• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.2 Saran .1 Keluarga .1 Keluarga

5.2.3 Pelayanan Keperawatan Komunitas

Penulisan karya ilmiah ini dapat menjadi masukan dan sumber informasi bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas dan keluarga. Karya ilmiah ini juga diarapkan sebagai petunjuk dasar untuk melakukan promosi kesehatan mengenai ASI untuk masyarakat yang lebih luas.

Allender, J., A & Spradley, B., W. (2001). Community health nursing : Concepts

and practice. 5th Ed. Philadelphia : Lippincott.

Allender & Spradley. (2005). Community health nursing: concept and practice. (5th ed). Philadelphia : Lippincott.

Allender, J. A., Rector, C., Warner, K. D. (2010). Community health nursing:

promoting & protecting the public’s health. Philadelphia: Lippincott

Williams & Wilkins.

Alligood., M., R. (2006). Nursing theory. United States: Mosby Inc.

Anderson, E.T., & McFarlane, J. (2006). Buku ajar keperawatan komunitas: Teori

dan praktik. Edisi ke 3. Alih bahasa: Agus Sutarna, dkk. EGC: Jakarta.

Baker, L., Cross, S., Greaver, L., Wei, G., Lewis, R, & Healthy Start CORPS. (2005). Prevalence of postpartum depression in a native American population. Maternal And Child Health Journal, 9(1), 21-25.

Biancuzzo, M. (2003). Breastfeeding the newborn : clinical strategies for nurses. St Louis : Mosby.

Bobak, I., M & Jensen, M., D. (2005). Maternity and gynecologic care: The nurse

and the family (5th ed). Saint Louis: CV Mosby. Co.

Depkes RI. (2007). Panduan manajemen laktasi : Dit Gizi Masyarakat. Jakarta: Depkes RI

Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. (2008). Pedoman perawat kesehatan masyarakat di puskesmas. Jakarta: Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan Departemen Kesehatan.

DEPKES. 2010. Profil kesehatan Indonesia 2010. Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia. Diunduh dari

http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/1489/2/BK201 0-100212-A.pdf pada tanggal 29 Juni 2014.

Effendi, F., dkk. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas teori dan praktik

dalam keperawatan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

Endah, S., N dan Masdinarsah, I. (2011). Pengaruh pijat oksitosin terhadap pengeluaran kolostrum pada ibu postpartum di ruang kebidanan Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung tahun 2011. Jurnal kesehatan Kartika.

Friedman, MM., Bowden, V.R. & Jones, E.G. (2003). Family nursing: research,

theory and practice (4th ed). California: Appleton and Lange.

Hitchock, J., Schubert, P., & Thomas, S. (2000). Community health nursing:

caring in action. Delmar Publishers: International Thomson Publishing

Company.

Hitchcock, J. E., Schubert, P. E. & Thomas, S. A. (2004). Community health

nursing: caring in action. Albany: Delmar Publisher.

Hurlock, E., B. (2001). Development psychology. Universitas Michigan: McGraw-Hill Education.

Indriyani , D. (2006). Pengaruh menyusui dini dan teratur terhadap produksi ASI

pada ibu post partum dengan sectio caesarea Di RSUD Dr. Soebandi Jember dan Dr. H. Koesnadi Bondowoso. Tesis. Depok : FIK UI.

Lestari, W, Amelia, N., R, Rahmalia, S. (2012). Efektifitas pendidikan kesehatan tentang ASI terhadap tingkat pengetahuan, kemampuan dan motivasi menyusui primipara. Jurnal ners indonesia, Vol. 2, No.2, Maret 2012

NANDA (The North American Nursing Diagnosis Association). (2012). Nursing

diagnostik: prinsip dan clasification 2012-2014. Phladelphia USA.

Mbada, C, E., etc. (2013). Knowledge, attitude, and techniques of breastfeeding among Nigerian mothers from a sem-urban community. BMC Research

Notes 2013, 6:552, doi: 10.1186/1756-0500-6-552.

Maglaya, Araceli S., et al. (2009). Nursing practice in the community. (5th ed). Philippine : Argonauta Corporation.

