• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pemanfaatan Bahan Tercetak

4.1.1 Frekuensi Pemanfaatan Bahan Tercetak (Buku)

Frekuensi pemanfaatan bahan tercetak (buku) pada penelitian ini adalah kekerapan mahasiswa memanfaatkan bahan tercetak (buku) dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Untuk mengetahui frekuensi pemanfaatan bahan tercetak (buku) dapat dilihat dari jawaban responden terhadap pertanyaan tentang frekuensi pemanfaatan bahan tercetak (buku) yang terdapat dalam kuesioner penelitian.

4.1.1.1 Frekuensi Pemanfaatan Bahan Tercetak (Buku) dalam Satu Minggu Tanggapan responden mengenai frekuensi pemanfaatan bahan tercetak dalam satu minggu adalah berapa kali mahasiswa memanfaatkan bahan tercetak dalam satu minggu. Adapun jawaban responden mengenai hal ini dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1 Frekuensi Pemanfaatan Bahan Tercetak (Buku) dalam Satu Minggu

Pertanyaan Pilihan

Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%) Berapa kali dalam

seminggu Saudara memanfaatkan bahan tercetak (buku)? > 4 kali 13 17,11% 3-4 kali 14 18,42% 1-2 kali 43 56,58% < 1 kali 6 7,89 % Jumlah 76 100%

Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa 13 responden (17,11%) menyatakan memanfaatkan bahan tercetak (buku) sebanyak > 4 kali dalam satu minggu, 14 responden (18,42%) menyatakan memanfaatkan bahan tercetak (buku) sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu, 43 responden (56,58%)menyatakan memanfaatkan bahan tercetak (buku) sebanyak 1-2 kali dalam satu minggu, dan 6 responden (7,89%) menyatakan memanfaatkan bahan tercetak (buku) sebanyak <1 kali dalam satu minggu.

Berdasarkan hal di atas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar mahasiswa program S1, Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara masih memanfaatkan bahan tercetak (buku) sebanyak 1-2 kali dalam satu minggu. Materi yang terdapat dalam bahan tercetak (buku) dapat mendukung atau membantu kegiatan belajar mahasiswa. Walaupun dengan adanya perkembangan teknologi yang sangat pesat di masa sekarang ini, menghadirkan internet yang memberikan informasi yang dikemas dalam format elektronik sehingga

memudahkan penemuan informasi dengan cepat dan dapat di akses kapan saja dan dimana saja, tetapi bahan tercetak (buku) masih menjadi pilihan mahasiswa dalam membantu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh pengajar/dosen. Hal ini dikarenakan informasi yang tersedia dalam bentuk elektronik yang tersedia di internet tidak sepenuhnya dapat dipercaya kebenarannya. Selain itu, materi bidang ilmu perpustakaan yang tersedia di internet yang berbahasa asing menjadi kendala mahasiswa, sehinnga bahan tercetak (buku) masih menjadi pilihan mahasiswa dalam kegiatan belajarnya.

4.1.1.2 Waktu yang Digunakan Untuk Menemukan Bahan Tercetak (Buku) di Rak Perpustakaan

Tanggapan responden mengenai waktu yang digunakan untuk menemukan bahan tercetak (buku) adalah berapa lama waktu yang digunakan oleh mahasiswa untuk menemukan bahan tercetak (buku) di rak perpustakaan. Adapun jawaban responden mengenai hal ini dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2 Waktu yang Digunakan Untuk Menemukan Bahan Tercetak (Buku) di Rak Perpustakaan

Pertanyaan Pilihan Jawaban

Frekuensi

(F) Persentase (%) Berapa lama waktu yang

Saudara gunakan untuk menemukan bahan tercetak

(buku) di rak perpustakaan? < 1 jam 46 60,53 % 1-2 jam 24 31,57% 3-4 jam 3 3.95% > 4 jam 3 3.95% Jumlah 76 100%

Dari tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 46 responden (60,53%) menyatakan membutuhkan waktu < 1 jam untuk menemukan bahan tercetak (buku) di rak perpustakaan, 24 responden (31,57%) menyatakan membutuhkan waktu 1-2 jam untuk menemukan bahan tercetak (buku) di rak perpustakaan, 3 responden (3,95%) menyatakan membutuhkan waktu 3-4 jam untuk menemukan bahan tercetak (buku) di rak perpustakaan, dan 3 responden responden (3,95%) menyatakan membutuhkan waktu > 4 jam untuk menemukan bahan tercetak (buku) di rak perpustakaan.

