• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pem biayaan U tang

ASEAN I nfr astr uctur e Fund ( AI F)

5.2.2 Pem biayaan U tang

Dalam APBN 2013, pembiayaan dar i utang ditetapkan sebesar Rp161.485,7 miliar , yang bersumber dari SBN (neto) sebesar Rp180.439,9 miliar, pinjaman luar negeri (neto) sebesar negatif Rp19.454,2 miliar, dan pinjaman dalam negeri (neto) sebesar Rp500,0 miliar. Seiring dengan rencana kenaikan defisit anggaran, perubahan asumsi dasar ekonomi makro, rencana penarikan pinjaman terkini, kondisi pasar keuangan ter kini, serta kebijakan lain yang akan ditempuh, maka pembiayaan dari utang dalam RAPBNP 2013 diperkirakan naik Rp63.463,1 miliar sehingga menjadi Rp224.948,8 miliar. Tambahan pembiayaan utang ini sebagian besar diperoleh dari penerbitan SBN (neto), sedangkan pinjaman luar negeri (neto) dipertahankan negatif, dan pinjaman dalam negeri (neto) tidak mengalami perubahan. Secara keselur uhan, pembiayaan utang yang direncanakan dalam RAPBNP 2013 menjadi sebagai berikut: (1) SBN (neto) sebesar Rp241.318,7 miliar; (2) pinjaman luar negeri (neto) sebesar negatif Rp16.869,8 miliar ; dan (3) pinjaman dalam neger i (neto) tetap sebesar Rp500,0 miliar. Rincian pembiayaan utang disajikan pada Tabel 5.2.

M engi ngat besar nya kebutuhan pembi ayaan melal ui utang di tahun 2013, pemer int ah berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan menerapkan prinsip kehati-hat i an dan m em per t i mbangkan ber bagai fakt or di ant ar anya bi aya dan r i si ko ut ang, perkembangan kondisi pasar keuangan, kapasitas daya serap pasar SBN, countr y cei ling/

single countr y limit masing-masing lender, dan kebutuhan kas negara.

Selain itu, untuk mengoptimalkan pengelolaan por tofolio utang, mengefisiensikan biaya dengan m em anf aat k an m om ent um pasar k euangan, dan m eni ngkat k an k epast i an pembiayaan kegiatan prioritas termasuk pembiayaan untuk Alutsista/ Almatsus, Pemerintah akan melaksanakan fleksibilitas pembiayaan melalui utang. Fleksibilitas ter sebut ber upa per ubahan komposisi instrumen pembiayaan utang tanpa menyebabkan per ubahan pada total pembiayaan utang, termasuk diantaranya dapat melakukan per cepatan pembayar an cicilan pokok pinjaman luar neger i. Selain fleksibilitas utang tersebut, pemer intah juga ber upaya untuk melakukan upaya mitigasi risiko (hedgi ng) ter hadap sebagian kewajiban utangnya. Hal ini dilakukan dengan tujuan mengurangi dampak volatilitas di pasar keuangan terhadap posisi fiskal pemerintah.

5.2.2.1 Sur at Ber har ga N egar a ( N eto)

Tar get pembiayaan melalui penerbitan SBN (neto) dalam APBN 2013 ditetapkan sebesar Rp180.439,9 miliar, namun mengingat terdapat per ubahan asumsi dasar ekonomi makro dan kebutuhan pembiayaan untuk menutup defisit APBN, rencana penerbitan SBN (neto) pada RAPBNP 2013 ditargetkan menjadi sebesar Rp241.318,7 miliar, atau naik Rp60.878,8 miliar (33,7 per sen) jika dibandingkan dengan rencana penerbitannya dalam APBN 2013. Untuk memenuhi target penerbitan SBN (neto) yang besar tersebut, pemerintah tetap menjaga agar penerbitan SBN (neto) mengacu pada kapasitas dan daya serap pasar keuangan domestik. Perubahan pener bitan SBN (neto) dalam APBN 2013 dan RAPBNP 2013 disajikan pada Gr afik 5.6.

