• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V TINGKAT PEMAHAMAN DAN TEMUAN

5.1 Gambaran Tingkat Pemahaman Nomina Kedanauan Lut Tawar

5.1.3 Pemahaman tumbuhan di lingkungan danau

Data pada Tabel 3 (lihat Lampiran 2 hal. 129) memiliki 140 leksikon tumbuhan di lingkungan danau. Untuk empat kecamatan sekitar danau, pengujian tingkat pemahaman leksikon tersebut dilakukan pada 72 informan. Dengan demikian, diketahui di empat kecamatan yang mengelilingi Lut Tawar itu, empat leksikon (2,8%) tidak dikenal, yaitu leksikon Sekaput (62 informan atau 86,1%), leksikon Semamu (56 informan atau 77,8%), leksikon Sesemuk (59 informan atau 81,9%), dan leksikon Uyet mamul (56 informan atau 77,8%). Ada 21 leksikon (15%) yang paling sering didengar dan digunakan oleh informan dan referennya masih banyak ditemukan

yaitu Bunge rus (59 informan atau 81,9%), Celala (54 informan atau 75%), Cemucut

atau 84,7%), Gadung (66 informan atau 91,7%), Jagong (55 informan atau 76,4%),

Keloang jantar (57 informan atau 79,2%), Kepile (58 informan atau 80,6%), Kerpe belene (62 informan atau 86,1%), Kuning (62 informan atau 86,1%), Lasun ilang (63 informan atau 87,5%), Lengkues (57 informan atau 79,2%), Peteri malu (65 informan atau 90,3%), Petukel (57 informan atau 79,2%), Sange (60 informan atau 83,3%),

Taruk jepang (63 informan atau 87,5%), Terpuk (52 informan atau 72,2%), Terpuk ilang (49 informan atau 68,1%), Uluh (39 informan atau 54,2%), dan Uyem (68 informan atau 94,4%) .

Tabel 3a (lihat Lampiran 2 hal. 132) menggambarkan bahwa di Kecamatan Bebesen, leksikon tumbuhan yang sama sekali jarang didengar dan digunakan oleh informan ada enam (4,3%), yakni Alun sira (16 informan atau 88,9%), Kerpe terasi (14 informan atau 77,8%), Sekaput (16 informan atau 88,9%), Semamu (14 informan atau 77,8%), Sesemuk (16 informan atau 88,9%), dan Uyet mamul (14 informan atau 77,8%). Untuk leksikon tumbuhan yang paling sering didengar dan digunakan oleh informan dan referennya masih banyak ditemukan ada 26 leksikon (18,6%), di antaranya Bunge rus (17 informan atau 94,4%) Celala (12 informan atau 66,7%), Cemucut (13 informan atau 72,2%), Dedingin (12 informan atau 66,7%),

Engap (15 informan atau 83,3%), Gadung (15 informan atau 83,3%), Jangjingki (11 informan atau 61,1%), Jih (11 informan atau 61,1%), Kekuyang (12 informan atau 66,7%), Keloang jantar (11 informan atau 61,1%), Kepile (11 informan atau 61,1%),

Kerpe belene (13 informan atau 72,2%), Kuning (15 informan atau 83,3%), Lasun ilang (12 informan atau 66,7%), Pegege (12 informan atau 66,7%), Peteri malu (15

informan atau 83,3%), Rempon ijo belang (11 informan atau 61,1%), Sange (13 informan atau 72,2%), Sawi manis (11 informan atau 61,1%), Taruk jepang (13 informan atau 72,2%), Temu lawak kuning (11 informan atau 61,1%), Terpuk (14 informan atau 77,8%), Terpukilang (13 informan atau 72,2%), Ungke pit (11 informan atau 61,1%), Ungke rimang (12 informan atau 66,7%), dan Uyem (15 informan atau 83,3%).

