PEMBINAAN KOLEKSI PADA PERPUSTAKAAN:
SMA NEGERI 1 DAN SMA NEGERI 3 DEPOK
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan
Oleh
Syarif Hidayatullah
NIM : 0025018639
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
PEMBINAAN KOLEKSI PADA PERPUSTAKAAN: SMA NEGERI 1 DAN SMA NEGERI 3
DEPOK
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai
Gelar Sarjana Perpustakaan
Oleh
Syarif Hidayatullah
NIM : 0025018639
Di Bawah Bimbingan
Agus Rifai, SS, M.Ag. NIP : 150289482
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul PEMBINAAN KOLEKSI PADA PERPUSTAKAAN: SMA NEGERI 1 DAN SMA NEGERI 3 DEPOK telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 21 April 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Ilmu Perpustakaan (S.I.P.) pada Program Studi Ilmu Perpustakaan
Jakarta, 21 April 2008
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang Sekertaris Sidang
Drs. Rizal Saiful Haq, MA Pungki Purnomo, MLIS. NIP. 780 005 380 NIP. 150 295 486
Penguji Pembimbing
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 8 April 2008
ABSTRAK
SYARIF HIDAYATULLAH. Pembinaan Koleksi pada Perpustakaan: SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok.
Perpustakaan sekolah merupakan sarana belajar mengajar penting yang menunjang aktivitas belajar mengajar di sekolah. Tersedianya koleksi bahan pustaka yang memadai serta berkualitas dapat mewujudkan suasana belajar mengajar yang kondusif. Agar perpustakaan dapat memenuhi fungsinya, koleksi perpustakaan sekolah memerlukan adanya pembinaan. Menurut Larasati Milburga, pembinaan koleksi ini meliputi kegiatan pemilihan (seleksi), pengadaan dan inventarisasi perpustakaan.
Skripsi ini ingin mengetahui keadaan koleksi, pelaksanaan pembinaan koleksi, peran sekolah terhadap pengadaan serta pengembangan koleksi pada perpustakaan SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok. Selain itu, pembinaan koleksi di kedua SMA ini diteliti apakah telah memenuhi standar yang ada.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’aalamiin, segala puji serta syukur kita kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah dan karunia yang telah dilimpahkanNya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Pembinaan Koleksi pada
Perpustakaan: SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok.”
Shalawat serta salam kita sampaikan kepada kekasih Allah, Rasulullah
Muhammad saw beserta keluarga, sahabat serta orang-orang yang senantiasa
mengikuti sunnahNya.
Selama dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan
bantuan dan dukungan. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Agus Rifa’i, SS, M.Ag., selaku pembimbing yang telah membimbing
penulis dalam penulisan skripsi ini, juga memberikan saran sertan masukan
kepada penulis.
2. Bapak DR.H.Abdul Chair, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs.Rizal Syaiful Haq, MA., selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Pungki Purnomo, MLS., selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Perpustakaan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Segenap dosen yang memberi bekal pengetahuan kepada penulis baik secara
teoritis maupun praktis selam penulis berada di bangku perkuliahan.
6. Ketua Perpustakaan SMA Negeri 1, Ibu Hj. Heni Herningsih, S.Pd. dan SMA
Negeri 3, Ibu Tuti Taeneha, S.Pd, terima kasih telah memberikan kesempatan
dan waktunya kepada penulis untuk melakukan penelitian.
7. Orang tua tercinta, Ibunda Muniroh dan Ayahanda M.Ishak (Alm) yang selalu
sabar mendidik penulis dengan penuh kasih sayang. Terima kasih atas
8. Mertua tersayang, Ayahanda Bambang Sriyono dan Ibunda Poppy Sapijah
yang selalu memompakan semangat.
9. Istri tercinta, Arnitia yang selalu memberikan motivasi, meluangkan tenaga,
pikiran dan waktu serta selalu mendampingi setiap saat hingga skripsi ini
selesai.
10.Kepala Sekolah SDIT Rahmaniyah, Bapak M.Fahmi Basyir, S.Ag. beserta
rekan-rekan guru yang tak henti-hentinya memebrikan semangat.
11.Teman-teman IPI 2000 khususnya Novi, Ani, Ida atas segala saran dan
dukungan yang tiada henti.
12.Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas
bantuannya.
Akhirnya penulis berharap semoga amal dan niat baik kalian dibalas dengan
pahala yang berlipat ganda. Semoga skripsi ini dapat bermafaat dan digunakan
sebagaiman mestinya.
Jakarta, 14 April 2008
DAFTAR ISI
F. Sistematika Penulisan ... 8
BAB II TINJAUAN LITERATUR ... 10
A. Perpustakaan Sekolah ... 10
1. Pengertian Perpustakaan Sekolah ... 10
E. Perbandingan Koleksi ... 30
B. Perpustakaan Sekolah ... 34
1. Perpustakaan SMA Negeri 1 Depok ... 34
2. Perpustakaan SMA Negeri 3 Depok ... 35
C. Metode Analisa ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu jenis perpustakaan yang pada
umumnya terbentuk dalam suatu lembaga yang dinamakan sekolah. Perpustakaan ini
didirikan agar kegiatan belajar mengajar yang digariskan kurikulum berjalan lancar.
Adapun para pemakai perpustakaan sekolah adalah orang-orang yang berada dalam
lingkungan sekolah, yaitu guru, karyawan, dan yang terutama para siswa sekolah
tersebut.
Perpustakaan merupakan bagian yang sangat penting dalam menunjang kegiatan
aktivitas belajar mengajar, karena dengan adanya perpustakaan sekolah baik siswa
maupun guru tidak hanya terbantu dalam menyelesaikan tugas saja akan tetapi
dengan presensi sebuah perpustakaan juga dapat menjadikan peluang yang besar bagi
civitas kependidikan untuk memperoleh dan memperluas cakrawala pengetahuan
dengan membaca bahan pustaka yang ada di perpustakaan. 1
Telah kita ketahui bahwa perpustakaan sekolah sebagai sarana belajar mengajar
sudah seharusnya dapat dijadikan tempat atau sarana untuk membantu
menggairahkan semangat belajar, menumbuhkan minat baca dan mendorong siswa
untuk belajar mandiri, karena perpustakaan berfungsi sebagai sarana edukatif,
1
informatif, riset dan rekreatif.2 Ironis, belum semua sekolah memilki perpustakaan,
sedangkan sekolah yang mempunyai perpustakaan belum sepenuhnya memenuhi
harapan tersebut. Hal ini disebabkan oleh berbagai kendala antara lain: (1) lokasi
perpustakaan yang kurang nyaman (kondusif), jam buka yang terbatas (hanya pada
saat jam istirahat sekolah), koleksi yang terbatas, (2) pengelolaaan yang kurang
professional, (3) guru kurang berpartisipasi dalam pemanfaatan perpustakaan bagi
siswa, (4) kurangnya koordinasi antar perpustakaan.3
Dilihat dari keterangan yang telah disebutkan, bahwa salah satu sebab
perpustakaan belum dapat memenuhi harapan bagi siswa, dikarenakan koleksi yang
ada di perpustakaan sekolah tersebut sangat terbatas, terutama perpustakaan sekolah
di Indonesia secara umum masih lemah. Ini terlihat dari kurangnya jumlah dan
rendahnya kualitas buku serta bahan cetak lainnya yang tersedia di sekolah-sekolah.4
Oleh karena itu, adanya koleksi yang memadai didukung ruang baca yang
nyaman sangat berpengaruh sekali bagi keberadaan sebuah perpustakaan sekolah.
Jika koleksi yang ada merupakan bahan-bahan pustaka yang sudah terseleksi
berdasarkan kebutuhan siswa dan guru, serta didukung dengan sarana ruang baca
yang nyaman, maka tidak menutup kemungkinan akan mendorong siswa atau guru
untuk senantiasa memanfaatkan koleksi yang ada di perpustakaan sekolah tersebut,
serta menambah kepuasan pemakai itu sendiri.