Megawati, R., A, Notoatmojo, H, dan Rohman, A. (2012). Hubungan pola pemberian ASI dan karakteristik ibu dengan tumbuh kembang bayi 0-6 bulan di Desa Bajomulyo, Juwana. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah, Volume 1.

Roesli, U., & Yohmi, E. (2009). Manajemen laktasi. Jakarta : IDAI.

Suryaningsih, C. (2013) pengaruh kesehatan terhadap pengetahuan ibu postpartum tentang ASI eksklusif. Jurnal keperawatan soudirman. Volume 8, No.2, juli 2013.

Siregar, M., A. (2004). Pemberian ASI eksklusif dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Medan: USU Digital Library.

Stanhope & Lancaster. (2000). Community health nursing (5th ed). St Louis United States: Mosby Inc.

Sines, D., Saunders, M., Forbes-Burford, J. (2009). Community health care

nursing. United Kingdom: Wiley Blackwell Ltd.

Sholichah, N. (2011). Hubungan perawatan payudara pada ibu post partum

dengan kelancaran pengeluaran ASI. Semarang : FIK Universitas

Diponegoro.

Yusuf LN, Syamsu, H., Dr., M.pd. 2006. Psikologi perkembangan anak dan

remaja. Bandung :PT Remaja Rosdakarya.

Wong, D.L, et al. (2002). Buku ajar keperawatan pedriatik, Vol.2 Edisi 6. Jakarta: EGC.

KELURAHAN SUKATANI, TAPOS - DEPOK

I. PENGKAJIAN

Pengkajian dilakukan pada hari Jumat, 9 Mei 2014 pada Ibu R yang saat itu berada di rumah. Dari pengkajian tersebut didapatkan data-data sebagai berikut:

A) DATA UMUM KELUARGA

1. Nama KK : Bapak A

2. Alamat : RT 03/01 No 12 Kelurahan Sukatani, Tapos-Depok 3. Komposisi Keluarga :

No Nama Jenis Kelamin Hub dgn KK TTL Pendidikan

1. Bapak A Laki-laki KK Bekasi, 12 Februari 1964 SMA

2. Ibu R Perempuan Istri Jakarta, 21 September 1969 SMP

3. An. A Perempuan Anak Jakarta, 27 April 1990/ 24 SMP

4. An. AA Laki-laki Anak Bekasi, 14 Desember 1992 SMA

5. An. AF Laki-laki Anak Jakarta, 08 Januari 1996 SMP

6. An. AM Perempuan Anak Bekasi, 15 Maret 1999 SMP

7. An. AN Perempuan Anak Jakarta, 10 Februari 2002 SD

8. An. G Laki-laki Anak Jakarta, 1 Agustus 2003 SD

9. An. AD Laki-laki Anak Depok, 13 Oktober 2005 Belum Sekolah

10. An. NA Perempuan Anak Bekasi, 5 November 2006 Belum Sekolah

11. An. HA Perempuan Anak Bekasi, 13 April 2007 Belum Sekolah

12. An. AJ Laki-laki Anak Depok, 2 Januari 2012 Belum Sekolah

Keterangan: : Laki-laki : Perempuan : Sudah meninggal : Klien 5. Tipe Keluarga

Tipe keluarga Ibu R adalah keluarga inti (nuclear family) karena Ibu R tinggal bersama suami (Bapak A) bersama 11 anaknya.

6. Budaya dan Kebiasaan Keluarga  Suku bangsa: Sunda

 Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia 7. Agama

Agama yang dianut keluarga Ibu R adalah agama Islam. Seluruh anggota keluarga melaksanakan praktik ibadah sesuai dengan tuntunan agama. Ibu R tidak mengikuti kegiatan keagamaan yang ada di lingkungan tempat tinggalnya, seperti pengajian bulanan ibu-ibu. Keluarga Ibu R sudah mulai mengenalkan solat kepada amak-anaknya.

Bapak A bekerja sebagai tukang ojek sedangkan Ibu R hanya ibu rumah tangga.

 Penghasilan anggota keluarga

Penghasilan keluarga tidak menentu. Rata-rata per harinya Bapak A mendapatkan Rp. 200.000-Rp.300.000,-.

