• Tidak ada hasil yang ditemukan

kab bojonegoro 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "kab bojonegoro 2008"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

ii

KATA PENGANTAR

Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Dalam konsep tersebut, diperlukan upaya untuk mencapai pelayanan

kesehatan yang optimal yang diselenggarakan melalui pembangunan

yang berkesinambungan dalam rangkaian program pembangunan yang

menyeluruh, terarah dan terpadu dengan dukungan instansi terkait.

Profil Kesehatan Kabupaten Bojonegoro merupakan buku statistik

kabupaten yang menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan

masyarakat Kabupaten Bojonegoro. Profil ini diharapkan dapat

bermanfaat untuk memberikan data dan informasi kesehatan guna

evaluasi kegiatan, sebagai acuan untuk perencanaan, dan menunjang

pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan, serta mendukung

dan meningkatkan kemampuan manajemen di bidang kesehatan.

Data yang disajikan berupa tabel dan grafik yang bersumber dari

Puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Bojonegoro,

serta sektor terkait. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi

dalam penyusunan Profil ini, kami sampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya. Kami berharap kerjasama ini tetap terjalin dengan

baik.

Semoga Profil Kesehatan ini dapat bermanfaat untuk

pelaksanaan kegiatan Pembangunan Kesehatan di masa yang akan

datang.

Bojonegoro, Maret 2009

KEPALA DINAS KESEHATAN

KABUPATEN BOJONEGORO

Dr. H. HARIYONO, M.Si

Pembina Tingkat I

NIP. 140 202 085

(2)

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

iii

DAFTAR ISI

Hal

Halaman Sampul...

Kata Pengantar ...

Daftar Isi ...

Daftar Lampiran...

Daftar Tabel ...

Daftar Gambar ...

Daftar Singkatan ...

BAB I.

PENDAHULUAN...

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN BOJONEGORO...

2.1 Keadaan Geografis...………

2.2 Kependudukan/ Demographi...………

2.2.1 Pertumbuhan Penduduk..……….

2.2.2 Komposisi Penduduk ...………..

2.2.3 Kepadatan Penduduk ……….…….

2.3 Keadaan Ekonomi ………...………...

2.3.1 PDRB ...….……….………... .

2.3.2 Beban Tanggungan ….………..……….

BAB III. SITUASI DERAJAT KESEHATAN...

3.1 Mortalitas ...….. .………...

A. Angka Kematian Bayi ...

B. Angka Kematian Balita...

i

ii

iii

vii

xi

xii

xiii

1

4

4

6

7

8

12

14

14

14

15

15

15

15

(3)

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

iv

C. Angka Kematian Ibu...

3.2 Morbiditas... ….. .………...

A. Angka Acute Flacid Paralysis...

B. TB Paru ...

C. Pneumonia Balita...

D. HIV / AIDS dan Infeksi menular Seksual...

E. Demam Berdarah Dengue...

F. Diare...

G.Malaria...

H. Kusta...

I. Filariasis...

J. PD3I………

3.3 Status Gizi ….. .……….... . ………..……...

A. Kunjungngan Neonatus (KN2) & Kunjungan Bayi...

B. Bayi BBLR……….

C. Status Gizi Balita...

3.4 Umur Harapan Hidup...………..

BAB IV. SITUASI UPAYA KESEHATAN...

4.1 Pelayanan Kesehatan ………..

A. Kunjungan Ibu Hamil (K1,K4)...

B. Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan...

C. Pelayanan Kesehatan Anak Pra sekolah, Usia sekolah &

remaja...

D. Kepesertaan KB...

E. Desa UCI...

F. Cakupan Imunisasi Bayi...

G. Pelayanan Gizi...

16

17

17

17

18

18

19

19

19

20

20

20

21

21

21

22

22

23

23

23

23

25

25

26

26

27

(4)

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

v

H. Ibu Hamil Yang Mendapatkan Fe………...

I. Ibu Hamil Yang Mendapat Imunisasi TT...

J. Akses Ketersediaan Darah ...

K. Penanganan Bumil & Neonatal Risti...

L. Pelayanan Kegawatdaruratan...

M. Desa Terkena KLB ditangani <24 jam...

N. Jumlah Penderita, Kematian, Desa Terserang KLB...

O. ASI Eksklusif...

P. Garam Beryodium...

Q. Murid SD/MI yang mendapat Pemeriksaan Gigi & Mulut...

R. Jaminan Kesehatan Pra Bayar...

S. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin...

T. Pelayanan Kesehatan Kerja Pada Pekerja Formal...

U. Pelayanan Kesehatan Pra Usila & Usila...

V. Pelayanan Kesehatan Wanita Usia Subur………...

4.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan……….

A. Pemanfaatan Sarana Puskesmas & RS………...

B. Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Lab. Dasar ………

C. Ketersediaan Obat………...

4.3 Perilaku Hidup Masyarakat………..

A. Rumah Tangga ber PHBS………..

B. Posyandu Aktif………..

4.4 Keadaan Lingkungan……….. .…...

A. Rumah Sehat………

B. Akses Air Bersih………..

C. Sarana Sanitasi Dasar………

D. Tempat-tempat Umum dan TUPM Sehat………

E. Institusi Dibina Kesehatan Lingkungan...

27

28

28

28

29

29

30

30

31

31

31

33

33

33

34

34

34

34

35

35

35

36

37

38

38

39

39

41

(5)

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

vi

F. Pemeriksaan Jentik Nyamuk

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN...

5.1 Sarana Kesehatan...

A. Puskesmas...

B. Rumah Sakit...

C. UKBM...

5.2 Tenaga Kesehatan...

5.3 Pembiayaan Kesehatan...

BAB VI. KESIMPULAN...

LAMPIRAN

42

43

43

43

43

43

44

48

49

(6)

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

vii

DAFTAR LAMPIRAN

RESUME / ANGKA PENCAPAIAN INDIKATOR KABUPATEN SEHAT DAN

STANDAR PELAYANAN MINIMAL KABUPATEN BOJONEGORO

Tabel

1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH

PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA DAN KEPADATAN

PENDUDUK MENURUT KECAMATAN

Tabel 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK

UMUR, RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN DAN

KECAMATAN

Tabel 3 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK

UMUR

Tabel 4 PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA

10 TAHUN KE ATAS DIRINCI MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN

TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KECAMATAN

Tabel 5 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG

MELEK HURUF

Tabel 6 JUMLAH KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT

KECAMATAN

Tabel 7 JUMLAH KEMATIAN IBU MATERNAL MENURUT KECAMATAN

Tabel 8 JUMLAH KEJADIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN RASIO

KORBAN LUKA DAN MENINGGAL TERHADAP JUMLAH PENDUDUK

DIPERINCI MENURUT KECAMATAN

Tabel 9 AFP RATE, PERSENTASE TB PARU SEMBUH, DAN PNEUMONIA

BALITA DITANGANI

Tabel 10 HIV/AIDS, INFEKSI MENULAR SEKSUAL, DBD DAN DIARE PADA

BALITA DITANGANI

Tabel 11 PERSENTASE PENDERITA MALARIA DIOBATI

(7)

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

viii

Tabel 13 KASUS PENYAKIT FILARIA DITANGANI

Tabel 14 JUMLAH KASUS DAN ANGKA KESAKITAN PENYAKIT MENULAR

YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)

Tabel 15 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS, BAYI DAN BAYI BBLR YANG

DITANGANI

Tabel 16 STATUS GIZI BALITA DAN JUMLAH KECAMATAN RAWAN GIZI

Tabel 17 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DAN PERSALINAN

DITOLONG TENAGA KESEHATAN

Tabel 18 CAKUPAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA,

PEMERIKSAAN KESEHATAN SISWA SD DAN PELAYANAN

KESEHATAN REMAJA

Tabel 19 JUMLAH PUS, PESERTA KB, PESERTA KB BARU, DAN KB AKTIF

MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

Tabel 20 JUMLAH PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI

Tabel 21 PELAYANAN KB BARU MENURUT KECAMATAN

Tabel 22

PERSENTASE CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT

KECAMATAN

Tabel 23 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI BAYI MENURUT KECAMATAN

