• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARTAI ACEH (PA) ANTARA CITA-CITA ISLAM

X. Partai Aceh (PA) Sebagai Ujung Tombak Penerapan Syari’at Islam

2. Pemahaman Masyarakat Aceh tentang Qanun Meukuta Alam Al-Asyi

Qanun meukuta alam al-asyi bersumpahkan al-Qur‟an, al-Hadist, Ijma‟ Ulama dan Qias. Qanun meukuta alam al-asyi menetapkan bahwa dari 4 (empat) sumber itu dibentuk 4 (empat) jenis hukum, yaitu (1). Kekuasaan hukum, dipegang oleh Qadli Malikul Adil, (2). Kekuasaan adat, dipegang oleh Sultan Malikul Adil, (3). Kekuasaan qanun, dipegang oleh Majelis Mahkamah Rakyat, dan (4). Kekuasaan reusam, dipegang oleh penguasa tunggal, yaitu sultan sebagai penguasa tertinggi waktu negara dalam negara perang. Jumadi, S.Pd.I, Pengurus

305

Dewan Pimpinan Wilayah Partai Aceh (DPW-PA) Kabupaten Aceh Timur, mengatakan:

“Dalam melaksanakan 4 (empat) jenis hukum ini, qanun meukuta alam al -asyi menetapkan bahwa raja dan ulama harus menjadi dwi tunggal, seperti tercantum dalam qanun (yang diturunkan apa adanya), artinya, ulama dengan raja atau rais tidak boleh jauh atau berpisah. Jika berpisah, niscaya binasalah negeri ini. Barang siapa mengerjakan hukum Allah Swt dan meninggalkan adat, maka bersalah dengan dunianya, dan barang siapa mengerjakan adat dan meninggalkan hukum Allah Swt, berdosalah dengan Allah Swt. Maka hendaklah hukum dan adat seperti gagang pedang dengan mata pedang. Ini menandakan bahwa hukum sekuler yang berdasarkan akal (rasional) semata belumlah lengkap, karena jangkauan akal itu sangat terbatas. Sesungguhnya ada hal-hal yang tidak terjangkau oleh akal sekalipun”.306

Agama Islam sebagai agama resmi masyarakat Aceh sudah tentu hukum yang diberlakukan dalam mengatur kehidupan sosial masyarakat Aceh adalah mengaju kepada ajaran Syariat Islam. Jumadi, S.Pd.I, Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah Partai Aceh (DPW-PA) Kabupaten Aceh Timur, juga menjelaskan:

“Pelaksanaan syariat Islam sesuai dengan qanun meukuta alam al-asyi tidak hanya dilakukan melalui format hukum secara lisan yang berkembang dari masa ke masa, namun juga dilembagakan dalam dokumen tertulis yang diberi dengan qanun. Qanun meukuta alam al-asyi adalah bukti bagaimana pemimpin Aceh masa lalu menjadikan penerapan Syariat Islam ke dalam bingkai legal formal sebagai hukum negara. Hal ini misalnya bisa dilihat bagaimana pemimpin Aceh pada masa Iskandar Muda menyepakati bahwa sumber hukum kerajaan Aceh mengacu kepada al-Qur‟an, al-Sunnah, Ijma Ulama dan Qias”.307

Pemahaman dari pengalaman penerapan syariat Islam di Aceh pada masa lalu, bahwa penerapannya di lembagakan dalam aturan resmi negara. Dengan ini, Muhammad Yusuf, SP, Anggota Dewan Pimpinan Wilayah Partai Aceh (DPW-PA) Kabupaten Aceh Timur juga menjelaskan:

“Pada masa itu negara melakukan campur tangan dalam persoalan pengamalan agama masyarakat. Secara umum ajaran Islam mencakupi semua aspek kehidupan sosial masyarakat. Untuk mengatur kehidupan sosial tersebut itulah ajaran Islam menjelma menjadi tata aturan hukum untuk menjamin keamanan dan kedamaian. Suatu negara mustahil akan

306

Wawancara Jumadi, S.Pd.I, Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah Partai Aceh (DPW-PA) Kabupaten Aceh Timur, Pukul 15.15 s/d 16.00, Tanggal 30 Mei 2014

307

aman bila tidak ada hukum yang akan menjamin dan melindungi rakyatnya dari berbagai benturan kepentingan”.308