Di Kecamatan Kebayakan, melalui data pada Tabel 3b (lihat Lampiran 2 hal. 135) diketahui leksikon tumbuhan dalam danau yang akarnya terapung yang sama sekali jarang didengar dan digunakan ada 15 (10,7%), antara lain Cang duri (11 informan atau 61,1%), Kerpe jem-jem (10 informan atau 55,6%), Kerpe lela (15 informan atau 83,3%), Kerpe terasi (13 informan atau 72,2%), Lela Uten (11 informan atau 61,1%), Pang babi (9 informan atau 50%), Peteri junte (9 informan atau 50%),

Pulihanar (11 informan atau 61,1%), Reriang asam (12 informan atau 66,7%),

Sekaput (15 informan atau 83,3%), Semamu (14 informan atau 77,8%), Sesemuk (13 informan atau 72,2%), Tikel bunge (11 informan atau 61,1%), Tutup bumi (10 informan atau 55,6%), Uyet mamul (14 informan atau 77,8%). Untuk leksikon tumbuhan yang paling sering didengar dan digunakan oleh informan dan referennya masih banyak ditemukan ada 34 leksikon (24,3%). Leksikon-leksikon itu adalah Bunge matahari (9 informan atau 50%), Bunge rus (15 informan atau 83,3%), Cemucut (14 informan atau 77,8%), Engap (16 informan atau 88,9%),

Gadung (17 informan atau 94,4%), Ingu (13 informan atau 72,2%), Jerango (14 informan atau 77,8%), Jagong (17 informan atau 94,4%), Kekuyang (17 informan atau

94,4%), Keloang gajah (9 informan atau 50%), Keloang jantar (15 informan atau 83,3%), Kepile (16 informan atau 88,9%), Keramunting (14 informan atau 77,8%),

Kermak ijo (9 informan atau 50%), Kerpe belene (17 informan atau 94,4%), Kuning

(15 informan atau 83,3%), Lasun ilang (17 informan atau 94,4%), Lasun putih (12 informan atau 66,7%), Lengkues (17 informan atau 94,4%), Merkisah (15 informan atau 83,3%), Nenggeri (13 informan atau 72,2%), Peteri malu (15 informan atau 83,3%), Petukel (17 informan atau 94,4%), Sange (18 informan atau 100%), Sawi manis (14 informan atau 77,8%), Taruk jepang (17 informan atau 94,4%),

Teratai/bunge rata (9 informan atau 50%), Terong naru (18 informan atau 100%),

Terong padul (17 informan atau 94,4%), Terpuk (10 informan atau 55,6%), Terpuk ilang (9 informan atau 50%), Tube lintah (15 informan atau 83,3%), Ungke pit (14 informan atau 77,8%), Uyem (18 informan atau 100%).

Di Kecamatan Bintang (Tabel 3c, lihat Lampiran 2 hal. 138), informan sama sekali jarang mendengar dan menggunakan dua leksikon (1,4%) tumbuhan, yaitu

Kerpe lela (17 informan atau 94,4%) dan Sekaput (15 informan atau 83,3%). Untuk leksikon tumbuhan yang paling sering didengar dan digunakan oleh informan dan referennya masih banyak ditemukan ada 28 leksikon (20%) tumbuhan, seperti

Ampung-ampung pulo (12 informan atau 66,7%), Bunge rus (14 informan atau 77,8%), Celala (13 informan atau 72,2%), Cemucut (13 informan atau 72,2%),

Dedepok (13 informan atau 72,2%), Dedingin (14 informan atau 77,8%), Engap (15 informan atau 83,3%), Gadung (18 informan atau 100%), Jerango (14 informan atau 77,8%), Jagong (17 informan atau 94,4%), Keloang jantar (16 informan atau 88,9%),

Kepile (15 informan atau 83,3%), Kerpe belene (17 informan atau 94,4%), Kuning (16 informan atau 88,9%), Lasun ilang (18 informan atau 100%), Lasun putih (12 informan atau 66,7%), Lengkues (15 informan atau 83,3%), Merkisah (13 informan atau 72,2%), Peteri malu (18 informan atau 100%), Petukel (16 informan atau 88,9%), Sange (14 informan atau 77,8%), Taruk jepang (18 informan atau 100%),

Terong padul (16 informan atau 88,9%), Terpuk (16 informan atau 88,9%), Tutup bumi

(9 informan atau 50%), Uluh (18 informan atau 100%), Ungke rimang (16 informan atau 88,9%), dan Uyem (18 informan atau 100%).