Tabel 24 CAKUPAN BAYI, BALITA YANG MENDAPAT PELAYANAN

KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

Tabel 25 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET Fe1 DAN Fe3

MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

Tabel 26 JUMLAH WANITA USIA SUBUR YANG MENDAPATKAN IMUNISASI

TT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

Tabel 27 PRESENTASE AKSES KETERSEDIAAN DARAH UNTUK BUMIL DAN

NEONATUS YANG DIRUJUK

Tabel 28 JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATAL RISIKO

TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANI MENURUT KECAMATAN DAN

PUSKESMAS

(8)

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

ix

Tabel 29

PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN PELAYANAN

KEMAMPUAN GAWAT DARURAT (GADAR)

Tabel 30 JUMLAH DAN PERSENTASE DESA/KELURAHAN TERKENA KLB

YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KECAMATAN DAN

PUSKESMAS

Tabel 31 JUMLAH PENDERITA DAN SERTA JUMLAH KECAMATAN DAN

JUMLAH DESA YANG TERSERANG KLB

Tabel 32 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF

Tabel 33 PERSENTASE DESA/KELURAHAN DENGAN GARAM BERYODIUM

YANG BAIK MENURUT KECAMATAN

Tabel 34 PELAYANAN

KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS

Tabel 35 JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN

Tabel 36 CAKUPAN

JAMINAN

PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR

Tabel 37 CAKUPAN

PELAYANAN

KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN

Tabel 38 PERSENTASE PELAYANAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA

FORMAL

Tabel 39 CAKUPAN

PELAYANAN

KESEHATAN PRA USILA DAN USILA

Tabel 40 CAKUPAN WANITA USIA SUBUR MENDAPAT KAPSUL YODIUM

Tabel 41 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS

Tabel 42 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, PELAYANAN

GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN

Tabel

43

JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT

KEMAMPUAN LABKES DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR

Tabel

44

KETERSEDIAAN OBAT SESUAI DENGAN KEBUTUHAN

PELAYANAN KESEHATAN DASAR

Tabel 45 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH

SEHAT

Tabel 46 JUMLAH DAN PERSENTASE POSYANDU MENURUT STRATA DAN

KECAMATAN

(9)

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

x

Tabel 47 PERSENTASE

RUMAH

TANGGA SEHAT MENURUT KECAMATAN

Tabel 48 PERSENTASE

KELUARGA

MEMILIKI AKSES AIR BERSIH

Tabel 49 KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR

MENURUT KECAMATAN

Tabel 50 PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN

(TUPM) SEHAT MENURUT KECAMATAN

Tabel 51 PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA

Tabel 52 PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN YANG DIPERIKSA DAN BEBAS

JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KECAMATAN DAN

PUSKESMAS

Tabel 53 PERSEBARAN TENAGA KESEHATAN MENURUT UNIT KERJA

Tabel

54

JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI SARANA PELAYANAN

KESEHATAN

Tabel 55 JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN

Tabel

56

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA

KESEHATAN

Tabel 57 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN

Tabel 58 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI

SARANA KESEHATAN DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT

KECAMATAN

Tabel 59 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DI SARANA KESEHATAN

Tabel 60 ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

Tabel 61 JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN

Tabel 62 UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)

Tabel 63 INDIKATOR PELAYANAN RUMAH SAKIT

(10)

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

xi

DAFTAR TABEL

HAL

2.1 Kecamatan dan Jumlah Desa Kab. Bojonegoro

7

2.2 Jumlah Penduduk Yang Dirinci Menurut Jenis Kelamin

8

2.3 Jumlah Penduduk Yang Dirinci Menurut Golongan Umur

10

2.4 Jumlah Penduduk Berusia 10 Tahun Keatas Dirinci Menurut

Tingkat Pendidikan Tertinggi

(11)

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

xii

DAFTAR GAMBAR

HAL

2.1 Jumlah Penduduk Kab. Bojonegoro

7

2.2 Distribusi

Penduduk Kab. Bojonegoro

8

2.3 Distribusi Penduduk Kab. Bojonegoro berdasar Tk. Pendidikan

tertinggi

12

2.4 Kepadatan

Penduduk

Tiap Kecamatan

13

4.1 Persentase Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan

24

4.2 Persentase Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi

26

4.3 Penduduk Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

32

4.4 Jumlah Posyandu Purnama dan Mandiri

37

5.1 Persebaran

Tenaga

Kesehatan

Menurut Unit Kerja

45

(12)

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

xiii

DAFTAR SINGKATAN

AFP

AGB

AIDS

AKABA

AKB

AKI

ASI

Askes

BBLR

BKB

BKL

BKR

BOR

BP

BPS

Bumil

CMR

Depkes

DHF/DBD

DPT

GAKY

GDR

GE

HB

HIV

ISPA

IUD

Jamsostek

JPKM

Kab.

KB

KEK

KEP

KH

KK

kg

km

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

Acute Flaccid Paralysis

Anemia Gizi Besi

Aquired Immune Defisiency Syndrome

Angka Kematian Balita

Angka Kematian Bayi

Angka Kematian Ibu

Air Susu Ibu

Asuransi Kesehatan

Berat Badan Lahir Rendah

Bina Keluarga Balita

Bina Keluarga Lansia

Bina Keluarga Remaja

Bed Occupancy Rate

Balai Pengobatan

Badan Pusat Statistik

Ibu Hamil

Crude Mortality Rate

Departemen Kesehatan

Dengue Haemorrhage Fever/Demam Berdarah

Difteri Pertusis Tetanus

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium

Gross Death Rate

Gastro Enteritis

Hepatitis B

Human Imunodeficiency Virus

Infeksi Saluran Pernafasan Atas

Intra Uterine Device

Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

Kabupaten

Keluarga Berencana

Kurang Energi Kronik

Kurang Energi Protein

Kelahiran Hidup

Kepala Keluarga

Kilogram

(13)

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

xiv

Linakes

LOS

Mm

MOP

MOW

Napza

NDR

PHBS

PMS

Polindes

Posyandu

Prop.

PSG

PUS

Pustu

RB

RSAB

RSU

RSUD

Sarkes

SDKI

SKRT

TB

TPS (sarana kesehatan)

TPS (sampah)

TTU

UKGS

UU

UKS

Yankes

WHO

WTS

WUS

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Length Of Stay

Millimeter

Media Operatif Pria

Media Operatif Wanita

Narkotika, psikotropika dan zat aditif

Net Death Rate

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Penyakit Menular Seksual

Pondok Bersalin Desa

Pos Pelayanan Terpadu

Propinsi

Pemantauan Status Gizi

Pasangan Usia Subur

Puskesmas Pembantu

Rumah Bersalin

Rumah Sakit Anak dan Bayi

Rumah Sakit Umum

Rumah Sakit Umum Daerah

Sarana Kesehatan

Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia

Survey Kesehatan Rumah Tangga

Tuberculosis

Tempat Perawatan Sementara

Tempat Pembuangan Sementara

Tempat-tempat Umum

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah

Undang-Undang

Usaha Kesehatan Sekolah

Pelayanan Kesehatan

World Health Organization

Wanita Tuna Susila

(14)

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

Dinkes Kabupaten Bojonegoro 1

BAB I

PENDAHULUAN

Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Departemen

Kesehatan telah menetapkan Indonesia Sehat 2010 sebagai visi

pembangunan bidang kesehatan di Indonesia. Melalui visi tersebut

terkandung keinginan terwujudnya suatu kondisi masyarakat yang ditandai

oleh penduduknyayang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku yang

sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan

yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan

yang setinggi-tingginya.

Pembangunan kesehatan secara nasional masih menjadi prioritas

mengingat permasalahan kesehatan yang komplek dan semakin komplek

dari waktu ke waktu. Permasalahan yang muncul dan semakin

berkembang seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan

ilmu dan tehnologi yang semakin global.

