• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelita (Pembangunan Lima Tahun) Orde Baru

BAB II Pembahasan

7. Pelita (Pembangunan Lima Tahun) Orde Baru

Di awal kekuasaannya, Pemerintah Orde Baru mewarisi kemerosotan ekonomi yang ditinggalkan oleh pemerintahan sebelumnya. Kemerosotan ekonomi ini ditandai oleh rendahnya pendapatan perkapita

penduduk Indonesia yang hanya mencapai 70 dollar AS, tingginya inflasi yang mencapai 65%, serta hancurnya sarana-sarana ekonomi akibat konflik yang terjadi di akhir pemerintahan Soekarno. Untuk mengatasi

kemerosotan ini, pemerintah Orde Baru membuat program jangka pendek berdasarkan Tap. MPRS No. XXII/MPRS/1966 yang diarahkan kepada pengendalian inflasi dan usaha rehabilitasi sarana ekonomi, peningkatan kegiatan ekonomi, dan pencukupan kebutuhan sandang. Program jangka pendek ini diambil dengan pertimbangan apabila inflasi dapat dikendalikan dan stabilitas tercapai, kegiatan ekonomi akan pulih dan produksi akan meningkat. Mulai 1 April 1969, pemerintah menciptakan landasan untuk pembangunan yang disebut sebagai Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita).45 Substansi daripada Rencani Pembangunan Lima Tahun adalah usaha pembangunan bidang pertanian sesuai dengan tujuan untuk mengejar keterbelakangan ekonomi melalui proses pembaharuan bidang pertanian.46

1. Repelita 1 (1 April 1969 - 31 Maret 1974)

Repelita pertama yang mulai dilaksanakan tahun 1969 tersebut fokus pada rehabilitasi prasarana penting dan pengembangan iklim usaha dan investasi. Pembangunan sektor pertanian diberi prioritas untuk memenuhi kebutuhan pangan sebelum membangun sektor-sektor lain. Pembangunan antara lain dilaksanakan dengan membangun prasana pertanian seperti irigasi, perhubungan, teknologi pertanian, kebutuhan pembiayaan, dan kredit perbankan. Petani juga dibantu melalui penyediaan sarana penunjang utama seperti pupuk hingga

pemasaran hasil produksi.47 Karena mayoritas penduduk Indonesia masih hidup dari hasil pertanian. Tujuan yang ingin dicapai adalah pertumbuhan ekonomi 5% per tahun dengan sasaran yang diutamakan adalah cukup pangan, cukup sandang, perbaikan prasarana terutama untuk menunjang pertanian. Tentunya akan diikuti oleh adanya perluasan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

45 Mustofa, SH. 2009. OP.cit. hlm 8

46 Kementrian PPN/Bappenas. Diakses melalui:

http://www.bappenas.go.id/data-dan-informasi-utama/dokumen-perencanaan-dan-pelaksanaan/dokumen-rencana-pembangunan-lima-tahun-repelita/. Pada 27 Maret pukul 20:00 WIB.

47Ibid.

Dasar hukum:

1. Pasal 4 ajat (1) Undang-undang Dasar 1945. 2. K e t e t a p a n MP R S No . X L I / M P R S / 1 9 6 8 .

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 183 tahun1968.

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Ten tang Rentjana Pembangunan Lima Tahun 1969 -1973.

2. Repelita II (1 April 1974 - 31 Maret 1979)

Melanjutkan repelita I, dalam Repelita II Target pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 7,5% per tahun. Prioritas utamanya adalah sector pertanian yang merupakan dasar untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri dan merupakan dasar tumbuhnya industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku. Selain itu dalam Repelita II juga memperhatikan pembangunan di pulau-pulau selain Jawa, Bali dan Madura, di antaranya melalui transmigrasi.

Dasar hukum :

1. Pasal 4 ajat (1) Undang-undang Dasar 1945. 2. K e t e t a p a n MP R S No . X L I / M P R S / 1 9 6 8 . 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 183

tahun1968.

