• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelayanan Kesehatan IBu dan Anak

BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR

1. Pelayanan Kesehatan IBu dan Anak

Pelayanan kesehatan ibu hamil (antenatal care) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil oleh petugas kesehatan pada trimester pertama kehamilan. Setiap ibu hamil berkunjung kesarana kesehatan minimal satu kali. Cakupan K1 menggambarkan besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB IV

1 Simpang Tiga 97,8 2 Tangse 94,2 3 Indrajaya 92,7 4 Padang Tiji 91,5 5 Reubee 88,8 6 Pidie 84,9 7 Titeu 84,2 8 Glp. Tiga 83,7 9 Tiro 82,4 1 Muara Tiga 78,8 2 Kb. Tanjong 78,4 3 Mutiara Barat 77,8 4 Glp. Baro 77,8 5 Keumala 77,6 6 Ujong Rimba 77,3 7 Mutiara Timur 76,7 8 Sakti 76,6 9 Mila 76,5 10 Grong-grong 74,7 11 Manee 71,6 12 Delima 71,2 13 Kota Sigli 70,7 1 Batee 69,8 2 Geumpang 69,0 3 Teupin Raya 68,3 4 Peukan Baro 64,9 60% - 70% 80% - 92% 71% - 79% Gambar 4.1

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1 Kabupaten Pidie Tahun 2016

Cakupan kunjungan ibu hamil K-1 Kabupaten Pidie Tahun 2016 sebesar 80,3%, terdapat sembilan Puskesmas dengan cakupan di atas 80% (Hijau Tua), dan terdapat empat Puskesmas dengan cakupan rendah antara 60-70% (kuning) sedangkan Puskesmas dengan cakupan terendah (merah) tidak ada artinya rata-rata capaian K-1 Kab. Pidie Tahun 2016 sudah menunjukkan angka perubahan ke arah yang lebih baik.

b. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4

K4 adalah merupakan gambaran seberapa besar ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai standar dengan paling sedikit 4 (empat) kali kunjungan selama kehamilan dengan kriteria sekali pada trimester pertama, sekali pada trisemester kedua dan dua kali pada trisemester ketiga.

Gambar 4.2

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 Kabupaten Pidie Tahun 2016

Cakupan kunjungan ibu hamil K4 pada tahun 2016 Kabupaten Pidie sebesar 67,4%. Terjadi sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelum dengan cakupan 68,3%. Cakupan ibu hamil K4 tertinggi adalah Puskesmas Tangse sebesar (91,6%) dan terendah adalah puskesmas Mutiara Barat sebesar (34,7%).

c. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

merupakanproses pelayanan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan. Tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan klinis kebidanan sesuai standar. Indikator ini adalah untuk mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam menyelenggarakan pelayanan persalinan yang profesional.

1 Tangse 91,6 2 Reubee 89,3 3 Padang Tiji 88,9 4 Indrajaya 82,1 1 Kb. Tanjong 74,7 2 Muara Tiga 69,9 3 Mutiara Timur 69,2 4 Delima 68,9 5 Tiro 68,3 6 Mila 68,1 7 Sakti 67,7 8 Glp. Tiga 67,0 9 Ujong Rimba 66,9 10 Pidie 66,5 11 Simpang Tiga 64,3 12 Teupin Raya 64,2 13 Keumala 64,0 14 Kota Sigli 62,7 15 Geumpang 61,9 16 Titeu 60,2 1 Grong-grong 59,8 2 Manee 58,1 3 Peukan Baro 57,1 4 Glp. Baro 57,0 5 Batee 49,3 6 Mutiara Barat 34,7 80% - 92% 71% - 79% 60% - 70% < 60%

Proses pertolongan persalinan oleh tenaga dengan kompotensi kebidanan akan memastikan pelayanan yang diberikan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Sterilitas atau pencegahan infeksi dengan menerapkan minimal 3 bersih yaitu : bersih tangan penolong, bersih alat pemotong tali pusat, bersih tempat ibu berbaring.

b. Metode pertolongan persalinan yang sesuai dengan standar pelayanan.

c. Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang lebih tinggi

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Kabupaten Pidie pada tahun 2016 sebesar78,92%, mengalami penurunan dari tahun 2015 sebesar 81,5%, angka ini masih dibawah dari target Standar Pelayanan Minimal Nasional(SPM 95%).

d. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani

Ibu hamil dengan resiko tinggi merupakan keadaan penyimpangan dari normal yangsecara langsung dapat menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi, misalnya umur, paritas, interval dan tinggi badan. Sedangkan komplikasi pada proses persalinan adalah keadaan dalam proses persalinan yang mengancam kehidupan ibu maupun janinnya, misalnya perdarahan, preeklamsia, infeksi jalan lahir, letak lintang, partus lama dan lainnya. Ibu hamil resiko tinggi/komplikasi yang tertangani merupakan ibu hamil risti/komplikasi di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai standar oleh tenaga kesehatan yang terlatih di Puskesmas perawatan dan rumah sakit dengan fasilitas PONED (Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar) dan PONEK (Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi komprehensif).

