HUBUNGAN OBESITAS DENGAN HARGA DIRI PADA REMAJA DI SMA DHARMA PANCASILA KELURAHAN
SELAYANG MEDAN TAHUN 2014
NURDINAH 135102067
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Hubungan Obesitas Dengan Harga Diri Pada Remaja Di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang
Medan Tahun 2014
ABSTRAK Nurdinah
Latar Belakang : tahun 2005 secara global ada sekitar 1,6 miliar orang dewasa yang kelebihan berat badan atau overweight dan 400 juta diantaranya dikategorikan obesitas. Pada tahun 2015 diprediksi kasus obesitas akan meningkat dua kali lipat dari angka tersebut. Salah satu kelompok umur yang beresiko terjadinya gizi lebih adalah kelompok umur remaja. Hasil Riskesdas 2010 menyebutkan bahwa prevalensi obesitas pada remaja (lebih dari 15 tahun) di Indonesia telah mencapai 19,1%.
Tujuan Penelitian : penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara obesitas dengan harga diri pada remaja.
Metodologi : penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan consecutive sampling. Penelitian ini dilakukan di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan. Analisa data yang digunakan adalah chi square.
Hasil Penelitian : berdasarkan hasil penelitian ini sebagian besar responden berumur 17 tahun sebanyak 20 orang (33,3%), berjenis kelamin perempuan sebanyak 32 orang (53,3%), suku jawa sebanyak 21 orang (34,9%), memiliki harga diri tinggi dengan obesitas sebanyak 7 orang (23,3%), harga diri tinggi dengan tidak obesitas sebanyak 19 orang (63,3%), harga diri rendah dengan obesitas sebanyak 23 orang (76,7%), dan harga diri rendah dengan tidak obesitas sebanyak 11 orang (36,7%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,004, dapat disimpulkan adanya hubungan yang signifikan antara obesitas dengan harga diri pada remaja.
Kesimpulan dan Saran : penelitian ini membukt ikan adanya hubungan obesitas dengan harga diri pada remaja, diharapkan pada responden untuk melakukan program penurunan berat badan dan meningkatkan kualitas asupan makanan sehingga dapat terwujud program pembangunan kesehatan.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan Program Bidang Studi D-IV Bidan Pendidik di Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan dengan judul “Hubungan Obesitas
dengan Harga Diri pada Remaja di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan
Tahun 2014.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna baik dari isi maupun susunan bahasa. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan
adanya masukan dan saran untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmia ini penulis banyak mendapatkan
bantuan bimbingan dan masukan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada :
1. Dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns M.Kep, selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Mula Tarigan, S.Kp, M.Kes, selaku dosen pembimbing dalam penulisan Karya
Tulis Ilmiah yang telah meluangkan waktu, memberikan arahan dan bimbingan
4. Dr. Isti Fujiati, MSc (CM.FM) dan Dr. Dr. M. Fidel G, Srg, SpOG (KFR), selaku
dosen penguji I dan II yang telah bersedia memberikan masukan berupa kritik dan
saran kepada penulis demi kesempurnaan penelitian ini.
5. Seluruh dosen/staf pengajar yang telah banyak memberi ilmu kepada penulis
selama kuliah di Program Studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
6. Ayahanda dan Ibunda tercinta, abang, kakak serta adik-adikku tersayang yang
telah memberikan do’a, dukungan dan semangat kepada penulis dalam
menyelesaikan karya tulis ilmiah.
7. Seluruh teman-teman D-IV Bidan Pendidik USU yang telah memberikan
dukungan kepada penulis sehingga karya tulis ini selesai.
8. Semua pihak yang mendukung penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah
Akhirnya kepada Allah SWT sajalh penulis berserah diri. Penulis mengucapkan
terima kasih dan berharap Karya Tulis Ilmiah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan bagi siapa saja yang membacanya.
Medan, Juni 2014
Penulis
F. Alat Pengumpulan Data ... 25
G. Uji Realibilitas Instrumen ... 26
H. Prosedur Pengumpulan Data ... 27
I. Rencana Analisa Data ... 27
BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29
A. Hasil ... 29
B. Pembahasan ... 36
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN ... 41
A. Kesimpulan ... 41
B. Saran ... 41
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Penjelasan Calon Responden
Lampiran 2 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan
Lampiran 3 Lembar Kuesioner
Lampiran 4 Protap Penelitian
Lampiran 5 Lembar Konsultasi
Lampiran 6 Lembar Persetujuan Editor Bahasa Indonesia
Lampiran 7 Master Data Penelitian
Lampiran 8 Hasil Out Put Data Penelitian
Lampiran 9 Surat Izin Data Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU
Lampiran 10 Balasan Surat Izin Penelitian
DAFTAR SKEMA
Skema 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Obesitas dengan Harga Diri pada Remaja
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kalsifikasi Berat Badan ... 14
Table 3.1 Defenisi Operasional Variabel Penelitian ………... 21
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Data Demografi
di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan ... 30
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Status Obesitas di SMA
Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan... 31
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Harga Diri Remaja di SMA
Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan ... 31
Tabel 5.4 Distribusi Jawaban Responden tentang Harga Diri Remaja
Obesitas di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan... 32
Tabel 5.5 Distribusi Jawaban Responden tentang Harga Diri Remaja
Tidak Obesitas di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang
Medan... 34
Tabel 5.6 Distribusi Responden berdasarakan Hubungan Obesitas dengan
Harga Diri pada remaja di SMA Dharma Pancasila Kelurahan
Hubungan Obesitas Dengan Harga Diri Pada Remaja Di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang
Medan Tahun 2014
ABSTRAK Nurdinah
Latar Belakang : tahun 2005 secara global ada sekitar 1,6 miliar orang dewasa yang kelebihan berat badan atau overweight dan 400 juta diantaranya dikategorikan obesitas. Pada tahun 2015 diprediksi kasus obesitas akan meningkat dua kali lipat dari angka tersebut. Salah satu kelompok umur yang beresiko terjadinya gizi lebih adalah kelompok umur remaja. Hasil Riskesdas 2010 menyebutkan bahwa prevalensi obesitas pada remaja (lebih dari 15 tahun) di Indonesia telah mencapai 19,1%.
Tujuan Penelitian : penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara obesitas dengan harga diri pada remaja.
Metodologi : penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan consecutive sampling. Penelitian ini dilakukan di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan. Analisa data yang digunakan adalah chi square.
Hasil Penelitian : berdasarkan hasil penelitian ini sebagian besar responden berumur 17 tahun sebanyak 20 orang (33,3%), berjenis kelamin perempuan sebanyak 32 orang (53,3%), suku jawa sebanyak 21 orang (34,9%), memiliki harga diri tinggi dengan obesitas sebanyak 7 orang (23,3%), harga diri tinggi dengan tidak obesitas sebanyak 19 orang (63,3%), harga diri rendah dengan obesitas sebanyak 23 orang (76,7%), dan harga diri rendah dengan tidak obesitas sebanyak 11 orang (36,7%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,004, dapat disimpulkan adanya hubungan yang signifikan antara obesitas dengan harga diri pada remaja.
Kesimpulan dan Saran : penelitian ini membukt ikan adanya hubungan obesitas dengan harga diri pada remaja, diharapkan pada responden untuk melakukan program penurunan berat badan dan meningkatkan kualitas asupan makanan sehingga dapat terwujud program pembangunan kesehatan.
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh yang berfungsi sebagai energi,
sebagai penyekat panas, penyerap goncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita
memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan normal
antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23%
pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh 25%
dianggap mengalami obesitas. Obesitas atau yang biasa dikenal sebagai kegemukan,
merupakan suatu masalah yang cukup merisaukan di kalangan remaja. Obesitas atau
kegemukan terjadi pada saat badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan
penumpukan jaringan adipose secara berlebihan (Proverawati, 2010).
Obesitas biasa disebut dalam bahasa awam sebagai kegemukan atau berat badan
yang berlebih sebagai akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Permasalahan
ini terjadi hampir di seluruh dunia dengan prevalensi yang semakin meningkat, baik di
negara-negara maju ataupun negara berkembang, termasuk Indonesia (Depkes Poltekes,
2010).
