BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana penunjang belajar bagi
siswa menyediakan beragam informasi yang sesuai dengan kebutuhan
penggunanya. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana pendidikan di
sekolah yang walaupun keberadaannya masih kurang sekali, telah banyak
diusahakan peningkatan dengan penggunaannya untuk perkembangan sekolah.
Perkembangan perpustakaan sekolah sangat penting untuk sarana pendidikan.
Dimana perpustakaan yang menyimpan buku-buku pelajaran yang menyangkut
dengan kurikulum sekolah tersebut.
2.1.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah
Menurut Darmono (2007, 3) “Perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan, dimana bersama-sama dengan
komponen lainnya turut menentukan keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran”.
Menurut Reitz yang dikutip oleh Hasugian (2009, 78) juga menjelaskan perpustakaan sekolah adalah “(school library), a library in a public or private elementary or secondary school that serves the information needs of its students and curriculum needs of its teachers and staff, usually managed by a school librarian or media specialist”. Definisi di atas menyatakan bahwa perpustakaan sekolah adalah suatu perpustakaan yang berada pada jenjang sekolah dasar sampai dengan sekolah lanjutan baik milik pemerintah (negeri) maupun swasta yang melayani kebutuhan informasi siswanya, kebutuhan kurikulum dari guru dan staf. Biasanya dikelolah oleh pustakawan sekolah ataupun spesialis media.
Berdasarkan pendapat di atas diketahui bahwa perpustakaan sekolah
merupakan bagian integral dari program sekolah secara menyeluruh,
perpustakaan yang berada dilingkungan sekolah sebagai sarana pendidikan untuk
menunjang pencapaian tujuan pendidikan prasekolah, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah yang melayani kebutuhan informasi siswa, kebutuhan
2.1.2 Tujuan Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah sebagai sumber informasi memiliki tujuan yang
tidak menyimpang dari tujuan sekolah sebagai lembaga induknya. Tujuan utama
dari keberadaan perpustakaan sekolah adalah untuk memenuhi kebutuhan
informasi dan ilmu pengetahuan pengguna yaitu siswa, guru dan pegawai sekolah.
Bukan hanya mengumpulkan serta mengolah bahan pustaka saja, tetapi untuk
membantu siswa menyelesaikan tugas-tugas sekolah dengan menyediakan koleksi
yang sesuai dengan kurikulum sekolah.
Menurut Yusuf (2007, 8) tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:
1.Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa.
2.Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan.
3.Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa. 4.Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk
kepentingan pelaksanaan kurikulum.
5.Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa.
6.Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan.
7.Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen, dan lainnya.
Sedangkan menurut Sutarno (2006, 25) “Tujuan perpustakaan adalah agar tercipta masyarakat yang terdidik, terpelajar, terbiasa membaca dan berbudaya tinggi”.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan sekolah
bertujuan sebagai sumber belajar dengan menyediakan berbagai macam sumber
informasi untuk kepentingan pelaksanaan kurikulum sekolah yang dapat
menumbuhkan minat baca siswa, memperluas dan memperkaya pengalaman
belajar siswa, sehingga dapat tercipta siswa yang terdidik, terpelajar dan
juga menciptakan masyarakat yang terdidik, terpelajar, terbiasa membaca dan
berbudaya tinggi.
2.1.3 Fungsi Perpustakaan Sekolah
Selain memiliki tujuan, perpustakaan sekolah juga mempunyai fungsi
yang secara garis besarnya adalah sebagai pusat belajar dan mencari informasi
yang dibutuhkan oleh siswa dan guru, baik mengenai masalah yang berhubungan
langsung dengan mata pelajaran (buku teks) maupun buku penunjang buku teks
oleh perpustakaan.
Perpustakaan sekolah sebagai sarana sumber belajar memiliki fungsi sebagai berikut :
1.Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum sekolah.
2.Pusat penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasinya.
3.Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku hiburan).
4.Pusat belajar mandiri bagi siswa. (Surachman 2007, 2)
Sutarno (2006, 58) menjelaskan fungsi perpustakaan adalah “ Suatu tugas atau jabatan yang harus dilakukan di dalam perpustakaan tersebut. Pada prinsipnya sebuah perpustakaan mempunyai kegiatan utama yaitu: (1) menghimpun, (2) memelihara, (3) memberdayakan semua koleksi bahan pustaka”.
Menurut Yusuf dan Yahya (2007, 4) perpustakaan sekolah mempunyai empat fungsi umum yaitu:
1. Fungsi edukatif, keseluruhan fasilitas dan sarana yang ada pada perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa sekolah untuk belajar dan memperolah kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan.
2. Fungsi informativ, mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat “memberitahu” akan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru.
4. Fungsi riset atau penelitian, Koleksi perpustakaan sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana.
Menurut Hermawan (2006, 38), ”Perpustakaan sekolah memiliki berbagai fungsi antara lain:
1. Fungsi Pendidikan, perpustakaan sekolah merupakan sarana kegiatan belajar mengajar untuk membantu siswa dalam memperjelas pengetahuan yang diperolehnya di dalam kelas.
