• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.7. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Puskesmas

2.7.1 Pengertian Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Puskesmas

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah suatu bentuk pelayanan yang profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat, keluarga maupun perorangan baik yang sakit maupun yang sehat meliputi: peningkatan kesehatan gigi dan mulut, pencegahan penyakit gigi, dan penyembuhan terbatas (Budiharto 2010).

Menurut Horowitz dalam Budiarto (2010) mengatakan bahwa tindakan kesehatan harus dilakukan dengan cara hati-hati terhadap program pelayanan kesehatan gigi, termasuk program pengkontrolan plak gigi yang dianggap sebagai keharusan untuk pelayanan kesehatan mulut.

Menurut Leavel and Clark dimensi tingkat pelayanan kesehatan gigi, dapat dilakukan berdasarkan lima tingkatan pencegahan (five levels of prevention) yaitu:

1. Promosi kesehatan (Health promotion)

Promosi kesehatan tidak hanya mengkaitkn diri pada peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik kesehatan tetapi juga meningkatkan atau mmperbaiki lingkungan dalm rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang.

Pada tingkat ini (tinkat promosi kesehatan) bagi kesehatan gigi digunakan untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi, misalnya dengan memilih makanan yang menyehatkan gigi, mengatur pola makanan yang mengandung gula. 2. Perlindungan khusus (Specific protection)

Meliputi pembersihan karang gigi, menyikat gigi segera setelah makan, topikal aplikasi, flouridasi air minum dan sebagainya. Pada tingkat ini diperlukan agar masyarakat menjadi sadar untuk memelihara kesehatan gigi. 3. Diagnosa dini dan pengobatan segera (Eary diagnosis and prompt treatment)

Meliputi pemeriksaan gigi dengan sinar-X secara berkala, panambalan gigi yang baru terkena karies, penambalan fissure yang terlalu dalam dan sebagainya.

4. Pembatasan cacat (Disability limitation)

Pembatasan cacat merupakan tindakan pengobatan penyakit yang parah, misalnya pulpa capping, pengobatan urat saraf, pencabutan gigi. Pada tingkat ini sangat diperlukan karena pasien sering tidak mengobati penyakitnya secara tuntas. Contoh pada perawatan urat saraf yang memerlukan beberapa kali kunjungan atau pasien yang ingin segera mencabut gigi walaupun sebenarnya masih dapat dilakukan tambalan.

5. Rehabilitasi

Rehabilitasi merupakan upaya pemulihan atau pengembalian fungsi dan bentuk sesuai dengan aslinya, misalnya pembuatan gigi tiruan.

2.7.2 Tujuan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Puskesmas

Menurut Herijulianti E (2002), pelayanan kesehatan gigi Puskesmas mempunyai tiga tujuan yaitu:

1. Meningkatkan kesadaran, sikap dan perilaku masyarakat dalam kemampuan pelihara diri di bidang kesehatan gigi dan mulut serta mampu mencapai pengobatan sedini mungkin dengan cara memberikan pengertian kepada masyarakat tentang pentingnya pemeliharan kesehatan gigi dan mulut.

2. Menurunkan prevalensi penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat (karies dan penyakit periodontal) dengan upaya perlindungan khusus seperti penambalan dan perawatan saluran akar.

3. Terhindarnya dan berkurangnya gangguan fungsi kunyah akibat kerusakan gigi.

2.7.3 Model Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Puskesmas

Berdasarkan sarana dan biaya operasional serta kondisi sosial ekonomi yang tidak memadai maka model pengembangan pelayanan kesehatan di Puskesmas menggunakan model pelayanan berlapis (level of care) sesuai dengan sumber daya yang ada. Tujuan pelayanan berlapis adalah untuk memberikan pelayanan yang menyeluruh dengan sumber daya ada di masyarakat dan institusi pelayanan kesehatan (Herijulianti dkk, 2002).

Model pelayanan berlapis (level of care)di Puskesmas antara lain:

1. Pelayanan pada lapis pertama adalah Basic Emergency Care, yaitu pelayanan darurat dasar yang harus dapat melayani siapa saja dan di mana saja. Bentuk

pelayanan yang diberikan petugas atau kader kesehatan adalah upaya menghilangkan/mengurangi rasa sakit gigi.