Obesitas tidak terjadi secara instan, tetapi perlahan-lahan berdasarkan jumlah
cadangan lemak yang terus bertambah karena cadangan lemak tersebut tidak digunakan
untuk beraktivitas. Dengan demikian, tidak ada pembakaran kalori dan cadangan lemak
akan terus bertambah seiring bertambahnya lemak di dalam tubuh (Mumpuni &
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2010) dalam Kusmiran (2012) mencatat,
pada tahun 2005 secara global ada sekitar 1,6 miliar orang dewasa yang kelebihan berat
badan atau overweight dan 400 juta diantaranya dikategorikan obesitas. Pada 2015
diprediksi kasus obesitas akan meningkat dua kali lipat dari angka tersebut.
Prevalensi gizi lebih (overweight dan obesitas) di seluruh dunia mengalami tren
yang terus meningkat dalam sekitar 30 tahun terakhir. Salah satu kelompok umur yang
beresiko terjadinya gizi lebih adalah kelompok umur remaja. Hasil Riskesdas 2010
menyebutkan bahwa prevalensi obesitas pada remaja (lebih dari 15 tahun) di Indonesia
telah mencapai 19,1%. Berdasarkan penelitian Elita pada 194 siswa SMA Negeri 3
Semarang, sebesar 10,8% mengalami overweight dan 2,1% obesitas. Sedangkan
penelitian Mardatillah terhadap 113 siswa SMA di jakarta Timur didapatkan prevalensi
obesitas sebesar 33,6% (Oktaviani, et al. 2012).
Prevalensi gizi relatif lebih tinggi pada remaja perempuan dibanding dengan
remaja laki-laki (perempuan 1,5%, laki-laki 1,3%). Berdasarkan tempat tinggal,
prevalensi gizi lebih pada remaja diperkotaan lebih tinggi dari pedesaan (perkotaan
1,8%, pedesaan 0,9%) (Aini,2012).
Menurut hasil penelitian Ramadani (2011), didapat nilai p sebesar 0,00 (p<0,05)
yang menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara harga diri dengan kemampuan
aktualisasi diri pada remaja putri dengan obesitas.
Penelitian ini menggambarkan bahwa remaja putri dengan obesitas cenderung
memiliki karakteristik harga diri rendah sehingga mereka tidak maksimal dalam
mengaktualisasikan diri, hal ini bersesuaian dengan pengertian aktualisasi yang
menyatakan bahwa aktualisasi diri merupakan suatu proses menjadi diri sendiri dengan
untuk menjadi kepribadian yang utuh. Remaja yang obesitas biasanya tidak menerima
kondisi fisik yang besar dan merasa berbeda dengan remaja putri yang memiliki tubuh
ideal.
Di kalangan remaja, obesitas merupakan permasalahan yang merisaukan, karena
dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang dan menyebabkan gangguan psikologi
yang serius. Belum lagi kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Dapat
dibayangkan jika obesitas terjadi pada remaja, maka remaja tersebut akan tumbuh
menjadi remaja yang kurang percaya diri (Depkes Poltekes, 2010).
Hal tersebut diperkuat oleh American Journal of Epidemiology dalam
penelitiannya yang mengungkapkan obesitas yang dialami seseorang pada saat remaja
berkaitan erat dengan peningkatan resiko kematian di usia paruh baya. Dari hasil
penelitian diketahui bahwa mereka yang mengalami obesitas atau kelebihan berat
badan(overweight) saat remaja diketahui 3-4 kali lebih beresiko mengalami penyakit
jantung yang berujung pada kematian, serta beresiko 2-3 kali terhadap penyakit kanker
kolon dan penyakit pernapasan seperti asma dan emfisemi.
Penyebab obesitas beraneka ragam. Menurut Mu’tadin (2002), ada beberapa
faktor pencetus obesitas, diantaranya adalah faktor genetik, pola makan yang berlebih,
kurang aktivitas, emosi, serta lingkungan (Depkes Poltekes, 2010).
Dampak lain pada seseorang yang mengalami obesitas adalah ketidakmampuan
menerima keadaan dirinya, kemungkinan akan memiliki persepsi negatif yaitu
menganggap dirinya merasa ada kekukrangan. Karena merasa ada kekurangan dalam
dirinya, maka menyebabkan remaja merasa minder atau kurang percaya diri (lack of
bersama kelompok, takut diejek dihina atau menjadi bahan tertawaan dari teman-teman
sebaya (Dariyo, 2004).
Harga diri adalah evaluasi mengenai diri individu yang dilakukan oleh individu
itu sendiri (Taylor, Peplau & Sears, 2000) dalam Rahmawati (2006). Harga diri disini
berkaitan dengan bagaimana individu mempersiapkan dirinya dalam arti penghargaan
secara keseluruhan. Pada penelitian terhadap remaja obesitas oleh Mendelson & White
dalam Sarafino, 1994, bahwa remaja obesitas cenderung menurun secara konsisten harga
dirinya. Harga diri memiliki hubungan yang erat terhadap berat badan ideal seorang
remaja. Remaja yang memiliki berat badan yang ideal cenderung dapat diterima
lingkungan, sehingga remaja tersebut memiliki rasa percaya diri dan harga diri yang
tinggi. Begitu juga sebaliknya, apabila remaja tersebut memiliki berat badan yang
kurang ideal oleh lingkungannya, maka dapat membuat remaja tersebut menjadi tidak
percaya diri dan akhirnya merasa harga dirinya rendah (Rahmawati, 2006).
Masalah harga diri secara intensif terjadi pada remaja putri ketika proses
kenaikan berat badan berjalan, peningkatan persentase lemak tubuh, pertumbuhan tinggi
badan, perkembangan payudara dan memperoleh hal-hal lain yang berkaitan dengan
kematangan tubuh remaja putri (Proverawati, 2010).
Harga diri sangat mengancam pada masa pubertas, karena pada saat ini harga diri
mengalami perubahan, karena banyak keputusan yang harus dibuat dirinya sendiri.
Remaja dituntut untuk menentukan pilihan, posisi peran dan memutuskan apakah ia
mampu meraih sukses dari suatu bidang tertentu, apakah ia dapat berpartisipasi atau
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan di dalam
penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara obesitas dengan harga diri remaja
SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan antara Obesitas dengan Harga Diri pada Remaja
SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan.
2. Tujuan Khusus
Dengan memperhatikan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan
khusus dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui gambaran obesitas remaja yang mengalami obesitas di
SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan.
b. Untuk mengetahui gambaran harga diri remaja SMA Dharma Pancasila
Kelurahan Selayang Medan.
c. Untuk mengetahui apakah ada hubungan obesitas dengan harga diri pada
D. Manfaat Penelitian
1.
Bagi Tempat PenelitianHasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk membantu guru BP (Bimbingan
Penyuluhan) dan siswa dengan obesitas mengetahui dampak buruk obesitas serta
menumbuhkan rasa percaya diri.
2.
Bagi PenelitiMendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang nyata dalam melakukan
penelitian di bidang kesehatan khususnya pada siswa di SMA Dharma Pancasila
yang berhubungan Obesitas dengan Harga Diri.
3.
Bagi Peneliti SelanjutnyaHasil penelitian ini sebagai dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut
berkaitan obesitas dengan harga diri pada remaja SMA Dharma Pancasila
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Obesitas 1. Defenisi
Obesitas atau yang biasa dikenal sebagai kegemukan, merupakan suatu masalah
yang cukup merisaukan di kalangan remaja. Obesitas atau kegemukan terjadi pada saat
badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose secara
berlebihan. Jadi obesitas adalah keadaan dimana seseorang memiliki berat badan
idealnya yang disebabkan terjadinya penumpukan lemak di tubuhnya (Proverawati,
2010).
Obesitas biasa disebut dalam bahasa awam sebagai kegemukan atau berat badan
yang berlebih sebagai akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Permasalahan
ini terjadi hampir di seluruh dunia dengan prevalensi yang semakin meningkat, baik di
negara-negara maju ataupun negara berkembang, termasuk Indonesia (Depkes Poltekes,
2010).
