• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

C. Pelayanan Sosial dan Panti Asuhan

1. Pelayanan Sosial

1). Pelayanan sosial merupakan akitivitas profesi pekerjaan sosial

9

Modul Pelayanan Sosial Anak Terlantar Dalam Panti (PSBR). 10

Syarif Muhidin. Pengantar Kesejahteraan Sosial, (Bandung: Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial, 1997).Cet.Ke-VII.h.5.

11

Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial (BPPKS), Standarisasi Panti Sosial, (Jakarta: 2005),h.3.

12

Ibid,h.3-4. 13

Dr. Soetarso, MSW, Kesejahteraan Sosial, Pelayanan Sosial, dan Kebijakan Sosial (Bandung: Koperasi Mahasiswa Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial, 1993), h.103.

bersama dengan profesi lain (bukan monopoli pekerja sosial ), 2).

Pelayanan sosial ditujukan untuk membantu orang agar seseorang dapat

mengembangkan diri, tidak bergantung, memperkuat relasi keluarga dan

juga memperbaiki individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, 3).

Pelayanan sosial diberikan agar penerima pelayanan dapat berfungsi sosial

dengan baik.

Peraturan pemerintah yang mengatur tentang Perekonomian

Nasional dan Kesejahteraan Sosial yaitu:

a) Yang tercantum dalam Amandemen Undang-undang Dasar 1945 yaitu

pasal 34 Ayat (1) yang berbunyi, fakir miskin dan anak-anak terlantar

di pelihara oleh Negara.

b) Amandemen Undang-undang Dasar 1945 yaitu pasal 33 Ayat (2) yang

berbunyi, negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh

rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu

sesuai dengan martabat kemanusiaan.

c) Rancangan Undang-undang Dasar 1945 tentang kemiskinan, yang

disusun oleh Tim Pokja Setditjen Bantuan dan Jaminan Sosial

Departemen Sosial Direktorat Jenderal Bantuan dan Jaminan Sosial.14

Oleh karena itu salah satu sarana yang dilakukan dalam

memberikan kesejahteraan sosial kepada anak yatim, piatu dan dhuafa

adalah melalui sistem panti ini adalah merupakan salah satu bentuk usaha

kesejahteran sosial dalam hal ini yatim, piatu dan dhuafa, dimana mengacu

pada program pelayanan dan berbagai kegiatan yang secara konkrit

14

Http://www.depsos.gi.id/kfm. Tim Pokja Setditjen Bantuan dan Jaminan Sosial (Departemen Sosial Direktorat Jenderal Bantuan dan Jaminan Sosial, RUU Kemiskinan, (Jakarta: Internet 14 September 2008)

(nyata) berusaha menjawab kebutuhan atau masalah yang dihadapi

anggota masyarakat.15

Panti Asuhan Islam Ratna Jaya merupakan salah satu lembaga sosial

masyarakat yang ada di wilayah tambun bekasi yang peduli terhadap nasib

anak-anak kurang mampu, seperti: yatim, piatu dan dhuafa. Panti ini juga

memiliki ciri-ciri panti pada umumnya yaitu: adanya visi, misi lembaga,

program pengurus, serta anak asuh yang ditangani, kemudian sarana dan

prasarana yang mendukung pelayanan sosial dipanti ini dirasakan cukup.

Dalam ajaran Agama Islam aturan dan kewajiban untuk memberi

perhatian, pengawasan dan santunan terhadap anak yatim merupakan satu

perintah yang terdapat dalam Al-qur’an Surat Al-Maa’un ayat 1-7

sebagaimana Firman Allah SWT yang berbunyi:

⌧ ☺

☺ ⌧

☺ ☺

Artinya: ”Tahukah kamu orang mendustakan agama, itulah orang yang menolak anak yatim, dan tidak menganjurkan (manusia) untuk memberi makan orang miskin, maka kecelakaanlah bagi orang yang shalat, (yaitu) mereka yang melalaikan shalat mereka, yang berbuat riya (pamer), dan enggan memberikan pertolongan (kepada orang lain)”. (Q.S. Al-Maa’un: 1-7)

Secara konseptual dapat dikatakan bahwa Panti Asuhan adalah suatu

lembaga yang memberikan pelayanan sosial kepada anak-anak terlantar

15

Drs. Isbandi Rukminto Adi, MPH, Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial, Dasar-dasar Pemikiran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), 1994),h.7.

