• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : ANALISIS HASIL PENELITIAN

5.3 Efektifitas Program Pelayanan Sosial Anak Balita

5.3.1 Pemahaman Program

Pelayanan sosial mempunyai fungsi sebagai “akses” untuk menciptakan hubungan bimbingan yang sehat antara berbagai program, sehingga program-program tersebut dapat berfungsi dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang membutuhkannya. Pelayanan akses bukanlah semata-mata memberikan informasi, tetapi juga termasuk menghubungkan seseorang dengan

sumber-sumber yang diperlukan dengan melaksanakan program-program referral. Fungsi tambahan dari pelayanan sosial ialah menciptakan partisipasi anggota masyarakat untuk mengatasi masalah-masalah sosial. Tujuannya dapat berupa terapi individual dan sosial (untuk memberikan kepercayaan pada diri individu dan masyarakat) dan untuk mengatasi hambatan-hambatan sosial dalam pembagian politik, yaitu untuk mendistribusikan sumber-sumber dan kekuasaan.

Partisipasi mungkin merupakan konsekuensi dari bagaimana program itu diorganisir, dilaksanakan dan disusun. Partisipasi kadang-kadang merupakan alat, kadang-kadang merupakan tujuan. Ada yang memandang bahwa partisipasi dan pelayanan merupakan dua fungsi yang selalu konflik, karenanya harus dipilih salah satu. Karena itu harus dipilih partisipasi sebagai tanggung jawab masyarakat dan pelayanan sebagai tanggung jawab program. Pada umumnya satu program sulit untuk meningkatkan kedua-duanya sekaligus.

Data distribusi responden berdasarkan apakah ada sosialisasi program pelayanan sosial anak balita yang diberikan UPT dalam tabel 5.5 berikut ini

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Sosialisasi Program Pelayanan Sosial Anak Balita Yang Diberikan UPT

No Sosialisasi Program Frekuensi (F) Persentase (%) 1 2 Ada Tidak ada 11 1 91,7 8,3 Total 12 100 %

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.5 mayoritas responden yaitu sebanyak 11 responden menjawab adanya sosialisasi program pelayanan sosial anak balita yang diberikan UPT , namun ada 1 responden menjawab tidak adanya sosialisasi yang diberikan UPT. Responden mendaftarkan anak di UPT, kemudian pihak UPT menyeleksi anak balita mana yang layak dan berhak dititipkan dengan melihat penghasilan orangtua. Selanjutnya di umumkan di papan pengumuman dan orangtua/wali pada waktu yang ditentukan diharapkan hadir untuk dikumpulkan di Aula UPT. Pada saat itulah diberikan sosialisasi program pelayanan sosial anak balita oleh UPT.

Bagi responden yang menjawab tidak adanya sosialisasi program yang diberikan pihak UPT dikarenakan responden tersebut tidak dapat hadir diwaktu yang ditetapkan sehingga dia tidak mengetahui sosialisasi tersebut. Berdasarkan beberapa pertanyaan terbuka mengenai apa saja materi sosialisasinya, responden mengemukakan bahwa materi sosialisasi seputar program belajar, program bermain, program perawatan dan penyediaan makanan bergizi, program pembinaan sosial, mental dan fisik secara individu maupun kelompok beserta tujuan dan bagaimana metode pelaksanaan program tersebut.

2. Pemahaman Setelah Sosialisasi Program

Data distribusi responden berdasarkan sejauh mana pemahaman responden setelah sosialisasi program pelayanan sosial anak balita disajikan dalam tabel 5.6 berikut ini:

Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Setelah Sosialisasi Program Pelayananan Sosial Anak Balita

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3 4 5 Sangat Paham Paham

Biasa – biasa saja Kurang Paham Tidak Paham 2 8 0 2 0 16,7 66,6 0 16,7 0 Total 12 100%

Sumber: Data Primer, April 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.6 mayoritas responden memahami program pelayanan sosial yang dipaparkan oleh pemapar yaitu para pekerja sosial (peksos) UPT. Setelah menerima sosialisasi program sejumlah 2 responden (16,7%) mengatakan sangat paham, 8 reponden (66,6%) mengatakan paham sedangkan yang kurang paham sebanyak 2 responden (16,7%). Terdapat 2 responden yang kurang paham akan sosialisasi program yang diberikan. Bagi responden yang kurang paham terhadap sosialisasi program dikarenakan latar belakang kemampuan menangkap pesan dari sosialisasi sangat lamban sehingga responden lebih banyak bercerita dengan orangtua lain dibandingkan mendengarkan sosialisasi yang dilakukan. Hal ini

diakui responden tersebut dan 1 responden lainnya yang kurang paham karena tidak mengikuti sosialisasi program tersebut.

3. Pengetahuan Responden Mengenai Tujuan Program

Pelayanan sosial untuk penyembuhan, perlindungan dan rehabilitasi mempunyai tujuan untuk melaksanakan pertolongan kepada seseorang, baik secara individual maupun didalam kelompok/keluarga dan masyarakat agar mampu mengatasi masalah-masalahnya. Berikut ini akan diuraikan data distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden tentang tujuan program pelayanan sosial anak balita disajikan dalam tabel 5.7 berikut ini:

Tabel 5.7

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Tujuan Program No Pengetahuan Tujuan Program Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 Tahu Tidak Tahu 10 2 83,3 16,7 Total 12 100 %

Sumber: Data Primer, April 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.7 dapat diketahui responden yang mengetahui tujuan program pelayanan sosial anak balita adalah mayoritas responden menjawab tahu berjumlah 10 responden (83,3%) sedangkan yang tidak tahu berjumlah 2 responden (16,7%). Bagi responden yang tidak tahu dengan tujuan program pelayanan sosial anak balita ini dikarenakan tidak mengikuti sosialisasi, dan responden lainnya mengakui tidak terlalu mendengarkan pemapar sehingga tidak tahu tujuan program yang sudah dijelaskan ketika sosialisasi program.