2. Pelayanan lapis kedua adalah Preventif Care, yaitu pelayanan yang bersifat pencegahan:

a. Pelayanan pencegahan kepada komunitas secara keseluruhan melalui: fluoridasi air minum, pemasaran pasta gigi berfluor, dan kampanye kesehatan gigi melalui media massa untuk memperbaiki kesadaran pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat.

b. Pelayanan pencegahan kepada kelompok, antara lain: promosi kesehatan gigi dan mulut melalui program pendidikan pada kelompok tertentu, program pemberian tablet flour, program kumur-kumur dengan flour dan gerakan sikat gigi masal serta pemberian flouridasi secara topikal, fissure sealent, pembuangan karang gigi.

c. Pelayanan pencegahan kepada perorangan. Dilakukan melalui: pemeriksaan gigi dan mulut, aplikasi fluorida secara topikal, fissure sealent, pembuangan karang gigi, serta deteksi dini dan penumpatan dengan ART, memberikan nasehat dan memberikan petunjuk mengenai oral hygiene, konsumsi fluorida, perilaku yang membahayakan kesehatan gigi.

3. Pelayanan lapis ketiga adalah Self Care, yaitu pelayanan pelihara diri yang dapat dilakukan perorangan meliputi: pelaksanaan hygiene mulut, kebiasaan dalam mengkonsumsi makanan yang tepat, menghindari kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik untuk kesehatan gigi dan mulut, mengunakan fluor sesuai

dengan yang dianjurkan, mencari pengobatan yang tepat sedini mungkin dan mematuhi nasehat-nasehat dari tenaga kesehatan.

4. Pelayanan lapisan empat adalahSimple Care yaitu suatu pelayanan profesional sederhana atau pelayanan medik dasar umum meliputi: pembuangan karang gigi. Pencabutan gigi, penambalan dan rujukan untuk pelayanan lainnya.

5. Pelayanan lapis kelima adalah Moderate Care, yaitu suatu pelayanan medik dasar khusus tingkat spesialistik kedokteran gigi seperti protesa, pengobatan endodontik untuk berakar satu, terapi untuk penyakit periodontal yang lanjut, rujukan kepada spesialis bila perlu. Pelayanan moderate Care hanya dapat dilakukan pada tingkat rumah sakit kelas D dan C oleh tenaga dokter gigi yang telah mendapat pendidikan tambahan.

6. Pelayanan lapis ke enam adalah Complek Care, yaitu suatu pelayanan profesional oleh tenaga spesialis seperti perawatan trauma muka dan rahang, ekstraksi dengan komplikasi, penyakit periodontal yang komplek, dan lain-lain. 2.7.4 Program pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

Puskesmas

Program pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas antara lain:

1. Pelayanan kesehatan di dalam gedung

Berupa poklinik gigi (pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, promotif, prefentif, kuratif).

2. Pelayanan kesehatan di luar gedung

- Posyandu plus pelayanan gigi, penyuluhan dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk balita

- Integritas : Puskesmas keliling, Puskesmas Pembantu Bakti Sosial 2.7.5 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

Menurut Budiarto (2010) Salah satu penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dapat dilaksanakan di Puskesmas. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas merupakan upaya kesehatan yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, merata dan meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan, yang ditujukan pada semua golongan umur maupun jenis kelamin. Kegiatan ini dapat dilaksanakan di dalam gedung Puskesmas dan diluar gedung Puskesmas (UKGS dan UKGM).

Penyelenggaraan pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas dilakukan dalam bentuk kegiatan sebagai berikut:

1. Pembinaan/pengembangan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam upaya pelihara diri (self care) melalui UKGM (Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat). Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM) adalah suatu pendekatan edukatif yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi, dengan melakukan upaya promotif, preventif kesehatan gigi pada berbagai upaya kesehatan yang bersumber daya masyarakat dan berlandaskan pendekatanprimary health care

(posyandu, bina keluarga balita, polindes, taman kanak-kanak dan sebagainya). 2. Pelayanan asuhan pada anak sekolah melalui UKGS (Usaha Kesehatan Gigi

dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara terencana pada siswa terutama siswa Sekolah Tingkat Dasar (STD) dalam kurun waktu tertentu. UKGS adalah pendidikan kesehatan gigi dan mulut yang terpadu, secara lintas program dan lintas sektor yang ditujukan untuk masyarakat sekolah dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup sehat terutama kesehatan gigi dan mulut.

