PENGEMBANGAN KOLEKSI PADA PERPUSTAKAAN
SMA DHARMA PANCASILA
KERTAS KARYA
DISUSUN
OLEH:
MUHAMMMAD RIDWAN
082201010
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang mana karena rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan kertas karya ini dengan judul “ PENGEMBANGAN
KOLEKSI PADA PERPUSTAKAAN SMA DHARMA PANCASILA”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kertas karya ini belum sempurna seperti yang
diharapkan. Oleh karena itu penulis akan menerima kritik dan saran demi kesempurnaan kertas
karya ini.
Dalam penyusunan Kertas Karya ini, adanya penulis mengalami hambatan. Namun
berkat bimbingan dari Dosen pembibing akhirnya hambatan tersebut dapat di atasi oleh
penulis. Atas bantuan serta bimbingan yang diterima, maka pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih :
1. Bapak Dr. Syahron Lubis selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatra
utara.
2. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd, Selaku Ketua Program Studi D-III Perpustakaan
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatra Utara.
3. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M,Si Selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktu kepada penulis serta memberikan banyak masukan dalam penyusunan Kertas
karya.
4. Seluruh Staff pengajar yang telah membina dan membimbing penulis selama menjadi
mahasiswa pada Program Studi Ilmu Perpustakaan.
5. Buat orang tuaku yang saya cintain dan sayangi yang telah memberikan dorongan,
semangat serta doa kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya
ini.
6. Buat teman-teman terbaikku, poltak panjang, miftah, fernando ginting dan lain-lain,
yang telah memberikan semangat kepada penulis.
7. Buat seluruh mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan D-III khususnya stambuk
2008 yang telah memberikan masukan dan dorongan, semangat serta doa kepada
penulis.
8. Buat Staff American Corner, KPS, Digital USU yang telah memberikan masukan dan
dorongan, semangat serta doa kepada penulis.
9. Buat teman-teman satu lingkungan tempat tinggal terkhusus buat Wandi, Yudha, Ijal,
Songko yang telah memberikan masukan dan dorongan, semangat serta doa kepada
Medan, Agustus 2011
Muhammad Ridwan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Tujuan Penulisan... 2
1.3 Ruang Lingkup... 2
1.4 Metode Pengumpulan Data... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengembangan koleksi Perpustakaan……… 4
2.1.1 Pengertian Pengembangan Koleksi Perpustakaan……… 4
2.1.2 Tujuan Pengembangan Koleksi ... 5
2.2. Kegiatan Pengembangan Koleksi... ... 5
2.2.1. Pemilihan atau Seleksi Bahan Pustaka………. 5
2.2.2. Prinsip Pemilihan Bahan Pustaka ... 8
2.3. Kebijakan pengembangan koleksi... 8
2.3.1. Perumusan Kebijakan pengembangan koleksi... 10
2.3.2. Kerangka kebijakan pengembangan koleksi... 11
2.4. Jenis-jenis Bahan Pustaka……… 11
2.5. Pengadaan Bahan Pustaka……… 14
2.6. Inventarisasi... .... 16
2.6.1 Inventarisasi Buku Induk untuk Buku………. 17
2.6.2 Inventarisasi Buku Induk untuk Majalah………. 17
BAB III PENGEMBANGAN KOLEKSI PADA SMA DHARMA PANCASILA MEDAN 3.1 Sejarah Singkat SMA Dharma Pancasila………. 19
3.1.1 Visi, Misi dan Fungsi Perpustakaan SMA Dharma Pancasila Medan……… 19
3.1.2 Waktu Pelayanan Perpustakaan……… 19
3.1.3 Struktur Oganisasi……… 20
3.1.4 Anggaran………. 22
3.1.6 Koleksi Perpustakaan………. 23
3.2 Sistem pengadaan Bahan Pustaka ………. 25
3.2.1 Pembelian……….. 25
3.2.2 Hadiah atau Sumbangan………. 26
3.2.3 Silang layang (Tukar-menukar)……….. 27
3.2.4 Terbitan Sendiri……….. 28
3.3 Seleksi Bahan Pustaka………. 28
3.3.1 Pihak yang Melakukan Seleksi Bahan Pustaka…………. 28
3.3.2 Alat Bantu Seleksi………. 29
3.4 Kebijakan Pengembangan Koleksi di Perpustakaan SMA Dharma pancasila ………... 29
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada abad modern ini, informasi merupakan kebutuhan manusia yang paling mendasar,
manusia diharapkan harus senantiasa mengikuti perkembangan tentang hal-hal yang terjadi di
sekelilingnya, keterlambatan seseorang mengikuti perkembangan-perkembangan yang terjadi
secara terus-menerus, ini berarti agar orang tersebut tidak ketinggalan informasi, maka ia harus
berusaha semaksimal mungkin mengikuti perkembangan akan informasi “(Sulistyo-Basuki
1991 : 27).
Salah satu institusi atau lembaga yang mengelola dan melayankan informasi di dunia
pendidikan adalah perpustakaan. Untuk memuktahirkan informasi diperpustakaan termasuk
pada perpustakaan sekolah, maka dilakukan pengembangan koleksi.
Perpustakaan sebagai salah satu sarana penunjang kegiatan yang mengantisipasi segala
kebutuhan metode pembelajaran dan sistem pendidikan agar siswa,mahasiswa,guru dan dosen
sama-sama aktif dan dinamis dalam mendayagunakan perpustakaan secara optimal
perpustakaan sekolah diharapkan dapat menfungsikan dirinya sebagai pusat penyimpanan dan
pelestarian ilmu pengetahuan, pusat pembelajaran, pusat pendidikan dan pusat penyebaran
informasi.
Tanpa pengembangan koleksi yang terprogram, maka akan sulit tercapainya pelayanan
yang optimal. Pengembangan koleksi yang terprogram dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan semua kelas atau jurusan yang diasuh oleh sekolah yang bersangkutan. Kualitas
pengembangan koleksi diharapkan akan memenuhi kebutuhan literatur dari mata pelajaran
yang akan didistribusikan pada setiap semesternya untuk semua kelas atau jurusan.
Pengembangan koleksi perpustakaan sekolah secara keseluruhan, karena suatu sekolah pada
dasarnya merupakan suatu komponen layanan dalam suatu masyarakat pengguna. Setiap
kegiatan mencerminkan tujuan dan arah lembaga induknya. Bila lembaga tersebut memperluas
programnya, maka perpustakaan tersebut memberikan respon yang sejalan.
Perpustakaan sebagai pusat informasi memegang peran yang penting dalam
pembangunan dan merupakan sarana penunjang dalam pendidikan formal maupun informal.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada sekarang ini melaju dengan cepat seiring
adanya keinginan manusia untuk mencari dan mendapatkan informasi baru yang
dibutuhkannya. Perpustakaan merupakan salah satu unit kerja yang dimanfaatkan secara
SMA Dharma Pancasila merupakan salah satu sekolah yang memiliki displin yang
baik. SMA Dharma Pancasila memiliki tujuan membantu Pemerintah dalam bidang pendidikan
dan mencerdaskan kehidupan bangsa,namun sehubungan dengan tujuan tersebut terdapat
masalah yang dihadapi.
SMA Dharma Pancasila memiliki perpustakaan yaitu perpustakaan SMA Dharma
Pancasila. Perpustakaan SMA Dharma Pancasila merupakan sebuah perpustakaan yang
menjadi jantung pendidikan dari sekolah tersebut. Karena perpustakaan tersebut menjadi
sumber ilmu dan informasi yang sangat dibutuhkan para guru ataupun siswa. pemberian
informasi dapat dijadikan sebagai tolak ukur dari keberhasilan suatu perpustakaan.
Salah satu masalah yang dihadapi adalah pengembangan koleksi perpustakaan yang
menyebabkan proses belajar-mengajar menjadi terhambat, dikarenakan koleksi yang terdapat
diperpustakaan relative sedikit dibandingkan dengan kebutuhan pengguna perpustakaan.
