• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.8 Pelayanan Pengguna

Pelayanan pengguna adalah kegiatan memberikan pelayanan dan bantuan informasi kepada pengguna agar dapat memperoleh bahan pustaka yang

dibutuhkan. Kegiatan pelayanan perpustakaan sekolah pada dasarnya mengandung pengertian penyampaian dan penyebarluasan informasi dan bahan pustaka kepada siswa atau pengguna perpustakaan.

Perpustakaan dalam memberikan pelayanan kepada pengguna dapat menyajikan bermacam-macam bentuk pelayanan perpustakaan. Secara umum pelayanan yang diberikan oleh suatu perpustakaan terdiri dari layanan sirkulasi, referensi dan pendidikan pengguna.

2.8.1 Pelayanan Sirkulasi

Layanan sirkulasi bahan pustaka atau peminjaman bahan pustaka adalah kegiatan yang mengatur peredaran bahan pustaka secara terorganisir melalui sistem, cara, aturan dan administrasi yang sesuai dengan jenis perpustakaan yang diselenggarakan. Hal ini dimaksudkan agar seluruh koleksi yang ada di perpustakaan beredar dan dimanfaatkan semaksimal mungkin secara merata baik kepada siswa, guru ataupun anggotanya

( media.diknas.go.id/media/document/5514.pdf ).

Menurut Darmono (2001: 141) menyatakan bahwa, “Layanan peminjaman bahan pustaka atau sirkulasi adalah layanan kepada pemakai perpustakaan berupa peminjaman bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan”.

Dalam layanan ini biasanya digunakan sistem tertentu, dengan aturan peminjaman yang disesuaikan dengan kondisi perpustakaan.

Pendapat lain menyatakan layanan sirkulasi adalah, “Kegiatan peredaran koleksi perpustakaan di luar perpustakaan. Layanan ini ditujukan agar pengguna perpustakaan dapat meminjam dan membaca bahan pustaka lebih leluasa sesuai kesempatan yang ada” (Sukarman, 2001: 27).

Tahapan pekerjaan yang terdapat pada Layanan sirkulasi: a. Peminjaman

Layanan peminjaman merupakan kegiatan pencatatan bahan pustaka yang dipinjam oleh pengguna. Langkah-langkah peminjaman bahan pustaka yang perlu diperhatikan adalah:

1. Peminjam harus menunjukkan kartu pengenal atau kartu anggota yang telah ditentukan oleh pengguna perpustakaan.

2. Petugas wajib mencatat:

• Nomor anggota dan tanggal buku harus kembali pada kartu buku yang telah disediakan dalam kantong buku.

• Nomor anggota dan tanggal kembali pada lembaran (slip) yang ditempelkan pada buku.

• Nomor panggil (call number) dan tanggal buku harus kembali pada kartu peminjaman.

3. Peminjaman harus menandatangani kartu buku. 4. Petugas wajib menandatangani lembaran buku.

5. Petugas selesai melakukan transaksi wajib penyusunan kartu buku pada kotak kartu buku berdasarkan tanggal kembali dan juga menyusun kartu peminjaman berdasarkan nomor urut tanda pengenal atau kartu anggota.

b. Pengembalian

Pengembalian adalah kegiatan pencatatan bahan pustaka yang dikembalikan oleh pengguna. Langkah-langkah pengembalian bahan pustaka yang perlu diperhatikan adalah:

1. Petugas wajib memeriksa apakah bahan pustaka kembali dalam keadaan seperti semula dan mencocokkan tanggal pengembalian yang tertera pada lembaran (slip) yang ada pada buku.

2. Petugas wajib membubuhkan cap tanda kembali pada kartu buku, lembaran (slip) buku dan kartu peminjaman.

3. Petugas wajib mengembalikan kartu buku ke dalam kantong buku dan kartu peminjaman pada kotak kartu peminjaman.

4. Apabila bahan pustaka terlambat dikembalikan, petugas wajib melakukan penagihan denda.

5. Petugas wajib mengembalikan bahan pustaka yang tidak rusak ke dalam rak dan memisahkan yang rusak untuk diperbaiki.

c. Pemberian sanksi

Apabila pengguna yang meminjam bahan pustaka melakukan pelanggaran, perpustakaan dapat memberikan sanksi kepada peminjam.

1. Macam-macam pelanggaran yang timbul

b. Merusakkan bahan pustaka yang dipinjam.

c. Membawa pulang bahan pustaka tanpa mengikuti tata cara yang ditetapkan oleh perpustakaan.

d. Menghilangkan bahan pustaka. e. Melanggar tata tertib perpustakaan.

2. Bentuk-bentuk sanksi yang dapat diberlakukan

a. Denda berdasarkan kebijakan yang ditetapkan pimpinan perpustakaan. b. Pengguna untuk waktu tertentu tidak diperkenankan meminjam di

perpustakaan tersebut.

c. Mengganti buku pustaka yang hilang.

2.8.2 Pelayanan Referensi

Menurut Darmono (2001: 141) menyatakan bahwa, ”Layanan referensi adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus seperti kamus, ensiklopedi, almanak, direktori, buku tahunan, yang berisi informasi teknis dan singkat”. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan dan hanya untuk dibaca di tempat.