2. Fungsi Informasi, perpustakaan sekolah merupakan sarana untuk menemukan sumber informasi yang dapat memperkaya pengetahuan siswa dan menunjang proses pembelajaran.
3. Fungsi Penelitian, membantu siswa dalam pelaksanaan penelitian yang sifatnya sederhana berkaitan dengan mata pelajaran yang dipelajari / diajarkan.
4. Fungsi Rekreasi, perpustakaan sekolah merupakan tempat rekreasi, masuk perpustakaan membaca bacaan yang segar untuk menambah wawasan dan pengetahuan merupakan rekreasi yang sehat dan mendidik serta menghilangkan kejenuhan bagi siswa dan guru.
5. Fungsi Kebudayaan, perpustakaan sekolah merupakan tempat melestarikan kebudayaan, baik kebudayaan lokal, daerah maupun nasional.
6. Fungsi Kreativitas, membantu siswa mengembangkan kegemaran dan hobi. Untuk menunjang hal tersebut diperlukan koleksi yang dapat meningkatkan daya kreasi siswa.
7. Fungsi Dokumentasi, perpustakaan sekolah menjadi pusat dokumentasi sekolah dari berbagai kegiatan yang dilakukan sekolah baik siswa maupun guru.
Berdasarkan uraian mengenai fungsi perpustakaan sekolah di atas, dapat
dilihat bahwa keberadaan perpustakaan sekolah tidak hanya sebagai informasi
melainkan dapat juga sebagai sarana edukatif, pengembangan kreativitas, rekreasi
dan hiburan, kebudayaan, dokumentasi dan juga penelitian yang bertujuan
membantu siswa dan guru di dalam proses kegiatan belajar mengajar. Selain itu,
2.2 Kurikulum Sekolah
Kurikulum sekolah merupakan pedoman yang dipergunakan dalam proses
kegiatan belajar mengajar oleh siswa, yang pengembangannya mengacu pada
standar nasional pendidikan dan dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional yang baik. Model kurikulum yang saat ini diterapkan di
semua sekolah adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk
mencapai tujuan.
Berdasarkan Buku Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2006, 24) “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
Berdasarkan Buku Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2006, 24) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah “Kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan”.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan sesuai dengan
karakteristik masing-masing mata pelajaran sesuai dengan gurunya. Karena setiap
mata pelajaran memiliki aspek yang berbeda. Melalui KTSP ini sekolah dapat
melaksanakan program pendidikannya sesuai dengan karakteristik, potensi, dan
kebutuhan peserta didik agar lebih baik lagi. Untuk itu, dalam pengembangannya
melibatkan seluruh warga sekolah dengan berkoordinasi kepada pemangku
kepentingan di lingkungan sekitar sekolah agar dapat dipahami. Isi dari
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini mencakup: struktur dan muatan
kurikulum, kalender pendidikan, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP).
Kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan
kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan
dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar
yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas
merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah”.
Struktur kurikulum SMP/MTs meliputi substansi pembelajaran yang
ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas VII
sampai dengan Kelas IX. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar
kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Kurikulum SMP/MTs memuat 10 mata pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri seperti tertera pada Tabel 2.1. Muatan lokal
merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan
daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata
pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan
pendidikan.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh
oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan
kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau
dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan
diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan
dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karir peserta didik.
b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SMP/MTs merupakan “IPA Terpadu” dan “IPS Terpadu”.
c. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan
menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara
keseluruhan.
e. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38
minggu.
f. Struktur kurikulum SMP/MTs disajikan pada Tabel 2.1
Tabel 2.1. Struktur Kurikulum SMP/MTs
Komponen Kelas dan Alokasi Waktu
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4, Bahasa Inggris 4 4 4
5. Matematika 4 4 4
6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
8. Seni Budaya 2 2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2 2
10. Keterampilan/Teknologi Informasi dan
Komunikasi 2 2 2
B. Muatan Lokal 2 2 2
C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*)
Jumlah 32 32 32
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
Sumber : Buku Badan Standar Pendidikan (2006, 13-14)
2.3 Pemanfaatan
Kata pemanfaatan berasal dari kata manfaat yang berarti guna. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, 711) dinyatakan bahwa “Pemanfaatan mengandung arti, proses, cara, perbuatan memanfaatkan” berarti dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan adalah proses atau cara, perbuatan untuk
Menurut Handoko yang dikutip oleh Handayani (2007, 28) bahwa dari
segi pengguna pemanfaatan bahan pustaka di perpustakaan dipengaruhi oleh
factor internal dan eksternal.
Faktor internal meliputi: 1. Kebutuhan
Yang dimaksud kebutuhan dalam pernyataan ini adalah kebutuhan informasi.
2. Motif
Motif merupakan suatu yang meliputi semua penggerak, alasan atau dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.
3. Minat
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Faktor eksternal meliputi :
1. Kelengkapan koleksi
Banyaknya koleksi yang dapat dimanfaatkan informasinya oleh pengguna.
2. Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna
Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna dapat dilihat melalui kecepatan dan ketepatan mereka memberi layanan.
3. Keterbatasan fasilitas dalam pencarian kembali.
Dari uraian di atas pemanfaatan merupakan suatu cara ataupun perbuatan
untuk memanfaatkan sesuatu yang dibutuhkan. Dengan kata lain pemanfaatan
koleksi perpustakaan adalah cara untuk memanfaatkan bahan pustaka/informasi
yang ada pada suatu perpustakaan. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti kebutuhan terhadap informasi, alasan pengguna dan kecenderungan
hati pengguna terhadap informasi yang dibutuhkan. Beberapa hal teresebut dapat
tercapai dengan baik didukung oleh ketersediaan informasi ketrampilan
pustakawan dalam melayani dan ketersediaan fasilitas dalam temu kembali.
2.4 Kebutuhan Informasi Pengguna
Kebutuhan diartikan sebagai sesuatu yang harus dimiliki oleh seseorang
yang harus dipenuhi. Tidak ada seorangpun yang tidak membutuhkan informasi,
apapun jenis pekerjaannya.
Setiap orang membutuhkan informasi sebagai bagian dari tuntutan
kehidupannya pada sekarang ini, penunjang kegiatannya, dan pemenuhan
kebutuhannya. Rasa ingin tahu seseorang timbul karena ia ingin selalu berusaha
menambah pengetahuannya. Kebutuhan informasi seseorang selalu berubah dan
satu tempat yang menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh seseorang adalah
perpustakaan yang mampu mengolah. Perpustakaan memiliki masyarakat
pengguna yang kebutuhannya terus menerus berubah setiap saat. Memahami
kebutuhan informasi pengguna memerlukan kerjasama antara pengolah informasi
dan pengguna informasi yang baik.
2.4.1 Pengertian Kebutuhan Informasi Pengguna
Istilah “informasi” dikaitkan dengan istilah “kebutuhan” karena ini menegaskan sebuah kebutuhan dasar yang mirip dengan kebutuhan dasar manusia lainnya, yang oleh para psikolog dibedakan dalam tiga kategori, yaitu kebutuhan fisiologis, afektif, dan kognitif (Rohde yang dikutip oleh Harisanty 2007, 3).
Menurut Kulthau yang dikutip oleh Wijayanti (2001, 22) Kebutuhan informasi diartikan sebagai sesuatu yang lambat laun muncul dari kesadaran yang samar-samar mengenai sesuatu yang hilang dan pada tahap berikutnya menjadi keinginan untuk mengetahui tempat informasi yang memberikan kontribusi pemahaman akan makna.
Menurut Wilson yang dikutip oleh Harisanty (2007, 3) kebutuhan informasi adalah sebuah pengalaman subyektif yang hanya terjadi pada pikiran orang yang sedang dalam kondisi membutuhkan dan tidak bisa secara langsung diakses oleh para pengamat.
Derr yang dikutip oleh Suryatini (2003, 34) mengemukakan bahwa “kebutuhan informasi merupakan hubungan antara informasi dan tujuan informasi seseorang, artinya ada suatu tujuan yang memerlukan informasi tertentu untuk mencapainya”.
Menurut Wardhani yang dikutip oleh Suryatini (2003, 34) “kebutuhan informasi termasuk dalam kelompok cognitive need, yakni kebutuhan yang didasari oleh dorongan untuk memahami dan menguasai lingkungan, memuaskan keingintahuan (curiosity), serta penjelajahan (exploratory)”.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa kebutuhan
informasi adalah kebutuhan yang dimiliki oleh seseorang karena didasari oleh
dorongan baik dari dalam diri sendiri maupun dari luar misalnya lingkungan.
Dapat dikatakan juga bahwa seseorang menggangap bahwa kebutuhan informasi
yang dimiliki masih sangat kurang sehingga membutuhkan informasi yang dapat menyelesaikan masalah yang dimiliki.
a) Keinginan (want), adalah sesuatu yang ingin dibayar oleh seseorang, baik dengan mencurahkan waktu, usaha, maupun uang.
b) Permintaan (demands), adalah satu hal yang politis karena orang mau bergerak untuk mendapatkannya.
c) Kebutuhan (need), adalah masalah yang memerlukan solusi.
Belkin yang dikutip oleh Ishak (2006, 91) “kebutuhan informasi terjadi ketika seseorang menyadari adanya kekurangan dalam tingkat pengetahuannya tentang situasi atau topik tertentu dan berkeinginan mengatasi kekurangan tersebut”.
Tujuan dari penyediaan koleksi perpustakaan adalah memenuhi dan
bermanfaat bagi kebutuhan pengguna perpustakaan. Dalam penelitian ini yang menjadi sasaran penelitian adalah kebutuhan informasi masyarakat pengguna
perpustakaan. Untuk dapat mengetahui kebutuhan masyarakat pengguna
perpustakaan, pihak perpustakaan harus dapat memahami kebutuhan tersebut,
bagaimana yang diinginkan oleh masyarakat penggunanya. Setelah dapat
memahami kebutuhan perpustakaan dapat menyediakan koleksi yang relevan atau
sesuai dengan kebutuhan pengguna.