 Pemenuhan kebutuhan sehari-hari

Pemenuhan kebutuhan sehari-hari berasal dari penghasilan suami. Ibu R mengatakan bahwa penghasilan suami kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Masih banyak jumlah anak yang sekolah membuat pengeluaran keluarga semakin banyak. Namun, anak ibu R yang pertama kadang-kadang membantu memenuhi kebutuhan keluarganya.

9. Aktivitas Rekreasi Keluarga

Ibu R mengatakan jarang melakukan rekreasi atau jalan-jalan. Pekerjaan Bapak A selalu dilakukan dimalam gari, sedangkan siang hari dilakukan untuk istirahat. Ibu R kadang-kadang mengajak anak-anaknya jalan-jalan ke rumah orang tuanya yang berada cukup jauh dari tempat tinggal ibu R. Jika libur, anak-anak biasanya diajak ke neneknya saja.

B) RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga berada pada tahap VI perkembangan keluarga dengan anak usia dewasa muda

2. Tugas perkembangan yang belum terpenuhi

Tugasnya perkembangan yang belum terpenuhi antara lain memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru.

3. Riwayat keluarga inti

Keluarga Bapak A mempunyai riwayat penyakit tekanan darah tinggi. Begitu juga dengan Ibu R mempunyai riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi dan penyakit Diabetes Mellitus. Tekanan darah Ibu R 160/80

lengkap imunisasinya dari awal hingga akhir. Anak S (1bulan) sudah mendapatkan 1 imunisasi BCG. Ibu R mengatakan anak-anak rentan terkena penyakit seperti batuk, flu, dan demam. Apabila ada anggota keluarga yang sakit, Ibu R biasa membelikan obat warung.

4. Riwayat keluarga sebelumnya

Keluarga Ibu R mempunyai riwayat penyakit tekanan darah tinggi dan diabetes mellitus. Orang tua laki-laki Ibu R mempunyai sakit DM dan luka gangren di jari kaki namun sudah sembuh.

C) LINGKUNGAN 1. Karakteristik rumah

Rumah keluarga Bapak A merupakan rumah kontrakan. Rumah Bapak A terdiri dari ruang tamu yang berfungsi sebagai ruang keluarga dimana terdapat TV, dapur dan kamar mandi, satu kamar tidur. Atap terbuat dari genting. Lantai rumah dikeramik. Dapur terletak di belakang dekat kamar mandi. Suplai air untuk mandi dan mencuci berasal dari air tanah. Menurut Ibu R, kondisi air tanah yang mereka gunakan cukup baik. Lubang ventilasi berasal dari pintu depan, dua jendela di ruang depan. Lampu penerangan cukup adekuat. Lantai rumah terlihat bersih namun berantakan oleh mainan anak-anak.

Denah rumah :

2. Karakteristik lingkungan dan komunitas

Lingkungan tempat tinggal Ibu R adalah perumahan padat penduduk. Masyarakat yang tinggal didaerah sana merupakan masyarakat asli, hanya

Ruang Tamu Kamar  tidur  Ruang  kosong  Dapur  

pindah kontrakan karena beberapa alasan yang tidak bisa dikatakan oleh Bapak A. Saat ini keluarga Bapak A tinggal sendiri terpisah dengan orang tuanya. Menurut Ibu R, masyarakat di daerah ini agak kesulitan untuk mengakses angkutan umum karena hanya ada satu rute angkutan umum. Selain itu angkutan umum tersebut juga tidak masuk ke perumahan Ibu R karenan memang gang yang sangat sempit, sehingga jika ingin berpergian menggunakan angkutan umum, Ibu R harus berjalan cukup jauh dan membutuhkan waktu cukup lama untuk menunggu. Selain angkutan umum, alat transportasi yang banyak digunakan sebagian besar masyarakat di daerah ini, yaitu menggunakan kendaraan pribadi atau jasa tukang ojek. Alat transportasi yang biasa digunakan keluarga Bapak A ketika berpergian, yaitu menggunakan motor.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Kegiatan pengajian di lingkungan tempat tinggal Ibu R dilaksanakan setiap hari Senin dan Rabu untuk ibu-ibu. Ibu R dan Bapak A tidak aktif di pengajian tersebut. Namun jika ada undangan pengajian aqiqahan, tujuh bulanan, nikahan, dll dari tetangganya Ibu R biasanya datang.