Kegemukan tidak terjadi secara instan, tetapi perlahan-lahan berdasarkan
jumlah cadangan lemak yang terus bertambah karena cadangan lemak tersebut
tidak digunakan untuk beraktivitas. Pada awalnya, sering tidak disadari bahwa
gaya hidup seseorang terutama pola makanlah yang paling memicu terjadinya
kegemukan. Ketika konsumsi kalori tersebut tidak seimbang dengan yang
dibutuhkan oleh tubuh maka tidak akan menjadi masalah. Namun sebaliknya, jika
besar dari yang dibutuhkan, kalori tersebut akan disimpan dalam tubuh sebagai
cadangan energi. Apabila menumpuk dalam jumlah yang berlebih tubuh akan
menyebabkan terjadinya kegemukan (Mumpuni & Wulandari, 2010).
2. Tipe Kegemukan
Tipe kegemukan ada bermacam-macam. Secara umum dibedakan berdasarkan
bentuk tubuh dan berdasarkan sel lemak. Berikut ini uraian lebih detailnya
(Mumpuni & Wulandari, 2010).
Tipe kegemukan berdasarkan bentuk tubuh :
a.Kegemukan tipe buah apel
Pada pria yang mengalami kegemukan tipe buah apel, biasanya menyimpan lemak di
bawah kulit dinding perut dan di rongga perut sehingga gemuk di perut dan
mempunyai bentuk tubuh seperti buah apel (apple type) . Kegemukan tipe buah apel
ini sering pula disebut kegemukan sentral atau terpusat karena lemak banyak
terkumpul di rongga perut dan karena banyak terdapat pada laki-laki disebut juga
sebagai kegemukan tipe android.
b. Tipe buah pir
Kelebihan lemak pada perempuan disimpan di bawah kulit bagian daerah pinggul dan
paha sehingga tubuh berbentuk seperti buah pir (pear type). Kegemukan tipe buah pir
ini juga disebut sebagai kegemukan perifer karena lemak berkumpul di pinggir tubuh,
yaitu di pinggul dan paha. Oleh karena tipe ini banyak terdapat pada perempuan juga
Tipe obesitas berdasarkan keadaan sel lemak
a. Kegemukan tipe Hyperplastik
Kegamukan tipe ini terjadi karena jumlah sel lemak yang lebih banyak dibandingkan
keadaan normal tetapi ukuran sel-selnya tidak bertambah besar. Kegemukan ini biasa
terjadi pada masa anak-anak.
b. Kegemukan tipe Hypertropik
Kegemukan ini terjadi karena ukuran sel lemak menjadi lebih besar dibandingkan
dengan keadaan normal, tetapi jumlah sel tidak bertambah banyak dari normal.
Kegemukan tipe ini terjadi pada usia dewasa. Usaha untuk menurunkan berat badan
pada kondisi ini lebih mudah dibandingkan pada kegemukan tipe hyperplastik.
c. Kegemukan tipe Gabungan (Tipe Hyperplastik dan Hypertropik)
Kegemukan terjadi karena jumlah dan ukuran sel lemak melebihi normal.
Pembentukan sel lemak baru terjadi segera setelah derajat hypertropik mencapai
maksimal dengan perantaraan suatu sinyal yang dikeluarkan oleh sel lemak yang
mengalami hypertropik. Kegemukan ini bisa dimulai pada anak-anak dan
berlangsung terus sampai dewasa. Upaya untuk menurunkan berat badan paling sulit
dan resiko tinggi untuk terjadi komplikasi penyakit (Mumpuni & Wulandari, 2010).
3 . Penyebab
Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang
diperlukan tubuh. Meskipun penyebab utamanya belum diketahui, namun obesitas pada
terjadinya penyakit kronis dan degeneratif. Faktor resiko yang berperan terjadinya
obesitas antara lain adalah sebagai berikut:
a. Faktor genetik
Obesitas cenderung untuk diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab
genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan
kebiasaan gaya hidup, yang bias mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit
untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian menunjukkan
bahwa rata-rata faktor genetik memberikan kontribusi sebesar 33% terhadap berat
badan seseorang.
b. Faktor lingkungan
Gen merupakan faktor penting dalam timbulnya obesitas, namun lingkungan
seseorang juga memegang peranan yang cukup penting. Yang termasuk lingkungan
dalam hal ini adalah prilaku atau pola gaya hidup, misalnya apa yang dimakan dan
berapa kali seseorang makan, serta bagaimana aktifitasnya setiap hari. Seseorang
tidak dapat mengubah pola genetiknya namun dapat mengubah pola makan dan
aktifitasnya.
c. Faktor psikososial
Apa yang ada dalam pikiran seseorang dapat mempengaruhi kebiasaan
makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan
makan.Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negative.
Gangguan emosi ini merupakanmasalah serius pada wanita muda penderita obesitas,
dan dapat menimbulkan kesadaran berlebih tentang kegemukannya serta rasa tidak
d. Faktor kesehatan
Obat-obatan juga dapat mengakibatkan terjadinya obesitas, yaitu obat-obatan
tertentu seperti steroid dan beberapa anti depresant, dapat menyebabkan penambahan
berat badan.
e. Faktor perkembangan
Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak menyebabkan bertambahnya
jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama yang
menjadi gemuk pada masa kanak-kanak, dapat memiliki sel lemak sampai lima kali
lebih banyak dibandingkan dengan orang dengan berat badan normal. Jumlah sel-sel
lemak tidak dapat dikurangi, oleh karena itu penurunan berat badan hanya dapat
dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak dalam setiap sel.
f. Aktivitas fisik
Seseorang dengan aktivitas fisik yang kurang dapat meningkatkan prevalensi
terjadinya obesitas. Orang-orang yang kurang aktif memerlukan kalori dalam jumlah
sedikit dibandingkan orang dengan aktivitas tinggi. Seseorang yang hidupnya kurang
aktif (sedentary life) atau tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang dan
mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak, akan cenderung mengalami obesitas
(Proverawati, 2010).
4. Bahaya
Resiko dalam terjadinya berbagai penyakit degeneratif seperti hipertensi dan
tekanan darah tinggi, penyakit-penyakit diabetes, jantung koroner, hati dan kantung
Obesitas dapat menyebabkan berbagai masalah ortopedik (masalah tulang),
termasuk nyeri punggung bagian bawah, dan memperburuk osteoarthritis ( radang
sendi), terutama di daerah pinggul, lutut, dan pergelangan kaki. Seseorang yang
menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan
dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan
mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering juga ditemukan oedema
(pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan
kaki (Mumpuni & Wulandari, 2010).
5. Obesitas dikalangan Remaja
Di kalangan remaja, obesitas merupakan permasalahan yang merisaukan, karena
dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang dan menyebabkan gangguan psikologis
yang serius. Belum lagi kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Dapat
dibayangkan jika obesitas terjadi pada remaja, maka remaja tersebut akan tumbuh
menjadi remaja yang kurang percaya diri (Depkes Poltekes, 2010).
Di kalangan perempuan, kegemukan adalah kondisi yang layak dihindari dan
sekaligus ditakuti. Kegemukan sering membuat perempuan “menyiksa diri” dengan
tidak makan sebagaimana mestinya, tanpa memperhatikan ketentuan, dan aturan
kesehatan. Akhirnya, bukan berat badan ideal yang didapatkan, tetapi justru berakibat
sakit dan kondisi tubuh yang tidak prima.
Sebenarnya di kalangan laki-laki juga muncul kekhawatiran dan kecemasan
yang sama seperti perempuan. Namun karena laki-laki yang “tidak heboh” seperti
Berbeda dengan perempuan yang lebih sering mengeluh dan panik atas kegemukan yang
dialaminya (Mumpuni & Wulandari, 2010).
Remaja sering kurang nyaman dengan pertumbuhan yang pesat tersebut,
sedangkan di sisi lain mereka ingin berpenampilan seperti pada umumnya teman
sebayanya atau idolanya. Sebagian dari mereka mungkin sedang menyiapkan diri
mereka untuk melakukan aktivitas seperti sebagai model, entertainer, dancer, gymnast
dan kegiatan olah raga lainnya, yang mengharuskan mereka mengatur berat badan
mereka. Sehingga remaja sangat rentan terhadap gangguan makan, seperti halnya remaja
perempuan yang melakukan diet yang sebenarnya tidak perlu dilakukan, atau pada
remaja laki-laki yang memakai makanan suplemen agar ototnya tumbuh seprti orang
dewasa (Proverawati, 2010).
