BAB IV. SITUASI UPAYA KESEHATAN
4.1 Pelayanan Kesehatan
A. Kunjungan Ibu Hamil (K1, K4)
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh
tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan
kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil
selama masa kehamilannya yang mengikuti program pelayanan
antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan
preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan
pelayanan K1 dan K4.
Gambaran cakupan K1 pada tahun 2008 adalah sebesar
20.580 dari jumlah ibu hamil sebanyak 21.692 (94,87%), sedangkan
cakupan K4 sebesar 17.604 (81,15%).
B. Persalinan yang Ditolong Tenaga Kesehatan
Cakupan persentase persalinan yang ditolong tenaga
kesehatan adalah persentase ibu bersalin di suatu wilayah dalam
kurun waktu tertentu, pertolongan persalinan oleh tenaga profesional
: dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan,
Dinkes Kabupaten Bojonegoro
pembantu bidan dan perawat bidan. Dengan indikator ini dapat
diperkirakan proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga
kesehatan, dan ini menggambarkan kemampuan manajemen
program KIA dalam pertolongan persalinan secara professional.
Persentase persalinan yang ditolong tenaga kesehatan tahun
2008 mencapai 91,80% .Bila dibandingkan dengan target persalinan
tenaga kesehatan 2010 yaitu 90 %, maka persentase tersebut telah
memenuhi target. Jika dibandingkan tahun 2007 yang mencapai
95%,maka persentase tahun 2008 mengalami penurunan. Tahun
2006 persentase persalinan nakes sebesar 87,44%. Peningkatan
tersebut tampak pada grafik berikut :
Gambar 4.1
Persentase persalinan yang ditolong tenaga kesehatan
Kabupaten Bojonegoro Tahun 2002 - 2008
0 20 40 60 80 100 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 thn % PersalinanNakes
Data per puskesmas tersaji pada lampiran Tabel 17.
Jumlah ibu nifas tahun 2008 adalah sebesar 19.917,
sedangkan yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak
90,32%.
Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008
Dinkes Kabupaten Bojonegoro
25
C. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah dan
Remaja
Pelayanan Kesehatan pada kelompok anak pra sekolah, usia
sekolah dan remaja dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini
terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak pra
sekolah, pemeriksaan anak sekolah dasar/sederajat, serta
pelayanan kesehatan pada remaja.
Cakupan deteksi tumbuh kembang anak balita dan pra
sekolah di Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2008 adalah sebesar
59,73%, siswa SD/MI yang diperiksa sebesar 89,51% dan pelayanan
kesehatan remaja sebesar 54,50%.
D. Kepesertaan KB
Menurut SK Menkes nomor : 1202/Menkes/SK/VIII/2003
Pasangan Usia subur adalah wanita berusia 15-49 tahun dengan
status kawin. Berdasarkan LB3 Kesehatan Usia Subur (Kusub) dari
Puskesmas, jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Kabupaten
Bojonegoro tahun 2008 mencapai 262.670.
KB aktif merupakan pasangan usia subur yang menggunakan
kontrasepsi. Jumlah peserta KB aktif tahun 2008 mencapai 180.038
atau 68,54 % dari jumlah Pasangan Usia Subur. Target Indonesia
Sehat 2010, Persentase Pasangan Usia Subur yang menjadi
akseptor Keluarga Berencana baru mencapai 10,83 %. Data rincian
di puskesmas tersaji pada lampiran Tabel 19.
Dinkes Kabupaten Bojonegoro
Persentase peserta KB Aktif menurut jenis kontrasepsi
tersaji pada grafik berikut :
Gambar 4.2
Persentase Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi
Kabupaten Bojonegoro
Tahun 2008
E. Desa yang Mencapai UCI
Desa mencapai UCI (Universal Child Immunization) adalah
desa/kelurahan dengan cakupan imunisasi dasar lengkap (BCG 1
kali, DPT 3 kali, HB 3 kali, Polio 4 kali dan campak 1 kali) pada bayi
lebih dari 80 %. Dari 430 desa/kelurahan di Kabupaten Bojonegoro,
215 desa telah mencapai UCI (50%). Persentase ini belum
memenuhi target Indonesia Sehat 2010 sebesar 100%. Data terinci
pada lampiran Tabel 22.
