• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Etika Kepustakawanan (2006, 30) bahwa: Perpustakaan Umum adalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Etika Kepustakawanan (2006, 30) bahwa: Perpustakaan Umum adalah"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum didirikan untuk melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan untuk mendapatkan informasi secara gratis. Menurut Hermawan dan Zen dalam bukunya Etika Kepustakawanan (2006, 30) bahwa: “Perpustakaan Umum adalah perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan, dan sebagainya”. Konsep dasar perpustakaan umum adalah didirikan oleh masyarakat untuk masyarakat dan didanai dengan dana masyarakat.

Menurut Hartanto (2006, 1) bahwa: Perpustakaan Umum merupakan lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya, sebagai sumber belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki yang dikutip Sutarno (2006, 38) menyatakan bahwa: “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang didanai dari sumber yang berasal dari masyarakat seperti pajak dan retribusi, yang kemudian dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk layanan”.

(2)

Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum. Ciri perpustakaan umum adalah sebagai berikut:

1. Terbuka untuk umum artinya terbuka bagi siapa saja tanpa memandang perbedaan jenis kelamin, agama, kepercayaan, ras, usia, pandangan politik, dan pekerjaan.

2. Dibiayai oleh dana umum. Dana umum ialah dana yang berasal dari masyarakat. Biasanya dikumpulkan melalui pajak dan dikelola oleh pemerintah. Dana ini kemudian digunakan untuk mengelola perpustakaan umum. Karena dana berasal dari umum maka perpustakaan umum harus terbuka untuk umum.

3. Jasa yang diberikan pada hakekatnya bersifat cuma – cuma. Jasa yang diberikan mencakup jasa referral artinya jasa memberikan informasi, peminjaman, konsultasi studi sedangkan keanggotaan bersifat cuma – cuma artinya tidak perlu membayar. Pada beberapa perpustakaan umum di Indonesia masih ada yang memungut biaya untuk menjadi anggota, namun hal ini semata – mata karena alasan administrative belaka, bukanlah prinsip utama.

Dari beberapa pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa perpustakaan umum adalah perpustakaan yang didanai oleh masyarakat yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan dan perpustakaan menyediakan berbagai informasi, ilmu pengetahuan,

(3)

meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat, perpustakaan yang didanai dari sumber yang berasal dari masyarakat seperti pajak dan retribusi, yang kemudian dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk layanan.

2.1.1 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Umum

2.1.1.1 Tujuan Perpustakaan Umum

Perpustakaan tentunya memiliki tujuan sesuai dengan jenis perpustakaannya dan masyarakat yang dilayani. Begitu juga halnya dengan perpustakaan umum memiliki tujuan yang ingin dicapai. Menurut Manifesto Unesco yang dikutip (Sulistyo-Basuki,1993) menyatakan bahwa tujuan perpustakaan umum adalah:

1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik.

2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.

3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka. Fungsi ini sering dibuat sebagai fungsi pendidikan perpustakaan umum, lebih tepat

(4)

seumur hidup. Pendidikan sejenis ini hanya dapat dilakukan oleh perpustakaan umum karena perpustakaan umum merupakan satu – satunya pranata kepustakawanan yang terbuka bagi umum. Perpustakaan nasional juga terbuka bagi umum namun untuk memanfaatkannya tidak selalu terbuka langsung bagi perorangan, ada kalanya harus melalui perpustakaan lain.

4. Bertindak selaku agent cultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.

Untuk mencapai tujuannya, perpustakaan umum biasanya mengelompokkan objeknya menjadi empat yaitu:

1. Pendidikan

Perpustakaan umum bertugas memelihara dan menyediakan sarana untuk pengembangan perorangan/kelompok pada semua tingkat kemampuan pendidikan.

(5)

2. Informasi

Perpustakaan menyediakan kemudahan bagi pemakai berupa akses yang cepat terhadap informasi yang tepat mengenai seluruh julatan pengetahuan manusia.

3. Kebudayaan

Perpustakaan merupakan pusat kehidupan kebudayaan dan secara aktif mempromosikan partisipasi dan apresiasi semua bentuk seni.

4. Rekreasi

Perpustakaan memainkan peran penting dalam mendorong penggunaan secara aktif rekreasi dan waktu senggang dengan penyediaan bahan bacaan.

Menurut Hermawan dan Zen (2006, 31) menyatakan bahwa tujuan perpustakaan umum adalah:

1. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraan.

2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi.

(6)

4. Bertindak sebagai agen kultural sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.

5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang masa.

Dari beberapa pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa tujuan perpustakaan umum adalah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendapat informasi secara murah, mudah, cepat, dan tepat dalam meningkatkan pengetahuan keterampilan dan kesejahteraan. Disamping itu perpustakaan umum juga berperan sebagai agen kultural yang bertugas menumbuhkan apresiasi masyarakat di bidang seni dan budaya.

2.1.1.2 Fungsi Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum sebagai pusat informasi yang melayani seluruh lapisan masyarakat umum selalu berusaha semaksimal mungkin memenuhi kebutuhan pengguna dalam mengembangkan kebiasaan membaca.