Pener bitan SBN di pasar domestik akan di l ak uk an dengan m em anf aat k an i nst r umen Sur at Ut ang Negar a (SUN) dan Sur at Ber har ga Syar i ah N egar a (SBSN). Adapun instrumen SUN terdiri dar i Sur at Per bendahar aan N egar a (SPN), Obligasi Negara (ON) reguler, dan obligasi ritel. Penerbitan SPN, khususnya SPN 3 bul an, akan di l akuk an secar a t er uk ur guna m em i ni m al i si r r i si k o

r efinancing utang dalam jangka pendek.

Pener bi t an SPN t enor t er sebut m asi h tetap diper lukan sebagai benchmar king

penentuan bunga obligasi seri var i able r ate mengingat Sertifikat Bank I ndonesia 3 bulan yang sebelumnya di gunakan sebagai acuan suku bunga ti dak lagi di ter bi tkan ol eh BI . Pener bitan SBSN di pasar domestik akan dilakukan dengan memanfaatkan instr

umen-180,4 241,3 -50,0 100,0 150 ,0 200,0 250,0 300,0 APBN 2013 RAPBNP 2013 GRAFI K 5.6

PEN ERBI TAN SU RAT BER H AR GA NEGARA ( Neto) APBN 20 13 D AN RAPBNP 20 13

Sum ber : Kementer ian Keuangan

tr il iu n r u p ia h 20 12 N om i n al % I . SBN ( N et o) 15 9 .7 0 4 ,3 18 0 .4 3 9 ,9 2 4 1.3 18 ,7 6 0 .8 7 8 ,8 3 3 ,7 I I . Pi n j am an L u ar N eger i ( N et o) ( 2 5 .0 8 3 ,7 ) ( 19 .4 5 4 ,2 ) ( 16 .8 6 9 ,8 ) 2 .5 8 4 ,3 ( 13 ,3 )

1. Penar ikan Pinjam an Luar Neger i (br ut o) 29.0 7 7 ,7 45.919,1 49.0 39,8 3.120 ,6 6,8 a. Pinjam an Pr ogr am 15.0 0 3,5 6.510 ,0 11.134,7 4.624,7 7 1,0 b. Pinjam an Pr oy ek 14.0 7 4,2 39.40 9,1 37 .90 5,0 (1.50 4,1) (3,8)

- Pinjaman Pr oy ek Pemer int ah Pusat 11.0 27 ,6 32.440 ,8 31.20 5,3 (1.235,6) (3,8) - Pener imaan Pener usan Pinjam an (SLA) 3.0 46,6 6.968,3 6.699,8 (268,5) (3,9) 2. Pener usan Pinjaman (SLA ) (3.0 46,6) (6.968,3) (6.699,8) 268,5 (3,9) 3. Pembay ar an Cicilan Pokok Ut ang Luar Neger i (51.114,8) (58.40 5,0 ) (59.20 9,8) (80 4,8) 1,4

I I I . Pi n j am an D al am N eger i ( N et o) 7 4 5 ,5 5 0 0 ,0 5 0 0 ,0 -

-1. Penar ikan Pinjam an Dalam Neger i (Br ut o) 859,0 7 50 ,0 7 50 ,0 - -2. Pembay ar an Cicilan Pokok Pinjam an Dalam Neger i (113,5) (250 ,0 ) (250 ,0 ) -

-13 5 .3 6 6 ,1

16 1.4 8 5 ,7 2 2 4 .9 4 8 ,8 6 3 .4 6 3 ,1 3 9 ,3 Su m b er : Ke m e n t e r i a n Keu a n ga n

T ABEL 5.2

PEM BI AY AAN U T AN G T AH U N 20 12 DAN 20 13 ( m iliar r upiah)

Ju m l ah Jen i s Pem bi ay aan U t an g

20 13 A PBN RA PBN P Selisih RAPBN P 20 13 - APBN 20 13 L KPP U n au di t ed

Per ubahan Defisit dan Pembiayaan Anggar an Bab 5

instrumen antara lain pr oject based sukuk/ sukuk pr oject financi ng, SPN syariah, Sukuk Dana H aji I ndonesia (SDH I ), dan sukuk ritel. Sedangkan pener bitan SBN valas di pasar internasional dilakukan dalam jumlah terukur dan sebagai komplemen terhadap SBN yang diterbitkan di pasar dalam negeri. Penerbitan SBN valas diperlukan mengingat kemungkinan terjadinya cr ow ding out effect di pasar keuangan domestik apabila seluruh SBN diterbitkan di pasar domestik. Penerbitan SBN valas juga dilakukan sebagai benchmar king instrumen obligasi valas yang diterbitkan oleh sektor swasta. Selain itu, penerbitan SBN valas juga dapat digunakan untuk m em bayar kewaj iban-kewaji ban val as Pemer i nt ah dan m em per kuat cadangan devisa nasional.