6. Penentuan Obesitas
Cara menghitung kegemukan yang paling mudah adalah dengan
membandingkan antara tinggi badan (kg) dengan berat badan (m) yang dikenal
dengan istilah Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT)
(Mumpuni & Wulandari, 2010).
Menentukan status gizi pada remaja adalah dengan mengukur Indeks
Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI). IMT dapat membantu untuk
mengidentifikasi remaja yang secara signifikan berisiko mengalami kelebihan berat
badan. Rumus penghitungan IMT dan klasifikasi adalah sebagai berikut :
IMT = Berat Badan (kg)
Klasifikasi yang digunakan di sini adalah kategori berdasarkan aturan untuk
orang-orang di Asia Pasific. Indonesia termasuk bagian dari Asia Pasific. Apabila nilai IMT
atau BMI telah diperoleh, maka hasilnya kemudian dibandingkan dengan ketentuan
sebagai berikut :
Tabel 2.1 Klasifikasi Berat Badan
No Klasifikasi IMT (kg/m2)
1 Underweight < 18,5
2 Normal 18,5-22,9
3 Overweight ≥ 23
4 At Risk 23,0 – 24,9
5 Obesitas Tingkat I 25,0 – 29,9
6 Obesitas Tingkat II ≥ 30,0
Sumber : Asia Pacific Cohort Studiest Collaboration, IOTF, WHO (2000)
B. Harga Diri 1. Defenisi
Harga diri adalah penilaian terhadap hasil yang dicapai dengan analisis, sejauh
mana prilaku memenuhi ideal diri. Jika individu selalu sukses maka cenderung harga
dirinya akan tinggi dan jika mengalami gagal cenderung harga diri menjadi rendah.
Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain (Tarwono & Wartonah, 2010).
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri
Individu akan merasa harga dirinya tinggi bila sering mengalami keberhasilan,
sebaliknya individu akan merasa dirinya rendah bila sering mengalami kegagalan, tidak
dicintai atau tidak diterima lingkungan (Suliswati et al, 2005).
Menurut (Maslow) adalah perasaan individu tentang nilai/harga diri, manfaat,
dan keefektifan dirinya. Pandangan seseorang tentang dirinya secara keseluruhan berupa
positif atau negatif. Harga diri diperoleh dari diri dan orang lain yang dicintai, mendapat
perhatian, dan respek dari orang lain (Kusumawati & Hartono, 2011).
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi Harga Diri
Faktor yang mempengaruhi harga diri adalah sebagai berikut menurut
(Kusumawati & Hartono, 2011). :
1. Ideal diri: harapan, tujuan, nilai, dan standar prilaku yang ditetapkan
2. Interaksi dengan orang lain
3. Norma sosial
4. Harapan oarang terhadap dirinya dan kemampuan dirinya untuk memenuhi
harapan tersebut
5. Harga diri tinggi: seimbang antara ideal diri dengan konsep diri
6. Harga diri rendah: adanya kesenjangan antara ideal diri dengan konsep diri
3. Karakteristik Harga Diri a. Harga Diri Tinggi
Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berasal dari penerimaan diri sendiri
b. Harga diri rendah
Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap dirinya sendiri, termasuk
kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis, tidak ada harapan dan
putus asa.
Adapun prilaku yang berhubungan dengan harga diri yang rendah yaitu
mengkritik diri sendiri dan/atau orang lain, penurunan produktivitas, destruktif yang
diarahkan kepada orang lain, gangguan dalam berhubungan, perasaan tidak mampu, rasa
bersalah, perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri, keluhan fisik, menarik diri secara
sosial, khawatir, serta menarik diri dari realitas.
Ciri-ciri harga diri rendah adalah sebagai berikut:
1. Perasaan bersalah/penyesalan
2. Menghukum diri
3. Merasa gagal
4. Gangguan hubungan interpersonal
5. Mengkr itik diri sendiri dan orang lain
6. Menganggap diri lebih penting dari orang lain (Kusumawati & Hartono, 2011).
Menurut Yosep (2009), penyebab terjadinya harga diri rendah adalah pada masa
kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu
mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan
tidak diterima. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan
4. Pembentukan Harga Diri
Menurut Dariuzky (2004) dalam Ramadani, harga diri mulai terbentuk setelah
anak lahir, ketika anak berhadapan dunia luar dan berinteraksi dengan orang-orang
dilingkungan sekitarnya. Interaksi secara minimal memerlukan pengakuan, penerimaan
peran yang paling tergantung pada orang yang bicara dan orang yang diajak bicara.
Interaksi menimbulkan pengertian tentang kesadaran diri, identitas dan pemahaman
tentang diri. Hal ini akan membentuk penilaian individu terhadap dirinya sebagai orang
yang berarti, berharga, dan menerima keadaan diri apa adanya sehingga individu
mempunyai perasaan harga diri.
5. Harga Diri Remaja Obesitas
Masalah harga diri secara intensif terjadi pada remaja putri ketika proses
kenaikan berat badan berjalan, peningkatan persentase lemak tubuh, pertumbuhan tinggi
badan, perkembangan payudara dan memperoleh hal-hal lain yang berkaitan dalam
kematangan tubuh remaja putri (Proverawati, 2010).
D. Remaja 1. Defenisi
Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting. Remaja
didefenisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.Istilah ini
menunjukkan masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan, biasanya
Health Organization (WHO), batasan remaja secara umum adalah mereka yang berusia
10 tahun sampai 19 tahun (Proverawati, 2010).
Soetjiningsih (2004, dalam Depkes Poltekes, 2010) mengatakan bahwa masa
remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa ini
sering disebut dengan masa pubertas. Namun demikian, menurut beberapa ahli,
selain istilah pubertas digunakan juga istilah adolesens (adolescence). Para ahli
merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan
biologis baik bentuk maupun fisiologis yang terjadi dengan cepat dari masa
anak-anak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi. Sedangkan adolesens
lebih ditekankan pada perubahan psikososial atau kematangan yang menyertai
masa pubertas.
Menurut WHO (1995), yang dikatakan usia remaja adalah antara 10-18 tahun
tetapi berdasarkan penggolongan umur, masa remaja terbagi atas:
1. Masa remaja awal (10-13 tahun)
2. Masa remaja tengah (14-16 tahun)
3. Masa remaja akhir (17-19 tahun)
2. Tugas-tugas Perkembangan Remaja
Menurut Havighurst (1988), ada tugas-tugas yang harus diselesaikan dengan baik
pada setiap periode perkembangan. Tugas perkembangan adalah hal-hal yang harus
dipenuhi atau dilakukan oleh remaja dan dipengaruhi oleh harapan sosial.
Deskripsi tugas perkembangan berisi harapan lingkungan yang merupakan tuntutan bagi
remaja dalam bertingkah laku. Adapun tugas perkembangan pada remaja adalah sebagai
1. Menerima keadaan dan penampilan diri, serta menggunakan tubuhnya secara efektif.
2. Belajar berperan sesuai jenis kelamin (sebagai laki-laki atau perempuan).
3. Mencapai relasi yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya, baik sejenis
maupun lawan jenis.
4. Mengharapkan dan mencapai prilaku sosial yang bartanggung jawab.
5. Mencapai kemandirian secara emosional terhadap orangtua dan orang dewasa
lainnya.
6. Mempersiapkan karier dan kemandirian secara ekonomi.
7. Menyiapkan diri (fisik dan psikis) dalam menghadapi perkawinan dan kehidupan
keluarga.
8. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan intelektual untuk hidup
bermasyarakat dan untuk masa depan (dalam bidang pendidikan atau pekerjaan).
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah hubungan antara konsep-konsep yang ingin
di amati dan di ukur melalui penelitian-penelitian yang akan di lakukan
(Notoadmodjo,2007).