Menurut Yusuf (1996, 21), fungsi perpustakaan umum dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Fungsi Edukatif

Perpustakaan umum menyediakan berbagai jenis bahan bacaan berupa karya cetak dan karya rekam untuk dapat dijadikan sumber belajar dan menambah pengetahuan secara mandiri. Budaya mandiri dapat membentuk masyarakat yang belajar seumur hidup dan gemar membaca.

(7)

2. Fungsi Informatif

Perpustakaan umum sama dengan berbagai jenis perpustakaan lainya, yaitu menyediakan buku - buku referensi. Bacaan ilmiah populer berupa buku dan majalah ilmiah serta data - data penting lainya yang diperlukan pembaca.

3. Fungsi Kultural

Perpustakaan umum menyediakan berbagai bahan pustaka sebagai hasil budaya bangsa yang direkam dalam bentuk tercetak/ terekam. Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan dan terkumpulnya berbagai karya budaya manusia yang setiap waktu dapat diikuti perkembangannya melalui koleksi perpustakaan.

4. Fungsi Rekreasi

Perpustakaan umum bukan hanya menyediakan bacaan-bacaan ilmiah, tetapi juga menghimpun bacaan hiburan berupa buku - buku fiksi dan majalah hiburan untuk anak-anak, remaja dan dewasa. Bacaan fiksi dapat menambah pengalaman atau menumbuhkan imajinasi pembacanya dan banyak digemari oleh anak - anak dan dewasa.

Sedangkan menurut Siregar dalam bukunya yang berjudul Perpustakaan Energi Pembangunan Bangsa (2004, 76) Bahwa fungsi perpustakaan umum adalah:

1. Membantu orang - orang (terutama orang-orang muda dan anak-anak) menjadi melek informasi.

(8)

2. Memberi tahu mereka bagaimana informasi dan juga untuk mengembangkan kebiasaan membaca.

3. Membantu orang dewasa untuk belajar seumur hidup dan belajar kembali untuk perubahan karir.

4. Memelihara dan mempromosikan kebudayaan.

Berdasarkan defenisi di atas dapat dikatakan bahwa fungsi perpustakaan umum adalah sebagai tempat untuk mengumpulkan, mengolah, melestarikan, menyebar luaskan informasi, mengembangkan kebiasaan membaca dan mempromosikan kebudayaan dan juga sebagai fungsi edukatif, fungsi informatif, fungsi kultural, fungsi rekreasi.

2.2. Pengertian Teknologi Informasi

Teknologi informasi (Information Technology) biasa disingkat TI atau IT atau infotech. Dalam Oxford English Dictionary (OED2) edisi ke-2 mendefenisikan teknologi informasi adalah hardware dan software, dan bisa termasuk didalamnya jaringan dan telekomunikasi yang biasanya dalam konteks bisnis atau usaha.

Jonner (2000, 13) mengartikan bahwa teknologi informasi sebagai perpaduan antara:

1. Komputer, yang mencakup komponen perangkat keras dan perangkat lunak,

2. Komunikasi data yang memungkinkan komputer yang berdiri sendiri terintegrasi pada jaringan komputer baik lokal maupun internasional,

(9)

3. Media penyimpanan dan metode yang merepresentasikan data dengan tujuan untuk memperoleh, mengolah, menyimpan, serta menyampaikan informasi.

Menurut Haag & Keen yang dikutip Murhada (1996) teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu pekerjaan dengan informasi serta melakukan tugas - tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi.

Istilah TI (Teknologi Informasi) atau IT ( Information Technology ) yang populer saat ini adalah bagian dari mata rantai panjang dari perkembangan istilah dalam dunia SI ( Sistem Informasi ) atau IS ( Information System ). Istilah TI memang lebih merujuk pada teknologi yang digunakan dalam menyampaikan maupun mengolah informasi, namun pada dasarnya masih merupakan bagian dari sebuah sistem informasi itu sendiri. TI memang secara nota bene lebih mudah dipahami secara umum sebagai pengolahan informasi yang berbasis pada teknologi komputer yang tengah terus berkembang pesat.

Teknologi informasi memiliki enam fungsi yaitu sebagai berikut.

1. Menangkap (Capture) 2. Mengolah (Processing)

Mengkomplikasikan catatan rinci dari aktivitas, misalnya menerima input dari keyboard, scanner, mic dan sebagainya. Mengolah data masukan yang diterima untuk menjadi informasi. Pengolahan data dapat berupa konversi

(10)

(pengubahan data ke bentuk lain), analisis (analisis kondisi), perhitungan (kalkulasi), sintesis (penggabungan) segala bentuk data dan informasi.

a) Data processing , memproses dan mengolah data menjadi suatu informasi

b) Information processing, suatu aktivitas computer yang memproses dan mengolah suatu tipe/bentuk dari informasi dan mengubahnya menjadi tipe/bentuk yang lain dari informasi

c) Multimedia sistem, suatu sistem komputer yang dapat memproses berbagai tipe/bentuk dari informasi secara bersamaan (simultan) 3. Menghasilkan (Generating)

Menghasilkan informasi ke dalam bentuk yang berguna. Miasalnya laporan, table, grafik, dan sebagainya.

