• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Umum Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN PERGURUAN

KRISTEN IMMANUEL MEDAN

KERTAS KARYA

O

L

E

H

YESSIKA M. SIREGAR

NIM: 062201041

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPUSTAKAAN

MEDAN

(2)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinil dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan

untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi

lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan yang bukan

berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, Juni 2009 Penulis,

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Kertas Karya : Gambaran Umum Perpustakaan Perguruan Kristen

Immanuel Medan

Oleh : Yessika M. Siregar

NIM : 062201041

Pembimbing I : Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si

NIP : 130802437

Tanda Tangan :

Tanggal :

Pembaca : Dra. Zaslina Zainudin, M.Pd

NIP : 131601063

Tanda Tangan :

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya : Gambaran Umum Perpustakaan Perguruan Kristen

Immanuel Medan

Oleh : Yessika M. Siregar

NIM : 062201041

PROGRAM STUDI D-III PERPUSTAKAAN

Ketua : Dra. Zurni Zahara, M.Si

NIP.130802473

Tanda Tangan :

(5)

Ak u t ahu, y a Tuhan

Bahw a m anusia t idak berk uasa Unt uk m enent uk an j alanny a, dan orang

y ang berj alan t idak berk uasa unt uk m enet apk an langk ahny a.

( Yerem ia 10: 23)

Tuhan, Engkau membuat segala sesuatu indah pada

waktunya seperti pada DIRIKU saat ini.

I want to be true to myself

To be someone I proud of

( Jes_schull)

Kert as kary a ini kupersem bahkan unt uk: Ay ah an da I r . P. Si r eg ar dan I b u n da Hi n sa Sim anj unt ak sert a Abangku Marnala dan Sy afril, a d i k - a d i k k u K r i st i n a , Ja st n e s d a n Ex i l o n a . Terim a kasih unt uk segenap kasih sayang, perhat ian

(6)

KATA PENGANTAR

Dengan segenap jiwa kuucapkan terima kasih kepada Tuhan Yesus

Kristus, atas berkat dan anugerahNya. Genaplah sudah sukacita penulis atas

terselesainya kertas karya ini. Penulisan kertas karya ini merupakan salah satu

syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Program Studi Ilmu

Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Adapun judul Kertas

Karya ini “Gambaran Umum Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel

Medan”

Penulis telah mengerahkan segenap kemampuan dan usaha untuk

membuat kertas karya ini. Berbagai pengalaman sedih, senang dan mengharukan

telah penulis jalani dalam merampungkan kertas karya ini. Namun penulis

menyadari bahwa isi kertas karya ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis

mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun menuju ke arah

kesempurnaan.

Dalam penulisan kertas karya ini penulis banyak mendapat bimbingan,

dorongan serta bantuan dari berbagai pihak baik berupa moril maupun materil.

Dalam kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

• Bapak Drs. Syaifuddin, M.A, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

• Ibu Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen

pembimbing penulis, yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk

memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis.

• Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd, selaku Dosen pembaca yang telah memberikan bimbingan mengenai kertas karya ini.

• Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos, selaku Dosen wali penulis selama perkuliahan yang telah banyak memberikan bimbingan selama penulis mengikuti

pendidikan.

(7)

• Seluruh staf pengajar pada Program Studi Ilmu Perpustakaan, yang telah membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini dengan baik.

• Sahabat-sahabatku Marpaida, Kristina, Martina, Emilo, Riris Desi, Belli, Lona, Gita, Nurina, Nepri, Agatha, Fadhil, Brian, Jushari, Ega dan masih

banyak lainnya yang telah memberikan dorongan, semangat dan doa kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini.

• Rekan-rekan GMKI Cabang Medan, khususnya Komisariat Fakultas Sastra-USU (B’Junifer, B’Hariandi, B’Tommy, B’Manrihot, B’Supriadi, B’Jogi,

Ester, Nelly, Rebecca, Swasti, Haradongan, Krisman, Desmika dan yang baru

maper semua, dll.) Tetaplah percaya, bahwasanya jika ingin maju, kita harus

mencari bukan menunggu.

• Keluarga B. Siregar, M. Siregar, Drs. F.K Simanjuntak, Kel. L. Marbun S. Sos, Kel. Ir. Partogi Simanjuntak yang selalu memberi semangat kepada

penulis dan semua keluarga yang lain yang tidak dapat disebutkan

satu-persatu.

• Teman Terbaikku, Martua Tambunan, terima kasih buat dukungan dan segenap bantuanmu, “be a strong man”.

• Teman sepermainanku, lely, henny, christin dan anak kost mandolin no. 9 atas semangatnya pada penulis.

Akhir kata penulis berharap semoga kertas karya ini bermanfaat bagi yang

membutuhkan dan dapat memperluas pemikiran serta wawasan di masa yang akan

datang.

Medan, Juni 2009 Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

2.8 Pelayanan Pengguna ... 21

2.8.1 Pelayanan Sirkulasi ... 22

2.8.2 Pelayanan Referensi ... 24

2.8.3 Pelayanan Pendidikan Pengguna ... 25

BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN PERGURUAN KRISTEN IMMANUEL MEDAN ... 27

3.1 Sejarah singkat Perpustakaan Perguruan ... 27

Struktur Organisasi ... 28

Pengguna Perpustakaan ... 30

Peraturan Perpustakaan ... 30

Anggaran Perpustakaan ... 31

Koleksi Perpustakaan ... 32

3.6.1 Jenis Koleksi ... 32

3.6.2 Jumlah Koleksi ... 33

Pembinaan Koleksi ... 34

Pengadaan ... 34

Pengolahan ... 36

Pemeliharaan ... 43

Pelayanan Pengguna... 43

Pelayanan Sirkulasi ... 44

(9)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 48

4.1 Kesimpulan ... 48

4.2 Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan

Perpustakaan mempunyai peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan

bangsa, karena perpustakaan adalah merupakan penyedia berbagai sumber

informasi. Tanpa perpustakaan, sekolah tidak dapat digolongkan sebagai sekolah

yang berkualitas dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Perpustakaan

sekolah merupakan perpustakaan yang berada di setiap jenjang pendidikan

sekolah mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah lanjutan atas. Perpustakaan

sekolah tidak dapat berdiri sendiri karena merupakan kesatuan yang terpadu

dengan sarana pendidikan lainnya.

Perpustakaan sekolah berfungsi sebagai pusat sumber belajar, pusat

penelitian sederhana, tempat membaca guna menambah ilmu pengetahuan dan

rekreasi. Untuk meningkatkan mutu perpustakaan sekolah dapat dilakukan dengan

berbagai upaya agar fungsi perpustakaan sekolah dapat tercapai. Perpustakaan

sekolah akan dapat berfungsi sebagai pusat sumber belajar apabila didukung oleh

berbagai fasilitas antara lain koleksi yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna.

Disamping perpustakaan sebagai pusat sumber belajar juga sebagai tempat

mengembangkan minat baca siswa.

Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan

dan menyimpan bahan pustaka/informasi yang dibutuhkan pengguna, tetapi juga

membantu siswa dan guru menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar

mengajar. Koleksi yang disediakan perpustakaan sekolah untuk para siswa sesuai

dengan kebutuhan mereka dan sesuai dengan tujuan pendidikan serta kurikulum

sekolah. Pengembangan koleksi hendaknya sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan.

Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan adalah perpustakaan

yang terdapat di lingkungan sekolah dan digunakan untuk siswa serta staf

pengajar di lingkungannya. Perpustakaan memiliki koleksi buku-buku penunjang

kurikulum sekolah dan koleksi ilmu pengetahuan umum lainnya untuk

(11)

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis

memilih judul tulisan kertas karya ini adalah “Gambaran Umum Perpustakaan

Perguruan Kristen Immanuel Medan”.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui kegiatan kerja yang dilakukan oleh pustakawan dalam

mengelola Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan.

2) Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi pustakawan dalam

mengelola Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan.

1.3. Ruang Lingkup

Tulisan ini membahas tentang gambaran umum Perpustakaan Perguruan

Kristen Immanuel Medan.

Untuk mempermudah pemahaman dalam penulisan kertas karya ini, maka

penulis membatasi cakupan tulisan ini mengenai sejarah singkat perpustakaan,

struktur organisasi perpustakaan, pengguna perpustakaan, peraturan perpustakaan,

anggaran perpustakaan, koleksi perpustakaan, pengadaan, pengolahan, pelayanan,

dan perawatan bahan pustaka.

1.4 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data adalah sebagai

berikut:

1. Observasi, penulis mengadakan pengamatan langsung ke Perpustakaan

Perguruan Kristen Immmanuel Medan.

2. Studi Kepustakaan, yaitu membaca dan memahami bahan-bahan pustaka

atau literatur baik berupa buku, jurnal, majalah, dokumen lain yang

berkaitan dengan topik yang dibahas.

3. Wawancara, melakukan tanya jawab langsung dengan pustakawan yang

bertugas pada setiap bagian di Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel

(12)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang melayani siswa, guru dan

karyawan dari suatu sekolah tertentu. Perpustakaan Sekolah didirikan untuk

menunjang pencapaian tujuan sekolah, yaitu pendidikan dan pengajaran seperti

digariskan dalam kurikulum sekolah.

Menurut Rachman (2006: 35) menyatakan bahwa, “Perpustakaan sekolah

adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan dasar dan

menengah”. Pada hakikatnya tidak ada perbedaan antara Perpustakaan Perguruan

Tinggi dengan Perpustakaan Sekolah, kedua-duanya berperan sebagai sarana

penunjang kegiatan belajar mengajar.

