• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN KHUSUS RSUD dr. PIRNGADI KOTA MEDAN

3.4 Instalasi Farmasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan

3.4.3 Subinstalasi distribusi

3.4.3.4 Pelayanan farmasi di Instalasi Gawat Darurat (IGD) 52

dan malam hari. Pada setiap pergantian shift dilakukan serah terima barang dan uang. Pengadaan barang dari unit gudang dengan menggunakan formulir B2 (Daftar Permintaan dan Pengeluaran Farmasi). Pelayanan farmasi yang dilakukan di IGD berupa sistem individual prescription (Resep Perorangan).

Fungsi dari pelayanan satelit farmasi IGD:

- melayani perbekalan farmasi untuk pasien yang masuk ke IGD.

- melayani perbekalan farmasi untuk pasien yang memerlukan tindakan bedah di KBE (Kamar Bedah Emergensi).

- pasien yang membutuhkan Observasi ODC (One Day Care). - Melayani perbekalan farmasi yang bersifat emergensi dari ruangan.

Fungsi ODC (One Day Care) yaitu sebagai tempat observasi pasien yang memerlukan penanganan khusus, dengan melihat kondisi pasien. Jika kondisi pasien tidak memungkinkan untuk pulang maka pasien dimasukkan ke ruang rawat inap.

Sistem pelayanan farmasi di IGD:

Sistem pelayanan pada instalasi farmasi di IGD adalah dengan cara individual

prescription (resep perseorangan) dimana resep pasien dilayani secara perorangan

sesuai prosedur pelayanan masing- masing jenis cara bayar. Jenis-jenis pelayanan pasien farmasi IGD:

a. Pasien umum

Pasien umum yang dimaksud adalah pasien yang teregistrasi dengan cara bayar umum.

• Penjualan langsung: pasien langsung melakukan transaksi pembayaran di apotek IGD

• Pelayanan Pasien: pasien melakukan transaksi pembayaran pada saat pulang

b. Pasien PBI, Medan Sehat/Pemprovsu dan Non - PBI

• Pasien memiliki dan memenuhi persyaratan sebagai peserta jaminan kesehatan

• Pasien telah teregistrasi dengan cara bayar sesuai kartu jaminan yang dimiliki pasien

• Pasien mendapat obat sesuai daftar formularium nasional (untuk pasien PBI dan Non – PBI) dan sesuai daftar formularium rumah sakit (untuk pasien Medan Sehat/Pemprovsu)

• Pasien mendapat obat sesuai aturan retriksi (peresepan maksimal)

• Obat-obat diluar formularium nasional dan melebihi retriksi dikenakan biaya sebagai pasien umum

• Obat obat diluar formularium dapat diberikan apabila mendapat persetujuan tim Verifikasi/ Komite Farmasi dan Terapi.

c. Pasien Mr./Mrs. X

Untuk pasien Mr./Mrs. X, perbekalan farmasi yang diberikan sama seperti pada pasien JKN. Biaya perbekalan farmasi dimasukkan ke komputer pada pelayanan obat pasien umum dan akan ditagih ke bagian keuangan rumah sakit setelah pasien meninggalkan rumah sakit. Jika pasien tidak mampu membayar, maka petugas IGD melaporkan ke bagian pelayanan medis agar membuat surat keterangan miskin yang ditandatangani oleh direktur rumah sakit, sehingga pasien tersebut tidak perlu membayar biaya pengobatan dan perbekalan farmasi yang digunakan.

Prosedur pelayanan farmasi di IGD :

a) Prosedur pelayanan pasien KBE adalah:

• Petugas KBE mengisi data pasien pada format operasi.

• Petugas KBE menulis prakiraan kebutuhan perbekalan farmasi selama operasi berlangsung.

• Petugas farmasi menganalisa dan melayani kebutuhan operasi sesuai jenis operasi.

• Petugas farmasi menginputkan data perbekalan farmasi yang terpakai selama operasi sesuai cara bayar pasien.

• Penomoran dan menuliskan perbekalan farmasi yang terpakai selama operasi ke buku pelayanan, lembar faktur berwarna putih ditempel dibuku pelayanan.

b) Pasien IGD dan One Day Care

 Petugas perawatan menyerahkan resep pasien yang telah dilayani melalui lemari emergensi/lemari gantung kepada petugas farmasi IGD.

 Petugas Farmasi IGD memeriksa kelengkapan resep, protokol terapi untuk obat-obat tertentu dan kesesuaian resep dengan diagnosa pasien.

 Petugas farmasi IGD melayani resep dan menyerahkan kepada petugas IGD.

 Petugas farmasi dan perawatan membubuhkan tanda tangan pada lembar resep sebagai bukti pelayanan obat.

 Petugas farmasi menginputkan data perbekalan farmasi yang terpakai sesuai cara bayar pasien.

c) Kebutuhan emergensi ruang perawatan

 Petugas ruang perawatan membawa status pasien sebagai bukti pasien membutuhkan perbekalan farmasi.

 Petugas ruangan mengisi form bon ruangan sebagai bukti pengambilan perbekalan farmasi.

 Petugas farmasi IGD melayani sesuai permintaan dengan menyesuaikan dengan terapi yang tertera di status pasien.

 Petugas farmasi menginputkan data perbekalan farmasi yang terpakai sesuai cara bayar pasien.