F. Cakupan Imunisasi Bayi
Persentase cakupan Imunisasi bayi di Kabupaten
Bojonegoro tahun 2008 adalah BCG sebesar 97,84 %, DPT1+HB1
0
50000
100000
150000
200000
250000
%
IUD
MOP/M
OW
Implan
t
Suntik PilKondom
Obat v
agina lainnya
Jenis kontrasepsi
Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008
Dinkes Kabupaten Bojonegoro
27
(97,66%), DPT1+HB3 (94,08%), Polio (93,34%), Campak (91,99%)
dan Hepatitis B3 (81,73%). Sedangkan presentase Drop Out (DO)
sebesar 5,80%. Drop Out (DO) adalah bayi yang tidak mendapatkan
imunisasi lengkap dengan mendeteksi bayi yang mendapatkan
imunisasi DPT1 tetapi tidak terdeteksi pada imunisasi campak. Data
terinci pada lampiran Tabel 23.
G. Pelayanan Gizi
Dalam mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang
berkualitas, keluarga dan masyarakat mempunyai peran yang sangat
penting. Salah satunya melalui pemenuhan gizi sesuai kebutuhan.
Gizi yang tidak terpenuhi dapat menggangu pertumbuhan balita baik
fisik, mental maupun kecerdasan.
Bayi BGM adalah bayi yang mempunyai berat badan di
bawah garis merah pada KMS (Kartu Menuju Sehat). Bayi BGM
yang mendapatkan makanan pendamping ASI tahun 2008 mencapai
5,28%, sedangkan anak balita yang mendapatkan vitamin A 2 kali
mencapai 92,71% dan semua Balita Gizi Buruk telah mendapatkan
perawatan . Data secara rinci tiap puskesmas dapat dilihat pada
lampiran Tabel 24.
H. Ibu Hamil yang Mendapatkan Fe
Ibu hamil yang mendapat tablet Fe adalah ibu hamil yang
mendapat 90 butir tablet Fe selama periode kehamilan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan di dalam maupun diluar gedung
Puskesmas atau oleh kader. Selama tahun 2008 ibu hamil yang
mendapat Fe3 mencapai 76,17 %. Persentase ini kurang dari
Dinkes Kabupaten Bojonegoro
target 2010 sebesar 80%. Data selengkapnya pada lampiran Tabel
25.
I. Ibu Hamil Yang Mendapatkan Imunisasi TT
Jumlah Wanita Usia Subur tahun 2008 adalah 347.959 jiwa,
yang mendapatkan imunisasi TT1 sebanyak 0,43%, mendapatkan
imunisasi TT2 sebanyak 0,21%, TT3 sebanyak 1%, dan TT4
sebanyak 2,79%. Data selengkapnya pada tabel 26.
J. Akses Ketersediaan Darah Untuk Ibu Hamil dan Neonatus
Dirujuk
Data akses ketersediaan darah untuk ibu hamil dan
neonatus dirujuk tidak bisa dilaporkan. Hal ini disebabkan sulitnya
memperoleh data tersebut. Pihak Rumah sakit, Puskesmas
maupun PMI Cabang Bojonegoro tidak memiliki format pelaporan
mengenai hal tersebut.
K. Penanganan Bumil dan Neonatal Risti
Keadaan Risiko Tinggi / Komplikasi merupakan suatu
keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung
menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi meliputi
Hb < 8 g%, tekanan darah tinggi ( sistole > 140 mmHg, diastole >
90 mmHg ), oedema nyata, eklampsia, perdarahan pervaginam,
ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu,
letak sungsang pada primigravida, infeksi berat dan persalinan
prematur.
Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008
Dinkes Kabupaten Bojonegoro
29
Pada tahun 2008 di Kabupaten Bojonegoro tercatat 4338
bumil risti/komplikasi, dan yang ditangani sebanyak 73,10%,
sedangkan neonatal risti/komplikasi yang ditangani sebanyak
100%. Data disajikan secara rinci pada tabel 28.
L. Pelayanan Kegawatdaruratan
Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat
darurat merupakan sarana kesehatan ( Rumah bersalin,
Puskesmas dan rumah Sakit ) yang telah mempunyai kemampuan
untuk melaksanakan pelayanan gawat darurat sesuai standar dan
dapat diakses oleh masyarakat dalam kurun waktu tertentu.
Dari sejumlah 52 sarana kesehatan di Kab. Bojonegoro,
sebanyak 32,69% mempunyai kemampuan pelayanan gawat
darurat. Data selengkapnya pada tabel 29.
M. Desa terkena KLB yang Ditangani < 24 jam.
KLB adalah timbulnya / meningkatnya kejadian kesakitan /
kematian yang bermakna secara epidemiologis dalam kurun
waktu tertentu di daerah tertentu. Pada tahun 2008 tercatat 10
desa terkena KLB dan seluruhnya telah ditangani dalam waktu
kurang dari 24 jam (100 %). Data KLB tersaji pada lampiran
Tabel 30.
Dinkes Kabupaten Bojonegoro
N. Jumlah Penderita,Kematian serta Jumlah Desa Terserang
KLB.
Jenis Kejadian Luar Biasa yang terjadi di Kabupaten
Bojonegoro tahun 2008 adalah kasus Acute Flacid Paralysis,
yang menyerang 5 Kecamatan (6 desa) dengan jumlah penderita
6 orang, Attack Rate sebesar 0,09%. Selain itu terdapat kasus
Diphteri yang menyerang 2 Kecamatan (3 desa) dengan jumlah
penderita 3 orang, Attack Rate sebesar 0,02%. Sedangkan kasus
keracunan jamur yang terserang hanya 1 Kecamatan (1 desa)
dengan jumlah penderita 7 orang, Attack Rate sebesar 2,24%.
Data selengkapnya pada tabel 31.
O. ASI Ekslusif
Bayi yang mendapat ASI eksklusif adalah bayi yang
hanya mendapat ASI saja sampai mencapai usia minimal 4
bulan. Program ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi dan
memberi kekebalan pada bayi. Selain itu juga bertujuan
mencegah kesakitan seperti alergi, diare karena malabsorpsi /
infeksi, keracunan, dan ileus. Namun seringkali informasi dan
pengaruh budaya yang sangat kuat menjadikan praktek ASI
ekslusif sangat sulit dipantau dari aspek kualitasnya.
Jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif tahun 2008
mencapai 45,05 %. Jika dibandingkan target untuk Indonesia
Sehat 2010 sebesar 80 %, persentase Kabupaten Bojonegoro
masih jauh berada di bawahnya. Untuk itu diperlukan upaya
peningkatan promosi ASI ekslusif. Data lengkap terperinci di
lampiran Tabel 32.
Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008
Dinkes Kabupaten Bojonegoro
31
P. Garam Beryodium
Desa dengan garam beryodium baik adalah
desa/kelurahan dengan 21 sampel garam konsumsi yang
diperiksa hanya ditemukan tidak lebih dari satu sampel garam
konsumsi dengan kandungan yodium kurang dari 30 ppm pada
kurun waktu tertentu. Pada tahun 2008, dari 307 desa/kelurahan
di Kabupaten Bojonegoro yang di survey, 72,41% adalah desa
dengan garam beryodium baik. Data selengkapnya pada tabel
33.
