• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Pemanfaatan Bahan Tercetak dan Elektronik oleh Digital Natives (Studi Kasus pada Mahasiswwa Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Pemanfaatan Bahan Tercetak dan Elektronik oleh Digital Natives (Studi Kasus pada Mahasiswwa Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara)"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

KUESIONER PENELITIAN

Dengan Hormat,

Saya mengharapkan kesediaaan Saudara untuk mengisi kuesioner ini

dalam rangka penelitian tentang “PERBANDINGAN PEMANFAATAN

BAHAN TERCETAK DAN ELEKTRONIK OLEH DIGITAL NATIVES (STUDI KASUS PADA PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN USU) Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas waktu dan perhatian yang Saudara berikan.

IDENTITAS RESSPONDEN

Nama : ………

Stambuk : ………

Petunjuk Pengisian:

1. Mohon kesediaan Saudara untuk mengisi kuesioner dengan identitas dan jawaban Saudara.

2. Berilah tanda (X) pada jawaban yang menurut Saudara paling benar. Pertanyaan:

Pemanfaatan Bahan Tercetak (Buku)

1. Berapa kali dalam seminggu Saudara memanfaatkan bahan tercetak (buku)?

a. < 1 kali c. 3-4 kali

b. 1-2 kali d. > 4 kali

2. Berapa lama waku yang Saudara gunakan dalam menelusur bahan tercetak (buku)?

a. < 1 jam c. 3-4 jam

b. 1-2 jam d. > 4 jam

3. Apakah Saudara memanfaatkan bahan tercetak (buku) dalam proses belajar mengajar?

a. Selalu c. Kadang-Kadang

b. Sering d. Tidak pernah

4. Berapa jumlah bahan pustaka tercetak (buku) yang Saudara manfaatkan dalam satu minggu?

a. < 1 buku c. 3-4 buku

b. 1-2 buku d. > 4 buku

5. Apakah tujuan utama Saudara menggunakan bahan tercetak?

a. Untuk menyelesaikan tugas c. Untuk menambah wawasan b. Untuk perkuliahan d. Untuk hiburan

(2)

6. Apakah Saudara setuju jika koleksi buku perpustakaan dikatakan mutakhir

(up to date)?

a. Sangat setuju c. Kurang setuju

b. Setuju d. Tidak setuju

7. Apakah pemanfaatan bahan pustaka tercetak (buku) sudah memenuhi kebutuhan informasi Saudara?

a. Memenuhi c. Tidak memenuhi

b. Sebagian saja d. Tidak menentu

8. Apakah Saudara sudah mengetahui cara menemukan informasi dengan cepat, tepat, dan efisien juga relevan dengan kebutuhan dalam penelusuran bahan tercetak (buku) dengan menggunakan OPAC?

a. Sudah mengerti c. Kurang mengerti b. Cukup Mengerti d. Tidak mengerti

9. Apa titik akses yang Sauda ra gunakan dalam penelusuran bahan tercetak (buku)?

a. Judul c. Subyek/kata kunci

b. Pengarang d. Semua titik akses

10. Pernakah Saudara mengalami kesulitan dalam penelusuran bahan tercetak (buku)?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Pernah d. Tidak Pernah

11. Bagaimana Saudara memanfaatkan bahan pustaka tercetak (buku) di perpustakaan?

a. Meminjam c. Mencatat informasi yang dibutuhkan dari buku b. Membaca di tempat d. Fotocopy sesuai kebutuhan

12. Kalau Saudara pernah mengalami kesulitan dalam menelusur informasi tercetak (buku). kesulitan apakah yang sering Saudara alami?

Pemanfaatan Bahan elektronik

1. Berapa kali dalam seminggu Saudara memanfaatkan bahan elektronik?

a. < 1 kali c. 3-4 kali

b. 1-2 kali d. > 4 kali

2. Berapa lama waku yang Saudara gunakan dalam menelusur bahan elektronik?

a. < 1 jam c. 3-4 jam

(3)

3. Apakah Saudara memanfaatkan bahan elektronik dalam proses belajar mengajar?

a. Selalu c. Kadang-Kadang

b. Sering d. Tidak pernah

4. Berapa jumlah bahan elektronik yang Saudara manfaatkan dalam satu minggu? a. < 1bahan elektronik c. 3-4 bahan elektronik

b. 1-2 bahan elektronik d. > 4 bahan elektronik 5. Apakah tujuan utama Saudara menggunakan bahan elektronik?

a. Untuk menyelesaikan tugas c. Untuk menambah wawasan b. Untuk perkuliahan d. Untuk hiburan

6. Apakah Saudara setuju jika bahan elektronik dikatakan mutakhir

(up to date)?

a. Sangat setuju c. Kurang setuju

b. Setuju d. Tidak setuju

7. Apakah pemanfaatan bahan elektronik sudah memenuhi kebutuhan informasi Saudara?

a. Memenuhi c. Tidak memenuhi

b. Sebagian saja d. Tidak menentu

8. Apakah Saudara sudah mengetahui cara menemukan informasi dengan cepat, tepat, dan efisien juga relevan dengan kebutuhan dalam penelusuran Informasi dalam bentuk elektronik?

a. Sudah mengerti c. Kurang Mengerti b. Cukup mengerti d. Tidak Mengerti

9. Apa Titik akses yang Saudara gunakan dalam penelusuran bahan elektronik?

a. Judul c. Subyek/kata kunci

b. Pengarang d. Semua titik akses

10. Pernakah Saudara mengalami kesulitan dalam penelusuran bahan elektronik?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Pernah d. Tidak pernah

11. Tindakan apa yang Saudara lakukan terhadap hasil penelusuran bahan elektronik?

a. Mendownload c. Membaca di layar

b. Mencetak d. Lain-lain

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Andriaty, Etty. 2005. Pemanfaatan Jurnal Elekronis dan Kemutakhiran Informasi yang Disitir dalam Publikasi Primer. Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol.

14, No. 2 http://pustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi/pp142051.pdf (diakses tanggal 20 Januari 2015)

Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta: Asdi Mahasatya Arthur N. Olsen, Birgitte Kleivset and Henry Langseth. 2013. E-Book Readers in

Higher Education : Student Reading Preferences and Other Data From Surveys at the University of Agder. SAGE Open April-June 2013: 1–8 http://brage.bibsys.no/xmlui/bitstream/handle/11250/135106/Olsen_Ebook _2013.pdf?sequence=3&isAllowed=y (diakses tanggal 22 januari 2015) Ball, Rafael. “The Librarian‟s Prespective”. Januari 2009.

http://epub.uni-regensburg.de/2047/1/Ball.pdf. (diakses tanggal 15 Februari 2015).

Brophy, Peter dkk. 2000. Library Performance Measurement and Quality Management System: Performance Indicators for Electronic Library Services. http://equinox.dcu.ie/reports/pilist.html (diakses tanggal 15 Februari 2015)

Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ernawati, Endang. 2007. Kompetensi, komitmen, dan Interpreunership Pustakawan dalam Mengelola Perpustakaan di Indonesia. http://eprints.rclis.org/archive/00009179/vol4no21_eart_erna_pdf (diakses tanggal 15 Februari 2015)

Hadi, Sutrisno. 1981. Metode Research. Jogjakarta : Yayasan Penelitian Fakultas Psikologi UGM

Hajari, Moch. Isra. 2011. Evaluasi Pemanfaatan Koleksi Kitab Kuning di Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri Antasari Banjarmasin. Tesis. Depok: Universitas Indonesia

http://lib.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F20252412-T28932-Evaluasi%2520pemanfaatan.pdf (diakses tanggal 14 April 2015) Hasan, Thamrin. 2013. Kajian Pemanfaatan Jurnal Online pada Perpustakaan Universitas Riau Pekan Baru. Jurnal Gema Vol. 1. No. 1. Mei 2013

(5)

(diakses tanggal 14 April 2015)

Hasugian, Jonner. 2005. Pemanfaatan Internet Studi Kasus tentang Pola, Manfaat dan Tujuan Penggunaan Internet oleh Mahasiswa pada Perpustakaan USU. Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1. (Juni,2005) http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15731/1/pus-apr2005-%20%282%29.pdf (diakses tanggal 23 April 2015)

---. 2006. Penggunaan bahasa alamiah dan kosa kata terkendali dalam sistem Temu balik informasi berbasis teks. Pustaha: Jurnal Studi

Perpustakaan dan Informasi, Vol.2, No.2.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17059/1/pus-des2006-1.pdf (diakses tanggal 23 April 2015)

---. 2008. Penelusuran Online dan Ketersediaan Sumber Daya Informasi Elektronik. Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.4,No.1 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16094/1/pus-jun2008-%20%285%29.pdf (diakses tanggal 14 April 2015)

Hurlock, Elizabeth. B. 1997. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlanga

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Kumalawati, D dan Wahyuni, H. I. 2014. Learning Commons sebagai Upaya

Perpustakaan Perguruan Tinggi Menghadapi Perubahan Perilaku Generasi Internet. FPPTI Jawa Timur: Prosiding Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi untuk Net Gen: Tantangan dan Peluang. http://sir.stikom.edu/801/1/Learning%20Commons%20sebagai%20Upay a%20Perpustakaan%20Perguruan.pdf (diakses tanggal 19 Februari 2015) Lancaster, FW. 1993. If You Want To Evolution Your Library,2nded. Illinois :

Thomson- shore

Mardina, Riana. 2011. Potensi Digital Natives dalam Representasi Literasi Informasi Multimedia Berbasis Web di Perguruan Tinggi. Jurnal Pustakawan Indonesia Vol 11, no. 1

http://journal.ipb.ac.id/index.php/jpi/article/download/5264/3681 (diakses tanggal 19 Februari 2015)

Nelwaty dan Suarni, Lily. 2002. Pedoman teknis pengembangan koleksi layanan perpustakaan nasional RI. Perpustakaan Nasional RI.