(yatim dan dhu’afa), memberikan pelayanan pengganti perwakilan

anak-anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan sosial pada anak-anak asuh,

sehingga anak asuh mendapat kesempatan yang luas dan memadai bagi

perkembangan kepribadian sesuai dengan yang diharapkan sebagian dari

penerus cita-cita bangsa dan sebagai insan yang aktif dalam pembangunan

sosialnya.16

Panti asuhan adalah sebagai salah satu sarana yang sangat efektif

dalam menjawab permasalahan yang terjadi dalam proses program

pelayanan sosial, karena melalui pelayanan sosial yang ada di panti asuhan

juga dapat mengetahui bagaimana proeses pelayanan sosial yang dapat

berguna buat anak-anak yang ada dipanti.

Panti asuhan sebagai tempat tinggal bagi anak-anak kurang mampu

dan terlantar serta yatim piatu sebagai tempat bimbingan. Panti asuhan

juga bergerak dalam pembinaan dan melahirkan sumber daya manusia

yang baik dan berkualitas dengan sifat-sifat pelayanan yang ada di Panti

Asuhan.

Maka dengan adanya Panti Asuhan disini sangat membantu mereka

dalam menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi di dalam

kehidupan ini sehingga mereka dapat menjalani hidup yang tidak

dibedakan dengan anak-anak yang taraf ekonominya lebih baik dan yang

masih punya orang tua.

Disini peneliti berusaha mempelajari sejauh mana Kepuasan anak

asuh terhadap pelayanan sosial bagi anak yatim dan dhuafa di Panti

16

Depsos RI. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penyantunan dan Pengentasan Anak Terlantar Melalui Panti Asuhan Anak, (Jakarta: Binkesos, 1989), h.3.

Asuhan Islam Ratna Jaya yang berada di daerah Tambun-Bekasi bagi

anak-anak Indonesia khususnya anak-anak kurang mampu atau anak yatim

dan dhuafa. Penulis menganggap bahwa mereka pun layak mendapatkan

pelayanan sosial yang bai seperti: terpenuhinya kebutuhan mereka

sehari-hari, mendapatkan pendidikan yang layak anak-anak yang lain pada

umumnya.

Oleh sebab itu peneliti, tertarik untuk memperdalam pembahasan

skiripsi ini yang berjudul: ”Kepuasan Anak Asuh Terhadap Pelayanan

Sosial Bagi Anak Yatim dan Dhu’afa di Panti Asuhan Islam Ratna Jaya Desa Mangun Jaya Kecamatan Tambun Kabupaten Bekasi”.

Dengan menempatkan Panti Asuhan Islam Ratna Jaya, yang

beralamat di Jl. Pendidikan 2 No. 30 Kp. Siluman Mangun Jaya

Tambun-Bekasi sebagai lembaga sosial yang membantu anak-anak fakir miskin,

yatim piatu, sarana dan prasarana yang dimilikinya panti sangat

menunjang dalam masalah yang diteliti, tempatnya tidak terlalu jauh,

keterbatasan waktu, biaya dan tenaga.

B. PEMBATASAN dan PERUMUSAN MASALAH 1. Pembatasan masalah

Dengan mengetahui program-program apa saja dan kepuasan anak

asuh terhadap pelayanan-pelayanan sosial yang ada di Panti Asuhan Islam

Ratna Jaya dan untuk mempermudah dan memperjelas permasalahan yang

akan dibahas dalam penulisan skripsi ini, maka penulis membatasi

masalah pada “Program-program pelayanan apa saja dan kepuasan anak

2. Perumusan Masalah

Adapun masalah yang perlu dirumuskan dalam pembahasan skripsi

ini adalah:

a) Program apa saja yang dilakukan oleh Panti Asuhan Islam Ratna Jaya?

b) Bagaimana kepuasan anak asuh terhadap program pelaksanaan

pelayanan sosial bagi anak yatim dan dhuafa di Panti Asuhan Islam

Ratna Jaya?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian.

a) Untuk mengetahui program-program pelayanan sosial apa saja

yang ada di Panti.

b) Untuk mengetahui bagaimana kepuasan anak asuh terhadap

pelayanan-pelayanan sosial yang ada di Panti.