2.4.2 Jenis Kebutuhan Informasi Pengguna
Menurut Guha yang dikutip oleh Saepudin (2009, 1) ada empat jenis
kebutuhan terhadap informasi yaitu :
a) Current need approach, yaitu pendekatan kepada kebutuhan
pengguna informasi yang sifatnya mutakhir.
b) Everyday need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan
pengguna yang diperlukan sehari-hari yang sifatnya spesifik dan
cepat.
c) Exhaustic need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan
pengguna akan informasi yang mendalam, spesifik dan lengkap.
d) Catching-up need approach, yaitu pendekatan terhadap pengguna
akan informasi yang cepat, ringkas tetapi juga lengkap.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa sebelum memenuhi
kebutuhan informasi apa yang dicari agar dapat memperoleh informasi yang
cepat, tepat dan lengkap.
2.4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi
Menurut Nicholas yang dikutip oleh Ishak (2006, 93) faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pemakai adalah:
1. Jenis pekerjaan
2. Personalitas, yaitu aspek psikologi dari pencari informasi yang meliputi ketepatan, ketekunan mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega dan atasan
3. Waktu
4. Akses, yaitu menelusur informasi secara internal (di dalam organisasi) atau eksternal (di luar organisasi)
5. Sumber daya teknologi yang digunakan untuk mencari informasi
Menurut Sulistyo yang dikutip oleh Saepudin (2009, 3) kebutuhan informasi ditentukan oleh :
1. Kisaran informasi yang tersedia
2. Penggunaan informasi yang akan digunakan;
3. Latar belakang, motivasi, orientasi profesional dan karakteristik masing-masing pemakai
4. Sistem sosial, ekonomi, dan politik tempat pemakai berada; dan 5. Konsekuensi penggunaan informasi.
Berdasarkan kedua pernyataan di atas terdapat persamaan dan perbedaan
faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi. Persamaannya terdapat pada
pekerjaan atau profesi, akses terhadap informasi dan faktor koleksi atau informasi
yang tersedia. Sedangkan perbedaannya terletak pada sistem sosial, ekonomi dan
politik tempat pemakai berada, dan waktu. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa kebutuhan informasi setiap orang tersebut berbeda satu sama lain.
Wilson yang dikutip oleh Ishak (2006, 93-94) menguraikan faktor yang secara bertingkat mempengaruhi kebutuhan informasi, yaitu :
1) Kebutuhan individu (person)
Kebutuhan yang ada dalam diri individu meliputi kebutuhan psikologis (psychological needs), kebutuhan afektif (affectif needs) dan kebutuhan kognitif (cognitive needs).
Peran sosial meliputi peran kerja (work role) dan tingkat kinerja (performance level), akan mempengaruhi faktor kebutuhan yang ada dalam diri individu.
3) Lingkungan (environment)
Faktor lingkungan meliputi lingkungan kerja (work environment), lingkungan sosial budaya (socio-cultural environment), lingkungan politik-ekonomi (politic-economic environment) dan lingkungan fisik (physical environment) mempengaruhi faktor peran sosial maupun faktor kebutuhan individu, sehingga terjadi pengaruh bertingkat yang akan membentuk kebutuhan informasi”.
Terdapat tiga tingkatan yang mempengaruhi kebutuhan informasi yaitu
kebutuhan individu yang meliputi kebutuhan psikologis, efektif dan kognitif.
Faktor peran sosial meliputi peran kerja dan tingkat kinerja dan faktor lingkungan
meliputi lingkungan kerja, lingkungan sosial budaya, lingkungan politik ekonomi
dan lingkungan fisik.
2.4.4 Pengguna Perpustakaan
Pada perpustakaan, pengguna merupakan faktor yang mempengaruhi
berhasil tidaknya suatu perpustakaan yang baik. Karena perpustakaan yang
banyak dikunjungi dan dimanfaatkan seluruh fasilitas dan layanannya oleh
pengguna dapat dikatakan perpustakaan yang berhasil apabila penguna sering
keperpustakaan.
Reitz (2004, 527) menjelaskan bahwa pengguna adalah“User is only who the resource and services of library”, yang artinya pengguna perpustakaan adalah setiap orang yang menggunakan fasilitas dan layanan yang ada di perpustakaan. Sedangkan Menurut Proboyekti (2008, 3) ”Pengguna perpustakaan terdiri dari 2 jenis yaitu pengguna yang sudah menggunakan perpustakaan dan pengguna yang berpotensial menggunakan perpustakaan”.
2.5 Relevansi Koleksi
Perpustakaan sekolah dapat dikatakan berhasil apabila dimanfaatkan oleh
pengguna serta tersedianya koleksi yang relevan dengan kebutuhan pengguna
khususnya siswa.
