STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA DENGAN METODE KUESIONER
PRA-SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) DI PUSKESMAS MANTRIJERON
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta
Disusun oleh:
ANGGIT PRAKASIWI 3208138
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iii
INTISARI
Latar Belakang : Anak memiliki suatu ciri khas yaitu selalu tumbuh dan
berkembang dimulai dari proses konsepsi sampai berakhirnya masa tua atau lansia. Mempelajari tumbuh kembang mempunyai tujuan mengetahui dan memahami proses pertumbuhan dan perkembangan sejak konsepsi sampai dewasa agar dapat mendeteksi kelainan yang terjadi pada proses pertumbuhan dan perkembangan dan segera dapat mengatasi permasalahannya. Pelayanan SDIDTK (Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang) dilakukan sebagai deteksi dini pada pertumbuhan (status gizi normal, kurang-buruk, makrocephali dan mikrocephali), perkembangan (kelambatan perkembangan, gangguan daya lihat dan daya dengar), gangguan mental emosional, autisme, hiperaktivitas dan gangguan pemusatan perhatian. Pelayanan SDIDTK (Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang) menjadi sangat penting karena kelainan tumbuh kembang yang dideteksi secara dini akan mendapatkan intervensi yang sesuai. Kelainan tumbuh kembang yang terlambat dideteksi dan diintervensi dapat mengakibatkan kemunduran perkembangan anak dan berkurangnya efektivitas terapi.
Tujuan Penelitian : Diketahuinya pelaksanaan program SDIDTK anak balita
dengan metode Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP) di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif non analitik
dan menggunakan metode Kuantitatif dengan cross sectional . Jumlah sampel yang digunakan adalah 3 responden yang merupakan bidan di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta. Analisis data yang digunakan univariant menggunakan rumus prosentase.
Hasil Penelitian : 1) Seluruh bidan Puskesmas Mantrijeron telah melaksanakan
program deteksi dini tumbuh kembang anak balita dengan metode Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan dengan baik yaitu sebanyak 3 orang (100%). 2) Insidensi bayi dan balita yang tingkat tumbuh kembangnya sesuai adalah sebanyak 2077 balita (88%), tumbuh kembang meragukan adalah sebanyak 236 balita (10%) dan tumbuh kembang penyimpangan adalah sebanyak 47 balita (2%). 3) Hambatan dan permasalahan yang dihadapi Puskesmas Mantrijeron dalam program deteksi dini tumbuh kembang anak adalah perilaku kesehatan masyarakat kurang baik, serta kurangnya tenaga kesehatan dalam pelaksanaan program deteksi dini tumbuh kembang anak khususnya bidan.
Kesimpulan dan saran : Seluruh bidan di Puskesmas Mantrijeron telah
melaksanakan deteksi dini tumbuh kembang balita dengan Metode KPSP dengan baik yang telah terbukti secara statistik dan di dukung dengan data kualitatif. Peneliti selanjutnya diharapkan menambahkan variabel dalam penelitiannya karena penelitian ini hanya gambaran pelaksanaan programnya saja tanpa meneliti sebab atau akibatnya terhadap masyarakat luas jika pelaksanaan program tersebut kurang memenuhi standar dari Dinas Kesehatan.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iv
ABSTRACT
Background: Children have a special characteristic that is always growing and
evolving process starting from conception until the expiration of the old or elderly. Study of the growth and development has the objective for knowing and understanding the growth and development‟s process from the conception to adult in order to detect abnormalities that occur in the growth and development‟s process and to overcome the problem immediately. SDIDTK service) is done as an early detection of growth (normal nutritional status, malnutrition, and mikrocephali and makrocephali), development (growth retardation, impaired vision and hearing abability), emotional and including mental disorders, autism, hyperactivity and attention deficit disorder. SDIDTK service becomes very important because growth disorders that is early detected will be managed the appropriate intervention. Abnormalities of growth and development that too late to be detected and to decreasing of child development and reduced effectiveness of therapy.
Research objectives: lead to identified implementation of the SDIDTK program
of children under five years with Pre-Screening Questionnaire method development (KPSP) in Yogyakarta Mantrijeron health center.
Research Methods: The type of research is descriptive non analytic study using
quantitative methods with a cross sectional approach. This research including 3 respondent who are midwife at the health center of Yogyakarta Mantrijeron. Analysis of the data that used was univariant with the percentage formula.
Research results: 1) Midwife of Mantrijeron health center have implemented a
SDIDTK program of children under five by the method of questionnaire development Pre Screening well as many as 3 people (100%). 2) The incidence of infant and toddler growth rate according to the total 2077 children (88%), development of the doubt is as much as 236 infants (10%) and development of the deviation is as much as 47 infants (2%). 3) barriers and problems faced Mantrijeron health center in the implementation is in appropiated health behaviours of the community, of SDIDTK and the limitation number of health provider especially midwifes.
Conclusions and suggestions: All Mantrijeron midwife at the health center were
implemented early detection of growth and development of infants using KPSP method has and been statistically proven and supported by qualitative data. The next researchers are expected to add further variables in the study because this research is only describing the SDIDTK program without examining causes or consequences for the wider community if the implementation‟s program does not match the Public Health Service‟s standards.
