• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelayanan Kesehatan Keluarga

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN

IV.1 Pelayanan Kesehatan Dasar

IV.1.1 Pelayanan Kesehatan Keluarga

IV.1 PELAYANAN KESEHATAN DASAR

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pelayanan kesehatan dasar yang cepat, tepat dan efektif diharapkan dapat mengatasi sebagian masalah kesehatan masyarakat. Pada uraian berikut dijelaskan pelayanan kesehatan dasar yang diselenggarakan di sarana pelayanan kesehatan.

IV.1.1 PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA

Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta dapat mengurangi angka kematian ibu sebagai salah satu indikator Renstra dan MDGs. Upaya kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada Undang-Undang tersebut meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan kegiatan prioritas mengingat terdapat indikator dampak, yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang merupakan indikator keberhasilan pembangunan daerah, khususnya pembangunan kesehatan. Indikator ini juga digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

IV.1.1.1 CAKUPAN PELAYANAN IBU HAMIL K1

Cakupan kunjungan ibu hamil K-1 memberikan gambaran ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang pertama kali pada masa kehamilan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Indikator ini digunakan

untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat. Cakupan kunjungan ibu hamil K-1 di Puskesmas se-Kota Pasuruan pada tahun 2015 sebanyak 3.582 dari total 3.700 ibu hamil sasaran (96,81%)

lampiran data profil kesehatan tabel 29. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya

maka pencapaian K1 pada tahun 2015 meningkat, tersaji dalam gambar dibawah ini.

Gambar 4.1 Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 Kota Pasuruan Tahun 2011 s/d 2015 (%)

Sumber: Data Seksi Kesga Dinkes Kota Pasuruan, 2011 s/d 2015

Untuk selalu meningkatkan dan mempertahankan cakupan kunjungan ibu hamil K-1, Dinas Kesehatan terus mengoptimalkan upaya promotif dan preventif oleh Puskesmas dan jaringannya terutama dengan semakin didukungnya kegiatan Puskesmas oleh dana operasional BOK.

IV.1.1.2 CAKUPAN PELAYANAN IBU HAMIL K4

Adapun definisi operasional cakupan kunjungan ibu hamil K4 berdasarkan lampiran Kepmenkes RI No. 828/MENKES/SK/IX/2008 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standart paling sedikit 4 kali (minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan) oleh tenaga kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Kunjungan ibu hamil sesuai standart adalah pelayanan yang mencakup 10 T antara lain: (1) timbang badan & ukur TB, (2) ukur tekanan darah, (3) nilai status gizi, (4) ukur TFU, (5) tentukan persentasi janin & DJJ, (6) Skrinning status imunisasi tetanus & pemberian tetanus toksoid, (7) pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan, (8) tes lab sederhana (Hb, protein urin) dan atau berdasarkan indikasi

94.56 92.94 95.22 95.08 93.5 96.81 91 92 93 94 95 96 97 98 Th. 2010 Th. 2011 Th. 2012 Th. 2013 Th. 2014 Th. 2015

HbsAg, Sifilis, HIV & TBC, (9) tata laksana kasus, (10) temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal & konseling). Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan pelayanan pada masa kehamilan. Melalui kegiatan kunjungan ibu hamil

antenatal care diharapkan deteksi dini dan perawatan kehamilan dapat dilaksanakan

dengan baik dan berkualitas.

Pada tahun 2015 cakupan kunjungan ibu hamil K-4 di Puskesmas se-Kota Pasuruan sebanyak 3.158 ibu hamil dari total 3.700 ibu hamil sasaran (85,35%)

lampiran data profil kesehatan tabel 29. Adapun tren cakupan kunjungan ibu hamil

K-4 dibanding dengan target SPM dalam kurun waktu 5 tahun terakhir seperti tampak pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 dibanding Target Kota Pasuruan Tahun 2011 s/d 2015 (%)

Sumber: Data Seksi Kesga Dinkes Kota Pasuruan, 2011 s/d 2015

Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 tahun 2015 di Kota Pasuruan mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2014 tetapi masih lebih rendah dibandingkan capaian di tahun 2011 s/d 2013, capaian K4 tahun 2015 masih belum memenuhi target SPM sebesar 94%. Penyuluhan lebih intensif baik melalui posyandu, kelurahan siaga maupun kegiatan pemberdayaan lain, manajemen KIA yang lebih optimal serta kerja sama lintas program dan lintas sektor sangat diperlukan untuk meningkatkan keberhasilan indikator ini agar riwayat ibu hamil dapat diikuti secara lengkap minimal sampai dengan persalinan.