Pembangunan Kesehatan diselenggarakan dengan strategi

pembangunan nasional berwawasan kesehatan, profesionalisme,

desentralisasi dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat dengan

memperhatikan tantangan yang ada saat ini dan dimasa depan antara lain

krisis ekonomi, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, serta globalisasi dan demokratisasi.

Desentralisasi upaya kesehatan memberikan wewenang kepada

kabupaten untuk menentukan sendiri prioritas pembangunan kesehatan

daerahnya sesuai dengan kemampuan, kondisi dan kebutuhan setempat.

(15)

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Dengan sendirinya keberhasilan pembangunan kesehatan sangat

ditentukan oleh kemampuan sumber daya yang ada di daerah.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka diperlukan sebuah Sistem

Informasi Kesehatan yang menjadi tulang punggung bagi pelaksanaan

pembangunan kesehatan melalui penyediaan data dan informasi untuk

perencanaan dan analisis yang mendukung penganggaran dan

pengembangan sumber daya. Sistem Informasi Kesehatan dikembangkan

terutama untuk mendukung manajemen kesehatan baik untuk manajemen

operasional klien, manajemen institusi atau unit kesehatan serta

manajemen wilayah kerja kesehatan diantaranya melalui penyediaan bukti

bagi para penentu kebijakan sebagai dasar pengambilan keputusan

berlandaskan fakta (evidence based decision making) . Salah satu produk

penting dari sistem kesehatan kabupaten adalah Profil Kesehatan

Kabupaten.

Profil Kesehatan Kabupaten merupakan sarana untuk memantau

dan mengevaluasi pencapaian Visi Kabupaten yang merupakan modal

dasar bagi tercapainya Visi Indonesia Sehat. Oleh karena itu penyusunan

profil ditujukan untuk tersedianya data dan informasi yang valid dan akurat

yang dapat digunakan untuk evaluasi dan pemantauan pencapaian

program kesehatan di Kabupaten dalam rangka mewujudkan Kabupaten

Sehat. Profil kesehatan juga merupakan sarana penyedia data dalam

rangka evaluasi pencapaian kegiatan pelayanan sesuai Standart

Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan Departemen Kesehatan

RI selama satu tahun dan sebagai sarana penyebarluasan informasi hasil

pembangunan di sektor kesehatan kepada mayarakat.

Informasi yang akurat merupakan kekuatan yang mendukung

keberhasilan manajemen. Data yang tidak akurat mengakibatkan

kesalahan analisis dan pada gilirannya menghasilkan perencanaan dan

kegiatan yang tidak tepat sasaran. Karena kedudukannya yang sangat

strategis maka penyusunan profil kesehatan perlu dicermati sehingga data

(16)

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

3

dan informasi yang tersaji valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk

itu diperlukan dukungan dan kerja sama dengan semua pihak yang terkait.

Profil kesehatan menyajikan data dan informasi yang dikemas

dalam bentuk narasi disertai tabel dan grafik untuk menjelaskan

detail-detail tertentu. Data yang dikumpulkan berasal dari Sekretariat dan Bidang

di Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro serta Puskesmas

,Rumah Sakit, Balai Pengobatan, dan Institusi Pendidikan di Kabupaten

Bojonegoro. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan form

pengumpulan data untuk Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008 yang

terdiri dari 63 tabel.

(17)

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

4

BAB II

GAMBARAN UMUM

KABUPATEN BOJONEGORO

2.1 Keadaan Geografis

Kabupaten Bojonegoro merupakan bagian dari wilayah Propinsi

Jawa Timur dengan jarak ± 110 Km dari ibukota Propinsi Jawa Timur

yang memiliki luas 2.307,06 km

2

dengan jumlah penduduk tahun 2008

sebesar

1.256.796

jiwa (Proyeksi Dinkes Prop. Jawa Timur & BPS

Propinsi Jawa Timur). Kabupaten Bojonegoro terletak pada posisi 6

0

59’

sampai dengan 7

0

37’ Lintang Selatan dan 111

0

25’ sampai dengan 112

0

09’ Bujur Timur.

Secara administratif Pemerintahan Kabupaten Bojonegoro

memiliki batas wilayah :

• Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tuban

• Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lamongan

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Madiun, Nganjuk,

dan Jombang

• Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Ngawi dan

Kabupaten Blora (Propinsi Jawa Tengah)

(18)

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

5

Kabupaten Bojonegoro dibagi 27 wilayah Kecamatan dan 430

Desa/Kelurahan yang rinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Kecamatan dan Jumlah desa kabupaten bojonegoro tahun 2008

No.

Nama Kecamatan

Jumlah desa /

Kelurahan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

Balen

Baureno

Bojonegoro

Bubulan

Dander

Kalitidu

Kanor

Kapas

Kasiman

Kedungadem

Kepohbaru

Malo

Margomulyo

Ngambon

Ngasem

Ngraho

Padangan

23

25

7 /11

5

16

24

25

21

10

23

25

20

6

5

23

16

16

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

Purwosari

Sugihwaras

Sumberrejo

Tambakrejo

Temayang

Trucuk

Sukosewu

Gondang

Sekar

Kedewan

12

17

26

18

12

12

14

7

6

5

(19)

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Wilayah Kab. Bojonegoro secara topografi terbagi menjadi

dataran rendah yang meliputi sepanjang daerah aliran Sungai

Bengawan Solo dan dataran tinggi di bagian selatan meliputi sepanjang

kawasan Gunung Pandan, Kramat dan Gajah. Secara keseluruhan

81,29 % berada pada ketinggian 25 m atau lebih. Luas wilayah dengan

kemiringan 2 s/d 14,99 % sebesar 36,16 %. Sebanyak 8,74 % wilayah

memiliki kemiringan diatas 15 % dan sisanya mempunyai kemiringan

kurang dari 2 %. Dari wilayah tersebut, 32,53 % digunakan untuk sawah

dan 42,53 % untuk hutan negara.

Berdasarkan pendekatan ekologi pada sistem lingkungan alam

termasuk peranan manusia didalamnya, Kabupaten Bojonegoro

terdapat beberapa satuan lingkungan dengan ekologi tertentu yaitu :

¾ Daerah Aliran Sungai Solo (DAS), yang dalam penyelenggaraan

pembangunan memerlukan penanganan secara khusus.

¾ Bagian selatan dicirikan dengan satuan ekologi hutan.

2.2 Kependudukan/Demographi

Dalam bidang kesehatan data kependudukan sangat penting

dan mempunyai arti strategis karena hampir semua sasaran program

kesehatan adalah masyarakat atau penduduk yang selalu berubah dan

berkembang.

Penduduk baik secara individu atau kelompok (masyarakat)

disamping sebagai sasaran program juga sebagai pelaku dalam proses

pembangunan dan berkaitan dengan hal ini maka manusia sebagai

pelaku dalam proses pembangunan adalah merupakan sumber potensi

dalam menentukan keberhasilan terhadap pembangunan itu sendiri.

(20)

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

7

2.2.1 Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan berdasarkan Sensus penduduk tahun 2000

dari tahun sebelumnya 0,6. Menurut BPS, laju pertumbuhan

Penduduk Kabupaten Bojonegoro tahun 1990 sebesar 1,00 dan pada

tahun 2000 sebesar 0,48. Hasil perhitungan laju pertumbuhan

penduduk tahun 2006 sebesar 0,014.