Key words: toddler„s growth and development, early detection of child
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
v
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya tulis yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, Juli 2012
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang Berjudul “Gambaran Pelaksanaan Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita dengan Metode Kuesioner Pra-Skrinning Perkembangan (KPSP) di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta”.
Penyusunan Skripsi ini kiranya tidak mungkin terselesaikan tanpa ada bantuan dari berbagai pihak berupa bimbingan, pengarahan, maupun pemberian kemudahan dalam pengumpulan data serta dukungan moril. Oleh karena itu penulis sampaikan rasa terima kasih kepada :
1. tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
2. Bapak dr. Edy Purwoko, SpB selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta.
3. Ibu Dwi Susanti, S.Kep, Ns selaku Ka. Prodi S1 Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
4. Ibu Ida Nursanti S.Kep.,Ns.,MPH selaku Pembimbing I dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Retno Sumiarini, S.Kep, Ns selaku Pembimbing II dalam penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Atik Badi‟ah S.Kp., S.Pd., M.kes selaku penguji skripsi ini.
7. Kedua orang tua, saudara dan teman-teman yang telah mendukung terselesaikannya skripsi.
8. Seluruh teman-teman penulis yang telah memberikan dorongan dan semangat.
Penulis menyadari asih terdapat banyak kekurangan pada penyusunan Skripsi ini sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, Agustus 2012 Penyusun
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ix DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ... i LEMBAR PENGESAHAN ... ii INTISARI ... iii ABSTRACT ... iv PERNYATAAN ... v HALAMAN MOTTO. ... viHALAMAN PERSEMBAHAN. ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 3 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 4 E. Keaslian Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembang Anak ... 7
B. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita ... 9
C. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) ... 13
D. Pelaksanaan Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita ... 17
E. Peran Perawat dalam Upaya DDTK Anak ... 20
F. Landasan Teori ... 21
G. Kerangka Teori... 23
H. Kerangka Konsep ... 24
I. Hipotesis ... 24
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 25
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25
C. Populasi dan Sampel ... 25
D. Variabel Penelitian ... 26
E. Definisi Operasional... 26
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ... 27
G. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 29
H. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 31
I. Etika Penelitian ... 33
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
x BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ... 35 B. Pembahasan ... 41 C. Keterbatasan Penelitian ... 45 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 46 B. Saran ... 46 DAFTAR PUSTAKA
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pelaksana dan Alat yang digunakan pada Deteksi Dini Penyimpangan
Pertumbuhan... 10
Tabel 2.2 Jadwal Pelaksanaan Deteksi Dini ... 12
Tabel 2.3 Fasilitas Pendukung Pelaksanaan Deteksi Dini ... 13
Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 26
Tabel 3.2 Duming Tabel Pelaksanaan Skrinning Tumbang dengan KPSP ... 31
Tabel 3.3 Karakteristik Responden Penelitian ... 31
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Teori ... 23 Gambar 2.2. Kerangka Konsep ... 24 Gambar 4.1 Alur pelayanan kesehatan di puskesmas mantrijeron... 38
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Pedoman Wawancara untuk Petugas Kesehatan (Bidan) Lampiran 3 Pedoman Wawancara untuk Orang tua pasien
Lampiran 4 Lembar Observasi
Lampiran 5 Transkip hasil wawancara dengan bidan Lampiran 6 Transkip hasil wawancara dengan orang tua Lampiran 7 Surat Persetujuan menjadi Responden Lampiran 8 Jadwal Penelitian
Lampiran 9 Hasil Uji Validitas Lampiran 10 Hasil Penelitian
Lampiran 11 Formulir KPSP Sesuai Umur
Lampiran 12 Surat Ijin Penelitian dan Uji Validitas dari Biro Administrasi Pembangunan Gubernur DIY
Lampiran 13 Surat Ijin Penelitian dan Uji Validitas dari Dinas Perizinan Pemerintah Kota Yogyakarta
Lampiran 14 Surat Ijin Penelitian dan Uji Validitas dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta
Lampiran 15 Surat Ijin Uji Validitas dari Puskesmas Wirobrajan Lampiran 16 Surat Ijin Penelitian dari Puskesmas Mantrijeron Lampiran 17 Kegiatan Bimbingan Skripsi
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangGambaran status gizi balita dengan indikator berat badan/umur berdasarkan hasil Riskesdes tahun 2010 menunjukkan bahwa propinsi dengan prevalensi balita gizi buruk tertinggi adalah Gorontalo sebesar 11,2% diikuti oleh Nusa Tenggara Barat sebesar 10,6% dan Kalimantan Barat sebesar 9,5%, sedangkan prevalensi balita gizi buruk terendah terdapat di propinsi DI Yogyakarta sebesar 1,4% diikuti oleh Bali sebesar 1,7%dan DKI Jakarta sebesar 2,6% (Depkes 2010).