Menurut Depkes RI 2010, program UKGS di puskesmas dilaksanakan dalam bentuk tim. Adapun kegiatan tim melibatkan dokter gigi, perawat gigi dan petugas UKGS. Cakupan pelaksanaan program UKGS dalam ketentuan Depkes RI 2010, dijelaskan bahwa:

- Frekuensi pembinaan petugas kesehatan UKGS ke SD minimal 2 kali per tahun

- Minimal 75% murid SD mendapatkan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut - Minimal 805 murid SD mendapat perawatan medis gigi dasar dari seluruh

murid SD yang telah terjaring untuk mendapat perawatan lanjutan. Tujuan UKGS yaitu:

 Memberi pengertian kepada siswa tentang pentingnya memelihara kesehatan gigi dan mulut melalui penyuluhan

 Menginformasikan kepada siswa tentang kelainan gigi, penyebab penyakit gigi dan mulut dan cara pencegahannya.

 Memberikan pelayanan kesehatan gigi bagi siswa yang memiliki permasalahan gigi dan mlut

 Memberikan rujukan dan perawatan selanjutnya untuk gigi yang tidak dapat ditindak lanjuti saat itu.

3. Pelayanan medik gigi dasar dilaksanakan terhadap masyarakat baik yang datang mencari pengobatan maupun yang dirujuk oleh BPG (Balai Pengobatan Gigi).

2.8. Puskesmas dan Poli Gigi 2.8.1. Puskesmas

Puskesmas merupakan unit pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan Kota atau Kabupaten yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Depkes RI 2010).

Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes, 2010).

Secara nasional standar wilayah kerja Puskesmas adalah satu kecamatan tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar Puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa, kelurahan atau RW). Masing-masing Puskesmas

tersebut secara operasional bertanggung jawab langsung kepada Dinas Kesehatan Kota atau Kabupaten (Depkes RI, 2010).

1. Visi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator Kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup empat indikator utama yakni:

a. Lingkungan sehat b. Perilaku sehat

c. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu d. Derajat kesehatan penduduk kecamatan 2. Misi Puskesmas

Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah:

a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.

b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.

c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan, dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat beserta lingkungannya.

3. Tujuan Puskesmas

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung tercapaianya tujuan pembangunan kesehatan nasional yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

4. Fungsi Puskesmas

Ada tiga fungsi pokok Puskesmas, yaitu:

a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.

b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerja Puskesmas dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.

c. Memberi pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.

5. Upaya atau program Puskesmas.

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan puskesmas, puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang keduanya jika ditinjau dari Sistem Kesehatan Nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama.

Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni: a. Upaya kesehatan wajib

Merupakan upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai peranan penting untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan ini harus wajib diselenggarakan oleh puskesmas yang ada diwilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:

1. Upaya promosi kesehatan 2. Upaya kesehatan lingkungan

3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta Keluarga Berencana 4. Upaya perbaikan gizi masyarakat

5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular 6. Upaya pengobatan

b. Upaya kesehatan pengembangan

Upaya kesehatan pembangunan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada yakni:

1. Upaya kesehatan sekolah 2. Upaya kesehatan olah raga

3. Upaya perawatan kesehatan masyarakat 4. Upaya kesehatan kerja

5. Upaya kesehatan gigi dan mulut 6. Upaya kesehatan jiwa

7. Upaya kesehatan mata 8. Upaya kesehatan usia lanjut

9. Upaya pembinaan pengobatan tradisional

Salah satu program terpadu di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah pendidikan kesehatan gigi yang ditujukan kepada individu yang berkunjung ke Puskesmas maupun kelompok masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. Kelompok masyarakat diberi motivasi untuk memperbaiki cara pemeliharaan kesehatan gigi melalui pendidikan kesehatan gigi.

Upaya yang perlu dilaksanakan untuk keberhasilan pendidikan kesehatan gigi kepada masyarakat adalah:

1. Meningkatkan kemampuan keterampilan sumber daya manusia sebagai pendidik kesehatan gigi.

2. Menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan guna menunjang program pendidikan kesehatan gigi.

3. Meningkatkan kemampuan perencanaan program pendidikan kesehatan gigi dengan menganjurkan kepada perencana program agar senantiasa mengadakan evaluasi yang dapat digunakan untuk memotivasi masyarakat sesuai dengan kondisi dan situasi masyarakat pada waktu tertentu .

