• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelayanan Kesehatan ibu hamil K1 dan K4

SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR

1. Pelayanan Kesehatan ibu hamil K1 dan K4

Akses bumil (K-I) adalah jumlah kunjungan baru ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal Pertama kali dalam usia kehamilan 12 minggu, di bandingkan dengan jumlah ibu hamil yang ada di wilayah kerja, dalam satu tahun. Pencapaian akses bumil (K1) tahun 2011 adalah 102,2% atau sebanyak 21.261 orang Bumil, dari target sasaran Ibu hamil sebanyak 20.807 orang. Target K1 yang diharapkan sebesar 96%. Ini berarti bahwa pencapaian K1 sudah mencapai target yang di harapkan. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun lalu dimana pencapaian akses bumil (K1) tahun pada tahun 2010 adalah 93,8% atau sebanyak 20.330 orang Bumil, dari target sasaran Ibu hamil sebanyak 21.673 orang.

Dari 25 Puskesmas yang ada, pencapaian K1 tertinggi tahun 2011 adalah Puskesmas Teratak dengan pencapaian sebesar 116,6 % dan terendah dicapai oleh Puskesmas Darek yaitu 89,77%.

Cakupan Bumil (K4) adalah jumlah kunjungan ibu hamil sebanyak dua kali atau lebih pada trimester III , yang mendapat pelayanan antenatal, di bandingkan dengan

BAB

IV

jumlah ibu hamil yang ada di wilayah kerja selama satu tahun. Pencapaian K4 tahun 2011 sebanyak 93,0 % atau sebanyak 19.348 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010 adalah sebanyak 83,41%. Target RPJMD bidang kesehatan sebesar 91% sehingga cakupan K4 sudah mencapai target yang di harapkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Grafik 20 Pencapaian K1 dan K4 Menurut Puskesmas Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011

2. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Dengan Kompetensi Kebidanan

Periode persalinan merupakan salah satu periode yang berkontribusi besar terhadap angka kematian ibu di Indonesia, kematian saat bersalin dan 1 minggu pertama diperkirakan 60 % dari seluruh kematian ibu (maternal mortality : who, when, where and why; Lancet 2006). Sedangkan dalam target MDG’s salah satu upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dari 425 per 100.000 kelahiran hidup 1992 (SKRT) serta meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi 90 % pada tahun 2015 dari 40 % pada tahun 1992 (BPS). Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pertolongan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan denagan kompetensi kebidanan

Jumlah persalinan normal di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011 adalah sebanyak 17.583 orang atau sebesar 88,5 % sudah mencapai target RPJMD bidang

kesehatan Lombok Tengah tahun 2011 sebesar 83%. Pencapaian pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2011`yang tertinggi adalah Puskesmas Mujur sebesar 102,95 % dan terendah adalah Puskesmas Janapria 70,02 %.

Grafik 21. : Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan Kabupaten Lombok tengah Tahun 2011

3. Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas (KF3)

Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu ; 1) Kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 3 hari ; 2) Kunjungan nifas ke-2 (KF2) dilakukan dalam waktu hari 4 sampai dengan hari ke 28 setelah persalinan dan 3) Kunjungan nifas ke-3 (KF3) dilakukan dalam waktu hari ke 29 sampai dengan hari ke 42 setelah persalinan. Pelayanan kunjungan nifas didifinisikan sebagai kontak ibu nifas dengan tenaga kesehatan baik di dalam gedung maupun di luar gedung fasilitas kesehatan (termasuk bidan didesa/polindes/poskesdes dan kunjungan rumah).

Pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan meliputi :1) Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu ;2) Pemeriksaan tinggi fundus uteri ;3) Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran pervaginam lainnya; 4) pemeriksan payudara dan anjuran ASI Eklusif

6 bulan : 5) Pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU sebanyak 2 kali dan 6) pelayanan Kb pasca persalinan

Cakupan pelayanan ibu nifas pada tahun 2011 adalah 99,5 % (18.813 orang), sudah mencapai target cakupan ibu nifas Renstra Kabupaten Lombok Tengah tahun 2015 sebesar 90%, Puskesmas Pengadang dengan pencapaian pelayanan ibu nifas tertinggi sebesar 113,61 % (762 orang) sedangkan yang terendah adalah Puskesmas Darek 84,88% (612 orang)

Grafik berikut adalah pencapaian pelayanan ibu nifas tahun 2011 menurut Puskesmas Kabupaten Lombok Tengah

Grafik 22 : Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011

Salah satu pelayanan yang diberikan pada saat pelayanan ibu nifas adalah pemberian Vitamin A, grafik berikut memperlihatkan persentase ibu nifas yang mendapat vitamin A saat melahirkan menurut Puskesmas :

Grafik 23 : Cakupan Vitamin A Ibu Nifas Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011

Secara kabupaten cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas mencapai 97,77%, dengan Puskesmas Pengadang dengan capaian cakupan pemberian vit A pada ibu nifas tertinggi sebesar 116 % dan Puskesmas Janapria dengan capaian terendah sebesar 81,2 %

4. Penanganan Komplikasi Obstetri dan Neonatal

Komplikasi kebidanan adalah keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi.

Komplikasi kebidanan antara lain ketuban pecah dini, perdarahan pervagian, hipertensi dalam kehamilan (systole > 140 mm Hg, diastole > 90 mm Hg) dengan atau tanpa edema pre tibial, ancaman persalinan premature, infeksi berat dalam kehamilan, distosia (persalinan macet, persalinan tidak maju) dan infeksi masa nifas.

Jumlah ibu hamil resiko tinggi/komplikasi di kabupaten Lombok Tengah tahun 2011 sebanyak 4161 ibu hamil (20% ibu hamil). Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani sebesar 3114 ibu hamil atau 74,8%. Pencapaian cakupan tahun ini sudah mencapai target Rensta Lombok Tengah tahun 2011 sebesar 70 %, gambaran capaian masing-masing puskesmas dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 24 : Cakupan penanganan komplikasi kebidanan di kabupaten Lombok Tengah tahun 2011

Grafik diatas menunjukkan bahwa dari 25 Puskesmas yang ada di Kabupaten Lombok Tengah ada 11 puskesmas yang sudah mencapai cakupan lebih dari 70 % yaitu Puskesmas Teratak, Puskesmas Ubung, Puskesmas Bonjeruk, Puskessmas Aik Mual, Puskesmas Batunyala dan Puskesmas Batujangkih, Puskesmas Mangkung, Puskesmas Sengkol, Puskesmas Darek, Puskesmas Teruwai, Puskesmas Bagu.

Neonatal risti/komplikasi meliputi asfiksia, tetanuis neonatorum, sepsis, trauma lahir, BBLR ( berat badan lahir < 2500 gram), sindroma, gangguan pernapasan dan kelainan neonatal. Neonatal risti/komplikasi yang ditangani adalah neonates risti/komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih yaitu dokter dan bidan di polindes, puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit.

Pada tahun 2011 cakupan penanganan neonatal komplikasi yang dilaporkan melalui seksi KIA Dinas kesehatan kabupaten Lombok Tengah sebesar 29,1 % (765 kasus) dari 2821 perkiraan neonatal resti capaian ini masih jauh dari target Renstra 2011 sebesar 70%, dari 25 puskesmas di Kabupaten Lombok Tengah belum ada yang mencapai target Renstra sebesar 70%. Rendah nya penanganan neonatal komplikasi ini perlu mendapat penanganan karena langkah ini merupakan salah satu strategi untuk menurunkan angka kematian bayi.

