• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritik 1. Minat

3. Pemahaman Konsep Kewirausahaan

a. Pengertian Pemahaman Konsep Kewirausahaan

Konsep merupakan abstraksi atau generalisasi suatu realita atau fenomena yang membutuhkan beberapa kata untuk menjelaskan agar dapat mengkomunikasikannya. Konsep juga merupakan dasar seluruh pemikiran dan komunikasi. Oleh karena itu keberhasilan dalam suatu penelitian tergantung pada penyusunan konsep yang jelas dan bagaimana orang lain mengerti dengan baik konsep yang digunakan.

Konsep adalah bagian yang sangat penting dari pemikiran dan merupakan komponen kunci dalam berpikir positif. Konsep adalah hal

yang mendasar untuk melahirkan gagasan-gagasan. Konsep merupakan hal yang penting untuk menghasilkan gagasan-gagasan dan merancang jalan ke masa depan. Jika tidak ada rutinitas, konsep sangatlah penting. Maka perlu mencoba memilih konsep di balik apa yang sedang dikatakan atau dicoba. Bisa memilih konsep, bisa membandingkan dan mengkontraskan konsep-konsep tersebut. Apakah konsep-konsep itu benar-benar berbeda dan manakah letak perbedaannya. Konsep akan selalu terlihat tidak jelas karena harus diterjemahkan ke dalam gagasan-gagasan spesifik sebelum bisa digunakan. Kita bisa menggunakan suatu konsep tanpa menyadari konsep yang kita gunakan.

Ada tipe-tipe konsep ; konsep bisnis, konsep nilai, konsep mekanisme, konsep operasi, dll. Ketika ada gagasan pasti ada konsep. Konsep tidak selalu utuh, tetapi konsep mengandung aspek penting dari apa yang dipikirkan atau dilakukan. Keterampilan berpikir dalam terminologi konsep hanya bisa diperoleh melalui pelatihan. Bagian dari pikiran, maka hendaknya dicatat dan melihat konsep-konsep yang digunakan diri sendiri maupun orang lain.(Bono de Edward 2005;111-123)

Dalam kaitan dengan konsep pemahaman kewirausahaan, konsep adalah suatu pemikiran yang secara khusus diciptakan untuk membangun sebuah teori, dalam hal ini yang dimaksud adalah kewirausahaan.

Istilah kewirausahaan (entrepreneurship) sudah tidak asing lagi saat ini. Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti

pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan.Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.

Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada.

Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenai produksi baru, menentukan cara produksi baru, memasarkan, serta mengatur permodalan operasinya.

Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, disebutkan bahwa; wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Sedangkan menurut Raymond Kao, seorang pakar kewirausahaan, (entrepreneur) adalah orang yang menciptakan kemakmuran dan proses peningkatan nilai tambah melalui inkubasi gagasan, memadukan sumberdaya, dan membuat gagasan menjadi kenyataan. Sementara menurut Rhenald Kasali, (entrepreneur) adalah seseorang yang menyukai perubahan, melakukan berbagai temuan yang membedakan dirinya dengan orang lain, menciptakan nilai tambah dan memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain (Yopi Hendra & Deny Riana.2008:2-3). Menurut Suryana, dalam buku kewirausahaan dikatakan bahwa kewirausahaan (entrepreneur) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju suskses. Kewirausahaan menurut Drucker (1959) adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang

(Suryana.2006:2). Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Sementara itu, Zimmerer mengartikan kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan ( Kasmir.2006:16-17).

Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan (http://revolsirait.com/definisi kewirausahaan).

Menurut Stoner,James; kewirausahaan adalah kemampuan mengambil faktor-faktor produksi, lahan kerja, tenaga kerja dan modal-menggunakannya untuk memproduksi barang atau jasa baru. Wirausahawan menyadari peluang yang tidak dilihat atau tidak dipedulikan oleh eksekutif bisnis lain. Wirausaha adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan yang cepat dalam memastikan kesuksesan. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya cara kerja teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan keuntungan yang lebih besar.

Menurut Joseph Schumeter, (entrepreneur) atau wirausaha adalah orang yang mendobrak system ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru.

Dalam definisi ini ditekankan bahwa seorang wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut (http://revolsirait.com/definisi-kewirausahaan).