2
Arif Wijaya,”Perpustakaan Sekolah dan Problematikanya, Angkatan Bersenjata,h.1. 3
“Pengembangan Perpustakaan Sebagai Sarana Sumber Belajar”, Kompas,(Jakarta:15 Desember 2005)
4
Namun sebaliknya, jika koleksi bukan merupakan bahan-bahan yang terseleksi
berdasarkan kebutuhan para siswa dan guru serta sarana ruang baca yang biasa saja,
maka kemungkinan akan mengurangi daya tarik pemakai dalam hal ini para siswa
,guru dan karyawan sekolah. Bahkan sedikit demi sedikit akan mengurangi jumlah
pengunjung perpustakaan, koleksi bahan pustaka sudah tidak lagi sering
dimanfaatkan serta pengujung mulai jenuh untuk datang. Bahkan kemungkinan hanya
para siswa yang mempunyai hobi baca yang datang ke perpustakaan sekolah. Jumlah
mereka hanya sedikit bila dibandingkan dengan jumlah siswa yang ada. Misalnya
perbandingan antara siswa yang berkunjung dan memanfaatkan koleksi yang ada
dengan yang tidak antara 30%:70% bahkan kurang dari jumlah tersebut. Ini
menandakan bahwa perpustakaan belum sepenuhnya berjalan dengan baik
disebabkan koleksi bahan pustaka tidak terseleksi berdasarkan kebutuhan pemakai.
Keberadaan bahan-bahan pustaka yang bermutu dan bervariasi sangatlah penting.
Dengan banyaknya variasi bahan pustaka, anak akan semakin senang berada di
perpustakaan, kegemaran membaca dapat tumbuh subur sehingga memiliki
kemampuan bahasa yang baik.5
Agar perpustakaan sekolah juga mempuyai fungsi kembarnya yaitu melayani
kurikulum dan melayani hasrat baca siswa bisa terlaksana dengan baik dan terpenuhi,
terutama dalam menyelesaikan tugas-tugas dari sekolah, maka sangat diperlukan
sekali dukungan dari berbagai pihak. Perpustakaan sekolah merupkan investasi masa
depan yang bersifat non materil, yang hasilnya tidak dapat diukur secara kuantitatif,
melainkan kualitatif. Jika dunia pendidikan kita serius dalam memperhatikan
5
perpustakaan sekolah, terbentuknya sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas
bukanlah merupakan impian. Bagaimanapun juga investasi non materil inilah yang
merupakan kunci utama bagi kemajuan suatu peradaban Indonesia.6
Permasalahan seperti di atas bisa saja terjadi pada beberapa perpustakaan sekolah
yang ada di Indonesia, dan masalah yang seperti ini harus dapat diselesaikan dan
dicarikan solusinya agar program perpustakaan di setiap sekolah dapat berjalan
dengan lancar.
Berangkat dari permasalahan di atas tema tentang “Pembinaan Koleksi pada Perpustakaan: SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok” sangat menarik bagi penulis untuk diambil sebagai subjek penelitian.
B.Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah
Untuk mencegah meluasnya permasalahan yang dibahas serta dikarenakan
keterbatasan waktu, tenaga, biaya dalam penulisan skripsi ini, maka penulis
mengkhususkan diri untuk membahas secara dalam mengenai pelaksanaan
pembinaan koleksi perpustakaan SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan pembinaan koleksi di
perpustakaan SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok berjalan sesuai dengan teori
tentang pembinaan koleksi perpustakaan.
6
Subjek dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok,
sedangkan objek penelitian adalah pembinaan koleksi bahan pustaka di perpustakaan
sekolah.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka makalah skripsi ini dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana keadaan koleksi perpustakaan di SMA Negeri 1 dan
SMA Negeri 3 Depok ?
2. Apakah pelaksanaan pembinaan koleksi di perpustakaan SMA
Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok sudah berjalan baik ?
3. Sejauh mana peran sekolah terhadap pengadaan dan
pengembangan koleksi perpustakaan SMA Negeri 1 dan SMA
Negeri 3 Depok ?
4. Apakah perpustakaan SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok
dalam melaksanakan pembinaan koleksi sudah berjalan sesuai
dengan landasan teori pembinaan koleksi perpustakaan sekolah ?
C.Tujuan Penelitian
Penelitian mengenai pembinaan koleksi bahan pustaka di perpustakaan SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok ini dimaksudkan untuk:
1. Mengetahui bagaimana kedaan koleksi perpustakaan di SMA Negeri 1 dan
2. Mengetahui apakah pelaksanaan pembinaan koleksi di perpustakaan SMA
Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok sudah berjalan baik
3. Mengetahui sejauh mana peran sekolah terhadap pengadaan dan
pengembangan koleksi perpustakaan SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3
Depok
4. Mengetahui apakah perpustakaan SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok
dalam melaksanakan pembinaan koleksi sudahberjalan sesuai dengan
landasan teori pembinaan koleksi perpustakaan sekolah
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini:
1. Dapat dijadikan bahan rujukan oleh pihak perpustakaan sekolah untuk
meningkatkan mutu perpustakaan dalam pelaksanaan pembinaan koleksi
2. Skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan nuansa baru
serta menambah wawasan bagi para pustakwan di sekolah dan juga dapat
dijadikan sebagai acuan bagi penyediaan koleksi yang sesuai dengan
keinginan siswa, yang pada akhirnya dapat menarik siswa untuk datang
dan memanfaatkan koleksi.
3. Skripsi in dapat membantu para mahasiswa yang tengah mengadakan
perkuliahan dan sekaligus dapat menjadikan skripsi ini sumber informasi
E. Metode Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif
yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.7
Dengan tujuan dari penelitian deskriftif ini adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat serta hubungan antarfonomena yang diselidiki.8 Penelitian ini juga
menggunakan metode sebagai berikut :
1. Riset Perpustakaan
Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku, literatur,
dokumen atau artikel yang isinya terkait dengan tema judul skripsi agar
memperoleh gambaran yang jelas.
2. Riset Lapangan (Field Research)
Tujuan penelitian ini untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang,
interaksi lingkungan suatu unit sosial: individu, kelompok, lembaga,atau
masyarakat.9
Untuk memperoleh data secara langsung, maka penelitian lapangan ini
dilakukan dengan beberapa cara diantaranya:
a. Observasi yaitu peneliti mengamati secara langsung untuk mendapatkan
data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini. Metode ini dilakukan
sebagai langkah awal melakukan penelitian.
7
Moh Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta:Ghalia Indonesia, 1988), h.63. 8Ibid
9
b. Wawancara yaitu peneliti melakukan pembicaraan secara langsung dengan
pihak yang kaitannya dengan subjek penelitian. Sehingga hasil dari
wawancara tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pelengkap penulisan
skripsi ini.
c. Studi dokumentasi dengan melakukan penelitian terhadap dokumentasi
yang dimiliki sekolah.
E. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan buku pedoman penulisan
skripsi, tesis dan disertasi yang berlaku di Universitas Islam Syarif Hidayatullah
Jakarta. Selanjutnya untuk memperoleh penulisan skripsi ini, penulis menggunakan
beberapa hal tentang sistematika penulisan. Sistematika penulisan tersebut adalah
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, batasan dan rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, sistematika
penelitian
BAB II TINJAUAN LITERATUR
Berisi tentang pengertian perpustakaan sekolah, tujuan perpustakaan
sekolah, peran dan fungsi perpustakaan sekolh dalam proses belajar
mengajar, definisi koleksi, jenis-jenis koleksi, pemilihan (seleksi)
sumbangan/hadiah dan tukar menukar, pengolahan bahan pustaka,
dana/anggaran, perbandingan koleksi
BAB III TINJAUAN UMUM
Berisi tentang profil SMU Negeri 1 dan SMU Negeri 3 Depok, profil
perpustakaan SMU Negeri 1 dan SMU Negeri 3 Depok, metode
analisa
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang hasil penelitian di perpustakaan SMA Negeri 1 dan
SMA Negeri 3 Depok yang meliputi keadaan koleksi, pengadaan,
dana/anggaran, inventarisasi, jumlah pemakai, pembahasan,
kesimpulan
BAB V PENUTUP
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah merupakan alternatif sumber ilmu yang menunjang proses belajar. Oleh karena itu, perpustakaan menjadi salah satu bagian penting di
sekolah. Pentingnya perpustakaan sekolah terletak pada sumbangan langsungnya
terhadap pendidikan. Satu sumbangan utama dari perpustakaan sekolah terhadap
pendidikan adalah melengkapi siswa dengan keahlian yang memungkinkan mereka
untuk belajar lebih efektif melalui penggunaan berbagai bahan yang disediakan
perpustakaan sekolah.10
Bisa dikatakan bahwa perpustakaan tidak hanya menyediakan bacaan sebagai
sarana belajar tetapi merupakan bagian intregal pembelajaran.