(6)

Nilgün Tosun. 2014. A Study on Reading Books or E-Books: Reasons for Students-Teachers Preferences. TOJET: The Turkish Online Journal of Educational Technology – January 2014, volume 13 issue 1

http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1018172.pdf (diakses tanggal 20 Februari 2015)

Nureni,R., Pramiyanti, A., Putri, I.P. 2013. Perilaku Remaja dalam Menggunakan Media Baru: Pemetaan Habit Media Baru Remaja Daerah Sub-Urban Kota Bandung (Kabupaten Bandung). Jurnal Sosioteknologi Edisi 30, Tahun 12 (desember) http://journal.fsrd.itb.ac.id/jurnal-desain/pdf_dir/issue_3_12_30_1.pdf (diakses tanggal 20 februari 2015)

Pendit, Putu Laxman dkk. 2007. Perpustakaan Digital: Perspekif Perpustakaan

Perguruan Tinggi Indonesia. Jakarta: Sagung Seto

Prabowo, Aan. 2013. Analisis Pemanfaatan Buku Elekronik (E-Book) oleh Pemustaka di Perpustakaan SMA Negeri 1 Semarang. Jurnal Ilmu

Perpustakaam Vol. 2, No. 2 Tahun 2013

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=74992&val=4723 (diakses tanggal 20 februari 2015)

Prawati, B. 2003. Keterampilan Koleksi Majalah Ilmiah Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian oleh Peneliti Badan Litbang Pertanian. Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 12, Nomor 1, 2003 http://pustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi/pp121034.pdf (diakses tanggal 20 februari 2015)

Prensky M. 2001. Digital Natives, Digital Immigrant. On the Horizon. (MCB University Press) Vol.9(5). Part1.

http://www.marcprensky.com/writing/prensky%20%20digital%20natives, %20digital %20immigrants%20-%20part1.pdf . (diakses 15 desember 2014)

Priyatna, Suganda.1996. Motivasi, Partisipasi, dan Pembangunan: Ditinjau dari Sisi Komunikasi. Jakarta: UI Press

Purwono. 2005. Studi Kepustakaan.

http://suka.ac.id/file_kuliah/STUDI%KEPUSTAKAAN.doc. (diakses tanggal 30 Maret 2015)

(7)

Santi, Triana. 2013. Analisis Kebutuhan Pengguna Perpustakaan IAIN-SU. Jurnal Iqra’ Volume 07 No.01 Mei, 2013.

http://library.iainsu.ac.id/journal/index.php/iqra/article/view/113 ( diakses tanggal 2 juni 2015)

Siswadi, Irman. 2008. Ketersediaan Online Journals di Perperpustakaan Perguruan Tinggi. Visi Pustaka Vol. 10, No. 2 Agustus 2008

http://www.pnri.go.id%2FiFileDownload.aspx%3FID%3DAttachment%2 55CMajalahOnline%255CKETERSEDIAAN%2520ONLINE%2520JOU RNALS.pdf (diakses tanggal 30 Maret 2015)

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suherman. 2009. Perpustakaan sebagai Jantung Sekolah: Refrensi Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Bandung: MQS Publishing.

Supardi, A. 1979. Statistik. Bandung: Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Gunung Jati Surachman, Arif. 2010. E‐Library sebagai Bagian Penting dalam Proses Belajar

Mandiri di Perguruan Tinggi. Makalah disampaikan dalam Talkshow E‐ Library STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA, 2 April 2010. http://arifs.staff.ugm.ac.id/mypaper/Makalah-E-Library-2010.pdf (diakses tanggal 2 Juni 2015)

Surjono, Herman Dwi. 2009. “Pengenalan dan Pengembangan E-Journal”. http://www.powerpoint-search.com/pengertian-jurnal-ppt.html

(diakses tanggal 2 desember 2014)

Sutarno. (2006). Manajemen perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto.

Tresnawan, A. 2005. Jurnal Elektronik: Berbagi Pengalaman Proses berlangganan

Jurnal On-line di UPT Perpustakaan UNISBA.

http://www.ipi.or.id.materi/IPI-kiat.doc. ( diakses tanggal 2 desember 2014)

Walon, Edward W. 2007. Faculty and Student Perceptions of Using E-books in a Small Academic Institution.

http://www.ala.org/ala/mgrps/divs/acrl/events/national/baltimore/papers/92 .pdf(diakses tanggal 20 april 2015)

Winkel, H.C. 1999. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Aksara Baru.

(8)

Yulia, Yuyu. 1993. Pengadaan bahan pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka Depdikbud

Yusuf, Pawit M dan Subekti, Priyo. 2010. Teori & Praktik Penelusuran Informasi (Information Retrival). Jakarta : Kencana

Zaenab, Ratu Siti. 2002. Efektifitas Temu Kembali Informasi dengan Menggunakan Bahasa Alami pada CD-ROOM dan CAB Abstract. Jurnal Perpustakaan, Vol. 11, No. 2.

(9)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode yang Digunakan

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2010, 29) “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya yang berlaku untuk umum.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menggunakan metode deskripif dalam mengumpulkan data, mengelola dan menganalisis data yang diperoleh dari fakta-fakta telah terkumpul di lapangan sebagaimana adanya.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Program Studi Ilmu Perpustakaan (PSIP) FIB yang berlokasi di Jalan Universitas No. 19, Kampus USU Medan 20155.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Dalam melakukan suatu penelitian, peneliti harus menentukan kriteria populasi agar wilayahnya jelas dan dapat diketahui kuantitasnya. Menurut Sugiyono (2010, 61) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

(10)

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa program S1, Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara (PSIP FIB USU) yang hanya dikategorikan sebagai digital natives yang memiliki tahun kelahiran mulai dari tahun 1994 -1996 yaitu angkatan 2012-2014. Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah mahasiswa program S1 PSIP FIB USU angkatan 2012 – 2014 yaitu 315 orang seperti yang terlihat pada tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1 Daftar Populasi

No. Angkatan Jumlah Mahasiswa

1 2012 64

2 2013 110

3 2014 141

Jumlah 315

Sumber: Data Mahasiswa PSIP FIB USU Tahun 2014 3.3.2 Sampel

Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2010, 62), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Mengingat jumlah populasi dalam penelitian ini besar

maka perlu dibatasi dan menetapkan sampel.

(11)

penelitian. Penentuan besarnya sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Slovin yaitu:

Keterangan:

n = Jumlah sampel (responden dalam penelitian). N = Jumlah populasi.

e = Kelonggaran sampel (10%). 1 = Konstanta

orang

Dari jumlah populasi 315 orang maka diperoleh sampel sebanyak 76 orang. Karena populasi berstrata secara proposional dan heterogen, maka untuk penentuan sampel menggunakan teknik Proportionate stratified random sampling. Sugiyono (2010, 64) menyatakan “Proportionate stratified random

sampling digunakan apabila kondisi populasi mempunyai anggota/unsur yang

tidak homogen dan berstrata secara proporsional”. Adapun penentuan sampel

(12)

Tabel 3.2 Jumlah Sampel Penelitian

Angkatan Populasi Penarikan Sampel Sampel

2012 64

15

2013 110

27

2014 141

34

Jumlah 76

3.4 JE N I S D A N SU M B E R DA T A

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui pengisian jawaban dalam kuisioner.

2. Data Sekunder, yaitu data yang mendukung data primer yang bersumber dari buku, jurnal, arikel lepas, internet, laporan penelitian, dan dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam melakukan suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2010, 312) “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati, secara spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian”. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner

(13)

3.5.1 Kuesioner

Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan. Menurut Arikunto (2006, 150) “ Kuesioner adalah sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang dia ketahui”.

Jenis kuesioner pada penelitian ini adalah kuesioner langsung yaitu pertanyaan langsung diberikan kepada responden. Pada penelitian ini, penulis menyusun kuesioner dalam bentuk pertanyaan dengan menyediakan pilihan jawabannya.