4. Menyimpan (Storage)

Menyimpan data dan informasi dalam suatu media yang dapat digunakan untuk keperluan lainnya. Misalnya disimpan ke harddisk, tape, disket, compact disc (CD) dan sebagainya.

5. Mencari kembali (Retrival)

Menelusuri, mendapatkan kembali informasi atau menyalin (copy) data dan informasi yang sudah tersimpan, misalnya mencari supplier yang sudah lunas.

(11)

6. Transmisi (Transmission)

Mengirim data dan informasi dari suatu lokasi ke lokasi lain melalui jaringan komputer. Misalnya mengirimkan data penjualan dari user A ke user lainnya.

Berikut manfaat yang bisa dipetik dari penerapan teknologi informasi di Perpustakaan.

1. Mengefisiensikan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan. 2. Memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna perpustakaan. 3. Meningkatkan citra perpustakaan.

4. Pengembangan infrastruktur nasional, regional, dan global.

Manfaat penggunaan Teknologi Informasi dalam perpustakaan antara lain sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas layanan

Peningkatan kualitas layanan pada kecepatan pencarian referensi, kelengkapan data referensi, keberadaan buku, peminjaman, pembuatan KTA dan akses.

2. Memberikan kemudahan dalam pengambilan keputusan

Bagi pengguna misal menentukan referensi mana yang akan dipinjam dengan kondisi buku lama dan baru, alternatif pengganti jika buku sedang keluar, kapan harus dikembalikan dan sebagainya. Bagi pengelola, misal

(12)

memutuskan penerimaan anggota, jumlah denda, keberadaan buku, jumlah buku, keperluan pengadaan dan penataan koleksi.

3. Pengembangan otomasi perpustakaan

Perpustakaan sebagai pilar utama dalam melestarikan dan menyediakan informasi ilmu pengetahuan perlu didukung kebutuhan TI seiring dengan kegiatan menulis, mencetak, mendidik, dan pemenuhan kebutuhan masyarakat akan informasi yang semakin berkembang dan beragam. Penerapan TI di perpustakaan difungsikan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, dan mengelola data – data dalam bentuk basis data serta menyediakannya menjadi informasi yang berguna bagi masyarakat dalam kemasan digital yang fleksibel dan mudah dibagikan.

Suwanto (2003, 4) juga menyatakan bahwa aplikasi teknologi informasi yang tercakup dalam ruang lingkup suatu sistem informasi, baik itu perpustakaan maupun pusat-pusat dokumentasi dan informasi, secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 4 bidang utama, yaitu :

1. Library housekeeping ( Perawatan/pengelolaan perpustakaan)

2. Information retrieval (Temu kembali informasi / Penelusuran Informasi) 3. General purpose software (Perangkat lunak untuk berbagai macam

keperluan)

(13)

1. Library Housekeeping

Library housekeeping atau pengelolaan perpustakaan, merupakan istilah umum yang mengacu pada berbagai macam kegiatan rutin yang perlu dilakukan agar supaya perpustakaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dapat dilakukan dengan menggunakan sistem yang terpadu yang terdiri dari beberapa modul, yaitu akuisisi atau pengadaan, pengatalogan, sirkulasi, pengaksesan katalog oleh umum atau yang dikenal dengan nama OPAC (Online Public Akses Catalog), dan peminjaman antar perpustakaan.

Konsep integrasi akhir-akhir ini telah diterapkan secara luas pada sistem housekeping perpustakaan. Istilah Sistem Perpustakaan yang Terintegrasi (Integrated Library System) sering digunakan sebagai indikasi bahwa sub-sistem atau modul-modul yang ada diintegrasikan semuanya membentuk Sistem Informasi Tunggal yang berbasis komputer yang mampu mielakukan tukar - menukar informasi dari satu modul ke modul lain, serentak oleh beberapa modul yang berbeda sehingga memungkinkan penggunaan dan pemanfaatan data oleh sistem akan lebih efisien. Sebagai contoh: informasi pengarang / judul akan digunakan bersama oleh modul : Akuisisi, Pengatalogan, Sirkulasi, OPAC (Online Public Acces Catalog), dan Informasi pengelolaan. Dari semua modul atau sub sistem ini yang paling penting bagi pemakai adalah sub sistem OPAC, yang memungkankan pengaksesan Online ke katalog.

(14)

Sistem Perpustakaan yang Terintegrasi ini kemudian dikenal secara luas dengan nama Otomasi Perpustakaan. Secara umum ada tiga generasi Otomasi Perpustakaan, yaitu:

a) Generasi I :Otomasi aktivitas - aktivitas pemrosesan, seperti akuisisi dan pengatalogan ditambah dengan pengendalian sirkulasi. b) Generasi II :Pengembangan dan pemasangan sistem yang

terintegrasi termasuk OPAC.

c) Generasi III :Dibangun Local Area Network dengan kemampuan komputasi dan komunikasi pada stasiun kerja individu.