1. Pengertian Perpustakaan Sekolah
Menurut kamus “The Oxford English Dictionary”, tidak ada definisi khusus
mengenai pengertian perpustakaan sekolah (school library) tetapi terdapat definisi
kata library atau perpustakaan yang mulai digunakan dalam bahasa Inggris tahun
1374 berarti “suatu tempat buku-buku diatur untuk dibaca, dipelajari atau dipakai
sebagai bahan rujukan”.11
10
James E.Herring, School Librarianship, (London:Clive Bingley, 1982), h.8. 11
Dalam pengertian menurut “Harrod’s Librarian Glossary”, perpustakaan sekolah
adalah koleksi buku yang terdapat di sekolah dan digunakan oleh guru dan
murid-murid.12
Batasan yang diberikan Young Heartsill untuk perpustakaan sekolah adalah
perpustakaan yang dikelola dan didirikan oleh suatu badan pendidikan dengan tujuan
mempersiapkan para pelajar sehingga mampu menggunakan koleksi yang baik di
perpustakaan atau organisasi lain.13
Pada tahun 1981, Karmidi Martoatmodjo mendefinisikan istilah perpustakaan
sekolah yaitu suatu unit perangkat perlengkapan pendidikan yang merupakan bagian
terpadu dari sistem kurikulum yang mempunyai ruang, koleksi, pengelolaan dan
tenaga pengelola yang memadai menurut standar sebagai pusat kegiatan belajar
mengajar.14
2. Tujuan Perpustakaan Sekolah
Salah satu tujuan utama dari perpustakaan sekolah menunjang kegiatan belajar
mengajar di sekolah. Oleh karena itu, bahan-bahan pustaka yang tersedia bukan
hanya buku-buku paket pelajaran melainkan buku pendamping lainnya juga tersedia
atau buku yang menarik minat baca siswa. Perpustakaan juga tidak sebatas koleksi
cetakan tetapi dapat diperluas media atau multimedia. Hal ini perlu dilakukan agar
siswa dalam proses pembelajaran mampu mengembangkan potensi dirinya.
12
Montague Heartsill Harrod, Harrod’s Librarian Glossary Term Used in Librarianship, Documentation, and Book Crafts, (England:Gower, 1987), h.690.
13
Heartsill Young, The ALA Glossary of Library and Information Science, (Chicago:ALA, 1983),g.132.
14
Menurut Carter dalam bukunya “Building Library Collection” menyatakan
bahwa tujuan perpustakaan sekolah adalah untuk menunjang kurikulum denagn
menyediakan bahan-bahan yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.15
Dalam Manifesto Perpustkaan Sekolah yang diterbitkan IFLA/UNESCO tahun
2002 dipaparkan butiran penting bagi pengembangan literasi: literasi informasi,
pengajaran, pembelajaran dan kebudayaan serta merupakan jasa inti perpustakaan
sekolah atau tujuan perpustakaan sekolah yaitu16
1. Mendukung dan memperluas sarana pendidikan sebagaimana digariskan
dalam misi dan kurikulum sekolah.
2. Mengembangkan dan mempertahankan kelanjutan anak dalam kebiasaan dan
keceriaan membaca dan belajar, serta menggunakan perpustakaan sepanjang
hayat mereka.45
3. Memberikan kesempatan untuk memperoleh pengalaman dalam menciptakan
dan menggunakan informasi untuk pengetahuan, pemahaman , daya piker dan
keceriaan.
4. Mendukung semua murid dalam pembelajaran dan praktek keterampilan
mengevaluasi dan menggunakan informasi, tanpa memandang bentuk, format
atau media, termasuk kepekaan berkomunikasi di komunitas
5. Menyediakan akses ke sumber daya lokal, regional, nasional dan global dan
kesempatan pembelajar menyingkap ide, pengalaman dan opini yang beraneka
ragam.
15
Mary Duncan Carter, Building Library Collection, Metuchen:Screcrow,1969),3.r.ed,h.53. 16
6. Mengorganisasi aktivitas yang mendorong kesadaran serta kepekaan budaya
dan sosial.
7. Bekerja dengan murid, guru, administrator dan orang tua untuk mencapai misi
sekolah.
8. Menyatakan bahwa konsep kebebasan intelektual dan akses informasi
merupakan hal penting terciptanya warga negara yang bertanggung jawab dan
efektif serta partisipasi di alam demokrasi.
9. Promosi membaca dan sumber daya serta jasa perpustakaan sekolah kepada
seluruh komunitas sekolah dan masyarakat luas.
Jadi, dapat dikatakan bahwa perpustakaan sekolah merupakan sarana bagi murid
agar terampil belajar sepanjang hayat dan mampu mengembangkan daya pikir agar
mereka dapat hidup sebagai warga negara yang bertanggung jawab.
3. Peran dan Fungsi Perpustakaan Sekolah
Dalam Undang-undang no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas) pasal 1 menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.17
Salah satu pusat sumber informasi dan pusat sumber belajar yang efektif untuk
menunjang proses pendidikan adalah perpustakaan disebabkan para pendidik dan
17
peserta didik dapat menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan. Pernyataan
di atas telah menggambarkan dengan jelas peranan perpustakaan dalam dunia
pendidikan yaitu menunjang proses pendidikan agar terselenggara dengan baik.
Dengan demikian tujun operasional dari perpustakaan sekolah adalah untuk
memperkaya, mendukung, memberi kekuatan dan mengupayakan penerapan program
pendidikan yang memenuhi kebutuhan tiap siswa untuk mengoptimalkan potensi
mereka sebagai pelajar, warga masyarakat dan sebagai manusia sejati.18
Selain peran yang dimiliki perpustakaan di atas, menurut Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0103/0/1981 tanggal 11 Maret 1981
perpustakaan sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut19:
1) Pusat kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan seperti
tercantum dalam kurikulum sekolah
2) Pusat penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan
kreativitas dan imajinasinya.
3) Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang
(buku-buku hiburan)
Dalam dunia pendidikan perpustakaan sekolah merupakan perangkat mutlak bagi
keberlansungan proses belajar mengajar. Bahkan perpustakaan merupakan jantung
pelaksanaan pendidikan menuju belajar sepanjang hayat (long life education).
18
Ruth Ann Davies, The School Library: A Force for Educational Excellence, (New York: Bowker, 19690, h.17.
19
B. Koleksi
Keberadaan bahan-bahan pustaka yang berkualitas serta variasi subjek yang cukup, memperluas kesempatan kepada para pemakainya untuk menambah cakrawala
pengetahuannya. Dan untuk tujuan tersebut, koleksi perpustakaan terdiri atas berbagai
jenis bahan pustaka yang dipilih dengan seksama mengenai semua mata pelajaran dan
tingkatan kemampuan kebutuhan kelas, melayani guru-guru yang ingin memberi
pelajaran yang hidup, menarik dan praktis, guna melayani para pelajar yang haus
akan pengetahuan ingin mengembangkan jiwanya.20
1. Definisi Koleksi
Rahmat Nata Djumena Sukarman memberikan definisi bahwa koleksi itu sendiri
mengandung pemahaman tentang semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah
dan disimpan untuk disebarluaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan
pemakai.21
Koleksi perpustakaan sekolah adalah sekumpulan sumber informasi dalam
berbagai bentuk yang telah dipilih sesuai dengan tujuan program pendidikan sekolah
yang bersangkutan.22
Untuk menunjang pengajaran di kelas tersebut, koleksi perpustakaan tidak hanya
koleksi buku pelajaran saja tetapi buku penunjang lainnya antara lain yaitu23
20
Noerhayati S, Pengelolaan Perpustakaan, (Bandung: Alumni, 1988), h.12. 21
Rahmat Nata Djumena Sukarman, Pedoman Umum Pengelolaan Penyelenggaran Perpustakaan Perguruan Tinggi, (Jakarta: Pernas, 2000), h.5.
22Pedoman Teknis Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah
, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991), h.11.