Berdasarkan hal di atas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar mahasiswa program S1, Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara membutuhkan waktu < 1 jam untuk menemukan bahan tercetak (buku) di rak perpustakaan. Hal ini dikarenakan dengan adanya OPAC yang tersedia di perpustakaan, dapat membantu mahasiswa menemukan bahan tercetak (buku) yang dibutuhkan dengan cepat dan mudah. Dengan adanya nomor panggil yang di dapat dari OPAC, mahasiswa dapat langsung melakukan penelusuran ke rak. Hal ini menjadikan mahasiswa tidak membutuhkan waktu yang lama dalam menemukan bahan tercetak yang dibutuhkan.

4.1.1.3 Pemanfaatan Bahan Tercetak (Buku) dalam Proses Belajar Mengajar Koleksi bahan tercetak (buku) disediakan di perpustakaan agar dapat dimanfaatkan oleh para pengguna sehingga kebutuhan informasi pengguna dapat terpenuhi. Adapun data yang diperoleh dari para responden mengenai tingkat

pemanfaatan bahan tercetak (buku) dalam proses belajar mengajar dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3 Pemanfaatan Bahan Tercetak (Buku) dalam Proses Belajar Mengajar

Pertanyaan Pilihan

Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%) Apakah Saudara

memanfaatkan bahan tercetak (buku) dalam proses belajar

mengajar? Selalu 13 17,11% Sering 19 25% Kadang-kadang 44 57,89% Tidak pernah - - Jumlah 76 100%

Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 13 responden (17,11%) menyatakan selalu memanfaatkan bahan tercetak (buku) dalam proses belajar mengajar, 19 responden (25%) menyatakan sering memanfaatkan bahan tercetak (buku) dalam proses belajar mengajar, 44 responden (57,89%) menyatakan kadang-kadang memanfaatkan bahan tercetak (buku) dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan hal di atas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar mahasiswa program S1, Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara kadang-kadang masih memanfaatkan bahan tercetak (buku) dalam proses belajar mengajar. Terbukti dengan terdapat sebanyak 44 responden (57,89%) menyatakan kadang-kadang memanfaatkan bahan tercetak (buku) dalam proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan belajar, informasi yang di butuhkan

berasal dari bahan tercetak (buku). Lagi pula, terkadang pengajar/dosen yang mengharuskan penggunaan bahan tercetak (buku) dalam proses pengerjaan tugas. Hal ini menuntut mahasiswa harus menggunakan bahan tercetak (buku).

4.1.1.4 Jumlah Bahan Tercetak (Buku) yang Dimanfaatkan dalam Satu Minggu

Tanggapan responden mengenai jumlah bahan tercetak (buku) yang dimanfaatkan dalam satu minggu adalah berapa banyak bahan tercetak (buku) yang dimanfaatkan oleh mahasiswa dalam satu minggu. Adapun jawaban responden mengenai hal ini dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Bahan Tercetak (Buku) yang Dimanfaatkan dalam Satu Minggu

Pertanyaan Pilihan

Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%) Berapa jumlah bahan

pustaka tercetak (buku) yang Saudara

manfaatkan dalam satu minggu? > 4 buku 3 3,95% 3-4 buku 38 10,52% 1-2 buku 53 69,74% < 1 buku 12 15,79% Jumlah 76 100%

Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa 3 responden (3,95%) menyatakan memanfaatkan > 4 bahan tercetak (buku) dalam satu minggu, 8 responden (10,52%) menyatakan memanfaatkan sebanyak 3-4 bahan tercetak (buku) dalam satu minggu, 53 responden (69,74%) menyatakan memanfaatkan sebanyak 1-2 bahan tercetak (buku) dalam satu minggu, dan 12 responden

(15,79%) menyatakan memanfaatkan sebanyak < 1 bahan tercetak (buku) dalam satu minggu.