2. Information Retrieval.

Sistem informasi untuk temu kembali informasi secara elektronis pertama kali digunakan untuk pencarian data lokal dilakukan dengan menggunakan katalog. Kemudian dengan adanya kemajuan teknologi informasi temu kembali informasi atau yang dikenal dengan penelusuran informasi juga mengalami kemajuan, yaitu dengan penggunaan sarana - sarana elektronis. Ada tiga macam sarana dalam Penelusuran informasi atau temu kembali informasi secara elektronis, yaitu :

a) menggunakan Pangkalan Data Lokal b) menggunakan CD-ROM

c) menggunakan jaringan Wide Area Network, atau yang banyak dikenal melalui Internet.

(15)

3. General Purpose Software.

Yang termasuk dalam general purpose software yang dapat digunakan di lembaga Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan dalam menyampaikan maupun mengolah informasi, namun pada dasarnya masih merupakan bagian dari sebuah sistem informasi itu sendiri dan penyebaran berbagai jenis informasi dengan memanfaatkan komputer dan telekomunikasi lembaga yang bergerak di bidang dokumentasi dan informasi adalah:

a) Word Processing : untuk pengolah teks dan pencetakan. b) Spreadsheets : untuk kalkulasi keuangan

c) Graphics : untuk presentasi statistic

d) Desktop Publishing : untuk penerbitan dan percetakan yang profesional e) Electronic mail : untuk pendistribusian pesan

4. Library networking.

Istilah Library networking mempunyai cakupan yang luas, tetapi biasanya meliputi:

a) Kerjasama antar perpustakaan atau jaringan informasi antar lembaga - lembaga yang bergerak di bidang informasi yang sama atau relevan, atau Pengkaitan komputer perpustakaan atau lembaga informasi (Pusdokinfo) dengan lembaga lainnya di dalam institusi untuk membentuk LAN (Local Area Network)

(16)

b) Pengkaitan komputer lembaga Pusdokinfo ke komputer lain yang jauh jaraknya untuk membentuk Wide Area Network atau yang sering dikenal dapat berhubungan melalui internet.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan dalam menyampaikan maupun mengolah informasi, namun pada dasarnya masih merupakan bagian dari sebuah sistem informasi itu sendiri dan penyebaran berbagai jenis informasi dengan memanfaatkan komputer dan telekomunikasi.

2.3 Pemanfaatan Teknologi Informasi pada Perpustakaan

Perkembangan perpustakaan dilihat dari segi koleksi data dan dokumen yang disimpan, diawali dari perpustakaan tradisional yang hanya terdiri dari kumpulan koleksi tanpa katalog. Perkembangan yang paling mutakhir adalah munculnya perpustakaan digital (digital library) yang memiliki keunggulan dalam kecepatan pengaksesan karena berorientasi ke data digital dan media jaringan komputer (internet). Selain itu, dari segi manajemen (teknik pengelolahan). Dengan semakin kompleksnya koleksi perpustakaan, saat ini muncul kebutuhan akan penggunaan teknologi informasi untuk otomatisasi business process di perpustakaan.

2.3.1 Automasi Perpustakaan

Automasi Perpustakaan adalah suatu teknologi yang digunakan perpustakaan untuk pengolahan, pelayanan dan penelusuran kembali (OPAC).

(17)

Automasi perpustakaan khususnya pengembangan database catalog merupakan embrio lahirnya online searching yang sempat populer di negara maju sebelum penggunaan internet. Meluasnya automasi perpustakaan dikembangkan pada perpustakaan besar dan jenis komputer yang digunakan adalah mainframe yang harganya tergolong mahal. Perpustakaan di negara berkembang seperti Indonesia dapat mengembangkan aplikasi secara bertahap dengan menggunakan program seperti CDS/ISIS yang dapat diperoleh secara cuma-cuma (Siregar, 2004:56).

Manfaat Automasi Perpustakaan dengan kemajuan Teknologi Informasi sebagai berikut:

1. Mengefisienkan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan 2. Memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna perpustakaan 3. Meningkatkan citra perpustakaan

4. Pengembangan infrastruktur nasional, regional dan global (Supriyanto dan Ahmad Muhsin, 2008:23).

2.3.2 CD-ROM

CD–ROM adalah singkatan dari Compact Disk Read Only Memory. Sesuai dengan namanya maka CD–ROM berfungsi sebagai tempat menyimpan informasi dan informasi yang ada di dalamnya hanya dapat dibaca dengan sistem yang biasanya disebut dengan penelusuran informasi atau sistem temu kembali informasi.

(18)

Banford (1990: 32), Menyatakan :

“CD-ROM merupakan temuan baru teknologi informasi, berbentuk fisik cakram, dengan diameter 120 mm (12 cm), dengan ketebalan 1,2 mm yang terbuat dari polycarbonat, dengan lapisan mengkilat, tempat informasi disimpan, dan hanya satu sisi dari disc itu yang digunakan untuk menyimpan informasi”.

CD-ROM adalah berisikan informasi tentang jurnal yang dikemas dalam bentuk CD dan dioperasikan dengan menggunakan komputer. CD-ROM merupakan produk piringan optik yang digunakan sebagai sarana atau media penelusuran informasi, yang mana hanya mampu membaca memori yang tersimpan dalam pangkalan data. Media ini memiliki diameter 12 centimeter (472 inci) dan memiliki kesamaan dimensi fisik dengan Audio-disc digital optical. CD-ROM dirancang sedemikian rupa sejalan dengan kemampuan komputer. Jika komputer mampu memperagakan grafik, maka CD-ROM juga dirancang untuk dapat melakukan yang sama, CD-ROM bisa dikoneksikan atau

dihubungkan dengan sistem komputer yang ada.