23
a. Sumber-sumber informasi yang dapat digunakan untuk memperdalam dan
memperluas ilmu dan keterampilan yang disajikan dalam buku pelajaran.
b. Sumber-sumber informasi bagi pelaksanaan penelitian sederhana.
c. Sumber-sumber mengenai berbagai keterampilan yang berkaitan dengan ilmu
pengetahuan praktis.
d. Sumber-sumber informasi bagi pengembangan pribadi serta untuk
memperoleh rekreasi sehat.
2. Jenis-jenis Koleksi
Koleksi perpustakaan sekolah harus memadai kebutuhan siswa dan guru dari
jumlah, variasi maupun kualitas.
Adapun jenis koleksi perpustakaan terbagi atas koleksi buku dan koleksi non
buku.24
1. Koleksi buku
Buku perpustakaan sekolah adalah semua buku yang merupakan
koleksi perpustakaan baik buku bacaan, buku sumber, maupun buku
pelajaran. Semua buku yang ada di perpustakaan sekolah memegang
peranan penting dalam proses belajar mengajar.
Koleksi sumber daya buku yang sesuai hendaknya menyediakan
sepuluh buku/murid. Sekolah terkecil hendaknya memiliki paling sedikit
24Pedoman Teknis Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah Lanjutan Atas
2.500 judul materi perpustakaan yang relevan dan mutakhir agar stok
buku berimbang untuk semua umur, kemampuan dan latar belakang.25
a. Buku pelajaran pokok
Buku pelajaran pokok adalah buku yang digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar yang memuat bahan pelajaran yang dipilih dan
disusun pada tingkat dan jenis pendidikan tertentu. Buku pelajaran
pokok diterbitkan oleh pemerintah dan isinya sesuai dengan kurikulum
yang berlaku.
b. Buku pelajaran pelengkap
Buku pelajaran pelengkap adalah buku yang sifatnya membantu atau
merupakan buku tambahan bagi buku pelajaran pokok yang dipakai
oleh siswa dan guru; yang sebagian besar atau seluruhnya sesuai
dengan kurikulum.
c. Buku bacaan
Buku yang digunakan sebagai bacaan, yang menurut isinya dapat
dibedakan menjadi bacaan fiksi dan non fiksi.
1. Bacaan fiksi
Bacaan fiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan khayalan
pengarang dalam bentuk cerita. Buku bacaan fiksi yang baik
dapat memberikan pendidikan dan hiburan sehat.
2. Bacaan non fiksi
25
Bacaan non fiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan
kenyataan yang bersifat umum. Buku bacaan non fiksi dapat
menunjang atau memperjelas salah satu pokok bahasan dan
dapat pula bersifat umum.
d. Buku sumber atau referensi
Buku sumber atau buku referensi adalah buku yang digunakan sebagai
sumber informasi oleh siswa dan atau guru untuk memperoleh
pengetahuan tambahan tentang suatu bidang ilmu atau keterampilan.
Buku referensi terdiri atas beberapa macam, antara lain kamus,
ensiklopedia, almanak, direktori, atlas, buku indeks dan abstrak.
2. Koleksi non buku
Koleksi non buku terdiri atas terbitan berkala, peta, kliping, brosur,
bahan pandang-dengar dan alat peraga.
Terbitan berkala adalah jenis terbitan yang diterbitkan secara terus
menerus dalam jangka waktu tertentu, contoh jenis terbitan ini adalah
majalah, surat kabar, bulletin dan majalah.
Kliping adalah guntingan artikel atau berita dari surat kabar atau
majalah yang dianggap pentig untuk disimpan.
Bahan pandang-dengar meliputi slide, film, microfilm, video dan
C. Pembinaan Koleksi
Pembinaan adalah usaha atau tindakan dan kegiatan yang dilakukan secxara berdaya guna untuk memperol.eh hasil yang lebih baik.26 Pembinaan perpustakaan
adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus agar segala sesuatunya
berjalan pada jalur dan rel yang benar sehingga dapat mengikuti perkembangan yang
terjadi di sekitarnya.27
Instruksi Presiden nomor 5 tahun 1974, tanggal 13 September 1974, pasal 4
menyebutkan bahwa yang disebut dengan pembinaan secara menyeluruh mencakup
perencanaan , pengaturan, pengendalian dan penilaian kegiatan yang berhubungan
dengan suatu sistem tertentu.28
Sedangkan koleksi perpustakaan sekolah didefinisikan sebagai kumpulan sumber
informasi dalam berbagai bentuk yang dipilih sesuai dengan tujuan program
pendidikan sekolah yang bersangkutan.29
Jadi yang dimaksud dengan pembinaan koleksi perpustakaan mencakup
perencanaan, pengendalian dan penilaian kegiatan di perpustakaan sekolah sesuai
dengan tujuan program pendidikan sekolah yang bersangkutan. Kegiatan pembinaan
koleksi termasuk di dalamnya kegiatan pemilihan (seleksi), pengadaan dan
inventarisasi bahan pustaka.30
26
Soejono Trimo, MLS, Pengantar Ilmu Dokumentasi, (Bandung: CV. Remadja Karya, 1987), h.19.
27
Haryono, Pembinaan dan Pengembangan Koleksi pada Pusat Perpustakaan Islam Indonesia, (Jakarta: Masjid Istiqlal, 2005), h.10.
28
Moedjito, “Pembinaan Minat Baca di Asia Afrika”, Makalah KPP Pusdokinfo IV(1991),h.11.
29Pedoman Teknis Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah
, loc.cit. 30
1. Pemilihan (Seleksi) Bahan Pustaka
Seleksi bahan pustaka dilakukan untuk menunjang pendidikan sehingga
pustakawan harus memilih koleksi terutama buku mengacu pada kurikulum. Di
samping itu, perpustakaan pun harus memilih koleksi yang bersifat melayani minat
baca. Seleksi dilakukan oleh petugas perpustakaan dan guru. Dengan cara ini seleksi
dapat lebih objektif dan efektif.31
Kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan buku adalah sebagai berikut32:
a. Buku yang dibeli itu dapat membantu para pelajar menjawab pertanyaan yang
timbul di kelas, timbul dalam percakapan-percakapan atau diskusi-diskusi dan
timbul dalam hatinya sendiri.
b. Buku-buku itu harus dapat memberi informasi yang teliti dan tepat tentang
sesuatu hal atau sesuatu kejadian
Untuk selanjutnya dapat kita lihat syarat-syarat bahan-bahan yang ada di
perpustakaan seperti dibawah ini :
1. Dapat membantu para pelajar menyesuaikan diri dengan masyarakat di sekitarnya.
2. Dapat membantu anak-anak untuk memahami peradaban masyarakat sendiri.
3. Dapat memberi petunjuk untuk aktivitas di luar sekolah, misalnya aktivitas di hari-
hari libur.
4. Dapat membantu guru dan pelajar mengikuti perkembangan penting di bagian lain
dari dunia lain.
5. Dapat dipakai sebagai bahan bacaan hiburan.
31Ibid 32
6. Dapat membantu membentuk nilai-nilai etika dan membantu mempertinggi nilai-
nilai itu.
7. Dapat memberi inspirasi dan dapat memperkenalkan ciptaan-ciptaan dan
penemuan-penemuan baru yang mungkin belum pernah diketahui oleh anak-anak
oleh guru-guru.
8. Dapat membantu anak-anak mematangkan pemikiran
9. Dapat menolong yang kurang pandai, karena tertentu memberikan hal-hal yang
disenangi dan dapat membantunya mempercepat daya baca dan langkah
kemajuannya.
