• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

GAMBARAN UMUM

1. Sinopsis Cerita Film Hafalan Shalat Delisa

Film Hafalan Shalat Delisa adalah film yang di sutradarai oleh Sony Gaokasak. Film ini berlatar belakang pada bencana alam yaitu Tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004. Bencana alam yang telah merenggut harta, jiwa dan kebahagiaan masyarakat aceh pada saat itu. Dalam film ini menceritakan seorang gadis kecil bernama Delisa (6 tahun) yang tinggal bersama Ibunya yang ia panggil Ummi serta ketiga kakaknya, Fatimah (15 tahun) dan si kembar Aisyah dan Zahra (12 tahun). Ayah mereka bernama Abi Usman. Ayahnya bekerja di kapal tanker dan pulang setiap tiga bulan sekali. Delisa adalah gadis kecil dari Lhok Nga yang masih lugu, polos, dan ceria, namun mempunyai pemikiran yang cukup kritis karena suka bertanya pada Ustadznya kala sedang belajar di sekolah.

Film ini, Delisa berusaha keras menghafal bacaan shalat, bukan hanya untuk ujian hafalan, tapi juga karena iming-iming hadiah kalung emas dengan

bandul huruf “D” dari Umminya. Disebuah desa kecil Lhok Nga di dekat

pinggiran pantai Aceh, Delisa menghabiskan masa kecilnya bersama ummi dan ketiga kakanya serta bermain dengan teman-temannya. Namun pada pagi hari yang mana Delisa akan melaksanakan praktek shalat di sekolahannya, Delisa menarik Umminya untuk mengambil kalung yang sudah didambakan Delisa dan ingin cepat memakai kalung tersebut. Namun gempa datang dan mengguncang rumah Delisa, waktu itu Delisa dan Umminya masih di dalam

rumah dan tidak lama kemudian keluar untuk menyelamatkan diri. Tidak lama kemudian gempa berhenti, Ummi mengantar Delisa pergi ke sekolah untuk melaksanakan praktek shalat, namun Aisyah dan Zahra merasa ketakutan karena tidak ingin ditinggal Umminya. Fatimah sebagai kakak paling besar menjaga Aisyah dan Zahra di rumah.

Sesampai di sekolah Delisa khusyuk melaksanakan praktek shalat sampai bencana Tsunami datang pun Delisa tidak mengetahui dan tidak mendengar teriakan Umminya. Semua yang ada di sekitar terhempas oleh air laut. Umminya hilang entah kemana. Berapa hari kemudian kakak kembarnya ditemukan meninggal berpelukan. Kakak tertuanya dikubur tiga hari setelah bencana. Rumahnya rata dengan tanah. Lapangan bola tempat ia biasa bermain rata. Sekolahnya hanya tinggal pondasi tiang bendera. Setelah mengetahui adanya bencana alam di Aceh, Abi Usman pun bergegas pulang dan mencari keluarganya.

Enam hari kemudian, Prajurit Smith dari Amerika Serikat menemukan Delisa tersangkut semak belukar berbunga putih empat kilometer dari sekolahnya. Dengan seluruh tubuh penuh luka, kaki koyak bernanah, kelaparan, kepanasan, kedinginan, Delisa tidak sadarkan diri. Segera ia diterbangkan dengan helikopter menuju Kapal Induk John F Kennedy. Dalam perawatannya, Delisa lama tidak sadarkan diri, keadaannya tidak kunjung membaik.

Sampai ketika seorang ibu yang dirawat sebelahnya melakukan shalat tahajud, pada bacaan shalat dimana hari itu hafalan shalat Delisa terputus,

kesadaran dan kesehatan Delisa pulih, karena luka pada kaki kanan Delisa cukup parah maka kaki Delisa harus diamputasi. Delisa menerima tanpa mengeluh, luka jahitan dan lebam di sekujur tubuhnya tidak membuatnya berputus asa. Bahkan kondisi ini telah membawa pada pertemuan Delisa dengan Abinya. Setelah keadaan membaik, Delisa ingin menghafal lagi bacaan shalatnya. Namun Delisa mengalami kesusahan, tampak lebih rumit dari sebelumnya. Delisa lupa dan benar-benar lupa, tidak bisa mengingatnya.

Delisa telah menjadi malaikat kecil yang membagikan tawa di setiap kehadirannya. Walaupun terasa berat, Delisa telah mengajarkan bagaimana kesedihan bisa menjadi kekuatan untuk tetap bertahan. Walau air mata rasanya tak ingin berhenti mengalir, tapi Delisa mencoba memahami apa itu ikhlas, mengerjakan sesuatu tanpa mengharap balasan.