Berdasarkan hal di atas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar mahasiswa program S1, Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara memanfaatkan bahan tercetak (buku) sebanyak 1-2 buku dalam satu minggu. Hal ini terbukti dengan terdapat sebanyak 53 responden (69,74%) menyatakan memanfaatkan sebanyak 1-2 bahan tercetak (buku) dalam satu minggu. Alasan mahasiswa menyatakan hal tersebut karena dalam proses belajarnya, terkadang mahasiswa harus menemukan informasi dengan cepat karena pengumpulan tugas yang cepat sehingga mahasiswa lebih memilih memanfaatkan informasi yang dikemas dalam bentuk elektronik yang dapat diakses secara online di internet.

4.1.2 Tujuan Pemanfaatan Bahan Tercetak (Buku)

4.1.2.1 Tujuan Utama Penggunaan Bahan Tercetak (Buku)

Dalam memanfaatkan bahan tercetak (buku), mahasiswa memiliki tujuan tertentu. Adapun tujuan utama menggunakan bahan tercetak (buku) yang dinyatakan oleh responden dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5 Tujuan Utama Penggunaan Bahan Tercetak (Buku) Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%) Apakah tujuan utama Saudara menggunakan bahan tercetak (buku)? Menyelesaikan tugas 40 52,63% Perkuliahan 18 23,68% Menambah wawasan 17 22,37% Hiburan 1 1,32% Jumlah 76 100%

Dari tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 40 responden (52,63%) menggunakan bahan tercetak (buku) untuk menyelesaikan tugas, 18 responden (23,68%) menggunakan bahan tercetak (buku) untuk perkuliahan, 17 responden (22,37%) menyatakan menggunakan bahan tercetak (buku) untuk menambah wawasan, dan 1 responden (1,32%) menyatakan menggunakan bahan tercetak (buku) untuk hiburan.

Berdasarkan hal di atas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar mahasiswa program S1, Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara menggunakan bahan tercetak (buku) untuk menyelesaikan tugas. Kemudian, sebagian kecil mahasiswa menggunakan bahan tercetak (buku) untuk perkuliahan dan menambah wawasan. Hal ini dikarenakan informasi yang terdapat pada bahan tercetak (buku) terpercaya sehinggga sangat membantu dalam menyelesaikan tugas. Selain itu alasan responden menggunakan bahan tercetak (buku) untuk menyelesaikan tugas yaitu sebagian dosen yang mengharuskan penyelesaian tugas berasal atau bersumber dari bahan tercetak (buku).

4.1.2.2 Kemutakhiran Bahan Tercetak (Buku) yang Tersedia di Perpustakaan

Kemutakhiran bahan tercetak (buku) merupakan hal yang sangat penting mengingat semakin pesatnya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan pada masa sekarang ini. Kemutakhiran bahan tercetak (buku) yang tersedia saat ini di perpustakaan dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6 Kemutakhiran Bahan Tercetak (Buku) yang Tersedia di Perpustakaan

Pertanyaan Pilihan

Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%) Apakah Saudara setuju

jika koleksi bahan tercetak (buku) yang

tersedia saat ini di perpustakaan dikatakan mutakhir? Sangat setuju 8 10,53% Setuju 28 36,84% Kurang setuju 33 43,42% Tidak setuju 7 9,21% Jumlah 76 100%

Data pada tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa sebanyak 8 responden (10,53%) menyatakan sangat setuju bahan tercetak (buku) yang tersedia di perpustakaan dikatakan mutakhir, sebanyak 28 responden (36,84%) menyatakan setuju bahan tercetak (buku) yang tersedia di perpustakaan dikatakan mutakhir, 33 responden (43,42%) menyatakan kurang setuju bahan tercetak (buku) yang tersedia di perpustakaan dikatakan mutakhir, dan 7 responden (9,21%) menyatakan tidak setuju bahan tercetak (buku) yang tersedia di perpustakaan dikatakan mutakhir.

Berdasarkan hal di atas dapat dinyatakan bahwa hampir setengah dari mahasiswa program S1, Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara menyatakan kurang setuju bahan tercetak (buku) yang tersedia di perpustakaan dikatakan mutakhir. Alasan mahasiswa menyatakan hal tersebut dikarenakan kebanyakan bahan tercetak (buku) yang tersedia di perpustakaan khususnya bidang ilmu perpustakaan tidak dalam terbitan terbaru (buku lama

yang sudah usang) sehingga untuk menemukan bahan tercetak (buku) yang terbaru masih sangat sulit. Hal ini menjadi alasan mahasiswa PSIP USU program S1 menyatakan bahan tercetak (buku) yang tersedia di perpustakaan kurang mutakhir.