Pertimbangan-pertimbangan baik dipakai dalam menentukan pilihan buku dari
segimutusebagai berikut :
1. Selidikilah dahulu kecakapaan pengarang.
2. Bacalah daftar buku yang dinilai, disusun olah pihak yang netral.
3. Selidikilah tinjauan atau penilaian buku-buku tersebut dalam surat kabar atau
majalah
4. Perhatikanlah kemampuan membaca para pelajar.
2. Alat Bantu Seleksi
Beberapa alat Bantu seleksi yang digunkan pustakawan antara lain33
1) Pengadaan buku perpustakaan yang dananya berasal dari pemeritah. Alat
pemilihan koleksi menggunakan Daftar Judul Buku yang disahkan oleh
Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
33Pedoman Teknis Penyelengaraan Sekolah Lanjutan Atas
2) Pengadaan buku perpustakaan yang dananya berasal dari selain dana
pemerintah. Selain Daftar Judul Buku dapat digunakan sebagai alat bantu
koleksi, beberapa alat Bantu lainnya dapat juga digunakan yaitu:
a. Bibiliografi Nasional Indonesia
Bibiliografi Nasional Indonesia memuat semua jenis penerbitan di Indonesia
yang dapat dicakup oleh redaksi. Majalah ini terbit triwulan oleh Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia.
b. Daftar Buku Beranotasi dengan Berekomendasi
Daftar ini memuat sekitar 400 entri dengan merekomendasikan untuk
perpustakaan sekolah (SD,SMP,SMA,PT). Diterbitakan oleh Perpustakaan
Nasinal Republik Indonesia.
3) Daftar Buku IKAPI
Memuat daftar buku terbitan anggota IKAPI setiap tahun.
4) Lain-lain
a. Katalog penerbit
b. Daftar usulan dari siswa dan guru
c. Resensi buku dari koran atau majalah
3. Pengadaan
Pengadaan adalah proses, cara, pembuatan untuk mengadakan atau menyediakan. Kegiatan pengadaan adalah kegiatan yang berhubungan dengan
pemerolehan bahan pustaka.
Gorman mengatakan bahwa pengadaan selayaknya mempertimbangkan :
melakukan pembayaran.
2). Memeriksa bahan pustaka yang diterima
3). Memonitor dana yang dibelanjakan
Koleksi atau sumber informasi merupakan salah satu pilar atau kekuatan dan daya tarik bagi pengunjung. Oleh karena itu koleksi perpustakaan harus memadai
dalam hal jumlah, jenis, ragam dan mutu. Dan koleksi yang dihimpun harus
direncanakan dengan sebaik-baiknya, sehingga sesuai dengan kebutuhan pemakai dan
tidak menyimpang dari kegiatan perpustakaan
Pengadaan koleksi adalah dalam rangka dan mempersiapkan dan mengisi sumber
informasi perpustakaan. Pengadaan koleksi perpustakaan merupakan salah satu
bidang kegiatan perpustakaan yang mempunyai tugas mengadakan dan
mengembangkan semua jenis koleksi perpustakaan.
Pengadaan bahan pustaka dapat dilakukan dengan cara yaitu :
a. Pembelian
Pengadaan bahan pustaka dengan cara membeli merupakan cara yang ideal
karena perpustakaan bisa mendapatkan koleksi sesuai dengan yang
dibutuhkan. Bagian pengadaan perpustakaan dapat membeli buku melalui
toko buku, distributor atau langsung dengan memperhatikan ketentuan yang
berlaku.
b. Sumbangan/hadiah
Perpustakaan pun dapat memperoleh buku dengan cara sumbangan dari
berbagai instansi, baik pemerintah maupun swasta. Sumbangan dapat
saja. Kelemahan cara ini adalah tidak semua buku sesuai dengan kurikulum
atau kebijakan sekolah.
c. Tukar menukar
Cara ini jarang dilakukan pada perpustakaan sekolah. Biasanya terjadi antar
sekolah yang mampu menerbitkan buku atau mempunyai buku hasil terbitan
sendiri.
d. Titipan
Perpustakaan kadang-kadang memperoleh titipan bahan pustaka dari
perorangan atau lembaga lain agar bisa dimanfaatkan oleh pemakai
perpustakaan. Dalam hal ini perpustakaan sekedar menjaga keberadaannya
tanpa memikul resiko.
e. Terbitan sendiri
Perpustakaan hendaknya menghimpun semua bahan pustaka seperti majalah,
buku, brosur, laporan yang diterbitkan oleh perpustakaan atau sekolah.
4. Pengolahan Bahan Pustaka
Bahan pustaka yang telah diadakan segera diolah untuk dapat dimanfaatkan oleh
pengguna. Tujuan pengolahan koleksi adalah membuat sarana temu kembali sehingga
memungkinkan pengguna menemukan kembali koleksi yang diperlukan melalui kartu
katalog dan atau melalui susunan koleksi di rak.
Pengolahan bahan pustaka meliputi inventarisasi, katalogisasi, klasifikasi, dan
penyelesaian.
a. Inventarisasi perpustakaan adalah pemeriksaan dari koleksi perpustakaan dan
berbentuk bahan cetakan karena sebagian besar koleksi perpustakaan di Indonesia
masih berupa bahan cetakan.34
Untuk pelaksanaan kegiatan itu digunakan beberapa perlengkapan, ialah buku
inventaris, cap inventaris dan cap perpustakaan.
Buku yang diterima oleh perpustakaan diperiksa terlebih dahulu. Setelah itu,
buku diberi stempel perpustakaan di bagian yang penting, yaitu pada halaman
judul, daftar isi dan beberapa halaman lain di dalamnya. Di balik halaman judul
diberi stempel inventaris yang memuat kolom untuk nomor inventaris dan tanggal
inventaris buku itu.
Buku yang telah diperiksa dan telah diberi stempel perpustakaan dan stempel
inventaris, diberi nomor induk buku. Nomor induk buku adalah nomor urut dari
semua buku yang ada di dalam perpustakaan, mulai nomor satu sampai samapai
nomor terakhir yang dimiliki.
Selanjutnya buku itu dicatat dalam buku inventaris sesuai dengan asal buku
pustaka tersebut, yaitu
1. Inventaris buku-buku pembelian, untuk mencatat buku-buku hasil pembelian
2. Inventaris buku hadiah, untuk mencatat buku berasal dari hadiah
3. Inventaris buku pengganti, untuk mencatat buku hasil tukar menukar
4. Inventaris buku teks merupakan buku tambahan yang berfungsi untuk laporan
pertanggungjawaban kepada Direktur Jendral Pendidikan Dasar Menengah.
Selain buku-buku inventaris tersebut, masih ada satu buku lagi yang erat
hubungannya dengan inventarisasi, yaitu buku penghapusan. Buku ini memuat
34
data buku-buku yang dinyatakan dihapus lengakap dengan tanggal dan
alasannya.35
b. Katalogisasi adalah kegiatan membuat entri dalam kartu atau daftar mengenai
buku dan bahan pustaka lainnya yang ada dalam koleksi perpustakaan yang
disusun menurut aturan tertentu.
Katalogisasi diawali dengan kegiatan pengatalogan deskriptif yaitu
menentukan tajuk entri utama dan tajuk entri tambahan. Kegiatan ini berpedoman
pada peraturan katalogisasi Indonesia edisi 4 (Perpustakaan Nasional, 1994) yang
bersumber pada peraturan pengatalogan standar inetrnasional yaitu "The Anglo
American Cataloguing Rules"(AACR).
Kegiatan dilanjutkan dengan pembuatan kartu katalog yang kemudian
digandakan sesuai kebutuhan (pengarang, judul, subyek dan jejakan lain) serta
shelf list dan dijajarkan pada laci-laci katalog.
c. Klasifikasi
Klasifikasi adalah kegiatan menganalisa isi bahan pustaka dan menetapkan
kode menurut sistem tertentu yang tepat untuk sebuah buku, karangan dalam
majalah dan lain-lain
Penetapan nomor klasifikasi bahan pustaka menggunakan sarana bantu
"Terjemahan Ringkasan Desimal dan Indeks Relatif disesuaikan dengan DDC
20"(Perpustakaan Nasional, 1983).
Mekanisme skema klasifikasi tersebut di atas perlu dipahami untuk menjamin
kelancaran dan ketaatasasan klasifikasi.
35
d. Penyelesaian
Penyelesaian adalah kegiatan pembuatan dan pemasangan kelengkapan fisik
bahan pustaka seperti kantong buku, kartu buku, lembar tanggal kembali dan label
atau tanda buku (nomor panggil).
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan koleksi perpustakaan merupakan kegiatan yang cukup penting untuk menjaga agar koleksi perpustakaan tidak cepat rusak atau bahkan musnah.
Tujuan pemeliharaan antara lain memperpanjang usia koleksi.