Sehubungan dengan masalah di atas, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana proses
kegiatan pengembangan koleksi yang dilakukan oleh Perpustakaan SMA Dharma Pancasila
dan berusaha untuk membantu agar sekolah tersebut menjadi sekolah yang terbaik. Untuk itu
penulis memilih judul “PENGEMBANGAN KOLEKSI PADA PERPUSTAKAAN SMA
DHARMA PANCASILA”.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan kertas ini adalah untuk mengetahui kegiatan pengembangan
koleksi yang dilaksanakan pada Perpustakaan SMA Dharma Pancasila.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penulisan kertas karya ini meliputi :
1. Isi serta cakupan koleksi
2. Jenis serta perbandingan koleksi
3. Pengembangan koleksi termasuk pengadaan koleksi.
1.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan kertas karya ini adalah,
sebagai berikut :
1. Penelitian Kepustakaan dilakukan dengan membaca buku dan bahan pustaka lainnya
2. Penelitian Lapangan untuk langsung memperoleh data di lapangan penulis mengadakan
pengamatan langsung dan mengadakan wawancara dengan pustakawan pada bangian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengembangan koleksi Perpustakaan
2.1.1 Pengertian Pengembangan Koleksi Perpustakaan
Pengembangan koleksi adalah suatu istilah yang digunakan secara luas di dunia
perpustakaan untuk menyatakan bahan pustaka apa saja yang harus diadakan di perpustakaan.
Sebelumnya muncul istilah seleksi buku, buku dalam pengertian yang lebih luas yang
mencakup monografi, majalah, bahan mikro dan jenis bahan pustaka lainnya.
Menurut ALA Glossary of Library and Information Science (1983)
Pengertian Pengembangan koleksi adalah:
A term which encompasses a number of activities related to the development of the library collection, including the determination of the library collection, including the determination and coordination of selection policy, assessment of needs of users and potential users, collection evaluation, identification of collection needs, selection of materials, planning for resource sharing, collection maintenance, and weeding.
Jika pengertian Pengembangan Koleksi menurut ALA Glossary of Library and
Information Science (1983) di atas diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia yaitu; sejumlah
kegiatan yang berkaitan dengan penentuan dan koordinasi kebijakan seleksi, menilai kebutuhan
pemakai, studi pemakaian koleksi, evaluasi koleksi, identifikasi kebutuhan koleksi, seleksi
bahan pustaka, perencanaan kerjasama sumberdaya koleksi, pemeliharaan koleksi dan
penyiangan koleksi perpustakaan.
Di awal tahun 1970-an pengembangan koleksi Perpustakaan merupakan istilah yang
mempunyai konotasi lebih luas dari pada seleksi buku dan pengadaan bahan pustaka. Hal ini
mengacu pada pengetahuan untuk mengadakan koleksi perpustakaan yang meliputi seleksi
bahan pustaka yang harus ditambahkan secara cermat, dan pengadaan fisik bahan pustaka yang
telah ditentukan. Didalam proses pengembangan tersebut termasuk kegiatan seleksi dan
pengadaanbuku(Sharma&Singh,1991).
Sedangkan menurut Sulistyo_Basuki(1991 : 427) pengertian pengembangan koleksi
lebih ditekankan pada pemilihan buku. Pemilihan buku artinya memilih buku untuk
perpustakaan. Pemilihan buku berarti juga proses menolak buku tertentu untuk perpustakaan.
perkembangan bidang kepustakawanan. Pengembangan koleksi, seleksi dan pengadaan
menjadi istilah-istilah yang saling melengkapi.
2.1.2 Tujuan Pengembangan Koleksi
Tujuan pengembangan koleksi adalah untuk menambah koleksi perpustakaan yang baik
dan seimbang, sehingga mampu melayani kebutuhan pengguna yang berubah dan tuntutan
pengguna masa kini serta masa mendatang.Tujuan pengembangan koleksi perpustakaan perlu
dirumuskan dan disesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan pengguna agar perpustakaan
dapat secara berencana mengembangkan koleksinya.
Pengembangan koleksi adalah awal dari pembinaan koleksi perpustakaan bertujuan
agar koleksi tetap sesuai dengan kebutuhan pengguna dan jumlah bahan pustaka selalu
mencukupi. Mutu perpustakaan dibentuk oleh kegiatan pengembangan koleksi ini.
2.2. Kegiatan Pengembangan Koleksi
2.2.1. Pemilihan atau Seleksi Bahan Pustaka
Proses pemilihan bahan pustaka merupakan kegiatan yang harus dibatasi oleh tujuan
dan sarana yang ingin dicapai perpustakaan. Dimana kegiatan pemilihan bahan pustaka
merupakan proses mengevaluasi bahan pustaka yang akan dipilih sesuai dengan kebijakan
perpustakaan. Kemampuan pengguna yang dilayani, dana, tenaga, dan pengolah yang tersedia
di perpustakaan.
Dalam buku Pedoman Pembinaan Koleksi Perpustakaan (Siregar 1999 : 86) dan
pengetahuan Literature dinyatakan bahwa adapun cara pemilihan bahan pustaka adalah :
1. Pemilihan dilakukan berdasarkan sarana pengguna perpustakaan
2. Pemilihan buku dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat bantu pemilihan buku 3. Pemilihan buku dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi buku secara langsung. 4. Berdasarkan hasil pembicaraan atau diskusi tentang buku yang dikelompokkan dari
kelompok diskusi atau media komunikasi.
Untuk melakukan pemilihan bahan pustaka di perlukan alat bantu seleksi. Menurut
Sulistyo-Basuki (1991 : 432) karena seleksi bahan pustaka merupakan kegiatan penting yang
perlu dilakukan dan berhubungan dengan mutu perpustakaaan yang bersangkutan, alat bantu
seleksi antara lain :
1. Silabus mata kuliah
2. Katalog penerbit/berita buku 3. Bibliografi
6. Iklan dan selebaran terbitan baru 7. Book inprint
8. Pangkalan data 9. Situs Web
Setiap perpustakaan memiliki struktur organisasi tersendiri, sehingga dalam
menentukan seleksi bahan pustaka atau struktur organisasi. Secara garis besar alat bantu seleksi
bahan pustaka terdiri atas dua bagian :
1. Alat Bantu Seleksi
Yaitu alat yang dapat membantu pustakawan untuk memutuskan apakah bahan pustaka
diseleksi. Karena informasi yang diberikan dalam alat bantu tersebut tidak terbatas pada
data bibliografis, tetapi juga mencakup keterangan lain diperlukan untuk mengambil
keputusan. Informasi ini bisa diberikan dalam bentuk notasi singkat saja, bisa berupa
tinjauan (review) dengan panjang dan bervariasi.
Contoh alat bantu seleksi yaitu :
a. Tinjauan buku/bahan pustaka lain
b. Daftar judul untuk jenis perpustakaan tertentu ( core, list, subjek tertentu atau kelompok
tertentu).
c. Katalog Perpustakaan dan Indeks, misalnyabook review indeksdansebagainya.
2. Alat indeks dan verifikasi
Yaitu alat bantu seleksi yang hanya mencantumkan data bibliografi bahan pustaka
(kadang-kadang dengan harga) alat seperti ini di pakai untuk mengetahui judul yang
telah diterbitkan atau yang akan di terbitkan dalam bidang subjek tertentu alat bantu ini
dapat dipakai untuk mengetahui verifikasi apakah judul atas nama pengarang, beberapa
harganya, tebitan berseri atau bahan pandang dengar, masih ada dipasaran dan
verifikasi atau tidak.
Tahapan seleksi bahan pustaka dilakukan untuk keberhasilan kegiatan pengembangan
koleksi. Seleksi bahan pustaka merupakan langkah penting untuk menciptakan mutu koleksi
yang memiliki kualitas.Menurut Soedibyo (1998 : 301), menyatakan bahwa ”Book
selection”adalah seleksi pemilihan atas buku-buku yang diambil serta diyakini akan berguna
dan tempat bagi perpustakaan dimana kita bertugas.”