3.5.2 Kisi-Kisi Variabel Penelitian

(14)

Tabel 3.3 Kisi-kisi Variabel Penelitian

Variabel Indikator Nomor Item

Kuesioner

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Untuk mengumpulkan data tersebut peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, sebagai berikut:

1. Kuesioner, yaitu mengumpulkan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada reponden yakni mahasiswa yang hanya dikategorikan sebagai digital natives pada Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya USU yaitu angkatan 2012-2014. 2. Studi Kepustakaan, yaitu mengumpulkan data melalui berbagai bahan

(15)

3.7 Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpul dengan cara penyebaran kuesioner dan studi kepustakaan kemudian diolah untuk dilakukan analisis data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penyajian hasil penelitian disusun kedalam tabel kemudian dihitung persentasenya, selanjutnya dianalisis dan diinterpretasikan.

Untuk menghitung persentase jawaban yang diberikan oleh responden, rumus persentase yang dipakai yaitu:

Keterangan: P = Persentase

F= Jumlah jawaban yang diperoleh n = Sampel (Hadi 1981, 421)

Untuk menafsirkan besarnya persentase yang dibuat dari tabel tabulasi data, maka peneliti menggunakan penafsiran sebagai berikut:

Jika memiliki persentase 0,00% : Tidak ada Jika memiliki persentase 1,00-24,99% : Sebagian kecil Jika memiliki persentase 25,00-49,99% : Hampir setengahnya Jika memiliki persentase 50% : Setengah

Jika memiliki persentase 50,01-74,99% : Sebagian besar Jika memiliki persentase 75,00-99,99% : Pada umumnya

(16)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk mengetahui perbandingan pemanfaatan bahan tercetak (buku) dan elektronik, dapat dilihat dengan menggunakan indikator frekuensi pemanfaatan, tujuan pemanfaatan, kemampuan pengguna, dan cara pemanfaatan yang diuraikan sebagai berikut:

4. 1 Pemanfaatan Bahan Tercetak

4.1.1 Frekuensi Pemanfaatan Bahan Tercetak (Buku)

Frekuensi pemanfaatan bahan tercetak (buku) pada penelitian ini adalah kekerapan mahasiswa memanfaatkan bahan tercetak (buku) dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Untuk mengetahui frekuensi pemanfaatan bahan tercetak (buku) dapat dilihat dari jawaban responden terhadap pertanyaan tentang frekuensi pemanfaatan bahan tercetak (buku) yang terdapat dalam kuesioner penelitian.

(17)

Tabel 4.1 Frekuensi Pemanfaatan Bahan Tercetak (Buku) dalam Satu Minggu

Pertanyaan Pilihan

Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%) Berapa kali dalam

seminggu Saudara memanfaatkan bahan

tercetak (buku)?

> 4 kali 13 17,11%

3-4 kali 14 18,42%

1-2 kali 43 56,58%

< 1 kali 6 7,89 %

Jumlah 76 100%

Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa 13 responden (17,11%) menyatakan memanfaatkan bahan tercetak (buku) sebanyak > 4 kali dalam satu minggu, 14 responden (18,42%) menyatakan memanfaatkan bahan tercetak (buku) sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu, 43 responden (56,58%)menyatakan memanfaatkan bahan tercetak (buku) sebanyak 1-2 kali dalam satu minggu, dan 6 responden (7,89%) menyatakan memanfaatkan bahan tercetak (buku) sebanyak <1 kali dalam satu minggu.

(18)

memudahkan penemuan informasi dengan cepat dan dapat di akses kapan saja dan dimana saja, tetapi bahan tercetak (buku) masih menjadi pilihan mahasiswa dalam membantu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh pengajar/dosen. Hal ini dikarenakan informasi yang tersedia dalam bentuk elektronik yang tersedia di internet tidak sepenuhnya dapat dipercaya kebenarannya. Selain itu, materi bidang ilmu perpustakaan yang tersedia di internet yang berbahasa asing menjadi kendala mahasiswa, sehinnga bahan tercetak (buku) masih menjadi pilihan mahasiswa dalam kegiatan belajarnya.

4.1.1.2 Waktu yang Digunakan Untuk Menemukan Bahan Tercetak (Buku) di Rak Perpustakaan

Tanggapan responden mengenai waktu yang digunakan untuk menemukan bahan tercetak (buku) adalah berapa lama waktu yang digunakan oleh mahasiswa untuk menemukan bahan tercetak (buku) di rak perpustakaan. Adapun jawaban responden mengenai hal ini dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:

(19)

Dari tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 46 responden (60,53%) menyatakan membutuhkan waktu < 1 jam untuk menemukan bahan tercetak (buku) di rak perpustakaan, 24 responden (31,57%) menyatakan membutuhkan waktu 1-2 jam untuk menemukan bahan tercetak (buku) di rak perpustakaan, 3 responden (3,95%) menyatakan membutuhkan waktu 3-4 jam untuk menemukan bahan tercetak (buku) di rak perpustakaan, dan 3 responden responden (3,95%) menyatakan membutuhkan waktu > 4 jam untuk menemukan bahan tercetak (buku) di rak perpustakaan.

Berdasarkan hal di atas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar mahasiswa program S1, Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara membutuhkan waktu < 1 jam untuk menemukan bahan tercetak (buku) di rak perpustakaan. Hal ini dikarenakan dengan adanya OPAC yang tersedia di perpustakaan, dapat membantu mahasiswa menemukan bahan tercetak (buku) yang dibutuhkan dengan cepat dan mudah. Dengan adanya nomor panggil yang di dapat dari OPAC, mahasiswa dapat langsung melakukan penelusuran ke rak. Hal ini menjadikan mahasiswa tidak membutuhkan waktu yang lama dalam menemukan bahan tercetak yang dibutuhkan.

(20)

pemanfaatan bahan tercetak (buku) dalam proses belajar mengajar dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3 Pemanfaatan Bahan Tercetak (Buku) dalam Proses Belajar Mengajar

Pertanyaan Pilihan

Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%) Apakah Saudara

memanfaatkan bahan tercetak (buku) dalam proses belajar

mengajar?

Selalu 13 17,11%

Sering 19 25%

Kadang-kadang 44 57,89%

Tidak pernah - -

Jumlah 76 100%

Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 13 responden (17,11%) menyatakan selalu memanfaatkan bahan tercetak (buku) dalam proses belajar mengajar, 19 responden (25%) menyatakan sering memanfaatkan bahan tercetak (buku) dalam proses belajar mengajar, 44 responden (57,89%) menyatakan kadang-kadang memanfaatkan bahan tercetak (buku) dalam proses belajar mengajar.

(21)

berasal dari bahan tercetak (buku). Lagi pula, terkadang pengajar/dosen yang mengharuskan penggunaan bahan tercetak (buku) dalam proses pengerjaan tugas. Hal ini menuntut mahasiswa harus menggunakan bahan tercetak (buku).

4.1.1.4 Jumlah Bahan Tercetak (Buku) yang Dimanfaatkan dalam Satu Minggu

Tanggapan responden mengenai jumlah bahan tercetak (buku) yang dimanfaatkan dalam satu minggu adalah berapa banyak bahan tercetak (buku) yang dimanfaatkan oleh mahasiswa dalam satu minggu. Adapun jawaban responden mengenai hal ini dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Bahan Tercetak (Buku) yang Dimanfaatkan dalam Satu Minggu

Pertanyaan Pilihan

Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%) Berapa jumlah bahan

pustaka tercetak (buku) yang Saudara

manfaatkan dalam satu minggu?

> 4 buku 3 3,95%

3-4 buku 38 10,52%

1-2 buku 53 69,74%

< 1 buku 12 15,79%

Jumlah 76 100%

(22)

(15,79%) menyatakan memanfaatkan sebanyak < 1 bahan tercetak (buku) dalam satu minggu.

Berdasarkan hal di atas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar mahasiswa program S1, Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara memanfaatkan bahan tercetak (buku) sebanyak 1-2 buku dalam satu minggu. Hal ini terbukti dengan terdapat sebanyak 53 responden (69,74%) menyatakan memanfaatkan sebanyak 1-2 bahan tercetak (buku) dalam satu minggu. Alasan mahasiswa menyatakan hal tersebut karena dalam proses belajarnya, terkadang mahasiswa harus menemukan informasi dengan cepat karena pengumpulan tugas yang cepat sehingga mahasiswa lebih memilih memanfaatkan informasi yang dikemas dalam bentuk elektronik yang dapat diakses secara online di internet.