Kegiatan pemeliharaan koleksi meliputi reproduksi, penjilidan, laminasi, dan
penyiangan.
a. Reproduksi dilakukan terhadap koleksi langka yang hendak dilestarikan. Selain
itu juga reproduksi juga dilakukan atas pustaka yang mudah rusak karean jenis
kertasnya ataupun bentuknya. Reproduksi dilakukan dengan cara:
1) Fotokopi
2) Membuat bentuk mikro
3) Membuat duplikasi dari pustaka bukan buku dan koleksi yang sering
digunakan
b. Penjilidan
Kegiatan ini dilakukan terhadap:
1) Bahan pustaka yang rusak sampulnya
2) Bahan pustaka yang sampulnya terlalu tipis
3) Bahan pustaka yang terlepas jilidnya
Penjilidan dapat dilakukan oleh perpustakaan sendiri atau oleh pihak luar. Dalam
kegiatan penjilidan, perpustakaan diharuskan melengkapi lembar catatan
penjilidan untuk buku, majalah atau dokumen lain.
c. Laminasi
Pelestarian dengan cara laminasi yaitu memberi pelindung plastik pada
dokumen agar bahan pustaka tidak sobek atau hancur. Cara lain untuk
penanganan bahan pustaka pola laminasi dapat dilakukan dengan
pelapisan/penyemprotan bahan pustaka dengan kimia (coating).
d. Penyiangan
Penyiangan, lawandari nselection yaitu kegiatan pembuangan atau
pemindahan ke penyimpanan gudang untuk buku yang jarang digunakan,. Dan
bahan-bahan lama yang lama tidak digunakan.36
Koleksi perpustakaan secara berkala perlu disiangi agar bahan pustaka yang
sudah tidak sesuai lagi dapat diganti dengan bahan pustaka yang baru. Pemilihan
bahan pustaka yang dikeluarkan dari koleksi sebaiknya dilakukan oleh petugas
perpustakaan dan guru, kemudian diputuskan untuk dipisahkan atau dipindahkan,
dihibahkan atau dimusnahkan. Keputusan tersebut berdasarkan pertimbangan
kemutakhiran, kesesuaian, dan kondisi fisik dokumen.
Buku-buku yang sudah disiangi berdasarkan pedoman penyiangan harus
dinyatakan keluar dari koleksi secara resmi, yaitu denagan cara memberi tanda "
dikeluarkan dari koleksi ". Tanda ini perlu sebagai bukti bahwa pemegang buku
berikutnya tidak akan dituduh sebagai pencuri buku perpustakaan.
36
Bahan pustaka yang perlu dikeluarkan dari koleksi:
1) Bahan pustaka yang isinya tidak sesuai lagi
2) Edisi dan cetakan lama
3) Bahan pustaka yang rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi
4) Bahan pustaka yang isinya tidak lengkap
5) Bahan pustaka yang jumlah copinya terlalu banyak
D. Dana/Anggaran
Perpustakaan sekolah harus memperoleh dana yang mencukupi dan berlanjut
untuk tenaga yang terlatih, materi perpustakaan, tekhnologi dan fasilitas serta
aksesnya harus bebas biaya.37
1. Sumber Keuangan Perpustakaan Sekolah
Sumber keuangan untuk mengembangkan perpustakaan sekolah di Indonesia
masih sangat tergantung dari dana pemerintah yang dialokasaikan tiap yahun untuk
stiap sekolah. Selain dari pemerintah anggaran juga diperoleh dari murid sebagai
anggota perpustakaan, hal ini diatur sesuai dengan kemampuan sekoah tingkat daerah
masing-masing.38
2. Pengeluaran perpustakaan sekolah
Sebagai ketentuan umum, anggaran material perpustakaan sekolah paling sedikit
adalah 5% untuk biaya per murid dalam sistem persekolahan, tidak termasuk untuk
37
IFLA/UNESCO, op.cit., h.9.
38Pedoman Tekhnis Penyelenggaran Perpustakaan Sekolah
belanja gaji dan upah, pengeluaran pendidikan khusus, anggaran transportasi serta
perbaiakn gedung dan sarana lain.39
Agar pertumbuhan dan kelangsungan perpustakaan sekolah berjalan dengan baik
diperlukan adanya pengaturan rencana anggaran.
a. Dana Penumbuh Koleksi
Koleksi bertambah sekitar 20% setahun, terdiri atas koleksi buku dan non
buku. Faktor yang harus diperhatikan ialah harga bahan per eksemplar/unit,
harga perlengkapan (kartu katalog, label, slip, dan lain sebagainya) serta biaya
lain (pengolahan, administrasi dan lain lain).
b. Dana Pelayanan
Kegiatan pelayanan memerlukan perlengkapan administrasi untuk anggota
dan pencatatan misalnya kartu anggota, formulir pendaftaran, surat panggilan
dan lain lain
c. Dana Perawatan Koleksi
Setiap tahun ada kerusakan akibat pemakaian, pengaruh kondisi alam dan
sebagainya. Oleh karena itu, dana perawatan koleksi diperlukan untuk upaya
perawatan.40
Penggunaan anggaran harus direncanakan secara cermat untuk keperluan setahun
serta berkaitan dengan kerangka kebijakan.41
39
IFLA/UNESCO, loc.cit.
40Pedoman Tekhnis Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah Lanjutan Atas
, op.cit., h.87. 41
E. Perbandingan Koleksi
Perbandingan koleksi menurut jenis buku yaitu buku fiksi dan non fiksi
disarankan 25%:75%.42
1. Koleksi Dasar
Koleksi dasar perpustakaan sekolah adalah koleksi pertama yang harus dimiliki
pada waktu sekolah memulai membangun koleksi perpustakaannya.43 Setiap sekolah
memualai dengan suatu kondisi dasar dengan perbandingan 10 judul buku untuk
setiap murid. Bahkan menurut American Library Association 40 judul buku untuk
setiap siswa.44 Koleksi dasar merupakan 50% dari jumlah koleksi minimum yang
hendaknya dapat dicapai dalam waktu 10 tahun.45
2. Pengembangan
Perpustakaan sekolah sebagaimana diamanatkan Undang-Undang nomor 2 tahun
1989 harus menyediakan koleksi yang memungkinkan para tenaga kependidikan dan
peserta didik memperoleh kesempatan memperluas dan memperdalam pengetahuan.
Untuk itu koleksi perpustakan sekolah harus selalu dikembangkan sesuai tuntutan
kurikulum serta perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Pengembangan
atau penambahan koleksi ini dilakukan secara bertahap, dan paling lama harus dapat
dipenuhi selama 5 tahun sejak berdirinya perpustakaan sekolah.
42
Munayah, ”Pembinaan Koleksi di Perpustakaan Ponpes Darunajah dan Assyafi’iyah”, Skripsi Sarjana Ilmu Perpustakaan, (Depok: Perpustakaan FIB UI, 1996, h.50, t.d.
43Pedoman Teknis Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah,
op.cit., h.24 44
Ine, ”Perpustakaan Sekolah Harus Jadi Alternatif Sumber Ilmu”, Kompas, (Jakarta), 28 April 2005
45Pedoman Tekhnis Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah
BAB III
yang efektif, efisien dan professional serta mengembangkan wawasann keunggulann
kreatif dan inovatif di bidang pendidikann.
Saat ini jumlah siswa mulai dari kelas X sampai dengan kelas XII mencapai
743. Berikut ini adalah tabel jumlah siswa :
Rombongan Belajar Jumlah Siswa Total
Adapun kepemimpinan di SMA Negeri 1 Depok, kepala sekolah sebagai pimpinan
tertinggi sekolah membawahi kepala tata usaha, 4 orang wakil kepala sekolah yang
terdiri atas kurikulum, kesiswaan, humas, sarana. Struktur organisasi SMA Negeri 1
Depok adalah sebagai berikut:
2. SMA Negeri 3 Depok
SMA Negeri 3 Depok yang beralamat di Jalan Raden Saleh no 45 Kota Depok didirikan pada tanggal 20 September 1987. Sekolah ini memiliki visi yaitu
menjadikan warga sekolah yang mengutamakan pembentukan akhlaqul karimah,
unggul dalam prestasi, prima dalam pelayanan dan berwawasan ke masa depan.
Adapun pengorganisasian sekolah, kepala sekolah membawahi kepala tata usaha
serta 3 orang wakil kepala sekolah yang terdiri atas kurikulum, kesiswaan dan humas.
