Kegiatan pelayanan penunjang medis merupakan kegiatan yang sifatnya membantu pelayanan medis untuk menegakkan diagnosa dan rehabilitasi medik pasien serta menunjang kegiatan pelayanan lainnya. Kegiatan penunjang yang tersedia di RSJ Provinsi adalah pelayanan psikometri, laboratorium, farmasi, radiologi, elektromedik, gigi dan mulut. ● Pelayanan Elektromedik
Pelayanan elektromedik dalam 2 (dua) tahun terakhir mengalami penurunan. Berdasarkan laporan dari unit elektromedik, jumlah kunjungan tahun 2012 adalah 1131 kunjungan, menurun tahun 2013 menjadi 735 kunjungan dan kembali menurun tahun 2014 menjadi 615 kunjungan. Penurunan kunjungan salah satunya disebabkan oleh tidak adanya kerjasama RSJ Provinsi dengan pihak luar dan rujukan dari RS lain.
Kunjungan pasien tahun 2014 berdasarkan status pembayaran sebagian besar merupakan pasien BPJS (67,97%), sedangkan pemeriksaan yang paling banyak adalah pemeriksaan infra red radiator (31,06%) dan electrical stimulation (30,89%), pemeriksaan paling sedikit adalah ultra sound/terapi (3,74%).
Ketenagaan di unit pelayanan elektromedik adalah 3 orang fisioterapis yang merangkap sebagai tenaga administrasi. Unit rehabilitasi
medik/elektromedik sudah memiliki beberapa alat canggih seperti EEG dan brainstimulator for ADHD.
●Pelayanan Psikometri
Pelayanan psikometri dilaksanakan di poli psikologi dan poli pskiatri anak “Mental Sehat Ceria”(poli MSC)”. Selain pelayanan tes psikometri, di poli MSC juga melayani anak-anak berkebutuhan khusus seperti autisme, retardasi mental, dan epilepsi yang berindikasi ke kelainan mental.
Berdasarkan laporan dari unit psikometri, jumlah pemeriksaan tahun 2014 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013. Dari 926 pemeriksaan tahun 2013, menjadi 1,162 pemeriksaan tahun 2014 atau meningkat sebesar 25,48%. Peningkatan jumlah pemeriksaan yang sangat bermakna tersebut disebabkan oleh peningkatan permintaan tes pejabat publik untuk mendapatkan surat keterangan sehat jiwa.
Berdasarkan asal rujukan sebagian besar kunjungan di poli psikologi adalah luar (MoU) sebesar 71,17% dan rujukan dari poliklinik sebesar 23,49% dengan status pembayaran terbanyak pembayaran umum sebesar 98,79%. Jenis pemeriksaan sebagian besar adalah tes MMPI (59,29%).
Untuk pelayanan poli MSC, jumlah kunjungan tahun 2014 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013. Dari 917 kunjungan tahun 2013 menjadi 886 kunjungan tahun 2014 atau menurun 3,38%. Pemeriksaan terbanyak sama dengan tahun 2013 yakni pemeriksaan fisik dan mental (48,76%) dan test IQ (45,71%).
●Pelayanan gigi dan mulut
Berdasarkan laporan dari poliklinik gigi dan mulut, jumlah kunjungan tahun 2014 adalah 300 kunjungan, menurun 18,7% dibandingkan tahun 2013 dengan 369 kunjungan. Penurunan kunjungan salah satunya disebabkan oleh karena sejak bulan Juni 2014, poliklinik gigi dan mulut
tidak membuka pelayanan lagi akibat dari adanya renovasi dan perluasan gedung rawat jalan. Selain itu, masih adanya stigma negatif masyarakat tentang RSJ sangat berpengaruh terhadap jumlah kunjungan ke poli gigi walaupun RSJ telah memiliki dental care unit yang cukup lengkap dan canggih. Untuk menghapus stigma tersebut maka perlu kepedulian berbagai pihak untuk membantu sosialisasi produk RSJ kepada masyarakat.
Untuk tahun 2014, jenis pemeriksaan terbanyak adalah pembersihan karang gigi yakni sebesar 60%, berbeda dengan pemeriksaan tahun 2013 yang terbanyak adalah perawatan saluran akar (27%). Berdasarkan diagnosa, tahun 2014 sama dengan tahun 2013 yakni gangren pulpa dan gingivitis.
Berdasarkan status pembayaran untuk rawat jalan sebagian besar adalah pasien umum dengan 253 kunjungan sedangkan rawat inap sebagian besar pembayaran dengan BPJS 27 kunjungan. Dari keseluruhan kunjungan baik rujukan rawat jalan maupun rawat inap paling banyak adalah pasien baru (81,33%).