4.1.2 Tujuan Pemanfaatan Bahan Tercetak (Buku)

4.1.2.1 Tujuan Utama Penggunaan Bahan Tercetak (Buku)

Dalam memanfaatkan bahan tercetak (buku), mahasiswa memiliki tujuan tertentu. Adapun tujuan utama menggunakan bahan tercetak (buku) yang dinyatakan oleh responden dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5 Tujuan Utama Penggunaan Bahan Tercetak (Buku) Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%) Apakah tujuan

utama Saudara menggunakan bahan tercetak

(buku)?

Menyelesaikan tugas 40 52,63%

Perkuliahan 18 23,68%

Menambah wawasan 17 22,37%

Hiburan 1 1,32%

(23)

Dari tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 40 responden (52,63%) menggunakan bahan tercetak (buku) untuk menyelesaikan tugas, 18 responden (23,68%) menggunakan bahan tercetak (buku) untuk perkuliahan, 17 responden (22,37%) menyatakan menggunakan bahan tercetak (buku) untuk menambah wawasan, dan 1 responden (1,32%) menyatakan menggunakan bahan tercetak (buku) untuk hiburan.

Berdasarkan hal di atas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar mahasiswa program S1, Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara menggunakan bahan tercetak (buku) untuk menyelesaikan tugas. Kemudian, sebagian kecil mahasiswa menggunakan bahan tercetak (buku) untuk perkuliahan dan menambah wawasan. Hal ini dikarenakan informasi yang terdapat pada bahan tercetak (buku) terpercaya sehinggga sangat membantu dalam menyelesaikan tugas. Selain itu alasan responden menggunakan bahan tercetak (buku) untuk menyelesaikan tugas yaitu sebagian dosen yang mengharuskan penyelesaian tugas berasal atau bersumber dari bahan tercetak (buku).

4.1.2.2 Kemutakhiran Bahan Tercetak (Buku) yang Tersedia di Perpustakaan

(24)

Tabel 4.6 Kemutakhiran Bahan Tercetak (Buku) yang Tersedia di Perpustakaan

Pertanyaan Pilihan

Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%) Apakah Saudara setuju perpustakaan dikatakan mutakhir, sebanyak 28 responden (36,84%) menyatakan setuju bahan tercetak (buku) yang tersedia di perpustakaan dikatakan mutakhir, 33 responden (43,42%) menyatakan kurang setuju bahan tercetak (buku) yang tersedia di perpustakaan dikatakan mutakhir, dan 7 responden (9,21%) menyatakan tidak setuju bahan tercetak (buku) yang tersedia di perpustakaan dikatakan mutakhir.

(25)

yang sudah usang) sehingga untuk menemukan bahan tercetak (buku) yang terbaru masih sangat sulit. Hal ini menjadi alasan mahasiswa PSIP USU program S1 menyatakan bahan tercetak (buku) yang tersedia di perpustakaan kurang mutakhir.

4.1.2.3 Pemanfaatan Bahan Tercetak (Buku) dengan Kebutuhan Pengguna

Bahan tercetak (buku) yang tersedia di perpustakaan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Untuk mengetahui apakah pemanfaatan bahan tercetak (buku) sudah memenuhi kebutuhan pengguna dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7 Pemanfaatan Bahan Tercetak (Buku) dengan Kebutuhan Pengguna

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%) Apakah pemanfaatan

bahan pustaka tercetak (buku) sudah memenuhi kebutuhan

informasi Saudara?

Memenuhi 15 19,74%

Sebagian saja 58 76,31%

Tidak memenuhi 2 2,63%

Tidak menentu 1 1,32%

Jumlah 76 100%

(26)

menyatakan pemanfaatan bahan tercetak (buku) tidak memenuhi kebutuhan informasi mereka sebanyak 2 responden (2,63%), sementara responden yang menyatakan pemanfaatan bahan tercetak (buku) tidak menentu memenuhi kebutuhan informasi sebanyak 1 responden (1,32%).

Berdasarkan hal di atas dapat dinyatakan bahwa pada umumnya mahasiswa program S1, Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara menyatakan pemanfaatan bahan tercetak (buku) sebagian saja memenuhi kebutuhan informasi mereka. Alasan mahasiswa menyatakan hal tersebut karena bahan tercetak (buku) yang tersedia di perpustakaan masih terbatas jumlahnya dan kurang mutakhir (up to date), sehingga sebagian saja kebutuhan informasi mahasiswa dapat terpenuhi.

4.1.3 Kemampuan Pengguna

4.1.3.1 Kemampuan Pengguna Menemukan Informasi dalam Bentuk Tercetak (Buku)

(27)

Tabel 4.8 Kemampuan Pengguna Menemukan Informasi dalam Bentuk Tercetak (Buku)

(28)

Berdasarkan hal di atas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar mahasiswa program S1, Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara sudah mengetahui cara untuk menemukan informasi dengan cepat, tepat, dan efisien juga relevan dengan kebutuhan dalam penelusuran bahan tercetak (buku) dengan menggunakan OPAC. Hal ini dikarenakan, dalam proses belajar/perkuliahan mahasiswa telah mempelajari cara menggunakan alat bantu OPAC. Sehingga mahasiswa sudah mengetahui cara dalam menemukan informasi dengan cepat, tepat, dan efisien juga relevan dengan kebutuhan dalam penelusuran bahan tercetak (buku) dengan menggunakan OPAC.

4.1.3.2 Titik Akses dalam Penelusuran Bahan Tercetak (Buku)

Untuk menemukan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna, titik akses yang digunakan oleh pengguna dalam penelusuran bahan tercetak (buku) berbeda-beda. Untuk mengetahui titik akses yang digunakan oleh pengguna dalam penelusuran bahan tercetak (buku) dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.9 Titik Akses dalam Penelusuran Bahan Tercetak (Buku) Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%) Apa titik akses

yang Saudara gunakan dalam

penelusuran bahan tercetak

(buku)?

Judul 37 48,68%

Pengarang 5 6,58%

Subyek/kata kunci 14 18,42%

Semua titik akses 20 26,32%

(29)

Pada tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa hampir setengah responden (48,68%) menggunakan judul sebagai titik akses dalam penelusuran bahan tercetak (buku) yaitu 37 responden. Dan sebagain kecil responden (6,58%) menggunakan pengarang sebagai titik akses dalam penelusuran bahan tercetak (buku) yaitu 5 responden. Kemudian, responden yang menggunakan subyek/kata kunci sebagai titik akses dalam penelusuran bahan tercetak (buku) sebanyak 14 responden (18,42%), sementara responden yang semua titik akses dalam penelusuran bahan tercetak (buku) sebanyak 20 responden (26,32%)

Berdasarkan hal di atas dapat dinyatakan bahwa hampir setengah mahasiswa program S1, Program Studi Ilmu Perpustakaan menggunakan judul sebagai titik akses dalam penelusuran bahan tercetak (buku). Alasan responden memilih judul sebagai titik akses dalam penelusuran bahan tercetak (buku) yaitu karena dengan mengetikkan judul buku yang dibutuhkan ke dalam mesin pencari (OPAC), maka secara otomatis OPAC akan menampilkan dan memberikan judul buku yang dibutuhkan beserta nomor panggil bahan tercetak (buku). Dengan adanya nomor panggil tersebut, mahasiswa dapat secara langsung melakukan penelusuran ke rak untuk menemukan bahan tercetak (buku) yang dibutuhkan.

4.1.3.3 Kesulitan Penelusuran Bahan Tercetak (Buku)

(30)

Tabel 4.10 Kesulitan Penelusuran Bahan Tercetak (Buku)

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)

Pernahkah Saudara mengalami kesulitan

dalam penelusuran bahan tercetak (buku)?

Selalu 2 2,63%

Pernah 40 52,63%

Kadang-kadang 32 42,11%

Tidak pernah 2 2,63%

Jumlah 76 100%

Dari tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa 2 responden (2,63%) menyatakan selalu mengalami kesulitan dalam penelusuran bahan tercetak (buku), sebanyak 40 responden (52,63%) menyatakan pernah mengalami kesulitan dalam penelusuran bahan tercetak (buku), sedangkan 32 responden (42,11%) menyatakan kadang-kadang mengalami kesulitan dalam penelusuran bahan tercetak (buku) dan 2 responden (2,63%) menyatakan tidak pernah mengalami kesulitan dalam penelusuran bahan tercetak (buku).

(31)

Tabel 4.11 Kesulitan yang Dialami Dalam Menemukan Bahan Tercetak (Buku)

Pertanyaan Jenis kesulitan Frekuensi (F)

Kesulitan apakah

tersedia di rak perpustakaan 14 Bahan tercetak (buku) yang kurang up to

date 8

Buku yang tersedia di OPAC, tetapi tidak

tersedia di rak 15

Kesulitan dalam melihat kode yang

terdapat pada bahan tercetak (buku) 5 Hasil yang tidak muncul pada OPAC 6 Penyusunan bahan pustaka di rak yang

kurang rapi 8

Tidak pernah mengalami kesulitan 2

Tidak ada jawaban 7

Jumlah 76

(32)

yang dimiliki perpustakaan, 8 responden menyatakan bahan tercetak (buku) yang dimiliki perpustakaan kurang up to date, 8 responden menyatakan penyusunan bahan pustaka di rak yang kurang rapi, 6 responden menyatakan hasil/pencarian yang tidak muncul pada OPAC, 5 responden menyatakan kesulitan dalam melihat kode yang terdapat pada bahan tercetak (buku), 2 responden yang menyatakan tidak pernah mengalami kesulitan dalam menemukan bahan tercetak, dan 7 responden tidak memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.

