• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyakit menular yang disajikan dalam profil ini adalah Penyakit Malaria, TB Paru, HIV/ AIDS , Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan Kusta.

a. Penyakit Malaria

Malaria merupakan masalah kesehatan dunia termasuk Indonesia karena mengakibatkan dampak yang luas dan berpeluang menjadi penyakit emerging dan re-emerging. Kondisi ini dapat terjadi karena adanya kasus import, resistensi obat dan beberapa insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor, serta adanya vektor potensial yang dapat menularkan dan menyebarkan malaria. Selain itu malaria

umumnya merupakan penyakit didaerah terpencil, sulit dijangkau dan banyak ditemukan didaerah miskin atau sedang berkembang.

Data kasus malaria tahun 2009/2010 menurut riskesdas menunjukkan kasus baru malaria di Indonesia sebesar 22,9 per mil sedangkan propinsi NTB sebesar 45,8 per mil.

Kabupaten Lombok Tengah dengan wilayah topografi pemberantasan dan pengendalian penyakit malaria dibagi mejadi 3 wilayah antara lain :

1. Wilayah kawasan pantai di Lombok Tengah bagian selatan. dan timur 2. Wilayah kawasan pegunungan di Lombok Tengah bagian utara. 3. Wilayah kawasan Persawahan Kabupaten Lombok Tengah.

Berdasarkan sumber laporan rutin masing-masing puskesmas angka API di Lombok Tengah sebesar 0,26 per mil sudah mencapai target RPJMD Kabupaten Lombok Tengah tahun 2011 sebesar 0,31 per mil. Sedangkan penemuan kasus klinis malaria tahun 2011 sebesar 7046. Grafik berikut menggambarkan API, PF malaria tahun 2011.

Grafik : 2 Anual Parasit Insidence di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011

Dari grafik diatas terlihat angka API tertinggi ada di wilayah puskesmas Aik Darek sebesar 1,16 per mil sedangkan API Lombok Tengah sebesar 0,26 per mil.

Grafik : 3 Jenis Parasit Malaria menurut hasil Pemeriksaan laboratorium di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011

Dari tabel diatas terlihat jenis parasit malaria terbanyak yang ditemukan dalam pemeriksaan laboratorium adalah plasmodium palsifarum sebesar 84%.

b. TB Paru

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakterimycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil TB.

Penyakit tuberkulosis Paru termasuk penyakit menular kronis. Waktu pengobatan yang panjang dengan jenis obat lebih dari satu menyebabkan penderita sering terancam putus berobat selama masa penyembuhan dengan berbagai alasan antara lain merasa sudah sehat atau faktor ekonomi. Data prevalensi yang menggunakan uji konfirmasi laboratorium adalah data prevalensi hasil survey prevalensi TB tahun 2004 berdasarkan pemeriksaan mikroskopis BTA terhadap suspek adalah sebesar 104 kasus/ 100.000 penduduk. Menurut Riskesdas tahun 2010 angka periode prevalence TB (D) secara nasional sebesar 725/100.000 penduduk atau 0,725% dan Periode Prevalence Suspek TB (G) nasional sebesar 2.728 per 100.000 penduduk sedangkan NTB prevalensi TB (D) sebesar 0,927 dan suspek TB (G) sebesar 2,877%

Di Lombok Tengah tahun 2011 prevalence TB sebesar 153 per 100.000 penduduk, dengan prevalence TB tertinggi di wilayah puskesmas darek 540 per 100.000 batujangkih sebesar 40 per 100.000 penduduk. Sedangkan angka kematian akibat TB paru sebesar 14 kasus (1,6 per 100.000 penduduk) tersebar di 6 puskesmas, kematian tertinggi di wilayah puskesmas janapria sebesar 4 kasus.

Pada tahun 2011 ini target penemuan penderita 70% (sama dengan target nasional). Pencapaian pada tahun 2011 adalah 37,53%. Pencapaian ini masih di bawah target nasional yaitu 70%. seperti terlihat pada grafik berikut:

Grafik. 4 CDR menurut Puskesmas di Kabupaten Lombok Tengah tahun 2011

Pencapaian Angka Penemuan baru TB Paru (CDR) tahun 2011 ini mengalami

peningkatan dari 35,2% pada tahun 2010 meningkat menjadi 37,53% pada tahun 2011, sudah mencapai target RPJMD bidang kesehatan tahun 2011 sebesar 37%. CDR tertinggi di wilayah puskesmas Darek sebesar 118,06% sedangkan CDR terendah ada di puskesmas batunyala sebesar 12,12 %.

Succes rate (SR) tertinggi di wilayah puskesmas Mujur sebesar 120% sedangkan SR yang terendah di dipuskesmas teratak sebesar 24,14 %, sedangkan SR Kabupaten Lombok Tengah sebesar 93,06%

c. Penyakit HIV/ AIDS dan IMS

Saat ini Indonesia telah digolongkan sebagai negara dengan tingkat epidemi yang terkonsentrasi, yaitu adanya prevalensi lebih dari 5% pada sub populasi tertentu, misal pada kelompok pekerja seksual komersial dan penyalahgunaan NAPZA. Tingat epidemi ini menunjukkan tingkat perilaku berisiko yang cukup aktif menularkan di dalam suatu sub populasi tertentu.