Adapun kerangka konsep dari penelitian yang berjudul ”Hubungan Obesitas
dengan Harga Diri pada Remaja SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan”
adalah sebagai berikut:
variabel independen variabel dependen
Skema 3.1.Kerangka Konsep
B. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pertanyaan yang masih lemah dan membutuhkan
pembuktian untuk menegaskan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau harus
ditolak, berdasarkan fakta atau data empiris yang telah dikumpulkan dalam penelitian
(Hidayat, 2009).
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan
penelitian. Menurut La Biondo-Wood dan Harber (1994) dalam Nursalam (2011)
hipotesis adalah suatu pernyataan asumsi tentang hubungan antara dua variabel atau
lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam penelitian
(Nursalam, 2011).
Dari kerangka konsep yang sudah dibentuk menjadi hubungan-hubungan varibel
tersebut, maka dapat dibuat kalimat hipotesis sebagai berikut :
Ha diterima, Ho ditolak : Ada hubungan obesitas dengan harga diri pada remaja di
SMA Dharma Pancasila kelurahan Selayang Medan Tahun
2014.
Ho diterima, Ha ditolak : Tidak ada hubungan obesitas dengan harga diri pada remaja
di SMA Dharma Pancasila kelurahan Selayang Medan
tahun 2014.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefenisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang di amati, sehingga memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran
dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana variabel diukur
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Penelitian
Definisi
Operasional Alat ukur Hasil ukur
Skala remaja akibat dari Penimbunan yang terdiri dari 20 soal dan jawaban Sangat sekali: 5 Sangat : 4 Agak : 3 Sedikit sekali: 2 Tidak sama sekali :1
1. Harga diri tinggi : 60-100
2. Harga diri rendah : 20-59
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan desain
deskriptif korelasi yaitu desain penelitian yang mengkaji hubungan antara dua variabel
pada suatu situasi atau sekelompok subjek (Elfindri, 2011). Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi hubungan obesitas dengan harga diri pada remaja di SMA
Dharma Pancasila.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI SMA Dharma
Pancasila Kelurahan Selayang Medan berjumlah 350 orang. Dalam penelitian ini kelas
XII tidak diikutsertakan dalam populasi dengan alasan mengikuti Ujian Nasional (UN)
pada bulan April tahun 2014. .
2. Sampel
Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah siswa di SMA Dharma Pancasila
yang mengalami obesitas dengan IMT ≥25 dan siswa-siswi yang tidak mengalami obesitas dengan IMT ≤ 25.
Jadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 siswa, masing-masing 30 siswa
yang obesitas dan 30 siswa yang tidak obesitas. Teknik pengambilan sampel pada
subjek yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian, sehingga
jumlah responden terpenuhi ( Nursalam, 2008).
C. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan,
pemilihan di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan. Adapun
pertimbangan mengambil lokasi penelitian tersebut karena belum ada penelitian yang
dilakukan tentang hubungan obesitas dengan harga diri pada remaja di SMA Dharma
Pancasila oleh mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Lokasi
serta wilayah penelitian dan tempat tinggal peneliti saling berdekatan sehingga
penggunaan waktu dan biaya lebih ekonomis dan efisien.
D. Waktu Penelitian
Penelitian mengenai hubungan obesitas dengan harga diri remaja di SMA
Dharma Pancasila dilaksanakan mulai tanggal September 2013 – Juni 2014. Yang
dimulai dari pengajuan judul, penunjuk pembimbing, seminar proposal, pengumpulan
data, pengolahan data, dan sidang KTI.
E. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memperoleh surat izin penelitian dari
Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan, kemudian mengajukan
permohonan izin penelitian kepada Kepala Sekolah SMA Dharma Pancasila. Peneliti
menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada calon responden bahwa partisipasi
(Informed Consent) yang dilanjutkan dengan pengisian kuesioner. Untuk menjaga
kerahasiaan (Confidentiality), maka kuesioner yang akan diberikan tidak
mencantumkan nama responden akan tetapi dengan menggunakan kode tertentu pada
masing-masing lembar kuesioner tersebut sehingga peneliti yang mempunyai akses
terhadap informasi tersebut dan informasi yang diperolehnya hanya dipergunakan untuk
penelitian.
F. Alat Pengumpulan Data
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner disusun
oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka yang terdiri dari dua bagian. Bagian pertama
berisi pertanyaan tentang demografi seperti: kelas, umur, jenis kelamin, berat badan,
tinggi badan, IMT dan suku, sedangkan bagian kedua berisi pertanyaan tentang harga
diri responden.
Untuk mengukur obesitas adalah timbangan injak Electronic Scale Merk Camri
dan alat pengukur tinggi badan (Microtoise) merk Seca. Untuk menentukan obesitas dan
tidak obesitas adalah metode IMT, yang didapat dengan cara membagi berat badan (kg)
dengan kuadrat dari tinggi badan (m). Seseorang dikatakan obesitas jika nilai IMT ≥ 25.
Kuesioner harga diri adalah berupa pertanyaan-pertanyaan yang memberikan
harga diri responden. Kuesioner ini terdiri dari 20 butir pertanyaan dengan
menggunakan skala likert dengan pilihan jawaban yaitu: Sangat setuju (SS) mendapat
nilai 5, Setuju (S) mendapat nilai 4, Ragu-ragu (R) mendapat nilai 3, Tidak setuju (TS)
mendapat nilai 2, Sangat tidak setuju (STS) mendapat nilai 1. Total skor yang diperoleh
responden. Kuesioner diadopsi dari Heatherton and Polivy (1991) yang diterjemahkan
oleh unit pusat pengembangan bahasa.
�= Rentang Banyak kelas
Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang (nilai tertinggi dikurangi
nilai terendah) sebesar 80 dan 2 kategori kelas untuk harga diri didapatlah panjang kelas
sebesar 40. Menggunakan p = 40 dan nilai terendah 20 sebagai batas bawah kelas
interval pertama, maka harga diri responden dikategorikan atas kelas interval sebagai
berikut: 60-100 adalah harga diri tinggi dan 20-59 adalah harga diri rendah.
G. Uji Realibilitas Instrumen
Sebelum dilakukan penelitian yang sebenarnya dilakukan uji coba instrumen
dengan melakukan validitas dan reliabilitas instrument yang bertujuan untuk
mendapatkan alat ukur yang benar-benar sahih dan handal. Karena kuesioner yang
diadopsi dari Heatherton and Polivy (1991) sudah valid, jadi uji validitas tidak
dilakukan lagi. Uji reliabilitas telah dilakukan menggunakan rumus Cronbach’s alpha.
Untuk instrumen yang baru akan reliabel apabila koefisien α > 0,70. Hasil uji
reliabilitas dari kuesioner harga diri adalah 0,601 yang menggambarkan bahwa ada
H. Prosedur Pengumpulan Data
Ada beberapa prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data penelitian
ini, yaitu :
1. Mendapatkan surat permohonan izin pelaksanaan dari program D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
2. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepala Kepala Sekolah SMA
DP
3. Responden diperoleh dengan wawancara langsung, kemudian menjelaskan tujuan
penelitian kepada calon responden
4. Menanyakan persetujuan responden untuk menjadi responden secara suka rela
5. Setelah calon responden bersedia maka diminta untuk menandatangani lembar
persetujuan ( informed consent) ‘
6. Menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya apabila
ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner oleh responden.
7. Setelah diisi kuesioner dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa
kelengkapannya sehingga data yang diperoleh terpenuhi.
I. Rencana Analisa Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, dimana dalam
pengolahan data akan menggunakan teknik statistik, yakni teknik pengolahan data
menggunakan analisis statistik (Notoatmodjo, 2010). Langkah-langkah yang digunakan
dalam menganalisa data pada penelitian ini adalah dengan melakukan analisis deskriptif
inferensial untuk menguji ada tidaknya hubungan antara obesitas dengan harga diri. Uji
statistik yang digunakan adalah Chi-Square, dikatakan ada hubungan jika nilai p ≤ 0,05.
Data diolah dengan perhitungan statistik secara kuantitatif dengan menggunakan
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Dalam bab ini, peneliti menguraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai
hubungan obesitas dengan harga diri pada remaja di SMA Dharma Pancasila Kelurahan
Selayang Medan tahun 2014 yang dilaksanakan dari tanggal 28 Maret s/d 10 April 2014.