Jumlah penduduk Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2003

sebanyak 1.207.016 jiwa. Pada tahun 2004 jumlah tersebut

mengalami peningkatan mencapai 1.214.901 jiwa. Sedangkan

jumlah penduduk tahun 2005 mencapai 1.221.116 jiwa. Jumlah ini

terus mengalami peningkatan mencapai 1.231.399 jiwa pada tahun

2006, 1.248.948 jiwa pada tahun 2007 dan 1.256.796 jiwa pada

tahun 2008. Jika digambarkan dalam grafik akan tampak sebagai

berikut:

Gambar 2.1

Jumlah Penduduk Kabupaten Bojonegoro

Tahun 2003 - 2008

1180000

1190000

1200000

1210000

1220000

1230000

1240000

1250000

1260000

2003

2004

2005

2006

2007

2008

(21)

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

2.2.2 Komposisi Penduduk

A. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Berikut distribusi penduduk menurut jenis kelamin Kabupaten

Bojonegoro tahun 2008 berdasarkan proyeksi penduduk,

sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2.2 dan gambar 2.2

dibawah ini:

Tabel 2.2

Jumlah Penduduk Yang Dirinci Menurut Jenis Kelamin

Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008

No

Jenis Kelamin

Jumlah (jiwa)

Persentase

(%)

1.

Pria

624.591

49,70

2.

Wanita

632.205

50,30

Jumlah

1.256.796

100

Sumber : Proyeksi Penduduk BPS Propinsi Jawa Timur dan BPS Kab.

Bojonegoro 2008

620000

625000

630000

635000

Jumlah

Pria

Wanita

Jenis kelamin

Gambar 2.2

Distribusi Penduduk Kabupaten Bojonegoro

berdasarkan jenis kelamin tahun 2008

(22)

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

9

Sex ratio Kabupaten Bojonegoro sebesar 98,80. Hasil

selengkapnya pada lampiran tabel 2.

B. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur

Dengan mengacu pada penduduk Kabupaten

Bojonegoro hasil Sensus Penduduk tahun 2000, dapat

diperkirakan jumlah penduduk golongan umur menurut sasaran

program serta dapat dibuat pula piramida penduduk dengan

penggolongan umur yang sama intervalnya.

Proporsi penduduk usia produktif 15 – 44 tahun pada

tahun 2007 sebesar 47.34 %. Sedangkan pada tahun 2008

angka proporsi sebesar 47,65 %. Proporsi penduduk usia

produktif tersebut lebih tinggi bila dibandingkan tahun lalu

disebabkan adanya perubahan yang cukup signifikan pada

proporsi penduduk usia produktif

.

Distribusi penduduk tahun 2008 berdasar hasil proyeksi

BPS Propinsi Jawa Timur dan Dinas Kesehatan tahun 2008

sebagai berikut:

(23)

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Tabel 2.3

Jumlah Penduduk Yang Dirinci Menurut Golongan Umur

Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008

JUMLAH PENDUDUK

NO

KELOMPOK

UMUR (TAHUN)

LAKI-LAKI

PEREMPUAN

LAKI-LAKI +

PEREMPUAN

1 2 3 4 5

1

0 - 4

52.593

49.697

102.290

2

5 - 9

47.088

44.125

91.213

3

10 - 14

51.859

48.518

100.377

4

15 - 19

49.379

48.266

97.645

5

20 - 24

44.239

55.985

100.224

6

25 - 29

41.901

47.790

89.691

7

30 - 34

56.048

54.412

110.460

8

35 - 39

50.534

52.891

103.425

9

40 - 44

52.632

44.818

97.450

10

45 - 49

46.157

44.028

90.185

11

50 - 54

37.825

29.394

67.219

12

55 - 59

30.692

27.510

58.202

13

60 - 64

23.318

27.872

51.190

14 65

+ 40.326 56.899

97.225

JUMLAH (KAB/KOTA)

624.591

632.205

1.256.796

Dari tabel di atas tampak, jumlah terbesar pada golongan umur

35-39 tahun. Jumlah terkecil pada golongan umur 60-64 tahun.

Piramida membesar di bagian usia muda dan dewasa yang

menggambarkan banyaknya jumlah penduduk usia muda dan

produktif / usia subur. Tingginya golongan usia produktif dapat

didayagunakan dalam pembangunan kesehatan selain menjadi

target sasaran program.

(24)

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

11

C. Distribusi Penduduk Menurut Keadaan Pendidikan

Kemampuan penduduk Kabupaten Bojonegoro untuk

menyerap berbagai informasi termasuk informasi tentang

kesehatan yang berhubungan erat dengan angka Melek Huruf

atau baca tulis.

Persentase penduduk kabupaten Bojonegoro yang

berumur 10 tahun ke atas yang melek huruf pada profil pada

tahun 2000 sebesar 77,51 % (N=23). Menurut Data BPS

Penduduk Kab. Bojonegoro yang berusia 10 tahun ke atas dan

pendidikan tertinggi yang ditamatkan sebagai berikut :

Tabel 2.4

Jumlah penduduk Berusia 10 Tahun Ke Atas Dirinci Menurut

Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Kabupaten

Bojonegoro Tahun 2006

No

Pendidikan

Jumlah

(jiwa)

Presentasi

(%)

1

Tidak/Belum Pernah Sekolah

144.653

13,60

2

Tidak/belum tamat SD

193.027

18,15

3

SD / MI

410.355

38,59

4 SLTP

188.221

17,70

5 SLTA/SMU

107.781

10,14

6 Akademi/Diploma

&

Universitas

19.256 1,81

Jumlah

1.256.796

100

(25)

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Gambar 2.3

DISTRIBUSI PENDUDUK KAB. BOJONEGORO

Berdasar Tk. Pendidikan Tertinggi usia lebih dari 10 thn

Tahun 2008

0

100,000

200,000

300,000

400,000

Tdk

/Blm

Sklh

Tdk

/Blm

SD

SD

/M

I

SL

T

P

SL

TA/SM

U

A

K

/Di

pl

oma

&

Uni

v

ers

itas

Pendidikan

2.2.3 Kepadatan Penduduk

Luas Kabupaten Bojonegoro adalah 2.307,06 Km2, dengan

jumlah penduduk tahun 2008 : 1.256.796 jiwa sehingga rata-rata

kepadatan penduduk Kabupaten Bojonegoro adalah 545 jiwa/km

2

dengan kisaran antara 158 (kecamatan Margomulyo) – 3255

(kecamatan Bojonegoro). Sebagai pembanding kepadatan

Penduduk tahun 2007 541 jiwa/Km

2

dan tahun 2006 533,75

jiwa/Km

2

.

Wilayah Kecamatan dengan kepadatan penduduk > 1000

jiwa/Km

2

adalah Kecamatan Kota Bojonegoro, Balen, Baureno dan

Kapas. sedangkan kepadatan penduduk < 200 jiwa/Km

2

adalah

Kecamatan Margomulyo, Bubulan, dan Sekar.

Luas wilayah Kecamatan yang paling besar adalah

Tambakrejo (209,52 Km2) dan kecamatan dengan luas wilayah

paling kecil adalah Kecamatan Padangan dengan luas 42 km

2

.

(26)

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

13

Berikut kepadatan penduduk tiap kecamatan di Kabupaten

Bojonegoro tahun 2008:

Gambar 2.4

Kepadatan penduduk tiap Kecamatan

Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008

-500

500

1500

2500

3500

Balen Baureno Bojonegoro Bubulan Dander Kalitidu Kanor Kapas Kasiman Kedungade Kepohbaru Malo Margomulyo Ngambon Ngasem Ngraho Padangan Purwosari Sugihwaras Sumberejo Tambakrejo Temayang Trucuk Sukosewu Gondang Sekar Kedewan

kec

jiwa/km2

(27)

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

2.3 Keadaan Ekonomi

2.3.1 PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten

Bojonegoro atas dasar harga yang berlaku tahun 2006 sebesar

8.065,3 milyar rupiah atau mengalami peningkatan 15,26 % dari

tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut disebabkan adanya

perubahan harga komoditi barang dan jasa yang dihasilkan oleh

produsen. Apabila didasarkan pada harga konstan maka nilai

PDRB sebesar 4,7 triliyun rupiah atau naik sebesar 6,25 %.

Kenaikan tersebut merupakan gambaran laju petumbuhan

perekonomian di Kabupaten Bojonegoro.