3.4.3.5 Pelayanan farmasi di Instalasi Bedah Sentral (IBS)

Pelayanan farmasi di Instalasi Bedah Sentral (IBS) melayani kebutuhan perbekalan farmasi untuk operasi yang terencana. Untuk pasien umum, pembiayaan obat dan alat kesehatan yang digunakan dalam operasi di tanggung sendiri. Untuk pasien PBI dan Non - PBI, biaya penggunaan obat-obat operasi ditanggung oleh BPJS dan obat yang digunakan harus sesuai formularium nasional dan INA CBG’s. Sedangkan untuk pasien Medan Sehat/Pemprovsu, biaya penggunaan obat-obat ditanggung oleh pemerintah dan obat yang digunakan harus sesuai formularium rumah sakit.

Persyaratan bagi pasien PBI, Medan Sehat/Pemprovsu dan Non - PBI, yaitu: - kartu BPJS/Medan Sehat/Pemprovsu,

- protokol terapi (untuk penggunaan alat-alat yang mahal, narkotik, yang melebihi batas ketentuan formularium nasional dan INA CBG’s), dan

Prosedur Penjadwalan Pasien:

• Pasien dirawat inap terlebih dahulu

• Satu hari sebelum jadwal operasi direncanakan, pasien konsul ke dokter anastesi

• Jika dokter anastesi setuju, maka perawat ruangan mendaftarkan ke IBS dengan membawa blanko persetujuan dari anastesi supaya di jadwalkan operasi besok harinya (Boarding Pass)

• Batas pendaftaran pasien dari ruangan jam 12.00 setiap hari kerja.

Prosedur Pelayanan Obat :

 Satu hari sebelum operasi dilaksanakan, Kepala Instalasi Bedah Sentral membuat jadwal operasi

 Jadwal Operasi disampaikan kepada: CSSD, Ruangan, Anastesi, Farmasi IBS.

 Petugas Farmasi IBS mempersiapkan kebutuhan perbekalan farmasi sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan (untuk keperluan anastesi)

 Perawat bedah menuliskan permintaan perbekalan farmasi yang dibutuhkan di format operasi

 Kemudian petugas farmasi menyiapkannya sesuai dengan permintaan perawat dan meletakkannya ke dalam keranjang. Kemudian diserahkan ke perawat yang bersangkutan

 Selesai operasi, alat kesehatan habis pakai dan obat-obat yang berlebih dikembalikan ke farmasi IBS dan dilakukan serah terima.

Perbekalan farmasi yang terdapat di pelayanan farmasi IBS adalah obat-obatan sediaan injeksi terutama anestesi dan alat kesehatan habis pakai. Obat-obat dan alat-alat kesehatan di pelayanan farmasi IBS ini berasal dari gudang instalasi

farmasi yang diminta dua kali seminggu dengan menggunakan Formulir Permintaan dan Pengeluaran Farmasi (Formulir B2).

Pemakaian obat narkotika di kamar bedah dicatat dalam formulir pemakaian obat golongan narkotika dan ditandatangani oleh dokter penanggung jawab anaestesi. Formulir ini merupakan pertinggal di sub instalasi distribusi. Ini akan memudahkan instalasi farmasi rumah sakit untuk mengetahui jumlah pemakaian obat narkotik sehingga mudah untuk membuat laporan penggunaan obat-obat golongan narkotik.

Pemasukan dan pengeluaran barang dicatat dalam buku pemasukan dan pengeluaran, lalu dimasukkan ke kartu stok dan di cross check dengan sub instalasi administrasi setiap bulan.

Administrasi IBS :

• Setiap transaksi perbekalan farmasi baik penjualan langsung ataupun pelayanan pasien operasi di entri ke komputer.

• Resep operasi pasien PBI dan Non - PBI dan amprahan narkotik dari ruangan diantar setiap hari ke farmasi lantai 3 untuk diklaim setiap bulan.

• Pengamprahan perbekalan farmasi dilakukan dua kali seminggu setiap hari selasa dan jumat ke gudang perbekalan farmasi.

• Setiap akhir bulan dilakukan stok opname.

3.4.3.6 Distribusi ruangan dan poliklinik

Distribusi ruangan melayani permintaan dari poliklinik (rawat jalan) dan ruang perawatan (rawat inap). Perbekalan farmasi yang didistribusikan ke poliklinik dan ruang perawatan adalah perbekalan farmasi yang termasuk ke dalam unit cost. Obat dan alat kesehatan yang didistribusikan dari distribusi ruangan ke poliklinik dan

alkohol, plester, salep, film USG, rontgen, reagen, gelang pasien, penjepit untuk tali pusat, gas O2,

Perbekalan farmasi yang didistribusikan ke poliklinik dan ruang perawatan adalah berdasarkan permintaan pemakaian dengan menggunakan Formulir B2 (Daftar Permintaan dan Penggunaan Farmasi). Permintaan ini dilakukan seminggu sekali yaitu pada hari senin.

dan sebagainya.

Pengadaan barang berasal dari gudang instalasi farmasi yang biasanya diamprah pada hari Selasa dan Jumat dengan menggunakan Formulir B2 (Daftar Permintaan dan Pengeluaran Farmasi). Pemasukan barang dari gudang dan pengeluaran ke ruangan didokumentasikan dalam buku pemasukan dan pengeluaran, kemudian dipindahkan ke kartu apotek dengan sistem alfabet untuk tiap jenis barang.

Dokumen terkait