Dengan karakteristik diatas tersebut, CD-ROM mampu membantu pengguna perpustakaan dengan baik dalam menemukan kembali informasi yang dibutuhkan, juga dapat membantu pekerjaan perpustakaan yang berkaitan dengan informasi, seperti referensi bibliografi, indeks, abstrak, referensi umum, serta aplikasi kegiatan otomasi perpustakaan.

(19)

Dari pengertian tersebut dapat diambil batasan bahwa pemanfaatan koleksi elektronik adalah suatu proses beraktivitas pengguna dalam hal memanfaatkan informasi koleksi untuk memenuhi kebutuhannya. Informasi ilmiah yang terdapat dalam koleksi elektronik CD- ROM cukup berperan dalam berbagai bidang kajian ilmu pengetahuan, yang selalu membutuhkan data yang mutakhir dan akurat (upto date).

2.3.3 Internet Penggunaan

Internet di perpustakaan bertujuan untuk penyediaan sarana dan prasarana dimana pengguna perpustakaan baik mahasiswa, dosen, civitas akademik dan pengeola perpustakaan (pustakawan) dapat menggunakan internet. Dalam hal ini, perpustakaan menyediakan sejumlah komputer sebagai terminal yang terhubung ke internet. Penyediaan layanan akses ini bertujuan untuk memungkinkan sivitas akademika dapat memperoleh informasi yang bersumber dari Web, yang diperlukan.

Aji Supriyanto (2005: 336) menambahkan, “Internet adalah sebuah jaringan komputer global, yang terdiri dari jutaan computer yang saling terhubung dengan menggunakan protokol yang sama untuk berbagi informasi secara bersama”.

2.3.4 Digital Library

Digital library adalah suatu perpustakaan yang menyimpan data baik itu tulisan, gambar, suara dalam bentuk file elektronik dan menyebarluaskan

(20)

yang dimasukkan dalam digital library untuk sementara ini adalah skripsi, tesis, makalah. Manfaat digital library sebagai suatu layanan baru di perpustakaan bagi komunitas pengguna perpustakaan adalah sebagai berikut :

1. Digital library merupakan layanan yang dapat membantu pada inisiatif pembelajaran yang terintgrasi.

2. Digital library merupakan sumber yang sempurna untuk mengirimkan teks lengkap dan referensi penting bagi mutimedia, mudah untuk dilakukan dalam penelitian, serta mempermudah dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pengajar (guru atau dosen).

3. Menciptakan menu bacaan dengan halaman-halaman topik, pelajaranpelajaran dan halaman peminat dan kepeluan komunitas perguruan tinggi.

4. Mengurangi terjadinya pengulangan kegiatan (plagiarism). 5. Penyebaran dan akses informasi akan lebih cepat tanpa batas

waktu dan tempat, karena tidak terikat secara nyata atu fisik. 6. Bersifat lebih luas dari katalog induk dunia (universal main

catalogue) dan mampu melakukan kerjasama dalam jejaring informasi (information networking).

7. Mahasiswa dengan mudah menemukan persoalan yang mereka butuhkan seperti majalah, koran, buku-buku dan transkrip teks lengkap: termasuk ribuan peta atau atlas gambar, website

(21)

vidio/audio. Dosen dan pustakawan bekerja sama untuk membangun mata rantai yang kuat terhadap isi yang diinginkan.

2.3.5 Jurnal Elektronik

Jurnal elektronik adalah jurnal yang dikemas dalam bentuk file elektronik dalam penelusuran informasi menggunakan jaringan internet. Jurnal yang terpasang melalui internet banyak dimanfaatkan oleh para pemustaka untuk keperluan informasi penelitian seperti : studi kasus, tesis, serta disertasi. Vickery (1987) mengemukakan bahwa jurnal adalah merupakan sumber yang paling besar mengenai informasi mutakhir. Lebih lanjut dikatakan bahawa informasi diperlukan untuk :

1. Mempersiapkan dan mendefinisikan masalah 2. Mempormulasikan suatu solusi ilmiah dan teknis

3. Menempatkan pekerjaan dalam konteks yang tepat dengan pekerjaan yang telah terselesaikan

4. Menghubungkan pekerjaan dengan pekerjaan yang sedang berlangsung dalam suatu kajian

5. Menentukan disain/strategi dalam pengumpulan data 6. Menentukan teknik pengumpulan data

7. Mendisain peralatan dan piranti 8. Memilih suatu teknik analisis data

(22)

10. Mengintegrasikan penemuan ke dalam gambaran pengetahuan mutakhir dalam suatu kajian.

2.4 Pemanfaatan Teknologi Informasi pada Automasi Perpustakaan

Sistem automasi perpustakaan sering disebut dengan sistem perpustakaan terintegrasi (Integrated Library System) sering juga diistilahkan dengan penggunaan teknologi informasi pada perpustakaan, di mana kegiatan perpustakaan dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi. Automasi Perpustakaan adalah sebuah proses pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan bantuan teknologi informasi (TI). Dengan bantuan teknologi informasi maka beberapa pekerjaan manual dapat dipercepat dan diefisienkan. Selain itu proses pengolahan data koleksi menjadi lebih akurat dan cepat untuk ditelusuri kembali.