Q. Murid SD/MI yang Mendapat Pemeriksaan Gigi dan Mulut.
Pemeriksaan gigi dan mulut yang dimaksud adalah
dalam bentuk upaya promotif, preventif dan kuratif sederhana
seperti pencabutan gigi sulung, pengobatan dan penambalan
sementara, yang dilakukan baik di sekolah maupun dirujuk ke
Puskesmas minimal 2 kali dalam setahun. Persentase murid
Sekolah Dasar / Madarasah Ibtidaiyah yang mendapat
pemeriksaan gigi dan mulut mencapai 32,77 %. Persentase ini
jauh dibawah target 2010 yang mencapai 100 %. Data
selengkapnya pada lampiran Tabel 34.
R. Jaminan Kesehatan Pra-Bayar
Sebagian besar masyarakat membiayai kesehatan
mereka masih menggunakan cara membayar untuk tiap
pelayanan (fee for service). Diharapkan pada tahun 2010
penduduk yang telah terjamin asuransi kesehatan 80%. Jaminan
Dinkes Kabupaten Bojonegoro
Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat yang dikembangkan
diharapkan mampu merasionalkan pembiayaan yang berasal dari
masyarakat sebagai landasan untuk pemerataan dan
peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
Jumlah Penduduk Kabupaten Bojonegoro yang
terlindungi jaminan pemeliharaan kesehatan mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan terdiri atas Askes, Jamsostek, kartu sehat dan Dana
sehat. Tahun 2008 jumlah penduduk peserta Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan sebanyak 52,28 % dari seluruh
penduduk. Untuk lebih jelasnya ditampilkan pada grafik berikut :
Gambar 4.3
Penduduk Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Kabupaten Bojonegoro
Tahun 2001 - 2008
0 10 20 30 40 50 60 70 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 thn % Peserta JPKProfil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008
Dinkes Kabupaten Bojonegoro
33
S. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin
Penduduk miskin yang dimaksud adalah sesuai
kriteria kemiskinan yang ditetapkan Badan Pusat Statistik
(kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan makanan maupun non
makanan yang bersifat mendasar. Jumlah masyarakat miskin
tahun 2008 adalah 576.927. Dari jumlah masyarakat miskin
tersebut, seluruhnya sudah dicakup oleh Jamkesmas, sedangkan
yang mendapatkan pelayanan kesehatan berupa rawat jalan
sebanyak 17,98% dan yang mendapat pelayanan kesehatan
rawat inap sebanyak 0,24%.
Jumlah bayi bawah garis merah pada tahun 2008
sebanyak 1610 bayi, dan mendapatkan MP-ASI sebesar 5,28%.
Data selengkapnya pada lampiran Tabel 37.
T. Pelayanan Kesehatan Kerja Pada Pekerja Formal
Pada tahun 2008 jumlah pekerja formal mencapai
234.004 jiwa, dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan baik
promotif, preventif,kuratif dan rehabilitatif sebesar 60,39%. Data
tersebut merupakan laporan dari PT Jamsostek, Disnaker,
Disperindag, puskesmas dan poliklinik milik perusahaan.
U. Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila
Pada tahun 2008, jumlah pra usia lanjut (45-59 TH) di
Kabupaten Bojonegoro sebanyak 221.258 orang, dan yang
mendapatkan pelayanan kesehatan adalah sebanyak 44,05%,
sedangkan penduduk usia lanjut (lebih dari 60 TH) sebanyak
Dinkes Kabupaten Bojonegoro
150.507 orang dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sebanyak 44,05 %. Data selengkapnya pada lampiran tabel 39.
V. Pelayanan Kesehatan Wanita Usia Subur
Jumlah Wanita Usia Subur di Kab. Bojonegoro
adalah sebanyak 21.692 orang, dan yang mendapatkan kapsul
Yodium sebanyak 81,77%. Data disajikan pada lampiran tabel 40.
Dalam dokumen
kab bojonegoro 2008
(Halaman 36-47)