2. Manfaat Penelitian.

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mampu memberikan

kontribusi bagi pengembangan ilmu sosial kemasyarakatan yang

bersifat praktis dan jelas.

b. Penelitian ini diharapkan dapat membantu Panti Asuhan Islam

Ratna Jaya dalam melaksanakan program-programnya.

c. Penelitian ini dapat memberi pengetahuan yang berguna bagi

D. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian adalah alat uji dan analisa yang digunakan

untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid, reliable dan objektif. 17

1. Pendekatan Penelitian.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya, prilaku, motivasi, tindakan, secara holistik dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagi metode alamiah.18

Pendekatan kualitatif dapat digunakan untuk mempelajari dan mengerti

apa yang telah terjadi di belakang setiap fenomena atau kenyataan yang

baru sedikit dimengerti.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif untuk

mendapatkan gambaran yang konkrit tentang pelayanan sosial bagi anak

yatim da dhuafa yang dilakukan di Panti Asuhan Islam Ratna Jaya.

Menurut Bogdan dan Taylor mengenai definisi metodologi

penelitian kualitatif yaitu sebagai prosedur penelitian data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati.19

17

Dra. Hj. Ipah Fatimah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, h.34.

18

Moleong, lexy J. 1991. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya),h.6.

19

Dengan demikian data pada penelitian ini adalah mengenai

Kepuasan Anak Asuh Terhadap Pelayanan Sosial Bagi Anak Yatim dan

Dhua’fa di Panti Asuhan Islam Ratna Jaya.

2. Teknik Pemilihan Subjek dan Informan Penelitian.

Teknik yang digunakan untuk penentuan subjek dalam penelitian ini

adalah teknik purpose (bertujuan) dimana informan dipilih berdasarkan

pertimbangan tertentu dan dianggap sebagai orang-orang yang tepat dalam

memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.20

Menurut Neuman konsep sampel dalam penelitian kualitatif berkaitan erat

dengan bagaimana memilih informan atau situasi sosial tertentu yang

dapat memberikan informasi yang mantap dan terpercaya mengenai

elemen-elemen yang ada. Tidak ada ketentuan baku tentnag jumlah

informan minimal yang harus dipenuhi pada suatu penelitian kualitatif.

Bila data yang dikumpulkan telah dianggap mendalam dan memenuhi

tujuan penelitian, maka dapat diambil jumlah sampel kecil.21

Penelitian ini akan menggali data seluas-luasnya dari pihak-pihak

yang terlibat dalam kepuasan anak anak asuh terhadap pelayanan sosial di

Panti Asuhan Islam Ratna Jaya. Pihak-pihak tersebut antara lain adalah

Ketua atau pengurus pengasuh dan anak-anak asuh yang ada di panti

asuhan ini.

20

Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,2004),h.63.

21

Lawrence W. Neuman, Social Research Methods: Qualitative dan Quantitative Approaches (Needham, Heights: Allyn dan Bacon, 200), h. 20-21.

Sedangkan informan yang digunakan adalah anak-anak asuh yang

memberikan informasi tentang kegiatan pelayanan sosial yang ada di Panti

Asuhan Islam Ratna Jaya.

Tabel 1: Sumber Penelitian

No. Informan Informasi yang Dicari Jumlah Peneliti 1. Ketua atau pengurus

atau pengasuh

Gambaran lembaga, anak asuh dan pelayanan sosial yang ada di panti ini

1

2 Anak asuh Perihal pelayanan sosial yang diterima

20

3. Sumber Data

Sumber data penelitian dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a. Sumber Data Primer, merupakan data yang belum tersedia sehingga

untuk menjawab masalah penelitian, data harus diperoleh dari

sumber aslinya.22

Data primer dibagi menjadi 2 sumber data yaitu:

1. Data Utama data yang diperoleh secara langsung dari partisipan

atau sasaran penelitian, yaitu kepala atau pengurus atau pengasuh

Panti Asuhan Islam Ratna Jaya Bapak Zuhri.

2. Data Umum yaitu data yang diperoleh dari anak yatim dan

dhuafa yang bertemu langsung dipanti dan yang menjadi sampel

berjumlah 20 anak panti.

b. Sumber Data Sekunder, merupakan data-data yang diperoleh dari

catatan-catatan dan dokumen yang berhubungan dengan penelitian

ini. Catatan dan dokumen tersebut berupa internet tentang gambaran

22

Jaenal Arifin, Teknik Penarikan Sampel dan Pengumpulan Data, disampaikan pada Pelatihan Penelitian Mahasiswa FDI Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Sabtu 23 April 2005, h. 17.

umum Panti Asuhan Islam Ratna Jaya berupa buku panduan dan

proposal.