Sedangkan menurut pendapat Sukarman (2000: 31) layanan referensi adalah, ”Layanan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan dengan menggunakan koleksi rujukan (referensi)”.

Layanan referensi diberikan untuk membantu pengguna perpustakaan atau masyarakat dalam menemukan informasi secara cepat dari koleksi perpustakaan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menjawab langsung pertanyaan pengguna berdasarkan sumber/koleksi rujukan. Apabila pengguna datang ke perpustakaan petugas dapat membimbing pengguna dengan cara memakai koleksi rujuka n.

Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa layanan referensi memberi penjelasan, jawaban, maupun informasi tentang sesuatu dengan cara menunjukkan sumber-sumbernya dan cara penemuannya.

2.8.3 Pelayanan Pendidikan Pengguna

Pelayanan pendidikan pengguna adalah kegiatan membimbing atau memberikan petunjuk kepada pengguna dan calon pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan pelayanan perpustakaan dengan efektif dan efisien.

Menurut Sulistyo-Basuki (2004: 392), ”Tujuan pendidikan pengguna adalah mengembangkan ketrampilan pemakai yang diperlukannya untuk menggunakan perpustakaan atau pusat dokumentasi, mengembangkan ketrampilan tersebut mengidentifikasi masalah informasi yang dihadapi pemakai, merumuskan kebutuhan informasinya sendiri (pemakai), mengidentifikasi kisaran kemungkinan sumber informasi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya, menilai ketepatan, kekuatan dan kelemahan masing-masing sumber informasi dan yang paling penting mampu menghadapi ketidaksamaan informasi yang disediakan oleh sumber yang berlainan dan mengasimilasi, mengumpulkan, menyajikan, menggunakan, dan menerapkan informasi”.

Sedangkan menurut Lasa (2007: 234) suatu perpustakaan perlu menyelenggarakan pendidikan pengguna dengan tujuan sebagai berikut:

• Memanfaatkan jasa informasi yang tersedia

Selama ini sebagian besar masyarakat hanya mengenal dan memanfaatkan jasa sirkulasi dari suatu perpustakaan. Padahal semestinya setiap perpustakaan tidak hanya menyediakan jasa informasi yang lain, seperti bimbingan pemakai, penelusuran literatur, pelayanan referensi, dan lainnya.

• Mengoptimalkan sarana dan fasilitas

Perpustakaan telah menyediakan sarana temu kembali akan informasi, seperti indeks, bibliografi, katalog, abstrak, dan lainnya. Demikian pula untuk beberapa perpustakaan telah menyediakan koleksi CD/ROM, audio-visual, dan jasa internet. Dengan sarana/prasarana itu, pemakai diharapkan memanfaatkannya secara optimal untuk memenuhi kebutuhan akan informasi. Untuk itu, perlu ditanamkan kesadaran bibliografis, yakni suatu usaha untuk menemukan data bibliografi yang berisi subjek atau informasi tertentu dengan menggunakan fasilitas yang tersedia.

• Mencapai terwujudnya masyarakat informasi

Sebagian masyarakat belum mampu memanfaatkan informasi untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Malah sebagian masyarakat hanya menggunakan informasi untuk hiburan. Oleh karena itu, penyebaran dan dan penyerapan informasi oleh masyarakat tidak dapat merata. Hal ini akan menimbulkan bermacam-macam tingkatan informasi dalam masyarakat. Akibat lebih jauh adalah terjadinya kesenjangan sosial. Kiranya masih perlu disampaikan kepada masyarakat bahwa semua informasi yang disediakan perpustakaan pada hakikatnya untuk masyarakat umum. Disini perlu penyaji

informasi dengan latar belakang pendidikan yang memadai. Hal ini untuk mengantisipasi peningkatan peminat informasi pada masa mendatang.

• Ikut berperan serta dalam proses pendidikan

Pustakawan sebagai tenaga kependidikan kiranya akan lebih banyak berperan aktif apabila mereka mampu melakukan bimbingan pemakai, mengajar bidang perpustakaan di SLTA atau Perguruan Tinggi, dan melakukan penataran-penataran. Pustakawan sebagai pemangku jabatan fungsional berkewajiban untuk ikut meningkatkan kualitas pendidikan. Kesempatan ini perlu diupayakan melalui usulan dan pendekatan kepada pihak-pihak terkait seperti rektor, dekan, direktur, kepala desa, atau kepala sekolah. Hal ini dikarenakan karena pustakawan adalah tenaga kependidikan. Oleh karena itu, pustakawan dituntut berperan secara aktif pada proses pendidikan sesuai dengan keahlian, kewenangan, kemampuan, dan kreativitas mereka.

• Mengefektifkan dan mengefisienkan pencarian informasi

Efektifitas dan efisiensi dapat dicapai apabila pemakai mampu dan trampil menggunakan peralatan, komputer, audio-visual, atau media lain untuk akses informasi. Ketrampilan mereka juga akan membantu tugas-tugas kepustakawanan dalam menyajikan informasi, sebab pustakawan tidak perlu lagi membimbing mereka satu per satu dalam penggunaan komputer.

Dokumen terkait