Jumlah penderita HIV/ AIDS dapat digambarkan sebagai fenomena gunung es, yaitu jumlah penderita dilaporkan jauh lebih kecil dari pada jumlah sebenarnya. Hal ini berarti bahwa jumlah penderita HIV/ AIDS di Indonesia yang sebenarnya belum diketahui secara pasti. Diperkirakan jumlah orang dengan HIV di Indonesia pada akhir tahun 2003 mencapai 90.000 – 130.000 orang.

Salah satu tujuan yang ingin dicapai MDGs dalam kurun waktu 1990-2015 adalah memerangi HIV/AIDS dengan target mengendalikan penyebaran HIV dan mulai menurunnya jumlah kasus baru pada tahun 2015.

Upaya yang dilakukan dalam rangka pemberantasan penyakit HIV/ AIDS disamping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan diarahkan pada upaya pemantauan dan pengobatan penderita penyakit menular seksual (PMS).

Propinsi NTB walaupun masih termasuk daerah prevalensi rendah, namun penemuan kasus HIV dan AIDS menunjukkan kencenderunagan meningkat setiap tahunnya. Sejak kasus AIDS pertama kali ditemukan di NTB pada tahun 1992 terjadi peningkatan jumlah kasus setiap tahun dan meningkat tajam mulai tahun 2004. Mengingat adanya fenomema gunung es maka jumlah kasus HIV dan AIDS yang ada di masyarakat 100 - 10.000 kali dari jumlah jumlah kasus yang ditemukan dan terlaporkan.

Demikian juga di wilayah Lombok Tengah peningkatan temuan kasus terjadi setiap tahun. Penemuan pertama dilaporkan pertama kali tahun 2003 dan merupakan pasien rujukan dari RSCM Jakarta. Masalah penyakit HIV AIDS di kabupaten Lombok Tengah merupakan masalah yang cukup kompleks bila di tinjau dari upaya penanggulangannya sehingga memerlukan keterlibatan baik lintas sektor maupun LSM dan pihak swasta.

Masih banyaknya kasus ditemukan dalam stadium AIDS menunjukkan bahwa kegiatan penanggulangan AIDS belum merupakan prioritas, informasi HIV dan AIDS dan sarana

pemeriksaan belum tersolisasi secara luas dan merata, kegiatan penjangkauan lapangan terutama pada kelompok resiko tinggi belum optimal serta keberadaaan klinik VCT masih terkonsentrasi di Rumah Sakit dan belum nampak adanya upaya pemerintah kabupaten Lombok Tengah untuk menyediakan layanan VCT bagi masyarakat di wilayah Lombok Tengah (Puskesmas).

Tabel dan Grafik berikut adalah gambaran HIV/AIDS di Lombok Tengah dalam beberapa tahun terakhir :

Grafik 6 : Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011

Dari grafik diatas terlihat bahwa penemuan kasus baru HIV/AIDS tahun 2011 sebesar 23 kasus, penemuan tertinggi ada di Kecamatan praya sebesar 9 kasus.

Grafik 7 : Kasus Kematian AIDS di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011

Dari grafik diatas terlihat bahwa Angka kematian Aids di Lombok Tengah sebesar 4 kasus yang tersebar di 2 kecamatan yaitu puskesmas praya 3 kasus dan kecamatan Praya barat daya 1 kasus

Grafik 8 : Kasus HIV/AIDS Menurut Umur, Jenis Kelamin di

Kabupaten Lombok Tengah Yang Dilaporkan s/d Desember 2011

Grafik diatas menggambarkan bahwa kasus HIV/AIDS yang ditemukan sampai dengan bulan desember 2011 kebanyakan ditemukan pada kelompok umur 25 – 29 tahun, kasus HIV terbanyak pada jenis kelamin Laki-laki, sedangkan kasus AIDS terbanyak pada jenis kelamin perempuan.

Grafik 9 : Kasus AIDS Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2001 s/d 2011

Dari grafik diatas terlihat bahwa penemuan kasus setiap tahun kecendrungannya meningkat. temuan kasus sampai dengan bulan Desember 2011 sebesar 13 kasus dengan kumulatif sebesar 30 kasus.

Grafik 10 : Kasus HIV/AIDS Menurut Kecamatan Kabupaten Lombok Tengah s/d Tahun 2011

Dari grafik diatas menunjukkan penyebaran kasus HIV AIDS ditemukan di beberapa kecamatan, dimana kecamatan Praya merupakan kecamatan dengan kasus tertingggi (12 kasus AIDS, 14 kasus HIV) disusul kecamatan Jonggat (2 kasus AIDS dan 6 kasus HIV).

Jumlah kasus yang ditemukan merupakan laporan dari rumah sakit daerah belum pernah ditemukan suspek HIV AIDS dari Puskesmas, hal ini karena program Penyakit menular seksual (PMS) tidak berjalan dengan optimal di puskesmas.