Dari angka laju pertumbuhan perekonomian dalam kurun

waktu 3 tahun terakhir, terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Bojonegoro terus membaik meskipun peningkatan

laku pertumbuhannya relatif kecil. Tercatat laju pertumbuhan

ekonomi dalam kurun waktu 3 tahun terakhir adalah: 3,94%,

tahun 2004: 4,92% tahun 2005 dan 6,25% pada tahun 2006.

2.3.2. Beban Tanggungan

Untuk mengukur beban tanggungan usia produktif (15 – 49

tahun) digunakan indikator dependency ratio. Pada tahun 2000

dependency ratio Kabupaten Bojonegoro sebesar 47 %. Jika

dibandingkan dengan dependency ratio Nasional sebesar 67,7

%, maka depedency ratio Kabupaten Bojonegoro berada di

bawahnya. Tahun 2006 dependency ratio Kabupaten Bojonegoro

sebesar 45 %, tahun 2007 42,5 % dan tahun 2008 45,2%.

(28)

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

Dinkes Kabupaten Bojonegoro 15

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Derajat kesehatan merupakan salah satu indikator penting

untuk mengukur taraf kesehatan suatu bangsa. Salah satu ciri suatu

bangsa yang maju adalah dimilikinya derajat kesehatan yang tinggi.

Derajat kesehatan juga merupakan unsur yang sangat berpengaruh

terhadap kualitas sumber daya manusia, selain faktor pendidikan dan

ekonomi. Derajat Kesehatan Masyarakat diukur melalui indikator

mortalitas, morbiditas dan status gizi yang dijabarkan sebagai berikut :

3.1 Mortalitas

A. Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka Kematian Bayi di Indonesia masih merupakan masalah

meskipun selama tiga dasawarsa terakhir menunjukkan

kecenderungan menurun. Berdasarkan pengumpulan data dari

Puskesmas, RSU dan RSAB pada tahun 2006 di Kabupaten

Bojonegoro, Angka Kematian bayi dilaporkan: 5,63 per 1000 KH.

Jumlah ini dibawah jumlah kematian bayi tahun 2007. Angka

Kematian bayi dilaporkan tahun 2007 : 7,69 per 1000 KH dan tahun

2008 : 7,36 per 1000 KH. Jika dibandingkan dengan angka kematian

bayi di Indonesia saat ini yaitu 26 per 1000 KH maka angka tersebut

berada di bawahnya. Data selengkapnya pada lampiran Tabel 6.

B. Angka Kematian Balita

Angka Kematian balita merupakan jumlah kematian yang

terjadi pada anak sebelum mencapai usia lima tahun. Angka ini

(29)

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

dapat menggambarkan faktor – faktor lingkungan yang

berpengaruh terhadap kesehatan balita seperti gizi, sanitasi,

penyakit menular dan kecelakaan. Indikator ini menggambarkan

tingkat kesejahteraan sosial dalam arti besar dan tingkat

kemiskinan penduduk (Profil Kes Prop 1995).

Dari data yang tercatat di Puskesmas tahun 2008, angka

kematian balita dilaporkan 7,79 per 1000 KH. Jika dibandingkan

dengan target pada 2010, angka kematian balita di Indonesia yaitu

sebesar 58 per 1000 kelahiran hidup maka tersebut jauh di bawah

angka nasional. Data terinci pada lampiran Tabel 6.

C.

Angka Kematian Ibu / Maternal (AKI)

Angka Kematian Ibu / Maternal (AKI) merupakan salah satu

tolok ukur derajat kesehatan masyarakat yang berguna untuk

menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu, kondisi lingkungan

dan tingkat pelayanan kesehatan terutama Ibu hamil, melahirkan

dan masa nifas.

Angka Kematian Ibu (AKI) SDKI tahun 1994 mencapai 390

per 100.000 kelahiran hidup. SDKI tahun 1997, Angka Kematian

Ibu 334 per 100.000 kelahiran hidup. Hasil SKRT 1997

menunjukkan angka kematian Ibu 373 per 100.000 kelahiran

hidup. Angka tersebut merupakan angka tertinggi diantara

negara-negara di Asia Tenggara dengan status ekonomi yang sama.

Jumlah kematian ibu maternal di Kabupaten Bojonegoro

tahun 2008 sebanyak 19 orang. Jumlah tersebut lebih tinggi

dibandingkan tahun 2007 yang mencapai 14 orang. Data

selengkapnya pada lampiran Tabel 7.

(30)

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

17

Dari sejumlah kematian ibu tersebut belum dirinci menurut

penyebab kematian. Menurut beberapa penelitian lebih 90 %

kematian ibu disebabkan penyebab langsung antara lain :

Haemorage, Abortus complication, Eklamsi dan Infeksi (Depkes RI,

1999). Sedangkan penyebab tidak langsung meliputi tingkat

pendidikan, sosial ekonomi, sosial budaya, fasilitas transportasi,

keadaan geografis, fasilitas kesehatan (Empat Terlalu dan Tiga

terlambat).

Pada tahun 2010, di Indonesia ditargetkan angka kematian

ibu turun menjadi 150 per 100.000 kelahiran hidup.

3.2 Morbiditas

A. Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP)

AFP adalah penderita dengan gejala lumpuh layuh mendadak

(akut), bukan disebabkan ruda paksa, yang ditemukan pada anak

usia < 15 tahun dan diduga kuat poliomyelitis. Pada tahun 2008

dilaporkan terdapat 6 kasus AFP. Selama Tahun 2007 dilaporkan

tidak ditemukan kasus AFP, Tahun 2006 dilaporkan 6 kasus AFP

dan tahun 2005 dilaporkan terdapat 3 kasus AFP. Pada Tahun 2004

dilaporkan terdapat 5 kasus AFP. Data di lampiran Table 9.

B. Tb Paru

Tuberkulosis paru masih merupakan penyakit yang perlu

mendapat perhatian meski prevelensinya telah dapat diturunkan.

Pemberantasan penyakit Tuberculosis paru mengacu pada

komitmen nasional yaitu menggunakan pendekatan Directly Observe

Treatment Shortcourse (DOTS) atau pengobatan TB Paru dengan

(31)

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

pengawasan langsung oleh pengawas menelan obat (PMO).

Berdasarkan laporan Puskesmas, rumah sakit dan BP, pada tahun

2008 tercatat 674 penderita TB Paru (+) di Kabupaten Bojonegoro.

Dari jumlah tersebut seluruhnya tengah menjalani pengobatan dan

jumlah penderita yang sembuh mencapai 557 penderita. Angka

kesembuhan mencapai 82,64 %. Data terinci pada lampiran

Tabel 9.

C. Pneumonia Balita

Insidence rate untuk kasus pneumoni masih cukup tinggi.

Kecepatan keluarga dalam membawa penderita ke unit pelayanan

kesehatan serta ketrampilan petugas dalam menegakan diagnosis

pneumoni merupakan kunci dari penemuan kasus. Jumlah penderita

pnemunia pada balita secara keseluruhan 2.695 dan 100% dapat

ditangani. Data terinci di lampiran Tabel 9.

D. HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS)

Penderita HIV adalah penderita yang menurut hasil

pemeriksaan laboratorium dinyatakan positif HIV. Prevalensi HIV

diukur dari jumlah kasus HIV (baru dan lama) dibandingkan jumlah

penduduk berisiko di wilayah dan pada kurun waktu yang sama.

Selama tahun 2008 di Kabupaten Bojonegoro ditemukan adanya 20

kasus HIV. Target pada tahun 2010, Prevalensi HIV terhadap

penduduk beresiko 0,9.

Pada tahun 2008 tidak ditemukan adanya kasus Infeksi Menular

Seksual.

(32)

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

19

E. Demam Berdarah Dengue

Penderita DBD adalah penderita demam tinggi yang

mendadak, terus menerus berlangsung 2-7 hari tanpa sebab yang

jelas, tanda-tanda perdarahan dari atau pembesaran hati serta hasil

pemeriksaan laboratorium dinyatakn positif DBD.