Lupa akan kalung berliontin D untuk Delisa, dan lupa akan sepeda yang dijanjikan Abi. Delisa hanya ingin menghafal bacaan shalatnya. Dan bertanya pada Ustadz Rahman, kenapa Delisa susah menghafal bacaan

shalat? Ustadz Rahman menjawab, “orang-orang yang kesulitan melakukan

kebaikan itu, mungkin karena hatinya Delisa… Hatinya tidak ikhlas ! Hatinya jauh dari ketulusan…” Bukan karena Allah, tapi karena sebatang

coklat, sebuah kalung berliontin D untuk Delisa, dan untuk sepeda. Dan malam itu Delisa bermimpi bertemu dengan Umminya, yang menunjukkan kalung itu dan permintaan untuk menyelesaikan tugas menghafal bacaan shalatnya. Kekuatan itu telah membawa Delisa pada kemudahan menhafalnya. Delisan mampu melakukan Shalat Asharnya dengan sempurna untuk pertama kalinya, tanpa ada yang terlupa dan terbalik. hafalan shalat

karena Allah. dan hadiah itu datang pada Delisa, Delisa menemukan kalung D untuk Delisa dalam genggaman jasad Umminya. Sesudah 3 bulan lebih.

Tak lagi mengharapkan kalung bila dia berhasil lulus ujian hafalan dan praktek shalatnya, semata agar bisa mendoakan keluarganya serta sekian banyak orang yang telah pergi. Secara garis besar, film ini terbagi dalam tiga fase. Fase keindahan, sebelum datangnya tsunami. Fase kehancuran yang menghanyutkan, saat datangnya tsunami. Fase yang menguatkan, saat Delisa dan orang-orang di sekitarnya kembali mendapatkan kekuatan cinta.

2. Pemain dalam film Hafalan Shalat Delisa.

a. Chantiq Schagerl

Chantiq Schagerl, pemeran Delisa di Hafalan Shalat Delisa itu

Bernama Chantiq Schagerl. Artis Imut Cilik Cantik yang lahir pada 4 Oktober 2003. Ia sudah tak asing lagi Sebab artis cilik kelahiran 4 Oktober 2003 ini sebelumnya sudah membintangi beberapa Film diantaranya Hafalan Shalat Delisa, Bidadari-Bidadari Surga, Sepatu Super, Terbang

Bersamamu.62 Dan juga Iklan, Sinetron maupun Komedi.

Chantiq Schagerl juga di tahun 2010 pernah bikin Grup Vokal bernama Trio C (3C) singkatan dari Cerdas Cantik Ceria. Adapun sedikit tentang Biodata 3C, 3C personilnya Ada Vanes, Chantiq dan Danesa. Album 3c sendiri berisi 11 lagu, 8 lagu anak dan 3 lagu daerah. 3C pernah menjadi satu nöminator AMI AWARDS 2010.

62

http://www.profil.web.id/2013/09/profil-biodata-chantiq-schagerl.html diakses tanggal januari 2014.

Kini Kembali ke Chantiq Schagerl, Prestasi selanjutnya yang melengkapi Biodatanya yaitu: Chantiq jadi The Best Art Achievement 2005, Chantiq jadi The Best in Reading Award 2010.

Lewat film Hafalan Shalat Delisa, hadir satu lagi aktris muda pendatang baru di perfilman Indonesia. Ia adalah Chantiq Schagerl yang baru saja memulai debut akting layar lebarnya sebagai pemeran utama melalui film terbaru Produksi Starvision berjudul Hafalan Shalat Delisa. Di film ini Chantiq memerankan seorang gadis bernama Delisa yang harus kehilangan keluarganya pasca kejadian tsunami di Aceh tahun 2004 lalu. Ditemui usai Acara Press Conference film Hafalan Shalat Delisa di Planet Hollywood, Chantiq menceritakan pengalamannya sebagai Delisa yang sebelah kakinya harus diamputasi namun tetap optimis menjalani hidup. "Ini pengalaman pertamaku main film layar lebar jadi bintang utama. Sebelumnya pernah, tapi jadi figuran gitu aja. Seneng banget tapi ada susahnya juga sih. Soalnya banyak adegan-adegan yang aku harus nangis. Sedangkan aku sendiri orangnya jarang nagis," Ucap Chatiq Schagerl yang merupakan keturunan Austria-Indonesia ini. Supaya tampil meyakinkan saat melakoni adegan menangis di film Hafalan Shalat Delisa, Chantiq punya cara tersendiri. "Untuk adegan nangis-nangis itu Aku pakai feeling aja. Aku mikirin sesuatu yang sedih-sedih, yang bikin aku nangis gitu. Nanti juga pasti nangis dengan sendirinya," Ucap gadis cilik berusia 8 tahun yang saat ini duduk di bangku kelas 3 SD Saint john School Jakarta ini.