Berdasarkan hal di atas, dapat dinyatakan bahwa kesulitan yang paling sering dialami oleh mahasiswa program S1, Proram Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dalam menemukan bahan tercetak (buku) yaitu bahan tercetak (buku) yang tersedia di OPAC tetapi tidak tersedia di rak. Sering kali mahasiswa mengalami kejadian seperti ini, yaitu status buku yang dibutuhkan dalam OPAC tersedia /ada tetapi setelah melakukan penelusuran langsung ke rak, mahasiswa tidak menemukan bahan tercetak (buku) yang dibutuhkan tersebut.

4.1.4 Cara Pemanfaatan

4.1.4.1 Cara Pemanfaatan Bahan Tercetak (Buku)

(33)

Tabel 4.12 Cara Pemanfaatan Bahan Tercetak (Buku)

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)

Bagaimana Saudara (82,89%) menyatakan memanfaatkan bahan pustaka tercetak (buku) di perpustakaan dengan cara meminjam, 4 responden (5,26%) menyatakan membaca di tempat sebagai cara memanfaatkan bahan pustaka tercetak (buku) di perpustakaan sedangkan 2 responden (2,63%) menyatakan memanfaatkan bahan pustaka tercetak (buku) di perpustakaan dengan cara mencatat informasi yang dibutuhkan dari buku, dan 7 responden (9,22%) menyatakan Fotocopy sesuai kebutuhan sebagai cara memanfaatkan bahan pustaka tercetak (buku) di perpustakaan

(34)

langsung melalui meja sirkulasi untuk mendapatkan buku yang diinginkan. Dengan melakukan peminjaman, maka responden dapat memiliki waktu yang lama/banyak untuk membaca buku yang dipinjam. Selain itu bahan tercetak (buku) tersebut juga dapat diperpanjang masa peminjamannya dan kemudian dikembalikan lagi ke meja sirkulasi.

4.2 Pemanfaatan Bahan Elektronik

4.2.1 Frekuensi Pemanfaatan Bahan Elektronik

Frekuensi pemanfaatan bahan elektronik pada penelitian ini adalah kekerapan mahasiswa dalam memanfaatkan bahan elektronik untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Untuk mengetahui frekuensi pemanfaatan bahan elektronik dapat dilihat dari jawaban responden terhadap pertanyaan tentang frekuensi pemanfaatan bahan elektronik yang terdapat dalam kuesioner penelitian.

4.2.1.1 Frekuensi Pemanfaatan Bahan Elektronik dalam Satu Minggu

(35)

Tabel 4.13 Frekuensi Pemanfaatan Bahan Elektronik dalam Satu Minggu

Pertanyaan Pilihan

Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%) Berapa kali dalam

seminggu Saudara memanfaatkan bahan

elektronik?

> 4 kali 24 31,58%

3-4 kali 22 28,95%

1-2 kali 16 21,05%

< 1 kali 14 18,42%

Jumlah 76 100%

Dari tabel 4.13 di atas dapat diketahui bahwa 24 responden (31,58%) menyatakan memanfaatkan bahan elektronik sebanyak > 4 kali dalam satu minggu, 22 responden (28,95%) menyatakan memanfaatkan bahan elektronik sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu, 16 responden (21,05%) menyatakan memanfaatkan bahan elektronik sebanyak 1-2 kali dalam satu minggu, dan 14 responden (18,42%) menyatakan memanfaatkan bahan elektronik sebanyak < 1 kali dalam satu minggu.

(36)

4.2.1.2 Waktu yang Digunakan Untuk Menemukan Bahan Elektronik di Internet

Tanggapan responden mengenai waktu yang digunakan untuk menemukan bahan elektronik adalah berapa lama waktu yang digunakan oleh mahasiswa untuk menemukan bahan elektronik di internet. Adapun jawaban responden mengenai hal ini dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ini:

Tabel 4.14 Waktu yang Digunakan Untuk Menemukan Bahan Elektronik di Internet

Pertanyaan Pilihan

Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%) Berapa lama waktu

yang Saudara gunakan untuk menemukan bahan elektronik di

internet?

< 1 jam 45 59,20%

1-2 jam 21 27,63%

3-4 jam 7 9,22%

> 4 jam 3 3.95%

Jumlah 76 100%

(37)

Berdasarkan hal di atas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar mahasiswa program S1, Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara membutuhkan waktu < 1 jam untuk menemukan bahan elektronik di internet. Dalam internet, informasi yang kita butuhkan dapat kita temukan. Internet menyediakan berbagai jenis informasi seirimg dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Mahasiswa PSIP membutuhkan waktu < 1 jam untuk menemukan bahan elektronik yang dibutuhkan di internet. Hal ini dikarenakan, dengan memasukkan kata kunci ke dalam internet, maka semua dokumen yang berkaitan dengan kata kunci akan terpanggil. Selain itu, dalam perkuliahan di PSIP, sudah diberi materi kuliah tentang penelusuran online, sehingga memudahkan mahasiswa untuk menemukan informasi dalam bentuk elektronik dengan cepat.

4.2.1.3 Pemanfaatan Bahan Elektronik dalam Proses Belajar Mengajar

(38)

Tabel 4.15 Pemanfaatan Bahan Elektronik dalam Proses Belajar Mengajar

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%) Apakah Saudara

memanfaatkan bahan elektronik dalam

proses belajar mengajar?

Selalu 26 34,21%

Sering 34 44,74%

Kadang-kadang 16 21,05%

Tidak pernah - -

Jumlah 76 100%

Dari tabel 4.15 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 26 responden (34,21%) menyatakan selalu memanfaatkan bahan elektronik dalam proses belajar mengajar, 34 responden (44,74%) menyatakan sering memanfaatkan bahan elektronik dalam proses belajar mengajar, 16 responden (21,05%) menyatakan kadang-kadang memanfaatkan bahan elektronik dalam proses belajar mengajar.

(39)

4.2.1.4 Jumlah Bahan Elektronik yang Dimanfaatkan dalam Satu Minggu Tanggapan responden mengenai jumlah bahan elektronik yang dimanfaatkan dalam satu minggu adalah berapa banyak bahan elektronikk yang dimanfaatkan oleh mahasiswa dalam satu minggu. Adapun jawaban responden mengenai hal ini dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut ini:

Tabel 4.16 Jumlah Bahan Elektronik yang Dimanfaatkan dalam Satu Minggu

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi

(F) Persentase (%) Berapa jumlah bahan

Elektronik yang Saudara manfaatkan dalam satu minggu?

> 4 bahan elektronik 19 25%

3-4 bahan elektronik 34 44,74%

1-2 bahan elektronik 16 21,05%

< 1 bahan elektronik 7 9,21%

Jumlah 76 100%

Dari tabel 4.16 di atas dapat diketahui bahwa, 19 responden (25%) menyatakan memanfaatkan sebanyak > 4 bahan elektronik dalam satu minggu, 34 responden (44,74%) menyatakan memanfaatkan sebanyak 3-4 bahan elektronik dalam satu minggu, 16 responden (21,05%) menyatakan memanfaatkan sebanyak 1-2 bahan elektronik dalam satu minggu, dan 7 responden (9,21%) menyatakan memanfaatkan < 1 bahan elektronik dalam satu minggu

(40)

minggu. Hal ini terbukti dengan terdapat sebanyak 34 responden (44,74%) menyatakan memanfaatkan sebanyak 3-4 bahan elektronik dalam satu minggu. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan belajar sehari-hari, mahasiswa meembutuhkan informasi dengan cepat dalam pengerjaan tugas sehingga mahasiswa lebih memilih memanfaatkan informasi yang dikemas dalam bentuk elektronik yang dapat diakses secara online di internet. Karena informasi yang berasal dari internet dapat ditemukan dengan cepat sehingga sangat membantu mahasiswa dalam pengerjaan tugasnya.

