• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

C. Pelelangan

Pelelangan terjadi apabila nasabah tidak dapat melunasi atau Gadai Ulang pinjamannya pada saat jatuh tempo pelunasan kredit. Pelelangan barang jaminan yang tidak tertebus dilakukan pihak Pegadaian untuk menutup biaya dan modal yang telah dikeluarkan. Lelang di Perum Pegadaian ada 2 macam yaitu Lelang Eksekusi dan Lelang Suka rela. Lelang eksekusi adalah lelang yang dimana telah ditentukan waktu hari dan tanggalnya, dan terjadi biasanya 1x dalam 1 bulan di Perum pegadaian itu sendiri. Sedangkan untuk Lelang Sukarela atau lelang umum adalah pembelian barang gadai yang tidak tertebus yang dilelang masyarakat umum diluar waktu lelang eksekusi. Berikut rumus untuk menentukan harga dasar lelang: RUMUS Keterangan; UP ; Uang Pinjaman SM ; Sewa modal

commit to user

61

Bea lelang sebesar 2%, yang terdiri dari;1% untuk biaya lelang pembeli dan 1% untuk biaya lelang penjual.

Misalnya, dalam sebuah kasus. Uang pinjaman yang telah diberikan kepada seorang nasabah atas barang jaminannya yng berupa komputer adalah Rp. 1.000.000,- dengan sewa modal 10,4%. Saat jatuh tempo, komputer tersebut tidak ditebus oleh nasabah maka, untuk menutup biaya dan modal yang telah dikeluarkanpihak Pegadaian akan melelang komputer tersebut. Terlebih dahulu pihak Perum Pegadaian menentukan besarnya harga dasar lelang, dengan perhitungn sebagai berikut:

Sewa Modal = 10,4% x Rp. 1.000.000,- = Rp. 104.000,- Bea Lelang = 2% x Rp. 1.000.000,- = Rp. 20.000,- Maka dengan demikian besarnya Harga Dasar Lelang,

Harga Dasar Lelang = Rp. 1000.000,- + Rp. 104.000,- +Rp. 20.000,- = Rp. 1.124.000,-

Apabila dalam pelelangan harga komputer tersebut lebih tinggi dari harga dasar lelang maka uang kelebihannya tersebut menjadi hak nasabah. Nasabah diberikan jangka waktu pengambilan selama 1 tahun, namun apabila lebih dari 1 tahun tidak juga diambil maka akan menjadi hak Perum Pegadaian. Tetapi apabila harga jual lelang dibawah harga tersebut maka nasabah harus memenuhi kekurangannya dengan dilakukan penagihan langsung.

Di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan Lelang yang digunakan ialah Lelang Umum. Sesuai dengan pernyataan Kepala Manajer Cabang:

commit to user

62

“Biasanya jarang terdapat barang jaminan yang tidak tertebus, kalaupun ada kebanyakan berupa perhiasan emas serta barang elektronik seperti televisi, proses pelelangannya dilakukan dengan Lelang Umum atau lelang sukarela, karena prosesnya lebih mudah dan sederhana” (wawancara).

commit to user

63 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan mengenai Prosedur Pemberian Kredit di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan dapat disimpulkan bahwa Prosedur Pemberian Kredit disana sudah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang ada.

Namun masih perlu adanya sosialisasi produk-produk yang ditawarkan berikut spesifikasi serta penjelasan langsung ke tempat-tempat umum disekitar Kantor Perum Pegadaian karena masih banyak masyarakat yang belum tahu dan paham mengenai produk berikut informasi pendukungnya.

Prosedur Pemberian Kredit di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan meliputi Prosedur Pemberian Kredit KCA dan Kredit KREASI. Adapun prosedur pemberian kredit KCA sebagai berikut

1. Nasabah datang menyerahkan barang jaminan berupa barang bergerak dan menunjukkan identitas diri. Selanjutnya proses penaksiran dilakukan oleh Petugas Penaksir.