Semakin banyak koleksi yang dimiliki perpustakaan diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi dan ilmu pengetahuan. Koleksi
yang relevan dengan kurikulum sekolah dapat bermanfaat dalam pengembangan
ilmu pengetahuan yang ada. Kurikulum yang berlaku di sekolah mengharuskan
siswa dan guru memakai beberapa buku pelajaran sebagai panduan tidak hanya
buku teks pelajaran tapi juga buku penunjang buku teks agar tercapai tujuan.
Berarti siswa dan guru memerlukan banyak koleksi buku yang menunjang proses
belajar mengajar yang ada. Maka perpustakaan harus dapat memenuhi kebutuhan
siswa dan guru tersebut dengan menyediakan koleksi yang beragam dan bervariasi
pada setiap koleksi. Koleksi-koleksi tersebut harus sesuai atau relevan dengan
kebutuhan penggunanya yakni siswa dan para guru dalam mencapai tujuan.
Sehingga proses belajar mengajar berjalan baik dan pembelajaran dapat
dituntaskan dengan hasil yang maksimal pada siswa.
Adanya kesesuaian antara ketersediaan koleksi pada perpustakaan dengan
informasi apa yang dibutuhkan pengguna perpustakaan dikenal dengan istilah
relevansi pada pemakai. Hal ini berarti koleksi yang tersedia dapat memenuhi
kebutuhan informasi pengguna dalam mencari informasi.
Menurut Siregar (2002, 8) “Salah satu prinsip pemilihan buku adalah relevansi atau kesesuaian. Yaitu perpustakaan hendaknya mengusahakan agar koleksi perpustakaan relevan dengan fungsi dan tujuan perpustakaan serta tujuan lembaga induknya”.
Relevansi juga dapat diartikan bahwa suatu transaksi temu balik dianggap
sukses jika dokumen yang diperoleh relevan dengan kebutuhan pengguna yang
memintanya pada petugas pustakawan. Karena relevansi dapat dijadikan kriteria
keberhasilan suatu temu balik informasi yang terdapat pada perpustakaan yang abik. Relevansi adalah suatu ukuran keefektivitasan antara sumber informasi
Menurut Andriani (2003, 11) menyatakan bahwa ”Relevansi merupakan suatu yang difahami oleh pengguna pada saat memilih dokumen”. Sedangkan menurut Purnomo (2006, 9) “Dokumen yang relevan artinya dokumen-dokumen yang didapatkan dapat memenuhi kebutuhan informasi yang sedang dibutuhkan”.
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat dijelaskan bahwa relevansi
merupakan kesesuaian dokumen yang diperoleh dari sumber informasi sehingga
dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna yang didapatkan.
Keinginan dari pencari informasi adalah untuk mendapatkan informasi
yang relevan dengan kebutuhan penguna. Pencari informasi akan sering
berkunjung dan datang kembali ke perpustakaan apabila informasi relevan dengan
kebutuhan yang tersedia di perpustakaan.
Menurut Pendit (2008, 2) ukuran relevansi dengan kebutuhan informasi adalah sebagai berikut:
1. Secara fitrahnya, perpustakaan dan sistem informasi berkutat dengan persoalan relevansi. Memang, kata “relevan” itu sendiri datang dari “orang-orang sistem”, terutama orang-orang yang mendalami (information retrieval), tapi para pustakawan sejak lama sudah mengantisipasi isu ini. Di frasa ini ada keyakinan bahwa setiap orang punya buku yang cocok untuknya. Bahkan kita dapat secara dramatis mengatakan, untuk setiap bayi yang lahir di dunia ini ada sebuah buku terbit. Kelak di suatu masa, bayi itu akan membaca buku yang cocok untuknya.
2. Secara konseptual, maka ukuran relevansi yang eksternal ini punya satu kelemahan penting. Dalam konsep relevansi, sebuah dokumen atas buku dianggap relevan jika sesuai dengan kebutuhan pengguna. Kesesuaian ini kemudian ditetapkan sebagai sebuah ukuran kuantitatif yang tetap. Dalam tekhnik (information retrieval) cara penetapan ukuran kesesuaian ini seringkali linier (satu arah). Seseorang memasukkan pertanyaan (query) kesebuah sistem, lalu sistem memberikan jawaban. Berdasarkan jawaban ini dilakukan penghitungan seberapa relevan dokumen yang telah di temui oleh sistem.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dijelaskan bahwa kebutuhan informasi setiap individu adalah berbeda-beda, informasi tersebut dapat dikatakan relevan apabila sesuai dengan kebutuhan pengguna. Sehingga sebelum pengguna tersebut ingin mencari informasi melalui mesin pencari informasi , terlebih dahulu pengguna harus menyesuaikan pertanyaan (query) yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Koleksi yang tersedia pada perpustakaan harus sesuai dengan kurikulum yang
berlaku di dalam sekolah, sehingga koleksi tersebut relevan dan pengguna dapat
menggunakan perpustakaan dengan baik.