4. Lokasi Penelitian.

Penelitian dilaksanakan di lokasi Panti Asuhan Islam Ratna Jaya

yang beralamat di Jl. Pendidikan, No.30. Kp. Siluman Mangunjaya

Tambun-Bekasi.

5. Waktu Penelitian.

Penelitian ini berlangsung sejak bulan november 2008, namun

efektif waktu pelaksanaanya pada bulan april sampai juli 2009.

6. Teknik Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

a. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya

jawab yang sistematis tatap muka.23

Penelitian ini menggunakan wawancara langsung dengan

narasumber kepala atau pengurus atau pengasuh panti asuhan Bapak

Zuhri dan anak-anak asuh yang ada di panti asuhan islam ratna jaya

dengan cara mengajukan pertanyaan yang tidak terikat dan

berdasarkan pedoman pertanyaan dari penulis untuk memperoleh

data, dengan demikian dapat memperluas informasi yang

dibutuhkan. Pertanyaan pokok bagi narasumber adalah bagaimana

pelayanan sosial bagi anak yatim dan dhuafa yang ada di panti

asuhan islam ratna jaya.

23

Wawancara pertama dilakukan pada tanggal 4 Juni 2009 pada

jam 11.00 WIB, dengan kepala atau pengurus atau pengasuh panti

asuhan islam ratna jaya Bapak Zuhri, kemudian dilanjutkan dengan

anak-anak asuh yang ada di panti asuhan ini . Penelitian wawancara

ini dilakukan hanya untuk pelengkap data yang dibutuhkan,

sedangkan wawancara untuk anak asuh menggunakan angket atau

selebaran kertas yang diisi satu persatu oleh anak-anak asuh dengan

10 pertanyaan yang berisi tentang bagaimana kepuasan anak asuh

terhadap pelayanan sosial dan pelayanan-pelayanan apa saja yang di

panti asuhan islam ratna jaya ini.

b. Dokumentasi yaitu mencari data yang tertulis baik berupa buku,

jurnal, ataupun lainnya.24 Teknik ini dilakukan dengan cara

mengklasifilasikan dan mempelajari bahan-bahan yang tertulis yang

berkaitan dengan penelitian, dan mengambil data atau informasi

yang dibutuhkan pada sumber berupa dokumen, buku, majalah,

koran, dll.

Penelitian ini selain menggunakan observasi dan wawancara

langsung ke tempat sasaran atau tujuan, penelitian ini juga perlu

menggunakan data-data dokumentasi tertulis dari panti asuhan islam ratna

jaya yang berupa buku-buku atau catatan-catatan dokumentasi panti agar

untuk melengkapi semua data-data yang diambil oleh penulis disini.

7. Teknik Pencatatan Data.

24

Imam Suprayogo dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial Agama, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004),172.

Pencatatan data dilakukan dengan cara pencatatan lapangan yang

berisi hasil wawancara dan pengamatan atau observasi. Pengamatan secara

cermat terhadap kegiatan pelayanan sosial bagi anak yatim dan dhu’afa

secara langsung di Panti Asuhan Islam Ratna Jaya.

Teknik wawancara digunakan untuk mengumpulkan keterangan

tentang Kepuasan Anak Asuh Terhadap Pelayanan Sosial Bagi Anak

Yatim dan Dhu’afa dalam hal ini, penulis mengajukan beberapa

pertanyaan yang telah peneliti siapkan kepada responden, lalu di jawab

oleh pemberi data dengan bebas terbuka. Penelilitian ini menggunakan

wawancara langsung dengan narasumber kepala atau pengurus atau

pengasuh Panti Asuhan Islam Ratna Jaya Bapak Zuhri dan anak-anak asuh

panti dengan cara mengajukan pertanyaan yang tidak terikat dan

berdasarkan pedoman pertanyaan dari penulis untuk memperoleh data,

dengan demikian dapat memperluas informasi yang dibutuhkan peryataan

pokok bagi narasumber adalah pelayanan-pelayanan sosial apa saja dan

bagaimana kepuasan anak asuh terhadap pelayanan sosial bagi anak yatim

dan dhuafa yang ada di Panti Asuhan Islam Ratna Jaya.

8. Teknik Analisis Data.

Setelah data yang diperlukan terkumpul, selanjutnya disusun secara

sistematis dan diklasifikasikan dengan melakukan analis sesuai dengan

perumusan masalah dan tujuan penelitian.