Secara konsep, kewirausahaan dilihat dari berbagai sudut pandang dan konteks, yaitu menurut pandangan ahli ekonomi; wirausaha adalah orang yang mengkombinasikan faktor-faktor produksi seperti sumber daya alam, tenaga kerja, material, dan perlatan lain untuk meningkatkan nilai sehingga menjadi lebih tinggi dari sebelumnya. Wirausaha juga merupakan orang yang memperkenalkan perubahan-perubahan, inovasi, dan perbaikan produksi lainnya. Menurut pandangan ahli manajemen; wirausaha adalah seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur internal yang meliputi motivasi, visi, komunikasi, optimisme, dorongan, semangat, dan kemampuan memanfaatkan peluang usaha. Pandangan pelaku bisnis; Menurut Scarborough dan Zimmerer (Saefullah Asep,dkk 2010;9)

an entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty fot the purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and assembling the necessary resources to capitalize on those opportunities.

Wirausaha adalah orang yang menciptakan suatu bisnis baru dalam menghadapi risiko dan ketidakpastian dengan maksud untuk memperoleh keuntungan dan pertumbuhan dengan mengenali peluang dan mengkombinasikan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang tersebut.

Kewirausahaan adalah suatu konsep yang akan terus berkembang mengikuti perubahan perilaku para wirausahawan sebagaimana dipengaruhi oleh lingkungan ekonomi di sekitarnya. Kewirausahaan dapat dipandang sebagai suatu perilaku yang mencakup upaya-upaya seseorang dalam meraih kesempatan tanpa memandang seberapa besar sumber daya yang berada di bawah control orang tersebut (Ritonga,2007:156). Jadi secara menurut penulis pengertian kewirausahaan (entrepreneurship) diartikan sebagai sikap dan perilaku mandiri yang mampu menggabungkan unsur cipta, rasa dan karya, atau mampu menggabungkan unsur kreativitas, inovasi, tantangan, kerja keras dan kepuasan untuk mencapai prestasi maksimal.

Para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses. Menjadi seorang wirausaha berarti memadukan perwatakan pribadi, keuangan dan sumber-sumber daya di dalam usaha. Memiliki kemampuan menemukan dan mengevaluasi peluang-peluang,

mengumpulkan sumber-sumber daya yang diperlukan dan bertindak untuk memperoleh keuntungan-keuntungan dari peluang itu. Dalam pembangunan perekonomian Indonesia saat ini, meskipun kontribusi ekonominya masih terbatas, ada jutaan orang yang menggeluti usaha mikro, kecil dan menengah. Mereka andalan perekonomian Indonesia. Usaha-usaha itu belum memiliki karyawan dalam jumlah besar, dipimpin seorang atau beberapa orang wirausaha. Mereka mandiri, tahan banting, fleksibel dalam bergerak, efisien karena dikerjakan dengan seluruh anggota keluarga, tidak bergantung pada utang, dan berbasiskan sumber daya lokal. Tidak semua orang yang berusaha itu adalah entrepreneur. Karena entrepreneur adalah seorang yang berusaha dengan keberanian dan kegigihan sehingga usahanya mengalami pertumbuhan. Ada orang yang memilih bekerja pada orang lain dan membuka usaha sendiri, tetapi mereka belum layak disebut entrepreneur. Kalau mereka hanya sekedar membuka warung, berusaha seadanya, sekedar untuk hidup, maka mereka hanyalah pedagang biasa.

Ciri-ciri mereka adalah usaha dan stagnant, tak ada perubahan dari waktu ke waktu, dan dikerjakan tanpa rencana kemajuan sama sekali. Seorang entrepreneur adalah seorang yang “moving forward”, maju terus kedepan. Usahanya tumbuhnya dari waktu ke waktu, dari satu kedai menjadi lima kedai, sepuluh, seratus, lalu seribu. Dari warung kecil menjadi usaha besar. Dari lima karyawan menjadi puluhan, ratusan, atau mungkin saja ribuan karyawan.

Salah satu karakter utama seorang wirausaha adalah persahabatan yang kental dengan ketidakpastian (uncertainity). Artinya usahawan menggeluti ketidakpastian dari hari ke hari.

b. Pengaruh Pemahaman Konsep Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha

Sebelum memaparkan teori kewirausahaan, terlebih dahulu mengulas pengertian “teori”. Kita biasanya menggunakan teori untuk menjelaskan sebuah fenomena. Fenomena yang akan dijelaskan disini adalah kehadiran entrepreneurship yang mempunyai kontribusi besar dalam pengembangan ekonomi. Teori tersebut terdiri dari konsep dan konstruksi.

Teori adalah “sekumpulan konstruksi (konsep), definisi, dan proposisi yang saling berhubungan” yang menunjukkan pandangan sistematis terhadap sebuah fenomena dengan merinci hubungan antar variabel dengan tujuan untuk menerangkan dan memprediksi fenomena. Ada beberapa teori yang menjelaskan dan memprediksi fenomena mengenai kewirausahaan.