Satu hal yang cukup menarik dari penampilannya di film ini

adalah Chantiq harus berjalan dengan satu kaki. Diceritakan,

karakter Delisa salah satu kakinya harus diamputasi akibat terjangan gelombang tsunami. "Iya, Sepanjang syuting itu kakiku harus dilipet gitu. Karena kan perannya disini kakikku nggak ada satu. Agak susah sih awalnya, dan pegel banget. Paling setiap abis syuting Aku tiduran aja minta pijitin sama Mamaku," Ucap Aktris yang selain menggeluti dunia akting, saat ini juga memiliki kesibukan dibidang tarik suara dan tergabung dalam group vokal 3C.

Hafalan Shalat Delisa akan dirilis mulai Tanggal 22 Desember 2011. Dibintangi oleh Reza Rahadian, Nirina Zubir, Fathir Muchtar, dan

aktris cilik pendatang baru Chantiq Schagerl sebagai Delisa.63

b. Nirina Zubir

Nirina Zubir, artis pintar yaitu Nirina Zubir atau dipanggil Nirina saja (lahir di Antananarivo, Madagaskar, 12 Maret 1980) adalah seorang pembawa acara dan aktris asal Indonesia. Ia bertinggi badan 158 cm. Nirina merupakan putri Zubir Amin, diplomat senior kelahiran Pariaman, Sumatra Barat. Pada tanggal 6 Februari 2010 pasangan Nirina & suaminya

(Ernest “Coklat”) dikaruniai seorang perempuan yaitu Zivara Ruciragati Sharief.

Nirina mengawali kariernya di dunia entertainment dengan menjadi VJ MTV Indonesia selama beberapa tahun dan memulai debut akting

63

http://www.boleh.com/news/read/movie_ news_index/6843_chantiq_schagerl_pemeran _delisa_di_film_hafalan_shalat_delisa diakses tanggal 20 November 2013.

dalam film 30 Hari Mencari Cinta. Setelah sukses memerankan tokoh Gwen di 30 Hari Mencari Cinta yang berkarakter tidak jauh beda dengan sifat aslinya, Nirina mendapatkan tantangan untuk bermain di film keduanya yang berjudul Mirror dan berpersan sebagai Kikan pada tahun 2005.

Setelah sukses dengan film keduanya, Nirina didaulat untuk bermain di film yang bertemakan Psycological-Thriller berjudul Belahan Jiwa. Di film ini, Nirina berperan sebagai Baby Blue yang memiliki trauma akibat kematian saudara kembarnya, Baby Pink. Film ini pun sukses di pasaran pada akhir tahun 2006. Pada tahun 2006, pada tanggal 11 Mei film keempatnya diputar di bioskop dengan judul Heart. Dalam film Heart, Nirina pun mengisi soundtracknya. Lagu yang Nirina nyanyikan berjudul Hari Ini, Esok dan Seterusnya.

Setelah kesuksesan film Heart yang berhasil menyedot 1,6 Juta penonton tahun 2006, kemudian pada tahun 2007 Nirina melanjutkan dominasinya dengan film Get Married yang menjadi film tersuksesnya di box office yaitu ditonton sebanyak 2,2 Juta orang. Tak heran pada tahun 2007 Nirina menjadi aktris film termahal di Indonesia dengan honor Rp 250 Juta per film. Sayang gelar itu tak lama diraihnya karena tahun 2008 dia absen dari layar lebar. Predikat itu kemudian disandang oleh aktris Acha Septriasa. Tahun 2009 Nirina kembali masuk daftar aktris

termahal dan berada di peringkat empat, dibawah artis Luna Maya.64

64

c. Reza Rahardian

Reza Rahardian, Reza salah satu artis kelahiran Jakarta, 5 Maret 1987, dengan zodiak Pisces. Reza memulai awal karier di dunia hiburan dengan menjadi seorang model. Sebelumnya, Reza berhasil meraih juara Favorite Top Guest majalah Aneka Yess! tahun 2004. Karier dari Reza semakin menanjak dengan bermain dalam film layar lebar Film Horor. Lewat film Perempuan berkalung sorban, ia meraih Piala Citra 2009 untuk kategori Pemeran Pendukung Pria Terbaik. Pada tahun berikutnya, ia juga meraih Piala Citra untuk kategori pemeran Utama Pria Terbaik lewat film 3 Hati dua dunia, satu cinta. Pada tahun 2013, Reza berhasil meraih Piala Layar Emas IMA untuk kategori Pemeran Utama Pria Terfavorit difilm Habibi & Ainun.