Th. 2011 Th. 2012 Th. 2013 Th. 2014 Th. 2015 Capaian (%) 89 90 98 84.4 85.35 Target (%) 91 92 93 94 94 75 80 85 90 95 100

IV.1.1.3 CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN

Definisi operasional cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan berdasarkan lampiran Kepmenkes RI No. 828/MENKES/SK/IX/2008 adalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan dimulai pada kala I sampai dengan kala IV persalinan, tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan klinis kebidanan sesuai standar.

Pada tahun 2015 cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas se-Kota Pasuruan sebanyak 3.220 ibu bersalin dari total 3.532 sasaran ibu bersalin (91,17%) lampiran data profil kesehatan tabel 29. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2015 meningkat dibandingkan dengan tahun 2014 tetapi masih lebih rendah dibandingkan tahun 2011-2013, sebagaimana ditunjukkan oleh gambar dibawah ini. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2014 & 2015 belum memenuhi target SPM tetapi untuk tahun 2011 s/d 2013 telah memenuhi target.

Gambar 4.3 Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Dibanding Target Kota Pasuruan Tahun 2011 s/d 2015 (%)

Sumber: Data Seksi Kesga Dinkes Kota Pasuruan, 2011 s/d 2015

Meningkatnya cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan menandakan peningkatan pelayanan persalinan di Puskesmas dan jaringannya. Hal ini juga mengindikasikan keberhasilan kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk memotivasi masyarakat bersalin ditolong oleh tenaga

99 94 97 90.7 91.17 90 90 94 95 95 84 86 88 90 92 94 96 98 100 Th. 2011 Th. 2012 Th. 2013 Th. 2014 Th. 2015

kesehatan didukung peningkatan kemampuan petugas dalam memberikan pertolongan persalinan. Namun yang penting untuk dilakukan perbaikan lagi adalah pelayanan yang lebih optimal dalam hal sumber daya (sarana dan SDM) maupun manajemen KIA.

IV.1.1.4 IBU NIFAS MENDAPAT VITAMIN A

Pemberian kapsul vitamin A ibu nifas (melahirkan) memiliki manfaat penting bagi ibu dan bayi yang disusuinya. Tambahan vitamin A melalui suplementasi dapat meningkatkan kualitas ASI, meningkatkan daya tahan tubuh dan dapat meningkatkan kelangsungan hidup anak. Semua ibu yang baru melahirkan segera diberi dua kapsul vitamin A (warna merah). Caranya segera diberikan 1 kapsul setelah melahirkan dan 1 kapusl pada 24 jam kemudian, targetnya 90%. Berikut ini adalah cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas di Kota Pasuruan tahun 2012 s/d 2015 dibanding target.

Gambar 4.4 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas Dibanding Target Kota Pasuruan Tahun 2012-2015 (%)

Sumber: Data Seksi Gizi Dinkes Kota Pasuruan, Th 2012 s/d 2015

Berdasarkan gambar 4.4 maka cakupan pemberian vitamin A pada ibu hamil pada tahun 2015 sebanyak 87,63% menurun 0,5% dibandingkan tahun 2014, tetapi masih diatas capaian tahun 2012 & 2013. Cakupan pemberian vitamin A pada ibu hamil tahun 2012-2015 masih kurang dari target nasional sebesar 90% (lampiran data

profil kesehatan tabel 29).