Guru-guru
Peserta Didik Kepala Sekolah
Kepala Tata Usaha
Komite Sekolah
Wakasek Kesiswaan
Wakasek Kurikulum
Wakasek Humas
Untuk lebih jelasnya lihat organigram SMA Negeri 3 Depok tahun 2007/2008
Saat ini SMA Negeri 3 Depok memiliki 763 siswa. Jumlah tabel siswa adalahh
sebagai berikut
Rombongan Belajar Jumlah Siswa Total Jumlah Siswa
X XI XII X XI XII
6 6 6 232 265 266 763
B. Perpustakaan Sekolah
1. Perpustakaan SMA Negeri 1 Depok
Perpustakaan SMA Negeri 1 Depok didirikan pada tahun 1980, empat tahun setelah berdirinya sekolah ini. Perpustakaan ini memiliki fungsi sebagai sarana
penunjang kegiatan belajar/mengajar di sekolah, baik siswa maupun guru dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan; sarana utama dalam memperluas
pengetahuan di berbagai bidang ilmu dalam usaha membina manusia Indonesia
seutuhnya dan juga tempat yang menyediakan bahan hiburan sehat sebagai selingan
daripada kegiatan belajar yang melelahkan.
Perpustakaan ini menempati sebuah ruangan berukuran 15mX8m atau 120
m2. Di dalam ruangan terdapat meja sirkulasi, rak perpustakaan serta meja baca..
Pengelola perpustakaan ini adalah seorang koordinator yang memiliki dua orang
staf yaitu staf administrasi dan staf tekhnis. Koordinator perpustakaan langsung
bertanggung jawab kepada kepala sekolah. Struktur organisasi perpustakaan SMA
Negeri 1 Depok adalah sebagai berikut
Dalam layanan jasa, perpustakaan memberlakukan jam buka perpustakaan yaitu Senin-Kamis pukul 07.10-13.30 WIB, Jum’at pukul 07.10-11.15 WIB.
Kepala Sekolah
Koordinator Perpustakaan
2. Perpustakaan SMA Negeri 3 Depok
Perpustakaan SMA Negeri 3 Depok didirikan pada tahun ke 8 berdirinya sekolah
yaitu tahun 1995. Dalam memenuhi aspek-aspek yang dimiliki perpustakaan sekolah
pada umumnya, perpustakaan ini memilki meja pelayanan, penitipan tas, lemari
katalog, lemari penyimpanan sementara, lemari referensi, meja baca, rak surat kabar
dan rak buku.
Seorang koordinator perpustakaan bertanggung jawab langsung kepada kepala
sekolah. Ia membawahi dua unit layanan yaitu unit layanan tekhnis dan unit layanan
sirkulasi. Untuk peningkatan kualitas staf perpustakaan, pelatihan pustakawan dipilih
menjadi solusinya. Berikut ini adalah struktur organisasi perpustakaan SMA Negeri 3
Depok:
C. Metode Analisa
Sebelum data yang terkumpul dianalisa terlebih dahulu data dicatat. Data didapat
melalui wawancara, pengamatan dan melalui data tertulis, seperti buku induk, laporan
tahunan, brosur, buletin dan lain sebagainya.
Pencatatan data dilakukan pada saat wawancara. Selain catatan hasil wawancara,
data juga diperoleh melalui pengamatan. Catatan pengamatan berisi pertanyaan
Kepala Sekolah
Koordinator Perpustakaan
Unit Layanan Sirkulasi Unit Layanan
tentang semua peristiwa yang dialami, yaitu yang dilihat dan didengar pada saat
penelitian. Catatan lain adalah catatan dari data tertulis seperti buku induk, laporan
tahunan, buletin dan brosur. Kesemua catatan itu kemudian digolongkan untuk
dianalisa.
Proses selanjutnya menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber.
Semua data tesebut kemudian disusun dalam satuan-satuan untuk menghaluskan agar
terkumpul menjadi satuan informasi.46 Satuan-satuan ini kemudian dikategorisasikan.
Menurut Maleong kategorisasi adalah salah satu tumpukan dari seperangkat
tumpukan yang disusun atas dasar pikiran, intuisi, pendapat atau kriteria tertentu.47
Pada penelitian ini, kategori terkumpul dalam:
a. Keadaan koleksi
b. Pengadaan
c. Dana/Anggaran
d. Rasio jumlah pemakai dan koleksi
Setelah data dikategorisasikan, tahap selanjutnya adalah penafsiran data.
Penafsiran data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisa
komparasi. Menurut Dra. Aswarni Sujud tentang penelitian komparasi bahwa
penelitian komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan
46
Lexy J Maleong, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), h. 193)
47
perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur, kerja, tentang
ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok.48
Dengan cara ini diharapkan dapat mendeskripsikan tentang keadaan koleksi, cara
pengadaan, dana/anggaran, inventarisasi dan rasio jumlah pemakai dan koleksi.
Kesemua itu pada akhirnya akan memperlihatkan tentang pembinaan koleksi yang
sudah dilakukan perpustakaan SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok.
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Perpustakaan SMA Negeri 1 Depok
a. Keadaaan koleksi
Koleksi merupakan hal yang sangat vital dalam perpustakaan dimanapun.
Demikian juga dengan perpustakaan SMA Negeri 1 Depok yang hingga saat ini telah
memiliki koleksi sebanyak 3572 eksemplar. Koleksi tersebut terbagi atas koleksi
buku fiksi dan non fiksi. Buku fiksi berjumlah 514 judul, 824 eksemplar sedangkan
buku non fiksi berjumlah 1964 judul, 2748 eksemplar. Dari jumlah tersebut, 103
eksemplar diantaranya merupakan buku penunjang dan koleksi rujukan. Buku paket
sekolah tidak dimasukkan ke dalam koleksi perpustakaan karena buku tersebut
disimpan di kelas masing-masing.
Adapun jenis koleksi yang lain adalah majalah, surat kabar, buku tahunan siswa
serta makalah. Majalah yang dimiliki saat ini terdapat 3 judul yaitu majalah Bola,
majalah Pengadaian dan majalah Horison. Adapun koleksi makalah ada yang
berbahasa Inggris dan berbahasa Indonesia. Makalah berbahasa Indonesia terdiri atas
makalah Bahasa Indonesia, makalah Sosiologi, makalah Antropologi dan makalah
Tata Negara. Surat kabar memiliki dua judul yang menjadi langganan secara rutin
Sebagai bagian dari perawatan terhadap koleksi yang ada, pihak perpustakaan
melakukan penjilidan terhadap majalah. Selain itu, upaya membuat kliping pun
dilakukan sebagai bagian dari penambahan koleksi lain.
Perpustakaan SMA Negeri 1 Depok juga melakukan penyiangan terhadap koleksi
yang sudah tidak layak. Penyiangan sudah dilakukan dua kali selama tahun 2007.
Dalam proses penyiangan pihak perpustakaan memisahkan buku-buku yang sudah
tidak layak dipakai seperti buku-buku paket. Sedangkan buku-buku bacaan yang
rusak dan kondisinya tidak parah, seperti sampul buku dan beberapa halaman yang
robek, langsung dipisahkan kemudian dicopy ulang setelah itu baru diletakan di rak
kembali.
Ada beberapa koleksi yang hilang dikarenakan para siswa yang lupa
menegembalikan buku yang telah dipinjam, bahkan beberapa alumnus belum
mengembalikannya. Untuk koleksi yang hilang, para siswa mengganti buku tersebut
sesuai dengan kesepakatan dengan pihak perpustakaan yaitu mengganti buku dengan
judul yang sama atau mengganti sesuai dengan harga buku yang hilang.
b. Pengadaan
Dalam pengadaan koleksi perpustakaan SMA Negeri 1 Depok melakukannya
dengan melalui sumbangan dan pembelian. Cara yang paling banyak dilakukan
adalah pembelian agar koleksi yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan.
Perpustakaan SMA Negeri 1 Depok tidak melakukan tukar menukar dengan sekolah
a. Sumbangan
Merupakan bagian dari pengadaan koleksi perpustakaan SMA Negeri
1 Depok salah satunya adalah didapat melalui sumbangan, baik sumbangan
wajib maupun sumbangan yang bersifat sukarela. Sumbangan wajib berasal
dari siswa yang sudah lulus. Siswa tersebut dikenai kewajiban untuk
menyumbangkan buku dengan subjek apapun yang sesuai dengan apa yang
disepakati oleh pihak perpustakaan terhadap para siswa yang akan
memberikan sumbangan .