Pengertian relevansi di sini adalah informasi atau koleksi yang tersedia
sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pada dasarnya pengguna perpustakaan
membutuhkan informasi yang bervariasi sesuai dengan kebutuhannya
masing-masing. Perpustakaan menyediakan berbagai koleksi untuk memenuhi kebutuhan
informasi pengguna. Perpustakaan sebagai media penyedia informasi sebaiknya
memiliki bahan perpustakaan yang banyak dan beraneka ragam serta sesuai
dengan kebutuhan penggunanya, sehingga koleksi tersebut dapat dimanfaatkan
secara optimal oleh pengguna.
Menurut Lasa (2005, 122-124) Agar koleksi yang dimiliki perpustakaan betul-betul berdaya guna dan tepat guna, perlu dipertimbangkan dengan kriteria tertentu. Karena tidak semua informasi yang tersedia sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Dalam hal ini staf yang bertanggung jawab terhadap seleksi, pengadaan, dan penyebaran informasi, harus mengenal dengan baik sumber dokumen dan informasi yang relevan dengan kebutuhan pemustaka.
Oleh karena itu, bahan informasi yang direncanakan oleh suatu perpustakaan hendaknya dipertimbangkan berdasarkan:
1. Relevansi, kesesuaian bahan informasi dengan keperluan pengguna, hal ini dimaksudkan agar perpustakaan memiliki nilai dan berdaya guna bagi pengguna, terutama para pengguna potensial.
2. Kemutakhiran, dalam pengembangan bahan informasi ini perlu antisipatif dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan bidang cakupan perpustakaan itu sendiri.
3. Rasio judul, pemakai, dan spesialisasi bidang, Banyak sedikitnya bahan informasi atau koleksi yang harus dimiliki oleh suatu perpustakaan hendaknya dipertimbangkan dengan jumlah pengguna, banyaknya judul, spesialisasi bidang, dan anggaran.
konflik sosial, agama, suku, maupun politik, maka bahan informasi yang direncanakan atau diperoleh suatu perpustakaan hendaknya diseleksi dengan teliti. Hal itu disebabkan, tidak sedikit buku, majalah, CD, kaset, dan hasil penelitian yang bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah, agama, politik, dan kultur masyarakat kita.
5. Kualitas, bahan informasi yang direncanakan hendaknya memenuhi syarat-syarat kualitas, misalnya berkaitan dengan subjek, reputasi pengarang, dan reputasi penerbit. Perlu diperhatikn pula fisik bahan informasi seperti kertas, pita, lay out, label, warna, sampul, dan lainnya.
6. Objek keilmuan, koleksi atau bahan informasi suatu perpustakaan diharapkan mampu menunjang kegiatan keilmuan anggota potensial dan sesuai dengan visi dan misi lembaga induknya.
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa sebuah perpustakaan
dalam menyediakan koleksi atau informasi harus mempertimbangkan beberapa
hal, yakni kesesuaian informasi dengan kebutuhan pengguna. Selain itu,
perpustakaan juga harus memperhatikan isi informasi yang akan dilayankan,
yakni tidak bertentangan dengan politik, ideologi, agama, ras, maupun golongan.
Untuk itu bahan informasi yang akan direncanakan oleh sebuah perpustakaan
hendaknya diseleksi dengan teliti.
Sumber bahan pustaka berdasarkan perkembangan terbaru dalam
bidangnya sesuai dengan keadaan sekarang kecuali sejarah misalkan kenakalan
remaja, narkoba, agar tidak terjebak dalam pergaluan sekarang dan juga tidak
salah dalam pemahaman pada suatu dokumen.
Menurut Rianna (2010) kualitas informasi tergantung dari tiga hal yaitu informasi harus:
a) Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.
b) Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.
c) Relevan, berarti informasi tersebut menpunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.
2.6 Koleksi Perpustakaan Sekolah
Agar dapat dimanfaatkan secara maksimal, maka perpustakaan harus
menyediakan beragam koleksi yang memadai bagi penggunanya. Hal ini
menjadikan koleksi sebagai salah satu unsur penting dalam perpustakaan terlebih
bagi perpustakaan sekolah yang pada dasarnya penggunanya adalah guru dan
siswa yang membutuhkan koleksi perpustakaan dalam mendukung proses belajar
mengajar.
Koleksi yang disediakan di perpustakaan sekolah ditentukan oleh
banyaknya jumlah mata pelajaran, banyaknya jumlah siswa dan guru, dan harus
sesuai dengan kurikulum sekolah.
2.6.1 Pengertian dan Fungsi Koleksi Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan dapat disebut sebagai perpustakaan bila perpustakaan
tersebut memiliki koleksi perpustakaan. Perpustakaan dapat menjalankan
fungsinya sebagai sumber informasi bila ada koleksi sebagai informasi yang akan
disebar untuk pengguna.