Jumlah responden yang didapatkan sebanyak 60 siswa, dimana 30 siswa yang
mengalami obesitas dan 30 siswa yang tidak mengalami obesitas.
Selanjutnya, untuk mengetahui harga diri pada remaja yang mengalami obesitas,
peneliti menggunakan kuesioner yang berisikan 20 pertanyaan. Berikut ini akan
dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu karakteristik responden, harga diri
remaja dan hubungan obesitas dengan harga diri pada remaja di SMA Dharma Pancasila
Kelurahan Selayang Medan.
1. Analisis Univariat
Analisis univariat ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik setiap
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Data Demografi di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014 (n=60)
Karakteristik Obesitas Tidak Obesitas Total
Responden f % f % f %
Berdasarkan tabel 5.1 diperoleh data bahwa responden berumur 17 tahun
sebanyak 20 orang (33,3%) dengan siswa obesitas berjumlah 8 orang (13,3%) dan siswa
tidak obesitas berjumlah 12 orang (20,0%), berjenis kelamin perempuan sebanyak 32
orang (26,7%), bersuku jawa sebanyak 21 orang (34,9%) dengan siswa obesitas
berjumlah 10 orang (16,6%) dan siswa tidak obesitas berjumlah 11 orang (18,3%), berat
badan 61-76 sebanyak 31 orang (51,7%) dengan siswa obesitas berjumlah 21 orang
(70,0%) dan siswa tidak obesitas berjumlah 10 orang (33,3%), dan tinggi badan 145-156
sebanyak 33 orang (55,0%) dengan siswa obesitas berjumlah 18 orang (60,0%) dan
siswa tidak obesitas berjumlah 15 orang (50,0%), berdasarkan status obesitas dan tidak
obesitas memiliki frekuensi yang sama masing-masing sebanyak 30 orang (50,0%).
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Status Obesitas di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014
Status Obesitas Frekuensi Persentase (%)
Obesitas
Berdasarkan tabel 5.2 diperoleh data bahwa responden yang obesitas dan tidak
obesitas memiliki frekuensi yang sama masing-masing sebanyak 30 orang (50,0%).
Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Harga Diri Remaja di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014
Harga Diri Frekuensi Persentase (%)
Tinggi
Berdasarkan tabel 5.3 diperoleh data bahwa mayoritas responden adalah remaja
Tabel 5.4
Distribusi Jawaban Responden tentang Harga Diri pada Remaja yang Obesitas di SMA DharmaPancasila Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014 (n=30)
N 2 Saya khawatir tentang apakah saya ini
dianggap berhasil atau gagal 7 23.3 4 13.3 15 50.0 3 10.0 1 3.3
3 Saya puas dengan bentuk tubuh saya
saat ini 13
43.
3 5 16.7 5 16.7 3 10.0 4 13.3 4 Saya merasa frustrasi dan tergoncang
dengan performa saya 8 26.7 9 30.0 9 30.0 2 6.7 2 6.7 5 Saya merasa kesulitan memahami apa
yang saya baca 10 33.3 7 23.3 8 26.7 3 10.0 2 6.7 6 Saya merasa orang-orang menghormati
dan mengagumi saya 5 16.7 7 23.3 11 36.7 7 23.3 0 0.0
7 Saya merasa tidak puas dengan berat
badan saya 6 20.0 7 23.3 6 20.0 6 20.0 5 16.7
8 Saya menyadari siapa sesungguhnya
saya ini 2 6.7 2 6.7 2 6.7 13 43.3 11 36.7
9 Saya merasa saya sama pintarnya
dengan orang lain 5 16.7 7 23.3 9 30.0 8 26.7 1 3.3
10 Saya merasa tidak nyaman terhadap diri
saya 10 33.3 10 33.3 7 23.3 2 6.7 1 3.3
11 Saya merasa nyaman dengan keadaan
diri saya 6 20.0 3 10.0 8 26.7 5 16.7 8 26.7
12 Saya merasa senang dengan penampilan
saya sekarang 4 13.3 5 16.7 8 26.7 6 20.0 7 23.3 13 Saya khawatir dengan pendapat orang
tentang diri saya 6 20.0 6 20.0 12 40.0 3 10.0 3 10.0 14 Saya yakin bahwa saya bisa memahami
segala sesuatunya 0 0.0 4 13.3 11 36.7 9 30.0 6 20.0
15 Saya merasa rendah diri saat ini 4 13.3 10 33.3 8 26.7 6 20.0 2 6.7 16 Saya merasa saya tidak punya daya tarik 6 20.0 11 36.7 10 33.3 2 6.7 1 3.3 17 Saya merasa prihatin dengan kesan
yang saya buat 9 30.0 7 23.3 10 33.3 4 13.3 0 0.0
18 Saya merasa bahwa kemampuan belajar
saya lebih rendah dari orang lain 9 30.0 5 16.7 11 36.7 3 10.0 2 6.7 19 Saya merasa tidak pernah melakukan
sesuatu dengan baik 13 43.3 6 20.0 6 20.0 4 13.3 1 3.3 20 Saya khawatir orang lain menganggap
Berdasarkan tabel 5.4 distribusi jawaban responden menunjukkan gambaran
harga diri tertinggi terdapat pada pernyataan no 1 didapatkan bahwa mereka yakin akan
kemampuan mereka, mayoritas menjawab (Sangat) sebanyak 15 orang (50.0%), pada
pernyataan no 2 didapatkan bahwa mereka khawatir tentang apakah mereka dianggap
berhasil atau gagal, mayoritas menjawab (Agak) sebanyak 15 orang (50.0%). Selain itu
pada pernyataan no 3 didapatkan bahwa mereka puas dengan bentuk tubuh mereka saat
ini, mayoritas menjawab (Tidak sama sekali) sebanyak 13 orang (43,3%). Dan pada
pernyataan no 13 didapatkan bahwa mereka khawatir dengan pendapat orang tentang
Tabel 5.5
Distribusi Jawaban Responden tentang Harga Diri pada Remaja yang tidak Obesitas di SMA DharmaPancasila Kelurahan Selayang Medan
Tahun 2014 (n=30)
2 Saya khawatir tentang apakah saya ini dianggap
berhasil atau gagal 4 13.3 1 3.3 22 73.3 1 3.3 2 6.7
3 Saya puas dengan bentuk tubuh saya saat ini 6 20.0 2 6.7 9 30.0 5 16.7 8 26.7
4 Saya merasa frustrasi dan tergoncang dengan
performa saya 10 33.3 4 13.3 12 40.0 2 6.7 2 6.7
5 Saya merasa kesulitan memahami apa yang saya
baca 10 33.3 2 6.7 11 36.7 6 20.0 1 3.3
6 Saya merasa orang-orang menghormati dan
mengagumi saya 3 10.0 3 10.0 15 50.0 6 20.0 3 10.0
7 Saya merasa tidak puas dengan berat badan saya 8 26.7 5 16.7 10 33.3 2 6.7 5 16.7
8 Saya menyadari siapa sesungguhnya saya ini 0 0.0 4 13.3 2 6.7 12 40.0 12 40.0
9 Saya merasa saya sama pintarnya dengan orang
lain 2 6.7 2 6.7 13 43.3 9 30.0 4 13.3
10 Saya merasa tidak nyaman terhadap diri saya 10 33.3 6 20.0 8 26.7 4 13.3 2 6.7
11 Saya merasa nyaman dengan keadaan diri saya 3 10.0 0 0.0 7 23.3 11 36.7 9 30.0
12 Saya merasa senang dengan penampilan saya
sekarang 3 10.0 1 3.3 9 30.0 6 20.0 11 36.7
13 Saya khawatir dengan pendapat orang tentang
diri saya 5 16.7 3 10.0 15 50.0 3 10.0 4 13.3
14 Saya yakin bahwa saya bisa memahami segala
sesuatunya 0 0.0 6 20.0 6 20.0 12 40.0 6 20.0
15 Saya merasa rendah diri saat ini 8 26,7 3 10.0 12 40.0 5 16.7 2 6.7
16 Saya merasa saya tidak punya daya tarik 8 26,7 4 13.3 13 43.3 2 6.7 3 10.0
17 Saya merasa prihatin dengan kesan yang saya
buat 4 13.3 6 20.0 16 53.3 2 6.7 2 6.7
18 Saya merasa bahwa kemampuan belajar saya
lebih rendah dari orang lain 7 23,3 5 16.7 12 40.0 6 20.0 0 0.0
19 Saya merasa tidak pernah melakukan sesuatu
dengan baik 6 20.0 8 26.7 10 33.3 6 20.0 0 0.0
20 Saya khawatir orang lain menganggap saya
bodoh 10 33.3 5 16.7 7 23.3 4 13.3 4 13.3
Berdasarkan tabel 5.4 distribusi jawaban responden menunjukkan gambaran
tentang apakah mereka ini dianggap berhasil atau gagal, mayoritas menjawab (Agak)
sebanyak 22 orang (73,3%). Selain itu pada pernyataan no 1 didapatkan bahwa mereka
yakin akan kemampuan mereka, mayoritas menjawab (Sangat) sebanyak 21 orang
(70,0%). Dan pada pernyataan no 16 didapatkan bahwa mereka prihatin dengan kesan
yang mereka buat, mayoritas menjawab (Agak) sebanyak 16 orang (53,3%). Sementara
pada pernyataan no 6 didapatkan bahwa mereka merasa orang-orang menghormati dan
mengagumi mereka, dan no 13 mereka khawatir dengan pendapat orang tentang diri
mereka, mayoritas masing-masing mereka menjawab (Agak) sebanyak 15 orang
(50,0%).