Analisis data adalah suatu proses pengumpulan data agar bisa

ditafsirkan, dan memberikan makna pada analisis. Hal ini di dasarkan atas

meliputi kegiatan reduksi data. Menganalisis secara keseluruhan kepada

bagian-bagiannya atau menjelaskan tahap akhir dari proses perkembangan

sebelumnya yang sederhana.25

Teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku ”Pedoman

Penulisan Skripsi, Tesis dan disertasi, UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

2002” yang diterbitkan UIN Pers, cet.ke-2, tahun 2002.

9. Keabsahan Data

Kredibilitas (Derajat Kepercayaan) dengan menggunakan tehnik

triangulasi, yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain, hal itu dapat dicapai dengan jalan :

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara,

misalnya untuk mengetahui program pelayanan-pelayanan sosial apa

saja dan bagaimana kepuasan anak asuh terhadap pelayanan sosial

bagi anak yatim dan dhu’afa yang dilakukan Panti Asuhan Islam Ratna

Jaya.

b. Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang lain, misalnya dalam hal ini peneliti

membandingkan jawaban yang diberikan oleh Panti Asuhan Islam

Ratna Jaya dengan jawaban yang diberikan oleh Kepala Panti Asuhan

Islam Ratna Jaya yaitu Bapak. Zuhri, S. Ag, MM

c. Membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumen yang

berkaitan dengan masalah yang diajukan. Peneliti memanfaatkan

dokumen atau data

25

Pius A. Partanto M, Dahlan Al-Bahry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), cet.k3-1.h.658.

E. Tinjauan Pustaka

Untuk membandingkan maka peneliti memaparkan skirpsi peneliti

dengan skripsi yang berjudul ”Pelayanan Sosial Bagi Anak Yatim dan

Dhuafa di Panti Asuhan Anak An-najah, Pertukangan Selatan, Jakarta

Selatan”.

Disusun Oleh: Aan Saputra

Fakultas : Dakwah dan Komunikasi / Kesejahteraan Sosial

Lulusan : 2008 / 1429 H

Skripsi ini jelas berbeda dengan skripsi yang saya buat ada letak

perbedaannya antara lain pada:

a. Subjek: Yatim, Piatu dan dhuafa di panti non pemerintah

b. Adapun masalah yang dibahas oleh skripsi adalah jenis pelayanan.

Dengan melihat beberapa skripsi terdahulu, maka skripsi walau

hampir sama dengan skripsi diatas namun berbeda materi yang dibahas,

yaitu: tentang ”Kepuasan Anak Asuh terhadap Pelayanan Sosial Bagi

AnakYatim dan Dhuafa di Panti Asuhan Islam Ratna Jaya Desa Mangun

Jaya Kecamatan Tambun Kabupaten Bekasi”.

Adapun masalah yang penulis bahas adalah:

a. Program apa saja ynag dilakukan oleh Panti Asuhan Islam Ratna Jaya

Desa Mangun Jaya Kecamatan Tambun Kabupaten Bekasi?

b. Bagaimana kepuasan anak asuh terhadap pelayanan sosial bagi anak

yatim dan dhuafa di Panti Asuhan Islam Ratna Jaya Desa Mangun

F. Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari 5 bab, yaitu tentang pendahuluan, kerangka

pemikiran, profil lembaga, analisa kasus dan penutup. Secara garis besar

isi dari tiap bab adalah sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN yang meliputi: Latar belakang masalah,

Perumusan dan Pembatasan masalah, Tujuan dan Manfaat

penelitian, Metodologi penelitian, Tinjauan pustaka dan

Sistematika penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORI yang meliputi: Teori Kepuasan, Anak

Yatim dan Dhua’fa (Definisi anak dan Definisi anak yatim),

Dhu’afa (Pengertian dhu’afa, Ruang lingkup dhu’afa dan

langkah-langkah pengembangan kaum dhu’afa). Pelayanan

Sosial dan Panti Asuhan (Definisi pelayanan sosial,

Penyelenggara pelayanan sosial, Prinsip-prinsip pelayanan

sosial). Panti Asuhan (Pengertian panti asuhan, Sifat-sifat

pelayanan panti asuhan dan Fungsi dan tujuan panti asuhan,

serta Pelayanan Sosial di Panti Asuhan Islam Ratna Jaya).