Berdasarkan pertanyaan terbuka mengenai tujuan program yang diberikan responden jika mereka mengetahuinya yaitu, menjadikan anak-anak berbakat, mandiri, dan sukses dibina dalam UPT ini. Hal ini dibenarkan pihak UPT, sesuai dengan rencana ataupun kebijakan yang ingin direalisasikan oleh UPT adalah dengan melahirkan anak-anak yang berbakat dan sukses dibina dalam UPT ini, sehingga akan menjadi motivasi bagi masyarakat lain yang kurang mampu agar mereka memahami bahwa anak adalah harta berharga bagi mereka sehingga harus dijaga, dibina, dirawat dan diberikan pendidikan yang layar agar kelak bisa membanggakan orangtua walaupun si anak ini bukan berasal dari kalangan yang mampu

4. Pemahaman Tentang Tujuan Program

Data distribusi responden berdasarkan pemahaman tentang tujuan program pelayanan sosial anak balita disajikan dalam tabel 5.8 berikut ini:

Tabel 5.8

Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Tentang Tujuan Program No Pemahaman Tujuan Program Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3 4 5 Sangat Paham Paham

Biasa – biasa saja Kurang Paham Tidak paham 1 9 0 2 0 8,33 75 0 16,67 0 Total 12 100%

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.8 dapat diketahui bahwa mayoritas responden memahami tujuan program yaitu sebanyak 1 responden (8,3%) sangat paham, 9 responden (75%) paham akan tujuan program, dan 2 responden (16,67%) kurang paham. Responden yang kurang paham ini dikarenakan mereka tidak tahu tujuan program hanya mendengarkan dari mulut ke mulut tidak secara jelas, sehingga menurut mereka kurang paham terhadap tujuan program. Latar belakang kemampuan menangkap pesan dari sosialisasi sangat lamban juga membuat responden kurang paham dengan jelas tujuan program .

5. Pengetahuan Responden Tentang Metode Program

Data distribusi responden berdasarkan pengetahuan tentang metode program disajikan dalam tabel 5.9 berikut ini:

Tabel 5.9

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Metode Program No Pengetahuan Metode Program Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 Tahu Tidak Tahu 8 4 66,67 33,33 Total 12 100 %

Sumber: Data Primer, April 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.9 dapat diketahui bahwa 8 responden dengan persentase 66,67% tahu mengenai metode program dan 4 responden dengan persentase 33,33% tidak tahu mengenai metode program pelayanan sosial anak balita ini. Berdasarkan pertanyaan terbuka mengenai metode pelaksanaan program yaitu, dengan program belajar yang dibuat dengan kegiatan belajar mengajar seperti di sekolah-sekolah umum (TK). Dilaksanakan

program bermain dan tidur siang agar anak tidak jenuh. Sedangkan dalam metode pelaksanaan program perawatan dan penyediaan makanan bergizi dilakukan dengan memberikan sarapan, minum susu sebelum tidur siang dan makan siang. Kemudian adanya bimbingan sosial dan kegiatan olahraga (senam jasmani) dalam metode pelaksanaan program pembinaan fisik, mental dan sosial anak.

Usaha kesejahteraan sosial merupakan upaya yang konkret (nyata) baik ia bersifat langsung (direct services) ataupun tidak langsung (indirect services), sehingga apa yang dilakukan dapat dirasakan sebagai upaya yang benar-benar ditujukan untuk menangani masalah ataupun kebutuhan yang dihadapi warga masyarakat, dan bukan sekedar program, pelayanan ataupun kegiatan yang lebih dititikberatkan pada upaya menghidupi organisasinya sendiri ataupun menjadikan sebagai “panggung” untuk sekedar mengekspresikan penampilan diri person dalam suatu lembaga.

6. Pemahaman Tentang Metode Pelaksanaan Program

Data distribusi responden berdasarkan sejauh mana pemahaman tentang metode pelaksanaan program pelayanan sosial anak balita disajikan dalam tabel 5.10 berikut ini:

Tabel 5.10

Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Tentang Metode Pelaksanaan Program No Pemahaman Metode Program Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3 4 5 Sangat Paham Paham

Biasa – biasa saja Kurang Paham Tidak paham 0 8 1 1 2 0 66,67 8,33 8,33 16,67 Total 12 100%

Sumber: Data Primer, April 2015

Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.10 dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 8 responden mengatakan paham terhadap metode pelaksanaan program pelayanan sosial anak balita ini, di sisi lain masing - masing 1 responden mengatakan biasa-biasa saja, kurang paham dan 2 responden tidak paham terhadap metode pelaksanaan program. Responden yang menjelaskan pemahamannya biasa-biasa saja , kurang paham dan tidak paham dikarenakan responden tersebut tidak tahu dan mengerti bagaimana metode pelaksanaan program.

Dokumen terkait