Berbagai upaya dilaksanakan untuk meningkatkan potensi anak salah satunya melalui kegiatan stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang anak. Tahun 1987 Departemen Kesehatan bersama dengan profesi dan pihak terkait kesehatan anak menyusun pedoman tumbuh kembang anak. Pedoman ini mengalami beberapa kali perubahan, hingga di tahun 2005 dihasilkan buku Pedoman dan Instrument Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar yang telah diterapkan di 33 provinsi di Indonesia. Pelayanan SDIDTK dilakukan sebagai program untuk mendeteksi secara dini pada pertumbuhan yang meliputi (status gizi normal, kurang-buruk, terdapatnya makrocephali dan mikrocephali), perkembangan (kelambatan perkembangan, gangguan daya lihat dan daya dengar), gangguan mental emosional, autisme, hiperaktivitas dan gangguan pemusatan perhatian. Pelayanan SDIDTK menjadi sangat penting karena kelainan tumbuh kembang yang dideteksi secara dini akan mendapatkan intervensi yang sesuai. Kelainan tumbuh kembang yang terlambat dideteksi dan diintervensi dapat mengakibatkan kemunduran perkembangan anak dan berkurangnya efektivitas terapi (Depkes 2010). Upaya ini dilakukan di Posyandu sebagai kegiatan yang dilakukan secara rutin untuk membantu anak balita mencapai tumbuh kembang secara optimal (Depkes RI, 2001).
Penelitian yang dilakukan oleh Soccoro dan King (2006) di Philipina membuktikan bahwa terjadi peningkatan perkembangan psikososial sebesar 6 –
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2
11% pada anak usia 0-4 tahun yang dilakukan stimulasi selama 2 tahun terhadap 7 domain yang diukur dengan instrument Revised Early Childhood Development Checklist (REC), yaitu : Gross motor, fine motor, self help, receptive language, expressive language, cognitive, social emotional.
Kementerian Kesehatan menyelenggarakan Pelayanan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) untuk 500 anak usia 0 – 6 tahun dari 5 wilayah di Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 13 – 14 Juli 2010, dilanjutkan Seminar SDIDTK Anak Mengoptimalkan Potensi Anak dalam rangkaian peringatan Hari Anak Nasional (HAN) di Jakarta tanggal 15 Juli 2010 (Depkes, 2010). Untuk memantau pertumbuhan (aspek fisik-biologis) juga telah sejak lama dilakukan melalui kegiatan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) tahun 1975, dengan terbentuknya pos diare, pos timbang, pos KB dan lain-lain. Kemudian dilanjutkan menjadi Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang kegiatannya dilakukan setiap bulan melalui Kartu Menuju Sehat (KMS). Pertumbuhan anak telah diikuti dan dipantau sejak awal, sehingga tanda-tanda yang mengarah kepada gangguan pertumbuhan dapat segera diketahui dan dicegah agar tidak menjadi lebih buruk (Depkes RI, 2001).
Upaya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita dan anak prasekolah dilakukan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak yang menyeluruh dan terkoordinasi salah satunya dengan menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Tujuan skrining atau pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP) adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau adanya penyimpangan. Skrining dilakukan saat anak berusia 3-72 bulan. Tindakan deteksi dilakukan untuk mencegah masalah agar tidak semakin berat dan apabila anak perlu dirujuk, maka rujukannya harus dilakukan sedini mungkin sesuai dengan pedoman yang berlaku (Dewi, 2010).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
3
Studi pendahuluan yang dilakukan terhadap bidan di Puskesmas Mantrijeron yang bertanggung jawab atas kegiatan deteksi dini tumbuh kembang anak balita yang dilakukan dengan wawancara, dapat diketahui bahwa pelaksanaan deteksi dini tumbuh kembang anak balita di Puskesmas Mantrijeron sudah dilaksanakan dengan menggunakan format KPSP. Tenaga kesehatan yang bertanggungjawab atas program deteksi dini dengan KPSP adalah bidan yang hanya berjumlah 3 orang. Tehnik pelaksanaan selain mendeteksi di Puskesmas juga dilakukan di TK yang berjumlah 19 TK dan Posyandu yang berjumlah 57 yang terletak di seluruh wilayah Mantrijeron. Jumlah balita pada tahun 2011 sebanyak 2.592 balita, sedangkan jumlah balita yang terdeteksi tumbuh kembangnya sebanyak 2.592 balita (91,05%).
Berdasarkan uraian di atas untuk melihat pencapaian pelaksanaan program deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang pada anak perlu dilakukan penelitian tentang “Gambaran Pelaksanaan Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak dengan Metode Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP) di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran pelaksanaan program deteksi dini anak balita dengan metode Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP) di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta?”
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk meningkatkan pelaksanaan program stimulasi deteksi dini tumbuh kembang anak balita dengan metode Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP) di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
a. Diketahuinya pelaksanaan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta.
b. Diketahuinya insidensi penyimpangan tumbuh kembang anak balita dengan metode Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP) di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta.
c. Diketahuinya permasalahan dan hambatan pelaksanaan program deteksi dini tumbuh kembang anak balita dengan metode Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP) di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta.
D.Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan tentang pelaksanaan program deteksi dini anak.