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia tentang Ren cana Pembangunan Lima Tahun 1969 – 1973.

3. Repelita III (1 April 1979 - 31 Maret 1984)

Prioritas dalam repelita II sama seperti Repelita sebelumnya tetap pada pembangunan ekonomi yang dititikberatkan pada sektor pertanian menuju swasembada pangan, serta peningkatan industri yang mengolah bahan baku menjadi bahan jadi.Menekankan bidang industri padat karya untuk meningkatkan ekspor.

Dasar hukum :

1. Pasal 4 ayat (1) Undang - Undang Dasar 1945.

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor IV/ MPR/1978.

3. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor VIII/MPR/1978.

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 59/M Tahun 1978.

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia tentang Rencana Pembangunan Lima Tahun Ketiga (1979/80 -- 1983/84). 4. Repelita IV (1 April 1984 - 31 Maret 1989)

Meningkatan dari repelita III, peningkatan usaha-usaha untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat, mendorong pembagian pendapatan yang lebih adil dan merata, memperluas kesempatan kerja. Priorotasnya untuk melanjutkan usaha memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri. Serta menciptakan lapangan kerja baru dan industri

Dasar hukum :

1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945.

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor II/MPR/1983 tentang Garis - Garis Besar Haluan Negara.

3. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor VII/MPR/1983 tentang Pelimpahan Tugas dan Wewenang Kepada Presiden/Mandataris Majelis Permusyawaratan Rakyat dalam rangka pensuksesan dan Pengamanan Pembangunan Nasional.

4. Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 1979 tentang Rencana Pembangunan Lima Tahun Ketiga (REPELITA III) 1979/80 -1983/84.

5. Keputusan Presiden Nomor 45/M Tahun 1983 ten-tang Pembentukan Kabinet Pembangunan IV.

6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Tentang Rencana Pembangunan Lima Tahun Keempat (Repelita IV) 1984/85 -1988/89.

5. Repelita V (1 April 1989 - 31 Maret 1994)

Menekankan bidang transportasi, komunikasi dan pendidikan. Jika ditarik kesimpulan maka pembangunan ekonomi menurut repelita adalah mengacu pada sektor pertanian menuju swasembada pangan yang diikuti pertumbuhan industri bertahap. Menekankan bidang transportasi, komunikasi dan pendidikan.

Pelaksanaan kebijaksanaan pembangunan tetap bertumpu pada Trilogi Pembangunan dengan menekankan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju tercapainya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi serta stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.

Ketiga unsur Trilogi Pembangunan tersebut saling mengait dan perlu dikembangkan secara selaras, terpadu, dan saling memperkuat. Tujuan dari Repelita V sesuai dengan GBHN tahun 1988 adalah pertama, meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat yang makin merata dan adil, kedua, meletakkan landasan yang kuat untuk tahap pemangunan berikutnya.

Dasar hukum :

1. Keputusan Presiden Republik Indonesia tentang Rencana Pembangunan Lima Tahun Kelima (RepelitaV) 1989/90 – 1993/94.

2. Keputusan Presiden Republik IndonesiaNomor 13 Tahun 1989tentangRencana Pembangunan Lima Tahun

Kelima(Repelita V)1989/90 — 1993/94. 6. Repelita VI (tahun 1994 – tahun 1998)

Pada bidang ekonomi, yang merupakan penggerak utama pembangunan, seiring dengan kualitas sumber daya manusia dan didorong secara saling memperkuat, saling terkait dan terpadu dengan pembangunan bidang-bidang lainnya. peningkatan penertiban, penyempurnaan, dan pembinaan keseluruhan unsur aparatur negara dan pengawasan pembangunan baik aspek kelembagaan, aspek kepegawaian, maupun aspek ketatalaksanaannya.