Automasi perpustakaan diperlukan untuk meningkatkan mutu layanan kepada pengguna dan dapat meningkatkan kemampuan perpustakaan agar dapat mengikuti pertambahan banyaknya koleksi, banyaknya transaksi, dan resource sharing dengan perpustakaan lainnya. Menurut Hermawan yang dikutip Ade Gustomo (2009, 6-7), tujuan automasi perpustakaan atau yang biasa disebut dengan pemanfaatan teknologi informasi pada perpustakaan adalah sebagai berikut:

1. Mengatasi keterbatasan waktu.

(23)

3. Dapat dimanfaatkan secara bersama-sama.

4. Mempercepat proses pengolahan, peminjaman dan pengembalian. 5. Memperingan pekerjaan.

6. Meningkatkan layanan.

7. Memudahkan dalam pembuatan laporan statistic. 8. Menghemat biaya.

9. Menumbuhkan rasa bangga.

10. Mempermudah dalam pelayanan untuk kepentingan akreditasi.

Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa automasi perpustakaan bertujuan untuk mempercepat dan mempermudah sistem pelayanan perpustakaan baik dalam proses pembuatan katalog (input data), pelayanan sirkulasi, maupun penelusuran katalog.

Automasi perpustakaan pada hakekatnya adalah meningkatkan kualitas layanan kepada pengguna jasa perpustakaan serta meningkatkan efisiensi kerja perpustakaan. Untuk mencapai tujuan tersebut dapat menggunakan beberapa cara atau metode. Menurut Corbin yang dikutip Hasugian (2000: 9-11) membagi metode automasi perpustakaan atas 4 (empat) yakni:

1. Membeli sistem turnkey

Sistem Turnkey adalah suatu sistem komputer yang dirancang, diprogram, diuji dan kemudian dijual oleh perusahaan (vendor dan suplier) kepada perpustakaan dalam keadaan siap untuk dipasang dan dioperasikan. Sistem

(24)

yang perlu, seperti pedoman untuk para pengguna. Adakalanya vendor mengikuti para kontrak untuk pemasangan dan pemeliharaan sistem, serta penyelenggaraan pelatihan pengoperasian sistem tersebut untuk para staff perpustakaan. Sedangkan vendor lain menyiapkan untuk menjual software aplikasinya saja, dan perpustakaan sendiri yang bertanggungjawab untuk menyiapkan hardware-nya.

2. Menghadapi system

Perpustakaan dapat juga membangun dan mengembangkan automasinya dengan cara mengadaptasi sistem melalui kerjasama jaringan. Sistem jaringan adalah suatu sistem yang dirancang, diprogram dan digunakan secara bersama oleh beberapa perpustakaan, karena sistem tersebut dinamakan juga sistem kooperatif. Perpustakaan yang menjadi anggota jaringan biasanya membayar sejumlah dana kepada pengelola pusat jaringan sesuai kesepakatan bersama, menyangkut persyaratan anggota, hak dan kewajiban serta jenis layanan digunakan secara bersama.

3. Mengembangkan sistem lokal

Perpustakaan dapat juga membangun sistem automasinya dengan mengembangkan sistem lokal, yang sering disebut “in-house developed system”. Sistem lokal adalah sistem komputer yang dirancang, diprogram dan diuji oleh perpustakaan pembuatnya. Salah satu contoh sistem lokal di Perpustakaan Universitas Petra Surabaya.

(25)

4. Menggunakan bersama sistem dari perpustakaan lain

Metode atau cara lain yang dapat dipilih oleh perpustakaan dalam rangka membangun dan megembangkan sistem automasinya adalah menggunakan bersama sistem ini dari perpustakaan lain. Dengan metode ini, perpustakaan bisa menekan biaya dan kegiatan merancang, memprogram dan menguji sistem yang biasanya membutuhkan biaya dan waktu yang banyak karena kegiatan-kegiatan tersebut sudah dilakukan oleh perpustakaan asal sistem tersebut. Cara ini banyak digunakan di Indonesia khususnya perpustakaan perguruan tinggi.

2.4.1 Pengadaan

Pengadaan (acquisition), adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan bahan pustaka yang dilakukan baik melalui pembelian, pertukaran, maupun berupa hadiah. Termasuk didalamnya pengecekan bibliografi yang dilakukan sebelum pemesanan, dan penerimaan bahan pustaka, pemrosesan faktur, dan pemeliharaan arsip yang berhubungan dengan pengadaan.