Seleksi bahan pustaka dilakukan dengan pemilihan bahan pustaka yang akan dilayanin
apakah sesuai dengan pengguna. Ketetapan pemilihan koleksi ditentukan oleh beberapa prinsip
penyeleksian bahan pustaka, antara lain :
1. Pemilihan bahan pustaka yang tepat untuk pengguna perpustakaan 2. Permintaan pengguna
3. Pemilihan bahan pustaka harus benar-benar dapat mengembangkan dan memperkaya pengetahuan pengguna.
4. Setiap bahan pustaka harus dibina berdasarkan rencana tertentu.
Selain alat bantu yang disebut di dalam kutipan di atas. Alat bantu lain yang juga dapat
dijadikan acuan dalam seleksi adalah brosur buku dari penerbitan, resensi buku dan majalah,
surat kabar, dan media lain. Tim seleksi (selector) tinggal melihat alat bantu mana yang sesuai
dengan kebutuhan agar mekanisme kerja maksimal.
Menurut Siregar (1998 : 6) dalam melaksanakan seleksi bahan pustaka hendaknya
memperhatikan pedoman dalam penentuan kebijakan pengembangan koleksi, antara lain :
a) Relevansi (kesesuaian)
Pemilihan dan pengadaan bahan pustaka terkait dengan kepuasan pengguna yang direlevansi dengan kebutuhan pengguna.
b) Kelengkapan.
Koleksi perpustakaan tidak hanya terdiri dari buku-buku teks saja tetapi juga menyangkut bidang ilmu lain yang berkaitan dengan bahan penelitian.
c) Kemuktahiran.
Perpustakaan harus selalu mengadakan pemburuan dalam koleksi, sehingga informasi yang disajikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Sebagai contoh kemuktahiran koleksi tersebut dapat dilihat dari tahun terbit.
d) Kerjasama.
Perlunya kerjasama yang baik dan harmonis sehingga pelaksanaan kegiatan pengembangan koleksi berjalan dengan baik. Dalam kerjasama ini melibatkan beberapa pihak yang berkompeten agar koleksi yang disajikan dapat memenuhi kebutuhan pengguna.
e) Alat bantu seleksi.
Untuk memudahkan mengetahui informasi koleksi secara lengkap hendaknya pemilihan koleksi menggunakan alat bantu yang tepat.
2.2.2. Prinsip Pemilihan Bahan Pustaka
Dalam pemilihan bahan pustaka harus memiliki beberapa prinsip, dan mampu
memenuhi kebutuhan pengguna secara efisien dan optimal. Menurut Soeatimah (1992:76) ada
empat prinsip dalam pemilihan bahan pustaka yang harus di pilih secara cermat dan
disesuaikan dengan :
a. Minat dan kebutuhan masyrakat pemakai.
b. Tujuan fungsi dan ruang lingkup layanan perpustakaan.
2.3. Kebijakan pengembangan koleksi
Koleksi yang baik hanya berasal dari pemilihan bahan perpustakaan yang baik pula.
Untuk itu, diperlukan kebijakan yang memandu pengembangan koleksi. Dengan kebijakan
pengembangan koleksi, yang secara resmi disahkan oleh pimpinan sekolah, perpustakaan
memiliki pegangan untuk mengembangkan koleksinya. Selain itu, perpustakaan juga akan
memiliki kekuatan resmi untuk menjalin hubungan dengan berbagai pihak, baik didalam
maupun diluar lembaganya. Pengembangan koleksi haruslah selalu didasari asas tertentu,yang
harus dipegang teguh. perpustakaan harus menjaga agar koleksinya berimbang sehingga
mampu memenuhi kebutuhan kepala sekolah, guru, siswa, dan peneliti. Demikian pula
kebutuhan kurikulum perlu diperhatikan. Sebab itu, asas pengembangan koleksi perlu
diperhatikan dalam memili bahan perpustakaan, antara lain, kerelevanan, berorientasi kepada
kebutuhan pengguna, kelengkapan, kemuktahiran, dan kerja sama.
Berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan, perpustakaan memilih dan mengadakan
bahan perpustakaan. Kegiatan ini melibatkan pustakawan, kepala sekolah, guru, siswa, serta
pihak lain yang berkepentingan dengan perpustakaan. Pemilihan bahan perpustakaan harus
cermat sebelum sampai kepada langkah pengadaannya. Setiap judul yang diusulkan untuk
dipesan harus diperiksa kebenaran data bibliografinya agar tidak menyulitkan pengadaan bahan
pustaka tersebut. Pengadaan bahan perpustakaan merupakan proses yang panjang dan mahal
karena melibatkan berbagai pihak,disamping harga buku yang terus meningkat.Proses yang
panjang dan mahal ini biasanya tidak didasari oleh pengguna. Bahan perpustakaan yang
diterima dibuatkan kedalinya yang berupa katalog, Dengan katalog, perpustakaan dapat
mengenali seluruh koleksinya. Melalui katalog, pengguna dapat mengetahui koleksi
perpustakaan. Di sinilah peranan penting pengkatalogan dan pengklasifikasian bahan pustaka
perpustakaan. Selain mengendalikan koleksi, kedua hai itu sekaligus juga menginformasikan
koleksi bahan perpustakaan. Setelah selesai diolah, bahan perpustakaan diserahkan ke bagian
pelayanan.
Kebijakan pengembangan koleksi didasari asas berikut:
1. Kerelevanan. Koleksi hendaknya relevan dengan program pendidikan, pengajaran,
penelitian, dan pengabdian pada masyarakat sekolah. Karena itu, perpustakaan perlu
memperhatikan jenis dan jenjang program yang ada. Jenis program berhubungan dengan
jumlah dan besar sekolah, Program studi, lembaga, dan seterusnya. Jenjang program meliputi
2. Berorientasi kepada kebutuhan pengguna. Pengembangan koleksi harus ditujukan kepada
pemenuhan kebutuhan pengguna. Pengguna perpustakaan sekolah adalah tenaga pengajar,
tenaga administrasi,siswa, yang kebutuhannya akan informasi berbeda-beda.
3. Kelengkapan. Koleksi hendaknya jangan hanya terdiri atas buku ajar yang langsung dipakai
dalam pembelajaran, tetapi juga meliputi bidang ilmu yang berkaitan erat dengan program
yang ada secara lengkap (lihat Kep.Mendiknas, No. 0234/U/2000, tentang Pedoman Pendirian
sekolah).
4. Kemutakhiran. Koleksi hendaknya mencerminkan kemutakhiran. Ini berarti bahwa
perpustakan harus mengadakan dan memperbaharui bahan perpustakaan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan.
5. Kerja sama. Koleksi hendaknya merupakan hasil kerja sama semua pihak yang
berkepentingan dalam pengembangan koleksi, yaitu antara pustakawan, tenaga pengajar, dan
siswa. Dengan kerja sama, diharapkan pengembangan koleksi dapat berdaya guna dan berhasil
guna.
6. Rangkaian Kegiatan.Pada umumnya, pengembangan koleksi meliputi rangkaian kegiatan
sebagai berikut:
a. Menentukan kebijakan umum pengembangan koleksi berdasarkan identifikasi
kebutuhan pengguna sesuai dengan asas tersebut di atas. Kebijakan ini disusun bersama
oleh sebuah tim yang dibentuk dengan keputusan yayasan dan anggotanya terdiri atas
unsur perpustakaan, sekolah, dan unit lain
b. Menentukan kewenangan, tugas, dan tanggung jawab semua unsur yang terrlibat dalam
pengembangan koleksi.
c. Mengidentifikasi kebutuhan akan informasi dari semua anggota sivitas akademika yang
dilayani. Hal ini dapat dilakukan dengan cara , antara lain:
1. Mempelajari kurikulum setiap program studi
2. Memberikan kesempatan sivitas akademika untuk memberikan usulan melalui
berbagai media komunikasi
3. Menyediakan formulir usulan pengadaan buku, baik secara tercetak maupun
maya
4. Menyigi pengguna secara berkala untuk menilai keberhasilan perpustakaan
dalam melayani pengguna
d. Memilih dan mengadakan bahan perpustakaan lewat pembelian, tukar-menukar, hadiah,
dan penerbitan sendiri menurut prosedur yang tertib
f. Menyiangi koleksi
g. Menevaluasi koleksi.
Untuk melaksanakan semua kegiatan tersebut, diperlukan anggaran yang memadai,
karyawan yang cakap dan berdedikasi, struktur organisasi yang mantap, dan alat bantu
pemilihan bahan perpustakaan yang relevan.