Secara teoritis, perusahaan sebagai sebuah istilah teknologis, dimana manajemen (individu-individu) hanya mengetahui biaya dan penerimaan perusahaan dan sekedar melakukan kalkulasi matematis untuk menentukan nilai optimal dari variabel keputusan.

Jadi individu hanya bertindak sebagai “kalkulator pasif” yang kontribusinya relatif kecil terhadap perusahaan.

Maka, dalam pendekatan teoritis tidak cukup mampu untuk menjelaskan isu mengenai kewirausahaan. Tapi sebagai titik awal masih bermanfaat juga.

Konsep perusahaan (the firm) yang dijelaskan dalam Neo Klasik masih mengakui juga keberadaan pihak manajemen atau individu-individu. Dan individu inilah yang nantinya berperan sebagai entrepreneur atau intrapreneur, yang akan dijelaskan pada teori-teori selanjutnya.

Dari sisi teori keseimbangan (equilibrium theory). Menurut teori ini, untuk mencapai keseimbangan diperlukan tindakan dan keputusan aktor (pelaku) ekonomi yang harus berulang-ulang dengan “cara yang sama” sampai mencapai keseimbangan.

Jadi kata kuncinya “berulang dengan cara yang sama”, yang disebut “situasi statis”, dan situasi tersebut tidak akan membawa perubahan. Artinya, orang-orang yang statis atau bertindak seperti kebanyakan orang tidak akan membawa perubahan. Schumpeter berupaya melakukan investigasi terhadap dinamika di balik perubahan ekonomi yang

diamatinya secara empiris.

Singkat cerita, akhirnya beliau menemukan unsur eksplanatory-nya yang disebut “inovasi“. Aktor ekonomi yang membawa inovasi tersebut disebut entrepeneur. Jadi entrepreneur adalah pelaku ekonomi yang akan membuat perubahan.

Masalah ekonomi sebetulnya mencakup mobilisasi sosial dari pengetahuan yang tersembunyi (belum diketahui umum) yang terfragmentasi dan tersebar melalui interaksi dari kegiatan para

entrepreneur yang bersiang.

Ada dua konsep utama yang perlu kita perhatikan, yaitu pengetahuan tersembunyi artinya orang lain belum tahu, dan kewirausahaan. Intinya mobilisasi sosial dari pengetahuan tersebut terjadi melalui tindakan entrepreneur.

Seorang entrepreneur mengarahkan usahanya untuk mencapai potensi keuntungan dan dengan demikian mereka mengetahui apa yang mungkin atau tidak mungkin mereka lakukan.

Artinya seorang entrepreneur itu harus selalu mengetahui pengetahuan atau informasi baru dimana orang banyak belum mengetahuinya. Pengetahuan atau informasi baru tersebut dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan. Dengan inovasi juga seorang wirausaha bisa mendapatkan pengetahuan, informasi, bahkan teknologi baru.

Penemuan pengetahuan tersembunyi merupakan proses perubahan yang berkelanjutan. Dan proses inilah yang merupakan titik awal dari pendekatan Austrian terhadap kewirausahaan. Ketika dunia dipenuhi ketidakpastian, proses tersebut kadang mengalami sukses dan gagal. Namun seorang entrepreneur selalu berusaha memperbaiki kesalahannya.

Jadi, jangan heran kalau orang tua atau guru-guru selalu mengatakan bahwa kegagalan itu adalah sukses yang tertunda, belajarlah dari kesalahan, atau “Hanya keledai lah yang terperosok dua kali”.

Kirzerian Entrepreneur, memakai pandangannya “human action” dalam menganalisis peranan entrepreneurial (pengusaha). Sama

halnya dengan prinsip “the man behind the gun”, mengandung makna yang sama dengan “knowing where to look knowledge”. Dengan memanfaatkan pengetahuan yang superior inilah seorang entrepreneur bisa menghasilkan keuntungan. Istilah kewirausahaan (entrepreneur) pertama kali diperkenalkan pada awal abad ke-18 oleh ekonom Perancis, Richard Cantillon. Menurutnya, entrepreneur adalah “agent who buys means of production at certain prices in order to combine them”.

Dalam waktu yang tidak terlalu lama, ekonom Perancis lainnya, yaitu Jean Baptista S. menambahkan definisi Cantillon dengan konsep entrepreneur sebagai pemimpin. Saya menyatakan bahwa entrepreneur

adalah seseorang yang membawa orang lain bersama-sama untuk membangun sebuah organ produktif. Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif.

Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak digolongkan sebagai kewirausahaan.

Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi kewirausahaan ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan fungsi manajerial tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bisa bersifat kondisional.

Di jaman global sekarang, adalah jamannya kewirausahaan. Para wirausahawan mengendalikan revolusi yang mentransformasi dan memperbaharui perekonomian dunia. The new economy ditandai oleh budaya kewirausahaan yang diaplikasi ke dalam aktivitas primer dan pendukung. Entrepreneurship merupakan esensi dari usaha bebas simetrik dan a-simetrik karena penciptaan dan kelahiran bisnis baru

dalam industri yang telah ada dan industri baru memberi vitalitas bagi ekonomi pasar.

Secara harfiah kata usaha dalam istilah kewirausahaan, itu lebih bernotasi effort atau upaya, sehingga jangan dikonotasikan sebagai bisnis belaka. Jiwa dan semangat kewirausahaan tidak hanya harus dimiliki oleh para pengusaha (business-man) saja, melainkan sangat perlu dimiliki oleh profesi dan peran apa saja dalam berbagai fungsi yang berbeda, apakah itu profesi guru/dosen, murid/mahasiswa, dokter, tentara, polisi, dan sebagainya. Wirausaha cenderung memiliki sifat avonturisme atau selalu terdorong untuk melakukan hal-hal baru yang menantang dengan keyakinan yang dimilikinya. Yang menentukan apakah seseorang akan menjadi seorang wirausaha (entrepreneur) atau bukan adalah perbuatan dan tindakan.

Bukan bawaan, bukan karena bakat, bukan karena sifat-sifatnya, melainkan karena tindakan. Seorang wirausahawan (entrepreneur) adalah seseorang yang memiliki visi dan intuisi yang realistis sekaligus seorang implementator atau seorang pelaksana yang handal dalam usaha

detail-detail yang diperlukan untuk mewujudkan visi pribadi maupun organisasinya.

Pertumbuhan kelompok wirausaha secara integral tidak terlepas dari lingkungan dimana kelompok-kelompok itu berada. Jika lingkungan kurang atau tidak mendorong tumbuhnya kelompok-kelompok wirausaha, maka perkembangan kewirausahaan akan meniscaya. Wirausaha akan tumbuh jika lingkungan menghargai orang-orang yang kreatif dan menyediakan sarana dan prasarana agar kreativitas itu dapat memenuhi kebutuhan masyarakat lingkungan.

Secara ekonomik, seorang wirausaha adalah seorang yang berkemampuan mengkomparasi “sumberdaya” untuk menghasilkan suatu output. Kelompok wirausaha dapat memberikan multiplier effect bagi lingkungannya, karena seorang wirausaha senantiasa memberdayakan lingkungan dalam setiap aktivitas yang dilakukannya.

Untuk membentuk pemahaman dan konsep kewirausahaan merupakan merupakan pola pikir yang memberikan arah dalam tahapan atau langkah-langkah berwirausaha. Jadi pembentukan aspek penting penting untuk menjadi wirausaha dapat dilakuakan melalui pemahaman

terhadap makna kewirausaha, karakteristik kewirausaha, dan paradigma berwirausaha.

Menurut Soeharto Prawirokusumo (1997:4), dalam buku kewirausahaan (Saefullah, PO Abas Sunarya, Sudaryono 2010:2). Pemahaman dan pendidikan kewirausahaan diajarkan sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri yang independen. Alasanya karena, pertama; kewirasuahaan berisi bidang pengetahuan yang utuh dan nyata, yang mana terdapat teori, konsep, dan metode ilmiah yang lengkap. Kedua ; kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu ; posisi permulaan dan didikan manajemen umum yang memisahkan antara manajemen serta kepemilikan usaha. Ketiga; kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki obyek tersendiri yaitu ; kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Keempat; kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan untuk dan pendapatan atau kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur. Kewirausahaan telah di jadikan kompetensi inti guna menciptakan perubahan, pembaruan, dan kemajuan. Kewirausahaan digunakan sebagai bisnis jangka pajang dan kehidupan secara umum. Melalui proses kreatif dan inovasi, wirausaha menciptakan nilai tambah atas barang atau jasa.

Dalam pemahaman konsep kewirausahaan terhadap minat berwirausaha, secara lebih jauh ada faktor yang menjadi kunci keberhasilan wirausahawan dalam membina dan mempertahankan ketahanan mentalnya yakni ; faktor intelijensi, motivasi, dan proaktivitas.