Di Kecamatan Lut Tawar (Tabel 3d, lihat Lampiran 2 hal. 140), informan

sama sekali jarang mendengar dan menggunakan sembilan leksikon (6,4%) tumbuhan, yaitu Keketah belang (14 informan atau 77,8%), Kerpe jem-jem (18 informan atau 100%), Lela uten (16 informan atau 88,9%), Lempuyang (11 informan atau 61,1%), Ongkal ijo (13 informan atau 72,2%), Ongkal Puding (14 informan atau 77,8%), Poleng (17 informan atau 94,4%), Pulihanar (14 informan atau 77,8%), dan

Sekaput (15 informan atau 83,3%). Untuk leksikon tumbuhan yang paling sering didengar dan digunakan dan referennya masih banyak ditemukan, informan memilih 23 leksikon (16,4%). Leksikon-leksikon itu meliputi Ampung-ampung pulo

(12 informan atau 66,7%), Celala (14 informan atau 77,8%), Cemucut (15 informan atau 83,3%), Gadung (16 informan atau 88,9%), Gadung item (9 informan atau 50%),

Jerango (14 informan atau 77,8%), Jih (16 informan atau 88,9%), Jagong (11 informan atau 61,1%), Kekuyang (15 informan atau 83,3%), Keloang jantar (15 informan atau 83,3%), Kepile (16 informan atau 88,9%), Kuning (16 informan atau

88,9%), Lasun ilang (informan atau 88,9%), Lengkues (16 informan atau 88,9%),

Merkisah (18 informan atau 100%), Nenggeri (11 informan atau 61,1%), Peteri malu

(17 informan atau 94,4%), Petukel (14 informan atau 77,8%), Sawi kol (14 informan atau 77,8%), Teratai/bunge rata (9 informan atau 50%), Terpuk ilang (13 informan atau 72,2%), Uluh (18 informan atau 100%), dan Uyem (17 informan atau 94,4%).

Dengan mengacu pada Tabel 3e (lihat Lampiran 2 hal. 143), diperoleh gambaran bahwa ke 24 informan pria dan wanita usia di atas 46 tahun sama sekali

jarang mendengar dan menggunakan dua atau 1,4% leksikon tumbuhan di sekitar danau seperti Kerpe terasi (17 informan atau 70,8%) dan Sekaput (17 informan atau 70,8%). Untuk leksikon tumbuhan yang paling sering didengar dan digunakan dan referennya masih banyak ditemukan, ada 39 leksikon (27,9%), seperti Ampung-ampung pulo (15 informan atau 62,5%), Batang teguh (21 informan atau 87,5%),

Bunge matahari (12 informan atau 50%), Bunge rus (22 informan atau 91,7%), Celala

(20 informan atau 83,3%), Cemucut (18 informan atau 75%), Dedingin (19 informan atau 79,2%), Engap (18 informan atau 75%), Gadung (22 informan atau 91,7%), Ingu

(16 informan atau 66,7%), Jangjingki (18 informan atau 75%), Jih (19 informan atau 79,2%), Jagong (19 informan atau 79,2%), Kekuyang (20 informan atau 83,3%),

Keloang jantar (17 informan atau 70,8%), Kepile (15 informan atau 62,5%),

Keramunting (21 informan atau 87,5%), Kerpe belene (23 informan atau 95,8%),

Kerpe pelu (19 informan atau 79,2%), Kuning (22 informan atau 91,7%), Lasun ilang

(21 informan atau 87,5%), Lengkues (17 informan atau 70,8%), Pegege (19 informan atau 79,2%), Peteri malu (20 informan atau 83,3%), Petukel (17 informan atau

70,8%), Sange (20 informan atau 83,3%), Taruk jepang (18 informan atau 75%), Temu lawak kuning (17 informan atau 70,8%), Temu lawak putih (15 informan atau 62,5%),

Tepung belilit (16 informan atau 66,7%), Tetemi (17 informan atau 70,8%), Terong padul (21 informan atau 87,5%), Terong payung (20 informan atau 83,3%), Terpuk (16 informan atau 66,7%), Terpuk ilang (16 informan atau 66,7%), Terpuk putih (15 informan atau 62,5%), Tetusuk (19 informan atau 79,2%), Ungke pit (18 informan atau 75%), dan Uyem (22 informan atau 91,7%).

