• Tidak ada hasil yang ditemukan

Puskesmas

Dalam dokumen kab bojonegoro 2008 (Halaman 47-56)

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A. Puskesmas

Penggunaan sarana kesehatan oleh masyarakat

dapat diukur melalui jumlah kunjungan penduduk yang datang

berkunjung ke puskesmas untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif.

Jumlah penduduk yang memanfaatkan puskesmas dan rumah

sakit tahun 2008 sebanyak 741.749 (rawat jalan dan rawat inap).

Persentase penduduk yang memanfaatkan Puskesmas dan

Rumah Sakit adalah 60,22 % (jumlah penduduk 1.256.796).

Persentase ini jauh diatas target Indonesia Sehat 2010 sebesar

15 %. Data tersaji pada lampiran Tabel 42.

B. Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Laboratorium Dasar

Sarana kesehatan dengan kemampuan laboratorium

kesehatan artinya mampu menyelenggarakan pelayanan

laboratorium kesehatan sesuai standar. Dari 44 sarana

kesehatan yang terdiri dari rumah sakit dan puskesmas, 44

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

35

sarana kesehatan telah memiliki kemampuan laboratorium

kesehatan ( 100 %). Sedangkan sarana kesehatan yang memiliki

4 (empat) spesialis dasar hanya 12,50%. Data tersaji pada

lampiran Tabel 43.

C. Ketersediaan Obat

Tingkat persediaan obat di Kabupaten Bojonegoro

pada tahun 2008 untuk memenuhi kebutuhan pelayanan

kesehatan dasar adalah sebesar 196,2%. Data disajikan pada

lampiran tabel 44.

4.3 Perilaku Hidup Masyarakat

A. Rumah Tangga ber-PHBS

Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan bentuk

perwujudan dari paradigma sehat dalam budaya hidup

perorangan, keluarga dan masyarakat yang berorientasi sehat,

bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan melindungi

kesehatannya baik fisik, mental maupun sosial.

Rumah Tangga berperilaku hidup bersih dan sehat adalah rumah

tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan

sehat sesuai pedoman. Dari survey cepat PHBS tahun 2008

pada 23.947 rumah yang dipantau, jumlah keluarga yang

berperilaku Bersih dan Sehat sebesar 9.425 rumah ( 39,36 %).

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Pada tahun 2010 diharapkan tatanan rumah tangga yang

menerapkan PHBS mencapai 65 %.

B. Posyandu Aktif

Upaya pembangunan kesehatan tidak dapat berhasil

guna dan berdaya guna tanpa adanya peran serta masyarakat.

Salah satu bentuk peran serta masyarakat tersebut terwujud

melalui Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu).

Jumlah Posyandu tahun 2008 sebanyak 1547 buah.

Jumlah tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan

jumlah Posyandu pada tahun 2007 ( Jumlah Posyandu tahun

2007 : 1523 buah ).

Dari Posyandu yang ada, Posyandu Purnama

mencapai 569 buah ( 36,78 %), sedangkan Posyandu Mandiri

mencapai 1,16%. Jika dibandingkan target tahun 2010,

persentase Posyandu Purnama Mandiri sebesar 60% maka

angka tersebut masih jauh di bawah target. Jumlah Posyandu

Purnama dan Mandiri Kabupaten Bojonegoro tahun 2003 -2008

tampak pada grafik berikut :

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

37

Gambar 4.4

Jumlah Posyandu Purnama dan Mandiri

Kabupaten Bojonegoro

Tahun 2003-2008

1493

218

19 1493

218

19 1497

224

25

1497

224

25

1523

392

18 1547

569

18

0 500 1000 1500 2000

2003

2004

2005

2006

2007

2008

Juml. Slrh P.Purnama P.Mandiri

Data selengkapnya pada lampiran Tabel 46.

4.4 Keadaan Lingkungan

Lingkungan mempunyai pengaruh yang besar terhadap

kehidupan. HL Blum menyatakan lingkungan merupakan faktor terbesar

yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu diperlukan

suatu lingkungan sehat untuk menjamin kehidupan manusia.

Lingkungan sehat yang dimaksud dalam visi Indonesia

sehat 2010 adalah lingkungan yang kondusif untuk hidup sehat, bebas

polusi, tersedia air bersih, lingkungan memadai, permukiman sehat,

perencanaan kawasan sehat, serta terwujudnya kehidupan yang saling

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

tolong menolong dengan memelihara budaya bangsa (Kompas, 5

Nopember 2002, Depkes.go.id).

A. Rumah sehat

Manusia membutuhkan tempat untuk tinggal dan

bernaung. Seiring kemajuan peradaban, tuntutan terhadap rumah

tinggal semakin tinggi tidak hanya dari segi keamanan dan estetika

namun juga segi kesehatan. Menurut UU RI No. 4 tahun 1992,

rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau

hunian dan sarana pembinaan keluarga. Oleh karena rumah

berhubungan erat dengan kesehatan penghuninya maka perlu

diperhatikan persyaratan sehat suatu rumah. Rumah sehat secara

umum dapat memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis, mencegah

penularan penyakit dan dapat mencegah terjadinya kecelakaan.

Dari hasil pemeriksaan rumah tinggal pada tahun 2008,

jumlah Rumah diperiksa sebanyak 31.244 rumah sedangkan yang

memenuhi kriteria sehat adalah sebanyak 19.581 rumah ( 62,67 %).

Data secara rinci pada lampiran Tabel 47. Jika

dibandingkan dengan target Indonesia Sehat 2010 sebesar 80 %

maka persentase tersebut masih berada di bawahnya.