Sedangkan menurut pendapat Sukarman (2000: 4) perpustakaan sekolah

adalah:

Perpustakaan yang berada pada lembaga pendidikan sekolah, yang merupakan bagian integral dari sekolah yang bersangkutan, dan merupakan sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.

Perpustakaan sekolah merupakan bagian penting dari komponen

pendidikan yang tidak dapat dipisahkan keberadaannya dari lingkungan sekolah.

Perpustakaan sekolah juga sebagai salah satu sarana pendidikan penunjang

kegiatan belajar siswa dalam memacu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah

(Darmono, 2001: 1).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah

merupakan bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan dan

merupakan sumber belajar di lingkungan sekolah.

2.2 Tujuan dan Fungsi

2.2.1 Tujuan Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah didirikan untuk menunjang pencapaian tujuan

(13)

sekolah. Menurut Sukarman (2000: 5), ”Tujuan Perpustakaan Sekolah adalah

sebagai sumber belajar dan bagian integral dari sekolah bersama-sama dengan

sumber belajar lainnya bertujuan mendukung proses kegiatan belajar mengajar

demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan”.

Sedangkan menurut Rachman (2006: 37) secara umum tujuan

Perpustakaan Sekolah diselenggarakan sebagai:

Suatu perangkat kelengkapan pendidikan untuk bersama dengan kelengkapan-kelengkapan yang lain guna meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa berdasarkan sistem pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Secara khusus tujuan Perpustakaan Sekolah adalah sebagai berikut:

1) Mengembangkan minat, kemampuan, dan kebiasaan membaca; 2) Mendayagunakan budaya tulisan;

3) Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah, dan memanfaatkan informasi;

4) Mendidik siswa agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka; 5) Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri;

6) Memupuk minat dan bakat;

7) Menumbuhkan penghargaan (apresiasi) terhadap pengalaman imajinatif; dan

8) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri.

Kegiatan perpustakaan sekolah diharapkan harus menunjang kurikulum

sekolah. Dengan tersedianya perpustakaan para siswa mendapat kesempatan untuk

mempertinggi daya serap dan memperdalam proses pendidikan, sedangkan kepada

guru diharapkan dapat memperluas cakrawala pengetahuannya dalam kegiatan

belajar mengajar.

2.2.2 Fungsi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana dan fasilitas

penyelenggaraan pendidikan, sehingga setiap sekolah semestinya memiliki

(14)

pendidikan yang penting. Tetapi karena berbagai alasan kenyataannya belum

setiap sekolah mampu menyediakan perpustakaan sebagaimana diharapkan.

Menurut Rachman (2006: 38) Perpustakaan Sekolah memiliki berbagai

fungsi antara lain:

1) Fungsi pendidikan; perpustakaan merupakan sarana kegiatan belajar mengajar untuk membantu siswa dalam memperjelas pengetahuan tentang pelajaran yang diperolehnya di dalam kelas.

2) Fungsi informasi; perpustakaan merupakan sarana untuk menemukan sumber informasi yang dapat memperkaya pengetahuan siswa dan menunjang proses pembelajaran.

3) Fungsi penelitian; membantu siswa dalam pelaksanaan penelitian yang sifatnya sederhana berkaitan dengan mata pelajaran yang dipelajari/diajarkan.

4) Fungsi rekreasi; merupakan tempat rekreasi, masuk perpustakaan membaca bacaan yang segar untuk menambah wawasan dan pengetahuan merupakan rekreasi yang sehat dan mendidik serta menghilangkan kejenuhan bagi siswa dan guru.

5) Fungsi kebudayaan; merupakan tempat melestarikan kebudayaan, baik kebudayaan lokal, daerah, maupun nasional.

6) Fungsi kreatifitas; membantu siswa mengembangkan kegemaran dan hobi. Untuk menunjang hal tersebut diperlukan buku-buku yang dapat meningkatkan daya kreasi siswa.

7) Fungsi dokumentasi; menjadi pusat dokumentasi sekolah dari berbagai kegiatan yang pernah dilakukan sekolah, baik siswa maupun guru.

Perpustakaan sekolah sebagai perangkat pendidikan di sekolah merupakan

bagian integral dalam sistem kurikulum sekolah berfungsi sebagai:

a. Pusat kegiatan belajar mengajar

Perpustakaan sekolah menyediakan koleksi bahan pustaka untuk mendukung proses belajar mengajar.

b. Pusat penelitian sederhana

Perpustakaan sekolah menyediakan koleksi bahan pustaka yang bermanfaat untuk melaksanakan penelitian sederhana bagi peserta didik.

c. Pusat membaca guna menambah ilmu pengetahuan dan rekreasi

(15)

Dari uraian ini dapat dilihat, jelas bahwa perpustakaan sekolah mutlak

harus memenuhi fungsi tersebut dengan menyediakan koleksi yang dapat

mendukung kebutuhan pengguna perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah

harus dapat menciptakan suasana yang mendukung fungsi tersebut.

2.3 Sasaran Perpustakaan Sekolah

Menurut Rachman (2006: 39) sasaran yang ingin diraih oleh Perpustakaan

Sekolah adalah:

1) Terwujudnya sumber belajar yang menjadi pusat kegiatan belajar mengajar di sekolah lanjutan sehingga dapat membantu pengembangan bakat dan minat siswa dan guru.

2) Terbinanya siswa menjadi gemar membaca, biasa membaca, terampil dan merasa perlu membaca serta meningkatkan kemampuan untuk belajar mandiri menuju tercapainya cita-cita pendidikan seumur hidup. 3) Meningkatnya mutu luaran yang cerdas dan mampu bersaing dalam era

globalisasi.

4) Terwujudnya masyarakat berbasis informasi dan pengetahuan.

5) Tersedianya layanan informasi yang demokratis untuk semua warga sekolah tanpa ada perbedaan layanan karena perbedaan gender, agama, suku, bahasa atau status sosial.

2.4 Organisasi

Perpustakaan sekolah sebagai bagian integral dari sekolah berada di bawah

tanggung jawab Kepala Sekolah. Perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar,

kedudukannya sejajar dengan sumber belajar lainnya seperti laboratorium, ruang

keterampilan/kesenian, dan bengkel kerja praktek. Perpustakaan sekolah adalah

unit kerja yang melakukan kegiatan/fungsi pengadaan, pengolahan, penyimpanan,

dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka untuk mendukung proses belajar

mengajar.

Kegiatan-kegiatan/fungsi-fungsi tersebut dalam istilah perpustakaan

dikelompokkan menjadi dua:

1. Layanan teknis yaitu kegiatan pengadaan dan pengolahan bahan pustaka.

2. Layanan pengguna yaitu kegiatan yang memberikan layanan kepada

pengguna perpustakaan seperti layanan sirkulasi (peminjaman), layanan

(16)

Untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut, perpustakaan sekolah

dipimpin oleh Kepala Perpustakaan Sekolah yang ditunjuk/ditetapkan berdasarkan

surat tugas/surat keputusan Kepala Sekolah. Kepala Perpustakaan Sekolah dalam

melaksanakan tugasnya dibantu oleh tenaga yang bertugas melaksanakan fungsi

layanan teknis dan layanan pengguna. Tenaga yang bertugas dalam layanan teknis

dan layanan pengguna bertanggung jawab kepada kepala perpustakaan

(Sukarman, 2000: 7).

Menurut Darmono (2001: 32 ), ”Struktur organisasi dapat digambarkan dalam sebuah bagan. Sebaiknya dalam sebuah struktur organisasi juga perlu dipertimbangkan masuknya unit atau komisi sebagai lembaga pertimbangan yang secara teknis tidak ikut campur dalam urusan operasional perpustakaan, akan tetapi jika diminta bisa memberikan masukan ide maupun pemikiran tentang kemajuan perpustakaan. Di lingkungan sekolah, komisi ini adalah dewan guru”.

Tidak semua guru yang duduk dalam dewan guru dapat melakukan pertimbangan

kepada perpustakaan, akan tetapi cukup beberapa guru yang dipandang memiliki

kemauan dan kemampuan dalam bidang itu. Beberapa contoh bagan Struktur

Organisasi Perpustakaan Sekolah adalah sebagai berikut:

Gambar 1: Bagan Struktur Organisasi Perpustakaan Sekolah Kepala

Sekolah

Kepala Perpustakaan

Tata Usaha Perpustakaan Dewan

Guru

Bag. Layanan Teknis

Bag. Layanan Pembaca

Garis koordinasi

(17)

Catatan:

1. Bila perpustakaan sekolah tidak ada kepala perpustakaan karena kondisi

sekolah yang tidak memungkinkan maka dapat diangkat guru pustakawan

yang akan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan operasional perpustakaan.

2. Antara bagian layanan teknis dan layanan pembaca dipisahkan untuk

menunjukkan bahwa kedua bagian tersebut memang secara substansi kegiatan

sangat berbeda. Pemisahan tersebut bukan berarti harus ada dua tenaga. Jika

dipandang cukup hanya satu tenaga, bisa saja dilaksanakan. Bagian layanan

teknis bertanggung jawab mulai dari pengadaan bahan pustaka sampai proses

pembuatan katalog dan penyusunan kartu katalog. Bagian layanan pembaca

bertanggung jawab pada kegiatan layanan di semua lini layanan mulai dari

peminjaman buku, layanan referensi dan layanan penelusuran informasi.