4.2.2 Tujuan Pemanfaatan Bahan Elektronik

4.2.2.1 Tujuan Utama Penggunaan Bahan Elektronik

Dalam memanfaatkan bahan elektronik yang tersedia di internet dan dapat diakses secara online, mahasiswa memiliki tujuan tertentu. Adapun tujuan utama menggunakan bahan elektronik yang dinyatakan oleh responden dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut ini:

Tabel 4.17 Tujuan Utama Penggunaan Bahan Elektronik

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F)

Menyelesaikan tugas 33 43,42%

Perkuliahan 21 27,6

3%

Menambah wawasan 18 23,69%

Hiburan 4 5,26%

(41)

Dari tabel 4.17 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 33 responden (43,42%) menggunakan elektronik untuk menyelesaikan tugas, 21 responden (27,63%) menggunakan bahan elektronik untuk perkuliahan, 18 responden (23,69%) menyatakan menggunakan bahan elektronik untuk menambah wawasan, dan 4 responden (5,26%) menyatakan menggunakan bahan elektronik untuk hiburan.

Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa hampir setengah mahasiswa program S1, Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara yang dikategorikan sebagai digital natives menggunakan bahan elektronik untuk menyelesaikan tugas dan untuk mendukung perkuliahan. Kemudian, sebagian kecil mahasiswa menggunakan bahan elektronik untuk menambah wawasan serta hiburan. Bahan elektronik yang tersedia di internet yang dapat diakses secara online menyediakan berbagai jenis informasi yang dapat digunakan oleh mahasiswa dalam memudahkan pengerjaan tugas. Sehingga bahan elektronik sangat membantu mahasiswa dalam menyelesaikan berbagai tugas yang diberikan oleh para dosen.

4.2.2.2 Kemutakhiran Bahan Elektronik

(42)

Tabel 4.18 Kemutakhiran Bahan Elektronik

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%) Apakah Saudara

setuju jika bahan elektronik dikatakan

mutakhir (up to date)?

Sangat setuju 23 30,26%

Setuju 42 55,26%

Kurang setuju 11 14,48%

Tidak setuju - -

Jumlah 76 100%

Data pada tabel 4.18 di atas menunjukkan bahwa sebanyak 23 responden (30,26%) menyatakan sangat setuju bahan elektronik yang tersedia di internet dikatakan mutakhir, sebanyak 42 responden (55,26%) menyatakan setuju bahan elektronik yang tersedia di internet dikatakan mutakhir, 11 responden (14,48%) menyatakan kurang setuju bahan elektronik yang tersedia di internet dikatakan mutakhir.

Berdasarkan hal di atas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar dari mahasiswa program S1, Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara menyatakan setuju bahan elektronik yang tersedia di internet dikatakan mutakhir (up to date). Dalam bahan elektronik yang diakses secara online di internet, mahasiswa merasakan bahwa informasi yang terdapat di intenet mutakhir (up to date). Hal ini dikarenakan seiring dengan perkembangan pengetahuan yang sangat pesat, menuntut internet selalu memberikan informasi yang terbaru (up to date) sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi para penvcari informasi.

(43)

Bahan elektronik yang tersedia di internet yang dapat di akses secara online di internet bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang

dibutuhkan. Untuk mengetahui apakah pemanfaatan bahan elektronik sudah memenuhi kebutuhan pengguna dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.19 Pemanfaatan Bahan Elektronik dengan Kebutuhan Pengguna Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%) Apakah pemanfaatan

bahan elektronik sudah memenuhi kebutuhan

informasi Saudara?

Memenuhi 49 64,47%

Sebagian saja 26 34,21%

Tidak memenuhi - -

Tidak menentu 1 1,32%

Jumlah 76 100%

Pada tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden (64,47%) menyatakan pemanfaatan bahan elektronik sudah memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan yaitu 49 responden. Dan hampir setengah responden (34,21%) menyatakan pemanfaatan bahan elektronik sebagian saja memenuhi kebutuhan informasi yaitu 26 responden. Kemudian, responden yang menyatakan pemanfaatan bahan tercetak (buku) tidak menentu memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan sebanyak 1 responden (1,32%).

(44)

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat diakses kapan saja dan dimana saja, sehingga dengan hadirya informasi yang dikemas dalam bentuk elektronik dapat memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa.

4.2.3 Kemampuan Pengguna

4.2.3.1 Kemampuan Pengguna Menemukan Informasi dalam Bentuk Elektronik

Setiap pengguna memiliki tingkat pengetahuan dan keterampilan yang beragam dalam menemukan informasi dalam bentuk elektronik. Kemampuan pengguna berhubungan erat dengan tingkat keberhasilannya dalam menemukan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Untuk mengetahui kemampuan pengguna dalam menemukan informasi dalam bentuk elektronik dengan cepat, tepat, dan efisien juga relevan dapat dilihat pada tabel 4.20 berikut ini:

Tabel 4.20 Kemampuan Pengguna Menemukan Informasi dalam Bentuk Elektronik

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F)

Persentase (%) Apakah Saudara sudah

mengetahui cara menemukan informasi dengan cepat, tepat, dan efisien juga relevan dengan kebutuhan dalam penelusuran informasi dalam bentuk elektronik?

Sudah mengetahui 31 40,79%

Cukup mengetahui 37 48,69%

Kurang mengetahui 8 10,52%

Tidak mengetahui - -

(45)

Dari tabel 4.20 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 31 responden (440,79%) menyatakan sudah mengetahui cara untuk menemukan informasi dengan cepat, tepat, dan efisien juga relevan dengan kebutuhan dalam penelusuran informasi dalam bentuk elektronik, 37 responden (48,69%) menyatakan cukup mengetahui cara untuk menemukan informasi dalam bentuk elektronik dengan cepat, tepat, dan efisien juga relevan dengan kebutuhan, sedangkan 8 responden (10,52%) menyatakan kurang mengetahui cara untuk menemukan informasi dalam bentuk elektronik dengan cepat, tepat, dan efisien juga relevan dengan kebutuhan.

Berdasarkan hal di atas dapat dinyatakan bahwa hampir setengah mahasiswa program S1, Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara cukup mengetahui cara untuk menemukan informasi dengan cepat, tepat, dan efisien juga relevan dengan kebutuhan dalam penelusuran informasi dalam bentuk elektronik. Masih banyak mahaiswa yang belum mengerti sepenuhnya cara menemukan informasi dengan cepat, tepat. Dan efisien. Hal ini dikarenakan mahasiswa PSIP angkatan 2013 dan 2014 yang belum mendapat materi kuliah tentang penelusuran online sehingga mahasiswa belum sepenuhnya mengerti cara menemukan informasi dengan cepat, tepat, efisien dan juga relevan.

4.2.3.2 Titik Akses dalam Penelusuran Bahan Elektronik

(46)

Untuk mengetahui titik akses yang digunakan oleh pengguna dalam penelusuran bahan elektronik dapat dilihat pada tabel 4.21 berikut ini:

Tabel 4.21 Titik Akses dalam Penelusuran Bahan Elektronik Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%) Apa titik akses

yang Saudara gunakan dalam

penelusuran bahan elektronik?

Judul 24 31,58%

Pengarang 4 5,26%

Subyek/kata kunci 28 36,84%

Semua titik akses 20 26,32%

Jumlah 76 100%

Pada tabel 4.21 di atas menunjukkan bahwa sebanyak 24 responden (31,58%) menggunakan judul sebagai titik akses dalam penelusuran bahan elektronik, reponden yang menggunakan pengarang sebagai titik aksses dalam penelusuran bahan elektronik sebanyak 4 responden (5,26%), 28 responden (36,84%) menggunakan subyek/kata kunci sebagai titik akses dalam penelusuran bahan elektronik, reponden yang menggunakan semua titik akses sebagai titik akses dalam penelusuran bahan elektronik sebanyak 20 responden (26,32%).

(47)

dengan kata kunci akan secara otomatis terpanggil. Dengan demikian mahasiswa dapat memilih atau membuka informasi yang dianggap relevan dengan kebutuhan.

4.2.3.3 Kesulitan Penelusuran Bahan Elektronik

Tanggapan responden mengenai kesuliatan penelusuran bahan elektronik adalah kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa dalam penelusuran bahan elektronik. Adapun jawaban responden mengenai hal ini dapat dilihat pada tabel 4.22 berikut ini:

Tabel 4.22 Kesulitan Penelusuran Bahan Elektronik

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)

Pernahkah Saudara mengalami kesulitan

dalam penelusuran bahan elektronik?

Selalu 1 1,32%

Pernah 37 48,68%

Kadang-kadang 35 46,05%

Tidak pernah 3 3,95%

Jumlah 76 100%

(48)

Berdasarkan hal di atas dapat dinyatakan bahwa hampir setengah mahasiswa program S1, Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara pernah mengalami kesulitan dalam penelusuran bahan elektronik. Kesulitan yang dialami oleh setiap pengguna dalam menemukan bahan elektronik berbeda-beda. Untuk mengetahui berbagai kesulitan apa saja yang dialami oleh pengguna dalam menemukan bahan elektronik dapat dilihat pada tabel 4.23 berikut ini:

Tabel 4.23 Kesulitan yang Dialami Dalam Menemukan Bahan Elektronik Pertanyaan Jenis kesulitan Frekuensi (F)

Kesulitan apakah yang sering Saudara alami dalam

menemukan bahan elektronik?

