• Tidak ada hasil yang ditemukan

Simpulan

1. Orde baru adalah pemerintahan Indonesia yang berlangsung selama 32 tahun, yakni pada periode 1966 – 1998. Sejarah singkat berdirinya Orde Baru adalah di keluarkannya Supersemar yang memberikan kewenangan Pada Soeharto yang saat itu selaku Pangkopkamtib untuk mengembalikan stabilitas dan keamanan negara Pasca G30-S/PKI. Dengan dikeluarkannya Supersemar, perlahan – lahan kekuasaan Presiden Soekarno makin melemah dan hingga pada puncaknya dalam sidang Istimewa MPR pada 7

50Ibid.

51 Maksudi, Beddy Iriawan. Op.cit. hal 400 52Ibid. Hlm 242

Maret 1967, MPR menolak pidato pertanggung jawaban Presiden Soekarno dan diturunkannya Presiden Soekarno dari jabatan Presiden dan digantikan oleh Soeharto sebagai Pejabat Presiden. Inilah tonggak berdirinya Orde Baru.

2. Pada masa Orde Baru sistem Perundang – Undangan di Indonesia mendasarkan kepada TAP MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang hierarki perundang – undangan di Indonesia. dengan hierarki sebagai berikut: - UUD 1945

- Ketetapan MPR/MPRS

- Undang-Undang/ Peraturan Pemerintah Pengganti UU - Peraturan Pemerintah

- Keputusan Presiden

- Peraturan-peraturan Pelaksana lainnya, seperti: - Peraturan Menteri

- Instruksi Menteri

3. Struktur Ketatanegaraan pada masa Orde Baru diatur dalam UUD 1945 dengan MPR sebagai lembaga tertinggi negara, yang membawahi 5 lembaga tinggi lainnya yakni Presiden, DPA, DPR, BPK serta MA.

4. Sistem Pemerintahan di Indonesia adalah sistem semi Presidensial, dengan ciri presidensia nya lebih menonjol dengan mengandung ciri parlementer, yakni dengan adanya MPR/MRS sebagai lembaga tertinggi negara. Karena berdasarkan konstitusional maka kekuasaan pemerintahan tidak tak terbatas. Konstitusi yang dianut pada masa orde baru adalah konstitusi yang sama seperti konstitusi yang berlaku setelah dekrit 5 Juli 1959 yang disahkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945 yang disebut UUD 1945. Pada masa orde baru lembaga kepresidenan tidak hanya diatur dalam pasal – pasal konstitusi, namun juga diatur dalam penjelasan konstitusi yakni melalui ketetapan MPR/MPRS. Hal ini menyebabkan lembaga kepresidenan menjadi lembaga “super power” daripada lembaga – lembaga tinggi lainnya.

5. Pada masa Orde Baru dikenal istilah Dwi Fungsi ABRI, dimana ABRI tidak hanya sebagai angkatan bersenjata tetapi juga ikut serta dalam peran

politik. Bahkan pada awal 1970 jumlah jabatan Menteri/pimpinan lembaga tertinggi berjumlah 50 %, dan duta eselon 150 %, jabatan gubernur 70 %, bupati 50 % dan duta besar 45 %. Pada tahun 1977, jabatan sipil yang di duduki oleh ABRI mencapai 53,5 %. Pelaksanaan fungsi kedua ABRI dalam politik praktis sebagai golongan karya pada badan legislatif. Fungsi kedua ABRI dalam badan legislatif berdasarkan konsep Dinamistator dan Stabilitator.

6. Pada masa Orde Baru pemerintah menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal dalam kehidupan berorganisasi. Semua bentuk organisasi tidak boleh menggunakan asasnya selain pancasila. Menolak Pancasila sebagai sebagai asas tunggal merupakan pengkhianatan terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan pancasila menjadi bagian dari sistem kepribadian, sistem budaya, dan sistem sosial masyarakat Indonesia. Pancasila merupakan prestasi tertinggi Orde Baru, dan oleh karenanya maka semua prestasi lainnya dikaitkan dengan nama Pancasila. Mulai dari sistem ekonomi Pancasila, pers Pancasila, hubungan industri Pancasila, demokrasi Pancasila, dan sebagainya. Pancasila dianggap memiliki kesakralan (kesaktian) yang tidak boleh diperdebatkan. Yang selanjutnya dengan Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa menjabarkan kelima asas dalam Pancasila menjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila.