Sistem pengadaan yang terautomasi menggantikan pengarsipan kartu-kartu usulan pengadaan secara manual seperti halnya dalam sistem sirkulasi. Dengan sistem ini, staf dapat dengan mudah memanipulasi cantuman untuk menghasilkan daftar-daftar bahan yang akan dipesan, termasuk mempermudah perhitungan biaya dan pengelompokkan berdasarkan penerbit dan sumber anggaran yang digunakan. Kemudian, setelah bahan-bahan yang akan dipesan diterima, cantuman yang sama

(26)

pengadaan yang dibuat oleh vendor komersial pada umumnya dapat pula digunakan untuk pemesanan secara online ke perpustakaan (Siregar, 2004:41).

Menurut Sulistyo-Basuki yang dikutip Puspita (2001, 27) tentang pengadaan bahan pustaka: Pengadaan bahan pustaka merupakan konsep yang mengacu pada prosedur sesudah kegiatan pemilihan untuk memperoleh dokumen, yang digunakan untuk mengembangkan dan membina koleksi atau himpunan dokumen yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan informasi serta mencapai sasaran unit informasi.

Pengadaan bahan pustaka adalah upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas bahan pustaka. Upaya peningkatan kualitas bahan pustaka dilakukan dengan mengadakan bahan pustaka yang belum dimiliki atau yang terbaru sesuai dengan perkembangan ilmu, pengetahuan, dan teknologi, Sebaliknya peningkatan kuantitas bahan pustaka adalah upaya peningkatan jumlah bahan pustaka agar kebutuhan pengguna dapat dipenuhi.

Sedangkan tujuan pemilihan bahan pustaka menurut Sulistyo-Basuki (1994, 47) adalah: “mengembangkan koleksi perpustakaan yang baik dan seimbang, sehingga mampu melayani kebutuhan pengguna yang berubah dari tuntutan pengguna masa kini serta mendatang”.

Menurut Siregar (1997, 5-9), sub sistem pengadaan yang terautomasi mencakup fungsi-fungsi sebagai berikut :

(27)

dilakukan dengan menggunakan sumber informasi yang tersedia seperti katalog penjual buku.

2) Pengecekan bibliografi, kartu-kartu pilihan diinventaris dengan cara mencocokan isi kartu dengan file katalog, file pesanan dan file desiderata. 3) Penerimaan dan pengujian tuntutan, bahan-bahan pustaka baru dan faktur

biasannya diterima bersamaan. Melakukan verifikasi terhadap faktur dengan cara mencocokannya dengan daftar pesanan.

4) Pengajuan tuntutan akan diproses dan dikirimkan kepada pemasok (supplier) bahan pustaka dalam kasus di mana terdapat bahan-bahan pustaka yang diterima tidak sesuai dengan pesanan.

Menurut beberapa pendapat di atas pengadaan bahan pustaka adalah proses awal pengadaan sumber-sember informasi yang terdapat pada perpustakaan. Sumber informasi tersebut pada hakekatnya ditujukkan kepada pemustaka yang ingin berkunjung serta mencari informasi di perpustakaan. Proses pemilihan bahan pustaka harus disesuaikan dengan jenis penggunanya.

2.4.2 Pengatalogan

Katalog perpustakaan adalah daftar buku dalam sebuah perpustakaan atau dalam sebuah koleksi. Daftar menunjukkan adanya susunan menurut prinsip tertentu sedangkan buku mencakup arti buku dalam arti luas. Sistem pengatalogan berbasis komputer merupakan semua aktivitas yang dilakukan dalam mempersiapkan cantuman bibliografi. Untuk katalog dengan menggunakan

(28)

komputer. Sistem ini menghasilkan suatu pangkalan data (database) katalog yang dapat diakses secara online. Dengan kata lain, katalog online merupakan suatu bentuk penelusuran terhadap koleksi yang tersedia melalui terminal komputer, disebut juga OPAC (Online Public Acces Catalog) (Siregar, 1996, 2).

Katalog adalah keterangan singkat atau wakil dari suatu dokumen. Katalog perpustakaan elektronik adalah jantung dari sebuah sistem perpustakaan yang terautomasi. Sub sistem lain seperti OPAC dan sirkulasi berinteraksi dengannya dalam menyediakan layanan automasi. Sebuah sistem katalog yang dirancang dengan baik merupakan faktor kunci keberhasilan penerapan automasi perpustakaan.

Dengan menggunakan OPAC, pengguna lebih mudah dalam pencarian bahan pustaka di perpustakaan. Menurut Sulistyo- Basuki (1991, 316) Tujuan Katalog ialah:

1. Memungkinkan seseorang menemukan sebuah buku yang diketahui berdasarkan:

a. pengarangnya b. judulnya, atau c. subjeknya.

2. Menunjukkan sebuah buku yang dimiliki oleh perpustakaan a. oleh pengarang tertentu,

b. berdasarkan subjek tertentu, atau c. dalam jenis literatur tertentu

(29)

a. berdasarkan edisinya, atau

b. berdasarkan karakternya (sastra ataukah topik)

Pengatalogan adalah deskripsi bibliografi singkat bahan pustaka. Dengan berkembangnya teknologi informasi maka sistem pengatalogan berevolusi dari manual menjadi online. Dengan adanya Katalog Online pengguna ataupun pustakawan dapat menghemat waktu dalam penelusuran, maupun meningkatkan efisiensi pekerjaan pengatalogan bahan-bahan baru koleksi perpustakaan. Katalog Online juga mampu mempromosikan koleksi bahan pustaka sehingga pengguna perpustakaan semakin meningkat. Hal ini disebabkan adanya pengaksesan secara bebas yang dpat diakses dimana dan kapan saja melalui situs yang sudah ditentukan oleh Perpustakaan.