Angka kesakitan DBD tahun 2008 : 31,19 per 100.000

penduduk. Jika dibandingkan dengan target Indonesia Sehat 2010

maka angka ini masih diatas target yakni 2 per 100.000 penduduk.

Kasus DBD yang ditangani telah mencapai 100%.

F. Diare

Menurut hasil SKRT dalam beberapa survei dan surkesnas

2001, penyakit diare masih merupakan penyebab utama kematian

bayi dan balita. Jumlah kasus diare secara keseluruhan adalah

22.478, sedangkan jumlah kasus pada balita adalah 8.388 dan 100%

kasus diare pada balita dapat ditangani. Data tersaji di lampiran

Tabel 10.

G. Malaria

Mengacu pada Kepmenkes no. 1202/ Menkes/SK/VIII/2003

untuk di Jawa dan Bali, penderita malaria adalah kasus dengan

gejala klinis malaria (demam tinggi disertai menggigil) dengan hasil

pemeriksaan sediaan darah di laboratorium positif malaria. Pada

tahun 2008, ditemukan adanya 3518 kasus malaria klinis, dan 2

malaria positif. Namun merupakan malaria import dari tenaga kerja

yang bekerja di luar jawa

(33)

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Secara nasional, pada tahun 2010, angka kesakitan malaria

dapat diturunkan menjadi 5 penderita per 1.000 penduduk. Data

terinci di lampiran Tabel 11.

H.

Kusta

Kusta merupakan penyakit lama yang diharapkan dapat

dieliminasi pada tahun 2000, namun untuk kabupaten Bojonegoro

belum dapat mencapai eliminasi karena prevalensi kusta masih

diatas 1 per 10.000 penduduk. Jumlah penderita kusta tahun 2008

yang dilaporkan adalah 138 orang dengan rincian jumlah PB 9 dan

MB 129, yang telah selesai menjalani pengobatan (RFT) 100%. Data

tersaji pada lampiran Tabel 12.

I. Filariasis

Pada tahun 2008, ditemukan 10 kasus Filariasis di wilayah

Kabupaten Bojonegoro. Kasus tersebut telah berhasil ditangani

(100%). Data di lampiran Tabel 13.

J. PD3I

PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas /

ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi. Pada Tahun 2008,

jumlah kasus difteri adalah 3 kasus, pertusis 2 kasus, Campak 16

kasus, dan Polio 6 kasus. Selama tahun tersebut tidak ditemukan

tetanus, tetanus neonatorum dan hepatitis B. Data kasus di tiap

wilayah tersaji di lampiran Tabel 14.

(34)

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

21

3.3 Status Gizi

Status gizi seseorang mempunyai hubungan yang erat dengan

permasalahan kesehatan secara umum, disamping merupakan faktor

predisposisi yang dapat memperparah penyakit infeksi secara langsung

juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan individu. Status gizi

pada janin / bayi sangat ditentukan oleh status gizi ibu hamil atau ibu

menyusui.

A. Kunjungan Neonatus (KN2) dan Kunjungan Bayi

Kunjungan Neonatus (KN2) Di Kabupaten Bojonegoro pada

tahun 2008 mencapai 89,95% sedangkan kunjungan Bayi mencapai

99,37%. Data cakupan kunjungan di tiap wilayah tersaji pada

lampiran Tabel 15.

B. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

BBLR (kurang 2500 gram) merupaka salah satu faktor

utama yang berpengaruh terhadapp kematian perinatal dan

neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR karena lahir

premature atau BBLR karena intrauterine growt retardation (IUGR)

yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di

negara berkembang banyak BBLR dengan IUGR karena ibu

berstatus gizi buruk, anemia, malaria dan menderita penyakit

menular seksual (PMS) sebelum konsepsi atau saat kehamilan.

Pada tahun 2008 dilaporkan jumlah bayi lahir hidup

sebanyak 18.617 dengan BBLR sebesar 305 (1.64%). Seluruh

(100%) bayi dengan BBLR dapat ditangani.

(35)

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

C. Status Gizi Balita

Dalam mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang

berkualitas, keluarga dan masyarakat mempunyai peran yang sangat

penting. Salah satunya melalui pemenuhan gizi sesuai kebutuhan.

Gizi yang tidak terpenuhi dapat menggangu pertumbuhan balita baik

fisik, mental maupun kecerdasan.

Jumlah Balita di Kabupaten Bojonegoro yang ditimbang

selama tahun 2008 mencapai 69.060 anak (cakupan 78.03%). Dari

jumlah tersebut 76.23% mengalami kenaikan berat badan.

Balita dengan Gizi Buruk adalah balita yang mempunyai berat

badan di bawah garis merah pada KMS (Kartu Menuju Sehat). Balita

gizi buruk (BGM) tahun 2008 mencapai 3,3%, sedangkan balita gizi

buruk mencapai 0,48 %.

Jika dibandingkan dengan target 2010 dimana diharapkan

balita gizi buruk hanya 15 % maka persentase tersebut sudah jauh

berada di bawah target Indonesia Sehat 2010. Data secara rinci tiap

puskesmas dapat dilihat pada lampiran Tabel 16.

3.4 Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH)

Salah satu pilar penting dari Indeks Pembangunan Manusia

adalah kesehatan yang diukur dengan umur harapan hidup. Umur

Harapan Hidup Kabupaten Bojonegoro tahun 2008 sama dengan tahun

2007 yaitu 68,5.

(36)

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

Dinkes Kabupaten Bojonegoro 23

BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya

pelayanan kesehatan masyarakat. Berkut ini diuraikan gambaran situasi

upaya kesehatan khususnya pada tahun 2008.

4.1 Pelayanan Kesehatan

A. Kunjungan Ibu Hamil (K1, K4)

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh

tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan

kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil

selama masa kehamilannya yang mengikuti program pelayanan

antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan

preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan

pelayanan K1 dan K4.

Gambaran cakupan K1 pada tahun 2008 adalah sebesar

20.580 dari jumlah ibu hamil sebanyak 21.692 (94,87%), sedangkan

cakupan K4 sebesar 17.604 (81,15%).

B. Persalinan yang Ditolong Tenaga Kesehatan

Cakupan persentase persalinan yang ditolong tenaga

kesehatan adalah persentase ibu bersalin di suatu wilayah dalam

kurun waktu tertentu, pertolongan persalinan oleh tenaga profesional

: dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan,

(37)

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

pembantu bidan dan perawat bidan. Dengan indikator ini dapat

diperkirakan proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga

kesehatan, dan ini menggambarkan kemampuan manajemen

program KIA dalam pertolongan persalinan secara professional.

Persentase persalinan yang ditolong tenaga kesehatan tahun

2008 mencapai 91,80% .Bila dibandingkan dengan target persalinan

tenaga kesehatan 2010 yaitu 90 %, maka persentase tersebut telah

memenuhi target. Jika dibandingkan tahun 2007 yang mencapai

95%,maka persentase tahun 2008 mengalami penurunan. Tahun

2006 persentase persalinan nakes sebesar 87,44%. Peningkatan

tersebut tampak pada grafik berikut :

Gambar 4.1

Persentase persalinan yang ditolong tenaga kesehatan

Kabupaten Bojonegoro Tahun 2002 - 2008

0 20 40 60 80 100 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 thn % PersalinanNakes

Data per puskesmas tersaji pada lampiran Tabel 17.

Jumlah ibu nifas tahun 2008 adalah sebesar 19.917,

sedangkan yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak

90,32%.

(38)

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

25

C. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah dan

Remaja

Pelayanan Kesehatan pada kelompok anak pra sekolah, usia

sekolah dan remaja dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini

terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak pra

sekolah, pemeriksaan anak sekolah dasar/sederajat, serta

pelayanan kesehatan pada remaja.