90 90 90 90 81.53 77.99 88.12 87.63 70 72 74 76 78 80 82 84 86 88 90 92 Th. 2012 Th. 2013 Th. 2014 Th. 2015 Target (%) Capaian (%)

IV.1.1.4 IBU HAMIL MENDAPAT TABLET FE-3

Pemberian tablet Fe pada ibu hamil (90 tablet pada masa kehamilan) sangat penting dikarenakan tablet Fe yang kaya dengan zat besi bisa mencegah anemia pada ibu hamil dan mengurangi resiko bayi lahir dengan berat badan rendah, selain itu zat besi memiliki peranan penting untuk pertumbuhan janin. Pada tahun 2015 di Kota Pasuruan tercatat 3.092 ibu hamil mendapat 90 tablet Fe-3 dari 3.700 ibu hamil yang ada atau cakupan sebesar 83,57% (lampiran data profil kesehatan tabel 32). Cakupan ibu hamil mendapat tablet Fe-3 meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, tetapi masih belum memenuhi target 95%. Adapun cakupan ibu hamil mendapat tablet Fe 3 dalam kurun waktu 5 tahun terakhir tersaji dalam gambar 4.5 berikut.

Gambar 4.5 Cakupan Ibu hamil mendapat Tablet Fe-3 Dibanding Target Kota Pasuruan Th 2011 s/d 2015 (%)

Sumber: Data Seksi Gizi Dinkes Kota Pasuruan, Th 2011 s/d 2015

Pencapaian cakupan ibu hamil mendapat tablet Fe-3 meningkat dikarenakan pemberian Fe-3 oleh bidan praktek swasta (BPS) dan Dokter Praktek swasta (DPS) telah tercatat walaupun masih perlu banyak perbaikan dalam sistem pencatatan dan pelaporan.Upaya optimalisasi manajemen pencatatan, pelaporan dan perencanaan kebutuhan obat untuk pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) terutama Fe untuk ibu hamil harus lebih ditingkatkan kualitasnya.

IV.1.1.5 CAKUPAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DITANGANI

Definisi operasional cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani berdasarkan lampiran Kepmenkes RI No. 828/MENKES/SK/IX/2008 adalah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat penanganan definitif sesuai dengan standart oleh tenaga kesehatan terlatih

Th. 2011 Th. 2012 Th. 2013 Th. 2014 Th. 2015 Capaian (%) 50.35 68.5 67.6 79.8 83.57 Target 95 95 95 95 95 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas Poned, Rumah bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSK, RSU Ponek, praktek bidan). Komplikasi yang dimaksud adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayiyang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Adapun penanganan definitif dimaksud adalah pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi kebidanan.

Komplikasi dalam kehamilan antara lain abortus, hiperemesis gravidarum, pendarahan pervagina, hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia), kehamilan lewat waktu, ketuban pecah dini sedangkan komplikasi dalam persalinan antara lain kelainan letak/presentasi janin, partus macet, hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia), pendarahan pasca persalinan, infeksi berat/sepsis, kontraksi dini/persalinan prematur, kehamilan ganda. Komplikasi dalam nifas antara lain hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia), infeksi nifas dan pendarahan nifas.

Pada tahun 2015 di Kota Pasuruan terdapat 653 dari 740 perkiraan target sasaran ibu dengan komplikasi kebidanan ditangani atau sebesar 88,24% (lampiran

data profil kesehatan tabel 33). Apabila dibandingkan dengan target SPM, cakupan

komplikasi kebidanan ditangani di Kota Pasuruan selama 5 tahun terakhir telah memenuhi target sebagaimana tertuang dalam gambar berikut.

Gambar 4.6 Cakupan Komplikasi Kebidanan Ditangani Dibanding Target Kota Pasuruan Tahun 2011 s/d 2015 (%)

Sumber: Data Seksi Kesga Dinkes Kota Pasuruan, 2011 s/d 2015

Th. 2011 Th. 2012 Th. 2013 Th. 2014 Th. 2015 Capaian (%) 91 89 94 94.6 88.24 Target (%) 80 80 80 80 80 70 75 80 85 90 95 100

IV.1.1.6 CAKUPAN PELAYANAN NIFAS

Definisi cakupan pelayanan nifas berdasarkan lampiran Kepmenkes RI No. 828/MENKES/SK/IX/2008 adalah pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai dengan standar. Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya 3 kali pada 6 jam pasca persalinan s/d 3 hari, pada minggu ke 2 dan pada minggu ke 4 termasuk pemberian vitamin A 2 kali serta persiapan dan atau pemasangan KB pasca persalinan. Pada tahun 2015, yang mendapatkan pelayanan nifas sebanyak 3.186 dari sasaran 3.532 ibu nifas (90,20%)

lampiran data profil kesehatan tabel 29.