Dalam buku “Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan” karya Yusuf (2005, 22) dijelaskan bahwa “Koleksi perpustakaan sekolah adalah sejumlah bahan atau sumber-sumber informasi, baik berupa buku ataupun bahan bukan buku, yang dikelola untuk kepentingan proses belajar dan mengajar di sekolah yang bersangkutan”.
Pengertian koleksi perpustakaan menurut Julianti (2000, 4) “Yang dimaksud dengan koleksi perpustakaan adalah semua bahan perpustakaan yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat, guna memenuhi kebutuhan akan informasi.”
Sedangkan menurut Yusuf (2007, 9) koleksi perpustakaan sekolah adalah “Sejumlah bahan atau sumber-sumber informasi, baik berupa buku ataupun bahan bukan buku yang dikelolah untuk kepentingan proses belajar dan mengajar di sekolah yang bersangkutan.”
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat dijelaskan bahwa koleksi
perpustakaan adalah semua bahan perpustakaan yang dikumpulkan, diolah, dan
disimpan untuk disajikan kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
informasi. Serta bahan berupa buku ataupun bukan buku yang dikelola untuk
dan dikelola secara sistematis untuk memenuhi kebutuhan informasi
penggunanya. Oleh karena itu koleksi perpustakaan sekolah harus sesuai dengan
kurikulum sekolah, memuat semua mata pelajaran yang dipelajari dan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.
Setelah mengetahui pengertian dari koleksi perpustakaan, dapat dilihat juga apa fungsi koleksi perpustakaan yang sebenarnya. Menurut Siregar (2002, 3) Adapun fungsi koleksi perpustakaan adalah sebagai berikut:
1. Fungsi pendidikan, yaitu menunjang program pendidikan dan pengajaran bagi masyarakat umum, kelompok, lembaga yang membutuhkan.
2. Fungsi penelitian, yaitu menunjang penelitian yang dilakukan oleh masyarakat pengguna perpustakaan.
3. Fungsi referensi, yaitu menjadi bahan referensi bagi masyarakat pengguna perpustakaan.
4. Fungsi umum, dimana perpustakaan menjadi pusat informasi bagi masyarakat. Fungsi ini erat hubungannya dengan pengabdian kepada masyarakat dan pelestarian bahan pustaka serta hasil karya dan budaya manusia lainnya.
2.6.2 Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah
Koleksi perpustakaan menempati kedudukan penting dalam mewujudkan
fungsi perpustakaan dengan baik. Oleh karena itu perpustakaan menyediakan
koleksi yang disesuaikan dengan tujuan masing-masing lembaga induknya.
Adapun beberapa jenis koleksi perpustakaan menurut Darmono (2001, 52) adalah:
1. Buku, merupakan koleksi yang paling umum yang dihimpun perpustakaan. Beberapa jenis buku adalah sebagai berikut:
a) Buku teks (buku wajib) b) Buku penunjang
c) Buku-buku jenis fiksi d) Buku populer (umum)
2. Koleksi Referensi, memuat informasi tertentu, tidak perlu dibaca secara keseluruhan sehingga cara penyusunannya berbeda dengan susunan buku.
3. Sumber Geografi, berisi informasi tentang daerah, iklim, cuaca, ketinggian tempat, bahan tambang, hutan, hasil pertanian daerah tertentu, laut, hasil laut, gunung, gurun, curah hujan untuk daerah tertentu.
5. Bahan Mikro, adalah koleksi perpustakaan yang merupakan alih media dari buku ke dalam bentuk mikro seperti microfilm dan microfiche (carik mikro).
6. Bahan Pandang Dengar (Audio Visual), memuat informasi yang dapat ditangkap secara bersamaan oleh indra mata dan telinga.
Menurut Yusuf dan Yahya (2007, 10) yang termasuk dalam koleksi perpustakaan sekolah adalah:
1. Koleksi Buku, buku disini bisa bermacam-macam jenisnya. Bisa buku yang bermateri fiksi maupun yang bersifat non fiksi. Keduanya memiliki jenis yang beragam.
2. Koleksi Bahan Bukan Buku, adalah bahan atau koleksi yang masih berbentuk cetakan namun bukan berupa buku. Jenis koleksi yang termasuk ke dalam kategori ini banyak macamnya, antara lain adalah terbitan berkala, gambar, globe, map, surat kabar dan majalah.
3. Koleksi Bahan Pandang Dengar (Audio Visual), adalah koleksi perpustakaan yang dibuat atas hasil teknologi elektronik, bukan dari hasil cetakan dari kertas. Berasal dari bahan-bahan non konvensional. Contohnya film suara, kaset video, tape recorder, slide suara dan sebagainya.