2. Penaksir menentukan jumlah pinjaman dan meminta persetujuan kepada Kepala Kantor Cabang.

3. Penaksir menawarkan jumlah pinjaman tersebut kepada nasabah apabila nasabah menyetujui, terjadilah kesepakatan dan selanjutnya dilakukan penerbitan SBK dan pencairan kredit.

4. Pelunasan dilakukan per 15 hari dan dapat diperpanjang maksimal 4 bulan.

commit to user

64

Sedangkan untuk Prosedur Pemberian Kredit KREASI tidak jauh berbeda dengan Kredit KCA, hanya saja berbeda untuk beberapa hal sebagai berikut

1. Barang jaminan yang digunakan adalah BPKB kendaraan bermotor disertai dokumen yang diperlukan sesuai penjelasan bab sebelumnya, penaksiran dilakukan pada kendaraan bermotor yang bersangkutan. 2. Nasabah harus memiliki tempat tinggal serta usaha tetap dan menjanjikan

yang kemudian akan disurvey untuk menentukan kelayakan usaha sebagai jaminan bahwa kredit dapat dilunasi.

3. Penaksir menentukan jumlah pinjaman dan meminta persetujuan dari Kepala Kantor Cabang, selanjutnya Petugas menawarkan jumlah tersebut kepada nasabah.

4. Setelah nasabah menyetujuinya selanjutnya penerbitan Surat Perjanjian Kredit KREASI. Pencairan Kredit dapat dilakukan maksimal 3 hari. 5. Proses Pelunasan dilakukan dengan mengangsur rutin setiap bulan

sampai waktu yang telah ditentukan. Waktu pelunasan kredit fleksibel mulai dari 1 tahun, 2 tahun atau 3 tahun.

Untuk Proses Pelelangan barang jaminan dilakukan dengan cara Lelang Sukarela/Lelang Umum.

B. Saran

Sesuai dengan kesimpulan diatas, bahwa prosedur pemberian kredit di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan sudah dilaksanakan dengan baik dan sesuai prosedur yang ada.

commit to user

65

Maka penulis hanya akan memberikan saran agar Perum Pegadaian Cabang Karangpandan lebih meningkatkan sosialisasi mengenai produk-produk kredit yang ditawarkan di Perum Pegadaian dengan lebih sering melakukan penyebaran brosur-brosur atau terjun langsung ke tempat-tempat umum seperti pasar atau terminal Karangpandan guna menarik perhatian dan minat masyarakat agar lebih banyak lagi nasabah yang memilih Perum Pegadaian sebagai mitra usaha mereka.

commit to user

66

DAFTAR PUSTAKA

Christhoper Henry Priyono. 2007. Seri Penuntun Praktis “Siapa Bilang

Pemrograman itu Sulit”. Jakarta: PT. Elex Media Computindo.

Ida Nuraida. 2008. Manajemen Administrasi Perkantoran. Yogyakarta: Kanisisus. Kasmir 1998. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada.

______.2002. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. RajaGrafindo.

Moekijat. 1990. Kamus Manajemen. Bandung: Mandar Maju.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1996. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Rochayah Machali. 2009. “Pedoman bagi Penerjemah (Panduan Lengkap bagi

Anda yang ingin menjadi Penerjemah Profesional)”. Bandung: PT. Mizan

Pustaka.

Sutopo, HB. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Thomas Suyatno ; H.A Chalik; Made Sukada; Tinon Yunianti Ananda; Djuhaepah T. Marala. 2003. Dasar-Dasar Perkreditan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Totok Budisantosa dan Sigit Triandaru. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat.

Veithzal Rivai dan Andria Rivai. 2006. Credit Manajemen Handbook. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Zaki Baridwan. 2002. “Sistem Akuntansi, Penyusunan Prosedur dan Metode”. Yogyakarta : BPFE.

Zulkifli Amsyah. 1977. Manajemen Sistem Informasi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Dokumen terkait