Gambar 2: Bagan Struktur Organisasi Perpustakan Sekolah

Catatan:

1. Antara bagian layanan teknis dan bagian layanan pembaca dikerjakan secara

tidak terpisah.

2. Guru Pustakawan atau Petugas perpustakaan membawahi bagian layanan

teknis dan layanan pembaca. Guru pustakawan merangkap bagian tata usaha

perpustakaan.

3. Model ini sesuai untuk sekolah yang kondisi minat baca mulai tumbuh dan

jumlah koleksi yang dimiliki perpustakaan belum begitu banyak. Kepala

Sekolah

Guru/Petugas Perpustakaan

Tata Usaha Perpustakaan

Bag. Layanan Teknis

(18)

Gambar 3: Bagan Struktur Organisasi Perpustakaan Sekolah

Catatan:

1. Antara bagian tata usaha perpustakaan, bagian layanan teknis dan bagian

layanan pembaca dikerjakan secara tidak terpisah.

2. Guru Pustakawan atau Petugas perpustakaan merangkap petugas pada tiga

bagian yaitu bagian layanan teknis, bagian layanan pembaca, dan bagian tata

usaha perpustakaan.

3. Model ini biasanya cocok untuk Sekolah Dasar, yang pada umumnya tenaga

di SD sangat terbatas jumlahnya.

(Sumber: Darmono. 2001. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah,

Jakarta: Grasindo).

Dengan adanya bagan struktur organisasi perpustakaan maka dapat

disimpulkan bahwa dalam pencapaian tujuan perpustakaan sekolah maka perlu

merefleksikan jaringan kerja sama dan komunikasi dari berbagai unit kerja dalam

melaksanakan tugas disertai tanggung jawab dari masing-masing pustakawan.

2.5 Koleksi

Menurut Rachman (2006: 39), ”Koleksi perpustakaan sekolah adalah

sesuai dengan kebutuhan, pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik,

kecerdasan, intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan masyarakat sekolah,

terutama siswa”.

Kepala Sekolah

Guru/Petugas Perpustakaan

Tata Usaha Perpustakaan

Bag. Layanan Pembaca Bag. Layanan

(19)

Koleksi perpustakaan sekolah terdiri dari:

a. Buku teks pelajaran yang mendukung setiap mata pelajaran termasuk buku pegangan guru, yaitu buku yang mendampingi buku teks pelajaran dan diperuntukkan bagi para guru;

b. Buku rujukan (referensi) dan bahan bukan buku;

c. Buku pengayaan, baik untuk mendukung semua mata pelajaran yang terdapat di sekolah tersebut atau koleksi lain yang mendukung tujuan umum pendidikan, termasuk koleksi yang bersifat hiburan, dan

d. Sumber belajar lain, diantaranya berupa koleksi multi media, situs web (website), globe, CD, dan sebagainya (Rachman, 2006: 40).

Sedangkan menurut Darmono (2001: 53), jenis koleksi perpustakaan

sebagai berikut:

a. Buku

Buku merupakan koleksi yang paling umum yang dihimpun perpustakaan. Beberapa jenis buku adalah sebagai berikut:

1. buku teks (buku wajib), yang telah digariskan oleh pemerintah. 2. buku penunjang, buku pengayaan yang telah mendapat

rekomendasi dari pemerintah untuk digunakan di sekolah-sekolah. 3. buku-buku jenis fiksi serta buku bergambar yang dapat

merangsang rasa ingin tahu dan dapat mengembangkan imajinasi anak didik.

4. buku populer (umum) merupakan buku yang berisi ilmu pengetahuan secara umum dan populer.

b. Koleksi Referens

Koleksi referens sebenarnya juga dalam bentuk buku, yang membedakan dengan buku adalah isi dan cara penyusunannya. Isi buku referens tidak mendalam dan kadang-kadang hanya memuat informasi tertentu saja. Buku referens tidak perlu dibaca secara keseluruhan sehingga cara penyusunannya berbeda dengan susunan buku.

c. Sumber Geografi

Sumber geografi sangat diperlukan oleh perpustakaan. Bentuk sumber geografi pada umumnya adalah atlas, globe, peta, serta gazetter.

d. Jenis Serial (Terbitan Berkala)

Pada umumnya terbitan berkala berupa majalah dan koran. Majalah dan koran diperlukan sebagai koleksi perpustakaan karena keduanya berisi berita aktual yang meliputi berbagai aspek kehidupan manusia. e. Bahan Mikro

Bahan mikro adalah koleksi perpustakaan yang merupakan alih media dari buku ke dalam bentuk mikro seperti mikrofilm dan mikrofice. f. Bahan Pandang Dengar (Audio Visual)

(20)

dengar merupakan media pembawa pesan yang sangat kuat untuk bisa ditangkap oleh manusia.

Berdasarkan uraian yang telah diuraikan di atas maka koleksi

Perpustakaan Sekolah harus menyediakan bermacam-macam bahan pustaka baik

yang berupa buku maupun bukan berupa buku (non book material), baik fiksi

maupun non fiksi.

2.6 Pembinaan Koleksi

Pembinaan koleksi merupakan faktor yang memegang peranan penting

untuk menunjang fungsi dan tugas perpustakaan sebagai pusat sumber informasi.

Selain itu, untuk menarik minat pembaca agar tetap mau mengunjungi

perpustakaan adalah dengan memberikan pelayanan yang baik terhadap

pengunjung oleh para pelaksana perpustakaan. Pembinaan koleksi merupakan

kerja pelayanan teknis yang dilakukan oleh pustakawan dalam bidang pengadaan,

pengolahan, dan pemeliharaan koleksi.

Pembinaan koleksi dimaksudkan untuk membina koleksi dengan

sebaik-baiknya sesuai dengan kondisi perpustakaan dan siswa yang akan dilayani.

Pembinaan koleksi merupakan serangkaian proses atau kegiatan yang bertujuan

mempertemukan pemakai dengan rekaman informasi dalam lingkungan

perpustakaan (http://meidi-aa.web.ugm.ac.id/wordpress/?p=7).

Dengan kegiatan ini diharapkan perpustakaan dapat memberi, serta

menyediakan sumber ilmu pengetahuan dan informasi sesuai dengan kebutuhan

pengguna perpustakaan dalam mensukseskan proses belajar mengajar sesuai

dengan kurikulum yang sedang berjalan.

2.6.1 Pengadaan

Menurut Lasa (2007: 64) pengadaan koleksi perpustakaan sekolah

diperlukan beberapa pertimbangan, antara lain:

1. Kebijakan kepala sekolah dengan mempertimbangkan saran para guru, komite sekolah, petugas perpustakaan, karyawan, dan siswa.

(21)

3. Adanya kerja sama dengan pihak lain dalam pengadaan seperti bekerja sama dengan penerbit, LSM, perpustakaan daerah, yayasan, atau organisasi keagamaan.

Bahan informasi yang diterima perpustakaan sekolah bisa berasal dari

pembelian, sumbangan, infak, titipan, tukar menukar, atau membuat sendiri.

1) Pembelian

Penambahan koleksi perpustakaan bisa dari pembelian. Untuk itu perlu penetapan anggaran antara 5-10 % dari seluruh anggaran sekolah. Anggaran ini ditetapkan pada awal tahun dan disetujui oleh komite sekolah.

2) Sumbangan

Untuk memperoleh sumbangan, perpustakaan sekolah harus aktif memperkenalkan diri dan mencari peluang untuk memeroleh sumbangan. Sumbangan buku atau majalah bisa diperoleh dari penerbit, perpustakaan daerah, pemerintah masyarakat, yayasan, atau organisasi keagamaan.

3) Tokoh-tokoh masyarakat, guru, atau siswa sering memiliki buku-buku atau majalah di rumah

Mengingat berbagai kesibukan, maka buku-buku dan majalah-majalah itu tidak sempat dibaca. Agar bahan informasi lebih memberikan manfaat, sebaiknya dititipkan ke perpustakaan sekolah. Buku-buku ini cukup dicatat dan tidak perlu diproses seperti buku-buku lain. Sebab koleksi ini sewaktu-waktu bisa diambil oleh pemiliknya.

4) Tukar menukar

Koleksi yang tidak relevan dengan visi, misi, dan tujuan perpustakaan sekolah itu, maka koleksi ini dapat ditukarkan ke lembaga lain yang lebih sesuai. Penukaran ini harus didasarkan dengan keikhlasan dan bertujuan untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa.

5) Membuat sendiri

Pihak sekolah bisa membuat kebijakan untuk membuat bahan informasi sendiri, antara lain dengan kliping, pengumpulan makalah seminar, pengumpulan bahan ajar, atau pengumpulan soal-soal ujian (Lasa, 2007: 65).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan koleksi

Perpustakaan Sekolah adalah sebagai berikut:

1. Alat seleksi/pemilihan

Untuk mendukung proses pemilihan bahan pustaka secara baik dan optimal perlu ditetapkan alat bantu seleksi, antara lain: Daftar judul buku yang Disahkan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, katalog atau brosur penerbit, timbangan/resensi buku, daftar terbitan berkala, dan usulan dari siswa/guru.

2. Tim seleksi

(22)

unsur pustakawan, guru, dan pengguna. Tim Seleksi dibentuk oleh Kepala Sekolah.