5. Sistem pendukung keluarga

Keluarga Ibu R tinggal tidak terlalu jauh dari rumah Ibu R. Orang tua Ibu R sering main ke rumah Ibu R untuk menumpang mencuci baju atau membantu Ibu R memasak. Selain itu, adik Ibu R juga sering membantu Ibu R untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga.

D) STRUKTUR KELUARGA 1. Pola komunikasi

Bapak A mengatakan jarang mengobrol dengan anak-anaknya. Hal ini disebabkan karena pola kerja Bapak A yang bekerja pada malam hari dan beristirahat pada siang hari, sehingga Bapak A jarang bercengkrama dengan anak-anaknya. Ibu R yang selalu berada di rumah berusaha untuk selalu menanyakan kegiatan anak-anaknya disekolah.

tangga dan mengurus anak. Biasanya Bapak A akan memutuskan sesuatu dengan cara berunding dengan Ibu R.

3. Stuktur peran

Bapak A berperan sebagai sumber pendapatan keluarga dan banyak berperan di luar rumah. Sebagai kepala keluarga yang fokus mencari nafkah dan menyerahkan pengaturan rumah tangga dan pengurusan anggota keluarga lainnya kepada Ibu R. Tetapi Bapak A juga masih meyempatkan diri memenuhi peran sebagai ayah untuk merawat anak pada waktu libur kerjanya.

Ibu R berperan sebagai ibu dan istri. Sebagai Ibu, Ibu R telah melaksanakan peran pemenuhan kebutuhan rumah tangga seperti membersihkan rumah, mencuci dan menyetrika baju keluarga, dan memasak. Sebagai istri, Ibu R selalu memenuhi kebutuhan suaminya. 4. Nilai-nilai keluarga

Nilai dan norma yang dianut keluarga sesuai dengan agama dan yang ada di masyarakat.

E) FUNGSI KELUARGA 1. Fungsi afektif

Bapak A, Ibu R dan anak-anak tinggal bersama dalam satu rumah. Bapak A sangat menyayangi Ibu R dan anak-anaknya. Ibu R mendukung dan menerima pekerjaan suaminya yang penting halal. Bapak A juga tidak pernah melarang istrinya apabila ingin mengikuti kegiatan di lingkungan tempat tinggalnya. Ibu R menghormati dan menghargai Bapak A sebagai kepala keluarga begitupun sebaliknya Bapak A juga selalu menghargai istrinya.

2. Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi Bapak A dan Ibu R kepada anak cukup baik. Hal tersebut terlihat pada kontrol perilaku mampu diterima dan diterapkan

3. Fungsi perawatan kesehatan

Ibu R memperhatikan kebutuhan keluarga dengan cukup baik. Di dalam pemenuhan konsumsi makanan keluarga, Ibu R selalu menyiapkan baik itu sarapan, makan siang, dan makan malam. Sehari-hari Ibu R membeli bahan masakan di warung. Seringkali Ibu R hanya memasakkan sayuran saja. Ketika cukup uang Ibu R membelikan lauk seperti tahu, tempe, dan ayam. Namun, anak0anak Ibu R selalu menghabiskan makanan yang dimasak ibunya.

Anak yang paling bungsu, anak S, masih mengkonsumsi ASI eksklusif. Ibu R memberikan ASI setiap hari kepada anaknya. Namun, produksi ASI Ibu R sedikit sehingga kadang-kadang Ibu R memberikan susu formula. Ibu R tetap berusaha agar anak S mendapatkan ASI terbaik darinya, oleh karena itu segala cara sudah dilakukan Ibu R agar produksi ASInya meningkat.

Apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit, seringkali keluarga biasanya mengkonsumsi obat yang dibeli di warung atau menggunakan obat yang dipersiapkan keluarga. Layanan kesehatan yang digunakan keluarga apabila sakit yaitu praktek bidan. Ibu R jarang sekali ke puskesmas karena jarak puskesmas yang cukup jauh dari tempat tinggal ibu R.

