• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan

IV.6 PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

IV.6.1 JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR

Tahun 2013 merupakan tahun terakhir pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyrakat (Jamkesmas) yang telah berlangsung sejak tahun 2008. Berakhirnya program Jamkesmas bukan berarti jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu berakhir karena kesadaran akan pentingnya jaminan perlindungan sosial terus berkembang baik di kalangan masyarakat maupun pemerintah. Sesuai amanat pada perubahan UUD 1945 Pasal 34 ayat 2, yang menyatakan bahwa negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Di samping itu dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) pada tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) pada tahun 2011, maka direncanakan tepat pada 1 Januari 2014 BPJS kesehatan yang merupakan transformasi dari PT, ASKES (Persero) secara resmi menjadi lembaga yang mengelola program

69 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pada tahap awal kepesertaan JKN mencakup peserta Jamkesmas 2013 (PPLS 2011), Askes PNS, TNI/Polri, peserta Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) dan peserta mandiri yang diharapkan pada tahun 2019 Indonesia dapat mencapai Universal Coverage Insurance (UCI).

Fakta di lapangan menggambarkan bahwa pola pembiayaan pelayanan kesehatan

fee for service dimana masyarakat membayar kepada penyedia pelayanan kesehatan

setiap selesai mendapatkan pelayanan kesehatan saat ini masih menjadi pilihan utama masyarakat. Padahal pola pembiayaan fee for service jelas akan membebani masyarakat dikarenakan kejadian sakit demikian pula besar dana yang harus disediakan ketika berada dalam kondisi sakit merupakan suatu hal yang tidak dapat diprediksi dari awal. Memperhatikan hal tersebut maka sudah seharusnya pola pembiayaan kesehatan dari

fee for service harus dialihkan ke arah prospective payment atau pola pembiayaan

kesehatan prabayar.

Sampai dengan akhir tahun 2013 dari berbagai sumber data yang berhasil dihimpun, diperoleh data status kepemilikan masyarakat Jawa Timur dalam program jaminan kesehatan untuk program Jamkesmas sebanyak 14.001.871 jiwa (36.54 %), Jamkesda 707.305 jiwa (1.85%), Askes PNS 2.163.139 jiwa (5,65 %), Jamsostek 922.369 jiwa (3.41 %), TNI/Polri 243.389 (0,64 %) dan Asuransi Komersial lainnya sebanyak 2.083.939 (5,44 %). Kondisi tersebut dapat dilihat dalam bentuk gambar diagram di bawah ini :

Gambar 4.24 Cakupan Kepemilikan Jaminan Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2013

70 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

Dari diagram di atas dapat diperoleh gambaran bahwa sampai dengan akhir tahun 2013 masyarakat Jawa timur yang telah tercover dalam program jaminan kesehatan sebanyak 52.51 % sedang masyarakat yang masih belum tercover dalam jaminan kesehatan sebesar 47.49 %. Padahal kepesertaan masyarakat dalam jaminan kesehatan secara prospectif payment merupakan salah satu indikator penting untuk kemandirian masyarakat di bidang kesehatan dan merupakan indikator keberhasilan dalam mewujudkan pembangunan kesehatan yang merata dan berkeadilan bagi seluruh masyarakat.

IV.6.2 PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN

Pembangunan kesehatan yang “pro poor” pada tahun 2013 ini masih tetap dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dalam bentuk program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang diselenggarakan berdasarkan prinsip asuransi sosial dan memenuhi prinsip portabilitas sehingga pelayanan kesehatan sesuai dengan indikasi medis dan memenuhi kebutuhan dasar kesehatan dapat diakses oleh seluruh peserta dari seluruh wilayah Indonesia dan subsidi silang pembiayaan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin dapat tetap berlangsung.

Kepesertaan masyarakat miskin Jawa Timur dalam program Jamkesmas sesuai kuota yang ditetapkan Kemenkes RI sebanyak 14.001.871 jiwa. Manfaat pelayanan kesehatan yang dapat diperoleh peserta Program Jamkesmas meliputi :.