Menurut Zahara (2003, 4) perbandingan antara jenis koleksi fiksi dan non
fiksi adalah 30:70. Maksudnya adalah 30% untuk katagori jenis koleksi
fiksi dan 70% untuk jenis koleksi non fiksi.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa koleksi
perpustakaan sekolah adalah semua bahan pustaka baik tercetak maupun yang
terekam yang dimiliki perpustakaan yang diolah secara sistematis agar dapat
dicari dan ditemukan setiap saat yang diinginkan oleh pengguna. Dari berbagai
jenis koleksi perpustakaan di atas, maka koleksi perpustakaan sekolah dapat
digolongkan menjadi empat bagian meliputi koleksi buku, referensi, terbitan
berseri dan audiovisual. Disamping itu perbandingan antara jenis koleksi adalah
2.6.3 Ketersediaan Koleksi
Setiap perpustakaan tentunya mempunyai visi yang berbeda, namun dapat
dipastikan bahwa perpustakaan itu dikatakan berhasil bila banyak digunakan oleh
komunitasnya. Salah satu aspek penting untuk membuat perpustakaan itu banyak
digunakan adalah ketersediaan koleksi yang memenuhi kebutuhan penggunanya.
Oleh karena itu tugas utama setiap perpustakaan adalah membangun koleksi yang
kuat demi kepentingan pengguna perpustakaan.
Menurut Muntashir (2005, 11) Ketersediaan koleksi merupakan hal yang sangat penting dalam pemanfaatan koleksi. Suatu perpustakaan yang menyediakan koleksi dengan lengkap biasanya memiliki pengguna yang cukup sering memanfaatkan koleksi perpustakaan tersebut. Dengan koleksi yang baik perpustakaan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan informasi penggunanya.
Sutarno (2006, 104) juga mengatakan bahwa Ketersediaan koleksi mencakup:
1. Ketersediaan koleksi bahan pustaka seperti informasi, ilmu pengetahuan teknologi dan budaya selalu terjadi setiap informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan para pengguna perpustakaan, dan selalu terjadi setiap saat (explosion of information).
2. Setiap perpustakaan harus efektif untuk menghimpun, mengoleksi, dan menyajikan koleksi bahan pustaka untuk dilayankan kepada para pemakai, sesuai dengan kebutuhan pengguna.
3. Pengumpulan, pengolahan dan penyajian koleksi bahan pustaka yang tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna serta masyarakat yang dilayani, hanya akan menimbulkan ketidakefisienan dan pemborosan sumber daya perpustakaan.
Kemudian Sutarno (2007, 26) juga menambahkan bahwa tujuan ketersediaan koleksi adalah untuk memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan yang akan dilayaninya sehingga pengguna tersebut senang memanfaatkan koleksi yang telah dimiliki oleh perpustakaan tersebut.
Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa ketersediaan koleksi
perpustakaan adalah suatu perpustakaan yang menyediakan koleksi dengan
lengkap biasanya memiliki pengguna yang cukup sering memanfaatkan koleksi
perpustakaan tersebut. Dengan koleksi yang baik perpustakaan diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Serta memiliki tujuan untuk
pengguna tersebut senang memanfaatkan koleksi yang telah dimiliki oleh
perpustakaan tersebut.
2.7 Pengadaan Koleksi
Rangkaian kegiatan pengadaan bahan atau koleksi di perpustakaan sekolah
ini meliputi kegiatan pemilihan koleksi dan cara teknik pengadaannya.
Menurut Yusuf dan Yahya (2007, 25) “Dasar dari pengadaan koleksi untuk perpustakaan sekolah adalah memperhatikan kebutuhan-kebutuhan segenap anggota masyarakat sekolah yang bersangkutan, terutama para murid dan guru”.
Yang dimaksudkan dengan pemilihan koleksi yaitu kegiatan
mengidentifikasi koleksi yang akan ditambahkan kepada koleksi yang sudah ada
di perpustakaan. Sedangkan teknik atau cara pengadaannya merupakan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mengadakan koleksi yang dibutuhkan oleh
perpustakaan sekolah, yakni berupa kiriman paket dari pemerintah.
Menurut Yusuf dan Yahya (2007, 25) Secara umum gambaran pemilihan dan pengadaan koleksi untuk perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:
1. Pemilihan Koleksi
Pemilihan koleksi perpustakaan sekolah bias dilakukan langsung oleh petugas perpustakaan atau guru pustakawan, namun akan lebih baik supaya mempertimbangkan aspek kebutuhan murid dan guru di lingkungan sekolah yang bersangkutan. Oleh karenanya, pustakawan atau petugas perpustakaan bias meminta pertimbangan kepada guru dan kepala sekolah dalam hal ini. Secara umum prinsip pemilihan koleksi untuk suatu perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:
a) Pemilihan koleksi perpustakaan sekolah disesuaikan dengan kebutuhan kurikulum yang berlaku di sekolah.
b) Pemilihan koleksi perpustakaan sekolah disesuaikan dengan sistem pendidikan secara nasional.
c) Pemilihan koleksi perpustakaan sekolah disesuaikan dengan daerah tempat perpustakaan sekolah tersebut berada.
d) Pemilihan koleksi perpustakaan sekolah disesuaikan dengan tingkat kemampuan membaca siswa usia sekolah.
e) Pemilihan koleksi perpustakaan sekolah disesuaikan dengan sistem perpustakaan nasional.
2. Teknik/Cara Pengadaan Koleksi