2. Analisis Bivariat
Hubungan obesitas dengan harga diri pada remaja di SMA Dharma Pancasila
Kelurahan Selayang Medan Tahun 2014, dapat di lihat dari tabel berikut :
Tabel 5.6
Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Obesitas dengan Harga Diri pada Remaja di SMA Dharma Pancasila Kelurahan
Selayang Medan Tahun 2014
Harga Diri
Status Obesitas
Jumlah Nilai P
Obesitas Tidak Obesitas
f % f % f %
Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa dari 60 responden yang diteliti terhadap remaja
tentang hubungan obesitas dengan harga diri di SMA Dharma Pancasila Kelurahan
Selayang Medan tahun 2014 terdapat 7 responden (23,3%) obesitas dengan harga diri
tinggi, 23 responden (76,7%) obesitas dengan harga diri rendah, 19 responden (63,3%)
tidak obesitas dengan harga diri tinggi, dan 11 responden (36,7%) tidak obesitas dengan
harga diri rendah. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,004 maka dapat disimpulkan
ada hubungan signifikan antara obesitas dengan harga diri pada remaja.
B. PEMBAHASAN
1. Interpretasi dan Diskusi Hasil
Pada pembahasan ini peneliti menguraikan tujuan penelitian ini yaitu bagaimana
karakteristik para responden, bagaimana harga diri responden, serta bagaimana
identifikasi hubungan obesitas dengan harga diri.
a. Obesitas pada Remaja
Hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 60 responden yang telah diteliti
berdasarkan IMT mayoritas responden yang mengalami obesitas dan tidak obesitas
masing-masing sebanyak 30 orang (50,0%).
Hal ini telah sesuai dengan pendapat Mumpuni & Wulandari (2010) yang
mengatakan bahwa seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai
tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas dan seseorang
yang dikatakan obesitas apabila memiliki IMT > 25.
Di kalangan remaja, obesitas merupakan permasalahan yang merisaukan, karena
dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang dan menyebabkan gangguan psikologis
dibayangkan jika obesitas terjadi pada remaja, maka remaja tersebut akan tumbuh
menjadi remaja yang kurang percaya diri (Depkes Poltekes, 2010).
Menurut Soetjiningsih (2004) dalam observasinya, individu yang obes
gerak/aktifitasnya lebih rendah dibandingkan individu dengan BB normal. Jadi
pemakaian energinya lebih rendah. Pada pengamatan tingkah laku, umumnya cara
makannya dilakukan dengan cepat dan pada waktu makan malam dalam jumlah kalori
yang banyak. Kadang-kadang ditemukan mereka makan dalam keadaan tidak lapar, atau
makan ketika dalam keadaan depresi atau cemas, dan makan sambil beraktifitas lain
(nonton televisi), sering kali yang dipilih adalah makanan jenis cepat saji (fast food).
b. Harga Diri Remaja dengan Obesitas
Hasil penelitian mengenai hubungan obesitas dengan harga diri pada remaja di
SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan diperoleh dari 60 responden,
mayoritas karakteristik harga diri yang di,iliki remaja adalah harga diri rendah. Hasil
penelitian ini sesuai dengan Marlina (1997) dalam Ramadani (2011) yang menyatakan
bahwa tingkat kepercayaan diri orang yang obesitas cenderung memiliki kepercayaan
diri yang rendah dari pada orang yang memiliki tubuh ideal sehingga karakteristik harga
diri mereka juga cenderung rendah.
Remaja dengan obesitas sering sekali menjadi korban ejekan oleh teman bermain
atau teman sekolahnya karena remaja dengan obesitas biasanya tidak mampu untuk
melaksanakan suatu tugas atau kegiatan terutama olahraga akibat adanya hambatan
pergerakan akibat obesitas yang di derita. Hal ini dapat menyebabkan remaja mengalami
c. Hubungan Obesitas dengan Harga Diri pada Remaja di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan tahun 2014
Berdasarkan hasil analisis antara hubungan obesitas dengan harga diri terlihat
bahwa responden obesitas dengan harga diri tinggi berjumlah 7 responden (23,3%),
responden obesitas dengan harga diri rendah sebanyak 23 responden (76,7%), responden
tidak obesitas dengan harga diri tinggi berjumlah 19 responden (63,3%), dan responden
tidak obesitas dengan harga diri rendah berjumlah 11 responden (36,7%). Hal ini pun
dibuktikan dengan uji statistik chi square pada tingkat signifikan α = 0,05 (95%), maka
didapatkan ρ < α (0,004 < 0,05) berarti Ho ditolak Maka secara statistik menunjukkan
adanya hubungan yang signifikan antara obesitas dengan harga diri pada remaja.
Menurut penelitian Ramadani (2011) menyatakan bahwa kekuatan hubungan
harga diri dengan kemampuan aktualisasi diri remaja putri dngan obesitas dalam
kategori interpretasi kuat dengan arah korelasi (+) sehingga dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi harga diri remaja putri dengan obesitas semakin tinggi pula kemampuan
aktualisasi dirinya, demikian sebaliknya semakin rendah harga diri remaja putri dengan
obesitas maka semakin rendah pula kemampuan aktualisasi dirinya.
Penelitian ini menggambarkan bahwa remaja putri dengan obesitas cenderung
memiliki karakteristik harga diri rendah sehingga mereka tidak maksimal dalam
mengaktualisasikan diri, hal ini bersesuaian dengan pengertian aktualisasi yang
menyatakan bahwa aktualisasi diri merupakan suatu proses menjadi diri sendiri dengan
mengembangkan sifat-sifat serta potensi individu sesuai dengan keunikannya yang ada
kondisi fisik yang sebenarnya dan merasa berbeda dengan remaja putri yang memiliki
tubuh ideal.
2. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini cara menganalisa data hanya untuk mengetahui hubungan
antara variabel independent dengan dependent tanpa menilai seberapa erat hubungan
tersebut dan variabel manakah yang paling mempengaruhi serta seberapa berpengaruh
variabel tersebut, maka hal ini cukup untuk melihat hubungan antara obesitas dengan
harga diri.