Faktor intelijensi merupakan unsur kecerdasan yang berkaitan dengan pemahaman konsep, hubunganya adalah untuk memungkinkan orang meningkatkan pengetahuan serta keahlian. Motivasi menciptakan dorongan yang menggebu dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan proaktivitas selalu menuntun manusia dominan terhadap dirinya sendiri, tanpa goyah karena pengaruh rekanan dari orang lain atau pun dari lingkungan. Pada pemahaman konsep kewirausahaan ini, seorang wirausahawan perlu memiliki intelijensi, karena dengan itu ia bisa mempelajari berbagai ilmu pengetahuan dan keahllian yang ada pada gilirannya nanti akan sangat membantu kiprahnya didunia usaha. Intelijensi dapat dilatih, dipelajari, karena manusia akan semakin cerdas bila otaknya semakin sering dipergunakan untuk berpikir.

Seorang wirausaha berpikir untuk mengatur strategi bisnis, mencari terobosan-terobosan, memecahkan masalah-masalah.

Maka seorang wirausahawan tetap konsisten belajar, mencari dan menambah ilmunya disegala disiplin ilmu agar bisa membuat dirinya dan usahanya menjadi kuat serta memiliki kesadaran teknologi (tecnology awareness) dan inovatif dalam menciptakan produk-produk baru.

Dari berbagai konsep yang dikemukakan diatas, ada beberapa hakikat penting kewirausahaan yaitu ; pertama, kewirausahaan adalah nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis.

Kedua, kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Ketiga, kewirausahaan adalah proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan atau usaha. Keempat, kewirausahaan adalah nilai yang diperlukan untuk memulai dan mengembangkan usaha. Kelima, kewirausahaan adalah proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan bermanfaat serta bernilai lebih. Keenam, kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi dan ilmu pengetahuan, menhasilkan barang dan jasa sehingga lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Ketujuh, kewirausahaan adalah proses atas penciptaan tambahan kekayaan.

Kekayaan diciptakan oleh individu yang berani mengambil risiko dengan syarat-syarat kewajaran, waktu dan komitmen karier atau penyediaan nilai untuk berbagai barang dan jasa.

4. Pandangan Tentang Kesempatan Kerja a. Pengertian Kesempatan Kerja

Pada mulanya dunia pekerjaan menggunakan tenaga kerja manusia pada berbagai jenis dan tingkat pekerjaan. Pada saat itu manusia tidak banyak mengalami kesulitan di dalam dunia usaha mendapatkan pekerjaan. Bahakan lapangan kerja mengalami kesulitan dalam usaha memperoleh tenaga kerja. Dengan adanya berbagai macam kesulitan serta alasan-alasan ekonomis, maka para penguasa lapangan kerja kemudian cenderung berpikir ekonomis. Terdorong oleh pemikiran ekonomis tersebut, manusia mulai menggunakan tenaga teknis mesin dan perlengkapan modern. Dalam hal ini peranan manusia adalah menjaga dan mengawasi kerja mesin atau perlengkapan modern tersebut.

Dalam perkembangan selanjutnya, manusia menggunakan peralatan komputer yang serba elektronis dan otomatis. Hal ini membuka jalan baru bagi prestasi manusia serta kepegawaian. Usaha-usaha produksi serta usaha-usaha pemecahan masalah dapat berlangsung secara lebih hemat dan cepat.

Dengan penggunaan tenaga mesin dan peralatan modern diberbagai bidang usaha, maka lapangan kerja menjadi semakin menyempit. Lapangan kerja menggunakan tenaga kerja manusia semakin hari semakin terbatas pada bidang-bidang produksi semakin memperkecil kemungkinan penampungan tenaga kerja manusia.

Semakin menyempitnya lapangan pekerjaan manusia dibarengi lagi dengan tuntutan-tuntutan baru bagi para pekerja dan pejabat bidang usaha jasa. Spesialisasi dalam profesi-profesi pun bertambah terus dan manusia semakin membutuhkan persiapan karir untuk memegang jabatan-jabatan.

Keadaan tersebut diatas ini telah mengurangi kesempatan kerja bagi manusia. Kondisi lapangan kerja tersebut berpengaruh besar terhadap kemungkinan bertambahnya jumlah pengangguran. Siapakah yang akan terus mampu mengatasi pengangguran yang semakin meningkat? Masalah-masalah ini akan menjadi beban bagi keluarga-keluarga, masyarakat, sekolah, dan pemerintah. Meskipun demikian, dengan jalan apakah mereka dapat mengatasi dan membendung

Dokumen terkait