2. Bagi Pengguna
a. Bagi Puskesmas Mantrijeron
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai suatu motivasi Puskesmas Mantrijeron untuk melakukan pelaksanaan program deteksi dini tumbuh kembang anak sesuai dengan standar yang diberikan oleh pemerintah agar seluruh anak di Puskesmas Mantrijeron yang mengalami keterlambatan tumbuh kembang dapat terdeteksi sedini mungkin dan dapat memberikan intervensi kesehatan yang tepat.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
5
b. Bagi Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Hasil penelitian in diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta dalam melaksanakan pemeriksaan tumbuh kembang di lahan praktek dan di dunia kerja nantinya.
c. Bagi STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa program studi Sarjana Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
E. Keaslian Penelitian
1. Sari (2008) melakukan penelitian tentang “evaluasi pelaksanaan kegiatan balai kesehatan ibu dan anak khususnya tumbuh kembang anak sebagai bagian program rumah sakit sayang ibu dan bayi di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang” Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pengamatan observasional melalui wawancara mendalam. Persamaannya terletak pada jenis penelitian, yaitu penelitian deskriptif untuk menggambarkan suatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat. Sedangkan perbedaannya terletak pada metode pengambilan data, yaitu menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada responden, yaitu petugas kesehatan di Puskesmas Mantrijeron.
2. Martalita (2009) melakukan penelitian tentang “Analisis Pelaksanaan Program Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita Dan Anak Pra Sekolah Di Puskesmas Kota Semarang Tahun 2009” Merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif eksploratif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam pada 7 penanggung jawab program SDIDTK di Puskesmas sebagai informan utama, 7 orang kader kesehatan di Puskesmas tersebut dan 1 orang Staf Seksi Anak dan Remaja DKK Semarang sebagai informan triangulasi. Persamaannya Jenis
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
6
penelitian ini, yaitu penelitian Kuantitatif yang menggunakan analisis statistic sedangkan Perbedaannya menggunakan metode pengumpulan data yang menggunakan kuesioner yang dibagikan pada responden.
3. Siahaan (2005) melakukan penelitian tentang “Pelaksanaan Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2005” Merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan rancangan cross sectional untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan deteksi dini tumbuh kembang balita. Populasi dalam penelitian ini adalah posyandu yang ada di kelurahan sentosa baru yang berjumlah 6 posyandu. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh posyandu yang ada di kelurahan Sentosa Baru. Responden adalah kader posyandu atau petugas kesehatan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Persamaannya penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan cross sectional untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan deteksi dini tumbuh kembang balita dan menggunakan data primer serta sekunder dalam pengumpulan data. Perbedaannya cara pengumpulan data primer yaitu dengan menggunakan kuesioner.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta pada tanggal 11-16 Juni 2012 didapat responden yang merupakan koordinator program deteksi dini tumbuh kembang balita dengan metode KPSP berjumlah 3 orang yang berprofesi sebagai bidan di Puskesmas Mantrijeron. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan program deteksi dini tumbuh kembang balita dengan metode KPSP di Puskesmas Mantrijeron. Hasil penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut :
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Mantrijeron terletak di jalan D.I. Panjaitan No. 82 Yogyakarta Kelurahan Suryodiningratan, Kecamatan Mantrijeron, Yogyakarta. Jumlah penduduk di wilayah Mantrijeron sebanyak 37.589 jiwa yang sebagian besar penduduknya berpendidikan SMA. Batas-batas wilayah Kecamatan Mantrijeron adalah : sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Wirobrajan, sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Keraton, sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Mergangsan dan sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Sewon dan Kasihan Bantul
Puskesmas Mantrijeron dipimpin oleh Drg. Wahyu Sediarsih yang membawahi berbagai kelompok jabatan fungsional, antara lain : BP. Umum, BP. Gigi, KIA/KB, Gizi, Laboratorium, Farmasi, PKM dan Kesehatan Lingkungan. Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Mantrijeron sebanyak 43 tenaga kesehatan (Dinkes, 2012).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
36
2. Analisa Data Kuantitatif
Analisa data kuantitatif pada penelitian Gambaran Pelaksanaan Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita dengan Metode KPSP disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Data Kuantitatif
No Data Jumlah Prosentase (%)
A Petugas Kesehatan 1. Umur a. < 30 tahun b. 30 – 40 tahun c. > 40 tahun 2. Pendidikan a. SPK b. Diploma c. Sarjana 3. Masa kerja a. < 5 tahun b. 5 – 10 tahun c. > 10 tahun 1 0 2 0 3 0 0 2 1 33,33 00,00 66,67 00,00 100 00,00 00,00 66,67 33,33 B Pelaksanaan Pemeriksaan Tumbuh
Kembang Dengan KPSP
1. Baik 3 100
2. Cukup 0 0,00
3. Kurang 0 0,00
TOTAL 3 100
C Tumbuh Kembang Balita
1. Sesuai 2.077 88,00
2. Meragukan 236 10,00
3. Penyimpangan 47 2,00
TOTAL 2.360 100
Sumber : Data Primer (2012)
Responden dalam penelitian ini yang berusia > 40 tahun sebesar 66,67%, responden yang berusia < 30 tahun sebesar 33,33% dan tidak ada responden yang berusia 30-40 tahun, seluruh responden dalam penelitian ini berlatarbelakang pendidikan Diploma 3 yaitu sebesar 100% dan mempunyai masa kerja 5 – 10 tahun 66,67%, masa kerja > 10 tahun sebesar 33,33%.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
37
Jumlah balita di wilayah Mantrijeron yang mengalami penyimpangan tumbuh kembang sebanyak 47 balita (2%), tumbuh kembang meragukan sebanyak 236 balita (10%) dan balita yang tumbuh kembangnya sesuai sebanyak 2077 balita (88%). Seluruh bidan melaksanakan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dengan metode KPSP dengan baik sejumlah 3 orang (100%).