Pada tahun 2016 di Kabupaten Pidie cakupan komplikasi kebidanan ditangani yaitu 26,96%, mengalami penurunan dibanding tahun 2015 sebesar 32.9%.

e. Cakupan Pelayanan Ibu Nifas

Cakupan kunjungan nifas merupakan perawatan ibu maternal pasca persalinan, Kunjungan nifas sering disama artikan dengan kunjungan neonatus karena waktunya yang bersamaan. Penurunan angka kematian ibu dapat ditempuh dengan menciptakan kondisi ibu selama kehamilan, persalinan dan post-partum atau nifas menjadi aman dan terpantau oleh Petugas Kesehatan.

Berdasarkan laporan Bidang Pembinaan Pelayanan

Kesehatan Dinas Kesehatan cakupan pelayanan ibu nifas tahun 2016 tercatat sebesar 71,71%, terjadi penurunan dari tahun2015 sebesar 73%.

f. Cakupan Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe

Program penanggulangan anemia yang dilakukan adalah memberikan tablet tambah darah yaitu preparat Fe yang bertujuan untuk menurunkan angka anemia pada balita, ibu hamill, ibu nifas, remaja putri, dan WUS (Wanita Usia Subur). Penanggulangan anemi pada ibu hamil dilaksanakan dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode kehamilannya. Kekurangan Fe pada ibu hamil dapat mengakibatkan terjadinya abortus, kecacatan bayi atau bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR).

Cakupan ibu hamil yang mendapatkan Fe-1 (30 tablet) tahun 2016sebesar81,53% dan cakupan Fe-3 sebesar 69,32%.

g. Cakupan pemberian Vitamin A pada bayi

Kekurangan Vitamin A dalam tubuh dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit yang merupakan “Nutrition Related Diseases” yang dapat mengenai berbagai macam anatomi dan fungsi dari organ tubuh seperti menurunkan sistem kekebalan tubuh dan menurunkan epitelisme sel-sel kulit. Salah satu dampak kurang Vitamin A adalah kelainan pada mata yang umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan – 4 tahun yang menjadi penyebab utama kebutaan di negara berkembang.

Cakupan bayi mendapat kapsul Vitamin A adalah jumlah bayi 6-11 bulan mendapat kapsul vitamin A dosis 100 UA 1 kali per tahun disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pemberian vitamin A yang rutin dilakukan setahun dua kali, yaitu pada bulan Februari dan bulan agustus. Cakupan pemberian vitamin A pada bayi di kabupaten pidie ditahun 2016adalah 97,87% meningkat dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar89%.

h. Cakupan pemberian Vitamin A pada Anak Balita

Salah satu program penanggulangan Kurang Vitamin A yang telah dijalankan adalah dengan suplementasi kapsul Vitamin A dosis tinggi 2 kali pertahun pada Balita dan ibu nifas untuk mempertahankan bebas buta karena KVA dan mencegah berkembangnya kembali masalah Xerofthalmia dengan segala manifestasinya (gangguan penglihatan, buta senja dan bahkan kebutaan sampai kematian). Disamping itu pemantapan program distribusi kapsul Vitamin A dosis tinggi juga dapat mendorong tumbuh kembang anak serta meningkatkan daya tahan anak terhadap penyakit infeksi, sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian pada bayi dan anak.

Balita yang dimaksud dalam program distribusi kapsul Vitamin A adalah anak umur 12–59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A

dosis tinggi. Kapsul Vitamin A dosis tinggi terdiri dari kapsul vitamin A berwarna merah dengan dosis 200.000 SI yang diberikan pada anak umur 12-59 bulan.

Cakupan anak balita mendapat Kapsul Vitamin A 2 kali per tahun di Kabupaten Pidie tahun 2016 adalah 86,23%.

i. Cakupan pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas

Dalam masa nifas diperlukan suatu asuhan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun sikologis serta memberikan pendidikan kesehatan perawatan kesehatan diri, Nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi pada bayinya dan perawatan bayi sehat. Pada asuhan masa nifas yang berhubungan dengan nutrisi, ibu nifasmempunyai kebutuhan dasar yaitu minum 2 kapsul Vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A pada bayinya melalui ASI dan juga untuk mempercepat proses penyembuhan ibu selama masa nifas.

Berdasarkan laporan Bidang Pelayanan KesehatanDinas Kesehatan Kabupaten Pidie tahun 2016 Jumlah ibu nifas yang mendapatvitamin A sebesar 78,12%, mengalami penurunan dari tahun 2015 dimana Jumlah ibu nifas yang mendapat vitamin A sebesar80,02%.

j. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif.

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa makanan dan minuman lain sampai bayi berusia 6 bulan, kemudian pemberian ASI harus tetap dilanjutkan sampai bayi berusia 2 (dua) tahun walaupun bayi sudah makan.

Berdasarkan data dari Puskesmas diketahui bahwa cakupan bayi yang mendapat ASI Eksklusif di Kabupaten Pidie tahun 2016 sebesar39,33%.

Dokumen terkait