Gambar 4.7 Cakupan Pelayanan Nifas Dibanding Target Kota Pasuruan Tahun 2011 s/d 2015 (%)

Sumber: Data Seksi Kesga Dinkes Kota Pasuruan, 2011 s/d 2015

Apabila dibandingkan dengan target SPM selama 5 tahun terakhir, cakupan pelayanan nifas di Kota Pasuruan tahun 2015 meningkat 0,6% dibanding tahun 2014 tetapi masih dibawah capaian di tahun 2011 s/d 2013. Capaian di tahun 2012, 2014 & 2015 masih belum memenuhi target SPM nasional. Hal ini menjadikan pekerjaan rumah untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada ibu bersalin

pasca persalinan. Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA

dalam menyelenggaraan pelayanan nifas yang profesional.

IV.1.1.7 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL (KN) 1 DAN LENGKAP

Kunjungan Neonatus (KN)1 adalah pelayanan kesehatan neonatal dasar pada 6-24 jam setelah lahir. Pada tahun 2015 cakupan KN1 Kota Pasuruan sebesar 96,05% dari 3.364 proyeksi lahir hidup (lampiran data profil kesehatan tabel 38). Cakupan

Th. 2011 Th. 2012 Th. 2013 Th. 2014 Th. 2015 Capaian (%) 99 93 97 89.6 90.2 Target (%) 95 95 95 95 95 84 86 88 90 92 94 96 98 100

kunjungan neonatal (KN1) tahun 2015 menurun dibandingkan dengan cakupan tahun-tahun sebelumnya tetapi telah memenuhi target 95%.

Kunjungan Neonatus (KN) Lengkap adalah pelayanan kesehatan neonatal dasar meliputi ASI eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, pemberian vitamin K 1 injeksi dan imunisasi hepatitis B 1 bila tidak diberikan saat lahir, dan manajemen terpadu bayi muda. Dilakukan sesuai standar sedikitnya 3 kali, pada 6-24 jam setelah lahir, pada 3-7 hari, dan pada 8-28 hari setelah lahir yang dilakukan di fasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah. Pada tahun 2015, cakupan KN Lengkap Kota Pasuruan sebesar 92,60% dari 3.364 proyeksi lahir hidup (lampiran

data profil kesehatan tabel 38). Cakupan kunjungan neonatal (KN) lengkap tahun 2015

menurun dibandingkan dengan cakupan tahun-tahun sebelumnya dan belum memenuhi target 95%.

Gambar 4.8 Cakupan Kunjungan Neonatal dibanding Target Kota Pasuruan Tahun 2011 s/d 2015 (%)

Sumber: Data Seksi Kesga Dinkes Kota Pasuruan, 2011 s/d 2015

IV.1.1.8 CAKUPAN NEONATAL KOMPLIKASI DITANGANI

Definisi operasional cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani berdasarkan lampiran Kepmenkes RI No. 828/MENKES/SK/IX/2008 adalah neonatal dengan komplikasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan. Neonatal dengan komplikasi adalah bayi berumur 0-28 hari yang memiliki penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan kematian seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR, sindoma gangguan pernafasan dan kelainan kongenital.

Th. 2011 Th. 2012 Th. 2013 Th. 2014 Th. 2015 KN 1 (%) 97.7 99.25 99.88 97.4 96.05 KN lengkap (%) 97.5 98.41 99.62 94.3 92.6 Target 95 95 95 95 95 88 90 92 94 96 98 100 102

Pada tahun 2015 di Kota Pasuruan terdapat 411 neonatus risti/komplikasi yang ditangani dari perkiraan neonatus risti sebanyak 505 neonatus atau cakupan sebesar 81,5% (lampiran data profil kesehatan tabel 33). Apabila dilihat tren 5 tahunan, maka cakupan neonatal komplikasi yang ditangani pada tahun 2015 meningkat 1,45% dibanding tahun 2014, tetapi masih dibawah capaian tahun 2011 s/d 2013. Cakupan neonatus komplikasi yang ditangani tahun 2011 s/d 2015 telah memenuhi target SPM.