1. Pelayanan rawat jalan dan rawat inap tingkat dasar di Puskesmas dan jaringannya,

2. Pelayanan rawat jalan dan rawat inap tingkat lanjutan di Rumah Sakit dan Balai Kesehatan.

Di samping itu, dalam Program Jamkesmas juga diselenggarakan Jaminan Persalinan (Jampersal) bagi ibu hamil, bersalin dan nifas termasuk Keluarga Berencana (KB) Pasca Persalinan, Jaminan pengobatan bagi penderita Thalassaemia Mayor dan penderita kasus Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

Selama penyelenggaraan Jamkesmas tahun 2013, diperoleh data pemanfaatan pelayanan kesehatan sebagai berikut :

a. Jamkesmas Dasar :

- Rawat Jalan : 5.879.193 kunjungan (41,99 %) - Rawat Inap : 211.538 kasus (1,51 %) b. Jamkesmas Lanjutan :

Berdasarkan laporan Rumah Sakit (RS) dan Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Paru (BP4) serta Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM)

71 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

sebagai PPK Jamkesmas ke Dinas Kesehatan Provinsi, diperoleh data pemanfaatan pelayanan oleh peserta Jamkesmas pada Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) Jamkesmas di Jawa Timur yaitu rawat jalan sebanyak 568.663 (4,06 %) dan rawat inap 211.720 (1,51 %).

Selama penyelenggaraan Jamkesmas 2013 dana yang telah diluncurkan ke Dinas Kesehatan kabupaten/kota untuk Jamkesmas dasar sebesar Rp.93.472.743.000,-, Jampersal sebesar Rp. 216.156.485.000,- dan ke RS/BP4/BKMM sebagai Pemberi Pelayanan Kesehatan sebesar Rp.739.518.640.000,- sehingga total dana yang diluncurkan Kementerian Kesehatan ke Provinsi Jawa Timur tahun 2013 sebesar Rp. 1.049.147.868.000,-.

Realisasi dana Jamkesmas dasar sebesar Rp. 62.944.734.478,- (67.34 %) dan Jampersal Rp.199.375.062.275,- (92.24 %). Sedang realisasi dana Jamkesmas lanjutan terlapor sebesar Rp. 737.431.650.924,- (99.72 %). Tahun 2013 merupakan tahun terakhir penyelenggaraan program Jamkesmas, dimana pada aspek pendanaan masih menyisakan beberapa permasalahan di antaranya terdapat kabupaten/kota yang kekurangan dana dan di sisi lain terdapat juga kabupaten/kota yang masih memiliki dana berlebih yang harus dikembalikan ke kas negara. Demikian pula hal tersebut terjadi di RS/BP4/BKMM penyelenggaraan pelayanan kesehatan lanjutan.

Sedangkan masyarakat miskin yang tercover program Jamkesda adalah masyarakat miskin di luar kuota Jamkesmas sebanyak 707.305 jiwa. Pelayanan kesehatan bagi peserta Jamkesda meliputi rawat jalan dan rawat inap di tingkat dasar di Puskesmas dan jaringannya serta pelayanan kesehatan tingkat lanjutan di RS/BP4/BKMM yang meliputi rawat jalan dan rawat inap kelas III yang dilaksanakan dengan menggunakan sistem rujukan terstruktur dan berjenjang berdasarkan indikasi medis. Pembiayaan program Jamkesda diperoleh dilakukan secara sharing dana 50 % : 50 % antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Dana sharing tahun 2013 sesuai dokumen PKS, provinsi sebesar Rp. 55.000.000.000,-.

Menurut laporan yang dikeluarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan Daerah (BPJKD) Jawa Timur tahun 2013 realisasi dana Jamkesda Provinsi sebesar Rp. 32.852.180.401,- (59.73 %).

Dari hasil evaluasi pelaksanaan Program Jamkesda sampai dengan akhir tahun 2013 diperoleh data jumlah pasien yang mendapat pelayanan kesehatan di PPK Jamkesda baik provinsi maupun kabupaten/kota sebagai berikut :

72 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

Tabel 4.4 Jumlah Pasien Mendapat Pelayanan Kesehatan di PPK Jamkesda Provinsi Jawa Timur Tahun 2013

Bulan

RS/PPK Provinsi dan UPT RS/PPK Kabupaten/Kota RJTL RITL Ambulance Ambulance RJTL RITL JAMKESDA JAMKESMAS Januari 3.864 283 15 134 6.843 981 Februari 3.461 230 11 164 5.732 630 Maret 3.101 195 15 243 5.019 581 April 3.353 220 10 230 5.298 547 Mei 3.499 200 13 171 4.987 546 Juni 2.984 160 10 171 4.468 428 Juli 3.104 194 6 105 4.663 441 Agustus 2.529 167 9 150 3.773 381 September 3.650 251 13 95 4.612 396 Oktober 2.986 187 17 165 4.443 362 November 2.821 190 16 165 4.319 371 Desember 581 32 2 14 689 56 Total 35.933 2.309 137 1.807 54.846 5.720 Sumber : Laporan

Seksi Pembiayaan Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

Dokumen terkait