3. Analisa Data Kualitatif
a. Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita dengan Metode Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan (KPSP) di Puskesmas Mantrijeron
Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita dengan Metode Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan (KPSP) di Puskesmas Mantrijeron mulai dilaksanakan pada tahun 2006 yang bertujuan untuk mengetahui tumbuh kembang anak secara lengkap dari aspek motorik halus, motorik kasar, bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Program deteksi dini dilakukan di 3 tempat, yaitu di Puskesmas Mantrijeron, Posyandu wilayah Mantrijeron yang berjumlah 57 serta TK di wilayah Mantrijeron yang berjumlah 19. Bidan, kader Posyandu serta guru TK saling bekerjasama dalam melaksanakan program DDTK yang telah memperoleh pelatihan tentang pelaksanaan DDTK secara baik dan benar. Hal ini dapat dilihat dari kutipan wawancara dengan bidan sebagai koordinator program berikut ini :
”Program deteksi dini sudah lama dilakukan, bertahun-tahun... deteksi dini dengan KPSP itu dilakukan sekitar tahun 2006”
”Kegiatan DDTK juga dilakukan di Posyandu serta TK. Kader serta guru TK sudah dilatih melaksanakan DDTK sehingga sudah bisa melakukan pemeriksaan. Jumlah posyandu di wilayah Mantrijeron adalah 57 posyandu, sedangkan jumlah TK di wilayah Mantrijeron adalah 19 TK...”
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
38
Pelayanan deteksi dini balita dengan metode KPSP dilakukan di Puskesmas setiap hari selasa, yang langsung dilayani oleh bidan yang sedang bertugas di Poliklinik KIA. Pelaksanaan di TK setiap hari Jumat dan sabtu yang dilakukan oleh Guru TK, sedangkan di Posyandu setiap 1 bulan sekali yang dilakukan oleh kader. Hasil pemeriksaan dilaporkan kepada Puskesmas setiap bulan. Alat yang digunakan untuk pemeriksaan tumbuh kembang adalah timbangan, midline, towa serta APE (Alat Pemeriksaan Edukatif) untuk menilai perkembangan dengan KPSP seperti bola, puzzle, lilin mainan, buku/majalah, balok, dan lain-lain yang telah tersedia di seluruh tempat pelayanan deteksi dini tumbuh kembang dengan KPSP. Hal ini dapat dilihat dari kutipan wawancara dengan bidan sebagai koordinator program berikut ini :
”Alat yang digunakan saat pemeriksaan itu APE, APE itu alat permainan edukatif seperti bola, puzzle, lilin mainan, buku/majalah, balok, midline, towa, serta timbangan. Di TK dan posyandu juga lengkap seperti di Puskesmas, kalau untuk di TK APE nya lebih lengkap”
Berikut ini adalah alur pelayanan kesehatan di Puskesmas Mantrijeron :
Gambar 4.1 Alur Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Mantrijeronn Sumber : Data Primer (2012)
Pendaftaran Pembayaran Poli Tujuan Tindakan Farmasi Selesai
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
39
b. Hasil pemeriksaan tumbuh kembang terhadap balita di Puskesmas Mantrijeron
Jumlah balita di Puskesmas Mantrijeron Tahun 2011 adalah 2.592 balita. Balita yang tercakup dalam program deteksi dini tumbuh kembang dengan KPSP adalah sebesar 91,05% yaitu 2.360 balita. Hasil pemeriksaan terhadap balita adalah 2% balita mengalami penyimpangan tumbuh kembang, 10% balita mengalami tumbuh kembang meragukan dan 88% balita dengan tumbuh kembang sesuai kelompok umur. Hasil tersebut menunjukkan sebagian besar balita di Puskesmas Mantrijeron mempunyai tumbuh kembang yang sesuai dengan kelompok umur. Balita yang mengalami penyimpangan tumbuh kembang dan tumbuh kembang meragukan akan dirujuk ke RPG (Ruang Pemulihan Gizi) untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut oleh bidan, perawat dan spesialis anak seperti pemberian makan tambahan untuk meningkatkan status gizi bayi serta stimulasi perkembangan, tetapi untuk kasus yang tidak tertangani akan dirujuk ke tempat pelayanan kesehatan yang lebih lengkap yaitu di RS Kota Jogja.