2.3.1. Perumusan Kebijakan pengembangan koleksi
Menurut Yulia (1993 : 25) tujuan Pengembangan koleksi perpustakaan perlu
dirumuskan dan disesuaikan dengan kebutuhan sivitas akademika di sekolah agar perpustakaan
dapat secara terencana mengembangkan koleksinya.Yang perlu dipertimbangkan dalam
merumuskan kebijakan pengembangan koleksi, antara lain:
a) Program Lembaga
b) Model pembelajaran yang dijalankan c) Kebutuhan pengguna
d) Jenis koleksi
e) Kriteria bahan perpustakaan f) Jumlah eksemplar
g) Bahasa
Kewenangan merumuskan kebijakan pengembangan koleksi dipercayakan kepada:
a. Pustakawan
b. Wakil sivitas akademika
c. Wakil unit penelitian dan unit lain yang terkait.
Yang berhak untuk mengusulkan pembelian bahan perpustakaan adalah:
a. Pustakawan
b. Tenaga pengajar dan peneliti
c. Siswa
d. Pihak atau unsur unit kerja lain, bila diperlukan
Yang berhak melakukan seleksi terhadap usulan pembelian bahan perpustakaan adalah
tim seleksi.
Yang behak menetapkan pengadaan bahan perpustakaan yang telah diseleksi adalah
2.3.2. Kerangka kebijakan pengembangan koleksi
a. Pendahuluan
Dalam bagian ini dijelaskan alasan perlunya kebijakan pengembangan koleksi, siapa
yang bertanggung jawab, dan untuk siapa bahan perpustakaan diadakan.
b. Tujuan
Dalam bagian ini diuraikan tujuan perpustakaan dan sekolah yang dilayani. Tujuan
hendaknya jelas dan mudah dicapai
c. Kebijakan pengembagan koleksi
Bagian ini memuat inti kebijakan pemilihan dan pengadaan bahan perpustakaan. Di
bagian ini dijelaskan siapa yang berwenang, cara memilih, pertimbangan yang dipakai, dan
siapa yang bertanggung jawab untuk memutuskan pengadaan. Keputusan akhir seyogyanya
ditentukan oleh pimpinan perpustakaan.
d. Kebijakan evaluasi dan penyiangan
Bagian ini menguraikan manfaat, daya guna, dan hasil guna koleksi perpustakaan
dalam memenuhi tujuan dan fungsi perpustakaan serta kebutuhan masyarakat yang dilayani.
2.4. Jenis-jenis Bahan Pustaka
Hal-hal pokok yang harus ditetapkan berkaitan dengan koleksi adalah:
1.Menyusun rencana operasional pengadaan bahan pustaka yang meliputi:
a. Perumusan kebijakan tentang koleksi, mencakup pedoman, peraturan,
penekanan, penyediaan anggaran.
b. Mempelajari peta dan kondisi masyarakat pemakai.
c. Presentasi bidang-bidang pengetahuan bahan pustaka yang akan diadakan.
d. Seleksi, dengan berpedoman kepada atau bersumber pada katalog terbitan,
brosur dan selebaran, bibliografi, daftar tambahan, permintaan pemakai,
perkembangan penerbitan, perkembangan informasi, dan lain-lain.
2.Menghimpun alat seleksi bahan pustaka
3.Survei minat pemakai
4.Survei bahan pustaka
5.Membuat dan menyusun desiderata.
Menurut Siregar, (1999:2): jenis-jenis bahan pustaka di perpustakaan dapat
1. Karya Cetak
Karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak, seperti:
a. Buku
Buku adalah bahan pustaka yang merupakan suatu kesatuan utuh dan yang paling utama
terdapat dalam koleksi perpustakaan. Berdasarkan standar UNESCO tebal buku paling sedikit
49 halaman tidak termasuk kulit maupun jaket buku. Diantaranya buku fiksi, buku teks, dan
buku rujukan.
Beberapa jenis buku antara lain sebagai berikut:
1. Buku teks (buku wajib), yang telah digariskan oleh pemerintah.
Contoh: Berbagai buku wajib yang dikeluarkan oleh pemerintah yang digunakan di SD,
SMP, SMA serta penunjang perkuliahan.
2. Buku Penunjang; buku pengayaan yang telah mendapat rekomendasi dari pemerintah
untuk digunakan di sekolah-sekolah, dan buku penunjang untuk kalangan siswa tentang
bidang tertentu.
3. Buku fiksi serta buku bergambar yang dapat mempengaruhi rasa ingin tahu dan dapat
mengembangkan imajinasi anak didik.
4. Buku popular (umum), merupakan buku yang berisi ilmu pengetahuan secara umum dan
popular.
5. Buku rujukan (referens) merupakan buku yang menggambarkan isi yang tidak mendalam
dan kadang-kadang hanya memuat informasi tertentu saja seperti arti kata. Buku
rujukan(referens) tidak perlu dibaca secara keseluruhan sehingga cara penyusunannya
berbeda dengan susunan buku.
b. Terbitan berseri
Bahan pustaka yang direncanakan untuk diterbitkan terus dengan jangka waktu terbit
tertentu. Bahan pustaka yang termasuk terbitan berseri adalah harian (surat kabar), majalah
(mingguan, bulanan dan lainnya), laporan yang terbit dalam jangka waktu tertentu, seperti
laporan tahunan, tri wulanan, dan sebagainya.
2. Karya Noncetak
Karya noncetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan tidak dalam bentuk cetak
seperti buku atau majalah, melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman suara, rekaman video,
bahan non buku, ataupun bahan pandang dengar. Karya noncetak terdiri dari beberapa jenis,
diantaraya adalah sebagai adalah sebagai berikut :
a. Rekaman suara
Yaitu bahan pustaka dalam bentuk pita kaset dan piringan hitam. Sebagai contoh untuk
koleksi perpustakaan adalah buku pelajaran bahasa inggris yang dikombinasikan dengan pita
kaset.
b. Gambar hidup dan rekaman video
Gambar hidup dan rekaman suara terdiri dari film dan kaset video. Kegunaannya selain
bersifat rekreasi juga dipakai untuk pendidikan. Misalnya untuk pendidikan pemakai, dalam
hal ini bagaimana cara menggunakan perpustakaan.
c. Bahan Grafika
Ada dua tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang dapat dilihat langsung (misalnya
lukisan, bagan, foto, gambar, teknik dan sebagainya) dan yang harus dilihat dengan bantuan
alat (misalnya slide, transparansi, dan filmstrip).
d. Bahan kartografi
Bahan kartografi terdiri dari peta, atlas, bola dunia, foto udara, dan sebagainya.
3. Bentuk Mikro
Bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan
pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan
harus memakai alat yang dinamakan microreder. Bahan pustaka ini digolongkan tersendiri,
tidak dimasukkan bahan noncetak. Hal ini disebabkan informasi yang tercakup didalamnya
meliputi bahan tercetak seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya. Ada tiga macam bentuk
mikro yang sering menjadi koleksi perpustakaan yaitu:
a. Mikrofilm, bentuk mikro dalam gulungan film. Ada beberapa ukuran film yaitu 16 mm,
dan 35 mm.
b. Mikrofis, bentuk mikro dalam lembaran film dengan ukuran 105 mm x 148 mm (standar)
dan 75 mm x 125 mm.
c. Microopaque, bentuk mikro dimana informasinya dicetak kedalam kertas yang mengkilat
tidak tembus cahaya.ukuran sebesar mikrofis.
4. Karya Dalam Bentuk Elektronik
Dengaan adanya teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan ke dalam
media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan
Karya dalam bentuk elektronik ini biasanya disebut dengan bahan pandang dengar
(audio visual) juga merupakan koleksi perpustakaan. Bahan pandang dengan memuat informasi
yang dapat ditangkap secara bersamaan oleh indra mata dan telinga. Oleh sebab itu bahan
pandang dengar merupakan media pembawa pesan yang sangat kuat untuk bisa ditangkap oleh
manusia.
Contoh: video, kaset, piringan hitam, CD-ROM, VCD, slide, dan film.