2.4.3 Layanan Sirkulasi

Pengawasan sirkulasi (circulation control) merupakan aplikasi pertama yang menggunakan komputerisasi pada kebanyakan perpustakaan, terutama perpustakaan besar dimana ratusan transaksi dapat terjadi pada setiap harinya. Sistem sirkulasi terautomasi menggantikan pengarsipan manual kartu-kartu buku yang dipinjamkan, pembuatan kartu tanda anggota. Pencatatan dilakukan tanpa kertas (paperless).

Penggunaan label barcode pada kartu dan dokumen memungkinkan proses pencatatan lebih cepat dan lebih akurat sehingga dapat memperpendek antrian peminjam khususnya pada jam sibuk. Sistem ini juga dapat mempercepat

(30)

penyelesaian akhir dokumen baru karena tidak diperlukan lagi pembuatan kartu dan kantong buku.

Menurut Siregar (2004, 25), pengawasan sirkulasi adalah kegiatan yang berkaitan dengan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka. Kegiatan ini berkaitan dengan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka.

Adapun fungsi pelayanan sirkulasi menurut Sulistyo-Bsuki (1993, 257) yaitu:

1. Mengawasi pintu masuk dan keluar perpustakaan.

2. Pendaftaran anggota, perpanjangan keanggotaan dan pengunduran diri anggota perpustakaan.

3. Meminjamkan serta mengembalikan buku dan perpanjangan waktu peminjaman.

4. Menarik denda bagi buku yang terlambat dikembalikan.

5. Mengeluarkan surat peringatan bagi buku yang belum dikembalikan pada waktunya.

6. Tugas yang berkaitan dengan peminjaman buku, khususnya buku yang hilang atau rusak.

7. Bertanggung jawab atas segala berkas peminjaman. 8. Membuat statistika peminjaman.

9. Peminjam antar perpustakaan.

10. Mengawasi urusan penitipan tas, jas, mantel dan sebagainya milik pengunjung perpustakaan.

(31)

11. Tugas lainnya terutama yang berkaitan dengan peminjaman.

Menurut pernyataan di atas dapat dinyatakan bahwa pengawasan sirkulasi adalah kegiatan yang berkaitan dengan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka dengan mencakup fungsi sistem yang menyediakan fasilitas parameter, fasilitas sistem peminjaman, memproses pengembalian, denda, reservasi, perpanjangan.

2.4.4 Katalog Talian (OPAC)

Online Public Access Catalog atau yang disingkat dengan OPAC merupakan katalog online dimana pengguna perpustakaan dapat mengakses koleksi perpustakaan baik dari dalam maupun luar perpustakaan.

Menurut Arif yang dikutip oleh Kusmayadi dan Andriyanti (2006, 52): katalog merupakan keterangan singkat atau wakil dari suatu dokumen, demikian pula katalog elektronis dari sistem perpustakaan yang terautomasi. Subsistem seperti OPAC dan sirkulasi saling berinteraksi dalam menyediakan layanan automasi. Sistem katalog yang dirancang dengan baik merupakan kunci keberhasilan penerapan automasi perpustakaan.

Pangkalan datanya biasanya dirancang dan dibuat sendiri oleh perpustakaan dengan menggunakan perangkat lunak komersial atau buatan sendiri. Katalog ini memberikan informasi bibliografi, status dan letak koleksinya. Katalog biasanya dirancang untuk mempermudah pengguna sehingga tidak perlu bertanya dalam menggunakannya (user friendly).

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Melalui formulir ini, Saya yang tercantum dan bertanda-tangan di bawah ini, menyatakan diri bahwa saya telah diangkat menjadi PENGAWAS Madrasah/Sekolah dengan data sebagai

This level discusses the intersection of multiple roof planes and the calculation of the inside corners or ridge skeletons. Instead of calculate all ridges as a whole in the

Pada pembelajaran ini, sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran pada Pembelajaran Berbasis Masalah, hal-hal yang perlu dilakukan guru adalah:.. Tahap 1: Guru menjelaskan

Perlu diketahui bahwa yang ingin dicapai dan/atau ditegakkan di dalam prinsip Miranda Rule yang terdapat di dalam pasal 56 ayat (1) tentang KUHAP adalah agar

Makalah ini membahas perhitungan lapisan tanah yang berpotensi likuifaksi pada data tanah sebelum dan sesudah perbaikan tanah, evaluasi pondasi eksisting pada gedung

Berdasarkan beberapa pemaparan pendapat ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa materi yang relevan untuk layanan bimbingan belajar di SMP adalah kegiatan

197.598.000,- ( Seratus Sembilan Puluh Tujuh Juta Lima Ratus Sembilan Puluh Delapan Ribu Rupiah ).. UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG DAN J ASA KELOMPOK KERJ A VI PENGADAAN J