Dalam memahami penerapan syari‟at sesuai dengan Qanun Meukuta Alam Al-Asyi, masyarakatan Aceh memahaminya dengan membangun kembali pengetahuan dan wawasan sejarah dan nilai-nilai budaya Aceh sesuai dengan Qanun Meukuta Alam Al-Asyi untuk kehidupan bermasyarakat. Hal ini, senada dengan pernyataan Tengku M. Munzir, Wakil Ketua Rabithah Ulama Dayah Aceh (RUDA) Kabupaten Aceh Timur, menjelaskan bahwa:

“Melaksanakan nilai-nilai Dinul Islam di dalam penyelenggaraan pemerintahan secara baik dan bersih serta di dalam kehidupan masyarakat harus sesuai dengan Qanun Meukuta Alam Al-Asyi. Dan juga pemberlakukan nilai-nilai Dinul Islam secara komprehensif dengan mengedepankan kearifan lokal yang terkandung dalam Qanun Meukuta Alam Al-Asyi”.309

Dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat Aceh, Qanun Meukuta Alam Al-Asyi merupakan salah pedoman penerapan syariat Islam di Aceh pada masa Kerajaan Sultan Iskandar Muda. Dengan ini, Tgk. Ahmadi Mustafa, S.Pd.I, Sekretaris Majelis Ulama Nanggroe Aceh (MUNA) Kabupaten Aceh Timur, mengatakan:

“Partai Aceh (PA) dalam memberikan pemahaman penerapan syariat Islam sesuai dengan Qanun Meukuta Alam Al-Asyi harus meningkatkan peran ulama terhadap penetapan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan untuk pengefektifan penerapan nilai-nilai Dinul Islam dan mengangkat kembali budaya-budaya Aceh yang Islami melalui penerapan Qanun Meukuta Alam Al-Asyi”.310

Tgk. Ahmadi Mustafa, S.Pd.I, Sekretaris Majelis Ulama Nanggroe Aceh (MUNA) Kabupaten Aceh Timur, juga mengatakan:

“Partai Aceh (PA) juga harus mensosialisasikan Qanun Meukuta Alam Al-Asyi dan aturan yang berkenaan dengan pelaksanaan nilai-nilai Dinul Islam. Demi meningkatkan kualitas dan efektifitas penyebaran nilai-nilai Dinul

308

Wawancara Muhammad Yusuf, SP, Anggota Dewan Pimpinan Wilayah Partai Aceh (DPW-PA) Kabupaten Aceh Timur, Pukul 10.00 s/d 11.00, Tanggal 31 Mei 2014 bertempat di Kecamatan Peureulak

309

Wawancara Tengku M. Munzir, Pada Tanggal 28 Mei 2014

310

Wawancara dengan Tgk. Ahmadi Mustafa, S.Pd.I, Sekretaris Majelis Ulama Nanggroe Aceh (MUNA) Kabupaten Aceh Timur, Pukul 10.00 s/d 11.15, Tanggal 05 Juni 2014, Bertempat di Idi

Islam dalam kehidupan masyarakat melalui memperbanyak intensitas kegiatan-kegiatan keagamaan dan menghidupkan kembali budaya-budaya Aceh yang bernuansa ke-Islaman”.311

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman masyarakat Aceh tentang qanun meukuta alam al-asyi adalah qanun meukuta alam al-asyi menetapkan bahwa raja dan ulama harus menjadi dwi tunggal, seperti tercantum dalam qanun (yang diturunkan apa adanya), artinya, ulama dengan raja atau rais tidak boleh jauh atau berpisah, qanun meukuta alam al-asyi tidak hanya dilakukan melalui format hukum secara lisan yang berkembang dari masa ke masa, namun juga dilembagakan dalam dokumen tertulis yang diberi dengan qanun, mengatur kehidupan sosial tersebut itulah ajaran Islam menjelma menjadi tata aturan hukum qanun meukuta alam al-asyi untuk menjamin keamanan dan kedamaian, nilai-nilai Dinul Islam di dalam penyelenggaraan pemerintahan secara baik dan bersih sesuai dengan qanun meukuta alam al-asyi, meningkatkan peran ulama terhadap penetapan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan untuk pengefektifan penerapan nilai-nilai Dinul Islam dan mensosialisasikan qanun meukuta alam al-asyi dan aturan yang berkenaan dengan pelaksanaan nilai-nilai Dinul Islam.