5.2.2.2 Pinjam an Luar N eger i ( N eto)

Dalam RAPBNP 2013, pinjaman luar negeri (neto) diperkirakan sebesar negatif Rp16.869,8 miliar, atau mengalami perubahan sebesar Rp2.584,3 miliar (13,3 per sen) dibandingkan dengan target semula yang ditetapkan dalam APBN 2013 sebesar negatif Rp19.454,2 miliar. Perubahan besar an pinjaman luar negeri ter utama disebabkan depresiasi nilai tukar dan kenaikan rencana penar ikan pinjaman pr ogr am. Untuk memenuhi target pinjaman luar negeri (neto), pemerintah melakukan penarikan pinjaman program, pinjaman proyek (yang terdiri dari pinjaman proyek untuk Pemerintah Pusat dan pinjaman yang diteruspinjamkan kepada BUM N/ Pemda), dan pembayaran cicilan pokok utang luar negeri.

Penarikan pinjaman program dalam RAPBNP 2013 diperkirakan sebesar Rp11.134,7 miliar atau naik Rp4.624,7 miliar (71,0 per sen) dibandingkan dengan r encana penarikan dalam APBN 2013 sebesar Rp6.510,0 miliar. Kenaikan ini karena pengaruh depr esiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan naiknya rencana penarikan pinjaman program dari semula USD700,0 juta pada APBN 2013 menjadi USD1.160,0 juta pada RAPBNP 2013. Pinjaman program tersebut rencananya akan dipenuhi dari World Bank, Asian Development Bank (ADB), dan Japan I nter national Cooper ation Agency (JI CA).

Penar ikan pinjaman proyek dalam RAPBNP 2013 diperkirakan sebesar Rp37.905,0 miliar. H al ini berarti menur un sebesar Rp1.504,1 miliar (3,8 per sen) jika dibandingkan dengan rencana yang ditetapkan dalam APBN 2013 sebesar Rp39.409,1 miliar. Perubahan rencana penar i kan pi nj am an pr oyek t er sebut ber k ai t an dengan penur unan pi nj am an pr oyek Pem er i nt ah Pusat sebesar Rp1.235,6 m i l i ar dan penur unan pi nj am an pr oyek yang diteruspinjamkan kepada Pemda dan/ atau BUM N yang diperkirakan sebesar Rp268,5 miliar. Penur unan pinj am an pr oyek Pemer intah Pusat disebabkan ol eh menur unnya r encana penarikan pinjaman proyek yang diterushibahkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk proyek M ass Rapid Tr ansit (M RT), yang semula ditetapkan sebesar Rp3.056,1 miliar dalam APBN 2013 menjadi sebesar Rp1.820,5 miliar dalam RAPBNP 2013, atau turun sebesar Rp1.235,6 miliar (40,4 persen).

Dalam RAPBNP 2013, pi njam an pr oyek yang diter uspinjamkan (pener usan pinjaman/

subsidiar y loan agr eement/ SLA) diperkirakan mengalami penur unan alokasi dari sebesar

Rp6.968,3 miliar dalam APBN 2013 menjadi sebesar Rp6.699,8 miliar. Perubahan tersebut di sebabk an di sat u si si t er dapat pengur angan al ok asi pener usan pi nj am an unt uk menyesuaikan dengan kebutuhan penyer apan oleh pengguna dana pener usan pinjaman, namun di sisi lain ter dapat penambahan pagu penerusan pinjaman akibat diter bitkannya

DI PA Lanjutan Pener usan Pinjaman Tahun Anggaran 2013, yang merupakan sisa anggaran penerusan pinjaman yang tidak terserap pada tahun 2012.

Rincian per ubahan penerusan pinjaman dalam APBN dan RAPBNP 2013 disajikan pada Tabel 5.3.