Akses internet yang lambat 10 Bahan Elektronik tidak

tersedia dalam full text 9 Bahasa yang tersedia dalam

(49)

Tidak pernah mengalami

kesulitan 3

Tidak ada jawaban 5

Jumlah 76

(50)

dalam bentuk blog yang terdapat di internet yang informasinya tidak sepenuhnya dapat dipercaya.

4.2.4 Cara Pemanfaatan

4.2.4.1 Cara Pemanfaatan Bahan Elektronik

Dalam memanfaatkan bahan elektronik, terdapat beberapa cara yang digunakan oleh mahasiswa. Untuk mengetahui cara pemanfaatan bahan elektronik yang paling sering dilakukan oleh mahasiswa dapat dilihat pada tabel 4.24 berikut ini:

Tabel 4.24 Cara Pemanfaatan Bahan Elektronik

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%) Tindakan apa yang

Saudara lakukan terhadap hasil penelusuran bahan

elektronik?

Men-download 59 77,63%

Mencetak 2 2,63%

Membaca di layar 15 19,74%

Lain-lain - -

Jumlah 76 100%

(51)

Berdasarkan hal di atas dapat dinyatakan bahwa pada umumnya mahasiswa program S1, Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara menyatakan tindakan yang dilakukan terhadap hasil penelusuran bahan elektronik adalah dengan cara men-download. Hal ini dilakukan oleh mahasiswa apabila menemukan informasi yang relevan dengan kebutuhan informasinya. Setelah melakukan pengunduhan terhadap informasi yang dibutuhkan, kemudian informasi dapat disimpan kedalam media penyimpanan seperti flash disk, hard disk, dan lainnya. Dengan melakukan download, Mahasiswa dapat melihat ulang

rekaman informasi yang telah disimpan dalam media penyimpanan tersebut kapan pun dibutuhkan.

4.3 Rangkuman Hasil Penelitian

(52)

dengan cara meminjam. Hal ini dikarenakan dengan melakukan peminjaman maka responden memiliki waktu yang banyak untuk membaca buku yang dipinjam. Sedangkan cara pemanfaatan bahan elektronik adalah dengan cara men-download. Karena dengan men-download, informasi tersebut dapat disimpan ke

dalam media penyimpanan sehingga responden dapat melihat ulang rekaman informasi yang telah disimpan ke dalam media penyimpanan kapan pun dibutuhkan oleh responden.

Untuk lebih memudahkan melihat perbandingan pemanfaatan bahan tercetak dan elektronik dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini:

Gambar 4.1 Perbandingan Pemanfaatan Bahan Tercetak (Buku) dan Elektronik Frekuensi

(53)

Dalam memanfaatkan bahan tercetak (buku) yang tersedia di perpustakaan dan bahan elektronik yang tersedia di internet dan dapat diakses secara online, mahasiswa memiliki tujuan tertentu. Untuk memudahkan melihat perbandingan tujuan utama pengguna dalam penggunaan bahan tercetak (buku) dengan elektronik, dapat dilihat pada gambar 4.2 di bawah ini:

Gambar 4.2 Perbandingan Tujuan Utama Penggunaan Bahan Tercetak dan Elektronik

Dengan melihat gambar di atas dapat diketahui tujuan utama responden menggunakan bahan tercetak adalah untuk menyelesaikan tugas, sama halnya dengan bahan elektronik. Bahan pustaka tercetak (buku) yang tersedia di perpustakaan digunakan mahasiswa dalam membantu pengerjaan tugas yang

(54)

diberikan oleh dosen. Sama halnya berbagai informasi yang tersedia di internet yang dapat diakses secara online sangat membantu mahasiswa dalam menyelesaikan berbagai tugas.

Dalam menemukan bahan tercetak (buku) dan elektronik yang dibutuhkan, mahasiswa menggunakan titik akses yang berbeda yang memudahkan mereka untuk menemukan informasi yang relevan. Untuk melihat titik akses yang digunakan oleh responden dalam memudahkan menemukan informasi dalam bentuk tercetak (buku) dan elektronik, dapat dilihat pada gambar 4.3 di bawah ini:

(55)

Dengan melihat gambar di atas. dapat diketahui bahwa titik akses yang digunakan dalam menemukan bahan tercetak (buku) responden menggunakan titik akses judul. Hal ini dikarenakan dengan mengetikkan judul pada OPAC, responden dapat lansung menemukan nomor klasifikasi buku yang diinginkan. Sedangkan dalam penelusuran bahan elektronik, responden menggunakan subyek/kata kunci sebagai titik akses untuk menemukan bahan dalam bentuk elektronik yang diinginkan. Dengan memasukkan subyek/kata kunci kata mesin pencari, maka secara otomatis bahan elektronik yang berhubungan dengan subyek/kata kunci terpanggil.

Dalam memanfaatkan bahan tercetak dan elektronik, terdapat beberapa cara yang digunakan oleh mahasiswa. Untuk lebih memudahkan melihat jawaban responden mengenai cara pemanfaatan bahan tercetak (buku) yang digunakan oleh mahasiswa dapat dilihat pada gambar 4.4 di bawah ini:

Gambar 4.4 Cara Pemanfaatan Bahan Tercetak (Buku)

(56)

Berdasarkan hal di atas dapat dinyatakan bahwa mahasiswa program S1, Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara memanfaatkan bahan pustaka tercetak (buku) di perpustakaan dengan cara meminjam. Mahasiswa dapat melakukan peminjaman secara langsung melalui meja sirkulasi untuk mendapatkan buku yang diinginkan. Dengan melakukan peminjaman, maka responden dapat memiliki waktu yang lama/banyak untuk membaca buku yang dipinjam. Selain itu bahan tercetak (buku) tersebut juga dapat diperpanjang masa peminjamannya dan kemudian dikembalikan lagi ke meja sirkulasi.

Dalam memanfaatkan bahan elektronik, responden memiliki cara yang berbeda. Untuk lebih memudahkan melihat jawaban responden mengenai cara pemanfaatan bahan elektronik yang digunakan oleh mahasiswa dapat dilihat pada gambar 4.5 di bawah ini:

(57)

Men-Berdasarkan hal di atas dapat dinyatakan bahwa cara pemanfataan mahasiswa program S1, Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara terhadap hasil penelusuran bahan elektronik adalah dengan cara men-download. Setelah melakukan pengunduhan terhadap informasi yang dibutuhkan,

kemudian informasi dapat disimpan kedalam media penyimpanan seperti flash disk, hard disk, dan lainnya. Dengan melakukan download, Mahasiswa dapat

(58)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan yang dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Mahasiswa program S1 Program Studi Ilmu Perpustakaan (PSIP) USU lebih sering menggunakan bahan elektronik dalam proses belajar mengajar, namun mereka masih tetap menggunakan bahan tercetak (buku) untuk memenuhi kebutuhan informasinya.

2. Bahan tercetak (buku) yang tersedia saat ini di perpustakaan dianggap kurang mutakhir (up to date), sedangkan informasi yang terdapat dalam bahan elektronik sangat mutakhir. Sehingga dalam memenuhi kebutuhan responden, sebagian saja bahan tercetak (buku) dapat memenuhi kebutuhan informasi, sedangkan dengan pemanfaatan bahan elektronik kebutuhan informasi responden dapat terpenuhi.

3. Dalam menemukan informasi yang dibutuhkan, mahasiswa lebih mudah menemukan bahan tercetak (buku) dari pada menemukan informasi dalam bentuk elektronik.

(59)

internet, responden menggunakan subyek/kata kunci untuk menemukan bahan elektronik yang dibutuhkan.

5. Kesulitan yang sering dialami dalam penelusuran bahan tercetak (buku) adalah bahan pustaka yang tersedia di OPAC tetapi tidak tersedia di rak perpustakaan. Sedangkan sumber informasi yang tidak terpercaya menjadi kesulitan yang sering dialami responden dalam penelusuran bahan elektronik.

6. Cara yang paling sering digunakan dalam memanfaatkan bahan tercetak (buku) adalah dengan meminjam bahan pustaka tercetak (buku), sedangkan men-download adalah cara yang digunakan dalam memanfaatkan bahan elektronik.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disarankan hal-hal sebagi berikut:

1. Perpustakaan hendaknya menambah bahan tercetak (buku) yang mutakhir (up to date) khususnya dalam bidang ilmu perpustakaan.

2. Perpustakaan lebih memperhatikan penyusunan bahan tercetak, hal ini dikarenakan penyusunan bahan pustaka tercetak yang kurang rapi.