Upaya kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas terdiri atas tujuan umum dan khusus. Tujuan umumnya yaitu tercapainya derajat kesehatan gigi masyarakat yang layak. Untuk mencapai kesehatan gigi masyarakat yang layak maka WHO menetapkan target pencapaian tahun 2010 meliputi peningkatan status kesehatan gigi dan mulut serta kemampuan masyarakat untuk melakukan pencegahan.

Tujuan khusus upaya kesehatan gigi dan mulut di puskesmas yaitu: 1. Meningkatkan keadaan, sikap dan perilaku masyarakat dalam kemampuan

pelihara diri (self care) di bidang kesehatan gigi dan mulut serta mencari pengobatan sedini mungkin.

2. Menurunnya prevelensi penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat (karies dan periodontitis) dengan upaya perlindungan atau pencegahan tanpa mengabaikan upaya penyembuhan dan pemulihan terutama pada kelompok masyarakat yang rawan.

3. Terhindarnya atau berkurangnya gangguan fungsi pengunyahan akibat kerusakan gigi dan mulut.

2.8.2. Poli Gigi Puskesmas

Menurut pedoman pelayanan kesehatan Puskesmas dari Depkes RI (2010), salah satu jenis pelayanan kesehatan yang diselengarakan di Puskesmas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya di bidang perawatan adalah pelayanan di poli gigi yang merupakan pelayanan rawat jalan yaitu pasien berkunjung ke poli gigi untuk memperoleh pelayanan kesehatan gigi pada waktu dan jam tertentu. Pada saat pasien berkunjung ke poli gigi Puskesmas, maka pasien akan mendapatkan pelayanan sebagai berikut:

1. Pelayanan Administrasi/ penerimaan

Bagian ini merupakan tempat dimana pasien mendaftarkan diri dan memperoleh kartu sebelum memasuki ruangan poli gigi. Bagian penerimaan pasien juga merupakan wajah dari suatu Puskesmas serta merupakan tempat dimana kesan pertama tentang Puskesmas yang ditemui pasien, untuk itu

diperlukan petugas-petugas yang dapat menggunakan prosedur kerja dengan baik, ramah, sopan, simpatik dan terampil.

2. Pelayanan Tenaga Medis/Dokter

Tenaga medis/dokter merupakan unsur yang memberikan pengaruh paling besar dalam menentukan kualitas pelayanan yang diberikan pada pasien di puskesmas. Dokter juga dapat dianggap sebagai jantung sebuah Puskesmas. Fungsi utamanya adalah memberikan pelayanan medik kepada pasien dengan mutu sebaik-baiknya dengan menggunakan tata cara dan teknik berdasarkan ilmu kedokteran.

3. Pelayanan tenaga medis/perawat

Tenaga medis/perawat adalah orang yang telah dekat hubungannya dengan pasien karena pada umumnya pasien lebih sering berkomunikasi dengan perawat sebelum bertemu dengan dokter.

4. Penyediaan sarana medis/non medis

Standar peralatan yang wajib disediakan di poli gigi Puskesmas untuk melaksanakan pelayanan kesehatan gigi terdiri atas sarana medis dan saran non medis.

Sarana medis yang dibutuhkan di poli gigi adalah;

a. Alat-alat diagnosa: kaca mulut, sonde, pinset, dan ekscavator.

b. Alat-alat pencabutan dan pembersihan karang gigi : tang ekstraksi, bein, crayer, knabel tang dan alatscelling (bur scelling)

c. Bahan-bahan penambalan gigi: phospat semen, amalgam, komposit d. Bahan-bahan perawatan saluran akar: gutta percha, endomethazone

Sedangkan sarana non medis yang diperlukan di poli gigi yaitu dental unit atau dental chair. Selain itu, juga diperlukan lemari obat, lemari alat dan sterilisator. Apabila sarana medis dan non medis di poli gigi Puskesmas sesuai dengan standar pelayanan dan diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan gigi di Puskesmas.

Dokumen terkait