3. Kebijakan seleksi bahan pustaka

Dalam melaksanakan seleksi/pemilihan bahan pustaka hendaknya berpedoman pada kebijakan tertulis. Kebijakan tertulis ini dalam kurun waktu tertentu selalu disempurnakan sesuai dengan perkembangan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

a. Pemilihan dilakukan dengan cermat berdasarkan skala prioritas, azas manfaat dan efisiensi

b. Bahan pustaka dipilih yang mutakhir

c. Komposisi cakupan subyek dan jenis koleksi hendaknya proposional diupayakan memenuhi kebutuhan, dan memuaskan para pengguna.

4. Pemilihan bahan pustaka

Pemilihan bahan pustaka dilakukan oleh Tim Seleksi dengan berpedoman pada kebijakan seleksi dan alat bantu seleksi. Hasil seleksi dituangkan dalam Daftar Bahan Pustaka Hasil Pemilihan Tim Seleksi.

5. Pengadaan bahan pustaka

Pengadaan bahan pustaka berpedoman pada daftar bahan pustaka hasil pemilihan Tim Seleksi, dengan tetap memperhatikan koleksi yang sudah tersedia pada perpustakaan sekolah. Jangan sampai terjadi judul yang sudah ada dibeli ulang (Sukarman 2000: 18).

Pengadaan bahan pustaka dapat dilakukan melalui berbagai cara yaitu:

• Pembelian: pembelian langsung atau pemesanan kepada penerbit, toko buku, atau agen, baik pemesanan secara tetap (standing order) atau sesuai kebutuhan.

• Tukar menukar: biasanya dilakukan dengan perpustakaan atau lembaga lain. Untuk melakukan cara ini perpustakaan harus mempunyai bahan pustaka yang dapat dipertukarkan, seperti terbitan perpustakaan, atau diambil dari koleksi yang jumlah copynya berlebih.

• Hadiah dari siswa yang telah tamat, dari penerbit, atau lembaga lain: penambahan melalui cara ini lebih ekonomis, tetapi sering tidak sesuai dengan kebutuhan dan bahkan kadang-kadang sudah kadaluwarsa. Oleh karena itu, perpustakaan harus selektif secara ketat agar tidak terjadi peledakan koleksi tidur, antara lain dengan cara memberikan daftar judul bahan pustaka diperlukan kepada para calon pemberi hadiah.

• Titipan: perpustakaan kadang-kadang memperoleh titipan bahan pustaka dari perorangan atau lembaga lain agar bisa dimanfaatkan oleh pemakai perpustakaan. Dalam hal ini perpustakaan sekedar menjaga keberadaannya tanpa memikul resiko.

(23)

2.6.2 Pengolahan

Menurut Sukarman (2000: 19) menyatakan bahwa, ”Bahan pustaka yang telah diadakan segera diolah untuk dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Tujuan pengolahan koleksi adalah membuat sarana temu kembali sehingga memungkinkan pengguna menemukan kembali koleksi yang diperlukan melalui kartu katalog dan atau melalui susunan koleksi di rak”.

Pengolahan bahan pustaka menurut Sukarman (2000: 20) adalah:

1. Inventarisasi

Inventarisasi adalah kegiatan memeriksa, memberi stempel, dan mencatat/mendaftar semua koleksi perpustakaan dalam buku induk dan diberi nomor induk, setiap satu eksemplar satu nomor. Setiap jenis koleksi dicatat dalam buku induk tersendiri seperti Buku induk untuk mencatat koleksi buku, majalah, surat kabar, dan lain-lain.

Kolom pada Buku Induk untuk buku antara lain:

 nomor urut buku dimasukkan

 tanggal pemasukan ke buku induk

 nomor induk

 pengarang

 judul

 edisi dan tahun

 penerbit

 sumber (hadiah atau tukar menukar)

 harga (kalau dibeli)

 keterangan lain yang perlu misalnya bahasa, bentuk kemasan seperti CD, Kaset, Video, Film Strip dan sebagainya

(24)

Tabel I: Contoh Buku Induk

No Tanggal

Pembelian

Nomor

Induk

Pengarang Judul Penerbit,

edisi dan

Katalogisasi adalah kegiatan membuat entri dalam kartu atau daftar mengenai buku dan bahan pustaka lainnya yang ada dalam koleksi perpustakaan yang disusun menurut aturan tertentu. Katalogisasi diawali dengan kegiatan pengatalogan deskriptif yaitu menentukan tajuk entri utama dan tajuk entri tambahan. Kegiatan ini berpedoman pada Peraturan Katalogisasi Indonesia edisi 4 (Perpustakaan, Nasional, 1994) yang bersumber pada peraturan pengatalogan standar internasinal yaitu ”The Anglo American Cataloguing Rules” (AACR). Kegiatan dilanjutkan dengan pembuatan kartu katalog yang kemudian digandakan sesuai kebutuhan (pengarang, judul, subyek, dan jejakan lain) serta shelf list dan dijajarkan pada laci-laci katalog.

3. Klasifikasi

Klasifikasi adalah kegiatan menganalisa isi bahan pustaka dan menetapkan kode menurut sistem tertentu yang tepat untuk sebuah buku, karangan dalam majalah dan lain-lain. Penetapan nomor klasifikasi bahan pustaka menggunakan sarana bantu ”Terjemahan Ringkasan Desimal dan Indeks Relatif: disesuaikan dengan DDC 20” (Perpustakaan Nasional, 1983). Mekanisme skema klasifikasi tersebut di atas perlu dipahami untuk menjamin kelancaran dan ketaatasasan klasifikasi. 4. Penyelesaian

(25)

5. Pengaturan koleksi

Penempatan koleksi perpustakaan sekolah diatur sedemikian rupa agar para pengguna mudah mencari koleksi yang diperlukan.

a) Pengaturan Buku

Buku diatur menurut urutan subyek dan ditempatkan pada rak buku yang tersedia. Buku yang berukuran lebih tinggi atau lebar (oversize books) ditempatkan terpisah dari buku yang berukuran biasa. Selain itu, pengaturan buku juga disesuaikan dengan kegunaan masing-masing buku tersebut, misalnya, buku-buku rujukan tidak disatukan dengan buku-buku pelajaran.

b) Pengaturan Majalah

Majalah lepas disimpan dalam kotak dan ditempatkan pada rak berdasarkan urutan abjad judul majalah. Majalah yang dianggap penting, setelah lengkap terkumpul, kemudian dijilid. Penyusunan majalah yang sudah dijilid di dalam rak juga berdasarkan urutan abjad judul majalah atau nomor klasifikasi.

c) Pengaturan Surat Kabar

Surat kabar baru disusun pada alat penjepit surat kabar. Setelah terkumpul lengkap selama satu minggu, surat kabar dikeluarkan dari alat penjepit untuk menunggu pengolahan selanjutnya misalnya, menjadi koleksi guntingan surat kabar atau untuk penyusunan indeks artikel surat kabar. Setelah jangka waktu tertentu koleksi surat kabar dikeluarkan dari koleksi.

d) Pengaturan Bahan Bukan Buku

Koleksi bukan buku, misalnya peta, bahan audio-visual, disket, CD, dan lain-lain ditempatkan pada tempat khusus sesuai dengan jenis bahan tersebut. Ada yang ditempatkan dalam map khusus dan dijajarkan dalam lemari arsip (filling cabinet) atau ditempatkan dalam kotak khusus yang dibuat untuk menyimpan bahan-bahan tersebut. Untuk memudahkan penelusuran, masing-masing map atau kotak diberi label yang memuat deskripsi bibliografi pustaka yang bersangkutan.

Pemeliharaan

Tujuan pemeliharaan bahan pustaka adalah agar kandungan informasinya

lebih awet, lebih luas penyebarannya, dan agar dikembangkan lebih lanjut.

Adapun pemeliharaan ini dapat dilakukan dengan cara reproduksi, penjilidan,

laminasi/penyampulan, penyiangan, dan fumigasi (Lasa, 2007: 162).

Menurut Sukarman (2000: 22), “Pemeliharaan koleksi perpustakaan

merupakan kegiatan yang cukup penting untuk menjaga agar koleksi perpustakaan

tidak cepat rusak atau bahkan musnah. Tujuan pemeliharaan antara lain

(26)

Menurut Rachman (2006: 23-26), Adapun kegiatan pemeliharaan koleksi

dan faktor perusak bahan pustaka serta cara mengatasinya antara lain yaitu:

1. Kegiatan pemeliharaan koleksi meliputi reproduksi, penjilidan, laminasi, dan penyiangan.

a. Reproduksi dilakukan terhadap koleksi langka yang hendak dilestarikan. Selain itu, reproduksi juga dilakukan atas pustaka yang mudah rusak karena jenis kertasnya, ataupun bentuknya. Reproduksi dilakukan dengan cara:

1) Fotokopi

2) Membuat bentuk mikro

3) Membuat duplikasi dari pustaka bukan buku dan koleksi yang sering digunakan.

b. Penjilidan

Kegiatan ini dilakukan terhadap:

1) Bahan pustaka yang rusak sampulnya 2) Bahan pustaka yang sampulnya terlalu tipis 3) Bahan pustaka yang terlepas jilidannya 4) Majalah yang nomornya telah lepas.