(60)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Bahan Pustaka

Bahan Pustaka merupakan komponen utama yang dimiliki oleh perpustakaan. Segala informasi yang akan diberikan kepada para pencari informasi adalah bersumber dari bahan pustaka yang dimiliki oleh suatu perpustakaan. Bahan pustaka adalah bagian dari koleksi bahan pustaka yang ada di perpustakaan yang disediakan untuk kepentingan belajar, informasi dan rekreasi. Suatu perpustakaan belum dapat melakukan kegiatannya, apabila perpustakaan tersebut belum memiliki bahan pustaka yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna dalam mencari informasi yang dibutuhkan.

Menurut Yulia (1992, 3) “Bahan pustaka adalah kitab, buku”. Bahan

pustaka yang tersedia di perpustakaan perguruan tinggi haruslah relevan dengan kebutuhan setiap program studi mahasiswa dari perguruan tinggi tersebut. Hal ini dilakukan agar mahasiswa dapat memanfaatkan berbagai bahan pusaka yang disediakan oleh perguruan tinggi. Bahan pustaka di perguruan tinggi dimanfaatkan oleh mahasiswa dalam membantu kegiatan belajar sivitas akademika. Untuk memberikan pelayanan informasi semaksimal mungkin kepada penggunanya dalam rangka mencapai tujuan perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan harus berusaha untuk menyediakan berbagai informasi dan bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan lingkungan perguruan tinggi dimana perpustakaan berada.

(61)

baik bila jenis dan mutu bahan pustaka yang dilayankan kepada para pengguna sesuai atau relevan dengan kebutuhan mahasiswa dari perguruan tinggi tersebut.

2.1.1 Jenis Bahan Pustaka

Suatu perpustakaan harus mampu memberikan pelayanan informasi semaksimal mungkin kepada pengguna. Untuk dapat memberikan informasi semaksimal mungkin kepada penggunanya, maka perpustakaan harus berusaha menyediakan bahan pustaka yang beraneka ragam jenis dan bentuk, serta kandungan informasinya sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Pada era globalisasi ini koleksi perpustakaan tidak hanya terbatas dalam bentuk buku saja, tetapi sudah meliputi bahan elektronik. Menurut Wiji Suwarno yang dikutip oleh Prabowo (2013, 3) koleksi perpustakaan terdiri dari:

a. Karya cetak berupa buku teks, buku referensi atau buku rujukan seperti ensiklopedia, kamus, almanak, direktori, biografi, majalah, surat kabar dan laporan karya ilmiah.

b. Karya rekam berupa kaset audio, kaset video, VCD, DVD dan sebagainya.

c. Media elektronik adalah media penyimpanan informasi melalui pangkalan data yang dapat diakses melalui monitor komputer.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya perkembangan kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat saat ini, mengakibatkan perpustakaan juga mengalami perubahan dalam perkembangannya yaitu koleksi perpustakaan tidak terbatas pada koleksi tercetak saja seperti buku, melainkan koleksi juga tersedia dalam bentuk elektronik juga misalnya book, e-journal dan lain sebagainya. Semua koleksi tersebut dapat digunakan oleh

(62)

2.1.1.1 Bahan Tercetak

Menurut Nelwaty (2002, 15) yang dimaksud dengan bahan tercetak adalah terbitan yang merupakan satu kesatuan yang paling umum terdapat dalam koleksi perpustakaan. Jadi koleksi tercetak umumnya berupa buku yang terbuat dari bahan kertas sebagai media rekam informasi yang setiap babnya merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan pokok bahasannya.

Yusuf (2010, 146-148) menyatakan untuk lebih memudahkan mencari, mengenali, menelusuri, dan menemukan informasi, berikut diuraikan jenis-jenis koleksi tercetak yang terdapat di perpustakaan yaitu:

1. Buku Fiksi

Buku-buku fiksi adalah jenis buku yang ditulis bukan berdasarkan fakta atau kenyataan. Buku fiksi ditulis atas dasar kehendak dan khayalan pengarangnya saja. Buku-buku fiksi ini biasanya disajikan dalam bentuk cerita, baik pendek maupun lengkap. Nama lain untuk buku-buku fiksi ini sering dikaitkan dengan novel, roman.

2. Buku Non Fiksi

(63)

Di dunia perpustakaan, Yusuf (2010, 150) menyatakan buku-buku yang tergolong dalam jenis non fiksi ini biasa dikelompokkan kedalam dua kelompok besar yaitu:

1. Buku teks

Buku teks adalah buku yang membahas suatu bidang ilmu tertentu yang ditulis dengan tujuan untuk memudahkan pencapaian proses belajar dan mengajar antara murid dan guru termasuk juga antara mahasiswa dan dosen.

2. Buku referensi

Buku referensi adalah buku yang isi maupun penyajiannya bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersifat spesifik atau khusus).

Menurut Yusuf (2010,150-184) Jenis-Jenis buku referensi terdiri dari: a. Kamus

adalah daftar alfabetis kata-kata yang disertai dengan arti, lafal, contoh penggunaanya dalam kalimat, dan keterangan lain yang berkaitan dengan kata tersebut. Kamus memuat bermacam informasi tentang kata dengan segala aspeknya yang disusun secara alfabetis.

b. Ensiklopedia

adalah daftar istilah-istilah ilmu pengetahuan dengan tambahan keterangan ringkas tentang arti dari istilah-istilah tadi.

c. Buku Tahunan (yearbook)

adalah buku yang memuat peristiwa-peristiwa selama setahun terakhir (yang telah lewat). Tujuan buku tahunan ini adalah untuk merekam segala kegiatan tahunan berdasarkan negara, subjek, atau bidang khusus.

d. Buku Pedoman

adalah buku yang memuat fakta atau peristiwa bahkan proses kegiatan secara terperinci dari suatu bidang tertentu.

e. Direktori

adalah buku yang berisi tentang keterangan mengenai orang, organisasi, dan keanggotaannya, alamat kantor, serta data tentang organisasi setempat.

f. Almanak

(64)

adalah daftar buku-buku (juga termasuk media lainnya) yang ada di suatu tempat. Disusun berdasarkan urutan abjad nama pengarang, judul, subjek, atau keterangan lain tentang buku.

h. Katalog

adalah data yang menggambarkan bentuk fisik buku. Katalog memuat semua informasi tentang buku.

i. Indeks

adalah daftar istilah yang disusun berdasarkan urutan abjad atau dengan susunan tertentu yang disertai dengan keterangan yang menunjukan istilah tadi berada.

j. Abstrak

adalah uraian yang dipadatkan dari suatu karangan atau artikel yang biasanya bersifat ilmiah. Dengan membaca abstrak, orang telah tahu hasil atau isi dari karya aslinya.

k. Laporan Hasil Penelitian

Laporan hasil penelitian disebut juga dengan karya ilmiah yang didasarkan pengalaman empiris. Jenis karya ini biasanya merupakan hasil dari studi ilmiah yang dilakukan oleh kalangan ilmuwan, peneliti, dosen, mahasiswa S-1, S-2, maupun S-3.

l. Terbitan Berkala

adalah bentuk publikasi yang pada umumnya memuat berbagai tulisan atau artikel, baik yang umum maupun yang khusus dari beberapa pengarang berupa berita atau keterangan lain yang dianggap penting. m. Terbitan Pemerintah

adalah karya yang dicetak dan diterbitkan atas biaya dan kewenangan pemerintah atau badan-badan pemerintah.

2.1.1.2 Bahan Elektronik

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Jumlah Sampel Penelitian
Tabel 3.3 Kisi-kisi Variabel Penelitian
Tabel 4.1 Frekuensi Pemanfaatan Bahan Tercetak (Buku) dalam Satu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Munthasir : Pemanfaatan Jurnal Elektronik Oleh Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis llmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera Utara Di Perpustakaan USU, 2005... Munthasir

Sedangkan data untuk jurnal elektronik dapat diketahui bahwa responden menyatakan artikel jurnal elektronik di Perpustakaan USU cabang Kedokteran sesuai dengan kebutuhan

Data hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memanfaatkan jurnal tercetak sebanyak 55 orang dengan persentase 65,4% menyatakan kadang-kadang memanfaatkan

Dari pendapat di atas, dapat diketahui bahwa jurnal tercetak merupakan terbitan berkala yang isinya bersifat informasi ilmiah mengenai penemuan suatu karya mutakhir dalam kajian

Dari pendapat di atas, dapat diketahui bahwa jurnal tercetak merupakan terbitan berkala yang isinya bersifat informasi ilmiah mengenai penemuan suatu karya mutakhir dalam kajian

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis kepada informan, tujuan pemanfaatan jurnal tercetak yaitu berbeda-beda seperti mencari bahan referensi untuk memenuhi

kuesioner berikut ini untuk pelaksanaan penelitian tentang “ Perbandingan Pemanfaatan Sumber Daya Informasi oleh Pengguna Digital Native dan Digital Immigrants pada

Perbandingan Pemanfaatan Sumber Daya Informasi Oleh Pengguna Digital Native dan Digital Immigrants pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.. Penelitian ini bertujuan