Hal ini dapat dilihat dari kutipan wawancara dengan bidan sebagai koordinator program berikut ini :
”Sebagian besar tumbuh kembangnya normal ya, kalau penyimpangan sekitar 2%, yang meragukan sekitar 10%”
”Jika ada kasus gizi kurang akan dilakukan rujukan internal di RPG, Ruang Pemulihan Gizi untuk seluruh bayi dan balita yang mengalami keterlambatan tumbuh kembang yang ditangani oleh Bidan, Perawat dan dokter spesialis anak, tetapi jika setelah dilakukan pemantauan tidak ada perkembangan maka akan di rujuk ke Rumah Sakit Jogja”
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
40
c. Hambatan dan permasalahan dalam pelaksanaan program deteksi dini tumbuh kembang balita dengan metode Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan (KPSP) di Puskesmas Mantrijeron
Program deteksi dini tumbuh kembang dengan KPSP yang dilakukan oleh Puskesmas Mantrijeron cakupannya telah mencapai 91,05 pada tahun 2011 yang memenuhi standar cakupan yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan yaitu sebesar 90%, namun masih ada hambatan dan permasalahan yang dihadapi bidan dalam pelaksanaan program deteksi dini tumbuh kembang dengan KPSP. Hambatan dan permasalahaanya terletak pada perilaku masyarakat di wilayah Mantrijeron cenderung hanya memelihara kesehatannya, tetapi tidak meningkatkan kualitas kesehatannya. Mereka melakukan tindakan yang tidak sadar merugikan kesehatannya. Hal ini dapat dilihat dari petikan wawancara dengan orang tua pasien di bawah ini :
“Kalau suami yang penting anaknya sehat gitu aja. Kalau periksa ya waktu anaknya sakit batuk, pilek atau sakit apa gitu..”
Puskesmas Mantrijeron juga kekurangan tenaga kesehatan dalam pelaksanaan program DDTK khususnya bidan. Puskesmas hanya mempunyai 3 orang bidan yang bertanggungjawab atas 2.360 balita di wilayah Mantrijeron. Mereka sering kerepotan saat pelaksanaan kunjungan di TK serta Posyandu, padahal strategi Puskesmas Mantrijeron untuk mencapai cakupan program adalah memperbanyak kunjungan di tempat pelayanan kesehatan di luar Puskesmas.
Hal ini dapat dilihat dari kutipan wawancara yang dilakukan kepada bidan sebagai koordinator program berikut ini :
”Permasalahannya itu bayinya banyak, tapi tenaganya kurang. Jadi susah pelaksanaannya. Sedangkan untuk pelaksanaan programnya kita harus memperbanyak kunjungan”
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
41
B. Pembahasan
1. Pelaksanaan Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita dengan Metode Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan (KPSP) di Puskesmas Mantrijeron
Pelaksanaan program deteksi dini tumbuh kembang anak balita dengan metode Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan (KPSP) telah berjalan dengan baik. Pelaksanaan yang baik ditunjang oleh usia tenaga kesehatan yang terlibat di dalam nya merupakan usia > 40 tahun yang dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya, hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa. Seluruh bidan mempunyai latar belakang pendidikan Diploma III. Semakin kecerdasan meningkat (pendidikan) maka kinerja seseorang juga akan meningkat, oleh karena itu berdasarkan kriteria Departemen Kesehatan tenaga kesehatan yang dianggap professional seharusnya berpendidikan minimal Diploma III (Depkes, 2011). Pendidikan seorang tenaga kesehatan diperlukan untuk memberikan informasi kesehatan kepada masyarakat yang menunjang kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup (Wawan dan Dewi, 2011). Masa kerja responden sebagian besar adalah 5 – 10 tahun, sehingga petugas kesehatan sudah dapat dikatakan mempunyai banyak pengalaman kerja yang merupakan faktor penentu keberhasilan sebuah program (Ginting 2002).
Aspek yang dipantau dalam deteksi dini tumbuh kembang dengan KPSP di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta adalah motorik halus, motorik kasar, sosialisasi dan kemandirian serta bicara dan bahasa. Puskesmas Mantrijeron juga menggunakan Denver dan MTBS untuk memeriksa berbagai masalah dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita. Pemeriksaan dilakukan di Puskesmas Mantrijeron, Posyandu di wilayah Mantrijeron yang berjumlah 57 posyandu serta TK yang berada di wilayah Mantrijeron yang berjumlah 19 TK. Petugas kesehatan juga bekerjasama dengan kader posyandu serta guru TK dalam pelaksanaan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
42
pemeriksaan, sehingga kader juga guru TK dapat memberikan stimulasi lebih lanjut terhadap perkembangan anak. Alat yang digunakan dalam pemeriksaan antara lain : timbangan, midline, towa serta APE (alat permainan edukatif) seperti bola, puzzle, buku/majalah, lilin mainan dan lain sebagainya (Data Primer, 2012).
Pelaksanaan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dengan metode KPSP selalu di evaluasi tiap 3 bulan sekali dengan materi evaluasi tentang cakupan program serta prosentase anak yang tingkat perkembangannya sesuai (S), meragukan (M) dan penyimpangan (P) yang dilakukan oleh pihak puskesmas bersama dengan lintas sektoral serta lintas program dari dinas kesehatan setempat, sehingga Puskesmas Mantrijeron dapat meningkatkan kualitas programnya (Data Primer, 2012). Hal ini telah sesuai dengan ketetapan dari dinas kesehatan tentang pelaksanaan evaluasi program DDTK yang dilakukan 4 kali dalam satu tahun (Depkes, 2001)
Puskesmas Mantrijeron mempunyai tim medis dalam menerima rujukan terhadap penyimpangan tumbuh kembang yang terdiri dari bidan, ahli gizi, dokter serta psikolog. Anak yang mengalami penyimpangan pertumbuhan akan dirawat di Ruang Pemulihan Gizi (RPG) sampai tumbuh kembang anak sesuai dengan usia dengan berbagai asupan gizi dan stimulasi yang diberikan oleh petugas. Anak yang tumbuh kembangnya tidak dapat berkembang setelah di stimulasi, akan dilakukan rujukan primer di RS Kota Jogja yang merupakan tempat rujukan primer sehingga anak dapat tertangani dengan lebih baik di fasilitas kesehatan yang lebih menunjang (Data Primer, 2012).