Penjilidan dapat dilakukan oleh perpustakaan sendiri atau oleh pihak luar. Dalam kegiatan penjilidan, perpustakaan diharuskan melengkapi lembar catatan penjilidan untuk buku, majalah, atau dokumen lain.

c. Laminasi

Pelestarian dengan cara laminasi yaitu memberi pelindung plastik pada dokumen agar bahan pustaka tersebut tidak sobek atau hancur. Cara lain untuk penanganan bahan pustaka pola laminasi dapat dilakukan dengan pelapisan/penyemprotan bahan pustaka dengan kimia (coating).

d. Penyiangan

Koleksi perpustakaan secara berkala perlu disiangi agar bahan pustaka yang sudah tidak sesuai lagi dapat diganti dengan bahan pustaka yang baru. Pemilihan bahan pustaka yang dikeluarkan dari koleksi sebaiknya dilakukan oleh petugas perpustakaan dan guru, kemudian diputuskan untuk dipisahkan atau dipindahkan, dihibahkan atau dimusnahkan. Keputusan tersebut berdasarkan pertimbangan kemutakhiran, kesesuaian, dan kondisi fisik dokumen.

Bahan pustaka yang perlu dikeluarkan dari koleksi: 1) Bahan pustaka yang isinya sudah tidak sesuai lagi 2) Edisi dan cetakan lama

3) Bahan pustaka yang rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi 4) Bahan pustaka yang isinya tidak lengkap

(27)

2. Faktor perusak pustaka dan cara mengatasinya. a. Faktor fisik

1) Keausan yang terjadi karena perlakuan yang kurang tepat terhadap pustaka pada saat pengiriman, penempatannya di rak, frekuensi pemakaian, penanganan yang salah oleh pengguna atau petugas pada waktu pengembalian dan penempatan kembali pada rak.

2) Debu dan kotoran yang terjadi karena kurang bersihnya lingkungan perpustakaan.

3) Cahaya matahari yang langsung mengenai pustaka.

Cara mengatasi kerusakan atau pencegahan kerusakan karena faktor fisik ini adalah:

1) Pustaka diperlakukan dengan hati-hati pada waktu pengiriman, penempatan, dan pengambilan pada rak, waktu membaca, membuka dan menutup buku.

2) Bahan yang mudah rusak harus dijilid terlebih dahulu sebelum dimasukkan dalam koleksi.

3) Memelihara kebersihan gedung dan lingkungan sekitar perpustakaan. Gunakan alat pendingin (AC) bila memungkinkan.

4) Hindarkan pustaka dari cahaya matahari langsung.

b. Faktor kimiawi atau iklim

1) Kelembaban udara yang terlalu tinggi 2) Suhu udara yang fluktuatif

3) Reaksi kimia yang terjadi karena proses oksidasi dan hidrolisa materi pustaka

4) Pencemaran udara.

Cara mengatasi faktor kimiawi dan iklim ini adalah:

1) Mengurangi kelembaban, mengatur suhu udara dan mengurangi pencemaran udara dengan pengaturan ventilasi yang baik, memasang kipas penghisap udara (exhaustfan), atau memasang pendingin ruangan (AC) apabila memungkinkan.

2) Tidak terlalu rapat dalam menempatkan pustaka.

3) Koleksi mikrofilm atau mikrofis sebaiknya disimpan dalam kotak berbahan kayu atau polyester, dan bukan logam.

c. Faktor hayati

Beberapa faktor hayati perusak pustaka antara lain: 1) Jamur (cendawan)

2) Serangga, seperti kecoak dan ngengat 3) Hewan pengerat terutama tikus

Beberapa cara mengatasi faktor-faktor hayati di atas adalah sebagai berikut:

(28)

• mengurangi kelembaban

• menghindari adanya debu, kotoran, minyak atau bahan organik lainnya

tidak menggunakan perekat yang mengandung omylum untuk menjilid tetapi bahan sintetis seperti misalnya polyvinyl

acetat

• mengatur suhu udara ruangan agar tidak terlalu tinggi

• menggunakan bahan fungisida untuk membasmi cendawan (dengan bantuan ahli)

• menggunakan larutan kimia yang tidak berbahaya bagi manusia.

2) Kerusakan karena serangga dapat diatasi dengan:

• mengatur kelembaban udara dalam ruangan dengan sekitar 50 %

• mengatur suhu ruangan sekitar 20-24 derajat Celsius

• memelihara kebersihan ruangan

• mengadakan fumigasi dengan bantuan ahli. 3) Hewan pengerat dapat diatasi dengan:

• memelihara kebersihan ruangan

• tidak meninggalkan sisa makanan dalam ruangan

• menggunakan bahan pembasmi tikus

2.7 Pelayanan Perpustakaan

2.7.1 Sistem Pelayanan Perpustakaan

Menurut Darmono (2001: 137) menyatakan bahwa, “Sistem pelayanan

perpustakaan ada dua macam yaitu pelayanan yang bersifat terbuka dan pelayanan

yang bersifat tertutup”. Pengelompokan ini didasarkan pada kebebasan yang

diberikan oleh perpustakaan kepada pengguna perpustakaan dalam menemukan

koleksi yang dimiliki perpustakaan. Kedua sistem ini pada dasarnya bertujuan

untuk:

• Mengamankan koleksi perpustakaan serta menghindari atau menekan terjadinya kehilangan koleksi perpustakaan,

• Mengetahui siapa peminjam koleksi perpustakaan dan berapa yang sedang dipinjamnya,

(29)

2.7.1.1 Sistem Pelayanan Terbuka

Menurut Darmono (2001: 139), ”Layanan sistem terbuka adalah sistem layanan yang memungkinkan para pengguna secara langsung dapat memilih, menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi perpustakaan”.

Pendapat lain menyatakan layanan sistem terbuka adalah, ”Sistem yang

memberikan kebebasan kepada pengguna perpustakaan untuk memilih dan

mengambil sendiri bahan pustaka yang diinginkan dari ruangan koleksi”

(Sukarman 2000: 27).

Menurut Darmono (2001: 140) kelebihan dan kelemahan sistem pelayanan

terbuka adalah:

A. Kelebihan sistem pelayanan terbuka

♦ Pemakai dapat melakukan pengambilan sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi.

♦ Pemakai dilatih untuk dapat dipercaya dan diberi tanggung jawab terhadap terpeliharanya koleksi yang dimiliki perpustakaan.

♦ Pemakai akan merasa lebih puas karena ada kemudahan dalam menemukan bahan pustaka dan alternatif lain jika yang dicari tidak ditemuka n.

♦ Dalam sistem ini tenaga perpustakaan yang bertugas untuk mengambilkan bahan pustaka tidak diperlukan, sehingga bisa diberi tanggung jawab di bagian lain.

B. Kelemahan sistem pelayanan terbuka

♦ Ada kemungkinan pengaturan buku di rak penempatan (jajaran) menjadi kacau karena ketika mereka melakukan browsing. Buku yang sudah dicabut dari jajaran rak dikembalikan lagi oleh pemakai secara tidak tepat.

♦ Ada kemungkinan buku yang hilang relatif lebih besar bila dibandingkan dengan sistem yang bersifat tertutup.

♦ Memerlukan ruangan yang lebih luas untuk jajaran koleksi agar lalu lintas/mobilitas pemakai lebih leluasa.

♦ Membutuhkan keamanan yang lebih baik agar kebebasan untuk mengambil sendiri bahan pustaka dari jajaran koleksi tidak menimbulkan berbagai akses seperti peningkatan kehilangan atau perobekan bahan pustaka.

2.7.1.2 Sistem Pelayanan Tertutup

(30)

sendiri bahan pustaka dari ruangan koleksi. Pengambilan bahan pustaka dilakukan oleh petugas perpustakaan”.

Sedangkan menurut pendapat Darmono (2001: 137) sistem pelayanan

tertutup adalah:

Sistem layanan perpustakaan yang tidak memungkinkan pemakai perpustakaan mengambil sendiri bahan pustaka di perpustakaan. Pengambilan bahan pustaka harus melalui petugas perpustakaan, demikian juga dengan pengembalian bahan pustaka yang telah dipinjamnya.

Menurut Darmono (2001: 138-139) kelebihan dan kelemahan sistem

pelayanan tertutup adalah:

A. Kelebihan sistem pelayanan tertutup

♦ Jajaran koleksi akan tetap terjaga kerapiannya karena hanya petugas perpustakaan yang boleh masuk ke jajaran koleksi.

♦ Kemungkinan terjadinya kehilangan atau perobekan bahan pustaka dapat ditekan karena pemakai tidak dapat melakukan akses langsung ke jajaran koleksi.

♦ Ruangan untuk koleksi tidak terlalu luas, karena lalu lintas manusia/mobilitas petugas di daerah jajaran koleksi relatif rendah.

♦ Untuk koleksi yang sangat rentan terhadap kerusakan maka sistem ini sangat sesuai.

B. Kelemahan sistem pelayanan tetutup

♦ Dalam menemukan bahan pustaka pengguna hanya dapat mengetahui ciri-ciri kepengarangan dan ciri-ciri fisik bahan pustaka yaitu judul, pengarang, ukuran buku dan jumlah halaman, informasi semacam ini sebenarnya sangat abstrak.

♦ Judul buku tidak selalu menggambarkan makna pembahasan buku, sehingga bisa saja judul yang telah dipilih, tetapi bukan bahan pustaka tersebut yang dimaksud oleh pemakai perpustakaan.

Pemakai tidak mungkin melakukan browsing di jajaran rak, sehingga pemakai tidak mungkin menemukan alternatif lain dari bahan pustaka yang diperlukannya.