Data pada Tabel 3f (lihat Lampiran 2 hal. 146) menunjukkan ada 29 leksikon (20,7%) tumbuhan dalam danau yang sama sekali jarang didengar dan digunakan

oleh informan pria dan wanita usia 21-45 tahun, di antaranya Alun sira (20 informan atau 83,3%), Cenur (20 informan atau 83,3%), Jerang belanga (20 informan atau 83,3%), Keketah belang (18 informan atau 75%), Kermak batak (17 informan atau 70,8%), Kermak putih (16 informan atau 66,7%), Kerpe jagong (15 informan atau 62,5%), Kerpe jem-jem (19 informan atau 79,2%), Kerpe lela (20 informan atau 83,3%), Kerpe terasi (20 informan atau 83,3%), Lela paya (16 informan atau 66,7%), Lela uten (16 informan atau 66,7%), Matang kule (18 informan atau 75%), Ongkal ijo

(15 informan atau 62,5%), Ongkal puding (16 informan atau 66,7%), Pelulut (16 informan atau 66,7%), Poleng (19 informan atau 79,2%), Pulihanar (19 informan atau 79,2%), Reriang asam (19 informan atau 79,2%), Reringin (16 informan atau 66,7%),

Sekaput (23 informan atau 95,8%), Semamu (21 informan atau 87,5%), Sesemuk (22 informan atau 91,7%), Sesenap (16 informan atau 66,7%), Tikel bunge (20 informan atau 83,3%), Tutup bumi (16 informan atau 66,7%), Uyet mamul (21 informan atau

87,5%), Uyet pelu (15 informan atau 62,5%),dan Uyet pepus (18 informan atau 75%). Sedangkan untuk leksikon tumbuhan berikut informan pria dan wanita usia 21-45 tahun mengenal 21 (15%) leksikon dan menyatakan referennya masih banyak ditemukan, yaitu Bunge rus (20 informan atau 83,3%), Celala (17 informan atau 70,8%), Cemucut (19 informan atau 79,2%), Engap (22 informan atau 91,7%), Ingu

(17 informan atau 70,8%), Jagong (17 informan atau 70,8%), Keloang gajah (17 informan atau 70,8%), Keloang jantar (21 informan atau 87,5%), Kepile (22 informan atau 91,7%), Keramunting (19 informan atau 79,2%), Kerpe belene (22 informan atau 91,7%), Lasun ilang (20 informan atau 83,3%), Lengkues (21 informan atau 87,5%),

Peteri malu (22 informan atau 91,7%), Petukel (20 informan atau 83,3%), Sange (20 informan atau 83,3%), Taruk jepang (22 informan atau 91,7%), Terpuk (18 informan atau 75%), Terpuk ilang (18 informan atau 75%), Ungke rimang (21 informan atau 87,5%), dan Uyem (22 informan atau 91,7%).