2. Hasil Pemeriksaan Tumbuh Kembang terhadap balita di Puskesmas Mantrijeron
Jumlah balita di Puskesmas Mantrijeron Tahun 2011 adalah 2.592 balita. Balita yang tercakup dalam program deteksi dini tumbuh kembang dengan KPSP adalah 2.360 balita (91,05%), dari hasil pemeriksaan didapatkan insidensi bayi dan balita yang tingkat tumbuh kembangnya
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
43
sesuai (S) adalah sebanyak 2.077 balita (88%), balita yang tingkat tumbuh kembangnya meragukan (M) adalah sebanyak 236 balita (10%) dan balita yang tumbuh kembangnya penyimpangan (P) adalah sebanyak 47 balita (2%), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar balita di wilayah Puskesmas Mantrijeron tingkat tumbuh kembangnya sesuai (S) dengan kelompok umur.
Hasil penelitian yang meneliti tentang program deteksi dini tumbuh kembang balita yang dilakukan Martalita pada tahun 2009 adalah : program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada anak yang berusia 1-6 tahun. Program ini tertuang dalam rencana strategi DKK Semarang tahun 2005-2010 dimana target cakupan untuk tahun tersebut secara berurut adalah 50%, 59%, 68%, 77%, 86% dan 95%. Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang telah melakukan berbagai upaya dalam mengembangkan pelaksanaan kegiatan SDIDTK di Puskesmas, antara lain :1). Pengadaan buku Kesehatan Ibu dan Anak dan buku Pedoman SDIDTK di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2). Pengadaan formulir laporan kesehatan dan formulir rekapitulasi laporan kesehatan balita dan anak pra sekolah. 3). Pelatihan SDIDTK bagi tenaga kesehatan di Puskesmas DKK Semarang. 4). Monitoring dan evaluasi tahunan pelayanan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas DKK Semarang.9 Saat ini Dinas Kesehatan Kota Semarang memiliki 4 fasilitator dan 108 orang tim SDIDTK terlatih cukup banyak di antara Kota/Kabupaten lain di Jawa Tengah, dengan upaya-upaya tersebut diharapkan dapat mendukung pelaksanaan kegiata SDIDTK di Puskesmas Kota Semarang, sehingga seluruh balita dan anak pra sekolah di wilayah kerja Puskesmas DKK Semarang dapat terjangkau oleh pelayanan SDIDTK dan diharapkan tumbuh kembang anak menjadi optimal sesuai dengan potensi genetik yang dimilikinya.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
44
3. Hambatan dan permasalahan dalam pelaksanaan program deteksi dini tumbuh kembang balita dengan metode Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan (KPSP) di Puskesmas Mantrijeron
Hambatan dan permasalahan dalam pelaksanaan program deteksi dini tumbuh kembang dengan KPSP muncul dari dua aspek, yaitu dari institusi serta dari masyarakat. Hambatan dan permasalahan yang timbul dari instituti adalah kurangnya tenaga kesehatan di Puskesmas Mantrijeron khususnya bidan mengakibatkan pelaksanaan program yang kurang efektif dan efisien, sedangkan secara mekanis Puskesmas Mantrijeron selalu memperbanyak kunjungan tiap tahun agar cakupan pelayanan program deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang mengalami peningkatan. Tenaga kesehatan yang melaksanakan program deteksi dini tumbuh kembang di KPSP hanya 3 orang bidan, mereka bertanggungjawab atas pelaksanaan program yang berjalan di Puskesmas, Posyandu serta TK.
Hambatan dan permasalahan yang timbul dari masyarakat adalah kesadaran masyarakat yang kurang terhadap perilaku hidup sehat. Masyarakat cenderung memelihara kesehatannya, tetapi tidak meningkatkan kesehatannya dan mempunyai perilaku tidak sadar yang merugikan kesehatan. Ibu hanya memantau tumbuh kembang anaknya di rumah sendiri sesuai dengan pengalaman dari dirinya sendiri atau orang lain tentang merawat anak. Keluarga ataupun suami juga tidak mengetahui tentang pentingnya deteksi dini tumbuh kembang. Hal yang terpenting bagi mereka adalah anaknya sehat dan tidak mempunyai penyakit. Mereka tidak mempunyai kesadaran untuk melakukan pencegahan terhadap suatu penyakit, melainkan melakukan pengobatan di pelayanan kesehatan jika anaknya sakit (Data Primer, 2012).