Sasaran bidang ekonomi adalah terciptanya perekonomian yang mandiri dan andal sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan, berdasarkan demokrasi ekonomi yang berlandaskan Pancasila dan Undang - Undang Dasar 1945 dengan peningkatan kemakmuran rakyat yang makin merata, pertumbuhan yang cukup tinggi, dan stabilitas nasional yang mantap, bercirikan industri yang kuat dan maju, pertanian yang tangguh, koperasi yang sehat dan kuat, serta perdagangan yang maju dengan sistem distribusi yang mantap, didorong oleh kemitraan usaha yang kukuh antara badan usaha koperasi, negara, dan swasta serta pendayagunaan sumber daya alam yang optimal yang kesemuanya didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas, maju, produktif, dan profesional, iklim usaha yang sehat serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dan terpeliharanya kelestarian fungsi lingkungan hidupseirama, selaras, dan serasi dengan keberhasilan pembangunan bidang ekonomi dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan nasional.

Dasar hukum:

1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945.

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor II/MPR/ 1993 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara.

3. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor IVIMPR/ 1993 tentang Pengangkatan Presiden Republik Indonesia.

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia tentang Rencana Pembangunan Lima Tahun Keenam (Repelita VI) 1994/95 -1998/99.

7. Repelita Ke VII

Adalah repelita lepas landas yang bertujuan membawa Indonesia menjadi negara maju, tetapi repelita ini tidak pernah terwujud karena Orde baru telah tumbang pada tahun 1998, sebelum sempat mewujudkan pelita ini.

Salah satu goal dari Pelita Orde Baru adalah Swasembada beras yakni mulai tahun 1968 hingga 1992, produksi hasil-hasil pertanian meningkat tajam. Pada tahun 1962, misalnya, produksi padi hanya mencapai 17.156 ribu ton. Jumlah ini berhasil ditingkatkan tiga kali lipat menjadi 47.293 ribu ton pada tahun 1992, yang berarti produksi beras per jiwa meningkat dari 95,9 kg menjadi 154,0 kg per jiwa. Prestasi ini merupakan sebuah prestasi besar mengingat Indonesia pernah menjadi salah satu negara pengimpor beras terbesar di dunia pada tahun 1970-an.48

Pemerintah juga berusaha mengiringi pertumbuhan ekonomi dengan pemerataan kesejahteraan penduduk melalui program-program penyediaan kebutuhan pangan, peningkatan gizi, pemerataan pelayanan kesehatan, keluarga berencana, pendidikan dasar, penyediaan air bersih, dan pembangunan perumahan sederhana. Strategi ini dilaksanakan secara konsekuen di setiap pelita.Berkat usaha ini, pertumbuhan penduduk Indonesia berkurang dari angka 60% di tahun 1970-an ke angka 15% di tahun 1990-an. Pendapatan perkapita masyarakat juga naik dari yang hanya 70 dolar per tahun di tahun 1969, meningkat menjadi 600 dolar per tahun di tahun 1993.49

Pemerataan ekonomi juga diiringi dengan adanya peningkatan usia harapan hidup, dari yang tadinya 50 tahun di tahun 1970-an menjadi 61 tahun di 1992. Dalam kurun waktu yang sama, angka kematian bayi juga menurun dari 142 untuk setiap 1.000 kelahiran hidup menjadi 63 untuk setiap 1.000 kelahiran hidup. Jumlah penduduk juga berhasil dikendalikan melalui program Keluarga Berencana (KB).

48 Mustofa, SH. Op.cit. hlm 11 49Ibid.

Selama dasawarsa 1970-an, laju pertumbuhan penduduk mencapai 2,3% per tahun. Pada awal tahun 1990-an, angka tersebut dapat diturunkan menjadi 2,0% per tahun.50

Tetapi pada pertengahan 1997, Indonesia mengalami krisis ekonomi sehingga fondasi ekonomi yang telah dibangun selama 32 tahun runtuh.51 Yang berujung pada tumbangnya era Orde Baru pada tahun 1998 oleh people power yang dikenal dengan reformasi 1998.52 Orde Baru tumbang ketika Indonesia hampir lepas landas menjadi negara maju dengan Repelita ke VII. Hal itu menandai berakhirnya Orde Baru dan gagalnya Indonesia menjadi negara maju.

BAB III

Dokumen terkait