♦ Jika peminjam cukup banyak, dan petugas perpustakaan relatif terbatas hal ini membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup banyak untuk memenuhi permintaan pemakai perpustakaan dan menyiapkan bahan pustaka yang dibutuhkannya, sehingga pemakai harus menunggu lebih lama.

2.8 Pelayanan Pengguna

Pelayanan pengguna adalah kegiatan memberikan pelayanan dan bantuan

(31)

dibutuhkan. Kegiatan pelayanan perpustakaan sekolah pada dasarnya

mengandung pengertian penyampaian dan penyebarluasan informasi dan bahan

pustaka kepada siswa atau pengguna perpustakaan.

Perpustakaan dalam memberikan pelayanan kepada pengguna dapat

menyajikan bermacam-macam bentuk pelayanan perpustakaan. Secara umum

pelayanan yang diberikan oleh suatu perpustakaan terdiri dari layanan sirkulasi,

referensi dan pendidikan pengguna.

2.8.1 Pelayanan Sirkulasi

Layanan sirkulasi bahan pustaka atau peminjaman bahan pustaka adalah

kegiatan yang mengatur peredaran bahan pustaka secara terorganisir melalui

sistem, cara, aturan dan administrasi yang sesuai dengan jenis perpustakaan yang

diselenggarakan. Hal ini dimaksudkan agar seluruh koleksi yang ada di

perpustakaan beredar dan dimanfaatkan semaksimal mungkin secara merata baik

kepada siswa, guru ataupun anggotanya

( media.diknas.go.id/media/document/5514.pdf ).

Menurut Darmono (2001: 141) menyatakan bahwa, “Layanan peminjaman

bahan pustaka atau sirkulasi adalah layanan kepada pemakai perpustakaan berupa

peminjaman bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan”.

Dalam layanan ini biasanya digunakan sistem tertentu, dengan aturan

peminjaman yang disesuaikan dengan kondisi perpustakaan.

Pendapat lain menyatakan layanan sirkulasi adalah, “Kegiatan peredaran

koleksi perpustakaan di luar perpustakaan. Layanan ini ditujukan agar pengguna

perpustakaan dapat meminjam dan membaca bahan pustaka lebih leluasa sesuai

kesempatan yang ada” (Sukarman, 2001: 27).

Tahapan pekerjaan yang terdapat pada Layanan sirkulasi:

a. Peminjaman

Layanan peminjaman merupakan kegiatan pencatatan bahan pustaka yang

dipinjam oleh pengguna. Langkah-langkah peminjaman bahan pustaka yang perlu

diperhatikan adalah:

1. Peminjam harus menunjukkan kartu pengenal atau kartu anggota yang telah

(32)

2. Petugas wajib mencatat:

• Nomor anggota dan tanggal buku harus kembali pada kartu buku yang telah disediakan dalam kantong buku.

• Nomor anggota dan tanggal kembali pada lembaran (slip) yang ditempelkan pada buku.

• Nomor panggil (call number) dan tanggal buku harus kembali pada kartu peminjaman.

3. Peminjaman harus menandatangani kartu buku.

4. Petugas wajib menandatangani lembaran buku.

5. Petugas selesai melakukan transaksi wajib penyusunan kartu buku pada kotak

kartu buku berdasarkan tanggal kembali dan juga menyusun kartu peminjaman

berdasarkan nomor urut tanda pengenal atau kartu anggota.

b. Pengembalian

Pengembalian adalah kegiatan pencatatan bahan pustaka yang

dikembalikan oleh pengguna. Langkah-langkah pengembalian bahan pustaka yang

perlu diperhatikan adalah:

1. Petugas wajib memeriksa apakah bahan pustaka kembali dalam keadaan

seperti semula dan mencocokkan tanggal pengembalian yang tertera pada

lembaran (slip) yang ada pada buku.

2. Petugas wajib membubuhkan cap tanda kembali pada kartu buku,

lembaran (slip) buku dan kartu peminjaman.

3. Petugas wajib mengembalikan kartu buku ke dalam kantong buku dan

kartu peminjaman pada kotak kartu peminjaman.

4. Apabila bahan pustaka terlambat dikembalikan, petugas wajib melakukan

penagihan denda.

5. Petugas wajib mengembalikan bahan pustaka yang tidak rusak ke dalam

rak dan memisahkan yang rusak untuk diperbaiki.

c. Pemberian sanksi

Apabila pengguna yang meminjam bahan pustaka melakukan pelanggaran,

perpustakaan dapat memberikan sanksi kepada peminjam.

1. Macam-macam pelanggaran yang timbul

(33)

b. Merusakkan bahan pustaka yang dipinjam.

c. Membawa pulang bahan pustaka tanpa mengikuti tata cara yang ditetapkan

oleh perpustakaan.

d. Menghilangkan bahan pustaka.

e. Melanggar tata tertib perpustakaan.

2. Bentuk-bentuk sanksi yang dapat diberlakukan

a. Denda berdasarkan kebijakan yang ditetapkan pimpinan perpustakaan.

b. Pengguna untuk waktu tertentu tidak diperkenankan meminjam di

perpustakaan tersebut.

c. Mengganti buku pustaka yang hilang.

2.8.2 Pelayanan Referensi

Menurut Darmono (2001: 141) menyatakan bahwa, ”Layanan referensi

adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus

seperti kamus, ensiklopedi, almanak, direktori, buku tahunan, yang berisi

informasi teknis dan singkat”. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh

pengunjung perpustakaan dan hanya untuk dibaca di tempat.

Sedangkan menurut pendapat Sukarman (2000: 31) layanan referensi

adalah, ”Layanan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan dengan

menggunakan koleksi rujukan (referensi)”.

Layanan referensi diberikan untuk membantu pengguna perpustakaan atau

masyarakat dalam menemukan informasi secara cepat dari koleksi perpustakaan.

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menjawab langsung pertanyaan pengguna

berdasarkan sumber/koleksi rujukan. Apabila pengguna datang ke perpustakaan

petugas dapat membimbing pengguna dengan cara memakai koleksi rujuka n.

Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan di atas maka dapat diambil

kesimpulan bahwa layanan referensi memberi penjelasan, jawaban, maupun

informasi tentang sesuatu dengan cara menunjukkan sumber-sumbernya dan cara

(34)

2.8.3 Pelayanan Pendidikan Pengguna

Pelayanan pendidikan pengguna adalah kegiatan membimbing atau

memberikan petunjuk kepada pengguna dan calon pengguna agar mampu

memanfaatkan kemudahan dan pelayanan perpustakaan dengan efektif dan

efisien.

Menurut Sulistyo-Basuki (2004: 392), ”Tujuan pendidikan pengguna adalah mengembangkan ketrampilan pemakai yang diperlukannya untuk menggunakan perpustakaan atau pusat dokumentasi, mengembangkan ketrampilan tersebut mengidentifikasi masalah informasi yang dihadapi pemakai, merumuskan kebutuhan informasinya sendiri (pemakai), mengidentifikasi kisaran kemungkinan sumber informasi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya, menilai ketepatan, kekuatan dan kelemahan masing-masing sumber informasi dan yang paling penting mampu menghadapi ketidaksamaan informasi yang disediakan oleh sumber yang berlainan dan mengasimilasi, mengumpulkan, menyajikan, menggunakan, dan menerapkan informasi”.

Sedangkan menurut Lasa (2007: 234) suatu perpustakaan perlu

menyelenggarakan pendidikan pengguna dengan tujuan sebagai berikut:

• Memanfaatkan jasa informasi yang tersedia

Selama ini sebagian besar masyarakat hanya mengenal dan memanfaatkan jasa sirkulasi dari suatu perpustakaan. Padahal semestinya setiap perpustakaan tidak hanya menyediakan jasa informasi yang lain, seperti bimbingan pemakai, penelusuran literatur, pelayanan referensi, dan lainnya.

• Mengoptimalkan sarana dan fasilitas

Perpustakaan telah menyediakan sarana temu kembali akan informasi, seperti indeks, bibliografi, katalog, abstrak, dan lainnya. Demikian pula untuk beberapa perpustakaan telah menyediakan koleksi CD/ROM, audio-visual, dan jasa internet. Dengan sarana/prasarana itu, pemakai diharapkan memanfaatkannya secara optimal untuk memenuhi kebutuhan akan informasi. Untuk itu, perlu ditanamkan kesadaran bibliografis, yakni suatu usaha untuk menemukan data bibliografi yang berisi subjek atau informasi tertentu dengan menggunakan fasilitas yang tersedia.

• Mencapai terwujudnya masyarakat informasi

(35)

informasi dengan latar belakang pendidikan yang memadai. Hal ini untuk mengantisipasi peningkatan peminat informasi pada masa mendatang.

• Ikut berperan serta dalam proses pendidikan

Pustakawan sebagai tenaga kependidikan kiranya akan lebih banyak berperan aktif apabila mereka mampu melakukan bimbingan pemakai, mengajar bidang perpustakaan di SLTA atau Perguruan Tinggi, dan melakukan penataran-penataran. Pustakawan sebagai pemangku jabatan fungsional berkewajiban untuk ikut meningkatkan kualitas pendidikan. Kesempatan ini perlu diupayakan melalui usulan dan pendekatan kepada pihak-pihak terkait seperti rektor, dekan, direktur, kepala desa, atau kepala sekolah. Hal ini dikarenakan karena pustakawan adalah tenaga kependidikan. Oleh karena itu, pustakawan dituntut berperan secara aktif pada proses pendidikan sesuai dengan keahlian, kewenangan, kemampuan, dan kreativitas mereka.