2.5. Pengadaan Bahan Pustaka
Pengadaan atau akuisisi koleksi bahan pustaka merupakan proses awal dalam mengisi
perpustakaan dengan dumber-sumber informasi bagi perpustakaan yang baru dibentuk atau
didirikan, kegiatan ini meliputi pekerjaan penentuan kriteria pembentukan koleksi awal. Untuk
perpustakaan yang sudah berjalan, kegiatan pengadaan untuk menambah dan melengkapi
koleksi yang sudah ada.
Untuk melakukan kegiatan pengadaan bahan pustaka maka perpustakaan dapat
menetapkan metode dalam memperluas koleksi, baik dengan metode pembelian, pemesanan,
hadiah, sumbangan,titipan, atau tukar-menukar.
a. Pembelian
Pengadaan bahan pustaka yang di peroleh melalui transaksi jual beli. Perpustakaan bisa
membuat daftar pesanan bahan pustaka pada agen dan penerbit. Selain itu pustakawan juga
dapat terjun langsung ke toko buku untuk melihat koleksi yang benar-benar dapat
bermanfaat bagi pengguna.
b. Hadiah
Pengadaan bahan pustaka yang dapat menguntungkan bagi perpustakaan, karena
perpustakaan tidak perlu mengeluarkan dana untuk memperoleh bahan pustaka. Sehingga
perolehan bahan pustaka melalui hadiah dapat menghemat anggaran dana di suatu
perpustakaan dalam penerimaan hadiah tim seleksi (selector) juga harus tanggap terhadap
hadiah yang masuk menjadi koleksi perpustakaan. Hal tersebut sangat di perlukan karena
mencegah hadiah yang informasinya sudah tidak muktahir untuk dijadikan koleksi
perpustakaan biasanya di peroleh melalui :
Promosi penerbit pada perpustakaan
Lembaga pendidikan
Lembaga pemerintahan dan swasta
Hadiah perorangan. c. Titipan.
Koleksi yang berasal dari perorangan atau lembaga yang menitipkan koleksinya pada
perpustakaan. Perolehan koleksi terjadi tanpa terencena sehingga perlu seleksi yang benar
terhadap koleksi. Perpustakaan harus memperhatikan koleksi yang dititipkan, jangan
sampai perpustakaan menambah biaya operasional perawatan koleksi karena kondisi yang
telah usang.
d. Tukar-menukar
Pengadaan bahan pustaka ini dilakukan secara terencana karena biasanya pertukaran
dilakukan adanya kerjasama antar perpustakaan. Pertukaran bahan pustaka dapat dilakukan
apabilah perpustakaan memiliki jumlah eksemplar yang terlalu banyak dan sejumlah
koleksi yang tidak dapat diperlukan lagi tetapi dibutuhkan oleh perpustakaan lain. Proses
tukar-menukar sangat jarang dilakukan bila dibandingkan dengan pengadaan bahan pustaka
dengan cara pembelian, hadiah dan sumbangan.
e. Terbitan Berseri
Tidak semua dapat menerbitkan bahan pustaka sendiri. Jenis perpustakaan pendidikan
seperti perpustakaan yang sering menerbitkan bahan pustaka sendiri. Perpustakaan tersebut
mengumpulkan hasil karya siswa seperti : makalah, hasil penelitian, dan hasil karya
lainnya.
2.6. Inventarisasi.
Inventarisasi bahan pustaka merupakan alur kerja terpenting dari kegiatan di unit
pengadaan. Menurut Soeatimah (1992 : 81). ”Inventarisasi adalah kegiatan mencatat setiap
eksemplar buku dan mencatat dalam buku yang bersangkutan.
Jadi inventarisasi bahan pustaka adalah aktivitas pendapatan koleksi perpustakaan yang
dibuat ke dalam buku inventarisasi. Pendapatan koleksi perpustakaan dilakukan untuk
memudahkan perpustakaan mengetahui koleksi yang menjadi hak milik perpustakaan dengan
jelas mengenai informasi yang ada dalam buku induk mulai dari nomor induk, judul,
pengarang, tahun, bahasa, jumlah, harga dan keterangan lainnya
Setelah melakukan stempel kepemilikan dan inventarisasi pada bahan pustaka, maka
selanjutnya mencatatnya.
1. Menetapkan jenis dan jumlah buku inventarisasi yang diperlukan, sesuai dengan jenis
bahan pustaka (masing-masing satu untuk judul majalah dan jenis bahan pustaka
lainnya).
2. Menentukan macam dan ukuran kolom-kolom dalam buku inventarisasi dan petunjuk
untuk mengisinya.
3. Melaksanakan pencatatan menurut cara yang telah di tetapkan.
Setelah kegiatan pokok, petugas inventarisasi harus melakukan kegiatan-kegiatan yang
menjadi kegiatan inventarisasi bahan pustaka yang diantaranya sebagai berikut :
1. Memberikan stempel pada bahan pustaka.
2. Setiap bahan pustaka yang telah di stempel dengan stempel perpustakaan perlu di
tambah dengan stempel inventarisasi.
3. Mendaftar bahan pustaka ke dalam buku induk.
2.6.1 Inventarisasi Buku Induk untuk Buku
Buku induk untuk buku mempunyai fungsi yaitu :
a. Sebagai daftar inventaris koleksi perpustakaan.
b. Mengetahui jumlah koleksi perpustakaan dengan cepat.
c. Mengetahui jumlah koleksi yang dimiliki perpustakan pada saat / tahun tertentu.
d. Untuk mengetahui judul-judul buku yang hilang.
e. Mengetahui jumlah koleksi buku menurut jenis, bahasa, pembelian, hadiah, maupun
berdasarkan tukar-menukar.
Tata cara pencatatan buku induk yaitu terdiri dari:
1. Tanggal penerimaan
2. Pengarang
3. Judul
4. Asal perolehan
5. Penerbit
6. Tahun terbit
7. Nomor induk
8. Harga
2.6.2 Inventarisasi Buku Induk untuk Majalah
Majalah adalah terbitan yang direncanakan diterbitkan secara periodik selama kurun
waktu yang cukup lama untuk subyek tertentu. Majalah biasanya diterbitkan lebih dari satu kali
dalam setahun, dengan dibubuhi volume dan nomor yang berurutan untuk setiap terbitan.
Pencatatan majalah dalam buku induk berguna untuk memastikan nomor-nomor yang
benar-benar datang; melihat riwayat majalah; dan untuk mengetahui nomor-nomor majalah
BAB III
PENGEMBANGAN KOLEKSI PADA SMA DHARMA PANCASILA MEDAN
3.1 Sejarah Singkat SMA Dharma Pancasila
SMA Dharma Pancasila Medan merupakan sekolah swasta yang bertempat di Jl.
Dokter Mansyur No.71 C Medan. SMA Dharma Pancasila merupakan sebuah yayasan yang
dibimbing oleh Ibu-Ibu yang berpengalaman dibidang pendidikan. Yayasan SMA Dharma
pancasila dipimpin oleh Ny.T.Rizal Nurdin dengan misi “Turut serta membantu Pemerintah
dalam bidang pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa”. Yayasan ini didirikan tahun
1987 dengan mengelola sekolah TK, SMP, dan SMA. SMA Dharma Pancasila Medan
mendapat akreditasi A (Amat Baik) dari BASDA Sumatera Utara. SMA Dharma Pancasila
dipimpin oleh Bapak Drs. Ibrahim Daulay,M.Pd.
3.1.1 Visi, Misi dan Fungsi Perpustakaan SMA Dharma Pancasila Medan
Adapun Visi, Misi dan Fungsi PerpustakaanSMA Dharma pancasila adalah sebagai
berikut:
a.Visi
Visi Perpustakaan SMA Dharma Pancasila adalah turut serta mendapat kehidupan bangsa
bersama-sama lembaga induk menggali sumber-sumber ilmu yang bermanfaat bagi
masyarakat, serta menjadikan SMA Dharma Pancasila sebagai sekolah unggul dalam
pretasi, menguasai IPTEK dan memiliki IMTAQ (iman dan taqwa)
b.Misi
Misi dari Perpustakaan SMA Dharma Pancasila adalah menciptakan lembaga yang dapat
memajukan pendidikan siswa yang mandiri, aktif dan prima. Serta menyelenggarakan
pendidikan yang membekali skill.