BAB III: GAMBARAN UMUM PANTI ASUHAN yang meliputi:

Latar belakang berdirinya panti asuhan, Visi dan misi,

Tujuan dan program kerja panti asuhan, Struktur organisasi

kepengurusan panti asuhan serta Sarana dan prasarana

BAB IV: ANALISIS KEPUASAN ANAK ASUH TERHADAP

PELAYANAN SOSIAL BAGI ANAK YATIM & DHUAFA

Program pelayanan-pelayanan dan kepuasan anak asuh

terhadap pelayanan sosial yaitu: (Pelayanan Sosial

Pengasramaan, Pelayanan Sosial Permakanan, Pelayanan

Sosial Pendidikan, Pelayanan Sosial Pemeriksaan Kesehatan,

Pelayanan Sosial Konsultasi, Pelayanan Keagamaan,

Pelayanan Sosial Keterampilan, Pelayanan Sosial Hiburan &

Rekreasi serta Pelayanan Sosial Transportasi).

BAB V: PENUTUP yang meliputi: Kesimpulan dan Saran.

DAFTAR PUSTAKA

BAB II

LANDASAN TEORI A. Teori Kepuasan

1. Pengertian Teori Kepuasan

Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan pada awalnya muncul

ditahun 1940 dan mengalami kemunculan kembali dan penguatan di tahun

1970an dan 1980an. Para teoritis pendukung Teori Penggunaan dan

Pemenuhan Kepuasan berargumentasi bahwa kebutuhan manusialah yang

mempengaruhi bagaimana mereka menggunakan dan merespon saluran

media. Zillman sebagaimana dikutip Mc Quail telah menunjukkan

pengaruh mood seseorang saat memilih media yang akan ia gunakan, pada

saat seseorang merasa bosan maka ia akan memilih isi yang lebih menarik

dan menegangkan dan pada saat seseorang merasa tertekan ia akan

memilih isi yang lebih menenangkan dan ringan. Kepuasan adalah

persepsi pelanggan bahwa harapannya telah terpenuhi.26

Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan

kinerja (atau hasil) yang dirasakan dia bandingkan dengan harapannya.27

Kepuasan bisa bersifat infinite dan definite. Selama kepuasan itu belum

tercapai, maka manusia akan terus-menerus mengejarnya, bahkan ketika

manusia tersebut sudah mendapat kepuasan tersebut, ia akan berusaha

untuk meraih kepuasan yang lebih tinggi lagi.

26

Richard F. Gerson. Mengukur Kepuasan Pelanggan. (Jakarta: Penerbit PPM, 2002), cet,ke-2,hal.11.

27

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisis Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian .(Jakarta: Salemba Empat Prentice Hall, 1995), terj. Ancella Anitawati Hermawan, edisi ke-8,hal.46.

Jadi kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang

dirasakan dengan harapan.

B. Anak Yatim dan Dhu’afa 1. Anak Yatim

a. Definisi Anak

Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esayang

diberikan pada setiap manusi ynag senantiasa harus kita pelihara dengan

baik, karena dalam dirinya terdapat harkat, martabat serta kedudukan

sebagai hak untuk hidup layak seperti anak-anak lainnya.

Anak adalah manusia biasa yang berbentuk kecil, tetapi anak adalah

makhluk yang masih lemah dalam seluruh jiwa dan jasmaninya maupun

kehidupan fisik dan psikis anak berbeda dengan orang dewasa karena ia

sedang masa pertumbuhan yang mengikuti hukum genesa, secara

individual berbeda dengan yang lain.28

Anak juga sebagai potensi dan generasi penerus cita-cita perjuangan

bangsa dan agama, yang memiliki potensi sangat strategis dalam

menjamin kelangsungan eksistensi dimasa depan. Dengan demikian

seharusnya anak-anak harus terpenuhi segala kebutuhannya baik

kebutuhan fisik, sosial maupun mental rohaniahnya, maka mereka akan

tumbuh menjadi generasi penerus yang berkualitas dimasa depan. 29

Anak juga berhak atas peluang dan dukungan untuk mewujudkan

dan mengembangkan potensi diri dan kemampuan, namun tidak semua

28

Agus Sujanto, Psikologis Perkembangan, (Jakarta: Aksara Baru, 1996), Cet-Ke-7, h.35.

29

Jurnal Informasi Kajian Permasalahan Sosial dan Usaha Kesejahteraan Sosial (Jakarta: Pusat Pelatihan Permasalahan Sosial dan Usaha Kesejahteraan Badan Pelatihan

Dokumen terkait