Cakupan

deteksi

tumbuh

kembang anak balita dan pra

sekolah di Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2008 adalah sebesar

59,73%, siswa SD/MI yang diperiksa sebesar 89,51% dan pelayanan

kesehatan remaja sebesar 54,50%.

D. Kepesertaan KB

Menurut SK Menkes nomor : 1202/Menkes/SK/VIII/2003

Pasangan Usia subur adalah wanita berusia 15-49 tahun dengan

status kawin. Berdasarkan LB3 Kesehatan Usia Subur (Kusub) dari

Puskesmas, jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Kabupaten

Bojonegoro tahun 2008 mencapai 262.670.

KB aktif merupakan pasangan usia subur yang menggunakan

kontrasepsi. Jumlah peserta KB aktif tahun 2008 mencapai 180.038

atau 68,54 % dari jumlah Pasangan Usia Subur. Target Indonesia

Sehat 2010, Persentase Pasangan Usia Subur yang menjadi

akseptor Keluarga Berencana baru mencapai 10,83 %. Data rincian

di puskesmas tersaji pada lampiran Tabel 19.

(39)

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Persentase peserta KB Aktif menurut jenis kontrasepsi

tersaji pada grafik berikut :

Gambar 4.2

Persentase Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi

Kabupaten Bojonegoro

Tahun 2008

E. Desa yang Mencapai UCI

Desa mencapai UCI (Universal Child Immunization) adalah

desa/kelurahan dengan cakupan imunisasi dasar lengkap (BCG 1

kali, DPT 3 kali, HB 3 kali, Polio 4 kali dan campak 1 kali) pada bayi

lebih dari 80 %. Dari 430 desa/kelurahan di Kabupaten Bojonegoro,

215 desa telah mencapai UCI (50%). Persentase ini belum

memenuhi target Indonesia Sehat 2010 sebesar 100%. Data terinci

pada lampiran Tabel 22.

F. Cakupan Imunisasi Bayi

Persentase cakupan Imunisasi bayi di Kabupaten

Bojonegoro tahun 2008 adalah BCG sebesar 97,84 %, DPT1+HB1

0

50000

100000

150000

200000

250000

%

IUD

MO

P/M

OW

Imp

lan

t

Su

ntik

Pil

Ko

ndo

m

Ob

at v

agi

na

lain

nya

Jenis kontrasepsi

(40)

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

27

(97,66%), DPT1+HB3 (94,08%), Polio (93,34%), Campak (91,99%)

dan Hepatitis B3 (81,73%). Sedangkan presentase Drop Out (DO)

sebesar 5,80%. Drop Out (DO) adalah bayi yang tidak mendapatkan

imunisasi lengkap dengan mendeteksi bayi yang mendapatkan

imunisasi DPT1 tetapi tidak terdeteksi pada imunisasi campak. Data

terinci pada lampiran Tabel 23.

G. Pelayanan Gizi

Dalam mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang

berkualitas, keluarga dan masyarakat mempunyai peran yang sangat

penting. Salah satunya melalui pemenuhan gizi sesuai kebutuhan.

Gizi yang tidak terpenuhi dapat menggangu pertumbuhan balita baik

fisik, mental maupun kecerdasan.

Bayi BGM adalah bayi yang mempunyai berat badan di

bawah garis merah pada KMS (Kartu Menuju Sehat). Bayi BGM

yang mendapatkan makanan pendamping ASI tahun 2008 mencapai

5,28%, sedangkan anak balita yang mendapatkan vitamin A 2 kali

mencapai 92,71% dan semua Balita Gizi Buruk telah mendapatkan

perawatan . Data secara rinci tiap puskesmas dapat dilihat pada

lampiran Tabel 24.

H. Ibu Hamil yang Mendapatkan Fe

Ibu hamil yang mendapat tablet Fe adalah ibu hamil yang

mendapat 90 butir tablet Fe selama periode kehamilan yang

diberikan oleh tenaga kesehatan di dalam maupun diluar gedung

Puskesmas atau oleh kader. Selama tahun 2008 ibu hamil yang

mendapat Fe3 mencapai 76,17 %. Persentase ini kurang dari

(41)

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

target 2010 sebesar 80%. Data selengkapnya pada lampiran Tabel

25.

I. Ibu Hamil Yang Mendapatkan Imunisasi TT

Jumlah Wanita Usia Subur tahun 2008 adalah 347.959 jiwa,

yang mendapatkan imunisasi TT1 sebanyak 0,43%, mendapatkan

imunisasi TT2 sebanyak 0,21%, TT3 sebanyak 1%, dan TT4

sebanyak 2,79%. Data selengkapnya pada tabel 26.

J. Akses Ketersediaan Darah Untuk Ibu Hamil dan Neonatus

Dirujuk

Data akses ketersediaan darah untuk ibu hamil dan

neonatus dirujuk tidak bisa dilaporkan. Hal ini disebabkan sulitnya

memperoleh data tersebut. Pihak Rumah sakit, Puskesmas

maupun PMI Cabang Bojonegoro tidak memiliki format pelaporan

mengenai hal tersebut.

K. Penanganan Bumil dan Neonatal Risti

Keadaan Risiko Tinggi / Komplikasi merupakan suatu

keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung

menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi meliputi

Hb < 8 g%, tekanan darah tinggi ( sistole > 140 mmHg, diastole >

90 mmHg ), oedema nyata, eklampsia, perdarahan pervaginam,

ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu,

letak sungsang pada primigravida, infeksi berat dan persalinan

prematur.

(42)

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

29

Pada tahun 2008 di Kabupaten Bojonegoro tercatat 4338

bumil risti/komplikasi, dan yang ditangani sebanyak 73,10%,

sedangkan neonatal risti/komplikasi yang ditangani sebanyak

100%. Data disajikan secara rinci pada tabel 28.

L. Pelayanan Kegawatdaruratan

Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat

darurat merupakan sarana kesehatan ( Rumah bersalin,

Puskesmas dan rumah Sakit ) yang telah mempunyai kemampuan

untuk melaksanakan pelayanan gawat darurat sesuai standar dan

dapat diakses oleh masyarakat dalam kurun waktu tertentu.

Dari sejumlah 52 sarana kesehatan di Kab. Bojonegoro,

sebanyak 32,69% mempunyai kemampuan pelayanan gawat

darurat. Data selengkapnya pada tabel 29.

M. Desa terkena KLB yang Ditangani < 24 jam.

KLB adalah timbulnya / meningkatnya kejadian kesakitan /

kematian yang bermakna secara epidemiologis dalam kurun

waktu tertentu di daerah tertentu. Pada tahun 2008 tercatat

10

desa terkena KLB dan seluruhnya telah ditangani dalam waktu

kurang dari 24 jam (100 %). Data KLB tersaji pada lampiran

Tabel 30.

(43)

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

N. Jumlah Penderita,Kematian serta Jumlah Desa Terserang

KLB.

Jenis Kejadian Luar Biasa yang terjadi di Kabupaten

Bojonegoro tahun 2008 adalah kasus Acute Flacid Paralysis,

yang menyerang 5 Kecamatan (6 desa) dengan jumlah penderita

6 orang, Attack Rate sebesar 0,09%. Selain itu terdapat kasus

Diphteri yang menyerang 2 Kecamatan (3 desa) dengan jumlah

penderita 3 orang, Attack Rate sebesar 0,02%. Sedangkan kasus

keracunan jamur yang terserang hanya 1 Kecamatan (1 desa)

dengan jumlah penderita 7 orang, Attack Rate sebesar 2,24%.

Data selengkapnya pada tabel 31.

O. ASI Ekslusif

Bayi yang mendapat ASI eksklusif adalah bayi yang

hanya mendapat ASI saja sampai mencapai usia minimal 4

bulan. Program ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi dan

memberi kekebalan pada bayi. Selain itu juga bertujuan

mencegah kesakitan seperti alergi, diare karena malabsorpsi /

infeksi, keracunan, dan ileus. Namun seringkali informasi dan

pengaruh budaya yang sangat kuat menjadikan praktek ASI

ekslusif sangat sulit dipantau dari aspek kualitasnya.

Jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif tahun 2008

mencapai 45,05 %. Jika dibandingkan target untuk Indonesia

Sehat 2010 sebesar 80 %, persentase Kabupaten Bojonegoro

masih jauh berada di bawahnya. Untuk itu diperlukan upaya

peningkatan promosi ASI ekslusif. Data lengkap terperinci di

lampiran Tabel 32.

(44)

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

31

P. Garam Beryodium

Desa dengan garam beryodium baik adalah

desa/kelurahan dengan 21 sampel garam konsumsi yang

diperiksa hanya ditemukan tidak lebih dari satu sampel garam

konsumsi dengan kandungan yodium kurang dari 30 ppm pada

kurun waktu tertentu. Pada tahun 2008, dari 307 desa/kelurahan

di Kabupaten Bojonegoro yang di survey, 72,41% adalah desa

dengan garam beryodium baik. Data selengkapnya pada tabel

33.

Q. Murid SD/MI yang Mendapat Pemeriksaan Gigi dan Mulut.

Pemeriksaan gigi dan mulut yang dimaksud adalah

dalam bentuk upaya promotif, preventif dan kuratif sederhana

seperti pencabutan gigi sulung, pengobatan dan penambalan

sementara, yang dilakukan baik di sekolah maupun dirujuk ke

Puskesmas minimal 2 kali dalam setahun. Persentase murid

Sekolah Dasar / Madarasah Ibtidaiyah yang mendapat

pemeriksaan gigi dan mulut mencapai 32,77 %. Persentase ini

jauh dibawah target 2010 yang mencapai 100 %. Data

selengkapnya pada lampiran Tabel 34.

R. Jaminan Kesehatan Pra-Bayar

Sebagian besar masyarakat membiayai kesehatan

mereka masih menggunakan cara membayar untuk tiap

pelayanan (fee for service). Diharapkan pada tahun 2010

penduduk yang telah terjamin asuransi kesehatan 80%. Jaminan

(45)

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat yang dikembangkan

diharapkan mampu merasionalkan pembiayaan yang berasal dari

masyarakat sebagai landasan untuk pemerataan dan

peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

Jumlah Penduduk Kabupaten Bojonegoro yang

terlindungi jaminan pemeliharaan kesehatan mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan terdiri atas Askes, Jamsostek, kartu sehat dan Dana

sehat. Tahun 2008 jumlah penduduk peserta Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan sebanyak 52,28 % dari seluruh

penduduk. Untuk lebih jelasnya ditampilkan pada grafik berikut :

Gambar 4.3

Penduduk Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Kabupaten Bojonegoro

Tahun 2001 - 2008

0 10 20 30 40 50 60 70 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 thn % Peserta JPK

(46)

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

33

S. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin

Penduduk miskin yang dimaksud adalah sesuai

kriteria kemiskinan yang ditetapkan Badan Pusat Statistik

(kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi

ekonomi untuk memenuhi kebutuhan makanan maupun non

makanan yang bersifat mendasar. Jumlah masyarakat miskin

tahun 2008 adalah 576.927. Dari jumlah masyarakat miskin

tersebut, seluruhnya sudah dicakup oleh Jamkesmas, sedangkan

yang mendapatkan pelayanan kesehatan berupa rawat jalan

sebanyak 17,98% dan yang mendapat pelayanan kesehatan

rawat inap sebanyak 0,24%.

Jumlah bayi bawah garis merah pada tahun 2008

sebanyak 1610 bayi, dan mendapatkan MP-ASI sebesar 5,28%.

Data selengkapnya pada lampiran Tabel 37.

T. Pelayanan Kesehatan Kerja Pada Pekerja Formal

Pada tahun 2008 jumlah pekerja formal mencapai

234.004 jiwa, dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan baik

promotif, preventif,kuratif dan rehabilitatif sebesar 60,39%. Data

tersebut merupakan laporan dari PT Jamsostek, Disnaker,

Disperindag, puskesmas dan poliklinik milik perusahaan.

U. Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila

Pada tahun 2008, jumlah pra usia lanjut (45-59 TH) di

Kabupaten Bojonegoro sebanyak 221.258 orang, dan yang

mendapatkan pelayanan kesehatan adalah sebanyak 44,05%,

sedangkan penduduk usia lanjut (lebih dari 60 TH) sebanyak

(47)

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

150.507 orang dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan

sebanyak 44,05 %. Data selengkapnya pada lampiran tabel 39.

V. Pelayanan Kesehatan Wanita Usia Subur

Jumlah Wanita Usia Subur di Kab. Bojonegoro

adalah sebanyak 21.692 orang, dan yang mendapatkan kapsul

Yodium sebanyak 81,77%. Data disajikan pada lampiran tabel 40.

4.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

A. Pemanfaatan Sarana Puskesmas dan Rumah Sakit

Penggunaan sarana kesehatan oleh masyarakat

dapat diukur melalui jumlah kunjungan penduduk yang datang

berkunjung ke puskesmas untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif.

Jumlah penduduk yang memanfaatkan puskesmas dan rumah

sakit tahun 2008 sebanyak 741.749 (rawat jalan dan rawat inap).

Persentase penduduk yang memanfaatkan Puskesmas dan

Rumah Sakit adalah 60,22 % (jumlah penduduk 1.256.796).

Persentase ini jauh diatas target Indonesia Sehat 2010 sebesar

15 %. Data tersaji pada lampiran Tabel 42.

B. Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Laboratorium Dasar

Sarana kesehatan dengan kemampuan laboratorium

kesehatan artinya mampu menyelenggarakan pelayanan

laboratorium kesehatan sesuai standar. Dari 44 sarana

kesehatan yang terdiri dari rumah sakit dan puskesmas, 44

Gambar

TABEL 2  JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR,  RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN, DAN KECAMATAN  BOJONEGORO  2008  JUMLAH PENDUDUK  LAKI­LAKI (TAHUN)  PEREMPUAN (TAHUN)  &lt;1  1­4  5­14  15­44  45­64  &gt;=65  JML  &lt;1  1­4  5
TABEL 4  PERSENTASE PENDUDUK LAKI­LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS DIRINCI MENURUT  TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KECAMATAN  BOJONEGORO  2008  LAKI­LAKI  PEREMPUAN  TIDAK/  BELUM  PERNAH  SEKOLAH  TIDAK/  BELUM  TAMAT SD 
TABEL 6  JUMLAH KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT KECAMATAN  BOJONEGORO  2008  LAHIR  HIDUP+  % LAHIR MATI  LAHIR MATI  1  2  3  4  5  6  7  8  9  10  1  Balen  Balen  946  15  961  1.59  14  5187  16  2  Baureno  Baureno  738  3  741  0.41  9
TABEL  19  JUMLAH PUS, PESERTA KB, PESERTA KB BARU, DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS  BOJONEGORO  2008  PESERTA KB BARU  JUMLAH  %  JUMLAH  %  1  2  3  4  5  6  7  8  1  Balen  Balen  13903  1,079  7.76  8259  59.40  2  Bureno  Baureno  9532  1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menggambarkan ketrampilan bidan di desa dalam manajemen penatalaksanaan kasus gizi buruk anak balita yang meliputi penatalaksanaan deteksi dini penyimpangan tumbuh

R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro sebesar 33,3% (34 balita). 3) Terdapat hubungan yang signifikan antara manifestasi alergi dengan riwayat pemberian ASI eksklusif

31 Concerned with Very concerned with Stakeholder % % Customers 89 59 Employees 89 51 Shareholders 100 78 Suppliers 70 3 The environment 62 5 Society 73 3 Fig 3.1: Stakeholder

65-67 67-70 70-72 73-75 75-77 78-80 80-82 82-85 85-87 87-89 49 50-51 51-52 52-53 53-54 54-55 55-56 56-57 58 58-59 59-60 60-61 61-62 62-63 63 64 64-65 Selected characteristics of