4.1.2.3 Pemanfaatan Bahan Tercetak (Buku) dengan Kebutuhan Pengguna Bahan tercetak (buku) yang tersedia di perpustakaan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Untuk mengetahui apakah pemanfaatan bahan tercetak (buku) sudah memenuhi kebutuhan pengguna dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7 Pemanfaatan Bahan Tercetak (Buku) dengan Kebutuhan Pengguna

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%) Apakah pemanfaatan

bahan pustaka tercetak (buku) sudah memenuhi kebutuhan informasi Saudara? Memenuhi 15 19,74% Sebagian saja 58 76,31% Tidak memenuhi 2 2,63% Tidak menentu 1 1,32% Jumlah 76 100%

Pada tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil responden (19,74%) menyatakan pemanfaatan bahan tercetak (buku) sudah memenuhi kebutuhan informasi mereka yaitu 15 responden. Pada umumnya responden (76,31%) menyatakan pemanfaatan bahan tercetak (buku) sebagian saja memenuhi kebutuhan informasi yaitu 58 responden. Kemudian, responden yang

menyatakan pemanfaatan bahan tercetak (buku) tidak memenuhi kebutuhan informasi mereka sebanyak 2 responden (2,63%), sementara responden yang menyatakan pemanfaatan bahan tercetak (buku) tidak menentu memenuhi kebutuhan informasi sebanyak 1 responden (1,32%).

Berdasarkan hal di atas dapat dinyatakan bahwa pada umumnya mahasiswa program S1, Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara menyatakan pemanfaatan bahan tercetak (buku) sebagian saja memenuhi kebutuhan informasi mereka. Alasan mahasiswa menyatakan hal tersebut karena bahan tercetak (buku) yang tersedia di perpustakaan masih terbatas jumlahnya dan kurang mutakhir (up to date), sehingga sebagian saja kebutuhan informasi mahasiswa dapat terpenuhi.

4.1.3 Kemampuan Pengguna

4.1.3.1 Kemampuan Pengguna Menemukan Informasi dalam Bentuk Tercetak (Buku)

Kemampuan pengguna dalam menemukan informasi dalam bentuk tercetak (buku) melalui OPAC berbeda-beda. Untuk mengetahui kemampuan pengguna dalam menemukan informasi dengan cepat, tepat, dan efisien juga relevan dengan menggunakan OPAC dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:

Tabel 4.8 Kemampuan Pengguna Menemukan Informasi dalam Bentuk Tercetak (Buku)

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F)

Persentase (%) Apakah Saudara sudah

mengetahui cara menemukan informasi dengan cepat, tepat, dan efisien juga relevan dengan kebutuhan dalam penelusuran bahan tercetak (buku) dengan menggunakan OPAC? Sudah mengetahui 51 67,11% Cukup mengetahui 21 27,63% Kurang mengetahu 2 2,63% Tidak mengetahui 2 2,63% Jumlah 76 100%

Dari tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 51 responden (67,11%) menyatakan sudah mengetahui cara untuk menemukan informasi dengan cepat, tepat, dan efisien juga relevan dengan kebutuhan dalam penelusuran bahan tercetak (buku) dengan menggunakan OPAC, 21 responden (27,63%) menyatakan cukup mengetahui cara untuk menemukan informasi dalam bentuk tercetak (buku) dengan cepat, tepat, dan efisien juga relevan dengan menggunakan OPAC, sedangkan 2 responden (2,63%) menyatakan kurang mengetahui cara untuk menemukan informasi dalam bentuk tercetak (buku) dengan cepat, tepat, dan efisien juga relevan dengan menggunakan OPAC dan 2 responden (2,63%) menyatakan tidak mengetahui cara untuk menemukan informasi dalam bentuk tercetak (buku) dengan cepat, tepat, dan efisien juga relevan dengan menggunakan OPAC.

Berdasarkan hal di atas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar mahasiswa program S1, Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara sudah mengetahui cara untuk menemukan informasi dengan cepat, tepat, dan efisien juga relevan dengan kebutuhan dalam penelusuran bahan tercetak (buku) dengan menggunakan OPAC. Hal ini dikarenakan, dalam proses belajar/perkuliahan mahasiswa telah mempelajari cara menggunakan alat bantu OPAC. Sehingga mahasiswa sudah mengetahui cara dalam menemukan informasi dengan cepat, tepat, dan efisien juga relevan dengan kebutuhan dalam penelusuran bahan tercetak (buku) dengan menggunakan OPAC.