B. Akses Air Bersih

Keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih adalah

keluarga yang mempunyai kemudahan dalam memperoleh air

bersih dalam jumlah yang cukup sesuai kebutuhan. Selama tahun

2008 tercatat 25.266 keluarga telah mengakses air bersih atau

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

39

80,92 % dari keluarga yang diperiksa. Dari jumlah tersebut 30,99 %

menggunakan ledeng, 31,75 % menggunakan SPT dan 17,61 %

menggunakan SGL. Data rincian pada lampiran Tabel 48.

C. Sarana Sanitasi Dasar

Jumlah sarana sanitasi dasar yang diperiksa pada tahun

2008 meliputi jamban, tempat sampah dan pengelolaan air limbah.

Dari 31.250 KK yang diperiksa, yang memenuhi kriteria sehat

adalah sebanyak 71,98% untuk jamban, 62,64% untuk tempat

sampah dan 64,11% untuk pengelolaan air limbah. Data

selengkapnya pada lampiran tabel 49.

D. Tempat-Tempat Umum dan TUPM Sehat

Tempat-tempat umum adalah suatu tempat dimana orang

banyak berkumpul untuk melakukan kegiatan baik secara insidentil

maupun terus menerus secara membayar maupun tidak (Depkes,

1998). Mengingat banyaknya orang yang akan melakukan kegiatan

atau memanfaatkan produk / hasil di tempat tersebut maka akan

terjadi peningkatan hubungan / kontak yang memungkinkan

terjadinya penularan penyakit baik langsung (antar personal)

maupun tidak langsung (melalui perantara benda, alat atau tempat

kegiatan).

Untuk mencegah penularan atau akibat yang timbul dari TTU

termasuk usaha-usaha yang dilakukan maka perlu dilakukan usaha

penyehatan TTU.

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Tempat-tempat Umum yang diperiksa selama tahun

2008 berjumlah 196 buah yang terdiri dari hotel, restoran, rumah

makan, pasar dan TUPM lainnya . Dari jumlah yang diperiksa 99

dinyatakan sehat ( 50,51 %) yang dirinci sebagai berikut :

a. Hotel

Hotel merupakan salah satu tempat-tempat umum yang

memungkinkan terjadinya penularan penyakit. Apalagi

pengunjung hotel selalu berganti dan dapat berasal luar daerah.

Dari 12 hotel yang diperiksa 100 % dinyatakan telah memenuhi

syarat. Persentase ini sudah melebihi target nasional tahun

2010 sebesar 80 %.

b. Restoran / Rumah Makan

Makanan termasuk minuman merupakan kebutuhan dasar dan

sumber utama bagi kehidupan manusia, namun makanan yang

tidak dikelola dengan baik justru akan menjadi media yang

sangat efektif dalam penularan beberapa penyakit (Food Borne

Diseases). Selain makanan dan minuman, penularan tersebut

dapat terjadi melalui tempat penyajian, tempat pengolahan,

peralatan, air dan orang / pengelola. Karena itu pengawasan

harus dilakukan pada semua faktor yang berisiko menjadi

sumber dan perantara penyakit.

Jumlah Restoran yang diperiksa sebanyak 44 buah dan 43,18%

dinyatakan sehat.

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

41

c. Pasar

Pasar merupakan TTU yang dikunjungi banyak orang yang

memungkinkan banyak kontak saat berdesakan dan transaksi

jual beli. Jumlah pasar di Kabupaten Bojonegoro yang diperiksa

29 buah. Dari jumlah tersebut yang memenuhi syarat sebanyak

34 %.

d. TUPM lainnya.

Jumlah TUPM yang ada 355 dan diperiksa 196 buah. Dari

jumlah tersebut 50,51 % dinyatakan sehat.

Data selengkapnya pada lampiran Tabel 50.

E. Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya

Institusi yang dibina adalah unit kerja yang dalam

memberikan pelayanan / jasa berpotensi untuk menimbulkan

risiko / dampak kesehatan.

Sarana kesehatan yang dibina pada tahun 2008 adalah

sebanyak 108, dan telah dibina seluruhnya. Selain itu institusi

yang dibina kesehatan lingkungannya adalah sarana

pendidikan, sarana ibadah, perkantoran dan sarana lain. Yaitu

dari 1310 sarana pendidikan yang ada, 80,08% telah dibina,

dari 630 sarana ibadah yang ada, 92,06% telah dibina, dari 156

perkantoran, 56,41% telah dibina dan dari 2 sarana lain yang

ada, seluruhnya telah dibina kesehatan lingkungannya. Data

selengkapnya pada tabel 51.

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

F. Pemeriksaan Jentik Nyamuk

Jumlah bangunan / rumah yang ada di Kabupaten

Bojonegoro pada tahun 2008 adalah sebanyak 271.993 buah,

sedangkan yang diperiksa adalah 52.414 buah ( 19,27% ), dan

yang dinyatakan bebas jentik nyamuk adalah sebanyak

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

Dinkes Kabupaten Bojonegoro 43

BAB V

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

5.1 Sarana Kesehatan

A. Puskesmas

Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan.

Pada tahun 2008 jumlah Puskesmas di Kabupaten Bojonegoro

sebanyak 36 buah, terdiri dari 9 puskesmas perawatan dan 27

Puskesmas non perawatan. Puskesmas diarahkan untuk

memberikan pelayanan pada penduduk didasarkan pada konsep

wilayah. Satu Puskesmas diharapkan untuk melayani rata-rata

30.000 penduduk. Jumlah Puskesmas Pembantu sebanyak 68 buah

dan Puskesmas keliling sebanyak 26 buah. Data rincian terdapat

pada lampiran Tabel 61.

Dalam dokumen kab bojonegoro 2008 (Halaman 47-56)

Dokumen terkait