• Mengefektifkan dan mengefisienkan pencarian informasi

(36)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN

PERGURUAN KRISTEN IMMANUEL MEDAN

3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan

Perguruan Kristen Immanuel Medan diasuh oleh Perkumpulan

Membangun Sekolah-Sekolah Kristen (PMSK) yang berdiri pada tanggal 3 April

1919 dengan nama: “VERENIGING VOOR CHRISTELIJKE SCHOLEN” yang

pada tanggal 21 Nopember 1958 berubah nama menjadi Perkumpulan

Membangun Sekolah-Sekolah Kristen (PMSK).

Perguruan Kristen Immanuel Medan masing-masing mempunyai unit yang

terdiri dari TK, SD, SLTP, dan SLTA. Perguruan Kristen Immanuel Medan ini

juga mempunyai visi dan misi. Adapun visi dan misi dari Perguruan Kristen

Immanuel Medan adalah:

Visi : Meningkatkan SDM (Sumber Daya Manusia) yang mampu bersaing dan

berbuat pada Era Globalisasi dengan mendasarkan pendidikan pada kasih

Kristus.

Misi : Melaksanakan pendidikan pengajaran dan bimbingan penyuluhan dalam

Terang Kasih Kristus sehingga tercapai wawasan keunggulan dengan

aspek:

1. Iman dan Kasih

2. Keahlian dan Profesional

3. Karya dan Cipta

4. Kemandirian dan Kewirausahaan

5. Kekeluargaan dan Kebersamaan

Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan didirikaan pada tahun

1976 yang berlokasi di Jalan Slamet Riyadi No.1 Kelurahan Madras Hulu,

Kecamatan Medan Polonia, hingga sekarang. Luas ruang perpustakaan 8 x 6 m,

yang dilengkapi dengan ruang baca yang diatur penataannya dengan baik dan

(37)

kelembapan dan suhu udara. Berikut nama pustakawan Perguruan Kristen

Immanuel Medan yang telah menjabat sebelumnya yaitu:

1. Herlina Silalahi

2. Betty Nadapdap

3. Netty Lans

4. Sihar Siregar

5. J. Pardede

6. S. Napitupulu

Pustakawan Perguruan Kristen Immanuel Medan belum mempunyai latar

belakang pendidikan perpustakaan secara formal. Pustakawan juga telah sering

mengikuti penataran dalam dalam bidang perpustakaan.

3.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi diperlukan untuk memberi wadah tujuan, misi, tugas

pokok dan fungsi. Jika fungsi yang diselenggarakan berlangsung secara

terus-menerus, maka harus dilembagakan agar memungkinkan berlakunya

fungsionalisasi yang menjadi landasan peningkatan efisiensi dan efektivitas

organisasi. Fungsionalisasi menentukan orang-orang yang harus bekerja sama,

serta pemrakarsa kerja sama tersebut. Atau, secara fungsional seseorang

bertanggung jawab atas suatu bidang dalam organisasi, dan memerlukan kerja

sama dengan pemegang tanggung jawab lain.

Pekerjaan mengorganisasi di perpustakaan sekolah merupakan rangkaian

kegiatan mengelompokkan pekerjaan, orang yang akan melaksanakan pekerjaan

dimaksud menetapkan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing

orang dan menetapkan hubungan antar unit yang ada maupun antara individu

sebagai pelaksana untuk mencapai tujuan dari perpustakaan sekolah.

Dari ketiga bagan Struktur Organisasi Perpustakaan Sekolah yang telah

diuraikan pada Bab II sebelumnya, maka Struktur Organisasi yang ada di

(38)

Gambar: Bagan Stuktur Organisasi Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel

Catatan:

3. Bila perpustakaan sekolah tidak ada kepala perpustakaan karena kondisi

sekolah yang tidak memungkinkan maka dapat diangkat guru pustakawan

yang akan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan operasional perpustakaan.

4. Antara bagian layanan teknis dan layanan pembaca dipisahkan untuk

menunjukkan bahwa kedua bagian tersebut memang secara substansi kegiatan

sangat berbeda. Pemisahan tersebut bukan berarti harus ada dua tenaga. Jika

dipandang cukup hanya satu tenaga, bisa saja dilaksanakan. Bagian layanan

teknis bertanggung jawab mulai dari pengadaan bahan pustaka sampai proses

pembuatan katalog dan penyusunan kartu katalog. Bagian layanan pembaca

bertanggung jawab pada kegiatan layanan di semua lini layanan mulai dari

peminjaman buku, layanan referensi dan layanan penelusuran informasi. Kepala

Sekolah

Kepala Perpustakaan

Tata Usaha Perpustakaan Dewan

Guru

Bag. Layanan Teknis

Bag. Layanan Pembaca

Garis koordinasi

(39)

3.3 Pengguna Perpustakaan

Pengguna Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan adalah siswa,

guru dan pegawai. Pengguna dari luar Perguruan Kristen Immanuel Medan tidak

diperkenankan membaca dan meminjam bahan pustaka yang ada di perpustakaan.

Buku yang paling banyak diminati adalah novel dan majalah.

Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan menyediakan koleksi

yang digunakan oleh siswa, guru-guru dan pegawai. Adapun jumlah anggota

perpustakaan saat ini adalah sebanyak 603 orang terdiri dari siswa, guru dan

pegawai.

• Siswa sebanyak 509 orang, terdiri dari SMP dan SMA

• Guru dan Pegawai sebanyak 94 orang

Rata-rata yang datang ke perpustakaan sebanyak 50 orang perhari dengan

jumlah peminjam rata-rata 25 orang. Hal ini disebabkan pengguna yang datang ke

perpustakaan pada jam istirahat sekolah dan pada waktu jam pelajaran tidak ada

(jam pelajaran kosong).

3.4 Peraturan Perpustakaan

Peraturan perpustakaan merupakan perangkat untuk mendukung kegiatan

operasional perpustakaan. Peraturan perpustakaan ditujukan kepada pengunjung

perpustakaan. Dalam kegiatan pelayanan kepada pengguna maka peraturan

perpustakaan harus terlebih dahulu disiapkan, sebelum layanan tersebut

dijalankan. Tujuannya untuk menjamin kepastian, dan menjamin hak dan

kewajiban setiap anggota perpustakaan.

Agar tidak timbul keraguan dan terjamin ketertiban dan kelancaran

pelayanan kepada pengguna perpustakaan, hendaknya perpustakaan membuat

peraturan secara tertulis yang berisi hak dan kewajiban anggota atau pengunjung

perpustakaan. Peraturan perpustakaan dapat dijadikan pegangan oleh pustakawan

ataupun oleh pengguna perpustakaan. Kedua belah pihak harus mengetahui

peraturan perpustakaan. Peraturan harus ada di semua jenis dan tingkat

perpustakaan. Peraturan perpustakaan disesuaikan dengan masing-masing

(40)

Immanuel Medan dalam mempergunakan fasilitas atau memperoleh pelayanan

perpustakaan adalah sebagai berikut:

1. Setiap pengunjung perpustakaan wajib mengisi daftar pengunjung

perpustakaan dan mematuhi peraturan perpustakaan.

2. Bersedia mematuhi peraturan dan tata tertib yang berlaku.

3. Hanya anggota perpustakaan yang mempunyai kartu pelajar yang boleh

meminjam buku tanpa terkecuali. Kartu pelajar terlihat pada lampiran 1.

4. Peminjaman maksimal 2 buku dengan batas waktu peminjaman 5 hari.

5. Pengembalian buku yang terlambat dikenakan denda Rp 500 perbuku/hari.

6. Apabila buku yang dipinjam rusak akan dikenakan denda sesuai dengan

kerusakannya.

7. Apabila buku yang dipinjam hilang maka dikenakan sanksi untuk

mengganti buku yang hilang dan denda uang Rp 5000/buku.

8. Perpustakaan dibuka setiap hari kerja dari pukul 07:30 s/d 14:30 wib

kecuali hari Sabtu kosong karena ada ekstrakurikuler sekolah dan sudah

menjadi program pemerintah 5 hari belajar aktif.

Melihat peraturan Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan

sudah cukup memadai. Penggunaan perpustakaan diwajibkan mematuhi peraturan

yang telah ditetapkan oleh perpustakaan.

3.5 Anggaran Perpustakaan

Anggaran adalah unsur utama untuk menjalankan perpustakaan, tanpa

anggaran perpustakaan tidak mungkin dapat berjalan dengan sempurna meskipun

sistemnya bagus dan pustakawannya bermutu. Maka, semua pustakawan harus

mau dan mampu ikut ambil bagian dalam perencanaan biaya yang diperlukan

untuk mengoperasikan suatu perpustakaan, paling tidak untuk keperluan satu

tahun. Setiap perpustakaan harus membuat rencana anggaran dan mengajukannya

kepada lembaga induknya, atau lembaga lain yang berkewajiban memberi

anggaran kepada perpustakaan.

Anggaran perpustakaan sekolah diperlukan untuk membangun dan

mengembangkan aktivitas perpustakaan. Penyusunan anggaran yang jelas

(41)

Medan dapat diperoleh dari anggaran rutin sekolah minimal sebanyak 5 % dari

anggaran sekolah, maupun dari dana SPP (Sumbangan Pembangunan Pendidikan)

sebagai salah satu sumber utama.

Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan memperoleh dana

setahun sekali dari anggaran sekolah. Anggaran yang didapat kemudian

digunakan untuk pembelian bahan pustaka dan untuk biaya operasional

perpustakaan.

3.6 Koleksi Perpustakaan

Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan menyediakan bahan

pustaka yang menunjang tujuan pendidikan dan kurikulum sekolah. Agar sekolah

dapat melaksanakan proses belajar yang dinamis, perpustakaan sekolah haruslah

merupakan pusat pelayanan informasi yang menyediakan berbagai jenis bahan

pustaka, terutama untuk jenis koleksi yang paling dibutuhkan oleh pengguna

perpustakaan.

Begitu juga dengan perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan

harus memperhatikan jumlah dan jenis koleksi yang disediakan, perpustakan

tersebut harus dapat membantu pengguna dalam memperkaya dan memperluas

pengetahuannya.

3.6.1 Jenis Koleksi

Untuk menyediakan koleksi di perpustakaan harus disesuaikan dengan

kurikulum sekolah. Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan harus

menyediakan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Adapun jenis

koleksi yang dimiliki Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan adalah

sebagai berikut:

a Koleksi Umum

• Pendidikan anak/siswa

• Ekonomi

• Kimia

• Biologi

(42)

• Matematika

• Bahasa Indonesia

• Bahasa Inggris

• Komputer

• Theologia

• Olahraga b Koleksi Kejuruan

• Beternak

• Berladang

• Ketrampilan c Koleksi Referens

• Ensiklopedia

• Kamus

• Bibliografi

• Atlas dunia d Majalah

• Gadis

• Bola

• Kawanku

• Hai

e Surat kabar yang tersedia yaitu Kompas dan Harian SIB (Sinar Indonesia

Baru)

f Koleksi fiksi

• Novel

3.6.2 Jumlah Koleksi

Jumlah koleksi perpustakaan adalah sebanyak 1.862 judul dengan 5.138

eksemplar. Perbandingan antara jumlah koleksi dengan pengguna perpustakaan

yaitu 1:2. Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan tidak membuat

secara rinci jumlah eksemplar dari setiap koleksi yang dimiliki.

Koleksi yang telah dimiliki oleh perpustakaan sebagian besar terdiri dari

(43)

3.7 Pembinaan Koleksi

Pembinaan koleksi merupakan faktor yang memegang peranan penting

untuk menunjang fungsi dan tugas perpustakaan sebagai pusat sumber informasi.

Selain itu, untuk menarik minat pembaca agar tetap mau mengunjungi

perpustakaan adalah dengan memberikan pelayanan yang baik terhadap

pengunjung perpustakaan.

Pembinaan koleksi pada Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel

Medan terdiri dari pengadaan, pengolahan, pemeliharaan dan inventarisasi.

3.7.1 Pengadaan

Pengadaan bahan pustaka merupakan rangkaian dari kebijakan

pengembangan koleksi perpustakaan. Semua kebijakan pengembangan koleksi

akhir muaranya adalah pengadaan bahan pustaka. Dalam kegiatan pengadaan

bahan pustaka, perpustakaan terikat dan sekaligus dipandu oleh rambu-rambu

yang tertuang dalam kebijakan pengembangan koleksi. Koleksi mana yang

menjadi prioritas pengadaan sudah ditentukan dalam kebijakan pengembangan

koleksi. Dengan demikian arah pengembangan koleksi sudah jelas. Hal ini penting

dilaksanakan dengan tujuan untuk menghindari buku atau jenis koleksi lainnya

yang sebenarnya kurang bermanfaat bagi pengguna perpustakaan masuk ke dalam

jajaran koleksi.

Pada umumnya cara yang ditempuh oleh perpustakaan dalam pengadaan

atau penambahan koleksi perpustakaan adalah dengan:

- Pembelian

- Tukar menukar

- Titipan

- Penerbitan sendiri

- Hadiah/Sumbangan

Pada perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan prosedur

pengadaan bahan pustaka yang dilakukan dengan pembelian dan

(44)

 Pembelian

Untuk menambah koleksi perpustakaan Direktur Perguruan langsung

membeli ke toko buku. Pembelian bahan pustaka biasanya diprioritaskan pada

koleksi yang paling banyak dibutuhkan pengguna dan selalu disesuaikan dengan

kurikulum sekolah.

Sebelum melakukan pembelian, Direktur Perguruan mencatat seluruh

daftar bahan pustaka yang akan dibeli. Daftar bahan pustaka yang akan dibeli

berdasarkan usulan dari unit, guru dan kepala sekolah. Adapun proses pembelian

bahan pustaka diputuskan oleh Direktur Perguruan tanpa harus meminta

persetujuan Kepala Sekolah. Koleksi bahan pustaka yang akan dibeli tidak

ditetapkan jumlahnya tetapi apabila dibutuhkan koleksi tersebut akan segera

dibeli. Dalam pembelian bahan pustaka perpustakaan tidak menggunakan alat

bantu pemilihan bahan pustaka, tetapi langsung ke toko buku ataupun pembelian

langsung kepada penerbit. Perolehan anggaran sebanyak Rp 1.000.- dari setiap

uang iuran SPP siswa, dana anggaran yang diperoleh setiap tahunnya sekitar

Rp 6.108.000. Untuk pembelian bahan pustaka, dana yang dikeluarkan dari

anggaran perpustakaan sebesar 85 % dan untuk biaya operasional adalah 15 %

dari anggaran yang tersedia.

 Hadiah/Sumbangan

Selain dari pembelian Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan

juga memperoleh hadiah/sumbangan. Hadiah/sumbangan diperoleh dari Alumni,

Guru, Instansi atau Lembaga dan Perkumpulan Membangun Sekolah-Sekolah

Kristen (PMSK).

Beberapa sumbangan yang diterima oleh Perpustakaan Perguruan Kriten

Immanuel Medan antara lain:

o Alumni dan siswa kelas III

Sumbangan dari alumni adalah berupa novel Indonesia dan Inggris, buku

cerita dan buku pengetahuan lainnya. Hadiah/Sumbangan bahan pustaka

dalam bentuk buku juga diperoleh dari siswa yang telah menyelesaikan

studinya. Setiap siswa diwajibkan untuk menyumbangkan buku sebanyak

(45)

o Guru

Perpustakaan juga memperoleh buku dari Guru khususnya buku paket

yang dapat menunjang kurikulum sekolah.

o Instansi atau lembaga

Penambahan oleh Depdikbud berupa buku pelajaran umum, Departemen

Agama seperti Theologia, buku agama kristen dan lain-lain. LP3I

menyumbang majalah remaja, novel dan buku-buku cerita.

o PMSK

Perkumpulan Membangun Sekolah-Sekolah Kristen juga memberikan

hadiah/sumbangan buku pengetahuan seperti komputer, psikologi, kamus,

ensiklopedia dan lainnya.

Dalam penerimaan hadiah/sumbangan tidak mengajukan permintaan,

dengan kata lain hadiah/sumbangan tersebut diterima tanpa permintaan dan

memberi atas kemauan sendiri. Setelah bahan pustaka diterima maka pustakawan

mencatat bahan pustaka tersebut ke dalam buku induk. Persentase perolehan

bahan pustaka melalui sumbangan sekitar 30 %. Hadiah/Sumbangan yang

diperoleh Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan relevan dengan

kebutuhan pengguna karena dapat menunjang kurikulum sekolah.

3.7.2 Pengolahan

Kegiatan pengolahan bahan pustaka merupakan salah satu kegiatan

penting yang harus dilakukan oleh suatu perpustakaan sebelum melakukan

kegiatan pelayanan kepada pengguna. Kegiatan pengolahan bahan pustaka

bertujuan untuk memudahkan penemuan kembali bahan pustaka. Pengolahan

bahan pustaka merupakan langkah yang harus dilakukan dalam suatu

perpustakaan, sejak bahan pustaka ada di perpustakaan sampai siap untuk

dimanfaatkan atau dipinjam oleh pemakai.

Perpustakaan Perguruan Kristen Immanuel Medan melakukan tahapan

Gambar

Gambar 1:  Bagan Struktur Organisasi Perpustakaan Sekolah
Gambar 2: Bagan Struktur Organisasi Perpustakan Sekolah
Gambar 3: Bagan Struktur Organisasi Perpustakaan Sekolah
Tabel I: Contoh Buku Induk
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian yang hendak dicapai penulis adalah untuk Memperkenalkan gambaran umum dari keimigrasian di Indoneia, Memperkenalkan masalah imigran gelap yang

risiko bencana tinggi masyarakat di daerah pascabencana bencana untuk meningkatkan kapasitas kawasan Pembangunan pusat logistik kebencanaan Rehabilitasi DAS Penguatan

Dalam penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari informan yang

Penomoran pada bagian akhir karya ilmiah mulai dari Daftar Pustaka sampai dengan Riwayat Hidup menggunakan angka Arab yang diketik pada marjin bawah persis di tengah-tengah dengan

From the faculty's point of view, the most remarkable effect of the course has been the rapid development of facility in applying and integrating biochemical

[r]

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 04 Tahun

Hasil penelitian dan setelah dilakukan olahan data, kategori dukungan petugas kesehatan kurang mendukung Berdasarkan wawancara pada responden dengan dukungan petugas