3.1.2 Waktu Pelayanan Perpustakaan.
Waktu pelayanan sirkulasi pada Perpustakaan SMA Dharma Pancasila Medan adalah
sebagai berikut :
Senin- Kamis : Pukul 07.30 s/d 14.00 Wib
Jumat : Pukul 07.30 s/d 11.30 Wib
3.1.3 Struktur Oganisasi
Organisasi merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan secara efektif dan rasional.
Pembentukan organisasi dan pembagian tugas merupakan unsur utama dan alat utama untuk
mencapai control yang baik. Pengorganisasian berarti menentukan bagian-bagian mana yang
diperlukan untuk mencapai suatu hasil dan menentukan kerja sama yang sesuai antara bagian.
Stuktur organisasi adalah rangka atau bagian yang menunjukan tugas untuk mancapai
tujuan organisasi, hubungan antara fungsi-fungsi, dan tanggung jawab antara setiap anggota
organisasi. Dengan adanya stuktur organisasi, maka pimpinan dan bawahan yang ada
didalamnya akan mengetahui kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan dan batas-batas
kekuasaan yang ada padanya.
Struktur Organisasi Perpustakaan
SMA Dharma Pancasila adalah seperti pada gambar berikut:
KOMITE SEKOLAH
Ny.T Rizal Nurdin
Bidang Kurikulum
Drs.Ahmad husien M.Si
Bidang kesiswaan
Drs.K.Kacaribu M.Si
Kood.BP/BK
Dra. Susilawati
Wali Kelas
Siswa Bidang Perpustakaan
halidah
Bidang
sarana/Prasarana
Damrah Sari S.Pi
Tata Usaha
Drs.sofiyan
Bidang Humas
Juandi S.Pd
KEPALA SEKOLAH
Ada pun Struktur Organisasi Perpustakaan SMA Dharma Pancasila secara Makro dan
Mikro seperti yang ditunjukan gambar berikut:
A. Struktur Organisasi Perpustakaan secara Makro
KEPALA SEKOLAH
TATA USAHA
DEWAN GURU
B. Struktur Organisasi perpustakaan secara Mikro
B.P KETERAMPILAN
LABORATORIUM PERPUSTAKAAN
KEPALA SEKOLAH
KEP. Perpustakaan
T E K N I S I
L A Y A N A N Pengadaan Sirkulasi
Pengelolaan Buku Rujukan
3.1.5 Anggaran
Salah satu syarat yang diperlukan dalam penyelenggaraan perpustakaan adalah
tersedianya dana. Jumlah dana yang memadai harus disediakan agar perpustakaan mampu
menunjang kurikulum, pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat perguruan
tinggi dengan baik. Tanpa dana yang memadai, maka suatu perpustakaan tidak akan dapat
menambah jumlah koleksi perpustakaannya.
Anggaran pada Perpustakaan SMA Dharma Pancasila Medan tidak disebutkan secara
rinci atau dirahasiakan. Karena perpustakaan tidak menyebutkan besarnya anggaran
pengadaan koleksi, peralatan, dan anggaran lainnya maka anggaran perpustakaan selain
diperoleh melalui yayasan, juga diperoleh dari setiap penerimaan mahasiswa baru.
3.1.6 Peraturan Perpustakaan
Adapun peraturan yang harus dipatuhi oleh pengunjung yang akan memasuki
Perpustakaan SMA Dharma Pancasila yaitu :
Peraturan untuk pengunjung Perpustakaan SMA Dharma Pancasila dibuat dalam bentuk
himbauan seperti berikut:
(1) Masukkan baju anda bila memasuki ruang Perpustakaan.
(2) Dilarang memakai topi, jeket di ruang perpustakaan.
(3) Jangan tinggalkan barang berharga anda di rak penitipan barang seperti dompet,HP, dan
lain-lain.
(4) isilah daftar pengunjung bila anda memasuki ruangan perpustakaan.
Peraturan di ruangan Perpustakaan SMA Dharma Pancasila
(5) Mohon tidak berisik di ruangan ini.
(6) Tidak dibenarkan merokok dan membawa senjata tajam ke ruangan perpustakaan.
(7) Tidak dibenarkan membawa makanan dan minuman ke ruangan perpustakaan.
(8) Harap dikumpulkan bahan pustaka yang telah anda baca pada meja penitipan dan tidak
dibenarkan mengembalikan ke rak semula.
(9) Rapikan kursi baca bila anda hendak meninggalkan ruangan perpustakaan.
(10) Bila anda ketahuan merusak (mengoyak, mencoret) atau mencuri bahan pustaka, maka
anda akan diberikan sanksi (Peraturan Perpustakaan No. 008/14/UPT.P/2003 point N).
(11) Bila anda butuh bantuan informasi mengenai bahan pustaka hubungi bagian pelayanan
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa peraturan yang telah ditetapkan oleh
Perpustakaan SMA Dharma Pancasila sudah baik. Dengan adanya peraturan-peraturan
perpustakaan, maka dapat menciptakan kenyamanan dan keamanan bagi para pengguna
perpustakaan.
3.1.7 Koleksi Perpustakaan.
Koleksi perpustakaan harusnya relevan dengan program pendidikannya. Selain itu
koleksi perpustakaan hendaknya selalu mutakhir, untuk itu perpustakaan harus mengadakan
dan memperbaharui koleksi perpustakaan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Pengadaan koleksi yang disediakan oleh perpustakaan ditentukan oleh jumlah mata
pelajaran, kelas, dan jumlah pengguna. Koleksi Perpustakaan SMA Dharma Pancasila terdiri
dari : buku fiksi, jurnal, majalah, surat kabar, karya ilmiah, dan lain-lain. Jumlah koleksi
Perpustakaan SMA Dharma pancasila hingga tahun 2011 ± 5.000 judul dengan ± 8.000
eksemplar. Jumlah koleksi tersebut mencakup bidang agama, matematika, ekonomi, teknik,
komputer, dan buku fiksi. Jumlah anggota perpustakaan yang aktif adalah 950 orang, sehingga
dapat disimpulkan bahwa jumlah koleksi buku teks yang dimiliki Perpustakaan SMA Dharma
Pancasila sudah memadai.
Adapun jenis koleksi yang dimiliki oleh Perpustakaan SMA Dharma Pncasila Medan
adalah sebagai berikut :
1. Buku Teks
Merupakan buku yang dianjurkan bagi siswa maupun dosen untuk membantu proses
belajar mengajar.
Koleksi Umum, antara lain:
000 : Karya Umum
600 : Teknologi (Ilmu Terapan)
700 : Kesenian Dan Seni Dekorasi
800 : Kesusastraan
2. Buku Referensi
Merupakan buku yang sudah diolah secara sistematis dan berfungsi sebagai alat
konsultasi dan petunjuk mengenai informasi tertentu sehingga dapat digunakan untuk mencari
informasi tertentu sesuai dengan yang kita inginkan.
Koleksi Referensi, antara lain:
a. Kamus
b. Ensiklopedia
c. Bibliografi
d. Indeks
e. Laporan Tahunan
f. Dan lain-lain
3. Penerbitan Sendiri
Merupakan koleksi bahan pustaka yang diterbitkan sendiri oleh Perpustakaan SMA
Dharma Pancasila Medan yang terdiri dari:
a. Jurnal
b. Bullettin siswa
4. Terbitan Berseri
Merupakan koleksi perpustakaan yang memuat informasi yang terbaru dan mutakhir.
Koleksi Terbitan Berseri, antara lain:
a. Majalah : Komputer, Islam, Pertanian: Trubus, Berita: Forum Keadilan. Tempo,
Gatra, Olahraga, Otomotif
b. Koran, Seperti : Analisa, Waspada, Sinar Indonesia Baru, Kompas, Bola, dll.
3.2 Sistem Pengadaan Bahan Pustaka
Salah satu kegiatan pembinaan koleksi adalah pengadaan bahan pustaka. Menurut
Soetminah (1992 : 71) defenisi Pengadaan koleksi adalah proses menghimpun bahan pustaka
yang akan dijadikan koleksi suatu perpustakaan.