Selain Reza terjun di dunia perfilman, ia mencoba di dunia tarik suara. Pada tahun 2012 ia berduet dengan Acha Septriasa dalam single

untuk soundtrack film Broken hearts yang berjudul Broken Hearts.65

d. Al Fathir Muchtar

Al Fathir Muchtar, Fathir terlahir di Jakarta pada tanggal 23 Desember 1979, fathir menikahi Fera Feriska pada tahun 2006. Fathir mengawali kariernya sebagai model, kemudian merambah ke dunia iklan. Fathir kemudian mendapat tawaran untuk bermain di film layar lebar "5 Sehat 4 Sempurna". Fathir pun sempat bermain dalam film "Mistik" produksi Malaysia. setelah agak lama menghilang Fathir akhirnya muncul

65

kembali di film layar lebar "Susahnya jadi Perawan", "Serigala Terakhir", dan terakhir di tahun 2010 ini Fathir akan muncul sebagai pemeran di film "Ratu KOST mopolitan" Selain berakting di layar lebar, Fathir juga bermain di banyak sinetron, antara lain "Prima Dona", "Jangan Pisahkan Aku", "3 in 1" dan "Cinta Memang Gila".Kehidupan pribadi.66

Di sela waktu luangnya, Fathir senang melakukan selancar, kayak, dan panjat tebing. Setelah percintaannya dengan Naila Alatas kandas, Fathir akhirnya menambatkan hatinya pada artis cantik yang juga lawan mainnya dalam sinetron "Jangan Pisahkan Aku", Fera Feriska. Akad nikah berlangsung di kediaman Fera di Buah batu, Bojongsoang, Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 10 September 2006. Selain Hafalan Shalat Delisa, film yang dibintangi oleh Fathir Muchtar yang paling terkenal adalah Srigala terakhir yang mana masih di putar ditelevisi sampai sekarang.

3. Profil Film Hafalan Shalat Delisa

Produksi film Starvision telah terbukti meraih sukses dengan film-film yang kaya akan keragaman temanya, kini Starvision membuktikan lagi eksistensinya di dunia perfilman Indonesia dengan film terbarunya yang dilatar belakangi kejadian Tsunami di Aceh tahun 2004. Sebuah film menyentuh yang mengusung tema tentang kehilangan yang menguatkan. Film

berjudul Hafalan Shalat Delisa. Diangkat dari novel terlaris karya Tere Liye

dengan judul yang sama. Novel yang telah menggugah hati jutaan pembaca

66

http://www.cumicumi.com/celebrities/fathirmuchtar/profile.html#sthash.757eBpIO.dpuf diakses tanggal 20 November 2013.

Tanah Air dan negara-negara lain itulah yang menjadi dasar pemikiran untuk

segera memfilmkan novel Hafalan Shalat Delisa.

Kisah film Hafalan Shalat Delisa berangkat dari keutuhan dan

kebahagiaan sebuah keluarga yang terenggut oleh peristiwa Tsunami Aceh, diwakili oleh sosok anak perempuan yang berusia 7 tahun, Delisa yang harus berdamai dengan kehilangan demi kehilangan yang harus dihadapinya. Mengingat Tsunami adalah peristiwa dunia yang besar, perlu pertimbangan matang arah dan pembawaan cerita yang novelnya mengharu biru ini, butuh kehati-hatian dalam penulisan skenarionya. Akhirnya diputuskan untuk tidak menonjolkan kekuatan musibah atau bencana Tsunami semata, tapi kekuatan besar cinta pada keluarga, cinta pada sesama dan cinta pada alam semesta yang dilandasi ikhlas karena Allah SWT, sang Pencipta, itulah esensi film