Gambaran cakupan neonatal komplikasi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 25. : Cakupan Neonatal Risti Ditangani Di kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011

a. Kunjungan Neonatal

Neonatus atau bayi baru lahir (0 -28 hari) merupakan golongan umur yang memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Sebagian besar Kematian bayi terjadi pada usia ini. Kematian pada usia ini sangat di pengaruhi oleh derajat kesehatan ibu pada saat hamil, pertolongan persalinan serta kondisi yang berkaitan dengan perawatan bayi baru lahir. Oleh sebab itu kesehatan ibu hamil sebelum melahirkan, perlu di perhatikan, agar dapat menekan kematian neonatal pada saat lahir nanti.

Pelayanan pada kunjungan neonatus sesuai dengan standard yang mengacu pada Manajemen terpadu balita muda (MTBM) yang meliputi pemeriksaan tanda vital, konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI ekslusif, injeksi vit. K1 dan imunisasi (jika belum diberikan saat lahir) penanganan dan rujukan kasus serta penyuluhan perawatan neonatus di rumah tangga dengan menggunakan buku KIA.

Cakupan kunjungan Neonatal ( KN1 ) Tahun 2011 sebesar (98,9%), dengan cakupan KN1 tertinggi adalah Puskesmas Penujak sebesar 107,2%

Grafik berikut memperlihatkan cakupan kunjungan neonatal pertama per puskesmas di kabupaten Lombok Tengah tahun 2011 :

Grafik 26 : Kunjungan Neonatus (KN1) Kabuapten Lombok Tengah Tahun 2011

Cakupan Kunjungan neonatal lengkap di Kabupaten Lombok Tengah sebesar 95,4%, tertinggi adalah Puskesmas Mangkung sebesar 125,2 % dan terendah adalah Puskesmas Ganti sebanyak 73,3% .

Gambaran capaian neonatus masing-masing puskesmas di Kabupaten Lombok Tengah dapat dilihat pada grafik berikut :

b. Pelayanan Kesehatan pada bayi

Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, dan perawat) minimal 4 kali dalam setahun yaitu 1 kali saat berumur 29 hari – 3 bulan, 1 kali pada umur 3 – 6 bulan, 1 kali pada umur 6 – 9 bulan, dan 1 kali pada umur 9 – 11 bulan.

Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB 1-3, polio 1-4 dan campak) stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDTK) bayi, dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi, Indikator ini merupakan penilaian terhadap upaya peningkatan akses bayi memperoleh akses kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin adanya kelainan atau penyakit, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit serta peningkatan kualitas hidup bayi.

Pada tahun 2011 cakupan pelayanan kesehatan bayi di Kabupaten Lombok Tengah sebesar 101,1 %, sudah mencapai target Renstra tahun 2011 sebesar 85%, dengan capaian tertinggi puskesmas Kuta sebesar 138,04% dan terendah puskesmas Penujak sebesar 80,04%

Grafik. 28 : Kunjungan bayi menurut Puskesmas

5. Pelayanan Kesehatan Pada Balita

Pelyanan kesehatan anak balita adalah pelayanan kesehatan pada anak balita umur 12 – 59 bulan sesuai standar meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8x setahun, pemantauan perkembangan minimal 2x setahun dan pemberian Vitamin A 2x setahun (bulan pebruari dan agustus).

Pemantauan pertumbuhan dilakukan melalui penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan di posyandu, puskesmas dan rumah sakit, bidan praktek swasta serta sarana/ fasilitas kesehatan lainnya, Pemantauan perkembangan dapat dilakukan melalui SDIDTK (stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang) oleh petugas kesehatan, pemberian vitamin A dilaksanakan oleh petugas kesehatan di sarana kesehatan.

Pada tahun 2011 cakupan pelayanan kesehatan anak balita (1 – 4 tahun) sebesar 107,1 % sudah mencapai target renstra sebesar 60%, ada 4 puskesmas yang belum mencapai target Renstra tahun 2011 yaitu puskesmas Praya, Mangkung, Darek, dan Puskesmas Sengkol.

Cakupan pelayanan kesehatan anak balita per puskesmas dapat dilihat pada grafik berikut :

Dokumen terkait