7. Di awal kekuasaannya, Pemerintah Orde Baru mewarisi kemerosotan ekonomi yang ditinggalkan oleh pemerintahan sebelumnya. Kemerosotan ekonomi ini ditandai oleh rendahnya pendapatan perkapita penduduk Indonesia yang hanya mencapai 70 dollar AS, tingginya inflasi yang mencapai 65%, serta hancurnya sarana-sarana ekonomi akibat konflik yang terjadi di akhir pemerintahan Soekarno. Untuk mengatasi kemerosotan ini, pemerintah Orde Baru membuat program jangka pendek berdasarkan Tap. MPRS No. XXII/MPRS/1966 yang diarahkan kepada pengendalian inflasi dan usaha rehabilitasi sarana ekonomi, peningkatan kegiatan ekonomi, dan pencukupan kebutuhan sandang. Program jangka pendek ini diambil dengan pertimbangan apabila inflasi dapat

dikendalikan dan stabilitas tercapai, kegiatan ekonomi akan pulih dan produksi akan meningkat. Mulai 1 April 1969, pemerintah menciptakan landasan untuk pembangunan yang disebut sebagai Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). Substansi daripada Rencani Pembangunan Lima Tahun adalah usaha pembangunan bidang pertanian sesuai dengan tujuan untuk mengejar keterbelakangan ekonomi melalui proses pembaharuan bidang pertanian. pada tahun 1968. Banyak goal yang dicapai dalam pelita, diantaranya Swasembada beras, peningkatan produksi pertanian, pemerataan kesejahteraan penduduk melalui program-program penyediaan kebutuhan pangan, peningkatan gizi, pemerataan pelayanan kesehatan, keluarga berencana, pendidikan dasar, penyediaan air bersih, dan pembangunan perumahan sederhana, hingga peningkatan harapan hidup. Tetapi krisis moneter 1998 menyebabkan Orde Baru tumbang oleh Reformasi 1998. Orde baru tumbang ketika hampir membawa Indonesia lepas landas menjadi negara maju dengan Pelita VII, Pelita yang tidak pernah terwujud.

Daftar Pustaka

UUD 1945 (Sebelum amandemen).

Adi, Sudirman. (2014). Sejarah lengkap Indonesia. Yogyakarta: DIVA press. Asshiddiqie, Jimly. (2009). Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta:

RajaGrafindo Persada.

Huda, Ni’matul & R. Nazriyah. (2011). Teori Pengujian Peraturan Perundang – Undangan. Bandung: Nusa Media.

Kansil, C.S.T. (1989), Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia.

Jakarta: PN Balai Pustaka.

Maksudi, Beddy Iriawan. (2012). Sistem Politik Indonesia. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Mustofa, S.H., Suryandari, Titik Mulyati. (2009). Sejarah: Untuk SMA/MA Kelas XII Program IPA. Jakarta: PT. Grahadi.

Poesponegoro, Marwati Djoned & Nugroho Notosusanto. (2008). Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: Balai Pustaka.

Suwarno, P.J. 1993. Pancasila Budaya Bangsa Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.

Sumber Internet:

Saat-saat Jatuhnya Presiden Soekarno Perjalanan Terakhir Bung Besar. Diakses melalui: http://www.tempo.co.id/ang/min/02/05/utama7.htm, pada 26 Maret 2015 pukul 19:02 WIB.

Dwifungsi. Diakses melalui: http://id.wikipedia.org/wiki/Dwifungsi. Pada 26 Maret pukul 19:36 WIB

Dwifungsi ABRI. Diakses melalui:

http://sejarah.kompasiana.com/2012/12/21/dwi-fungsi-abri-518674.html Pada 26 Maret pukul 20:02 WIB

Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila (P4). Orde Baru. Diakses dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Orde_Baru pada 26 Maret 2015 pukul 21:12 WIB.

Kementrian PPN/Bappenas. Diakses melalui: http://www.bappenas.go.id/data- dan-informasi-utama/dokumen-perencanaan-dan-pelaksanaan/dokumen-rencana-pembangunan-lima-tahun repelita/. Pada 27 Maret pukul 20:00 WIB.

Lampiran – Lampiran

Supersemar versi Angkatan Darat. Yang saat ini dipublikasikan (kiri) & supesemar versi lain (kanan).

Dokumen terkait