabatan notaris yang akhirnya dapat menimbulkan ketidakpercayaan dari masyarakat terhadap para notaris. Pelanggaran terhadap norma-norma yang berlaku di negeri ini, terutama pelanggaran norma hukum dapat terkena hukuman.101

Banyak lagi peraturan-peraturan yang menyebutkan apa yang harus dilakukan oleh notaris dalam menjalankan jabatannya dalam membuat akta, dan apa hukumannya bila dilanggar ini dapat dibaca dalam PJN, antara lain sebagai berikut: 1. Notaris harus mempunyai tempat tinggal dan kantor ditempat kedudukkan

notaris, notaris tidak boleh tanpa cuti, berada diluar daerah jabatannnya lebih dari tiga kali dua puluh empat jam, hal ini melanggar ketentuan, dan dapat dipecat. (Pasal 6 PJN). Ketentuan ini terang dan nyata harus disampaikan notaris di dalam

100Ibid, hal 47-48.

aktanya juga, yang tertuang di dalam komparisi contoh bahasa aktanya seperti “pada hari ini datang kehadapan saya………Notaris di Medan”, kata notaris di Medan ini, mencerminkan sebuah kepastian akan kedudukan pasti dari letak kantor notaris berada dalam menjalankan profesi notaris tersebut.

2. Notaris tidak boleh menolak membuat akta, jika telah mendapat surat dari hakim untuk itu tetap menolaknya, maka ancamannya dapat dipecat. (Pasal 7 PJN). Ketentuan ini tergambar di dalam bahasa akta yang jelas berbunyai “datang kehadapan saya…….”

3. Notaris membuat akta diluar daerahnya, sanksinya akta itu hanya bernilai akta dibawah tangan, kehilangan otensitasnya. (Pasal 9). Menurut ketentuan Peraturan Jabatan Notaris, bagi setiap notaris ditentukan daerah hukumnya (daerah jabatannya) dan hanya di dalam daerah yang ditentukan baginya itu ia berwenang untuk membuat akta otentiknya. Akta yang dibuat diluar wilayah jabatannya adalah tidak sah.102Ketentuan ini tertuang dalam bahasa akta di akhir akta (kaki akta) yang tertulis contoh “bahwa akta ini dilangsungkan di Medan dengan beberapa perubahan ……….”

4. Notaris yang menjalankan jabatannya mengadakan persekutuan, diancam akan kehilangan jabatannya. (Pasal 12). Maksudnya notaris tidak pernah bersama-sama dengan rekan sejawat seperti advokat yang mendirikan kantor secara bersama-sama, hal ini tampak pada bahasa akta “bahwa pada hari ….. pukul….. datang kehadapan saya Notaris…….” Nama Notaris secara jelas dan sendiri, dari

102

hal tersebut notaris tidak melakukan persekutuan di dalam menjalankan tugas profesi jabatannya.

5. Notaris harus bersumpah merahasiakannya. Melanggar dapat dituntut pidana penjara paling lama 9 bulan. (Pasal 17 PJN, Pasal 322 KUHP) dan dapat dituntut pidana penjara paling lama 9 bulan. Ketentuan pasal ini tergambar pada bagian akhir akta atau kaki akta. “dimana akta ini dibuat berdasarkan sumpah jabatan….”103.

6. Notaris setelah menerima jabatannya, dalam tempo satu bulan harus mengirimkan antara lain tanda tangan, parap, cap kepada instansi lainnya. Pelanggaran dikenakan denda Rp. 50,00.

7. Kuasa di bawah tangan, harus dilekatkan pada minuta akta. Melanggar kena denda Rp. 25.00. dan sebagainya, dan sebagainya.104Keterangan tentang kuasa ini harus diterangkan dalam komparisi penerima kuasa sebagai berikut; “Menurut keterangannya dalam hal ini bertindak berdasarkan surat kuasa dibawah tangan tertanggal 2-2-2012 (dua Pebruari duaribu duabelas, surat tersebut bermaterai cukup selalu dilekatkan (dijahitkan) pada minuta akta ini, kuasa dari-dan sebagai demikian untuk dan atas nama...”.

Dokumen terkait