F) STRES DAN KOPING INDIVIDU

1. Stressor jangka pendek pada keluarga Bapak A dan Ibu R, yaitu:

a. Produksi ASI Ibu R yang menurun dan keinginan anak untuk menyusu semakin meningkat

b. Anak Ibu R yang banyak dan masih kecil membuat kondisi rumah berantakan dan menjadi berisik sehingga sering membuat anak S terbangun

formula untuk anak S

b. Memikirkan masa depan anak-anaknya

3. Strategi internal koping pada keluarga Bapak A dan Ibu R, yaitu:

a. Berkunjung ke rumah orang tua Ibu R dan meminta bantuan kepada keluarga

4. Strategi eksternal koping pada keluarga Bapak B, yaitu: a. Sistem dukungan sosial yang kuat

b. Sistem dukungan keluarga besar yang kuat G) HARAPAN KELUARGA

Keluarga berharap anak-anaknya dapat tumbuh dengan sehat dan bebas dari penyakit apapun. Ibu R dan Bapak A akan berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Selain itu Ibu R berharap produksi ASInya meningkat sehingga mencukupi kebutuhan nutrisi anak S. Ibu S berharap setelah belajar banyak dari kunjungan mahasiswa, membuat ilmunya bertambah tentang cara menambah produksi ASI.

H) PEMERIKSAAN FISIK

No Pemeriksaan Bapak A Ibu R An. A An. AA

1. Kepala - Rambut - Mata - Hidung - Telinga - Mulut - Leher Tidak Terkaji Hitam, tidak rontok Tidak anemis Simetris, bersih Simetris, bersih, tidak ada pembengkakan/ sakit Gigi masih

Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada kesulitan menelan 2. Dada Tidak Terkaji Payudara

simetris, tidak terdpat benjolan, pengeluaran ASI (+), puting everted.

Tidak Terkaji Tidak Terkaji

3. Paru-Paru Tidak Terkaji Suara napas vesikuler di kedua lapang paru

Tidak Terkaji Tidak Terkaji

4. Jantung Tidak Terkaji BJ 1 BJ2 normal

Tidak Terkaji Tidak Terkaji 5. Abdomen Tidak Terkaji Simetris, tidak terdapat benjolan, terdapan bekas striae dan linea nigra

Tidak Terkaji Tidak Terkaji

6. Ekstremitas Tidak Terkaji - Turgor kulit: kembali < 2 detik - Kelembaban : lembab - Tidak ada kelemahan Tidak Terkaji Tidak Terkaji

sering pegal-pegal 7. Tanda-Tanda Vital Tidak Terkaji TD : 150/ 70 mmHg RR : 20 x/ menit Nadi: 110 x/ mnt Suhu : 37ᴼ C

Tidak Terkaji Tidak Terkaji

No Pemeriksaan An. AF An. AM An. AN An. G

1. Kepala - Rambut - Mata - Hidung - Telinga - Mulut - Leher Tidak Terkaji Hitam, tidak rontok Tidak anemis Simetris, bersih Simetris, bersih, tidak ada pembengkakan/ sakit Gigi masih lengkap, mulut bersih Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada kesulitan menelan Hitam, tidak rontok Tidak anemis Simetris, bersih Simetris, bersih, tidak ada pembengkakan/ sakit Jumlah gigi 20 buah, mulut bersih, Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada kesulitan menelan

Hitam, tidak rontok Tidak anemis Simetris, bersih

Simetris, bersih, tidak ada pembengkakan/ sakit Jumlah gigi 20 buah, gigi

geraham berlubang 2 buah, mulut bersih,

Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada kesulitan

menelan

2. Dada Tidak Terkaji Tidak Terkaji Simetris Tidak dikaji

suara vasikuler 4. Jantung Tidak Terkaji Tidak Terkaji Suara S1, S2,

normal

Tidak dikaji 5. Abdomen

Tidak Terkaji Tidak Terkaji

Peristaltik 12 kali/ menit, tidak ada pembesaran

hepar, tidak ada nyeri tekan Tidak dikaji 6. Ekstremitas Tidak Terkaji - Turgor kulit: kembali < 2 detik - Kelembaban : lembab - Tidak ada kelemahan otot - Kadang-kadang sering pegal-pegal - Turgor kulit: kembali < 2 detik - Kelembabab : lembab - Tidak ada kelemahan otot Tidak dikaji 7. Tanda-Tanda Vital Tidak Terkaji

Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji

No Pemeriksaan An. AD An. NA An. HA An. AJ An. S

1. Kepala - Rambut - Mata - Hidung - Telinga Hitam, tidak rontok Tidak anemis Simetris, bersih Simetris, bersih, tidak ada Hitam, tidak rontok Tidak anemis Simetris, bersih Simetris, bersih, tidak ada Hitam, tidak rontok Tidak anemis Simetris, bersih Simetris, bersih, tidak ada Hitam kecoklatan Tidak anemis Simetris, bersih Simetris, bersih, tidak ada Coklat Tidak anemis Simetris, bersih Simetris, bersih, tidak ada pembengkakan/

- Leher buah, mulut bersih, Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada kesulitan menelan lengkap, mulut bersih, tidak ada lesi Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada kesulitan menelan buah, mulut bersih, ada gigi berlobang di geraham 2 buah Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada kesulitan menelan Jumlah gigi 20 buah, mulut bersih, Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada kesulitan menelan kelenjar tiroid,

2. Dada Tidak Terkaji Tidak Terkaji Simetris Tidak terkaji Simetris 3. Paru-Paru

Tidak Terkaji Tidak Terkaji

Inspeksi: gerakan dada ritmis Auskultasi: suara vasikuler Auskultasi: suara vasikuler Auskultasi: suara vasikuler

4. Jantung Tidak Terkaji Tidak Terkaji Suara S1, S2, normal

Suara S1, S2, normal

Suara S1, S2, normal

5. Abdomen Tidak Terkaji Tidak Terkaji Tidak terkaji Simetris Simetris 6. Ekstremitas Tidak Terkaji - Turgor kulit:

kembali < 2 detik - Kelembaban : lembab - Tidak ada kelemahan otot - Turgor kulit: kembali < 2 detik - Kelembaban : lembab - Tidak ada kelemahan otot - Turgor kulit: kembali < 2 detik - Kelembaban : lembab - Tidak ada kelemahan otot - Turgor kulit: kembali < 2 detik - Kelembaban : lembab - Tidak ada kelemahan otot 7. Tanda-Tanda Vital

1. DS:

- Ibu R mengatakan kesulitan selama memberikan ASI kepada an. I - Ibu R mengatakan produksi ASInya

sedikit, sehingga anaknya sering rewel ketika sedang menyusui karena ASI kurang

- Ibu R mengatakan putingnya lecet karena bayi sering menggigit putingnya ketika menyusui

- Ibu R mengatakan tidak tahu bagaimana cara merawat payudara

- Ibu R tidak tahu bagaimana cara agar ASI bertambah banyak.

- Ibu R mengatakan kadang-kadang An.I diberi susu formula karena sering rewel - Ibu R mengatakan sudah mengkonsumsi

sayuran, namun ASI masih tetap sedikit - Ibu R mengatakan tidak mempunyai

beban pikiran yang terlalu berat DO:

- Usia anak S 1 bulan - BB lahir: 3100 gram - BB sekarang: 3700 gram - PB: 48 cm

- An. S terlihat rewel dan gelisah ketika sedang menyusu kepada ibu-nya

Ketidakefektifan pemberian ASI pada Ibu R

2. DS:

- Ibu R mengatakan dulu pernah

menggunakan KB suntik, namun tidak

Kurang pengetahuan mengenai alat kontrasepsi pada Ibu R

KB IUD, implan, dan steril - Ibu R mengatakan tidak berani

menggunakan KB selain KB suntik dan pil

- Ibu R mengatakan pernah menggunakan KB kalender, namun ternyata

pemahaman Ibu R tentang KB kalender masih belum benar

- Ibu R mengatakan tidak mau menambah anak lagi, namun masih belum tau harus menggunakan KB apa

DO:

