• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian

4.3.1. Pemahaman Pencatatan Keuangan

4.3.1.1. Pemahaman atas Pencatatan Keuangan di Depot Pak Djo 66

Dalam melakukan pemahaman atas suatu pengetahuan, memerlukan usaha secara terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan. Suharsimi (masbied.com) menyatakan bahwa pemahaman (comprehension) adalah bagaimana seorang mempertahankan, membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan.

Untuk itu, maka agar bisa menjawab mini research question yang pertama tentang “ Bagaimana Depot Pak Djo memiki pemahaman atas pencatatan keuangan ? “, maka dilakukan wawancara dengan bapak Soepardjiyono sebagai key informan. Dengan menanyakan apakah Depot Pak Djo memiliki pemahaman mengenai pencatatan keuangan. Berikut pernyataannya bapak Soepardjiyono:

“...pemahaman yang saya tau ya itu mas, dari setiap bukti transaksi itu dijadikan laporan keuangan yang dicatet terus dibuat jurnal, dbikin laporan laba rugi sama neracanya... tapinya mas, bapak ini engak bikin laporan yang lengkap soalnya kesuween... jadi cuman tak bikin laporan keuangan yang biasa sederhana aja wis bisa dibaca dan dimengerti...”

Demikian jawaban dari bapak Soepardjiyono sebagai pemilik sekaligus merangkap fungsi sebagai bosnya. Jawaban ini diperjelas oleh bu Endang sebagai istri dari bapak Soepardjiyono dengan menanyakan pertanyaan yang sama. Berikut pernyataan dari bu Endang:

”...yang saya ngerti ya dari pembelian sama penjualan sama nota – nota dicatet terus ditulis dibuku yang biasanya bapak nulis... ya disini ini loh mas (sambil menunjukkan bukunya)”.

Kemudian peneliti mencoba menanyakan masih dengan pertanyaan yang sama pada mbak Sum sebagai pegawai di Depot Pak Djo. Berikut pernyataannya:

“Waduh mas... kulo sekolah ngantun SD, boten ngertos....” (aduh mas... saya sekolah ya cuman sampai SD, tidak tahu...)

Menurut Suharsimi dalam (http://www.masbied.com/2011/09/02/definisi-pemahaman-menurut-para-ahli/) pengertian pemahaman merupakan dasar pemikiran dari seseorang untuk mengerti dan mampu menjabarkan dengan caranya tersendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya. Berdasarkan konsep pemikiran tersebut, bahwa informan telah memahami pencatatan keuangan yang telah dilakukan sesuai dengan caranya sendiri dan dengan pengetahuan yang dimiliki, yang dimana hanya terjadi aktivitas pencatatan laporan penjualan dan

pembelian sebagai informasi dari pendapatan dan pengeluaran bisnisnya. Meskipun laporan pencatatan yang dilakukan cukup sederhana, namun pemilik dan pelaksana Depot Pak Djo mampu untuk tetap eksis di dalam menjalankan usahanya.

4.3.1.2 Bentuk Pemahaman atas Pencatatan Keuangan di Depot Pak Djo

Informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi pencapaian keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil ( Megginson et al., 2000 dalam Pinasti 2007 ). Informasi akuntansi dapat menjadi dasar yang andal bagi pengambilan keputusan ekonomis dalam pengelolaan usaha kecil, antara lain keputusan pengembangan pasar, penetapan harga, mengajukan permohonan kredit ke bank, dan lain – lain. Bentuk atau model pencatatan keuangan yang diterapkan oleh Depot Pak Djo menganut pola paling mudah, artinya pola yang diterapkan yang dipandang mudah untuk dipahami itulah yang dipakai untuk pengelolaan keuangan. Bermacam – macam latar belakang karakter dan pendidikan yang dimiliki oleh pelaku UKM menjadikan pola tata kelola keuangan menjadi berbeda – beda antara pemilik yang satu dengan yang lainnya

Informan kunci yang menjadi tujuan pertama wawancara penelitian ini adalah pemilik dan pelaksana Depot Pak Djo yaitu bapak Soepardjiyono dan ibu Endang. Dalam wawancara tersebut, bapak Soepardjiyono tidak ikut memberikan informasi karena beliau tengah sibuk melayani pemesanan kardus bersama para karyawannya, maka peneliti melakukan wawancara dengan ibu endang dengan

menanyakan sampai sejauh mana bentuk pemahaman atas pencatatan keuangan pada Depot Pak Djo ini. Berikut pemaparan ibu Endang :

“Ya... semuanya ada catatannya. Mulai dari pendapatan, pengeluaran untuk belanja bahan baku, gaji karyawan, kasbon karyawan”.