Bahan pustaka yang dihimpun dan dijadikan koleksi oleh perpustakaan harus relevan
dengan kebutuhan pengguna perpustakaan yaitu segenap civitas akademika.
Setiap perpustakaan dalam melakukan pengadaan bahan pustaka mempunyai cara yang
berbeda-beda. Begitu pula dengan Perpustakaan SMA Dharma Pancasila Medan yang
mempunyai cara tersendiri dalam melakukan pengadaan bahan pustaka yang akan dijadikan
Pada perpustakaan SMA Dharma Pancasila Medan, pengadaan bahan pustakla
dilakukan dengan cara:
1) Pembelian
2) Hadiah atau Sumbangan
3) Silang layang (Tukar-menukar)
4) Terbitan Sendiri
3.2.1 Pembelian
Salah satu cara yang dilakukan dalam pengembangan koleksi adalah dengan cara
pembelian. Pembelian merupakan cara yang paling efektif dalam proses pengadaan bahan
pustaka. Apabila suatu perpustakaan memiliki dana yang memadai, maka pembelian adalah
satu cara yang paling mudah untuk dilakukan demi kelancaran proses pengadaan.
Saat ini, pembelian bahan pustaka merupakan salah satu cara yang banyak dilakukan
oleh suatu perpustakaan. Pada perpustakaan SMA Dharma Pancasila Medan, pembelian bahan
pustaka dilakukan langsung ke toko buku dan penerbit atau melalui agen.
Pada perpustakaan SMA Dharma Pancasila Medan, yang melakukan pembelian bahan
pustaka adalah petugas perpustakaan langsung. Sebelum petugas perpustakaan membeli bahan
pustaka yang akan dijadikan sebagai koleksi perpustakaan, petugas perpustakaan terlebih
dahulu melakukan seleksi bahan pustaka. Petugas perpustakaan meminta persetujuan dari
dosen dan mahasiswa untuk bahan pustaka apa saja yang akan dibeli. Setelah bahan pustaka
tersebut diseleksi oleh pihak perpustakaan, maka dilakasanakanlah pembelian oleh petugas
perpustakaan.
Adapun prosedur pembelian bahan pustaka melalui agen di Perpustakaan SMA Dharma
Pancasila Medan adalah sebagai berikut:
1. Agen/ penjaja buku dari penerbit datang ke perpustakaan dan memberikan katalog penerbit
pada pustakawan.
2. Setelah itu, bagian pengadaan menentukan bahan pustaka apa saja yang akan dibeli.
Namun sebelumnya bagian pengadaan sudah mendapat persetujuan dari kepala
perpustakaan, dosen, dan mahasiswa.
3. Setelah selesai melakukan pemilihan bahan pustaka, bagian pengadaan kemudian
mengantarkan daftar buku-buku yang akan dibeli kepada agen atau penjajah buku.
4. Agen buku mencari buku yang diminta oleh perpustakaan ke penerbit, setelah itu
5. Setelah bahan pustaka diterima, maka pihak perpustakaan melakukan pemeriksaan. Apakah
pesanan bahan pustaka sesuai dengan permintaan atau tidak. Apabila terdapat kerusakan
pada bahan pustaka, maka pihak perpustakaan akan mengembalikan bahan pustaka dan
meminta tukar atas kerusakan bahan pustaka, setelah itu pihak agen/ penjaja buku akan
menggantinya sesuai dengan bahan pustaka yang rusak.
6. Pihak perpustakaan kemudian melakukan pembayaran langsung kepada agen secara tunai.
3.2.2 Hadiah atau Sumbangan
Selain dengan cara pembelian, Perpustakaan SMA Dharma Pancasila Medan juga
melakukan pengadaan bahan pustaka dengan cara menerima hadiah atau sumbangan. Pada
Perpustakaan SMA Dharma Pancasila Medan, hadiah atau sumbangan bahan pustaka tidak atas
permintaan berasal dari: siswa dan Staf Pengajar
Prosedur penerimaan hadiah atau sumbangan tidak atas permintaan pada Perpustakaan
SMA Dharma Pancasila Medan adalah sebagai berikut:
1) Bagi siswa, perorangan ataupun Departemen yang ingin menyumbangkan bukunya,
langsung mendatangi pihak Perpustakaan SMA Dharma Pancasila Medan.
2) Setelah itu, pihak perpustakaan akan mencatat jumlah buku yang disumbangkan. Dalam
hal ini, pihak perpustakaan tidak menentukan berapa jumlah buku yang akan disumbangkan.
Bahan pustaka yang disumbangkan yaitu berupa: Buku, Jurnal, dan Buletin.
3.2.3 Silang layang (Tukar-menukar)
Perpustakaan SMA Dharma Pancasila Medan juga melakukan pengadaan bahan
pustaka dengan cara Silang layang (Tukar-menukar), yaitu dengan tujuan:
1. Untuk memperoleh buku-buku tertentu yang tidak dapat dibeli di toko buku.
2. Sistem pertukaran memberi jalan bagi perpustakaan untuk membuang buku-buku
duplikat dan hadiah yang tidak sesuai.
3. Pertukaran mengembangkan kerjasama yang baik antar perpustakaan.
Adapun prosedur dalam tukar menukar bahan pustaka adalah sebagai berikut:
1. Pihak perpustakaan menyusun bahan pustaka yang tidak diperlukan lagi dalam bentuk
daftar, untuk ditawarkan.
a. Sebelum ditawarkan, setiap bahan pustaka harus diproses terlebih dahulu sesuai dengan
peraturan yang berlaku untuk dinyatakan dapat dikeluarkan dari inventaris
b. Daftar penawaran disusun menurut subjek, kemudian pengarang dan judul. Sedangkan
majalah disusun menurut judul, tahun, dan nomor telepon.
2. Pihak perpustakan mengirimkan penawaran kepada perpustakaan-perpustakaan lain yang
diperkirakan memiliki koleksi yang sesuai dengan bahan pustaka yang ditawarkan, dan
telah mempunyai hubungan kerjasama.
3. Perpustakaan yang menerima penawaran, mempelajari tawaran yang diterima beserta
persyaratannya dan membandingkan dengan kebutuhan dan kebijakan pengembangan
koleksi perpustakaan sendiri.
4. Perpustakaan yang menerima tawaran dari perpustakaan lain, memilih bahan pustaka yang
sesuai dan memilih bahan penukar yang sesuai bobotnya, serta menyusunya dalam daftar
bahan pustaka yang akan ditawarkan sebagi bahan penukar.
5. Perpustakaan yang menerima tawaran perpustakaan lain, mengirimkan daftar bahan
pustaka yang diinginkan disertai dengan daftar bahan pustaka yang akan dipakai sebagi
bahan penukar.
6. Kemudian perpustakaan yang telah menerima tanggapan atas penawarannya, melakukan
penukaran keseimbangan bahan pertukaran tentang subjek dan bobotnya.
7. Aplikasi kedua perpustakaan telah sepakat, maka tukar-menukar dapat dilaksanakan. Dan
perpustakaan jawaban persetujuannya.
8. Setelah menerima bahan pertukaran, masing-masing perpustakaan mengolahnya sesuai
dengan prosedur penerimaan dan inventarisasi.
3.2.4 Terbitan Sendiri
Sistem pengadaan bahan pustaka selain dengan cara pembelian, hadiah/sumbangan,
silang layang (tukar-menukar), pengadaan bahan pustaka pada Perpustakaan SMA Dharma
Pancasila Medan juga dilakukan dengan cara penerbitan sendiri.
Pada Perpustakaan SMA Dharma Pancasila koleksi yang diperoleh dari penerbitan
sendiri antara lain:.
3.3 Seleksi Bahan Pustaka
Mekanisme pemilihan bahan pustaka pada Perpustakaan SMA Dharma pancasila
Medan yakni:
1. Pemilihan bahan pustaka dilakukan oleh petugas perpustakaan, guru, dan siswa,
dengan cara petugas perpustakaan memberikan selebaran kertas kepada guru dan
siswa yang berisi bahan pustaka apa saja yang harus dibeli, setelah itu petugas
perpustakaan melakukan penyeleksian kembali.