Hafalan Shalat Delisa. Hafalan Shalat Delisa sebagai film dengan kekuatan tema yang besar, membutuhkan proses produksi dengan persiapan yang cukup lama, lebih dari 2 tahun, usaha dan perjuangan yang besar menyertai segenap tim, tetapi semua dilalui penuh keikhlasan, karena keyakinan atas pesan besar dan penting yang hendak disampaikan melalui film ini. Dimulai dari pencarian lokasi shooting dan perencanaan desain produksi ideal, dilanjutkan pencarian pemeran tokoh Delisa, Ummi, Abi dan lain-lainnya membutuhkan proses yang panjang hingga sampai produksi dimulai, Allah SWT seperti menghadirkan komposisi pemain yang sesuai dengan keinginan yang selama ini diperjuangkan. Dengan segala kepolosannya Delisa (Chantiq Schagerl) seakan hadir dengan nyata bersama orang-orang yang dicintainya, bersama emosi kita sebagai penontonnya. Dalam usaha pencapaian mood visualisasi dibutuhkan

penciptaan ruang dengan pilihan lokasi yang mampu mewakili tuntutan imajinasi cerita. Komposisi lokasi 80% outdoor dan 20% indoor, serta pengadegan yang ditunjang dengan sudut dan teknis pengambilan gambar yang maksimal mampu menggambarkan 3 (tiga) fase besar yang menjadi latar film ini, diantaranya:

1. Fase keindahan, sebelum datangnya Tsunami

2. Fase kehancuran dan menghanyutkan, saat datang Tsunami

3. Fase yang menguatkan, saat Delisa dan orang-orang di sekitarnya kembali mendapatkan kekuatan Cinta

Sumbangsih tim CGI (Computer Graphic Intermediate) dari Geppeto

cukup berhasil menampilkan situasi chaos paska tsunami Aceh 7 tahun lalu.

Akhirnya film Hafalan Shalat Delisa diproduksi dengan kekutan cinta karena

Allah SWT. Selama proses produksi film ini berbagai ujian dan hambatan harus dihadapi. Alhamdulillah, semuanya dapat dilewati seiring dengan usaha untuk belajar tentang arti sebuah perjuangan, kesabaran dan keikhlasan

sebagaimana esensi penuh inspirasi dalam film Hafalan Shalat Delisa.

Film Hafalan Shalat Delisa merupakan film karya Sony Gaokasak

yang berangkat dari sebuah novel dengan judul yang sama. Novel ini best

seller- terlaris dari karya Tere Liye, dan novel ini telah dikenal secara Internasional, mengangkat kisah inspiratif tentang keluarga dalam isu besar Tsunami. Sony Gaokasak yang dibantu Amantono mengadaptasi dan mengembangkan novel tersebut menjadi skenario film yang selanjutnya

diproduksi menjadi film yang berdujul Hafalan Shalat Delisa.67 Film Hafalan Shalat Delisa disutradarai oleh Sony Gaokasak dan skenario filmnya digarap oleh armantono. Film ini diproduseri oleh Chand Parwez Servia di bawah naungan PT. Karisma Starvion Plus. Pemain film ini antara lain: Chantiq Schagerl, Reza Rahadian, Nirina Zubir, Ghina Salsabila, Reska Tania Apriadi, Riska Tania Apriadi.

Film yang yang produksi oleh PT Kharisma Starvision Plus, yang berdurasi 100 menit ini membutuhkan proses produksi dengan persiapan yang cukup lama, lebih dari 2 tahun sekaligus menadai serangkian proses produksi film Untuk mengenang peristiwa Tsunami Aceh dengan korban ratusan ribu saudara kita, beredar mulai 22 Desember 2011, sekaligus mengenang 7 tahun bencana Tsunami. Berbicara masalah proses pembuatan film serta sukses atau tidaknya dalam proses produksinya, tentu saja tidak akan lepas dari peran tim kreatif yang terlibat. Berikut beberapa tim kreatif yang terlibat dalam pembuatan film Hafalan Sholat Delisa, diantaranya:

Sutradara : Soni Gaokasak

Penata skrip : Armantono

Cerita : Tere Liye

Produser : Chand Parwez Servia

Produser Eksekutif : Fiaz Servia, Reza Servia, Mithu Nisar

Penata Kamera : Bambang Supriadi

Penata Rias : Hanz Perez

Penata Busana : Hanz Perez

67

http://www.indonesiafilmcenter.com/tmp_file/23544_Press_kit_Hafalan-Shalat-Delisa-Indo.pdf diakses 2 januari 2014.

Penata Artistik : Frans Paat

Penata Suara : Khikmawan Santosa

Penata musik : Tya Subiyakto

BAB IV

Dokumen terkait