Tabel 3g (lihat Lampiran 2 hal. 149) memperlihatkan 57 leksikon (40,7%) tumbuhan dalam danau yang sama sekali jarang didengar dan digunakan pria dan wanita usia 15-20 tahun. Leksikon tersebut meliputi Alun sira (22 informan atau 91,7%), Asir-asir (16 informan atau 66,7%), Bengle (18 informan atau 75%),

Bengkuang belang (19 informan atau 79,2%), Cang duri (21 informan atau 87,5%),

Cekala (19 informan atau 79,2%), Cemucut banan (15 informan atau 62,5%), Cenur

(15 informan atau 62,5%), Jerang belanga (20 informan atau 83,3%), Keketah belang

(21 informan atau 87,5%), Keketah paya (21 informan atau 87,5%), Kekopor (18 informan atau 75%), Kermak batak (21 informan atau 87,5%), Kermak ijo (17

informan atau 70,8%), Kermak putih (18 informan atau 75%), Kerpe jem-jem (20 informan atau 83,3%), Kerpe lela (22 informan atau 91,7%), Kerpe ranut (16 informan atau 66,7%), Kerpe tempus (16 informan atau 66,7%), Kerpe terasi (19 informan atau 79,2%), Lela paya (19 informan atau 79,2%), Lela uten (18 informan atau 75%), Lelede (15 informan atau 62,5%), Lelotok (19 informan atau 79,2%),

Leluang (17 informan atau 70,8%), Lempuyang (17 informan atau 70,8%), Matang kule (22 informan atau 91,7%), Ongkal ilang (21 informan atau 87,5%), Ongkal puding (22 informan atau 91,7%), Pang babi (18 informan atau 75%), Pelulut (21 informan atau 87,5%), Peteri junte (16 informan atau 66,7%), Peteri malas (21 informan atau 87,5%), Poleng (19 informan atau 79,2%), Pulihanar (22 informan atau 91,7%), Rangot igong (22 informan atau 91,7%), Reriang asam (21 informan atau 87,5%), Rericep/sawi nimo (16 informan atau 66,7%), Reringin (19 informan atau 79,2%), Sekaput (23 informan atau 95,8%), Semah ulu (19 informan atau 79,2%),

Semamu (22 informan atau 91,7%), Sesemuk (23 informan atau 95,8%), Sesenap (21 informan atau 87,5%), Sesubang (18 informan atau 75%), Tapak gajah (18 informan atau 75%), Tepung belilit (17 informan atau 70,8%), Tetemi (18 informan atau 75%),

Terong gemok (15 informan atau 62,5%), Terong jari (16 informan atau 66,7%),

Terong payung (15 informan atau 62,5%), Terong peret (16 informan atau 66,7%),

Tikel bunge (21 informan atau 87,5%), Tutup bumi (21 informan atau 87,5%), Uyet mamul (23 informan atau 95,8%), Uyet pelu (17 informan atau 70,8%), dan Uyet pepus (23 informan atau 95,8%). Sedangkan untuk 25 leksikon (17,9%) tumbuhan berikut semua informan pria dan wanita usia 15-20 tahun mengenalnya dan

menyatakan referennya masih banyak ditemukan, yaitu Bunge rus (17 informan atau 70,8%), Celala (17 informan atau 70,8%), Cemucut (19 informan atau 79,2%),

Engap (18 informan atau 75%), Gadung (22 informan atau 91,7%), Jih (15 informan atau 62,5%), Jagong (19 informan atau 79,2%), Kekuyang (18 informan atau 75%),

Keloang gajah (22 informan atau 91,7%), Keloang jantar (19 informan atau 79,2%),

Kepile (21 informan atau 87,5%), Kerpe belene (17 informan atau 70,8%), Kuning (21 informan atau 87,5%), Lasun ilang (22 informan atau 91,7%), Lengkues (19 informan atau 79,2%), Merkisah (16 informan atau 66,7%), Petukel (20 informan atau 83,3%),

Sange (20 informan atau 83,3%), Sawi kol (15 informan atau 62,5%), Taruk jepang

(23 informan atau 95,8%), Terong naru (19 informan atau 79,2%), Terong padul (17 informan atau 70,8%), Terpuk (18 informan atau 75%), Terpukilang (15 informan atau 62,5%),dan Ungke rimang (17 informan atau 70,8%).

Perbedaan tingkat pemahaman leksikon nomina antarkecamatan dan generasi dipengaruhi perubahan ekologi danau, perbedaan kontur danau, komunikasi antara penutur tua dan muda, interaksi dengan alam, pengaruh bahasa Indonesia.

Dokumen terkait