- Ibu R sudah mempunyai 11 anak - Ibu R tidak mampu membedakan antara

IUD dan implan

- Ibu R mengkonsumsi pil KB dengan cara yang kurang tepat

III. SKORING KELUARGA

1. Ketidakefektifan pemberian ASI pada anak S

NO KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN

1. Sifat Masalah Aktual : 3 Risiko : 2 Potensial : 1

3 1 3/3 x 1 = 1 Masalah sedang terjadi. Produksi ASI Ibu R tidak mencukupi untuk kebutuhan An. S

2. Kemungkinan masalah dapat diubah Mudah : 2

Sebagian : 1

1 2 1/2 x 2 = 1 Tindakan untuk

memperbanyak produksi ASI akan dilakukan, namun keberhasilan ditentukan

3. Potensial masalah untuk dicegah Tinggi : 3 Cukup : 2 Rendah : 1

2 1 2/3 x 1 = 2/3 Masalah sudah terjadi sejak An. S berusia 1 minggu, ibu mulai merasakan produksi ASI berkurang.

4. Menonjolnya Masalah Masalah berat dan harus ditangani segera: 2

Ada masalah tapi tdk perlu ditangani segera: 1 Masalah tidak dirasakan: 0

2 1 2/2 x 1 = 1 Keluarga menganggap

masalah ini perlu diatasi segera dan ingin produksi ASI bertambah sehingga kebutuhan nutrisi An. S terpenuhi

TOTAL 3 2/3

2. Kurang pengetahuan mengenai alat kontrasepsi pada Ibu R

NO KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN

1. Sifat Masalah Aktual : 3 Risiko : 2 Potensial : 1

3 1 3/3 x 1 = 1 Ibu R belum bisa

memutuskan menggunakan KB apa untuk kedepannya karena Ibu R belum paham betul mengenai jenis-jenis KB

2. Kemungkinan masalah dapat diubah Mudah : 2

Sebagian : 1 Tdk Dapat : 0

1 2 1/2 x 2 = 1 Keyakina n Ibu R yang mengatakan beberapa jenis KB seperti IUD dan implan berbahaya untuk ibu-ibu bekerja berat, sehingga

menggunakan KB tersebut 3. Potensial masalah untuk dicegah Tinggi : 3 Cukup : 2 Rendah : 1

1 1 1/3 x 1 = 1/3 Ibu R meyakini bahwa alat kontrasepsi tidak ada yang cocok untuk digunakan.

4. Menonjolnya Masalah Masalah berat dan harus ditangani segera: 2

Ada masalah tapi tdk perlu ditangani segera: 1 Masalah tidak dirasakan: 0

2 1 2/2 x 1 = 1 Keluarga mengatakan

masalah ini segera diatasi dan ibu R harus segera menggunakan KB untuk mencegah terjadinya kehamilan berikutnya

No. Diagnosa Keperawatan

Tujuan Kriteria Evaluasi

Rencana Intervensi Jangka

panjang

Jangka pendek Kriteria Standar

1. Ketidakefektifan pemberian ASI pada ibu R Setelah tindakan keperawatan 6x45 menit peningkatan pengetahuan tentang ASI eksklusif terjadi.

Setelah pertemuan selama 6x45 menit keluarga mampu: Mengenal manajemen laktasi yang benar

1. Menyebutkan pengertian manajemen laktasi.

2. Menyebutkan manfaat ASI bagi bayi.

3. Menyebutkan manfaat ASI bagi ibu

Respon verbal

Respon verbal

Respon verbal

Manajemen laktasi/ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada usia 6 bulan pertama dengan teknik yang benar untuk mencapai hasil yang optimal bagi ibu dan bayi.

Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 5 manfaat ASI bagi bayi, yaitu ASI:  mengandung semua zat nutrisi

yang dibutuhkan bagi

pertumbuhan dan perkembangan bayi normal.

 mengandung zat-zat kekebalan (antibodi) yang akan melindungi bayi dari berbagai jenis infeksi.  mudah dicerna oleh bayi.  selalu tersedia dalam suhu yang

tepat dimana dan kapan saja.  membangun ikatan batin antara

ibu dan anak.

Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 5 manfaat ASI bagi ibu, yaitu:

 Diskusikan dengan keluarga

Dokumen terkait