3. Implikasi Untuk Asuhan Kebidanan/Pendidikan Bidan a. Bagi pelayanan kebidanan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi tenaga
kesehatan khususnya bidan dalam memberikan perhatian dan pendidikan
kesehatan khususnya kepada remaja yang mengalami obesitas tentang
pemahaman harga diri pada remaja.
b. Bagi penelitian kebidanan
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian lain yang ingin
meneliti tentang obesitas dengan harga diri serta meneliti aspek-aspek lain yang
mungkin saja dapat berpengaruh terhadap harga diri seseorang.
c. Bagi remaja
Setelah membukt ikan bahwa obesitas mempunyai hubungan terhadap harga diri
konsumsi makanan siap saji serta meningkatkan aktifitas fisik seperti
berolahraga secara rutin untuk menciptakan pola hidup yang sehat dan
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh hubungan obesitas dengan harga diri pada
remaja di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan tahun 2014, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil uji statistik pada 60 responden, diperoleh data bahwa responden yang obesitas dan
tidak obesitas memiliki frekuensi yang sama masing-masing sebanyak 30 orang (50,0%).
2. Dari hasil perhitungan pada 60 responden, diperoleh data bahwa mayoritas responden adalah
remaja yang memiliki harga diri rendah sebanyak 34 orang (56,7%).
3. Ada hubungan obesitas dengan harga diri pada remaja di SMA Dharma Pancasila Kelurahan
Selayang Medan Tahun 2014 (p= 0,004).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan diatas maka peneliti pun memberikan sedikit
saran berdasarkan pemikiran serta pengetahuan yang sederhana sebagai berikut:
1. Bagi responden
Diharapkan kepada responden yang mengalami obesitas dapat mengatahui dampak buruk
obesitas, dan dapat diturunkan dengan melakukan program penurunan berat badan dan
meningkatkan kualitas asupan makanan yang tinggi mengandung asam folat, zat besi,
vitamin C, vitamin E, vitamin B6, seng, aluminium, dan kalsium.
Diharapkan dapat menghimbau siswa/siswi untuk melakukan program penurunan berat
badan dan memperhatikan kualitas asupan makanan yang dikonsumsi sehari-hari sehingga
dapat terwujud program pembangunan kesehatan.
3. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan yang dapat
memberi masukan dan menambah wawasan bagi mahasiswi lainnya tentang harga diri pada
remaja yang mengalami obesitas.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat menambah dan meneruskan penelitian
pada aspek yang lebih luas lagi terutama dalam menggali semua hal yang berhubungan
DAFTAR PUSTAKA
Aini,. S. N. (2012). Faktor Resiko yang berhubungan dengan Kejadian Gizi Lebih pada
Remaja di Perkotaan
Dalami, E., Suliswati., Farida, P., Rochimah., & Banon, E. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Masalah Psikososial. Jakarta: Trans Info Media.
Dariyo, Agoes. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Damaiyanti Mukhripah & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.
Depkes Poltekes. (2010). Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika.
Elfindri., Hasnita Evi., Abidin Zainal., Machmud Rizanda., & Elmiyasna. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Badouse Media.
Hidayat Alimul Aziz. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika
Kusumawati Faida & Hartono Yudi. (2010). Buku Ajar Keperawata Jiwa. Jakarta: Salemba Medika
Kusmiran, Eny. (2012). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika
Mitayani & Sartika Wiwi. (2010). Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta: Trans Info Media.
Mumpuni Yekti & Wulandari Ari. (2010). Cara Jitu mengatasi Kegemukan. Yogyakarta: Andi
Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Oktaviani Dwi Wiwied., Dian Lintang., Saraswati., & Rahfiludin M.Zen. (2012). Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food, Aktivitas Fisik, Pola Konsumsi, Karakteristik Remaja
dan Orang Tua dengan Indeks Massa Tubuh (IMT)
Php/Jkm.
Proverawati Atikah. (2010). Obesitas dan Gangguan Perilaku Makan padaRemaja. Jakarta: Muha Medika.
Rahmawati Ade. (2006). Harga Diri Remaja Obesitas
Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1918/06009832.Pdf.
Ramadani Melati. (2011). Hubungan Harga Diri dengan Kemampuan Aktualisasi Diri. Repository.usu.ac.id/27522/1/Appendix. Pdf.
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN
Assalamualaikum Wr.Wb/Salam Sejahtera
Dengan Hormat,
Nama Saya Nurdinah, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Pendidik Fakultas
Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Obesitas
Dengan Harga Diri Pada Remaja”.
Obesitas merupakan kelebihan lemak tubuh yang dialami oleh seseorang secara kronis.
Pada kondisi normal, lemak tubuh berfungsi sebagai cadangan energi, pengatur suhu tubuh, dan
fungsi-fungsi lainnya. Namun, bila lemak tubuh tersebut berlebih, akan disimpan di dalam tubuh
sebagai cadangan lemak. Inilah yang menimbulkan kegemukan (Mumpuni & Wulandari,2010).
Dampak lain pada seseorang yang mengalami obesitas adalah ketidakmampuan
menerima keadaan dirinya, kemungkinan akan memiliki persepsi negatif yaitu menganggap
dirinya merasa ada kekukrangan. Karena merasa ada kekurangan dalam dirinya, maka
menyebabkan remaja merasa minder atau kurang percaya diri (lack of self-confidence) dalam
pergaulan. Mereka akan menarik diri, membatasi diri dari aktivitas bersama kelompok, takut
diejek dihina atau menjadi bahan tertawaan dari teman-teman sebaya (Dariyo, 2004).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara obesitas dengan
identitas diri pada remaja.
Kami akan melakukan wawancara terstruktur kepada saudara/saudari tentang :
a. Data demografi seperti usia dan sumber informasi lainnya yang di dapatkan dari
b. Melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan siswa/siswi SMA
Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan.
Partisipasi saudara/saudari bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada
dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk
penelitian ini saudara/saudari tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila saudara/saudari
membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya :
Nama : Nurdinah
Alamat : Jalan dr Mansyur No.80 A
No. HP : 087869426994
Terimakasih saya ucapkan kepada saudara/saudari yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian
ini. Keikutsertaan saudara/saudari dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang
berguna bagi ilmu pengetahuan.
Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan saudara/saudari
bersedia mengisi lembar persutujuan yang telah kami siapkan.
Medan, 2014 Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Judul : Hubungan Obesitas dengan Harga Diri Pada Remaja di SMA Dharma
Pancasila Kelurahan Selayang Medan
Peneliti : Nurdinah
Nim : 135102067
Alamat : Jl. Dr Mansyur No.80 A
Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan untuk menyelesaikan tugas akhir
Program Studi D-IV Bidan Pendidik yang bertujuan untuk mengetahui Hubunhan Obesitas
dengan Harga Diri Remaja di SMA Dharma Pancasila Kelurahan Selayang Medan. Partisipasi
saudara/saudari dalam penilitian ini bersifat sukarela. Saudara/saudari mempunyai hak bebas
berpartisipasi atau menolak menjadi responden dan jika anda tidak bersedia menjadi responden
maka saya tetap menghargai dan tidak akan mempengaruhi terhadapproses penelitian ini.
Peneliti akan menjamin kerahasiaan identitas, jika anda mempunyai pertanyaan mengenai
penelitian ini, maka penelita dengan senang hati akan memberikan penjelasan. Atas
kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.
Medan, Juni 2014
Responden Peneliti
Kuesioner
“Hubungan Obesitas dengan Harga Diri Remaja di SMA Dharma Pancasila
Kelurahan Selayang Medan”
Kode Responden : (di isi oleh responden)
Tanggal Pengisian :
A. Data Demografi
Jenis Kelamin : Pria/Wanita
Usia : Tahun
Berat Badan : Kg Tinggi Badan : Cm
IMT :
Suku :
B. Kuesioner
Petunjuk pengisian kuesioner
Ini adalah kuesioner yang dirancang untuk mengukur apa yang sedang anda pikirkan saat ini. Tentu saja
tidak ada jawaban yang benar untuk setiap pertanyaan. Jawaban yang paling tepat adalah apa yang anda
rasa benar tentang diri anda saat ini. Jawab semua pertanyaan meskipun anda kurang yakin bahwa
jawaban itu benar menurut anda. Sekali lagi, jawablah semua pertanyaan yang anda anggap benar
menurut anda saat ini.
Berilah tanda cheklist(√) pada kolom skor sesuai dengan kenyataan.
Kriteria skor adalah sebagai berikut:
1 : Tidak sama sekali
2 : Sedikit sekali
3 : Agak
4 : Sangat