Sem ent ar a i t u, pem bayar an ci ci l an pokok ut ang l uar neger i yang j at uh t em po dal am RAPBN P 20 13 diper kir akan Rp59.209,8 mi liar atau naik Rp804,8 miliar (1,4 per sen) jika di bandi ngk an dengan pagu al ok asi yang di t et apkan dal am APBN 20 13 sebesar Rp58.405,0 miliar . Kenaikan kewajiban pembayar an cicilan pokok ut ang luar neger i t er sebut, ter utama disebabkan oleh depr esiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Sel ai n i t u, per k i r aan pem bayar an cicilan pokok utang luar neger i tahun

2013 tersebut juga telah memperhitungkan proyeksi terkini atas kewajiban pembayaran utang yang akan jatuh tempo sampai dengan akhir tahun 2013.

Perubahan penarikan pinjaman luar negeri dalam APBN 2013 dan RAPBNP 2013 disajikan pada Gr afik 5.7. 6.510 ,0 32.440,8 6.968,3 11.134,7 31.20 5,3 6.699,8 0 5.0 0 0 10 .0 0 0 15.0 0 0 20.0 0 0 25.0 0 0 30.0 0 0 35.0 0 0

Pi nj aman Pr ogr am Pi nj aman Pr oyek Pemer i ntah Pusat Peneri maan Penerusan Pi nj aman (SLA) GRAFI K 5.7

PE N ARI KAN PI N JAM AN LU AR N E GERI APBN 20 13 D AN RAPBN P 2 013 ( m iliar r upiah)

APBN 2 0 13 RAPBN P 2 013 Sumber : Kem ent er ian Keuangan

APBN RAPBN P * ) Pe ruba ha n 1. PT Per u sah aan Li st r i k N egar a 5.522,7 5.0 7 8,9 (443,8) 2. PT Sar an a Mu l t i I n f r ast r u k t u r 80 3,2 936,2 133,0 3. PT Per t ami n a (Per ser o) 499,5 543,4 44,0 4. Pemp r ov DKI Jak ar t a 7 9,4 - (7 9,4) 5. Pemk ot Bogor 17 ,5 36,9 19,4 6. Pemk ab Mu ar a En i m 40 ,0 61,9 21,9 7 . Pemk ab Kap u as 6,1 8,9 2,8 8. Pemk ot Ban da A ceh - 15,7 15,7 9. Pemk ot Saw ah Lu n t o - 12,0 12,0 10 . Pemk ab Mor ow al i - 6,0 6,0

6 .9 6 8 ,3

6 .6 9 9 ,8 ( 2 6 8 ,5 ) Sum be r: Ke m e nt e ria n Ke ua nga n

Ket : * ) RA PBN P 20 13 t er masu k DI PA Lan j u t an Pen er u san Pi n j aman TA 20 13 T ot a l

T ABE L 5 .3

RI N CI AN PE N E RU SAN PI N JAM AN APBN 2 0 13 D AN RAPBN P 2 0 13 ( m ilia r rupia h)

Per ubahan Defisit dan Pembiayaan Anggar an Bab 5

5.2.2.3 Pem biayaan m elalui Pinjam an Siaga

Untuk mengantisipasi dampak krisis perekonomian global terhadap kondisi fiskal, Pemerintah bekerja sama dengan development par tner yang ter diri atas lembaga multilater al (Wor ld Bank dan ADB) dan negara-negar a bilateral (Australia dan Jepang) untuk mempersiapkan fasilitas pinjaman siaga senilai total USD5,0 miliar. Fasilitas ini ber sifat antisipatif dan merupakan fasilitas sebagaimana layaknya asuransi yang dimaksudkan untuk memberikan

back-up pembiayaan bagi Pemerintah, khususnya selama tahun 2012 dan 2013 dalam hal

Pemer intah mengalami kesulitan mengakses sumber pembiayaan dalam neger i ter utama melalui penerbitan SBN. Sampai dengan saat ini, Pemerintah masih belum menggunakan fasilitas ini mengingat seluruh kebutuhan pembiayaan defisit masih bisa dipenuhi oleh sumber-sumber, baik dari dalam maupun luar negeri. Pinjaman siaga dalam RAPBNP 2013 disajikan pada Tabel 5.4.

Dokumen terkait