4.1.3.2 Titik Akses dalam Penelusuran Bahan Tercetak (Buku)

Untuk menemukan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna, titik akses yang digunakan oleh pengguna dalam penelusuran bahan tercetak (buku) berbeda-beda. Untuk mengetahui titik akses yang digunakan oleh pengguna dalam penelusuran bahan tercetak (buku) dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.9 Titik Akses dalam Penelusuran Bahan Tercetak (Buku) Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%) Apa titik akses

yang Saudara gunakan dalam penelusuran bahan tercetak (buku)? Judul 37 48,68% Pengarang 5 6,58% Subyek/kata kunci 14 18,42%

Semua titik akses 20 26,32%

Pada tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa hampir setengah responden (48,68%) menggunakan judul sebagai titik akses dalam penelusuran bahan tercetak (buku) yaitu 37 responden. Dan sebagain kecil responden (6,58%) menggunakan pengarang sebagai titik akses dalam penelusuran bahan tercetak (buku) yaitu 5 responden. Kemudian, responden yang menggunakan subyek/kata kunci sebagai titik akses dalam penelusuran bahan tercetak (buku) sebanyak 14 responden (18,42%), sementara responden yang semua titik akses dalam penelusuran bahan tercetak (buku) sebanyak 20 responden (26,32%)

Berdasarkan hal di atas dapat dinyatakan bahwa hampir setengah mahasiswa program S1, Program Studi Ilmu Perpustakaan menggunakan judul sebagai titik akses dalam penelusuran bahan tercetak (buku). Alasan responden memilih judul sebagai titik akses dalam penelusuran bahan tercetak (buku) yaitu karena dengan mengetikkan judul buku yang dibutuhkan ke dalam mesin pencari (OPAC), maka secara otomatis OPAC akan menampilkan dan memberikan judul buku yang dibutuhkan beserta nomor panggil bahan tercetak (buku). Dengan adanya nomor panggil tersebut, mahasiswa dapat secara langsung melakukan penelusuran ke rak untuk menemukan bahan tercetak (buku) yang dibutuhkan.

4.1.3.3 Kesulitan Penelusuran Bahan Tercetak (Buku)

Tanggapan responden mengenai kesulitan penelusuran bahan tercetak (buku) adalah kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa dalam penelusuran bahan tercetak (buku). Adapun jawaban responden mengenai hal ini dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:

Tabel 4.10 Kesulitan Penelusuran Bahan Tercetak (Buku)

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%) Pernahkah Saudara

mengalami kesulitan dalam penelusuran bahan tercetak (buku)?

Selalu 2 2,63%

Pernah 40 52,63%

Kadang-kadang 32 42,11%

Tidak pernah 2 2,63%

Jumlah 76 100%

Dari tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa 2 responden (2,63%) menyatakan selalu mengalami kesulitan dalam penelusuran bahan tercetak (buku), sebanyak 40 responden (52,63%) menyatakan pernah mengalami kesulitan dalam penelusuran bahan tercetak (buku), sedangkan 32 responden (42,11%) menyatakan kadang-kadang mengalami kesulitan dalam penelusuran bahan tercetak (buku) dan 2 responden (2,63%) menyatakan tidak pernah mengalami kesulitan dalam penelusuran bahan tercetak (buku).

Berdasarkan hal di atas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar mahasiswa program S1, Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara pernah mengalami kesulitan dalam penelusuran bahan tercetak (buku). Kesulitan yang dialami oleh setiap pengguna dalam menemukan bahan tercetak (buku) berbeda-beda. Untuk mengetahui berbagai kesulitan apa saja yang dialami oleh pengguna dalam menemukan bahan tercetak (buku) dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini:

Tabel 4.11 Kesulitan yang Dialami Dalam Menemukan Bahan Tercetak (Buku)

Pertanyaan Jenis kesulitan Frekuensi (F)

Kesulitan apakah yang sering Saudara alami dalam menemukan bahan tercetak (buku)?