Depkes (2001) aspek yang mempengaruhi keberhasilan program deteksi dini tumbuh kembang balita antara lain : a. Ketersediaan sarana dan prasarana seperti buku pedoman deteksi dini, kartu data tumbuh kembang, KMS balita, Leaflet, petugas kesehatan dan kader serta alat ukur lingkar kepala; b. Pelaksanaan kegiatan program yang terintegrasi dengan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
45
posyandu; c. Pelaksanaan rujukan penyimpangan tumbuh kembang; d. Pencatatan dan pelaporan; e. Evaluasi.
C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain :
1. Keterbatasan waktu yang penelitian yang dimiliki, sehingga pelaksanaan program deteksi dini tumbuh kembang dengan metode KPSP di Posyandu serta TK tidak sempat diteliti secara mendalam.
2. Sulitnya menggali informasi dari responden (ibu dari bayi dan balita) tentang pengetahuan ibu tentang pemeriksaan tumbuh kembang bayi dan balita karena mereka fokus dengan anaknya yang rewel.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
46 BAB V PENUTUP A. KesimpulanBerdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan seluruh bidan Puskesmas Mantrijeron telah melaksanakan program deteksi dini tumbuh kembang anak balita dengan metode Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan dengan baik yaitu sebanyak 3 orang (100%).
B. Saran
Saran yang dapat diberikan setelah penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Bagi Bidan di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta
Tenaga kesehatan khususnya bidan di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta diharapkan memberikan pengetahuan kepada ibu yang memiliki bayi dan balita tentang pentingnya pemeriksaan tumbuh kembang anak, agar tumbuh kembang anak dapat di stimulasi serta di deteksi oleh tenaga kesehatan yang sesuai dengan umur anak serta melakukan tindakan promotif kepada seluruh masyarakat tentang program deteksi dini tumbuh kembang anak balita sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan tumbuhk kembang anaknya serta dapat meningkatkan derajat kesehatan anak Indonesia khususnya di wilayah Mantrijeron, Yogyakarta.
2. Bagi Ibu Bayi dan Balita di khususnya di wilayah Mantrijeron Yogyakarta
Sebagai seorang ibu yang hidup di zaman modern, diharapkan dapat mengerti akan pentingnya deteksi dini tumbuh kembang anak karena seorang anak akan selalu tumbuh dan berkembang yang merupakan proses kematangan fungsi organ tubuh dan fungsi sistem organ tubuh, serta memerlukan stimulasi yang tepat sesuai dengan kelompok umur.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
47
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan menambahkan variabel dalam penelitiannya karena penelitian ini hanya gambaran pelaksanaan programnya saja tanpa meneliti sebab atau akibatnya terhadap masyarakat luas jika pelaksanaan program tersebut kurang memenuhi standar dari Dinas Kesehatan. Sehingga peneliti yang akan datang hendaknya menambahkan variabel lain tingkat perilaku hidup sehat masyarakat atau tingkat pendidikan masyarakat.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
48
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta. PT. Asdi Mahasatya.
Budiarto, S. (2002). Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.
Depkes. (2011). Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak di tingkat pelayanan kesehatan dasar. Jakarta. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Depkes. (2011). Pelayanan stimulasi deteksi dini intervensi dini tumbuh kembang anak. Available at www.depkes.go.id download at 12-04-2011.
Depkes. (2011). Profil Kesehatan Indonesia 2010. Available at www.depkes.go.id download at 12-04-2011.
Dewi, V. (2010). Asuhan neonatus bayi dan anak balita. Jakarta. Salemba Medika.
Dinkes (2012). Profil Kesehatan Puskesmas Mantrijeron Tahun 2011). Yogyakarta : Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.
Ginting, Eka Danta Jaya. (2002). Hubungan Persepsi terhadap Program Pengembangan Karir dengan Kompetisi Kerja. Tesis. Program Study Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara.
Ismail, D. (2011). Deteksi dini tumbuh kembang anak. Yogyakarta. Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Unuversitas Gadjah Mada,Yogyakarta
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. (2011). Buku Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta. STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
Martalita, D. (2009). Analisis pelaksanaan program stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) balita dan anak pra sekolah di puskesmas kota semarang tahun 2009. Tesis available at www.undip.ac.id download at 11-25-2011.
Narendra, MB, dkk. (2002). Tumbuh kembang anak dan remaja. Jakarta. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Notoatmodjo, S. (2005). Metode penelitian kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.
Nursalam, Susilaningrum dan Utami. (2005). Asuhan keperawatan bayi dan anak (untuk perawat dan bidan). Jakarta. Salemba Medika.
Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan pedoman skripsi, tesis dan instrumen penelitian keperawatan. Jakarta. Salemba Medika.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
49
Sari, R. (2008). Evaluasi pelaksanaan kegiatan balai kesehatan ibu dan anak khususnya tumbuh kembang anak sebagai bagian program rumah sakit sayang ibu dan bayi di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Tesis available at www.undip.ac.id download at 11-25-2011.
Siahaan, Romauli. (2005), Pelaksanaan Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2005. Skripsi available at www.usu.ac.id download at 11-25-2011
Soccoro A Gultiano, Elizabeth M King. (2006). A Better Start in Life : Evaluation Results from an Early Childhood Development Program. Philippine Journal of Development. Vol.33, 101.
Wawan, dan Dewi. (2010). Teori & Pengukuran pengetahuan, sikap dan perilaku manusia. Yogyakarta. Nuha Medika.