●Pelayanan Farmasi
Tahun 2014 adalah tahun pertama pemberlakuan JKN yang menyebabkan perubahan pada status pembayaran pasien, baik yang rawat inap maupun rawat jalan. Salah satu implikasinya adalah dalam kefarmasian, sebelum pemberlakuan BPJS, penggunaan obat bagi pasien IGD masih dapat diklaim tersendiri, tetapi setelah pemberlakuan BPJS penggunaan obat di IGD tidak lagi diklaim tersendiri tetapi menjadi satu dengan status rawat pasien, apakah rawat jalan atau rawat inap. Kegiatan pelayanan Farmasi di RSJ Provinsi meliputi penyediaan obat bagi pasien rawat jalan, rawat inap dan bagi kegiatan ekternal RSJ seperti kegiatan penanggulangan bencana dan pasung bagi pasien umum dan pasien dengan jaminan. Pelayanannya berorientasi kepada pelayanan pasien,
penyediaan obat yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
Berdasarkan laporan dari instalasi farmasi, sebagian besar obat di RSJ provinsi dipergunakan untuk pasien BPJS baik dari rawat jalan maupun rawat inap. Jenis obat yang disediakan terdiri dari obat generik dan obat non generik. Untuk obat generik sebanyak 125 item atau 56% dan obat non generik 100 item atau 46%. Semua resep yang masuk ke unit farmasi terlayani (100%).
Obat-obatan yang dipergunakan adalah obat anti psikotik 42 jenis tahun 2014 lebih banyak daripada 2013 dengan 38 jenis, anti depresi 16 jenis tahun 2014 dan 10 jenis tahun 2013, anti mania 2 jenis tahun 2014 dan 4 jenis di tahun 2013, anti epilepsi/konkulsi 10 jenis tahun 2014 dan 8 jenis di tahun 2013, anti anxietas 22 jenis tahun 2014 dan 23 jenis di tahun 2013, anti parkinson 7 jenis tahun 2014 dan 7 jenis di tahun 2013, neurotropik 4 jenis tahun 2014 dan 5 jenis di tahun 2013, anti ADHD 1 jenis tahun 2014 dan 1 jenis di tahun 2013. Selain obat jiwa, farmasi juga menyediakan obat umum sebanyak 104 jenis tahun 2014 dan 104 jenis tahun 2013 serta BAHKP 15 jenis tahun 2014 dan 24 jenis di tahun 2013. Golongan obat demensia yang pertama kali diadakan tahun 2013 sebanyak 1 jenis menjadi 2 jenis di tahun 2014. Secara umum penggunaan jenis obat di tahun 2013 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013, yang disebakan oleh adanya perubahan kebijakan penggunaan obat-obatan di RS.
Jumlah kunjungan di unit farmasi dihitung berdasarkan jumlah kertas resep yang dilayani. Jumlah kunjungan berdasarkan jumlah kertas resep tahun 2014 adalah 53,187 kunjungan, meningkat 6,3% dibandingkan tahun 2013 dengan 50.023 kunjungan. Hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan jumlah pasien. Berdasarkan jumlah resep yang ditulis oleh dokter, tahun 2014 adalah 178,513 resep, meningkat 8,26% dibanding tahun 2013 dengan 164,884 resep. Seperti pada tahun 2013,
sebagian besar resep yang dilayani adalah resep rawat inap yakni 105,882 resep (59,31%) tahun 2014 dan 108,799 resep (65,98%) tahun 2013.
Ketenagaan dan ruang pelayanan yang sudah tidak sesuai dengan volume dan beban kerja terutama karena peningkatan jumlah pasien adalah kendala yang dihadapi unit farmasi.
●Pelayanan Radiologi
Tahun 2014, pelayanan radiologi mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013. Jumlah pemeriksaan tahun 2013 adalah 399 pemeriksaan, sedangkan tahun 2014 adalah 221 pemeriksaan, menurun 44,61% dibandingkan tahun 2013. Seperti pada pelayanan gigi dan mulut, penurunan pemeriksaan disebabkan oleh pelayanan radiologi juga sejak Juni 2014 dihentikan sementara karena adanya renovasi gedung poliklinik/rawat jalan.
Berdasarkan jenis pemeriksaan, terbanyak adalah pemeriksaan thorax (91,40%) dan paling sedikit pemeriksaan Kontras Foto (0,45%). Dalam melakukan pemeriksaan masih ada kendala yaitu belum adanya dokter spesialis radiologi. Untuk mengatasi kendala tersebut RSJ Provinsi telah mengirim 1 orang dokter umum untuk mengikuti pendidikan spesialis radiologi dan melakukan kerjasama dalam bentuk kontrak radiolog.
●Pelayanan Laboratorium
Jumlah pemeriksaan di Laboratorium tahun 2014 adalah 13,845 pemeriksaan, mengalami peningkatan sebesar 31,09% dibandingkan tahun 2013 dengan 10,561 kunjungan. Seperti pada tahun 201,3 peningkatan yang signifikan disebabkan oleh adanya kerjasama dengan pihak luar seperti tes CPNS dan pelamar kerja lainnya untuk pemeriksaan bebas Narkoba.
Kunjungan ke unit pelayanan laboratorium RSJ Provinsi untuk tahun 2014 terbanyak berasal dari poliklinik (84,21%). Selain dari poliklinik, kunjungan juga berasal dari IGD (0,96%), Intensif (9,15%) dan rawat inap (5,68%). Sedangkan jenis pemeriksaan terbanyak adalah pemeriksaan narkoba (78,12%).
Berdasarkan status pembayaran, terbanyak adalah Jamkesmas (84,83%) dan sisanya adalah pasien umum (15,17%). Pelayanan di unit laboratorim masih ada kendala seperti mikroskop dan alat pemeriksaan kimia klinik masih kurang dan fungsi ruang yang sudah tidak sesuai dengan volume pelayanan.