Gambar 4.9 Cakupan Neonatal Risti/Komplikasi Ditangani Dibanding Target Kota Pasuruan Tahun 2011 s/d 2015 (%)

Sumber: Data Seksi Kesga Dinkes Kota Pasuruan, 2011 s/d 2015

Berdasarkan hasil evaluasi capaian SPM, cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani tahun 2011 sebesar 91% (telah memenuhi target 73%), tahun 2012 sebesar 94% (telah memenuhi target 75%), tahun 2013 sebesar 91% (telah memenuhi target 77%), tahun 2014 sebesar 80,05% (telah memenuhi target 80%) sedangkan tahun 2015 sebesar 81,5% (telah memenuhi target 80%). Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional kepada neonatal dengan komplikasi.

IV.1.1.9 CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI

Definisi operasional cakupan kunjungan bayi berdasarkan lampiran Kepmenkes RI No. 828/MENKES/SK/IX/2008 adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan paling sedikit 7 kali di satu wilayah kerja pada tahun waktu tertentu. Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 7 kali yaitu satu kali pada umur 1-3 hari, 3-7 hari, 8-28 hari, 29 hari-3 bulan, 1 kali pada

Th. 2011 Th. 2012 Th. 2013 Th. 2014 Th. 2015 Capaian (%) 91 94 91 80.05 81.5 Target (%) 73 75 77 80 80 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan dan satu kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar, stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi dan penyuluhan kesehatan bayi. Adapun yang dimaksud penyuluhan perawatan kesehatan bayi meliputi konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan, perawatan dan tanda bahaya bayi sakit (sesuai MTBS), pemantauan pertumbuhan dan pemberian vitamin A kapsul

biru pada usia 6-11 bulan.

Kunjungan bayi di Kota Pasuruan pada tahun 2015 sebanyak 3.178 dari 3.403 bayi sasaran atau sebesar 93,39% (lampiran data profil kesehatan tabel 40). Cakupan kunjungan bayi pada tahun 2015 sedikit menurun dibandingkan dengan cakupan tahun sebelumnya tetapi telah memenuhi target SPM nasional sebagaimana tertuang dalam gambar berikut.

Gambar 4.10 Cakupan Kunjungan Bayi Dibanding Target SPM Kota Pasuruan Tahun 2011 s/d 2015 (%)

Sumber: Data Seksi Kesga Dinkes Kota Pasuruan, 2011 s/d 2015

IV.1.1.10 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA

Adapun definisi operasional cakupan pelayanan anak balita berdasarkan lampiran Kepmenkes RI No. 828/MENKES/SK/IX/2008 adalah anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan sesuai standart. Setiap anak usia 12-59 bulan memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan setiap bulan minimal 8x dalam setahun dan perkembangan 2 kali setahun dan suplementasi vit A dosis tinggi 2 kali setahun yang tercatat di kohort anak balita dan pra sekolah, buku KIA/KMS atau buku pencatatan dan pelaporan lainnya. Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan per-tinggi/panjang badan

Th. 2011 Th. 2012 Th. 2013 Th. 2014 Th. 2015 Capaian (%) 84 93 96 93.9 93.39 Target (%) 90 90 90 90 90 78 80 82 84 86 88 90 92 94 96 98

(BB/TB). Pemantauan ini dilaksanakan melalui posyandu, Taman Bermain, Pos Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Penitipan Anak dan Taman Kanak-Kanak dll. Berikut ini cakupan pelayanan anak balita di Kota Pasuruan dibanding target SPM dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

Gambar 4.11 Cakupan Pelayanan Anak Balita Dibanding Target SPM Kota Pasuruan Tahun 2011 s/d 2015 (%)

Sumber: Data Seksi Kesga Dinkes Kota Pasuruan, 2011 s/d 2015

Berdasakan gambar diatas maka cakupan pelayanan anak balita di tahun 2011 sebesar 79,68% (belum memenuhi target), di tahun 2012 sebesar 85,9% (sudah memenuhi target), di tahun 2013 sebesar 89% (sudah memenuhi target), di tahun 2014 sebesar 75,05% (belum memenuhi target) sedangkan di tahun 2015 sebesar 79,27% (belum memenui target) lampiran data profil kesehatan tabel 46. Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam melindungi anak balitanya sehingga kesehatannya terjamin melalui penyediaan pelayanan kesehatan.

IV.1.2 PELAYANAN KELUARGA BERENCANA (KB)

Dokumen terkait