Keterbatasan jumlah Bahan Pustaka yang

dimiliki perpustakaan 11

Bahan pustaka yang diperlukan tidak

tersedia di rak perpustakaan 14 Bahan tercetak (buku) yang kurang up to

date 8

Buku yang tersedia di OPAC, tetapi tidak

tersedia di rak 15

Kesulitan dalam melihat kode yang

terdapat pada bahan tercetak (buku) 5 Hasil yang tidak muncul pada OPAC 6 Penyusunan bahan pustaka di rak yang

kurang rapi 8

Tidak pernah mengalami kesulitan 2

Tidak ada jawaban 7

Jumlah 76

Dari tabel 4.11 di atas dapat diketahui kesulitan yang sering dialami responden dalam menemukan bahan tercetak (buku). Responden paling banyak menyatakan bahwa buku yang tersedia di OPAC tetapi tidak tersedia di rak sebagai kesulitan yang paling sering dialami yaitu sebanyak 15 responden. 14 responden menyatakan bahwa bahan pustaka yang diperlukan tidak tersedia di rak perpustakaan, 11 responden menyatakan kesulitan yang dialami dalam menemukan bahan tercetak (buku) adalah keterbatasan jumlah bahan pustaka

yang dimiliki perpustakaan, 8 responden menyatakan bahan tercetak (buku) yang dimiliki perpustakaan kurang up to date, 8 responden menyatakan penyusunan bahan pustaka di rak yang kurang rapi, 6 responden menyatakan hasil/pencarian yang tidak muncul pada OPAC, 5 responden menyatakan kesulitan dalam melihat kode yang terdapat pada bahan tercetak (buku), 2 responden yang menyatakan tidak pernah mengalami kesulitan dalam menemukan bahan tercetak, dan 7 responden tidak memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.

Berdasarkan hal di atas, dapat dinyatakan bahwa kesulitan yang paling sering dialami oleh mahasiswa program S1, Proram Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dalam menemukan bahan tercetak (buku) yaitu bahan tercetak (buku) yang tersedia di OPAC tetapi tidak tersedia di rak. Sering kali mahasiswa mengalami kejadian seperti ini, yaitu status buku yang dibutuhkan dalam OPAC tersedia /ada tetapi setelah melakukan penelusuran langsung ke rak, mahasiswa tidak menemukan bahan tercetak (buku) yang dibutuhkan tersebut.

4.1.4 Cara Pemanfaatan

4.1.4.1 Cara Pemanfaatan Bahan Tercetak (Buku)

Dalam memanfaatkan koleksi tercetak (buku), terdapat beberapa cara yang digunakan oleh mahasiswa. Untuk mengetahui cara pemanfaatan bahan tercetak (buku) yang paling sering dilakukan oleh mahasiswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.12 Cara Pemanfaatan Bahan Tercetak (Buku)

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)

Bagaimana Saudara memanfaatkan bahan pustaka tercetak (buku) di perpustakaan? Meminjam 63 82,89% Membaca di tempat 4 5,26% Mencatat informasi yang dibutuhkan dari buku 2 2,63% Fotocopy sesuai kebutuhan 7 9,22% Jumlah 76 100%

Dari tabel 4.12 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 63 responden (82,89%) menyatakan memanfaatkan bahan pustaka tercetak (buku) di perpustakaan dengan cara meminjam, 4 responden (5,26%) menyatakan membaca di tempat sebagai cara memanfaatkan bahan pustaka tercetak (buku) di perpustakaan sedangkan 2 responden (2,63%) menyatakan memanfaatkan bahan pustaka tercetak (buku) di perpustakaan dengan cara mencatat informasi yang dibutuhkan dari buku, dan 7 responden (9,22%) menyatakan Fotocopy sesuai kebutuhan sebagai cara memanfaatkan bahan pustaka tercetak (buku) di perpustakaan

Berdasarkan hal di atas dapat dinyatakan bahwa pada umumnya mahasiswa program S1, Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara menyatakan memanfaatkan bahan pustaka tercetak (buku) di perpustakaan dengan cara meminjam. Mahasiswa dapat melakukan peminjaman secara

langsung melalui meja sirkulasi untuk mendapatkan buku yang diinginkan. Dengan melakukan peminjaman, maka responden dapat memiliki waktu yang lama/banyak untuk membaca buku yang dipinjam. Selain itu bahan tercetak (buku) tersebut juga dapat diperpanjang masa peminjamannya dan kemudian dikembalikan lagi ke meja sirkulasi.

Dokumen terkait