2. Bahan pustaka yang akan dipilih, dibuatkan daftar pemilihan yang akan diisi sesuai
dengan prosedurnya. Dengan begitu, petugas perpustakaan akan mengetahui bahan
pustaka apa saja yang akan dibutuhkan pengguna perpustakaan.
3. Setelah itu, petugas perpustakaan atau pustakawan memeriksa kembali daftar
pemilihan tersebut, dan mencatat bahan pustaka apa saja yang akan dibeli.
4. Selanjutnya, kepala perpustakaan akan melakukan proses pembelian.
3.3.1 Pihak yang Melakukan Seleksi Bahan Pustaka
Pada suatu perpustakaan, terdapat pihak-pihak yang berwenang melakukan pemilihan
bahan pustaka. Hal ini dilakukan agar koleksi bahan pustaka yang akan dibeli nantinya sesuai
dengan kebutuhan pengguna.
Adapun pihak-pihak yang berwenang dalam melakukan seleksi bahan pustaka pada
Perpustakaan SMA Dharma Pancasila Medan adalah:
1. Staf Perpustakaan
2. Kepala Sekolah
3. Siswa
Terlibatnya pihak-pihak tersebut diatas diharapkan dapat membantu proses penyeleksian
bahan pustaka demi tercapainya kepuasan pengguna perpustakaan sesuai dengan informasi
yang dibutuhkan.
3.3.2 Alat Bantu Seleksi
Alat bantu seleksi bahan pustaka sangat diperlukan dalam proses pemilihan bahan
pustaka untuk mempermudah pemilihan. Untuk memudahkan dalam penyeleksian bahan
pustaka Perpustakaan SMA Dharma Pancasila Medan menggunakan alat bantu seleksi sebagai
berikut:
1. Katalog Penerbit
2. Silabus/Mata Pelajaran
3.4 Kebijakan Pengembangan Koleksi di Perpustakaan SMA Dharma pancasila
Koleksi pada sebuah perpustakaan memegang peranan yang sangat penting, karena
produk utama yang ditawarkan oleh sebuah perpustakaan adalah koleksi, dimana koleksi
tersebut juga harus disesuaikan dengan kebutuhan para penggunanya. Oleh karena itu, koleksi
merupakan daya tarik utama dari perpustakaan termasuk perpustakaan sekolah.
Ada beberapa kebijakan Pengembangan koleksi yang di lakukan oleh SMA Dharma
Pancasila diantaranya:
A. Pembelian
Pembelian yang dilakukan oleh SMA Dharma Pancasila dilakukan dalam jangka waktu
sekali dalam setahun. Dana yang di peroleh oleh SMA Dharma Pancasila berupa santunan atau
pemberian oleh Pemerintah. Dana yang diberikan tidak bisa diketahui berapa nominalnya
dikarenakan adanya pemberitahuan dari kepala sekolah, bahwa hanya pegawai dan staf SMA
Dharma Pancasila yang mengetahui. Ada beberapa kendala yang dihadapi misalnya, dana yang
di sediakan oleh Pemerintah sering terhambat dikarenakan faktor-faktor tertentu.
B. Hadiah
Koleksi perpustakaaan SMA Dharma Pancasila mendapat tambahan koleksi berupa
hadiah yang di berikan oleh Ketua Yayasan SMA Dharma Pancasila. Hadiah yang di berikan
oleh Ketua Yayasan SMA Dharma Pancasila berupa buku-buku pelajaran. Hadiah diberikan
kepada sekolah SMA Dharma Pancasila setiap setahun sekali ataupun apabila ada Surat
permohonan dari kepala sekolah kepada Ketua Yayasan. Buku-buku hadiah yang diberikan
antara lain:
A. Buku pendidikan agama
B. Buku pendidikan komputer
C. Buku fisika, kimia, dan lain-lain
D. Buku geografi, sejarah, sosiologi, dan lain-lain.
C. Sumbangan
Salah satu penambahan jumlah koleksi yang dilakukan oleh SMA Dharma Pancasila
adalah sumbangan. Sumbangan tersebut di berikan oleh alumni-alumni SMA Dharma
buku-buku pelajaran agar membantu jumlah Koleksi Perpustakaan. Alumni-alumni SMA
Dharma Pancasila memberikan buku-buku sumbangan sekali dalam setahun. Sumbangan
tersebut diberikan ketika siswa yang akan tamat memberikan cendramata kepada sekolah
berupa buku. Koleksi yang diberikan oleh alumni berupa buku fiksi, buku pelajaran, dan
lain-lain. Buku-buku tersebut yang nantinya akan membantu koleksi perpustakaan.
Diantara Kebijakan Pengembangan Koleksi diatas, SMA Dharma Pancasila lebih
menekankan Pengembangan Koleksi dari hadiah dan sumbangan. Dikarenakan lebih menjamin
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pengadaan bahan pustaka dilakukan dengan cara pembelian dan sumbangan/ hadiah
2. Alat bantu seleksi yang digunakan pada Perpustakaan SMA Dharma Pancasila Medan
yaitu Katalog Penerbit, Silabus/Mata Kuliah dan Brosur.
3. Staf Perpustakaan SMA Dharma pancasila Medan belum memiliki latar belakang ilmu
perpustakaan, tetapi semua staf perpustakaan mengikuti pelatihan-pelatihan khusus atau
seminar tentang Ilmu Perpustakaan.
4. Pengguna Perpustakaan SMA Dharma Pancasila adalah siswa, staf pegawai, guru, staf
administrasi dan pengguna dari luar dengan hak yang terbatas.
5. Sistem pelayanan yang dilaksanakan oleh SMA Dharma Pancasila adalah system
pelayanan terbuka. Dengan system ini pengguna diberi kebebasan untuk
membuka-buka dan mencari bahan pustaka yang dibutuhkan.
6. Koleksi Perpustakaan SMA Dharma pancasila Medan hingga tahun 2011 sebanyak
5.000 judul dengan 8.000 eksemplar. Jumlah koleksi tersebut mencakup bidang hukum,
pertanian, ekonomi, teknik, komputer, dan buku fiksi. Jumlah anggota perpustakaan
yang aktif adalah 950 orang, sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah koleksi buku
B. Saran
Berdasarkan pembahasan hasil dari observasi dan wawancara yang telah dilakukan,
maka penulis mencoba untuk mengemukakan beberapa saran :
1. Akan lebih baik jika Perpustakaan SMA Dharma Pancasila Medan memiliki koleksi
audio visual, agar bisa menambah jumlah koleksi bahan pustakanya.
2. Sebaiknya para petugas perpustakaan yang bekerja pada Perpustakaan SMA Dharma
Pancasila Medan memiliki latar belakang ilmu perpustakaan serta penambahan anggota
pustakawan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan mutu Perpustakaan SMA Dharma
Pancasila Medan.
3. Pengadaan bahan pustaka hendaknya dapat diadakan melalui sarana-sarana lain
misalnya melalui internet, karena sangat membantu dalam menopang kekurangan
koleksi dan memudahkan pustakawan untuk mengetahui informasi terbaru dalam
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1991.
Sutarno, NS. Perpustakaan Dan Masyarakat. Jakarta : Sagung Seto, 2004.
Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2004.
Philip, Eva. Membina Perpustakaan. Jakarta : PDII – LIPI, 1999.
Rudiyono, Pengadaan Bahan pustaka Monograf Di Perpustakaan Universitas Gadjah Mada. 2007. www.almaipii.multiply.com, 2009.
Yulia, Yuyu. Pengadaan Bahan Pustaka. Jakarta : Universitas Terbuka, 1993.
Departemen Pendidikan Nasional RI Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Perpustakaan
Perguruan Tinggi : Buku Pedoman. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan,
1994.
Sjahrial-Pamuntjak, Rusiana. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan. Jakarta : Djambatan, 2000.
Massofa, Pengadaan Bahan Pustaka. 2008. www.http://massofa.wordpress.com, 2009.
Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
RI Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Kebudayaan, 2004.
Soetminah. Perpustakaan Pustakawan dan Kepustakawanan . Yogyakarta : Kanisius, 1992.
Indonesia, Perpustakaan Nasional RI.1999.Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi
Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta : Proyek Pengembangan Sistem Nasional
Perpustakaan.