Demikian jawaban dari ibu Endang sebagai pemilik dan pelaksana. Jawaban ini diperjelas oleh bapak Soepardjiyono dengan menanyakan pertanyaan yang sama. Berikut pernyataan dari bapak Soepardjiyono:

“Kalo di tempat saya jualan disini memang bentuk catatan keuangan cuman sederhana, soalnya mau buat laporan keuangan sing komplit gitu wis ga ada waktu mas... ya cuman sebatas catatan utang puitang dari karyawan, toko sembako, kadang anak – anaku ambil duit juga, blanja keluarga, terus belanja buat masakan, pendapatan pagi, pendapatan malem... pokoknya semua pengeluaran sama pendapatan transaksi, dsb di catat buku tulis, lainnya itu wis inget diluar kepala...”.

Dari pemaparan diatas menyatakan bahwa bentuk pemahaman dari bapak Soepardjiyono lebih jelas. Yang sebenarnya beliau paham, hanya saja menurut pernyataanya membuat pencatatan laporan yang komplit memakan waktu menjadikan tidak dapat menanggulangi kegiatan yang lain, sehingga melakukan pencatatan keuangan dengan ala kadarnya saja dan tidak lengkap. Bapak Soepardjiyono menilai bahwa dirinya mampu mengingat dengan baik bahkan diluar kepala, segala sesuatu yang berkaitan dengan keuangan dalam proses produksi makanan, karena sudah memproduksi makanan sejak lama.

Berdasarkan hasil informasi dari kedua informan, masing – masing memberikan jawaban yang intinya hampir sama, dan peneliti melanjutkan wawancara dengan informan yang lain yaitu pegawai Depot Pak Djo atas nama mbak Sum yang berprofesi sebagai kasir pagi dan mbak Ika sebagai kasir sore. Dalam hal ini yang lebih banyak memberikan informasi adalah mbak Sum. Berikut pemaparan dari mbak Sum:

“ ya, tak catet mas, ngunu kui lah pokoke... enten tiang tumbas kulo catet pesenane nopo... terus sampe mengke ganti kasir sing sore di total kabeh duite... mulai belanja, olehe pagi piro, terus duite dicocokne ambe sing tak tulis mau,

wis”. ( ya, saya catat mas, gitulah pokoknya... ada orang beli saya catat pesen

apa... terus sampai nanti ganti kasir sore di total semua duitnya... mulai belanja, pendapatan pagi berapa, terus duitnya dicocokan sama yang saya tulis tadi, sudah )

Menurut keterangan mbak Sum, bentuk pemahaman yang dia terapkan hanya berdasar nota – nota yang direkap dan dicatat di buku tulis harian. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan nara sumber berikutnya untuk mencari tahu lebih dalam lagi, yaitu mbak Icha sebagai anak dari pasangan suami istri bapak Soepardjiyono dan ibu Endang. Peneliti menanyakan sampai sejauh mana bentuk pemahaman atas pencatatan keuangan pada Depot Pak Djo ini. Berikut pemaparan mbak Icha:

“Setauku mas... ya paling ditulis dari nota terus di rekap ke buku tulis harian gitu ndak pake pembukuan lengkap kaya laporan keuangan yang standart

gitu mas…yang ada laporan laba rugi, neraca, arus kas, ekuitas pemilik, sama apa namanya...ehm, laporan atas pencatatan keuangan, gitu ya..”

Berdasarkan informasi dari ke empat narasumber yang telah diwawancarai, peneliti mempunyai kesimpulan bahwa bentuk pemahaman yang ada pada Depot Pak Djo segala bentuk transaksi, pencatatan penjualan, pembelian bahan baku, pendapatan, utang piutang, gaji karyawan semuanya memang dicatat. Namun hanya ditulis pada buku tulis harian dan hanya dengan bentuk pencatatan sederhana (lihat lampiran gambar 3.1 dan 3.2, hal 88).

Bentuk pencatatan seperti itu saja pemilik UKM Depot Pak Djo sudah mengerti diluar kepala dengan kondisi dari usahanya sendiri, dan bila dilihat dari profil depot Pak Djo masih bisa bertahan sampai dengan sekarang. Artinya seperti yang dikutip pada (Fahmibaharun's BlogJust another WordPress.com weblog) mengatakan bahwa pada periode pertama akuntansi hanyalah bentuk record – keeping yang sangat sederhana, maksudnya hanyalah bentuk pencatatan dari apa saja yang terjadi dalam dunia bisnis saat itu. Periode kedua merupakan penyempurnaan dari periode pertama, dikenal dengan masa lahirnya double - entry bookkeeping. Pada periode terakhir banyak sekali perkembangan pemikiran akuntansi yang bukan lagi sekedar masalah debit kiri – kredit kanan, tetapi sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat.

Dokumen terkait