Sumbangan sukarela ditujukan kepada seluruh siswa yang ingin
memberikan sumbangan baik berupa buku atau karya tulis ilmiah. Sumbangan
berupa koleksi juga diberikan oleh Diknas berupa buku paket. Jenis buku
paket yang diberikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku yaitu buku
agama, tata negara dan sosiologi.
b. Pembelian
Prosedur pengadaan koleksi dengan cara pembelian dimulai dengan
pemilihan bahan pustaka melalui alat bantu seleksi selanjutnya membuat
daftar buku yang akan diajukan. Daftar ini kemudian diajukan ke koordinator
perpustakaan yang meneruskannya kepada kepala sekolah. Apabila daftar ini
disetujui maka koordinator perpustakaan yang akan melakukan pemesanan
buku ke penerbit.
Pihak perpustakaan SMA Negeri 1 Depok dalam proses seleksi
melibatkan guru, para siswa dan pustakawan. Dalam proses penyeleksian
melibatkan siswa dan guru dengan cara mengajukan kusioner, atau siswa dan
guru diberi kesempatan untuk mencatat dan menulis buku-buku yang
diinginkan melalui kotak saran, kemudian semua bahan masukan dari siswa
dan guru didiskusikan oleh pihak pustakawan yang telah ditunjuk.
Setelah diperoleh buku yang akan dibeli akan disesuaikan dengan
keadaan uang, sehingga pembelian buku lebih diperioritaskan buku yang
paling digunakan oleh siswa, khususnya buku yang menunjang prestasi
belajar siswaa. Keputusan terakhir mengenai buku yang akan dibeli
ditentukan koordiantor perpustakaan dalam hal in adalah Ibu Hj. Heni
Herningsih, S.Pd yang ditunjuk sebagai penanggung jawab perpustakaan
sekaligus salah satu guru Bahasa Indonesia. Sedangkan pencairan dana
pembelian dilakukan oleh bagian keuangan yang jumlah dana tersebut telah
disetujui kepala sekolah. Pelibatan pemakai perpustakaan dalam pengadaan
koleksi yaitu melalui forum dialog dengan anggota dan dengan mengisi form
yang berisi tentang usulan buku yang perlu disediakan. Forum dialog dengan
anggota perpustakaan biasanya dilakukan pada saat perpustakaan ingin
menambah jumlah koleksi yang ada, dan biasanya dilakukan di saat waktu
yang luang seperti jam–jam istirahat..
Mengenai alat bantu yang digunakan dalam pemilihan koleksi,
perpustakaan menggunakan daftar buku terbitan Depdiknas, katalog penerbit
dan bibiliografi.
Pemilihan koleksi di perpustakaan SMA Negeri 1 Depok tidak ada
c. Dana/Anggaran
Perpustakaan SMA Negeri 1 Depok mendapatkan dana rutin dari pihak sekolah
untuk pengembangan perpustakaan. Dana sejumlah Rp.10.000.000,00 diberikan
langsung dari kepala sekolah 1 tahun sekali saat akhir semester genap yaitu terdiri
atas dana sekolah sebesar Rp.5.000.000, 00 dan dana iuran anggota kurang lebih
sebesar Rp.5.000.000,00 (tergantung jumlah siswa yang masuk pada tahun ajaran
baru). Dana tersebut pernah juga diberikan dua kali dalam setahun. Hal ini terjadi
disebabkan keadaan anggaran sekolah pada waktu itu.
Selain dana rutin tersebut, dana juga didapat melalui pendaftaran anggota baru
dan denda atas keterlambatan pengembalian buku. Pendaftaran anggota baru
diberlakukan untuk siswa baru. Mereka wajib menjadi anggota perpustakaan dengan
biaya sebesar Rp.30.000,00 per siswa.
Dana bantuan dari Diknas setempat juga didapatkan sebagai dana tambahan
perpustakaan. Dana yang diberikan sifatnya insidental yang kadang berupa pemberian
buku paket. Dengan cara-cara inilah perpustakaan SMA Negeri 1 Depok mencoba
untuk menutupi kekurangan pendanaan meski pada akhirnya kebutuhan tidak
sepenuhnya dapat terpenuhi.
Perpustakaan SMA Negeri 1 Depok mengalokasikan dananya untuk pengolahan
dan perawatan bahan pustaka sebanyak 45% dengan jumlah Rp 4.950.000 ,
pengadaan bahan pustaka sebanyak 50% dengan jumlah Rp 5.500.000 dan 5%
dengan jumlah Rp 550.000 untuk pengeluaran tak terduga.
d. Jumlah Pemakai
Pemakai perpustakaan SMA Negeri 1 Depok adalah para siswa, guru dan staf
sekolah lainnya. Siswa yang menggunakan perpustakaan adalah siswa dari kelas X
sampai dengan kelas XII dengan jumlah siswa 743 orang. Jumlah anggota aktif
pemakai tercatat pada laporan terakhir adalah 720 orang. Pengunjung perpustakaan
rata-rata per perbulan sebanyak 877 orang sedangkan rata-rata perharinya 67 orang.
Untuk peminjam rata-rata per bulan sebanyak 304 orang sedangkan rata-rata perhari
sebanyak 23 orang..
Ini berarti jumlah pemakai perpustakaan adalah 743 orang yang terdiri atas
berbagai tingkatan kelas. Jadi, para siswa tersebut memiliki tingkat kebutuhan
informasi yang berbeda. Hal yang menjadi salah satu kendala bagi perpustakaan
yaitu tingkat kebutuhan informasi yang tinggi tidak dibarengi dengan tersedianya
koleksi yang memadai.
2. Perpustakaan SMA Negeri 3 Depok
a. Keadaaan koleksi
Berbeda halnya dengan koleksi perpustakaan SMA Negeri 1 Depok,
perpustakaan SMA Negeri 3 Depok memiliki jumlah koleksi yang lebih banyak yaitu
15539 eksemplar. Hal ini terjadi dikarenakan buku paket termasuk dalam koleksi
perpustakaan. Jumlah yang mendominasi koleksi perpustakaan adalah buku paket.
Koleksi buku fiksi dan non fiksi berjumlah 2500 eksemplar. Koleksi buku fiksi
berjumlah 1000 eksemplar sedangkan buku nonfiksinya berjumlah 1500 ekslempar
13539 eksemplar adalah buku paket. Sedangkan perbandingan buku fiksi dan non
Menurut laporan terakhir jenis koleksi fiksi ternyata lebih sering dibaca dan
dipinjam daripada koleksi buku non fiksi. Hal ini menujukkan bahwa koleksi buku
fiksi lebih digemari dan lebih menarik untuk dibaca.
Jenis koleksi yang dimiliki meliputi kelas umum (000) sampai kelas sejarah dan
geografi (900). Koleksinya terdiri atas dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris.
Koleksi majalah saat ini hanya dua judul yang dimiliki yaitu majalah bola dan
majalah berbahasa inggris, satu judul mjalah tersebut merupakan sumbangan dari
Sampoerna Foundation. Majalah tersebut merupakan pemberian yang sifatnya tidak
rutin, waktu pemberian tidak menentu, hanya saja pihak sekolah bekerja sama dengan
Sampoerna Foundation. Sedangkan untuk surat kabar ada dua judul yang menjadi
langganan yaitu Republika dan Kompas.
Sebagai upaya perawatan perpustakaan SMA Negeri 3 Depok melakukan
penjilidan majalah. Sedangkan dalam hal penambahan koleksi, pihak perpustakaan
tidak membuat kliping dari surat kabar yang tersedia.
Dalam melakukan proses penyiangan, koordinator perpustakaan dibantu oleh
stafnya terlebih dahulu menseleksi buku-buku yang akan disiangkan. Kriteria buku
yang akan dsiangkan hádala buku-buku yang sudah tidak layak pakai dan dibaca
seperti cacat yang terdapat dibagian cover buku, salah satu bagian kertasnya tersobek,
terdapat tulisan yang sudah pudar, bagian halamannya yang hilang dan sebagainya.
Dalam hal penyiangan, perpustakaan SMA Negeri 3 Depok telah melakukan