Grafik 11 : Kasus HIV/AIDS Menurut Jenis Kelamin Th 2003 s/d 2011 di Kabupaten Lombok Tengah

Dari grafik diatas terlihat Kecendrungan kasus HIV/AIDS mulai tahun 2009 lebih banyak ditemukan pada jenis kelamin perempuan

Grafik 12 : Persentase HIV/AIDS Menurut Jenis Kelamin Tahun 2011 di Kabupaten Lombok Tengah

Temuan Kasus HIV dan AIDS pada perempuan kecendrungannya semakin meningkat. Pada tahun 2005 temuan kasus pada perempuan hanya terlapor 2 kasus HIV (50%) dan sampai dengan bulan Desember 2010 jumlah perempuan terinfeksi HIV ditemukan berjumlah 5 kasus (62,5%) dan laki – laki 3 kasus (37,5%), sedangkan pada tahun

2011 kasus HIV/AIDS pada perempuan meningkat menjadi 55 % (12 kasus). Peningkatan kasus pada perempuan harus disikapi dengan pemantapan program PMTCT sehingga kasus penularan perinatal dapat dicegah.

d. Infeksi Menular Seksual Diobati

Penyakit Menular Seksual (PMS) atau biasa disebut penyakit kelamin adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Yang termasuk PMS adalah Syphilis, Gonorhoe, Bubo, Jengger ayam, Herpes, dan lain-lain. Infeksi Menular Seksual (IMS) yang diobati adalah kasus infeksi menular seksual yang ditemukan berdasarkan syndrome dan etiologi serta diobati sesuai standar.

Jumlah kasus infeksi menular seksual yang dilaporkan di Kabupaten Lombok Tengah tahun 2011 sebesar 20 kasus Meskipun demikian kemungkinan kasus yang sebenarnya di populasi masih banyak yang belum terdeteksi, hal ini disebabkan karena masih ada puskesmas yang belum melaporkan kasus IMS, Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular Seksual mempunyai target bahwa seluruh kasus IMS yang ditemukan harus diobati sesuai standar.

e. Pneumonia

Dalam pelaksanaan program P2 ISPA di Provinsi sejak tahun 2001 telah diterapkan tatalaksana bayi dan balita dengan MTBS.

Tahun 2011 data penemuan kasus Pnemonia (umur 1-4 tahun) sebanyak 6.212 kasus (65,5% ), dengan kematian sebanyak 15 kasus (CFR = 0,2%). Penemuan kasus kematian tertinggi terdapat di puskesmas Pengadang sebanyak 2 kasus ( CFR = 1,2 %) .

Grafik. 13 : Penderita Pnemonia yang ditemukan dan ditangani Menurut Puskesmas di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011

Pada tingkat puskesmas penderita ditemukan dan ditangani tertinggi di puskesmas Kuta sebesar 224,3% dan terendah di puskesmas Batujangkih sebesar 8,4 %, sedangkan untuk kabupaten penderita ditemukan dan ditangani selama tahun 2011 sebesar 65,5 % masih dibawah target Renstra kesehatan kabupaten Lombok Tengah tahun 2011 sebesar 90%,

Grafik. 14 : CFR Pnemonia Menurut Puskesmas di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa Angka Case fatality rate (CFR) Lombok Tengah sebesar 0,2 %, sedangkan pada tingkat pusksemas CFR tertinggi ditemukan di Puskesmas Pengadang sebesar 1,2 %.

f. Kusta

Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri myobacterium leparae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak, dan mata. Diagnosis kusta dapat ditegakkan dengan adanya kondisi sebagai berikut :  Kelainan pada kulit (bercak) purtih atau kemerahan disertai mati rasa.

 penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf berupa mati rasa dan kelemahan /kelumpuhan otot.

 Adanya kuman tahan asam didalam kerokan jaringan kulit (BTA positif)

Pada Tahun 2011 dilaporkan terdapat kasus baru tipe Multi Basiler sebanyak 7 kasus dengan newly case detection rate (NCDR) sebesar 0,81 per 100.000 penduduk. disajikan pada grafik berikut :

Grafik 15 : Kasus Multy basiler (MB)/ Kusta Basah Menurut Puskesmas Di Kabuapten Lombok Tengah Tahun 2011

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa penemuan kasus Kusta sebesar 7 kasus (MB) dengan angka prevalensi sebeasr 0,1 per 10.000 penduduk tersebar di 4 puskesmas yaitu Praya, Pengadang, Janapria, Ubung dan Aik darek.

g. Diare

Untuk persentase penemuan kasus Diare di Sarana Kesehatan tahun 2011 sebesar 101,8%, beberapa puskesmas yang capaiannya diatas 100% antara lain puskesmas Ubung, teratak, aik darek, janapria, ganti, kuta, mangkung, penujak, batujangkih, Ubung, Pengadang, Ganti, Mujur, Langko, Ubung, Bonjeruk, Kuta, Teruwai. Penemuan penderita diare tahun 2011 di Lombok Tengah sudah mencapai target Renstra sebesar 90%. Capaian masing-masing puskesmas dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 16 Persentase kasus diare ditemukan dan ditangani di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011

4. Penyakit Yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I)

Dokumen terkait